• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

5. Struktur Organisasi Pengurus Pondok Pesantren Nurul Asna

Setiap lembaga pasti memiliki struktur organisasi, karena sangat penting dan dibutuhkan agar keterlibatan dan kerapian organisasi dapat terkoordinasi dengan baik.

Adapun struktur organisasi Pondok Pesantren Nurul Asna tahun 2015/2016 adalah sebagai nerikut:

a. Pengasuh : Drs. H. Nasafi, M.Ag

Pembina : Nur Kholis

Ketua : Laili Safa‟ah

Wakil Ketua : Desi Nur Baiti Sekretaris : 1. Khikmatul Latifah

2. Desia Arumsari Bendahara : 1. Ira Nurussofa

2. Setyaning surya utami Sie. Keamanan : 1. Rizka Dewi

2. Umi Fathimah Sie. Kebersihan : 1. Lailatul Asfufah

2. Vivi Wulandari 3. Ulfatun Nikmah Sie. Humas : 1. Fitri Nur Chasanah

2. Asri Nariswari Hanjayani Sie. Kesehatan : 1. Arifatul Azizah

6. Program Pengajaran Pondok Pesantren Nurul Asna

Program pendidikan yang diterapkan di Pondok Pesantren Nurul Asna adalah sebagai berikut:

a. Pendidikan Pondok

Seperti halnya pondok pesantren yang lain, Pondok Pesantren Nurul Asna melaksanakan kegiatan belajar mengajar dari berbagai ilmu, akan tetapi waktunya sangat terbatas sekali, kegiatan belajar mengajar dilaksanakan ba‟da maghrib, ba‟da isya‟ dan ba‟da subuh saja, karena disiang hari kebanyakan dari santri melakukan kegiatan perkuliahan atau sekolah karena mereka juga belajar didalamnya.

1) Kegiatan Santri a.Harian

Tabel 3.6 Kegiatan Santri Harian

No Waktu Kegiatan

1. Subuh Shalat Subuh

2. Ba‟da Subuh -Pengajian Tafsir Jalalain -Pengajian Bulughul Marom -Pengajian Jawahirul Bukhori 3. 06.00 WIB Piket Sesuai Jadwal

4. Siang-Asyar Kegiatan Luar

6. Ba‟da Jama‟ah Maghrib Sorogan Al-Qur‟an 7. 20.00 WIB Pengajian Kitab-kitab

Bandongan

8. 21.30 WIB Istirahat

Sumber: Pondok Pesantren Nurul Asna

b) Mingguan

Tabel 3.6 Kegiatan Santri Mingguan

No Waktu Kegiatan

1. Malam Jum‟at Ba‟da Maghrib-20.30 WIB

- Kegiatan Tahlilan - Kegiatan membaca

Sholawat Nabi (al-barjanji) - Kegiatan Muhadoroh Dialog dan Musyawarah bersama.

2. Jum‟at Menguras MCK Sumber: Pondok Pesantren Nurul Asna

c) Bulanan

Tabel 3.6 Kegiatan Santri Bulanan

No Waktu Kegiatan

(Kondisional)

Sumber: Pondok Pesantren Nurul Asna

d) Tahunan

Tabel 3.6 Kegiatan Santri Tahunan

No Waktu Kegiatan

1. Ramadhan Pembelajaran kitab kuning pada bulan ramadhan (kilatan)

2. Sya‟ban Pengajian haflah akhirussanah

3. Muharram Mujahadah akbar

Sumber: Pondok Pesantren Nurul Asna

e) ekstra kurikuler

Kegiatan ekstra kurikuler merupakan kegiatan yang dilaksanakan di luar jam yang diadakan oleh pondok pesantren dalam rangka mengembangkan bakat, minat, dan potensi santri. Pondok pesantren memasukkan ketrampilan hidup dan pengembangan diri seperti olahraga, seni, da‟wah, wirausaha, pertanian, peternakan, komputer, dan lain sebagainya.

7. Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Nurul Asna

Dalam upaya untuk menunjang pendidikan di pondok pesantren Nurul Asna, diperlukan sarana dan prasarana yang memadai serta pemanfaatan secara optimal. Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki oleh pondok pesantren Nurul Asna antara lain:

Tabel 3.7 Sarana dan Prasarana

No Nama Barang Banyaknya

1. Asrama Putra 10 2. Asrama Putri 20 3. Dapur 2 4. Kompor Gas 8 5. Komputer 2 6. Aula 1 7. Meja Santri 4 8. Meja Ustadz 2 9. Perpustakaan 1

10. Kamar Mandi Putra 3 11. Kamar Mandi Putri 7

12. Sound System 2

14. Papan Tulis 2

15. Televisi 2

Sumber: Pondok Pesantren Nurul Asna

B.Penerapan shalat tahajud dan peranannya dalam kesehatan mental santri putri pondok pesantren Nurul Asna.

1. Makna shalat tahajud menurut para santri putri pondok pesantren Nurul Asna. Berdasarkan hasil penelitian mengenai shalat tahajud di pondok pesantren dapat dilihat dari wawancara berikut:

Shalat tahajud yaitu shalat yang dilaksanakan setelah tidur pada malam hari. Bila dilaksanakan akan mendapat pahala dan shalat ini dilakukan ketika mempunyai hajat” (wawancara dengan AA tanggal 01 oktober 2015 di kamar santri putri).

Sumber lain menyebutkan:

Shalat tahajud adalah shalat yang dilakukan pada malam hari untuk meminta pertolongan kepada Allah, agar kita lebih dekat lagi dengan Allah dan dimudahkan segala urusan kita” (wawancara dengan NU tanggal 01 oktober 2015 di halaman pondok pesantren).

Shalat tahajud adalah shalat malam yang dilakukan karena mempunyai sesuatu hajat, yang dilaksanakan pada malam hari diutamakan 1/3 malam. Karena seseorang yang rutin melaksanakan shalat tahajud pada jam tersebut Allah akan mengabulkan doa-doa kita” (hasil wawancara dengan DT tanggal 01 oktober 2015 di depan kamar santri putri).

Dari hasil wawancara diatas maka dapat diketahui pentingnya shala tahajud dan makna dari shalat tahajud itu sendiri yang sudah diketahui banyak orang terutama dikalangan pondok pesantren.

2. Pelaksanaan shalat tahajud santri putri di pondok pesantren Nurul Asna.

Mengenai pelaksanaan shalat tahajud di pondok pesantren dapat dilihat dari hasil wawancara sebagai berikut:

Tidak semua santri rutin melaksanakan shalat tahajud karena shalat tahajud adalah sunah dan dilaksanakan ketika mempunyai hajat saja, padahal hikmah dari shalat tahajud itu sangat luar biasa jika dilaksanakan dengan ikhlas dan rutin” (hasil wawancara dengan santri putri bernama DT tanggal 01 oktober 2015 di depan kamar santri putri). “Shalat tahajud itu tidak wajib jadi tidak ada paksaan dan tekanan supaya santri putri mau melaksanakan shalat sunah ini, karena dalam program di pondok tidak mengharuskan. kebanyakan dari santri melaksanakan shalat tahajud pada saat-saat tertentu” (wawancara dengan santri putri yang menjadi pengurus di pondok putri LS tanggal 03 oktober 2015 di halaman pondok).

3. Pengetahuan santri putri mengenai penjelasan dari kesehatan mental yang mereka ketahui.

Hasil wawancara mengenai pengertian kesehatan mental adalah sebagai berikut:

Kesehatan mental adalah sehat jiwa dan mentalnya, bisa membangun bakat dan kemampuannya. Mampu menghadapi segala masalah dengan sabar dan cara yang baik-baik” (hasil wawancara dengan santri putri bernama AA tanggal 01 oktober 2015 di kamar santri putri).

