• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV : HASIL PENELITIAN

1.2. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur Organisasi adalah bagan yang menggunakan pola hubungan antara dua orang atau lebih dalam suatu susunan hirarki dan pertanggungjawaban untuk mencapai tujuan tertentu.

Struktur Organisasi perusahaan dapat diketahui dengan menggambarkan bagan organisasi, sehingga diperoleh gambaran yang jelas tentang arus tugas, wewenang dan tanggung jawab sesuai dengan fungsi-fungsi pada setiap jabatan.

Struktur Organisasi yang dianut oleh PT. Bina San Prima Medan ini adalah berbentuk organisasi line/garis. Berikut dapat dilihat secara formal bahwa ada beberapa indikasi yang menunjukkan bentuk line, yaitu pimpinan tertinggi dipegang oleh Kepala

Lasma Uhur Haloho : Sistem Akuntansi Penjualan Kredit Dan Penagihan Piutang Pada PT. Bina San Prima Medan, 2009. Cabang yang dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh Sekretaris dan 7 Divisi yang terdiri dari Sales Supervisor, Asisten Apoteker, Kepala Gudang, Kepala Ekspedisi, Finance Supervisor, Accounting Supervisor, dan Branch Credit Analiyst. Divisi tersebut masing-masing membawahi bagian-bagiannya.

Adapun fungsi dan tugas-tugas dari organisasi dapat diuraikan di bawah ini : 1. Kepala Cabang

Fungsi :

Mengkoordinir, mengarahkan, melaksanakan dan mengawasi seluruh kegiatan operasional cabang dari PT. Bina San Prima sesuai dengan tujuan, kebijaksanaan, sistem dan prosedur yang diterapkan oleh perusahaan (kantor pusat)

2. Wakil Kepala Cabang Fungsi :

Membantu Kepala Cabang mengkoordinir, mengarahkan, melaksanakan dan mengawasi seluruh kegiatan operasional cabang dari PT. Bina San Prima sesuai dengan tujuan, kebijaksanaan, sistem dan prosedur yang diterapkan oleh perusahaan (kantor pusat).

3. Finance Supervisor Fungsi :

 Mengkoordinir dan menciptakan suasana kerja yang baik di bagian administrasi keuangan.

 Mengkoordinir dan memotivasi kolektor supaya tagihan dapat ditagih tepat waku dan maksimal ses

Lasma Uhur Haloho : Sistem Akuntansi Penjualan Kredit Dan Penagihan Piutang Pada PT. Bina San Prima Medan, 2009.

 uai target collection cabang dan target kolektor yang dibuat. Tugas :

 Merencanakan pencapaian tagihan yang maksimal

 Evaluasi dan menganalisa tagihan yang telah lewat jangka waktu

 Mencegah terjadinya tagihan macet

 Bersama Kepala Cabang membuat Plafon Kredit

 Memonitor setiap hari uang masuk yang diterima oleh kasir sesuai jumlah penagihan yang dibayar tunai dan dilaporkan kepada Kepala Cabang.

 Memonitor setiap hari setoran ke bank sesuai dengan jumlah tagihan tunai dan warkat (cek/giro) yang jatuh tempo dan langsung dilaporkan kepada Kepala Cabang.

 Melakukan cash opname petty cash dan kas besar setiap hari (closing)

 Memonitor tagihan dan memfollow up tagihan yang terlambat dan macet bersama dengan sales supervisor atau kepala cabang.

4. Asisten Apoteker Fungsi :

a. Memenuhi persyaratan formal PBF

b. Menerima pesanan, menentukan kelayakan dari pesanan dan membuat SP sesuai peraturan Depkes RI

Lasma Uhur Haloho : Sistem Akuntansi Penjualan Kredit Dan Penagihan Piutang Pada PT. Bina San Prima Medan, 2009. Tugas :

 Menerima seluruh pesanan yang masuk baik via telepon maupun via salesman

 Mengawasi order yang masuk, apakah sesuai dengan jenis outlet yang diperbolehkan menurut UU Depkes.

