• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN SHALAT TAHAJUD DALAM KESEHATAN MENTAL SANTRI PUTRI PONDOK PESANTREN NURUL ASNA SALATIGA TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PERANAN SHALAT TAHAJUD DALAM KESEHATAN MENTAL SANTRI PUTRI PONDOK PESANTREN NURUL ASNA SALATIGA TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

PERANAN SHALAT TAHAJUD DALAM KESEHATAN

MENTAL SANTRI PUTRI PONDOK PESANTREN

NURUL ASNA SALATIGA

TAHUN 2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

FAKHRUNI NUR KARIMAH

NIM 11111170

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(2)
(3)

KEMENTERIAN AGAMA RI

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA Jl. TentaraPelajar 02 Phone (0298) 323706 Salatiga 50721 Website:www.iainsalatiga.ac.id Email: administrasi@iainsalatiga.ac.id

SKRIPSI

PERANAN SHALAT TAHAJUD DALAM KESEHATAN MENTAL SANTRI PUTRI PONDOK PESANTREN NURUL ASNA SALATIGA TAHUN 2015

DISUSUN OLEH

FAKHRUNI NUR KARIMAH NIM : 111 11 170

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 27 januari 2016 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam.

Susunan Panitia Penguji

Ketua Penguji : Dr. Budiyono Saputro, M.Pd __________________

Sekretaris Penguji : Drs. Ahmad Sultoni, M.Pd __________________

Penguji I : Rovi‟in, M.Ag __________________

Penguji II : Wahidin, S.PdI., M.Pd __________________

Salatiga, 27 Januari 2016 Dekan

FTIK IAIN Salatiga

Suwardi, M.Pd.

(4)

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Fakhruni Nur Karimah

NIM : 11111170

Fakultas : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Salatiga, 12 Januari 2016

Yang menyatakan,

(5)

MOTTO

“ Gunakanlah waktu untuk berdoa dan bersujud kepada

Allah, karena itu adalah sumber kesehatan dan

(6)

PERSEMBAHAN

Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini saya persembahkan untuk:

1. Kedua orang tua tercinta yaitu bapak Kasran dan ibu Eny Sripurwati, yang

senantiasa selalu mencurahkan kasih sayang, mendidik dan membimbingku, dan

do‟a restunya yang tak pernah putus serta nasihat- nasihatnya yang selalu

kurindukan.

2. Keempat adikku tercinta Sabrina Hanifah, Ahmad Zikri Ikhsani, Al Mujahidatul

Adilah dan Jundi Izharul Azzam yang senantiasa selalu membuatku semangat

dalam belajar dan membuatku lebih bertanggungjawab dalam segala hal.

3. Suami dan anakku tercinta Bayu Fajar Haryanto, Ahmad Rizqi Baihaqi yang tak

henti-hentinya memberi semangat dan bimbingan kepadaku.

4. Kepada beliau Bapak Drs. Ahmad Shultoni, M.Pd. selaku pembimbing skripsi

yang senantiasa selalu mengarahkan dan membimbingku dengan penuh

ketulusan dan kesabaran.

5. Dan untuk semua teman angkatan 2011 khususnya sahabatku Isnayni

Rachmawati, Ani Rochmani Galuh R dan Usriya Hidayati yang selalu ada saat

aku sedih maupun bahagia.

(7)

KATA PENGANTAR

Asslamu’alaikum Wr. Wb

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT. atas segala

limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat diberikan kemudahan

dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada

Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan para pengikut setianya.

Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna untuk memperoleh gelar

kesarjanaan dalam Ilmu Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan (FTIK).

3. Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

(PAI).

4. Bapak Drs. Ahmad Sultoni M.Pd. sebagai dosen pembimbing skripsi yang

telah dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta

pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk

(8)

5. Dra. Sri Suparwi, M.A. selaku pembimbing akademik.

6. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak

membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Santri putri pondok pesantren Nurul Asna Salatiga yang telah memberikan

izin serta membantu penulis dalam melakukan penelitian di pondok

tersebut.

8. Bapak dan ibu serta saudara-sadaraku, serta keluarga besarku yang telah

mendoakan dan membantu dalam bentuk materi untuk membiayai penulis

dalam menyelesaikan studi di IAIN Salatiga dengan penuh kasih sayang

dan kesabaran.

Harapan penulis, semoga amal baik dari beliau mendapatkan balasan yang

setimpal dan mendapatkan ridho Allah SWT.

Akhirnya dengan tulisan ini semoga bisa bermanfaat bagi penulis khususnya

dan para pembaca umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Salatiga, 12 Januari 2016

Penulis

FAKHRUNI NUR KARIMAH

(9)

ABSTRAK

Nur Karimah, Fakhruni. 2016. Peranan Shalat Tahajud Dalam Kesehatan Mental Santri Putri Pondok Pesantren Nurul Asna Salatiga Tahun 2015/2016. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK). Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dosen Pembimbing: Drs. Ahmad Sultoni M.Pd.

Kata kunci: Peranan Shalat Tahajud dan Kesehatan Mental.

Fokus penelitian ini adalah: Shalat tahajud merupakan shalat sunnah pelengkap bagi shalat fardhu, shalat tambahan yang berfungsi meningkatkan pendekatan dan kedekatan kita kepada Allah. Memelihara shalat tahajud dapat membuka pintu rizqi dan pertolongan dari Allah yang telah ditetapkan kepada hambanya. Selain melaksanakan ibadah shalat wajib sebagian santri putri ada yang melaksanakan shalat tahajud karena sudah diajarkan dari keluarga, para santri menganggap shalat tahajud merupakan doa yang dikhususkan untuk meminta sesuatu yang dibutuhkan dan jug sebagai sarana membangun komunikasi dengan Allah. Bagaimana peranan shalat tahajud dalam kesehatan mental santri putri di Pondok Pesantren Nurul Asna Salatiga? Faktor-faktor apakah yang mendukung aktivitas shalat tahajud yang berperan dalam kesehatan mental?.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data dengan observasi, wawancara, dokumentasi, analisis data melalui reduksi data, penyajian data, kesimpulan dan verifikasi, pengecekan keabsahan data ada tiga amacam yaitu kepercayaan, ketergantungan, kepastian, tahap-tahap penelitian.

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ……… i

LEMBAR BERLOGO ……… ii

HALAMAN NOTA PEMBIMBING………. iii

PENGESAHAN KELULUSAN………. iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN……….. v

MOTTO……… vi

PERSEMBAHAN………... vii

KATA PENGANTAR……….... viii

ABSTRAK………... x

DAFTAR ISI……… xi

DAFTAR TABEL………... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……….. 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian... 7

D. Manfaat Penelitian... 7

E. Penegasan Istilah ... 7

(11)

G. Sistematika Penulisan ... 19

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Shalat Tahajud 1. Pengertian Shalat Tahajut ... 21

2. Waktu Pelaksanaan dan Bilangan Rakaat Shalat Tahajud ... 21

3. Keutamaan Shalat Tahajud ... 22

4. Manfaat Shalat Tahajud ... 25

5. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat Shalat Tahajud ... 28

B. Kesehatan Mental 1. Pengertian kesehatan mental ... 33

2. Ciri-ciri Kesehatan Mental Secara Umum ... 34

3. Tanda-Tanda Kesehatan Mental Menurut Islam ... 36

4. Faktor-faktor yang Berperan dalam Kesehatan Mental... 38

C. Hubungan Shalat Tahajud dengan Kesehatan Mental... 45

BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Sejarah Singkat Berdirinya Pondok Pesantren Nurul Asna... 48

2. Letak Geografis Pondok Pesantren Nurul Asna... 49

3. Profil Pondok Pesantren Nurul Asna... 50

4. Keadaan Ustadz Ustadzah dan Santri... 50

(12)

6. Program Pengajaran Pondok Pesantren Nurul Asna... 53

7. Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Nurul Asna... 56

B. Penerapan Shalat Tahajud dan Peranannya dalam Kesehatan Mental

Santri Putri Pondok Pesantren Nurul Asna

1. Makna Shalat Tahajud Menurut Para Santri Putri Pondok Pesantren

Nurul Asna... 57

2. Pelaksanaan Shalat Tahajud Santri Putri di Pondok Pesantren Nurul

Asna... 58

3. Pengetahuan Santri Putri Mengenai Penjelasan dari Kesehatan Mental

yang Mereka Ketahui ... 58

4. Peranan Shalat Tahajud dalam Kesehatan Mental Santri Putri Pondok

Pesantren Nurul Asna Salatiga ... 59

C. Faktor-faktor yang Mendukung Santri Putri Melaksanakan Shalat

Tahajud dan Terbentuknya Kesehatan Mental di Pondok Pesantren

Nurul Asna

1. Faktor Pendukung Santri Putri Melaksanakan Shalat Tahajud

di Pondok Pesantren Nurul Asna ... 60

2. Faktor Pendukung Terbentuknya Kesehatan Mental di Pondok

(13)