Kesehatan mental yaitu seseorang yang sehat secara rohani dan jasmani, sehat akal pikiran, perbuatan maupun perkatannya. Seseorang dikatakan sehat mentalnya apabila pikirannya sehat” (wawancara dengan AM tanggal 01 oktober 2015 di kamar santri putri).

Sumber lain menyebutkan:

Kesehatan mental adalah orang yang mampu menghadapi persoalan dengan tenang berfikir secara rasional, tidak labil, bisa berinteraksi

dengan baik, berani melakukan hal-hal yang baru” (wawancara dengan ANH tanggal 04 oktober 2015 di halaman pondok penatren).

Dari wawancara tersebut maka dapat diketahui bahwa kesehatan mental sangat berarti dan harus benar-benar diperhatikan. Para santri adalah mahasiswa di IAIN salatiga yang sebagian besar sudah paham pengertian dari kesehatan mental sehingga bisa menerapkan dan membentuk kesehatan mental yang baik. 4. Peranan shalat tahajud dalam kesehatan mental santri putri pondok pesantren

Nurul Asna Salatiga.

Menurut hasil wawancara mengenai peranan shalat tahajud dalam kesehatan mental adalah sebagai berikut:

Pastinya jika kita rutin melaksanakan shalat tahajud hati akan terasa tenang, menjalani apaun tidak tergesa-gesa. Secara kasat mata efeknya berpengaruh pada kesehatan mental yang bisa menjadi kuat dan mampumenghadapi kehidupan yang berlika liku” (wawancara dengan AM tanggal 01 oktober 2015 di kamar santri putri).

Peranan yang terjadi setelah melaksanakan shalat tahajud yang berpengaruh pada kesehatan mental yaitu bisa berfikir lebih matang, hati menjadi tenang, tertantang untuk selalu belajar. Melakukan apapun tidak tergesa-gesa, lebih ikhlas dan sabar” (hasil wawancara dengan AN tanggal 04 oktober 2015 di kamar santri putri).

Sumber lain menjelaskan:

Peranannya sangat luar biasa terutama bagi yang rutin sholat tahajud, dengan kita mendekatkan diri kepada Allah hati pasti terasa tenang, damai, berfikir lebih mudah. Menyehatkan badan, jiwa, pikiran, dan menguatkan perasaan yang lemah” (wawancara dengan santri bernama ANH tanggal 04 oktober 2015di halaman pondok pesantren).

Dari wawancara tersebut maka dapat diketahui bahwa peranan shalat tahajud terhadap kesehatan mental sangat berpengaruh besar. Shalat tahajud

dapat membuat perubahan besar di luar dan dalam tubuh seseorang apabila dilakukan dengan sungguh-sungguh dan ikhlas. Sesorang yang mendekatkan diri dengan shalat tahajud akan merasa terjaga kesehatan mentalnya sehingga merasa mentalnya lebih kuat dan sabar menghadapi apapun.

C.Faktor-faktor yang Mendukung Santri Putri Melaksanakan Shalat Tahajud dan Terbentuknya Kesehatan Mental di Pondok Pesantren Nurul Asna. 1. Faktor pendukung santri putri melaksanakan shalat tahajud di pondok pesantren

Nurul Asna.

Berdasarkan hasil penelitian mengenai faktor pendukung santri putri melaksanakan shalat tahajud di pondok pesantren dapat dilihat dari wawancara berikut:

Faktor yang pertama adalah karena sudah terbiasa dari keluarga

sering shalat tahajud berjama’ah, kedua ingin dekat dengan Allah dan

apa yang jadi keingenan kita bisa dikabulkan oleh Allah, ketiga menjadi anak yang sholehah dan bisa menjadi anak yang terbaik untuk kedua orang tua” (hasil wawancara dengan santri putri bernama DT tanggal 01 oktober 2015 di depan kamar santri putri).

