• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA

Bagan 2 Struktur Organisasi PNPM Mandiri Perkotaan

Struktur Organisasi PNPM Mandiri Perkotaan

Sumber: Kementerian Pekerjaan Umum, Tahun 2007

Dari uraian struktur organisasi yang tertera diatas dapat dijelaskan bahwa organisasi penyelenggaraan program nasional PNPM Mandiri Perkotaan yang secara struktur organisasi berada di bawah Tim Pengendali PNPM Mandiri Nasional. Untuk menyelenggarakan program PNPM-MP

maka Departemen Pekerjaan Umum sebagai lembaga penyelenggara

(executing agency) memberikan tugas kepada Direktorat Jenderal Cipta Karya untuk menyelenggarakan PNPM-MP.

Direktorat Jenderal Cipta Karya kemudian membentuk Unit Manajemen Proyek atau lebih dikenal sebagai PMU (Project Management Unit) yang dipimpin oleh Kepala Unit dan mendapat mandat penuh serta bertanggung jawab langsung kepada Dirjen Cipta Karya dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan PNPM-MP. Dalam pelaksanaan di lapangan, PMU melalui Satker (Satuan Kerja) mengontrak Konsultan Manajemen Pusat (KMP) yang akan bertindak atas nama PMU sesuai dengan kewenangan yang diberikan PMU, untuk melakukan manajemen proyek secara menyeluruh termasuk Konsultan Manajemen Wilayah (KMW) yang akan bertugas dibeberapa provinsi yang membawahi team leader sesuai jumlah provinsi yang didampinginya, dipimpin oleh seorang Program Director. Begitu juga untuk di setiap kota dan kabupaten akan dipimpin oleh seorang Korkot (Koordinator Kota) yang berkantor di kota/kabupaten bersangkutan dibantu beberapa tenaga ahli sesuai kebutuhan.

Ditingkat kelurahan, yang terdiri dari 7 sampai dengan 10 kelurahan akan didampingi oleh Tim Fasilitator. Di setiap kelurahan, warga masyarakat didorong untuk memilih para relawan sekurang-kurangnya 30 orang/kelurahan. Para relawan ini melalui suatu pelatihan secara khusus oleh KMW akan menjadi kader masyarakat PNPM-MP yang akan berperan sebagai agen pembangunan dan bekerja bersama warga sebagai relawan untuk

meningkatkan kesejahteraan warga dikelurahan masing-masing, terutama warga miskin dan kelompok masyarakat rentan lainnya. 3

6. Nilai-nilai dan Prinsip-prinsip yang Melandasi PNPM Mandiri Perkotaan Berdasarkan nilai-nilai luhur kemanusiaan dan prinsip-prinsip kemasyarakatan yang bersifat universal, dan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan, yang melandasi pelaksanaan P2KP adalah sebagai berikut : a. Nilai-Nilai Universal Kemanusiaan (Gerakan Moral)

Nilai-nilai universal kemanusiaan yang harus dijunjung tinggi, ditumbuhkembangkan dan dilestarikan oleh semua pelaku P2KP dalam melaksanakan P2KP adalah : Jujur, dapat dipercaya, ikhlas/kerelawanan, adil, kesetaraan, kesatuan dalam keragaman.

b. Prinsip Prinsip Universal Kemasyarakatan (Good Governance)

Prinsip-prinsip universal kemasyarakatan (Good Governance) yang harus dijunjung tinggi, ditumbuhkembangkan dan dilestarikan oleh semua pelaku P2KP adalah : Demokrasi, partisipasi, transparansi dan akuntabilitas, desentralisasi.

c. Prinsip-Prinsip Universal Pembangunan Berkelanjutan (Tridaya)

Prinsip-prinsip universal pembangunan berkelanjutan harus merupakan prinsip keseimbangan pembangunan, yang dalam konteks P2KP diterjemahkan sebagai sosial, ekonomi dan lingkungan yang tercakup dalam konsep Tridaya.