BAB IV ANALISIS DATA

A. Peranan Shalat Tahajud dalam Kesehatan Mental Santri Putri

Pondok Pesantren Nurul Asna Salatiga ... . 63

B. Faktor-faktor Pendukung Aktivitas Shalat Tahajud yang Berperan

dalam Kesehatan Mental di Pondok Pesantren Nurul Asna... 68

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 73

B. Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA

(14)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.4 Keadaan Ustadz dan Ustadzah ... 50

Tabel 3.4 Keadaan Santri Putra ... 51

Tabel 3.4 Kegiatan Santri Putri ... 52

Tabel 3.6 Kegiatan Santri Harian ... 54

Tabel 3.6 Kegiatan Santri Mingguan ... 54

Tabel 3.6 Kegiatan Santri Bulanan ... 55

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Kesehatan mental adalah sehat kondisi atau keadaan terhindarnya

seseorang dari gejala-gejala gangguan dan penyakit jiwa, seperti terhindarnya dari

rasa cemas, gelisah, malas, menggambarkan tingkah laku yang sehat. Dapat

memanfaatkan bakat dan potensi semaksimal mungkin serta mencapai ketenangan

jiwa dalam hidup (Daradjat, 1985:11-12).

Seseorang tidak akan bahagia apabila mentalnya terganggu dengan

banyaknya masalah yang datang silih berganti. Kesehatan umumnya dimengerti

sebagai hal yang bersifat fisik dan kurang memperhatikan hal-hal yang bersifat

mental karena hal-hal fisik lebih mudah diamati karena tampak dalam realita

kehidupan sehingga lebih mudah disadari oleh individu dibanding hal yang

bersifat psikis.

Banyaknya persoalan kehidupan menyebabkan manusia merasa bimbang,

resah dan gelisah. Apabila berhadapan dengan persoalan yang harus dihadapi

mental seseorang harus dalam keadaan tenang, sehat dan kuat mentalnya.

Terkadang seseorang yang sehat belum tentu sehat mentalnya, karena orang yang

(16)

sehingga dapat menghindarkan tekanan perasaan atau hal-hal yang membuat stres

dan frustrasi. Kehidupan di dunia memang penuh dengan cobaan dan ujian itulah

kedewasaan dan kesabaran akan diuji oleh Allah, tetapi sebagai umat yang

beriman dan bertaqwa kepada Allah tidak boleh mengeluh akan keadaan tersebut.

Bahagia atau tidak dalam diri ini sebenarnya berasal dari diri sendiri. Tidak

bahagianya seseorang karena belum bisa mengambil pelajaran dari suatu kejadian,

belum bisa menerima pahitnya kenyataan yang akibatnya mental sakit dan merasa

menderita meskipun masalah atau kejadiannya sudah berlalu. Banyak pengaruh

yang menimbulkan kesehatan mental terganggu dari pengaruh lingkungan,

pendidikan, keluarga bahkan dari masalah yang dihadapinya. Upaya untuk

menjaga kesehatan mental dapat dilakukan antara lain memenuhi kebutuhan

spiritual atau kerohanian (kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa). Mental

yang melahirkan kebahagiaan berawal dari menyerahkan diri dengan bersujud

terhadap Sang Maha Kuasa, menerima semua kenyataan dan apa yang telah

diberikan-Nya, serta yakin dan berusaha untuk terus memperbaiki diri.

Mengetahui seseorang sehat atau terganggu mentalnya tidak mudah diukur dan

diperiksa dengan alat-alat seperti halnya kesehatan badan.

Perasaan tidak menentu yang disertai ketakutan, cenderung membuat kita

berfikir dan berbuat hal yang menjauhkan kita dari perbuatan positif. Shalat adalah

salah satu cara yang dapat melawan rasa gelisah, takut, sedih dan lain sebagainya.

(17)

yang dialami pada kesehatan mental. Hal itu dengan menyerahkan segala

persoalan kepada Allah SWT dan melaksanakan shalat wajib maupun sunah yang

dapat mendatangkan ketenangan hati, jiwa dan pikiran dalam menghadapi segala

sesuatu. Menanamkan sebuah keyakinan bahwa Allah Yang Maha Segalanya,

seseorang bisa memahami dan membaca sesuatu hal dari persoalan yang

dihadapinya. Shalat menjadi sumber kedamaian hati setiap insan, menjadi perekat

agar selalu hidup dalam kedamaian. Shalat merupakan sarana penting untuk

mensucikan jiwa, menyelamatkan diri dan menciptakan rasa khusuk. Dalam

kondisi apapun dengan shalat akan membuat manusia tidak lupa diri,

menumbuhkan kepercayaan diri, memberikan harapan yang terus ada dan

mengikat tali hubungan langsung dengan Allah SWT. Sebagaimana firman Allah

dalam surat Al Baqarah ayat 45-46 yang berbunyi sebagai berikut:







Artinya: “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan

Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu', (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya” (Qs. Al Baqarah: 45-46).

Dengan demikian, untuk merasakan lebih dekat kepada Allah dan sebagai

(18)

malam sebagai sarana untuk bermesraan dengan-Nya. Sesuai dengan firman Allah

dalam surat Al Isra‟ ayat 79 yang berbunyi sebagai berikut:

Artinya: “Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang Terpuji” (Qs. Al

Isra’: 79).

Dalam ayat di atas Allah menegaskan bahwa shalat tahajud sebagai sebuah

ibadah tambahan dengan janji akan mengangkat derajat si pengamal salat tahajud

ke derajat yang terpuji. Shalat tahajud memiliki manfaat praktis, baik dari sudut

pandang religius maupun kesehatan.

Fakta dalam sebuah penelitian dari sabda Rasulullah dapat dihubungkan

dengan alur logika dan pembuktian sains. Penelitian yang membuktikan bahwa

ketenangan dapat meningkatkan ketahanan tubuh imunologik, mengurangi resiko

terkena penyakit jantung. Dengan demikian, secara teoritis para pengamal salat

tahajud pasti terjamin kesehatanya, baik secara fisik maupun mental (Sholeh,

2006:2).

Berikut adalah hakikat, manfaat, tujuan, atau makna anjuran Allah Swt

kepada kita agar mengerjakan shalat tahajud pada malam hari yang pertama shalat

sunnah (Tahajud) merupakan pelengkap bagi shalat fardhu. Kedua shalat sunnah

(Tahajud) merupakan cara, sarana, metode, atau jalan untuk memohon kepada

(19)

dimaksudkan untuk memuji kebesaran Allah Swt. keempat shalat sunnah

(Tahajud) merupakan shalat tambahan yang berfungsi meningkatkan pendekatan

dan kedekatan kita kepada Allah Swt (Muhyidin, 2007:52).

Selain itu, shalat tahajud dapat membuka pintu rezeki bagi kaum muslim

yang bertahajud. Berbagai macam pertolongan Allah yang telah ditetapkan kepada

hambanya yang senantiasa memelihara shalat tahajud dalam bentuk rezeki dapat

dikelompokkan menjadi tiga, yaitu rezeki materi (seperti uang, jabatan, kesehatan

jasmani, dan lain sebagainya), rezeki spiritual (seperti ketenangan jiwa, kesabaran,

iman, ketakwaan, dan lain-lain), dan rezeki emosional (seperti kebahagiaan,

kecerdasan, kesehatan ruhani dan lain-lain) dan Allah akan mengangkat mereka

ketempat yang terpuji (Firdaus, 2013:165-165). Begitu pentingnya shalat malam

bagi kehidupan, walaupun manusia terkadang mempunyai sifat arogan yang

menyatakan bahwa dirinya dapat menjalani kehidupan di dunia ini dengan mudah

dan tanpa harus menjalankan shalat malam, tetapi apabila Allah belum

menghendaki kehidupan yang seperti itu maka kehidupan yang di pandang mudah

tidak akan terwujud.

Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan agama yang

berkembang di tengah-tengah masyarakat sekaligus bagian komunitas di dunia

yang menjunjung nilai-nilai moral keagamaan. Pondok pesantren Nurul Asna

berdiri pada tanggal 22 januari 1997 M dengan pendiri simbah KH. Asnawi dan

(20)

menghidupkan dan melanggengkan agama islam, kegiatan dalam pondok ini

dibentuk dalam harian, mingguan, bulanan dan tahunan bahkan ada extra

kurikuler.

Selain itu pondok pesantren ini memberikan penanaman dalam diri mereka

untuk memperkuat kualitas iman dan takwa dalam kehidupan di sekolah, keluarga

dan masyarakat luas melalui berbagai macam program diantaranya pendidikan

pondok yaitu kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan ba‟da maghrib, ba‟da

„isyak dan ba‟da subuh. Kegiatan lainnya seperti pengajian, piket sesuai jadwal,

sorogan, pengajian kitab-kitab, tahlilan, kerja bakti, mempelajari kitab kuning,

shalawat nabi. Selain melaksanakan ibadah shalat wajib sebagian santri putri ada

yang rutin melaksanakan shalat tahajud karena sudah diajarkan dari keluarga dan

menjadi terbiasa saat santri puntri berada di Pondok Pesantren. Para santri

menganggap shalat tahajud merupakan doa yang dikhususkan untuk meminta

sesuatu yang dibutuhkan dan juga sarana membangun komunikasi dengan Allah

SWT.

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti memberanikan diri untuk

melakukan penelitian dengan mengambil judul, “PERANAN SHALAT

TAHAJUD DALAM KESEHATAN MENTAL SANTRI PUTRI DI PONDOK

(21)

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan judul penelitian diatas maka yang menjadi rumusan masalahnya

adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana peranan shalat tahajud dalam kesehatan mental santri putri di

Pondok Pesantren Nurul Asna Salatiga?

2. Faktor-faktor apakah yang mendukung aktivitas shalat tahajud yang berperan

dalam kesehatan mental?

C.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka dapat di tentukan tujuan

penelitian yang ingin dicapai, antara lain:

1. Untuk mengetahui peranan shalat tahajud dalam kesehatan mental santri putri

di pondok pesantren Nurul Asna.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mendukung aktivitas sholat tahajud yang

berperan dalam kesehatan mental.

D.Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat atau pengaruh terhadap

peneliti dan yang hendak diteliti:

1. Kegunaan Teoritik

Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat ilmu dan pengetahuan

secara teoritik sekurang-kurangnya dapat menambah khasanah keilmuan dalam

(22)

2. Kegunaan Praktik

Bagi pihak santri putri Nurul Asna Salatiga hasil penelitian dapat

memberikan gambaran keberhasilan beserta perbaikan dalam peranan

intensitas sholat tahajud dalam kesehatan mental santri putri di pondok

pesantren Nurul Asna Salatiga.

E.Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalah pahaman terhadap penafsiran judul, maka

penulis perlu adanya penjelasan berkenaan dengan beberapa istilah pokok dalam

penelitian ini.

1. Peranan Sholat Tahajud a. Peranan

Pengertian peranan adalah bagian yang dimainkan seseorang atau

tindakan yang dilakukan oleh seseorang pada suatu peristiwa (Kamus

Besar Bahasa Indonesia, 2007:854 ).

b. Sholat Tahajud

Secara bahasa, shalat Tahajud adalah bentuk mashdar dari tahajjada

yatahajjadu, yang berarti “tidak tidur”. Kata ini diambil dari akar kata

hajada yahjudu, yang artinya “tidur”. Tambahan dua huruf, yaitu ta dan jim

(tahajjada) berfungsi menafikan sesuatu, dari yang semula bermakna tidur

menjadi tidak tidur. Sedangkan menurut terminologi al-Qur‟an, Tahajud

(23)

tengah atau akhir malam. Hukum shalat tahajud adalah sunnah mu‟akkad,

yaitu sunnah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan. Oleh karena itu

Nabi Muhammad Saw sangat menganjurkan kepada umatnya untuk

senantiasa mengerjakan shalat tahajud (Hamidin, 2013:145).

2. Kesehatan Mental a. Kesehatan mental

Kesehatan mental adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan

diri sendiri, dengan orang lain, dan dengan masyarakat di mana ia hidup.

Untuk dapat menyesuaikan diri dengan diri sendiri orang harus menerima

dirinya sebagaimana adanya, dengan segala kekurangan dan kelebihannya.

Menurut definisi ini, orang yang bermental sehat adalah orang yang dapat

menguasai segala faktor dalam hidupnya sehingga ia dapat mengatasi

kekalutan mental sebagai akibat dari tekanan-tekanan perasaan dan hal-hal

yang menimbulkan frustasi.

Kesehatan mental dapat diartikan suatu pengetahuan dan perbuatan

yang bertujuan untuk mengembanagkan dan memanfaatkan segala

kapasitas, kreativitas, energi dan dorongan yang ada semaksimal mungkin

sehingga membawa kepada kebahagiaan diri dan orang lain serta terhindar

dari gangguan atau penyakit mental (Semiun, 2006:50).

(24)

Kesehatan mental yang baik memiliki indiktator yang dapat diuraikan

sebagai berikut:

1) Perasaan senang yang ada di dalam diri sendiri

Perasaan senang yang ada di dalam diri, diantaranya: perasaan

senang dapat terwujud pada sikap mental yang dimiliki oleh seseorang.

Seseorang dapat mengontrol rasa yang timbul dari dalam dirinya, seperti

rasa takut, emosi, sedih bahkan depresi. Merasa senang dan bahagia

membutuhkan latihan dan disiplin dengan cara pandai bersyukur, ikhlas

dan selalu merasa cukup. Perasaan senang terletak di dalam diri sendiri

untuk mengetahui dimana sumber kesenangan itu kita dapat melihat

dengan bantuan introspeksi yang dapat menggambarkan tentang

kehidupan dan kebahagiaan.

2) Adanya rasa nyaman terhadap kehadiran seseorang

Setiap manusia memiliki cinta dan kasih yang bisa dibagi kepada

orang lain. Rasa nyaman adalah rasa dimana seseorang merasakan

kebebasan dan tidak memiliki beban terhadap orang lain, rasa nyaman

lebih fokus terhadap dirinya disitu akan ada keterbukaan yang selama

ini menjadi beban akan tercurahkan baik dari sikap maupun perilakunya.

Kesehatan mental ini menunjukkan bahwa seseorang yang sehat

(25)

menjadikannya sebagai suatu yang membuat keadaan lebih baik (Editor,

2014:1-2).

3) Pengendalian pikiran dan tingkah laku

Hal yang penting bagi kesehatan mental adalah integrasi pikiran

dan tingkah laku, suatu kualitas yang biasanya diidentifikasikan sebagai

integrasi pribadi. Melaui otak manusia dapat dikontrol, diubah dan

dikendalikan cara berpikirnya, untuk dapat mengendalikan pikiran kita

harus menyadari bahwa kita dan pikiran kita adalah dua hal yang

berbeda. Dengan kata lain, kita menggunakan pikiran namun pikiran

bukanlah diri kita. Diri kita adalah sebuah kesadaran yang menggunakan

pikiran sebagai alat untuk menghasilkan buah pikir, kesadaran

merupakan langkah awal untuk mengendalikan pikiran.

Tingkah laku adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang dapat

diamati secara langsung maupun tidak langsung. Perilaku manusia

adalah proses interaksi individu dengan lingkungannya.

4) Perasaan dan emosi yang positif dan sehat

Integrasi yang dibutuhkan bagi kesehatan mental dapat ditunjang

oleh perasaan positif dan demikian juga sebaliknya

perasaan-perasaan negatif dapat mengganggu atau bahkan merusak kestabilan

emosi. Perasaan dan emosi yang tidak aman adalah reaksi terhadap

(26)

marah kepada seseorang, iri hati ataupun takut terhadap sesuatu itu akan

menyebabkan mental tidak sehat.

Seseorang yang dapat menjaga perasaan dan emosinya secara

sehat tidaklah mudah semua tergantung pada karakter masing-masing

pribadi, maka diperlukan metode tersendiri sehingga dapat membentuk

perasaan dan emosi yang positif dari situ akan tumbuh kesehatan mental

yang baik.