Faktor yang mendorong untuk melaksanakan shalat tahajud yaitu terbangun pada malam hari, agar Allah memudahkan segala urusan di dunia dan akhirat, ketika merasa bingung, gelisah dan dalam keadaan sulit, meminta kepada Allah agar selalu melindungi jiwa ini dari bahaya” (wawancara dengan LA tanggal 03 oktober 2015 di kamar santri putri).

Sumber lain menyebutkan:

Faktor pendukung untuk melaksanakan shalat tahajud yaitu saya percaya akan janji Allah kepada setiap hambanya, karena banyaknya ujian-ujian yang datang, karena ada tugas banyak yang mana kita hanya bisa menggantungkan diri kepada Allah saja” (wawancara dengan AN tanggal 04 oktober 2015 di kamar santri putri).

Dari wawancara tersebut dapat disimpulkan faktor pendukung santri putri melaksanakan shalat tahajud yaitu bersumber dari dalam diri masing-masing seperti mempunyai keinginan besar yang ingin ia capai, ingin selalu dilindungi oleh Allah, diberi keselamat dunia dan akhirat.

2. Faktor pendukung terbentuknya kesehatan mental di pondok pesantren Nurul Asna Salatiga.

Berdasarkan hasil penelitian mengenai faktor pendukung terbentuknya kesehatan mental dapat dilihat dari wawancara berikut:

Cara membentuk kesehatan mental yang baik yaitu dengan melaksanakan shalat tahajud, selalu khusnudzon kepada siapapun terutama kepada Allah, selalu berbuat baik kepada sesama maka pengaruhnya kita tidak mempunyai musuh sehingga tidak ada rasa cemas dan kedengkian kepada siapapun” (hasil wawancara dengan AM tanggal 01 oktober 2015 di kamar santri putri).

Adapun cara untuk membentuk kesehatan mental yaitu dengan shalat tahajud supaya lebih dekat dengan Allah, banyak berdzikir, memperbanyak shalat-shalat sunah lainnya” (wawancara dengan AA tanggal 01 0ktober 2015 di kamar pondok pesantren).

Sumber lain menjelaskan:

Cara membentuk kesehatan mental yang pertama dengan cara lebih mendekatkan diri kepada Allah, memperbanyak ibadah seperti puasa, shalat dan berbuat baik kepada siapapun. Dengan menjalankan shalat tahajud dapat membangun pemikiran yang positif, dapat membangun jiwa dan mental yang kuat” (wawancara dengan LS tanggal 01 oktober 2015 di halaman pondok pesantren).

Dari wawancara diatas dapat disimpulkan faktor atau cara membentuk kesehatan mental santri putri dipondok pesantren yaitu dengan banyak beribadah kepada Allah, menjalankan shalat-shalat sunah, berbuat dan

berprasangka baik terhadap siapapun dengan cara tersebut kesehatan mental akan tumbuh baik dan selalu terjaga.

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Peranan Shalat Tahajud dalam Kesehatan Mental Santri Putri Pondok Pesantren Nurul Asna Salatiga.

Kesehatan mental adalah kemampuan seseorang untuk dapat menyesuaikan diri sesuai tuntunan kenyataan di sekitarnya. Jika mental sehat dicapai, maka individu memiliki penyesuaian dan identifikasi positif terhadap orang lain. Dalam hal ini individu belajar menerima tanggungjawab menjadi mandiri dan mencapai integrasi tingkah laku, maka dapat dipahami bahwa orang yang sehat mentalnya yaitu terwujudnya keharmonisan dalam fungsi mental yang ada ditubuh serta tercapainya kemampuan untuk menghadapi permasalahan sehari-hari, sehingga merasakan kebahagiaan dan kepuasan dalam dirinya.