3

d. Perlindungan Lingkungan (Environmental Protection)

Dalam pengambilan keputusan maupun pelaksanaan kegiatan yang menyangkut kepentingan masyarakat banyak, terutama kepentingan masyarakat miskin, perlu didorong agar keputusan dan pelaksanaan kegiatan tersebut berorientasi pada upaya perlindungan/pemeliharaan lingkungan baik lingkungan alami maupun buatan termasuk perumahan dan permukiman, yang harus layak, terjangkau, sehat, aman, teratur, serasi dan produktif. Termasuk didalamnya adalah penyediaan prasarana dan sarana dasar perumahan yang kondusif dalam membangun solidaritas sosial dan meningkatkan kesejahteraan penduduknya.

e. Pengembangan Masyarakat (Social Development)

Tiap langkah kegiatan P2KP harus selalu berorientasi pada upaya membangun solidaritas sosial dan keswadayaan masyarakat sehingga dapat tercipta masyarakat efektif secara sosial sebagai pondasi yang kokoh dalam upaya menanggulangi kemiskinan secara mandiri dan berkelanjutan. Pengembangan masyarakat juga berarti upaya untuk meningkatkan potensi segenap unsur masyarakat, terutama kelompok masyarakat yang rentan (vulnerable groups) dan marjinal yang selama ini tidak memiliki peluang/akses dalam program/kegiatan setempat.

f. Pengembangan Ekonomi (Economic Development)

Dalam upaya menyerasikan kesejahteraan material, maka upaya-upaya kearah peningkatan kapasitas dan keterampilan masyarakat miskin dan atau penganggur perlu mendapat porsi khusus termasuk upaya untuk

mengembangkan peluang usaha dan akses ke sumberdaya kunci untuk peningkatan pendapatan, dengan tetap memperhatikan dampak lingkungan fisik dan sosial.

Prinsip-prinsip universal pembangunan berkelanjutan tersebut pada hakekatnya merupakan pemberdayaan sejati yang terintegrasi, yaitu pemberdayaan manusia seutuhnya agar mampu membangkitkan ketiga daya yang telah dimiliki manusia secara integratif, yaitu daya pembangunan agar tercipta masyarakat yang peduli dengan pembangunan perumahan dan permukiman yang berorientasi pada kelestarian lingkungan, daya sosial agar tercipta masyarakat efektif secara sosial, dan daya ekonomi agar tercipta masyarakat produktif secara ekonomi.

B. Profil Kelurahan Petukangan Utara 1. Letak Geografis

Kelurahan Petukangan Utara merupakan wilayah Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan. Luas Wilayah Kelurahan Petukangan Utara berdasarkan Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor: 1251 tahun 1986, mempunyai luas 299,24 Ha, dengan batas-batas Kelurahan sebagai berikut:

a. Sebelah Utara: Kelurahan Joglo, Jakarta Barat,

b. Sebelah Timur: Kali Kecil atau Saluran Air (Kelurahan Ulujami), c. Sebelah Selatan: Jalan Ciledug Raya,

d. Sebelah Barat: Kelurahan Kreo, Provinsi Banten. Titik koordinat : 6°13'47"S 106°44'56"T

Aksesbilitas untuk mencapai lokasi Kelurahan Petukangan Utara dapat dikategorikan mudah dalam pencapaian lokasinya, karena terdapat banyak sekali kendaraan umum yang melalui lokasi tersebut.

2. Jumlah Penduduk Kelurahan Petukangan Utara Tabel 1

Jumlah Penduduk Tiap RW

NO RW ANGGOTA KELUARGA JUMLAH

PENDUDUK LK PR 1 01 4.299 1.562 7.864 2 02 3.917 3.220 7.137 3 03 3.555 3.674 7.229 4 04 2.763 2.623 5.386 5 05 1.831 1.974 3.805 6 06 615 1.110 1.725 7 07 1.213 1.640 2.853 8 08 1.944 2.011 3.955 9 09 1.541 1.671 3.212 10 010 2.777 2.523 5.300 11 011 4.975 3.961 8.936 JUMLAH 29.433 27.969 57.402

Sumber: Laporan Bulanan Kelurahan Petukangan Utara, Bulan Mei 2012

3. Kondisi Pendidikan

Tabel 2

Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan di Kelurahan Petukangan Utara.

NO. PENDIDIKAN JUMLAH

1 SD 3.281 2 SLTP 2.652 3 SLTA 4.792 4 Akademik 1.864 5 S1 1.628 6 S2 486 7 S3 4 8 Tamat SD 2.163 9 Tamat SLTP 1.651 10 Tamat SLTA 1.246 11 Tamat Akademik 261 12 Tamat Universitas 69

Dari tabel diatas dapat terlihat kualitas pendidikan di Kelurahan Petukangan Utara cukup rendah terbukti terdapat 2.163 jiwa hanya dapat bersekolah hingga SD saja tidak sesuai dengan program pemerintah yaitu wajib belajar dua belas tahun.