5) Ketenangan dan kedamaian pikiran

Banyak kriteria penyesuaian diri dan kesehatan mental

berorientasi kepada ketenangan pikiran atau mental, yang sering

disinggung dalam pembicaraan mengenai kesehatan mental. Adapun

cara yang dapat dilakukan agar ketenangan dan kedamaian pikiran

didalam diri kita yaitu jangan tergantung kepada orang lain, jangan

berburuk sangka, jangan selalu mengingat penyesalan di masa lalu,

membuang rasa dendam, kemarahan, iri hati dan kekhawatiran yang

berlebihan (Semiun, 2006:52-53).

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian langsung karena peneliti pergi ke

lokasi tersebut, memahami dan mempelajari konteks lingkungan pada saat

(27)

fenomena yang ada di lapangan dan memusatkan pada suatu kasus secara

terperinci mengenai latar belakang keadaan sekarang yang dipermasalahkan.

Selanjutnya, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena

sifatnya deskriptif analitik yang mana data yang diperoleh seperti hasil

pengamatan, hasil wawancara, hasil pemotretan, cuplikan tertulis dari

dokumen, catatan lapangan, tidak dituangkan dalam bentuk dan bilangan

statistik (Sudjana, 1989:197).

2. Kehadiran Peneliti

Peneliti dalam hal ini bertindak sebagai instrumen penelitian, artinya

peneliti terjun langsung ke lapangan untuk proses penelitian dan pengumpulan

data, adapun karakteristik dalam penelitian ini adalah peneliti menggunakan

sistem wawancara tidak berstruktur. Dengan pemahaman tentang kesehatan

mental yang dimiliki oleh peneliti, sehingga memungkinkan untuk

mengembangkan pertanyaan untuk wawancara secara mendalam.

Peneliti mengadakan komunikasi dengan objek dengan menggunakan

bahasa pertemanan agar lebih akrab dan mudah dipahami, sehingga terjalin

suasana yang baik antara peneliti dan responden. Peneliti mengumpulkan dan

mencatat data secara terperinci berkaitan dengan hal-hal yang bertalian dengan

(28)

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan kepada santri putri pondok pesantren Nurul

Asna yang letaknya ada dipulutan kota Salatiga.

4. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini meliputi data primer dan data

sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber secara

langsung, adapun data primer dalam penelitian ini adalah data wawancara dan

pengamatan terhadap santri putri pondok pesantren Nurul Asna Salatiga,

tentang peranan shalat tahajud terhadap kesehatan mental. Sedangkan data

sekunder merupakan data yang telah tersedia, berupa data-data kepustakaan,

profil dan dokumen para santri.

5. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data

primer dan data sekunder. Data primer dapat diperoleh langsung dari lapangan

yang dapat memberikan gambaran keadaan, mengidentifikasi permasalahan,

dan menjawab semua pertanyaan dalam penelitian. Data primer dapat diperoleh

melalui:

a. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

melalui suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap

(29)

(1986) menyatakan dalam bukunya Dr. Sugiyono bahwa observasi

merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari

berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah

proses-proses pengamatan dan ingatan, metode ini peneliti gunakan untuk

memberikan gambaran yang jelas tentang objek penelitian serta kegiatan

langsung.

b. Wawancara

Esterberg (2002) menyatakan bahwa “wawancara merupakan

pertemuan dua orang untuk betukar informasi dan ide melalui tanya jawab,

sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu”

(Sugiyono, 2006:260). Wawancara yang digunakan dalam penelitian adalah

wawancara tak berstruktur atau terbuka, yaitu wawancara yang bebas di

mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun

secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya (Sugiyono,

2006:263).

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan materi tertulis yang didasarkan pada catatan

dan dokumen-dokumen yang digunakan untuk elengkapi subuah data yang

diperlukan dalam penelitian. Dokumen-dokumen tersebut bisa berupa foto

(30)

Sedangkan data sekunder dapat diperoleh dari buku, jurnal, internet,

catatan sipil, artikel, majalah atau koran, serta hasil penelitian lainnya.

6. Analisis Data

Data dalam penelitian kualitatif sangat beragam bentuknya, diantaranya

ada catatan wawancara, rekaman suara, gambar, foto, peta, dokumen, bahkan

rekaman pada shoting lapangan.

Menurut Bogdan dalam buku yang ditulis Sugiyono (2006:274)

menyaktakan bahwa, “Analisis data adalah proses mencari dan menyusun

secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan,

dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat

diinformasikan kepada orang lain”. Analisis ini sendiri akan dilakukan melaluai

beberapa tahap, yaitu:

a. Reduksi Data

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, oleh

karena itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti

merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang

penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah

direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan memudahkan

peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya serta mencarinya

(31)

b. Penyajian Data (Data Display)

Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,

dan sejenisnya, tapi yang paling sering digunakan adalah teks yang bersifat

naratif. Dengan mendisplay data, maka akan memudahkan untuk memahami

apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang

dipahami (Sugiyono, 2006:280). Pada langkah ini peneliti berusaha

menyusun data yang relevan sehingga menjadi informasi yang dapat

disimpulkan dan memiliki makna tertentu. Prosesnya dapat dilakukan

dengan cara menampilkan data, membuat hubungan antar fenomena untuk

memaknai apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang perlu ditindaklanjuti

untuk mencapi tujuan penelitian.

c. Kesimpulan dan Verifikasi

Data yang sudah dipolakan, difokuskan, dan disusun secara

sistematis melalui reduksi dan penyajian data yang kemudian disimpulkan

sehingga makna data dapat ditemukan. Untuk memperoleh kesimpulan yang

lebih mendalam, maka diperlukannya data baru sebagai penguji terhadap

kesimpulan awal. Tahap penarikan kesimpulan dan verifikasi data diambil

dari hasil reduksi dan panyajian data merupakan kesimpulan sementara.

Kesimpulan sementara ini masih dapat berubah jika ditemukan bukti-bukti

kuat lain pada saat proses verifikasi data di lapangan. Jadi proses verifikasi

(32)

mengumpulkan data kembali yang dimungkinkan akan memperoleh

bukti-bukti kuat lain yang dapat merubah hasil kesimpulan sementara yang

diambil. Jika data yang diperoleh memiliki keajegan (sama dengan data yang

telah diperoleh) maka dapat diambil kesimpulan yang baku dan selanjutnya

dimuat dalam laporan hasil penelitian.

7. Pengecekan Keabsahan Data

Ada empat kriteria yang digunakan yaitu: kepercayaan (credibility),

keteralihan (transferability), ketergantungan (dependability), kepastian

(confirmability) (moleong, 2008:324).

Akan tetapi dalam penelitian ini, peneliti memakai tiga macam antara

lain sebagai berikut:

a. Kepercayaan (creadibility)

Kriteria creadibilitas ini berfungsi untuk melakukan penelaahan data

secara akurat agar tingkat kepercayaan penemuan dapat dicapai. Adapun

teknik dalam penentuan kepercayaan ini adalah memperpanjang masa

observasi, menggunakan bahan referensi, membicarakan dengan orang lain

serta mengadakan member check (proses pengecekan data yang dilakukan

oleh peneliti kepada informan/ subjek).

b. Ketergantungan (depandibility)

Kriteria ini digunakan untuk menjaga kehati-hatian akan terjadinya

(33)

dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Penulis melakukan kriteria ini dalam

pengecekan data dengan cara sesering mungkin melakukan bimbingan

dengan dosen pembimbing dan santri putri yang melaksanakan sholat

tahajud, diharapkandengan cara ini, penulis dapat mengetahui

kesalahan-kesalahan serta dapat memperbaikinya.

c. Kepastian (konfermability)

Kriteria ini digunakan untuk menilai hasil penelitian yang dilakukan

dengan cara mengecek data dan informasi serta interprestasi hasil penelitian

yang didukung oleh data yang ada pada audit. Dengan cara peneliti

wawancara langsung kepada informan (santri putri yang melaksanakan

shalat tahajud) sehingga peneliti mendapatkan data yang pasti dan akurat.

8. Tahap-tahap Penelitian

a. Kegiatan administratif, yang meliputi pengajuan izin operasional untuk

penelitian dari ketua IAIN Salatiga selaku penanggung jawab, kemudian

menyusun pertanyaan untuk wawancara, serta melakukan administratif

lainnya.

b. Kegiatan lapangan yang meliputi:

1) Survei awal untuk mengetahui gambaran lokasi penelitian, yaitu pada

santri yang ada di pondok pesantren Nurul Asna.