Kesehatan mental yang baik memiliki indikator yang dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Perasaan senang yang ada di dalam diri sendiri

Seseorang bisa merasa senang bila di dalam dirinya terhindar dari masalah dan gangguan mental, sesungguhnya perasaan senang tidak tergantung dari faktor-faktor luar akan tetapi lebih tergantung kepada cara dan sikap dalam menghadapi kenyataan hidup. Orang yang sehat mentalnya tidak

akan mudah merasa putus asa karena ia dapat menghadapi semua rintangan atau kegagalan dalam hidup dengan tenang dan wajar.

Perasaan senang menunjukkan bahwa mental di dalam dirinya sehat, ketika mengalami rasa sedih, emosi, takut dan kekecewaan orang tersebut dapat mengontrol dan kuat melewati kondisi seperti itu maka di dalam dirinya akan tercipta rasa senang.

2. Adanya rasa nyaman terhadap kehadiran seseorang

Seseorang yang sehat mentalnya dapat menerima perbedaan dalam kehidupannya, baik dimasyrakat maupun lingkungan dimana ia tinggal. Rasa nyaman itu tidak hanya dinilai dari rasa suka dan cinta terhadap orang lain, melainkan merasa dihargai, diterima dan mampu memberikan tempat untuk berbagi dalam senang maupun susah.

Hadirnya seseorang yang bisa memberikan kenyamanan secara baik akan mampu memotivasi dan menguatkan orang untuk menjadi lebih baik. Dalam diri tumbuh rasa peduli dan simpatik terhadap sesama, disitulah seseorang kan mampu berkomunikasi baik dan lebih terbuka.

3. Pengendalian pikiran dan tingkah laku

Berbagai permasalahan yang sering muncul dalam kehidupan ini banyak diakibatkan oleh ketidakmampuan seseorang dalam mengendalikan diri. Orang yang sehat mentalnya akan dapat menunda untuk pemuasan kebutuhannya dan dapat mengendalikan diri dari keinginan-keinginan yang

menyebabkan hal-hal yang merugikan. Pengendalian pikiran dan tingkah laku lebih menekankan pada pilihan tindakan yang kan memberikan manfaat dan keuntungan yang lenih luas, tidak melakukan perbuatan yang merugikan dirinya.

Perbuatan orang yang cepat tanggap dan bersungguh-sungguh dalam mengendalikan tingkah laku dan pemikirannya, pengendalian itu perlu dipelihara dan di arahkan ke arah yang positif, karena sikap mental manusia sangat menentukan pemikiran dan tingkah laku yang baik atau tidaknya seseorang. Pengendalian secara efektif sebagai suatu kecakapan membaca situasi diri dan lingkungannya serta kemampuan mengelola faktor pikiran dan tingkah laku sesuai dengan situsai dan kondisi itu merupakan salah satu tanda kepribadian yang sehat dan baik mentalnya.

4. Perasaan dan emosi yang positif dan sehat

Perasaan-perasaan diterima, merasa dicintai, aman dan berharga dapat memberi sumbangan pada kestabilan mental dan tanda kesehatan mental yang baik. Perasaan dan emosi yang positif akan menumbuhkan rasa kasih sayang dan keikhlasan dalam diri maka semua tujuan yang ingin dicapai dapat menjadi bagian yang menyatu dengan kehidupan kita secara otomatis. Kita dianjurkan untuk selalu berperasaan positif atas segala sesuatu yang sedang dan akan kita hadapi dalam hidup ini. Pikiran dan perasaan yang positif sangat

erat hubungannya, kekuatan atau kelemahan tubuh kita sebenarnya dipengaruhi oleh perasaan yang dirasakan dan apa yang telah kita lakukan.

Perasaan dan emosi layaknya sebuah program yang Allah tanamkan dalam otak dan hati kita untuk bisa merasakan segala macam dan bentuk anugrah yang ada di alam semesta ini. Perasaan dan emosi bekerja untuk menentukan jalan hidup masing-masing individu.