4. Jenis Mata Pencaharian

Tabel 3

Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

NO. PEKERJAAN JUMLAH

1 Buruh 3.816 2 Pedagang 2.653 3 Karyawan Swasta 1.716 4 PNS 851 5 ABRI 216 6 Pensiunan 311 7 Swasta Lainnya 96 8 Lain-lain 19 JUMLAH 9.678

Sumber: Laporan Bulanan Kelurahan Petukangan Utara, Bulan Mei 2012 Dari tabel diatas terlihat jenis pekerjaan yang lebih dominasi adalah buruh yaitu sebesar 3.816 jiwa.

Masyarakat Petukangan Utara memiliki produk-produk unggulan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya, diantaranya sebagai berikut:

Tabel 4

Produk unggulan masyarakat Petukangan Utara

No. Jenis Alamat

1  Keripik Tempe

 Tas mote,Payet

RW. 03 2 Makanan Khas Betawi RW. 04

3 Jajanan Pasar RW. 05 4 Taplak Aplikasi RW. 06 5  Kripik Singkong  Serimping Manis RW. 09 6  Pembuatan Bros  Bunga Kristal RW. 010 Sumber: berdasarkan hasil pengamatan peneliti dilapangan

Dari keunggulan-keunggulan produk tersebut terdapat kelemahan yang dialami masyarakat Petukangan Utara diantaranya modal yang kurang dan penjualan yang belum meluas sehingga dari produk-produk tersebut hanya dapat terjual disekitar lingkungan Kelurahan Petukangan Utara dan Petukangan Selatan saja. Masyarakat berharap dapat mengembangkan produk unggulan yang dimilikinya tersebut dan dijual keluar keluar wilayah Kelurahan Petukangan.

5. Agama

Pemeluk agama di Kelurahan Petukangan Utara beraneka ragam, adapun agama yang dianut antara lain Islam, Kristen, Hindu, Budha. Jumlah penduduk berdasarkan pemeluk agama sebagai berikut:

Tabel 5

Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama

NO. AGAMA JUMLAH

1 Islam 35.102

2 Kristen 740

3 Hindu 202

4 Budha 104

JUMLAH 36.148

Sumber: Buku Monografi Kelurahan, Kelurahan Petukangan Utara, Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan.

Dari tabel 5 terlihat agama yang lebih mendominasi di Kelurahan Petukangan Utara adalah agama Islam. walapun demikian kegiatan masyarakat tidak terganggu dengan hal ini. Antara pemeluk agama saling menghormati dan menghargai satu sama lain. Pemuka agama memiliki peranan penting dalam kehidupan keagamaan, dan mereka dijadikan sebagai panutan masyarakat.

Nilai-nilai dan kepercayaan yang dianut yaitu sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing tiap warga, karena di wilayah Kelurahan Petukangan Utara lebih mendominasi agama Islam maka banyak dibangunnya Masjid dan Mushola, Gereja hanya sedikit kemudian Klenteng dan Wihara tidak ada bangunannya kemungkinan untuk Klenteng dan Wihara berada dirumah masing-masing warga yang beragama Hindu dan Budha. Pada masyarakat Petukangan Utara berusaha menciptakan lingkungan yang tinggi akan toleransi dalam beragama sehingga tidak akan timbul konflik-konflik tentang agama ataupun ras.

61 A. Temuan Data

PNPM Mandiri Perkotaan memiliki fungsi sebagai developmental atau mengembangkan. PNPM Mandiri Perkotaan mengembangkan minat dan kemampuan solidaritas untuk masyarakat agar masyarakat dapat melakukan tugasnya sesuai dengan siklus yang telah diterapkan oleh PNPM Mandiri Perkotaan. Dalam hal ini masyarakat harus memiliki partisipasi untuk menjalankan program-program PNPM Mandiri Perkotaan agar tercapainya masyarakat yang mandiri.