2) Menemui para pengurus dan santri putri pondok pesantren Nurul Asna

(34)

3) Melakukan wawancara kepada para informan sebagai langkah untuk

pengumpulan data, kemudian observasi langsung ke lapangan secara

mendalam berkaitan dengan yang diteliti.

4) Menyajikan data dengan susunan dan urutan yang memungkinkan untuk

memudahkan dalam melakukan pemaknaan.

5) Mereduksi data dengan cara membuang data-data yang lemah atau

menyimpang.

6) Melakukan ferivikasi data untuk membuat kesimpulan-kesimpulan

sebagai deskriptif temuan penelitian.

7) Menyusun laporan akhir untuk dijilid dan dilaporkan.

G.Sistematika Penulisan

Dalam memahami skripsi ini, maka perlu diketahui urutan-urutan dalam

penulisannya, diantaranya:

BAB I PENDAHULUAN

Berisi pendahuluan yang memuat latar belakang masalah, fokus

penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah,

metode penelitian yang meliputi: pendekatan dan jenis penelitian,

kehadiran peneliatian, lokasi penelitian, sumber data, prosedur

pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan data,

tahap-tahap penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

(35)

Berisi tentang kajian teori yang meliputi: pengertian shalat tahajud,

manfaat shalat tahajud, pengertian kesehatan mental, ciri-ciri dan tanda

kesehatan mental, faktor-faktor yang berperan dalam kesehatan

mental, hubungan shalat tahajud dengan kesehatan mental.

BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Berisi paparan data dan temuan penelitian yang menjelaskan tentang:

gambaran umum lokasi penelitian, gambaran informan terdiri dari:

sejarah singkat, kepengurusan, program pengajaran, dan deskripsi hasil

temuan penelitian.

BAB IV ANALISIS DATA

Pembahasan memuat tentang shalat tahajud di pondok pesantren Nurul

Asna, penerapan shalat tahajud dan peranannya dalam kesehatan

mental santri putri Nurul Asna, faktor-faktor pendukung pelaksanakan

shalat tahajud dan pendukung terbentuknya kesehatan mental santri

putri di pondok pesantren Nurul Asna Salatiga.

BAB V PENUTUP

Penutup memuat tentang: kesimpulan dan saran.

Bagian Akhir

Pada bagian akhir, akan dilampirkan daftar pustaka, daftar

(36)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Shalat Tahajud

1. Pengertian Shalat Tahajud

Tahajud artinya bangun dari tidur. Shalat tahajud adalah shalat yang

dilakukan orang di malam hari dan dilaksanakan setelah tidur lebih dahulu

walaupun tidurnya hanya sebentar. Syafi‟i berkata: “Shalat malam dan shalat

witir baik sebelum maupun sesudah tidur di namai tahajud. Orang yang

melaksanakan shalat tahajud disebut muttahajid (Sholeh, 2007:109). Hukum

shalat tahajud adalah sunnah muakkadah, artinya sangat dianjurkan dan

ditekankan untuk dilaksanakan. Dahulu Allah pernah mewajibkan shalat

tahajud. Namun, ketika kewajiban tahajud ini dirasa memberatkan umat islam,

maka setahun kemudian Allah menghapus kewajiban itu dan menggantinya

dengan kewajiban shalat fardhu lima waktu yang merupakan buah dari

perjalanan Isra‟ dan Mi‟raj Nabi Muhammad saw. Dengan demikian shalat

tahajud menjadi sunnah, bukan wajib (Iskandar, 2010:29).

2. Waktu Pelaksanaan dan Bilangan Rakaat Shalat Tahajud

Waktu shalat tahajud adalah sepanjang malam, yaitu selepas isya‟

sampai menjelang subuh. Malam di hitung mulai isya‟ sampai subuh, kira-kira

(37)

Pembagian malam ini dimaksudkan untuk mengetahui waktu afdhal (utama)

dalam melaksanakan shalat tahajud.

a. Waktu utama (1/3 malam pertama)

Waktu sepertiga malam pertama adalah waktu utama untuk

melaksanakan shalat tahajud. Jika diukur dengan jam, kira-kira waktu ini

dimulai dari pukul 19.00 WIB atau selepas isya‟, sampai dengan pukul

22.00 WIB.

b. Waktu lebih utama (1/3 malam yang tengah)

Sepertiga malam yang tengah adalah waktu yang lebih utama untuk

melaksanakan shalat tahajud dibandingkan sepertiga malam pertama.

Kira-kira berawal dari pukul 22.00 sampai dengan pukul 01.00 WIB.

c. Waktu paling utama (1/3 malam yang akhir)

Sepertiga malam yang akhir merupakan waktu yang paling utama

untuk melaksanakan shalat tahajud, kira-kira pukul 01.00 samapai dengan

pukul 04.00 WIB atau menjelang waktu subuh (Iskandar, 2010:30-31).

3. Keutamaan Shalat Tahajud

Jika melaksanakan shalat tahajud secara rutin, kita akan mendapat

banyak sekali keutamaan. Rasulullah bersabda, “Barangsiapa mengerjakan

shalat tahajud dengan sebaik-baiknya, dan dengan tata tertib yang rapi, maka

Allah akan memberikan sembilan macam kemuliaan: lima macam di dunia

(38)

Keutamaan yang bisa di dapatkan di dunia yaitu:

a. Allah akan menjauhkan kita dari segala macam bencana.

b. Wajah kita akan tampak bersinar.

c. Memperoleh kedekatan dengan Allah, karena pada hakikatnya semua

makhluk khususnya manusia ingin selalu dekat dengan Allah SWT.

d. Mencegah dari melakukan perbuatan dosa, karena melaksanakan shalat

tahajud menjadi suatu pelindung (menahan) untuk menuruti segala hawa

nafsu setan.

e. Mencegah iri hati, seseorang yang iri hati akan merasakan kegundahan,

perasaan hati yang tidak tenang karena dipenuhi rasa iri kepada orang lain.

Iri hati seringkali muncul karena teman atau saudara yang mempunyai

kelebihan baik materi, fisik, dan kemampuannya.

Selain keutamaan di dunia, Allah juga akan memberikan keutamaan di

akhirat. Empat keutamaan nya yaitu:

a. Wajah kita berseri ketika bangkit dari kubur di hari pembalasan nanti.

b. Kita akan mendapat keringanan ketika dihisab.

c. Ketika menyeberangi jembatan (shirat), kita bisa melakukannya dengan

sangat cepat, seperti halilintar yang menyambar.

d. Kita akan menerima catatan amal dengan tangan kanan, yang berarti

(39)

Banyak ayat Al-Qur‟an dan hadis yang menjelaskan tentang

keutamaan waktu mahal. Manusia yang saleh sangat menginginkan agar

mereka bisa meraih keutamaan yang agung, pada waktu-waktu tersebut

merekapun bertobat, beribadah, memuji Allah, berdzikir, dan sujud

kepadanya. Di antara ayat-ayat Al-Qur‟an yang menjelaskan keutamaan shalat

malam adalah sebagai berikut :

(40)

bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai Balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. dan mohonlah ampunan kepada Allah;

Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”

(QS. Al-Muzzammil [73]: 20)

Selain dari ayat tersebut shalat tahajud memiliki keutamaan yang

besar. Keutamaan-keutamaan itu di antaranya:

a. Diangkat derajadnya oleh Allah

b. Sebaik-baik shalat setelah shalat fardu

c. Menjadikan sebab masuk surga

d. Menghapus kesalahan dan mencegah terjadinya dosa

4. Manfaat Shalat Tahajud

Kita sebagai umat islam, shalat sudah bukan sesuatu yang asing lagi

karena ibadah shalat adalah kewajiban. Shalat ternyata tidak hanya menjadi

amalan utama untuk akhirat, tetapi secara duniawi, shalat juga bermanfaat

bagi yang melakukannya. Di antaranya, gerakan-gerakan dalam shalat

berdampak positif bagi anatomi tubuh manusia yang mampu berdampak pada

keseimbangan kesehatan manusia (Muallifah, 2010:19).