5. Ketenangan dan kedamaian pikiran

Pikiran seperti sebuah ruangan yang selalu penuh dengan segala macam barang, tidak ada ruangan bebas dan ketika dikosongkan akan membuat ketenangan pada pikiran. Kesehatan mental yang baik akan menunjukkan ketenangan dan kedamaian pikiran, dengan berdoa dan melaksanakan ibadah pikiran akan mendapatkan kemampuan untuk mengontrol seluruh kegiatan yang dilakukan.

Cara menenangkan pikiran dapat dilakukan dengan melakukan hal-hal yang disukai sendirian, curhat dengan orang yang dekat dengan kita, olahraga, lakukan komunikasi dengan orang yang sekiranya bisa membantu menyelesaikan masalah yang sedang dialami, rajin beribadah. kedamaian pikiran adalah cara dimana kita tidak melekat pada masalah yang kita hadapi, sehingga kita akan menemukan kejernihan didalam diri dengan mudah dapat melihat solusi dari permasalahan yang dihadapi dengan hati yang tenang dan pikiran yang terbuka.

Kedamaian pikiran dimulai dengan berpikir apa yang telah dimiliki sekarang, dengan rasa syukur akan membuat pikiran tenang dan damai.

Shalat tahajud merupakan shalat sunah yang dilaksanakan setelah tidur pada malam hari, dilakukan dengan penuh keimanan dan keistiqomahan dengan mengharap ridho dari Allah. Shalat ini sangat dianjurkan untuk dilaksanakan maka shalat tahajud bisa membuat perubahan besar dan bermanfaat bagi kesehatan jiwa dan mental seseorang.

Peranan shalat tahajud dalam kesehatan mental, bagi orang Islam menyakini dengan sepenuh hati bahwa kenyamanan dan ketentraman dalam hidup hanya bisa diraih jika ber-Dzikrullah, mengingat Allah, salah satu dzikrullah yang dilakukan yaitu dengan melakukan shalat, baik shalat wajib maupun sunnah (rawatib, tahajud, dhuha dan lain-lain). shalat tahajud yang dilakukan dengan cara rutin (istiqomah) dan dilakukan dengan penuh keikhlasan serta kekhusu‟an akan memberikan ketentraman dan ketenangan pada mental. Shalat tahajud yang dilakukan dengan tepat, dilakukan secara berkelanjutan, khusyuk dan ikhlas dapat menumbuhkan semangat dan motifasi positif serta dapat memperbaiki mekanisme tubuh yang berubah ketika menghadapi tekanan.

Kondisi tubuh seseorang yang rajin bertahajud secara ikhlas dan rasa kecintaanya terhadap Allah memiliki ketahanan tubuh yang kuat dan kemampuan individual untuk menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi dengan stabil. Shalat tahajud selain mengandung nilai ibadah ternyata sangat berpengaruh besar

pada keshatan mental maupun jiwa seseorang yang mana telah dibuktikan oleh para medis dan psikolog yang mampu menyembuhkan dan mencegah terjadinya gangguan pada mental.

B. Faktor-faktor Pendukung Aktivitas Shalat Tahajud yang Berperan dalam Kesehatan Mental di Pondok Pesantren Nurul Asna.

1. Faktor pendukung aktivitas shalat tahajud santri putri pondok pesantren Nurul Asna.

Sesungguhnya melakukan shalat Tahajjud dan mengekang dorongan hawa nafsu dan syaitan, adalah sesuatu yang teramat berat dan sulit kecuali bagi orang yang dimudahkan dan ditolong oleh Allah. Ada beberapa faktor yang bisa membantu dan memotivasi seseorang untuk melakukan shalat tahajud serta memudahkannya dengan izin Allah. Kita tidak melakukan perbuatan dosa di siang hari dan di malam hari, karena hal itu bisa membuat hati keras dan menghalangi seseorang dari curahan rahmat.