Seperti hasil wawancara dari Ketua Koordinator Kota PNPM Mandiri Perkotaan Jakarta Selatan, Pak ZA mengatakan:1

“Pengaruh PNPM Mandiri Perkotaan pada saat ini cukup besar, karena terlihatnya perubahan-perubahan peningkatan infrastruktur untuk kemajuan sarana pendukung lingkungan ekonomi dan sosial.”

Dalam PNPM Mandiri Perkotaan teradapat beberapa misi dalam memberdayakan masyarakat, diantaranya:

1. Tersedianya Perencanaan Jangka Menengah Pronangkis sebagai wadah untuk mewujudkan sinergi berbagai program penanggulangan kemiskinan yang komprehensif dan sesuai dengan aspirasi serta kebutuhan masyarakat dalam rangka pengembangan lingkungan pemukiman yang sehat, serasi, berjati diri, dan berkelanjutan.

1

Wawancara dengan Pak ZA sebagai Ketua Koordinator Kota PNPM Mandiri Perkotaan pada tanggal 23 September 2013

2. Terbangunnya forum LKM tingkat kecamatan dan kota/kabupaten untuk mengawal terwujudnya harmonisasi berbagai program daerah.

Salah satu pernyataan wawancara dari Pak ZA, sebagai berikut:2

“Misi adanya PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan Petukangan Utara untuk meningkatkan atau memberdayakan masyarakat dalam semangat kemandirian, kebersamaan dan kepedulian untuk mengatasi persoalannya secara bersama.”

Partisipasi atau peran serta masyarakat dalam pembangunan merupakan aktualisasi dari kesediaan dan kemampuan anggota masyarakat untuk berkorban dan berkontribusi dalam implementasi program/proyek yang dilaksanakan. Peningkatan partisipasi masyarakat merupakan salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat (social empowerment) secara aktif yang berorientasi pada pencapaian hasil pembangunan yang dilakukan dalam masyarakat.

Dalam hal ini faktor yang dapat mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat yaitu tokoh masyarakat di Kelurahan Petukangan Utara dalam Program pembangunan gedung PAUD adalah Ibu T, pihak dari Rt serta Rw, dan Fasilitator Kelurahan PNPM Mandiri Perkotaan.

Seperti kutipan hasil wawancara dengan Pak ZA sebagai ketua Koordinator Kota Jakarta Selatan :3

“Dengan kesadaran yang tumbuh dimasyarakat maka setiap anggota masyarakat seharusnya mampu untuk memberikan sumbangan baik tenaga, waktu, pikiran, dana (swadaya).”

2 Ibid 3

“Dalam PNPM Mandiri Perkotaan mengupayakan minimal 30% swadaya masyarakat terwujud dalam bentuk dukungan pendanaan.”

Dari pernyataan wawancara diatas mengenai PNPM Mandiri Perkotaan bahwa untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan sebuah partisipasi dari masyarakat agar dapat meningkatkan kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat kurang mampu secara mandiri dan menjadi berdaya.

Berdasarkan hasil penelitian, Partisipasi Masyarakat dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP) di Kelurahan Petukangan Utara Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan maka dapat dikelompokkan dalam beberapa tahap atau yang disebut siklus kegiatan sebagaimana berikut ini :

Seperti kutipan wawancara dengan ZA/ ketua koordinator :4

“Semua program yang ada di PNPM Mandiri Perkotaan dilaksanakan

melalui beberapa tahap/ siklus kegiatan di masyarakat, yang mana terdapat 3 siklus, pada saat ini Petukangan Utara sudah memasuki siklus awal. Setiap tahapan/ siklus dilaksanakan selama satu tahun.”

“Siklus pertama (Januari s/d Desember Tahun Pertama) terdiri dari Sosialisasi Awal, Rembug Kesiapan Masyarakat (RKM), Refleksi Kemiskinan (RK), Pemetaan Swadaya (PS) berorientasi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Millennium Development Goals (MDGs), Pembentukan Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM), Perencanaan Partisipatif menyusun Program Jangka Menengah Penanggulangan Kemiskinan (PJM Pronangkis) dan Rencana Tahunannya (RT), serta pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan oleh Masyarakat melalui KSM (Kelompok Swwadaya Masyarakat) dengan stimulan Bantuan Langsung Masyarakat (BLM). Siklus kedua (Januari s/d Desember Tahun Kedua), Program Jangka Menengah (PJM) Renta, Musrenbang Kecamatan, Review Rencana Tahunan, Kinerja LKM, KSM, dan Keuangan. Siklus ketiga (Januari s/d Desember Tahun Ketiga), Program Jangka Menengah (PJM) Renta,

4 Ibid

Musrenbang Kecamatan, Review Rencana Tahunan, Kinerja LKM, KSM, dan Keuangan.”