Banyak manfaat yang diperoleh dari shalat tahajud bagi orang yang

terbiasa melaksanakannya. Manfaat ini hanya dapat dirasakan secara langsung

oleh mereka yang melaksanakannya. Diantaranya:

(41)

Shalat tahajud bukan hanya mampu menghapus dosa-dosa kita dan

mendekatkan diri kepada Allah, melainkan mampu menghilangkan

penyakit dari tubuh kita. Menurut prof. Sholeh shalat dan ibadah yang

dilaksanakan di tengah malam yang sunyi memang mampu mendatangkan

ketenangan. Sementara dalam dunia medis, ketenangan itu mampu

meningkatkan ketahanan tubuh imunologis, mengurangi risiko terkena

penyakit jantung, dan jauh dari kondisi stres (Muallifah, 2010:81).

b. Membeningkan dan mencerahkan jiwa

Kita sering sekali mendengar lagu Opick yang berjudul “Tombo Ati”,

sebenarnya lagu itu bukanlah sebuah syair baru, melainkan syair lama yang

pernah ditulis oleh para ulama zaman terdahulu, yakni obat hati ada lima

hal: membaca Al-Qur‟an dengan memahami maknanya, kondisi perut yang

lapar, qiyamul lail (shalat tahajud, berdzikir, dan lain-lain), berkumpul

dengan orang-orang saleh, tunduk dan merendahkan diri kepada Allah Swt.

Dari syair telah disebutkan bahwa salah satu hal yang dapat

mengobatihati dan menjadikan jiwa lebih bersih dan bening adalah dengan

melakukan bangun pada malam hari untuk melaksanakan shalat tahajud

dan membaca dzikir kepada Allah Swt. Shalat tahajud mengandung banyak

dzikir dan melafalkan dzikir-dzikir, maka yang ada dalam pikiran dan

hatinya hanya terpusat kepada Allah bukan persoalan atau hal-hal lain

(42)

Jadi, manusia bisa meninggalkan pikiran-pikiran lain yang mampu

meresahkan pikirannya sehingga dzikir-dzikir yang dilafalkan mampu

mencerahkan jiwanya jika dilakukan secara sungguh-sungguh dan

istiqamah (Muallifah, 2010:77-78).

c. Melatih kesabaran dan bersikap konsisiten

Banyak sekali penjelasan yang mengatakan bahwa shalat itu dekat

sekali dengan sifat kesabaran. Salah satu dalil yang dapat memperkuat

pernyataan tersebut adalah dalam ayat Al-Qur‟an telah disebutkan:







Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu' (QS. Al Baqarah:45).

Mayoritas ulama berpendapat bahwa sabar adalah salah satu sarana

efektif dalam melakukan shalat secara ikhlas. Kita lihat secara historis, pada

zaman Rasulullah saw, ketika beliau mengalami berbagai kesulitan dalam

berdakwah, beliau selalu menghadapinya dengan sabar dan selalu berdoa

dalam setiap shalatnya. Shalat tahajud yang dilaksanakan malam hari pada

saat orang-orang istirahat. Seseorang yang melaksanakan shalat tahajud

bersedia bangun dari istirahatnya yang nyenyak di tengah malam. Dia harus

segera melepaskan rasa kantuk dan lelahnya dengan mengambil air wudhu

(43)

Hal yang paling penting dalam kehidupan adalah kita harus bersabar

dalam menghadapi berbagai ujian, cobaan, dan tantangan hidup. Sebab, semua

itu hanya bisa dilalui dengan tenang, sabar, yakin bahwa Allah membantu

kita, dan tawakal untur mencari solusinya.

Jika kita melaksanakan shalat tahajud secara rutin, maka secara

otomatis dalam kepribadian kita juga akan terbentuk sikap konsisten.

Disebabkan ketika kita terbiasa setiap hari bangun malam untuk

melaksanakan shalat malam, maka perilaku, sikap, dan segala tindakan kita

akan terbiasa konsisten dengan segala ucapan kita. Shalat tahajud secara

medis menunjukkan bahwa terdapat dua kelompok para pengamal salat

tahajud yang memiliki dampak kesehatan yang berbeda setelah melakukan

shalat tahajud, masing-masing: kelompok individu yang sehat dan kelompok

yang sakit. Fakta ini menunjukkan bahwa ada misteri yang perlu dikupas

tentang hubungan yang mengikat antara pelaksanaan shalat tahajud dan

mekanisme proses peningkatan respons ketahanan tubuh imunologik (Sholeh,

2006:3).

5. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat Shalat Tahajud

a. Faktor-faktor pendukung untuk dapat melaksanakan shalat tahajud

(44)

1) Hati yang bersih dari penyakit, maksudnya adalah hati yang selamat dari

sifat dengki kepada sesama muslim, jauh dari perbuatan bid‟ah dan tidak

rakus.

2) Rasa takut kepada Allah, perasaan takut yang menyelimuti hati

mendorong seseorang untuk mengerjakan shalat malam (tahajud).

3) Mengetahui nilai dan hikmah shalat malam (tahajud) yang akan

menjumpai besarnya pahal yang akan didapatkan, mendapatkan manfaat

yang besar bagi diri dan hatinya (Bidayah, 2014:1-2).

4) Tidur pada sisi kanan, Nabi Muhammad telah memberikan ajaran

kepada umatnya agar tidur pada sisi kanan. Berbaring pada sisi kanan

rahasianya yaitu bahwa hati (jantung) berada disisi kiri apabila tidur

berada disisi kiri maka hatinya akan gelisah, tidurnya akan terasa berat.

Jika tidur pada sisi kanan maka tidurnya terasa tenang dan nyenyak.

5) Menjauhi banyak makan dan minum, karena mengkonsumsi banyak

makan dan minum merupakan kendala terbesar yang memalingkan

seseorang dari shalat tahajud.

6) Berusaha keras pada diri untuk menunaikan shalat tahajud, faktor ini

pembantu terbesar untuk dapat melaksanakan shalat tahajud karena jiwa

manusia tabiatnya adalah mengarah dan condong kepada keburukan dan

(45)

Allah menyuruh kita bangun di tengah malam untuk melaksanakan

shalat tahajud. Rahasia di balik perintah Allah tersebut yaitu orang yang

bertahajud di tengah malam akan diangkat Allah ke tempat yang terpuji.

Selain keterangan diatas faktor pendukung aktivitas shalat tahajud juga dapat

disebutkan sebagai berikut:

1. Dr. Abdul Hamid Diyab dan Dr. Ah Qurquz mengatakan, shalat malam

dapat meningkatkan daya tahan (imunitas) tubuh terhadap berbagai

penyakit yang menyerang jantung, otak dan organ-organ tubuh yang lain.

Karena orang yang bangun tidur malam hari, berarti menghentikan

kebiasaan tidur dan ketenangan terlalu lama yang merupakan salah satu

faktor pencetus terjadinya penyumbatan pembuluh darah. Aktifitas shalat

malam untuk menghadap Allah Sang Pencipta, akan menenangkan hati dari

segala kegundahan dan kegelisahan hidup yang dialami.

2. Bangun malam dapat menjadikan tubuh bugar dan bersemangat, serta

terhindar dari penyakit punggung pada usia tua. Dalam salah satu

penelitian medis terbukti bahwa orang-orang yang terbiasa shalat malam

relatif lebih aman dari serangan penyakit pada tulang punggung dari pada

orang-orang yang tidak shalat malam.

3. Shalat tahajud memiliki kandungan aspek meditasi dan relaksasi yang

cukup besar, dan memiliki pengaruh terhadap mental yang dapat digunakan

(46)

dijelaskan Dr.M.Soleh bahwa stres punya pengaruh yang besar terhadap

ketahanan tubuh seseorang. Dan stres, baik fisik maupun psikis

menyebabkan terjadinya pengeluaran cairan tubuh (hormon) cukup banyak

dan penguapan dari tubuh yang lebih cepat.

4. Dalam bidang bio-teknologi, shalat tahajud dapat dimanfaatkan untuk

meningkatkan respon ketahanan tubuh dan menghilangkan rasa nyeri

pasien yang terkena penyakit kanker. Dalam bidang ini pula shalat tahajud

dapat meningkatkan respons emosional positif yang efektif dalam

menegakkan anastesis pra bedah.

5. Shalat tahajud yang dikerjakan dengan penuh kesungguhan, khusuk, tepat,

ikhlas dan kontinyu diyakini dapat menumbuhkan persepsi dan motivasi

positif. Dan respons emosi positif (positive thinking) dapat menghindarkan

reaksi stres.

Aktivitas shalat tahajud di pondok pesantren Nurul Asna Salatiga

terbilang sangat individu, para santri putri melaksanakan shalat tahajud

dengan kemaun dan kepentingan dari diri sendiri. Pondok pesantren ini tidak

diwajibkan santri boleh melaksanakan atau tidak, sesama santri saling

mengingatkan dan mengajak untuk melaksanakan shalat tahajud. Selain

melaksanakan shalat tahajud para santri putri juga mempelajari makna dan

(47)

mendirikan shalat tahajud senantiasa menyujudkan wajahnya di tengah malam

dengan penuh ketundukan, penuh harap dan takut.