Shalat tahajud dilakukan pada malam hari dimana suasananya mendukung kita untuk bisa lebih khusyuk dan tenang menghadap Allah, sebelum aktivitas shalat tahajud diterapkan sebaiknya seseorang harus memulai hari dengan awal yang baik karena disitu akan memberikan dampak yang baik pula terhadap aktivitas selanjutnya, rasa malas yang biasa hinggap

meliliti perasaan kita dengan sendirinya menjadi pudar dan kita menjalani shalat tahajudpun dengan penuh semangat. Aktivitas shalat tahajud bertujuan untuk menghadap sang pencipta agar diberi ketenangan hati, menguatkan mental seseorang, terhindar dari berbagai penyakit, penanggulangan stres, meningkatkan respon ketahanan tubuh dan menumbuhkan persepsi dan motivasi positif.

Membersihkan hati dari sifat dengki terhadap kaum muslimin, dari perbuatan bid'ah dan dari keinginan duniawi yang berlebihan. Sebab orang yang mencurahkan sepenuh pikirannya untuk urusan duniawi tidak akan mudah melakukan shalat tahajud. Kalau pun ia melakukannya, dalam shalatnya yang dipikirkan hanyalah urusan duniawi dan yang terbayang dalam pikiranya hanyalah bisikan-bisikan dunia tersebut.

Faktor yang paling mulia yaitu mencintai Allah dan keyakinan yang kuat, bahwa dalam shalat tahajud dia tidak mengucapkan satu huruf pun melainkan ia tengah bermunajat kepada Rabb-nya dan menyaksikan-Nya, disertai dengan kesaksiannya terhadap apa yang terlintas di hatinya. Bisikan yang ada di dalam hatinya yang datang dari Allah itu adalah pembicaraannya dengan-Nya. Bila ia telah mencintai Allah, pasti ia ingin berduaan bersama-Nya dan menikmati munajat dengan-bersama-Nya, sehingga hal itu mendorongnya untuk berlama-lama dalam shalat.

Sedangkan faktor pendukung yang diungkapkan oleh DT tentang pelaksanakan shalat tahajud di pondok pesantren adalah sebagai berikut:

Faktor yang pertama adalah karena sudah terbiasa dari keluarga

sering shalat tahajud berjama’ah, kedua ingin dekat dengan Allah dan

apa yang jadi keingenan kita bisa dikabulkan oleh Allah, ketiga menjadi anak yang sholehah dan bisa menjadi anak yang terbaik untuk kedua orang tua” (Wawancara 01 Oktober 2015 di depan kamar santri putri).

Sedangkan faktor pendukung menurut pengurus santri putri LA Pondok Pesantren Nurul Asna pelaksanakan shalat tahajud di Pondok Pesantren adalah sebagai berikut:

“Sebenarnya faktor-faktor yang mendukung santri melaksanakan shalat tahajud bermacam-macam, salah satunya yaitu ingin menjalankan sunah yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad, mencari ketenangan hati, kesehatan mental, dan lebih mendekatkan

diri kepada Allah SWT” (Wawancara 03 Oktober 2015 di kamar santri putri).

Jadi dari setiap santri putri faktor yang mendukung pelaksanaan shalat tahajud di pondok pesantren hampir sama yang telah disebutkan sebelumnya. Mereka memiliki tujuan yang sama hanya pelaksanaannya tidak dilakukan secara bersamaan, shalat tahajud boleh dilaksanakan berdasarkan keinginan dan kemampuan santri.

2. Faktor pendukung kesehatan mental santri putri di pondok pesantren Nurul Asna.

Kesehatan mental adalah pola-pola yang berisi pola negatif dan pola positif. Pola positif adalah kesehatan mental dimana indvidu memiliki

kemampuan dalam penyesuaian terhadap diri sendiri dan lingkungan sosial dan pola negatif adalah kesehatan mental yang dimiliki individu karena

Dokumen terkait