 Menandatangani faktur dan mendistribusikan faktur.

 Membuat laporan OKT bulanan

 Memimpin Staff, Adm. Penjualan, Fakturis, Adm Arsip, mengatur dan mengontrol/mengawasi memastikan tugas-tugas staff terlaksana

5. Accounting Supervisor Fungsi :

 Setiap bulannya membuat laporan SPM PPN dan SPM PPH 21 dengan lengkap, benar dan tepat waktu diserahkan kepada kantor pelayanan pajak setempat.

 Melakukan supervise atas pekerjaan accounting clerk yang meliputi stock opname barang, penginputan ke computer serta laporan-laporan untuk accounting pusat.

 Membuat laporan claim CN dari outlet tertentu. 6. Branch Credit Analyst

Fungsi :

 Meneliti status kredit pelanggan

Lasma Uhur Haloho : Sistem Akuntansi Penjualan Kredit Dan Penagihan Piutang Pada PT. Bina San Prima Medan, 2009. 7. Sales Supervisor

Fungsi :

Mengkoordinir, mengarahkan, melaksanakan seluruh kegiatan penjualan sesuai kebijakan dan tujuan perusahaan melalui sistem dan prosedur penjualan yang telah ditetapkan sebaik-baiknya.

Tugas :

 Merencanakan dengan baik pencapaian sales cabang dengan pedoman sales target yang ditetapkan Sales Manager

 Bersama Kepala Cabang menentukan target Salesman masing-masing area dan penempatan personil yang sesuai untuk tugas yang ada.

 Mengukur hasil pencapaian tiap Salesman harian, mingguan dan bulanan, dan langkah pengembangan yang harus diambil dan dilaporkan kepada Kepala Cabang.

 Menyelenggarakan dan memimpin rapat harian dengan Salesman untuk memberikan pengarahan, komando, dan semangat kepada para Salesman menyangkut hasil-hasil telah dan masih harus dicapai oleh tiap-tiap Salesman.

 Pengendalian biaya kanvas dengan sales yang tercipta serta control penagihan luar kota.

 Memeriksa setiap laporan yang dibuat oleh Salesman

Lasma Uhur Haloho : Sistem Akuntansi Penjualan Kredit Dan Penagihan Piutang Pada PT. Bina San Prima Medan, 2009. 8. Kepala Gudang

Fungsi :

Menerima, mengatur, menyiapkan dan mendistribusikan persediaan dalam jumlah yang tepat, pada waktu yang tepat dengan cara yang tepat.

Tugas :

 Merencanakan persediaan barang dengan : a. Melihat stock fisik yang ada di gudang (SSL)

b. Melihat flow stock yang keluar, sehingga didapat kesimpulan tentang adanya fast moving product dan slow moving product.

c. Menyusun pesanan sesuai dengan kebutuhan dari masing-masing produk.

 Mengatur lay out gudang obat jadi, sehingga memudahkan arus barang keluar dan masuk, juga aman.

 Setiap barang yang diterima dari pabrik dicek dengan cermat mengenai jumlah barang, kondisi barang, masa expired date dan membukukannya ke dalam kartu stock tepat pada waktunya serta menuliskan nomor batch pada setiap kartu stock barang di gudang.

 Merencanakan pemisahan stock transit, retur barang, dan expired date.

 Menerima barang retur dari bagian ekspedisi/salesman dengan lampiran copy faktur dan telah disetujui oleh Kepala Cabang.

 Memimpin, mengontrol dan mengawasi bawahan untuk memastikan tugas-tugas dijalankan dengan baik.

Lasma Uhur Haloho : Sistem Akuntansi Penjualan Kredit Dan Penagihan Piutang Pada PT. Bina San Prima Medan, 2009. 9. Kepala Ekspedisi

Fungsi :

Mengatur pengiriman barang ke outlet sesuai dengan sistem prosedur pesanan dengan kemasan yang standard, dan sesuai jadwal serta tepat waktu.

Tugas :

 Melengkapi dokumen-dokumen pengiriman barang serta mencatat pada buku ekspedisi.

 Mengontrol jumlah kiriman barang dengan teliti dan benar sesuai dengan dokumen yang dibuat setiap hari.

 Mengatur pengepakan barang-barang yang akan dikirim ke outlet luar kota dengan baik dan teliti

 Membuat laporan hasil pengiriman barang/retur barang dari outlet dengan memperhatikan dokumen yang sah dan ditandai serta dicap oleh outlet.

 Memeriksa dan mencocokkan keaslian tanda tangan /stempel sebagai fungsi kontrol barang diserahkan kepada yang berhak.

 Memeriksa setiap kenderaan operasional serta kelengkapan surat lainnya.

 Penyerahan barang dari gudang ke ekspedisi mengikuti prosedur yang telah ditetapkan yaitu melalui buku ekspedisi intern khususnya untuk outlet luar kota yang dikirim via angkutan ekspedisi. Barang yang akan dikirim via ekspedisi, kartu gudangnya harus dicantumkan dengan jelas pada kemasan luar dan pada surat jalan.

Lasma Uhur Haloho : Sistem Akuntansi Penjualan Kredit Dan Penagihan Piutang Pada PT. Bina San Prima Medan, 2009. 2. Prosedur Penjualan Kredit

Prosedur penjualan kredit pada PT. Bina San Prima Medan adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan biasanya menerima order pelanggan melalui staff marketing di

lapangan, melalui telepon, fax, ataupun pelanggan langsung mendatangi kantor perusahaan. Penerimaan pesanan dari langganan dilakukan oleh bagian invoice. Jika pelanggan yang masih baru dilakukan penginputan di master pelanggan oleh Branch Credit Analyst. Jika outlet tersebut masih baru tidak diberikan melakukan penjualan kredit tetapi penjualan tunai dan akan diberikan potongan harga 2 %. Outlet akan diberikan melakukan pembayaran secara kredit jika outlet sudah melakukan penjualan dalam 3 bulan dan tidak ada masalah dalam pembayaran piutang tersebut.

2. Bagian invoice melakukan input data surat pesanan dan memeriksa kondisi pelanggan apakah ada masalah dalam pembayaran atau plafon kredit yang sudah ditetapkan perusahaan kemudian menyerahkannya ke bagian branch credit analyst untuk diotorisasi.

3. Bagian Branch Credit Analyst memeriksa kondisi pelanggan apakah ada pembayaran piutang yang terlambat melebihi plafon kredit yang sudah disepakati antara pelanggan dengan perusahaan. Pemberian kredit dengan pengajuan plafon awal < Rp 10 juta merupakan wewenang dari kepala cabang. Pemberian kredit dengan pengajuan awal > Rp 10 juta s/d < Rp 100 juta merupakan wewenang Account Receivable Manager. Pemberian kredit dengan pengajuan awal > Rp 100

Lasma Uhur Haloho : Sistem Akuntansi Penjualan Kredit Dan Penagihan Piutang Pada PT. Bina San Prima Medan, 2009. juta dibagi menjadi 2 yaitu dengan menggunakan agunan merupakan wewenang Finance & Accounting Director (FAD) dan Operation & Brand Director (OBD) dan tanpa agunan merupakan wewenang Chief Executive Officer.

4. Jika tidak ada masalah dalam hal plafon kredit dan term of payment maka surat pesanan tersebut diserahkan kembali ke bagian invoice untuk diterbitkan faktur penjualan.

5. Setiap order pelanggan yang telah diotorisasi maka bagian invoice menerbitkan faktur penjualan sesuai dengan surat pesanan tersebut kemudian menyerahkan ke bagian gudang.

6. Bagian gudang menerima surat pesanan dan invoice yang sudah disiapkan oleh bagian invoicing dan mempersiapkan semua jenis barang yang telah dipesan sesuai dengan surat pesanan tersebut. Kemudian bagian gudang mempersiapkan delivery order dan menyerahkannya kembali ke bagian invoice untuk cetak faktur penjualan.

7. Bagian gudang menerbitkan surat tanda terima barang tiga rangkap dan lembar terakhir dijadikan arsip yang sebelumnya dicatat ke dalam kartu persediaan. Selanjutnya bagian gudang menyiapkan barang sesuai dengan surat tanda terima barang dan menyerahkannya kepada bagian pengiriman.

8. Bagian order penjualan membuat faktur penjualan rangkap 5 yang diberi warna putih, merah jambu, biru, hijau, dan kuning berdasarkan surat tanda terima yang diterbitkan oleh bagian gudang.

Lasma Uhur Haloho : Sistem Akuntansi Penjualan Kredit Dan Penagihan Piutang Pada PT. Bina San Prima Medan, 2009. 9. Bagian pengiriman memeriksa ketepatan jumlah dan spesifikasi barang yang

diterima dari bagian gudang dengan surat tanda terima barang dan menyesuaikan dengan faktur penjualan dari bagian penjualan.

10. Bagian pengiriman melakukan pengiriman barang langsung kepada pelanggan. Setelah barang diterima, pelanggan akan menstempel surat tanda terima barang dan faktur penjualan sebagai bukti penerimaan barang dan dibawa kembali oleh bagian pengiriman untuk diserahkan kepada bagian akuntansi (bagian pembukuan). Salinan tanda terima barang dan faktur penjualan yang berwarna putih diserahkan kepada pelanggan.

11. Berdasarkan faktur penjualan dan tanda terima barang bagian pembukuan mencatat penjualan yang dilakukan dalam jurnal penjualan.

12. Setiap bulan bagian pembukuan membuat laporan penjualan dan perhitungan harga pokok penjualan berdasarkan jurnal penjualan.

Flowchart prosedur penjualan kredit PT. Bina San Prima Medan disajikan dalam lampiran 6.

2. Prosedur Penagihan Piutang

Prosedur penagihan piutang pada PT. Bina San Prima Medan dapat dibedakan antara penagihan piutang untuk penjualan kredit outlet dalam kota dan penagihan piutang untuk penjualan kredit outlet luar kota Medan.

Prosedur penagihan piutang perusahaan untuk penjualan kredit outlet dalam kota adalah sebagai berikut :

Lasma Uhur Haloho : Sistem Akuntansi Penjualan Kredit Dan Penagihan Piutang Pada PT. Bina San Prima Medan, 2009. 1. Bagian Administrasi Piutang membuat Rincian Penagihan (RP 1-2) per kode

kolektor, kode rayon dan jenis outlet dan menyerahkan kontra bon/faktur penjualan (1) dan faktur pajak standar (1) dan RP (1) kepada kolektor dan menyimpan sementara RP (2).

2. Kolektor menerima kontra bon/faktur penjualan (1) dan faktur pajak standar (1) beserta Rincian Penagihan (1) dari bagian Administrasi Piutang dan melakukan penagihan ke masing-masing outlet.

3. Pembayaran piutang oleh outlet dapat dilakukan dalam bentuk uang tunai, giro ataupun cek dan setelah menerima pembayaran dari outlet berupa uang tunai/bukti transfer/cek/giro, kolektor menyerahkan kontra bon/faktur penjualan (1) dan faktur pajak standar (1) ke outlet sesuai pembayaran outlet. Kolektor akan meminta tanda tangan, cap dan alasan outlet di belakang Rincian Penagihan apabila outlet tidak melakukan pembayaran.

4. Kolektor mencatat data pembayaran outlet di Rincian Penagihan (1) sesuai dengan nomor faktur yang dibayar outlet.

5. Setelah kolektor selesai melakukan hasil penagihan, kolektor menyetorkan uang tunai, bukti transfer dan slip warkat ke kasir dengan menggunakan Rincian Penagihan (1).

6. Bagian Kasir menerima dan memeriksa uang tunai, bukti transfer dan slip warkat dari kolektor dan jika sudah sesuai memparaf dan mencap Kasir per outlet yang melakukan pembayaran pada Rincian Penagihan (1) dan memvalidasi RP (1).

Lasma Uhur Haloho : Sistem Akuntansi Penjualan Kredit Dan Penagihan Piutang Pada PT. Bina San Prima Medan, 2009. 7. Setelah kolektor menyetor ke kasir, kolektor menerima Rincian Penagihan (1)

dari kasir dan mempertanggungjawabkan RP (1) kepada bagian Administrasi piutang.

8. Bagian administrasi piutang menerima dan memeriksa validasi kasir RP (1) untuk Rincian Penagihan yang berhasil ditagih oleh kolektor dan menerima dan memeriksa kontra bon /faktur penjualan (1) dan faktur pajak standar (1) dari kolektor sesuai dengan RP (1) yang tidak dilunasi outlet. Kemudian bagian piutang mencocokkan RP (1) dengan RP (2), bila sudah sesuai menandatangani RP (1-2) dan meminta tanda tangan kolektor pada kolom serah terima 2.

9. Bagian administrasi piutang kemudian melakukan penjadwalan ulang untuk faktur-faktur dan kontra bon yang belum berhasil ditagih dan meminta persetujuan Supervisor piutang dan menyerahkan RP (2) kepada supervisor piutang untuk diperiksa dan diarsipkan dan bagian admnistrasi piutang mengarsipkan RP (1).

Flowchart prosedur penagihan piutang untuk penjualan kredit outlet dalam kota disajikan dalam lampiran 7.

Prosedur penagihan piutang perusahaan untuk penjualan kredit outlet luar kota Medan adalah sebagai berikut :

1. Bagian administrasi piutang membuat Rincian Penagihan (RP 1-2) per kode kolektor, kode rayon/jenis outlet dan memilih fakur yang akan ditagih, kemudian memisahkan faktur penjualan (1), faktur pajak standar (1) dan kontra

Lasma Uhur Haloho : Sistem Akuntansi Penjualan Kredit Dan Penagihan Piutang Pada PT. Bina San Prima Medan, 2009. bon yang akan ditagih oleh salesman luar kota dan meminta persetujuan supervisor piutang pada RP (1-2).

2. Salesman luar kota menerima kontra bon/Faktur Penjualan (1) dan faktur pajak standar (1) beserta Rincian Penagihan (1) dari bagian administrasi piutang dan menyimpan sementara RP (2). Salesman menerima pembayaran dari outlet berupa uang tunai/buki transfer/ cek/giro kemudian menyerahkan kontra bon/faktur penjualan (1) dan faktur pajak standar (1) ke outlet sesuai pembayaran outlet. Salesman meminta tanda tangan, cap, dan alasan outlet di belakang RP (1) apabila outlet tidak melakukan pembayaran kemudian mencatat data pembayaran outlet di RP (1) sesuai dengan nomor faktur yang dibayar outlet. Untuk pembayaran dalam bentuk uang tunai, uang tunai ditransfer ke rekening bank kantor cabang atau langsung disetor ke kasir pada saat kembali ke kantor cabang.

3. Kasir menerima dan memeriksa uang tunai, bukti transfer dan slip transfer, cek/giro dan slip warkat beserta RP (1) dari Salesman luar kota dan memparaf bila sudah sesuai dan mencap Kasir per outlet yang melakukan pembayaran pada RP (1).

4. Kasir menerima dan memeriksa asli bukti transfer salesman luar kota, bukti transfer outlet, cek/giro dan slip warkat (yang telah difax salesman luar kota ke administrasi bank selama periode up country) dari salesman luar kota, bila sudah sesuai memparaf dan mencap kasir per outlet yang melakukan

Lasma Uhur Haloho : Sistem Akuntansi Penjualan Kredit Dan Penagihan Piutang Pada PT. Bina San Prima Medan, 2009. pembayaran pada RP (1) pada kolom transfer, kemudian mencoret nominal faktur pada RP (1) untuk faktur yang belum dilunasi dan memvalidasi RP (1). 5. Kasir juga mencatat nomor RP (1) dan jumlah nominal total yang dibayar tunai

pada RPT (1-2) dan mencatat dalam monitor penerimaan warkat seluruh cek/giro yang diterima.

6. Kasir menyerahkan RP (1) ke salesman luar kota dan menyerahkan slip warkat ke Acc. Clerk, kemudian menyerahkan bukti transfer dan slip transfer ke administrasi bank.

7. Bagian adminsitrasi bank menerima asli bukti transfer salesman luar kota, bukti transfer outlet, cek/giro dan slip warkat (yang telah difax ke administrasi bank selama periode up country) dari kasir serta membandingkannya dengan dokumen-dokumen setor dan slip-slipnya yang asli kemudian mengarsipkan dokumen-dokumen dan slip-slip tersebut.

8. Bagian Adminsitrasi piutang menerima dan memeriksa (validasi kasir) RP (1), bila sudah sesuai melakukan flagging di RP (1) untuk faktur-faktur yang berhasil ditagih. Kemudian menerima dan memeriksa kontra bon/faktur penjualan dan faktur pajak standar dari kolektor sesuai dengan RP (1) yang tidak dilunasi outlet kemudian mencocokkan RP (1) dengan RP (2), bila sudah sesuai menandatangani RP (1-2) dan juga meminta tanda tangan salesman luar kota pada kolom serah terima 2 serta melakukan penjadwalan ulang untuk faktur-fakur dan kontra bon yang belum berhasil ditagih. Bagian administrasi

Lasma Uhur Haloho : Sistem Akuntansi Penjualan Kredit Dan Penagihan Piutang Pada PT. Bina San Prima Medan, 2009. piutang meminta persetujuan dari supervisor piutang dan menyerahkan RP (2) kepada supervisor piutang dan mengarsip RP (1)

9. Supervisor piutang menerima, memeriksa dan menyimpan RP (2)

Flowchart prosedur penagihan piutang untuk penjualan kredit outlet luar kota disajikan dalam lampiran 8.

Kewajiban untuk konfirmasi piutang ke outlet secara lisan melalui telepon oleh administrasi piutang atau supervisor piutang dan secara tertulis melalui surat konfirmasi piutang oleh adminstrasi piutang yang dititipkan melalui kolektor/salesman luar kota. Konfirmasi piutang ini berfungsi untuk memberitahukan posisi kredit pelanggan pada awal bulan.

4. Sistem Akuntansi Penjualan Kredit 4.1. Fungsi yang Terkait

Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi penjualan kredit pada PT. Bina San Prima Medan adalah sebagai berikut :

a. Fungsi Penjualan b. Fungsi Kredit c. Fungsi Gudang d. Fungsi Pengiriman e. Fungsi Akuntansi

Lasma Uhur Haloho : Sistem Akuntansi Penjualan Kredit Dan Penagihan Piutang Pada PT. Bina San Prima Medan, 2009. a. Fungsi Penjualan

Dalam transaksi penjualan kredit, fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima pesanan, mengedit order dari pelanggan untuk menambahkan informasi yang belum ada pada surat order tersebut, menentukan syarat-syarat penjualan dan waktu pengiriman, menerbitkan faktur penjualan serta mengawasi pengiriman barang. Fungsi ini berada ditangan bagian administrasi penjualan.

b. Fungsi Kredit

Fungsi ini bertanggung jawab untuk meneliti status kredit pelanggan dan memberikan otorisasi pemberian kredit kepada pelanggan. Prosedur pengaturan pemberian kredit adalah sebagai berikut :