Dalam kehidupan manusia di dunia, ditemukan berbagai macam

masalah atau keadaan yang kurang menyenangkan. Ada para santri putri yang

patah semangat, merasa menyerah pada keadaan, kehilangan semangat untuk

mengatasi permasalahan. Bagi orang yang beriman dan taat kepada Allah para

santri yang paham akan kebesaran Allah mereka akan selalu mendekatkan diri

kepada-Nya salah satunya adalah dengan shalat tahajud. Shalat tahajud

merupakan faktor penting dalam membangkitkan semangat hidup, orang yang

dapat menghayati makna shalat pasti akan berpandangan bahwa segala

permasalahan yang dialami sudah diatur oleh Allah. Tertanam rasa optimis

dalam menghadapi kehidupan dan bisa menatap masa depan penuh keyakinan.

Faktor utama yang bisa memotivasi seseorang untuk shalat tahajud

adalah rasa cinta kepada Allah dan keyakinan kuat bahwa dirinya sedang

munajat kepada Allah. Munajat seperti ini bisa membuatnya kuat sehingga

mampu melakukan shalat tahajud cukup lama. Orang yang bertahajud akan

merasakan kenikmatan melebihi kenikmatan orang yang bersenang-senang.

Pada saat shalat tahajud orang-orang banyak sekali mengalami

sentuhan-sentuhan agung dan getaran-getaran halus dalam lubuk hati mereka yang

bersumber dari-Nya. Yakni kenyamanan dengan Allah serta kenikmatan

(48)

b. Faktor penghambat shalat tahajud

Semua orang muslim mempunyai kewajiban melaksanakan shalat

lima waktu, akan tetapi tidak semua orang mampu melaksanakan shalat

malam (tahajud). Disisi faktor pendukung ada faktor penghambat untuk

melaksanakan shalat tahajud diantaranya adalah:

1) Niat dan upaya yang dipersiapkan untuk shalat tahajud tidak

benar-benar maksimal.

2) Berprasangka buruk terhadap orang lain.

3) Setan menggoda manusia untuk tidak mendirikan shalat tahajud.

4) Malas dan enggan melaksanakan shalat tahajud, orang yang tidak

melaksanakan shalat malam berarti orang itu menyia-nyiakan

kesempatan yang sangat berharga dalam kehidupan. Ada kesempatan

untuk berdua (berkhalwa) dengan-Nya akan tetapi mengabaikannya

bahkan memilih tidur nyenyak.

B. Kesehatan Mental

1. Pengertian kesehatan mental

Kesehatan mental adalah pengetahuan dan perbuatan yang bertujuan

untuk mengembangkan dan memanfaatkan segala kapasitas, kreativitas,

energi dan dorongan yang ada semaksimal mungkin sehingga membawa

kepada kebahagiaan diri dan orang lain serta terhindar dari gangguan atau

(49)

Zakiah daradjat mendefinisikan kesehatan mental antara lain:

a. Kesehatan mental adalah terhindarnya orang dari gejala-gejala gangguan

jiwa (neurose) dan dari gejala-gejala penyakit jiwa (psychose).

b. Kesehatan mental adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan diri

sendiri, dengan orang lain dan masyarakat serta lingkungan dimana ia

hidup.

c. Kesehatan mental adalah pengetahuan dan perbuatan yang bertujuan untuk

mengembangkan dan memanfaatkan segala potensi, bakat dan pembawaan

yang ada semaksimal mungkin, sehingga membawa kepada kebahagiaan

diri dan orang lain, serta terhindar dari gangguan-gangguan dan penyakit

jiwa.

Dalam beberapa pengertian kesehatan mental diatas dapat disimpulkan

bahwa kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari

gangguan-gangguan dan gejala penyakit mental, dapat menyesuaikan diri, dapat

memanfaatkan segala potensi dan bakat yang ada semaksimal mungkin dan

membawa kepada kebahagiaan bersama serta tercapainya keharmonisan jiwa

dalam hidup.

2. Ciri-ciri Kesehatan Mental Secara Umum

Ciri-ciri kesehatan mental yang baik bisa dilihat dari karakteristik

tumbuh kembang seseorang. Adapun karakteristik kesehatan mental yang baik

(50)

a. Perasaan senang yang ada dalam diri sendiri

Perasaan ini dapat dijelaskan yang dimaksud dengan perasaan senang

yang ada dalam diri sendiri, diantaranya: perasaan senang dapat tercipta

karena seseorang dapat mengontrol rasa yang timbul dari dalam dirinya

seperti rasa takut, emosi, sedih bahkan depresi.

Perasaan senang dalam diri juga dapat berwujud pada sikap mental

yang dimiliki oleh seseorang, ketika menghadapi kekalahan atau

kekecewaan. Ketika mengalami kondisi seperti itu mereka masih mampu

bangkit dan kembali memandang hari esok akan lebih baik.

b. Adanya rasa nyaman terhadap kehadiran seseorang

Ciri-ciri ini menunjukkan bahwa setiap manusia memiliki cinta dan

kasih yang bisa dibagi kepada orang lain, serta mampu menerima cinta

yang diberikan orang lain. Kesehatan mental ini menunjukkan bahwa

seseorang yang sehat mental dapat menerima sebuah perbedaan dalam

masyarakat dan menjadikannya sebagai sesuatu yang dapat membuat

keadaan lebih maju.

c. Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan hidup

Ciri-ciri kesehatan mental pada poin terakhir yakni kemampuan

seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya secara mandiri, tanpa

(51)

Sangat sulit untuk menetapkan satu ukuran dalam menentukan dan

menafsirkan kesehatan mental. Alexander A. Schneiders dalam bukunya yang

berjudul Personality Dynamics and Mental Health, mengemukakan beberapa

kriteria yang sangat penting dan dapat digunakan untuk menilai kesehatan

mental. Ciri-ciri tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Pengendalian dan Integrasi pikiran dan tingkah laku

Pengendalian yang efektif merupakan salah satu tanda yang sangat

pasti dari kepribadian yang sehat. Ini berlaku terutamabagi proses-proses

mental. Berkhayal secara berlebihan, misalnya: merusak kesehatan mental

karena melemahkan hubungan antara pikiran dan kenyataan. Hal yang

penting bagi kesehatan mental adalah integrasi pikiran dan tingkah laku,

suatu kualitas yang biasanya diidentifikasikan sebagai integritas pribadi.

b. Perasaan-perasaan dan emosi yang positif dan sehat

Integrasi yang dibutuhkan bagi kesehatan mental dapat ditunjang

oleh perasaan positif dan demikian juga sebaliknya

perasaan-perasaan negatif dapat mengganggu atau bahkan merusak kestabilan emosi.

Perasaan-perasaan yang tidak aman, bersalah, rendah diri, benci, cemburu,

dan iri hati adalah tanda-tanda gangguan emosi dan dapat menyebabkan

mental tidak sehat. Sebaliknya, perasaan-perasaan diterima, cinta, aman,

dan harga diri masing-masing memberi sumbangan pada kestabilan mental

(52)

c. Ketenangan atau kedamaian pikiran

Banyak kriteria penyesuaian diri dan kesehatan mental berorientasi

kepada ketenangan pikiran/mental, yang sering disinggung dalam

pembicaraan mengenai kesehatan mental. Apabila ada keharmonisan

emosi, perasaan positif, pengendalian pikiran dan tingkah laku maka akan

muncul ketenangan mental (Semiun, 2006:52-53).