“PNPM atau Fasilitator dilapangan sangat berperan untuk menumbuhkkan/ mengembalikan kembali nilai-nilai masyarakat kelurahan Petukangan Utara yang sudah hampir luntur, seperti nilai kebersamaan, kejujuran ikhlas/kerelawanan, adil, kesetaraan, kesatuan dalam keragaman, menumbuhkan semua nilai-nilai itu yaahh…dengan praktek kegiatan PNPM, dengan melakukan training motivasi, olah pikir, olah rasa, misalnya saja dalalm refleksi kemiskinan, fasilitator kan mencoba menumbuhkan kembali nilai-nilai sosialnya, nilai jujur, kerelawanannya.”

1. Siklus 1

Siklus pertama (Januari s/d Desember Tahun Pertama) terdiri dari Sosialisasi Awal, Rembug Kesiapan Masyarakat (RKM), Refleksi Kemiskinan (RK), Pemetaan Swadaya (PS) berorientasi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Millennium Development Goals (MDGs), Pembentukan Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM), Perencanaan Partisipatif menyusun Program Jangka Menengah Penanggulangan Kemiskinan (PJM Pronangkis) dan Rencana Tahunannya (RT), serta pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan oleh Masyarakat melalui KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) dengan stimulan Bantuan Langsung Masyarakat (BLM).

a. Sosialisasi awal

Siklus 1 dimulai dengan proses pelaksanaan progam PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan Petukangan Utara diawali dengan Sosialisasi Awal kepada Masyarakat Petukangan Utara oleh pihak PNPM Mandiri Perkotaan (Fasilitator senior, Fasilitator Kelurahan) dan juga Petukangan Utara. Pada sosialisasi awal ini masyarakat diundang agar

dapat hadir di sosialisasi awal yang dilaksanakan di salah satu rumah tokoh masyarakat Petukangan Utara.

Seperti hasil wawancara Fasilitator Senior Pak LH mengatakan :5 “Tahap awal sebelum PNPM Mandiri Perkotaan masuk diwilayah Petukangan Utara, kami akan melalukan sosialisai awal terlebih dahulu kepada nasyarakat, agar mereka dapat memahami maksud dan tujuan dari PNPM tersebut dan tentunya terlebih dahulu kita melewati dari atas dulu, maksudnya kelurahan setempat, kita menjelaskannya, meminta izinnya juga”

Dan juga seperti yang dikatakan oleh LKM ibu T :6

“PNPM Mandiri ini kan adanya di Petukangan Utara dari tahun 2009, dari pertamanya, pihak PNPM melakukan sosialisasi awal, jadi tuh masyarakat diundang/ dikumpulkan, semua perangkat-perangkat lurah, tokoh-tokoh masyarakat dikumpulkan”

Dalam kutipan wawancara diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa semua kegiatan program PNPM Mandiri Perkotaan melalui proses pendampingan untuk pembelajaran, dilakukan melalui tahapan yang disebut dengan siklus PNPM-Mandiri Perkotaan. Tahapan ini sebetulnya merupakan tahapan yang biasa dilakukan dalam proses pembangunan saja pada PNPM Mandiri Perkotaan setiap tahapan diberi nama khusus. Dan dilaksanakan melalui tahap/ siklus pertama, yang diawali dengan sosialisasi awal. Sosialisasi tersebut dilakukan pada awal sebelum PNPM Mandiri Perkotaan masuk diwilayah kelurahan Petukangan Utara.

b. Rembug Kesiapan Masyarakat (RKM)

5

Wawancara dengan LH sebagai Fasilitator Senior pada tanggal 29 Oktober 2013.

6

Rembug Kesiapan Masyarakat (RKM) adalah tahap selanjutnya setelah Sosialisasi Awal, seperti yang dikatakan oleh Ketua Koordinator Kota wilayah Jakarta Selatan :7

“….di PNPM Mandiri Perkotaan sebelum siklus dijalankan, ada yang namanya Rembug Kesiapan Masyarakat, yang mana hal ini merupakan proses awal dalam siklus PNPM Mandiri Perkotaan karena PNPM-Mandiri Perkotaan adalah upaya penanggulangan kemiskinan yang diintervensi oleh pihak luar (pemerintah), sehingga masyarakat harus diberi kesempatan dalam mengambil keputusan berkehendak untuk menerima atau menolak PNPM Mandiri Perkotaan sebagai alternatif pemecahan masalah di wilayah mereka. Sebagai contoh saja.., ada satu kelurahan di Jakarta Selatan yang menolak PNPM Mandiri Perkotaan yaitu Melawai, karena di daerah tersebut adalah orang-orang kaya, jadi mereka menolaknya.”

“Proses Rembug Kesiapan Masyarakat tidak begitu panjang atau mungkin banyak tahap-tahapnya, yang penting dari kita/ pihak PNPM hanya menunggu jawaban sesudah kita melakukan sosialisasi awal, apakah masyarakat kelurahan Petukangan Utara menerima PNPM Mandiri Perkotaan di tempat mereka? Itu semua mereka pertimbangkan dengan Lurah, RW, RT, Tokoh-tokoh masyarakat dan juga masyarakat pastinya, yang mana semuanya hadir pada rembug. Dan antusiasme masyarakat pada rembug ini cukup tinggi, yaahh..,mungkin juga salah satu dari dampak sosialisasi awal yang telah dilakukan.”

Dan juga pendapat dari bapak AK :8

“Pada tahap ini, apabila masyarakat sudah siap, dapat menerima PNPM Mandiri Perkotaan di kelurahan Petukangan Utara, maka akan ada yang namanya pemilihan relawan/ penggerak motornya, dipemilihan ini tidak ada pencalon-calonan, tetapi bagi siapa saja yang sanggup mengemban tanggung jawab yang diberikan oleh PNPM dan masyarakat bagi calon relawan harus memiliki tanggung jawab, jujur, adil, peduli, ikhlas dan memilki komitmen untuk membantu masyarakat dalam melaksanakan seluruh tahapan kegiatan program.”

7

Wawancara dengan Bapak ZA sebagai Ketua Koordinator Kota PNPM Mandiri Perkotaan pada tanggal 23 September 2013.

8

Wawancara dengan Bapak AK sebagai penerima program/ warga pada tanggal 4 Maret 2014.

Dari penjelasan hasil wawancara diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa setelah sosialaisasi awal, dilanjutkan dengan rembuk kesiapan masyarakat (RKM), yang mana RKM tersebut bertujuan untuk kesiapan masyarakat bagaimana, apakah masyarakat menerima PNPM Mandiri Perkotaan diwilayah mereka. Keputusan untuk menolak atau menerima program harus merupakan kesepakatan seluruh warga masyarakat, bukan hanya ditentukan oleh beberapa orang tertentu saja. Agar warga masyarakat mampu menentukan keputusan apa yang harus diambil, tentu pada tahap awal masyarakat harus mengetahui apa itu PNPM Mandiri Perkotaan, tahapan yang harus dilakukan, konsekuensi yang harus dihadapi, dan komitmen yang harus diberikan apabila program ini dijalankan. Apabila masyarakat menerima program ini, maka perlu adanya komitmen dari masyarakat mengenai: 1) harus ada motor penggerak (relawan) dari masyarakat yang akan ikut memfasilitasi semua tahapan kegiatan. 2) masyarakat harus ikut dalam setiap diskusi dan musyawarah dalam kegiatan siklus yang akan dilakukan. 3) ada swadaya masyarakat untuk setiap tahapan kegiatan.

Seperti yang dikatakan juga oleh ibu T :9

“Memang sebelumnya harus ada terlebih dahulu rembug kesiapan masyarakat kelurahan Petukangan Utara, ketika Kelurahan Petukangan Utara menerima PNPM Mandiri Perkotaan ada diwilayah ini, dari pihak pemerintah meminta komitmen, yaitu ada tiga hal: 1) Harus ada penggerak motor (relawan), 2.) Masyarakat

9

harus ikut dalam setiap diskusi siklus kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan, 3.) Harus ada swadaya dari masyarakat.”

“Petukangan Utara kan sudah menerima PNPM Mandiri Perkotaan,

melalui rembug masyarakat, setalah itu kan ada pemilihan relawan, kebetulan nih salah satu relawannya saya sendiri, karena saya tertarik juga, dan sebelumnya juga kan saya sudah aktif di kegiatan-kegiatan sosial. Dan kalau masalah persiapan relawan itu pasti ada, setelah relawan-relawan terpilih, pihak PNPM akan mengadakan pelatihan organisasi dan motivasi menjadi seorang relawan sosial, kegiatan itu waktu dulu ya.., diadakan selama dua hari di Puncak Bogor”

Ada pun juga hasil wawancara dengan Ibu T :10

“Kami minta data ke tiap RT mengenai data warga miskin (warmis) di RW 002 Petukangan Utara. Setelah mengetahui data tersebut baru kami mendatangi kerumah tiap-tiap warmis itu mengenai kebutuhan masyarakat untuk saat ini dan kedepannya apa. Nah.. sebagian besar warganya itu membutuhkan tempat untuk pendidikan anak-anak mereka yang murah ataupun gratis. Dari situ kemudian kami memberikan penjelasan bahwa ada program dari PNPM MP yang akan membantu warga Petukangan Utara dalam membangun gedung PAUD, namun harus ada swadaya dari masyarakat agar program ini berjalan dengan lancar dan berhasil. Bentuk swadayanya itu bebas dapat berbentuk apa saja, seperti tenaga, alat-alat petukangan, makanan atau minuman, uang, gitu nak.”

Rembuk Kesiapan Masyarakat (RKM) yang ada di dalam tahapan-tahapan pelaksanaan program PNPM Mandiri Perkotaan terdapat bentuk dan tipe partisipasi yang diberikan oleh masyarakat untuk kelanjutan program pembangunan gedung PAUD di Petukangan Utara:

Berikut kutipan wawancara dengan Ibu T :11

“Mungkin saya bisa dikategorikan sebagai tipe yang memberikan informasi dan insentif materil.”

10

Wawancara dengan Ibu T sebagai LKM pada tanggal 4 Maret 2014

11 Ibid

“Saya biasanya mendengarkan, menjawab aspirasi dari masyarakat, dan saya juga hanya dapat memberikan sedikit uang.”

Ada pula kutipan wawancara dengan Bapak AK :12 “Tipe partisipasi yang saya berikan yaitu tipe materil.”

“Dalam program pembangunan PAUD di Petukangan Utara ini saya hanya bisa memberikan tenaga dan sedikit uang.”

Selanjutnya kutipan wawancara dengan Ibu PH :13

“Kalau saya mungkin bisa dibilang tipe partisipasi materil ya de.” “Saya nyediain makanan, minuman, peralatan makan. Bisa dibilang kalo ibu-ibu bagian konsumsinya ya de..”

Setelah dilaksanakan rembug kesiapan masyarakat dan masyarakat menerima PNPM Mandiri Perkotaan, maka siklus PNPM Mandiri Perkotaan akan dilanjutkan.

c. Refleksi Kemiskinan

Refleksi Kemiskinan di Kelurahan Petukangan Utara dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran kritis masyarakat terhadap akar penyebab masalah kemiskinan yang ada di Petukangan Utara. Seperti kutipan wawancara dengan Mbak DO :14

“Refleksi Kemiskinan di lakukan dengan metode FGD atau Diskusi Kelompok Terarah (DKT). Untuk setiap kelurahan dampingan, termasuk kelurahan Petukangan Utara jumlah diskusi sebanyak–banyaknya kelompok yang mungkin dilakukan dengan mempertimbangkan rentang waktu dalam siklus Refleksi kemiskinan tersebut. Pada pelaksanaan FGD bisa dilakukan di satu tempat dengan pembagian kelompok–kelompok yang lebih kecil,

12

Wawancara dengan Bapak AK sebagai penerima manfaat/warga pada tanggal 4 Maret 2014

13 Wawancara dengan Ibu PH sebagai penerima manfaat/warga pada tanggal 4 Maret 2014 14

dan masing–masing kelompok didampingi oleh seorang moderator. Peserta diskusi pada tingkat komunitas terkecil dipisahkan antara kelompok perempuan, kelompok laki–laki, kelompok warga miskin, kelompok warga non miskin kelompok pemuda dan kelompok campuran.”

“Hal ini dilakukan agar bisa diketahui gambaran persepsi dan kesempatan bagi masing–masing kelompok untuk mengemukakan

Dokumen terkait