1. Jika pengajuan plafon awal < Rp. 10 juta merupakan wewenang Chief of Branch 2. Jika pengajuan plafon awal > Rp. 10 juta s/d Rp 100 juta merupakan wewenang

Account Receivable Manager

3. Jika pengajuan plafon awal > Rp 100 juta dibagi menjadi 2 :

a. Dengan agunan merupakan wewenang FAD (Finance & Accounting Director dan OBD (Operation & Brand Director)

b. Tanpa agunan merupakan wewenang Chief Executive Officer Fungsi ini berada ditangan branch analyst credit.

c. Fungsi Gudang

Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyimpan barang, mengeluarkan barang sesuai perintah dari bagian penjualan, membuat kartu persediaan barang dagang,

Lasma Uhur Haloho : Sistem Akuntansi Penjualan Kredit Dan Penagihan Piutang Pada PT. Bina San Prima Medan, 2009. melakukan pengepakan barang, dan menyerahkan barang kepada fungsi pengiriman. Fungsi ini berada di tangan bagian gudang.

d. Fungsi Pengiriman

Fungsi ini bertanggung jawab atas pengiriman barang kepada pelanggan sesuai perintah dari bagian order penjualan, melakukan pengecekan dan perhitungan ulang atas barang yang siap untuk dikirimkan, menyusun jadwal dan rute pengiriman, serta menjamin bahwa tidak ada barang yang keluar dari perusahaan tanpa ada otorisasi dari yang berwewenang. Fungsi ini berada di tangan bagian ekspedisi.

e. Fungsi Akuntansi

Dalam transaksi penjualan kredit, fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat piutang yang timbul dari transaksi penjualan kredit, membuat laporan penjualan, serta melakukan perhitungan harga pokok penjualan setiap bulan. Fungsi ini berada ditangan bagian piutang dan bagian pembukuan.

4.2. Dokumen yang Digunakan

Dokumen yang digunakan dalam sistem penjualan kredit pada PT. Bina San Prima Medan adalah :

a. Formulir Permintaan Barang dan Tembusannya b. Surat Tanda Terima Barang dan Tembusannya c. Faktur Penjualan dan Tembusannya

Lasma Uhur Haloho : Sistem Akuntansi Penjualan Kredit Dan Penagihan Piutang Pada PT. Bina San Prima Medan, 2009. a. Formulir Permintaan Barang dan Tembusannya

Formulir permintaan barang ini diterbitkan oleh bagian administrasi penjualan dan memiliki 2 tembusan dengan warna yang berbeda, yaitu :

a. 1. Warna Putih

Formulir permintaan barang asli ini digunakan sebagai tanda permintaan barang dan diserahkan ke bagian gudang.

a. 2. Warna Merah

Tembusan formulir permintaan barang ini digunakan oleh bagian order penjualan untuk diarsipkan sebagai referensi di masa mendatang.

b. Surat Tanda Terima Barang dan Tembusannya

Surat tanda terima barang ini diterbitkan oleh bagian gudang berdasarkan formulir permintaan barang yang diterimanya. Surat tanda terima barang dibuat dalam tiga rangkap dengan warna yang berbeda, yaitu warna putih, biru dan kuning. Lembar warna putih dan biru diserahkan kepada pelanggan untuk ditandatangani dan lembar putih dibawa kembali untuk diarsipkan oleh bagian administrasi penjualan dan lembar warna biru untuk pelanggan. Sedangkan lembar warna kuning digunakan untuk pencatatan ke kartu persediaan oleh bagian gudang.

c. Faktur Penjualan dan Tembusannya

Faktur penjualan diterbitkan oleh bagian order penjualan dalam 5 rangkap yang diberi warna putih, biru, merah jambu, hijau, dan kuning berdasarkan surat tanda terima barang yang diterbitkan oleh bagian gudang. Lembar warna merah jambu digunakan oleh

Dokumen terkait