3. Tanda-Tanda Kesehatan Mental Menurut Islam

Kesehatan mental menurut Muhammad Mahmud, ada sembilan macam

tanda-tanda kesehatan mental, Pertama, kemapanan (al-sakinah), ketenangan

(al-tuma‟ninah), rileks (al-rahah) batin dalam menjalankan kewajiban baik

pada dirinya maupun terhadap Tuhan. Kata sakinah dalam semantik bahasa

arab diartikan sebagai kemapanan karena memiliki tempat tinggal sehingga

tidak berpindah-pindah. Kedua, memadahi (al-kifayah) dalam beraktifitas

seseorang yang mengenal potensi, keterampilan dan kedudukannya secara

baik maka ia akan bekerja secara baik pula dan hal ini merupakan tanda dari

kesehatan mentalnya. Ketiga, menerima keberadaan dirinya dan keberadaan

orang lain. Orang yang sehat mentalnya adalah orang yang menerima

keberadaan diri sendiri, baik yang berkaitan dengan kondisi fisik, kedudukan

potensi maupun kemampuannya, karena keberadaan itu merupakan anugerah

(53)

Keempat, adanya kemampuan untuk menjaga atau memelihara diri

artinya kesehatan mental ditandai oleh kemampuan diri memilah dan memilih

perbuatan yang akan dilakukan agar senantiasa sesuai dengan ajaran Allah

SWT. Kelima, kemampuan memikul tanggung jawab baik tanggung jawab

keluarga, sosial dan agama. Keenam, memiliki kemampuan berkorban dan

menebus kesalahan yang dilakukannya. Berkorban berarti kepedulian diri

seseorang untuk kepentingan bersama dengan memberikan sebagian kekayaan

dan kemampuannya. Sedangkan menebus kesalahan artinya kesadaran diri

atas kesalahan yang ia perbuat sehingga ia berani menanggung resiko dari

kesalahannya, kemudian ia berusaha memperbaiki diri agar tidak kembali

berbuat salah. Ketujuh, kemampuan individu untuk membina hubungan sosial

yang baik yang dilandasi sikap saling percaya saling menghargai. Sehingga

apabila ia ditimpa musibah maka orang lain akan membantunya, dan jika ia

diberi kelapangan rizki maka orang lain akan ikut merasa bahagia. Kedelapan,

memiliki keinginan yang realistik, sehingga dapat diraih secara baik.

Keinginan yang tidak masuk akal akan membawa seseorang ke jurang

angan-angan, kegilaan, lamunan dan kegagalan. Kesembilan, adanya rasa puas atas

segala nikmat yang telah diterimanya, Ia tidak terlalu memikirkan orang lain,

sehingga kebahagiannya tidak dibandingkan, karena dengan membandingkan

kebahagiaan akan menjadi tidak bermakna, karena biasanya pandangan

(54)

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Mental

Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan mental banyak jenisnya,

tetapi dapat digolongkan menjadi tiga bagian, yaitu: (a) Faktor biologis, (b)

Faktor psikologis, (c) Faktor lingkungan sosial budaya.

a. Faktor Biologis

Para ahli telah banyak melakukan studi tentang hubungan antara

dimensi biologis dengan kesehatan mental. Berbagai penelitian itu telah

memberi kontribusi sangat besar bagi kesehatan mental. Karena itu,

kesehatan mental tentunya tidak terlepas dari dimensi biologis ini.

Pada bagian ini akan dijelaskan tentang hubungan tersebut, khususnya

beberapa aspek biologis yang secara langsung berpengaruh terhadap

kesehatan mental, diantaranya: otak, sistem endokrin, genetik dan sensori.

1) Otak

Otak sangat kompleks secara fisiologis, tetepi memiliki fungsi yang

sangat esensi bagi keseluruhan aktivitas manusia. Diferensiasi dan

keunikan yang ada pada manusia pada dasarnya tidak dapat dilepaskan

dari otak manusia. Keunikan manusia terjadi justru karena keunikan

otak manusia dalam mengekspresikan seluruh pengalaman hidupnya.

Jika didipadukan dengan pandangan-pandangan psikologi, jelas adanya

(55)

mental. Funsi otak seperti motorik, intelektual, emosional dan afeksi

berhubungan dengan mentalitas manusia (Harun, 2012:7).

2) Sistem Endokrin

Sistem endokrin terdiri dari sekumpulan kelenjar yang sering

bekerja sama dengan sistem syaraf otonom. Sistem ini sama-sama

memberikan fungsi yang penting yaitu berhubungan dengan berbagai

bagian-bagian tubuh. Tetapi keduanya memiliki perbedaan diantaranya

sistem syaraf menggunakan pesan kimia dan elektrik sedangkan sistem

endokrin berhubungan dengan bahan kimia, yang disebut dengan

hormon. Tiap kelenjar endokrin mengeluarkan hormon tertentu secara

langsung ke dalam aliran darah, yang membawa bahan-bahan kimia

ini ke seluruh bagian tubuh. Sistem endokrin berhubungan dengan

kesehatan mental seseorang. Gangguan mental akibat sistem endokrin

berdampak buruk pada mentalitas manusia. Sebagai contoh

terganggunya kelenjar adrenalin berpengaruh terhadap kesehatan

mental, yakni terganggunya “mood” dan perasannya dan tidak dapat

melakukan coping stress.

3) Genetik

Faktor genetik diakui memiliki pengaruh yang besar terhadap

mentalitas manusia. Kecenderungan psikosis yaitu schizophrenia dan

(56)

dari orangtuanya. Gangguan lainnya yang diperkirakan sebagai faktor

genetik adalah ketergantungan alkohol, obat-obatan, Alzeimer syndrome,

phenylketunurine, dan huntington syndrome. Gangguan mental juga

terjadi karena tidak normal dalam hal jumlah dan struktur kromosom.

Jumlah kromosom yang berlebihan atau berkurang dapat menyebabkan

individu mengalami gangguan mental.

4) Sensori

Sensori merupakan aspek penting dari manusia. Sensori merupakan

alat yang menagkap segenap stimuli dari luar. Sensori termasuk:

pendengaran, penglihatan, perabaan, pengecapan dan penciuman.

Terganggunya fungsi sensori individu menyebabkan terganggunya

fungsi kognisi dan emosi individu. Seseorang yang mengalami

gangguan pendenganran misalnya, maka akan berpengaruh terhadap

perkembangan emosi sehingga cenderung menjadi orang yang paranoid,

yakni terganggunya afeksi yang ditandai dengan kecurigaan yang

berlebihan kepada orang lain yang sebenarnya kecurigaan itu adalah

salah.

b. Faktor Psikologis

Notosoedirjo dan latipun (2005), mengatakan bahwa aspek psikis

manusia merupakan satu kesatuan dengan dengan sistem biologis. Sebagai

(57)

dengan keseluruhan aspek kemanusiaan. Karena itulah aspek psikis tidak

dapat dipisahkan dari aspek yang lain dalam kehidupan manusia (Harun,

2012:7).

1) Pengalaman Awal

Pengalaman awal merupakan segenap pengalaman-pengalaman

yang terjadi pada individu terutama yang terjadi pada masa lalunya.

Pengalaman awal ini dipandang sebagai bagian penting bahkan sangat

menentukan bagi kondisi mental individu di kemudian hari.

2) Proses Pembelajaran

Perilaku manusia adalah sebagian besar adalah proses belajar, yaitu

hasil pelatihan dan pengalaman. Manusia belajar secara langsung sejak

pada masa bayi terhadap lingkungannya. Karena itu faktor lingkungan

sangat menentukan mentalitas individu.

3) Kebutuhan

Pemenuhan kebutuhan dapat meningkatkan kesehatan mental

seseorang. Orang yang telah mencapai kebutuhan aktualisasi yaitu orang

yang mengeksploitasi dan mewujudkan segenap kemampuan, bakat,

keterampilannya sepenuhnya, akan mencapai pada tingkatan apa yang

disebut dengan tingkat pengalaman puncak (peack experience). Maslow

Gambar

Tabel 3.4 Keadaan Ustadz dan Ustadzah
Tabel 3.4 Keadaan Santri Putra
Tabel 3.4 Keadaan Santri Putri
Tabel 3.6 Kegiatan Santri Harian
+3

Referensi

Dokumen terkait

judul laporan ini yaitu “ RANCANG BANGUN ALAT PENDETEKSI MAKANAN YANG MENGANDUNG FORMALIN BERBASIS DERET SENSOR ”.. Tujuan dari penulisan laporan ini adalah salah

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak berikut, yang telah memberikan petunjuk, bimbingan, saran dan kritik yang sangat berguna baik secara

kisi – kisi instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel harga diri yang. diujicobakan dan juga sebagai kisi – kisi instrumen final yang

dilakukan oleh pelaku usaha atau tidak sesuai dengan contoh,. mutu,

Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui Pengaruh Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah, Pemahaman Akuntansi, dan Ketaatan Peraturan Perundangan Terhadap Akuntabilitas

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara likuiditas dan pembiayaan denan profitabilitas BPRS dengan menggunakan data dari

Sebagai bagian dari Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan menengah kejuruan merupakan pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan

Teknik analisis dalam penelitian ini adalah menggunakan model regresi berganda karena dalam analisis regresi, selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau