• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PARTAI POLITIK DALAM DEMOKRATISASI DI DAERAH

B. Struktur, Peran dan Fungsi Partai Politik

1. Struktur Partai Politik

1. Struktur Partai Politik

Menurut penulis struktur kepartaian merupakan puncak yang dibentuk dari struktur dasar yang terdiri atas struktur sosial masyarakat. Adapun peran partai politik dalam mewujudkan struktur sosial masyarakat yang sejahtera ialah dengan cara menyerap aspirasi dari masyarakat itu sendiri secara transparan, tetapi dalam perjalanannya banyak contoh kasus tidak sedikit pula partai politik menjadikan konflik dan polemik dalam masyarakat karena adanya tumpang tindih kepentingan satu sama lain.

Sistem demokrasi seutuhnya mendorong adanya masyarakat yang sadar akan posisinya dalam suatu proses politik, tidak hanya berpartisipasi sebagai pemilih dalam pemilihan umum sebagaimana telah disampaikan di atas, atau ikut berdemonstrasi untuk mengkritisi kebijakan pemeerintah dan seterusnya demi terciptanya pemerintahan yang demokratis. Kehadiran partai politik dalam sistem demokrasi tidak dapat dilepaskan dari peran dan funsinya, tidak

183 The Word Bank dalam Bachrul Elmi, Keuangan Pemerintah…., Op.Cit.,hlm. 14.

95

hanya kepada konstituen yang dikelola tetapi juga kepada bangsa dan negara185

Yang berarti sekelompok menusia yang terorganisir secara stabil dengan cara merebut dan mempertahankan penguasaan terhadap pemerintah bagi pimpinan partainya, dan berdasarkan penguasa ini memberikan kepada anggota partainya kemanfaatan yang bersifat materil maupun ideal……

. Idealnya partai politik memiliki fungsi utama untuk mengorganisir kepentingan yang timbul dalam suatu komunitas baik masyarakat secara mikro maupun makro bangsa. Dalam konteks bangsa Indonesia, fungsi partai politik yang cukup penting yakni sebagai sarana pendidikan politik dimana partai politik menjadi media atau kendaraan yang mengantar masyarakat pada kondisi sadar secara politik.

Menurut Carl J. Friedrich Partai politik merupakan sekelompok manusia yang teroganisir:

“A Political party is a group of human baings, satbly organized with the objective of securing of maintaining for its leaders the control a government, with the further objektive of giving to members of the party, throught such control ideal and material benefits and advantages……”

186

Sedangkan R.F. Soultau mendefenisikan bahwa partai pollitik merupakan sekelompok warga negara yang sedikit banyak terorganisir, yang bertindak sebagai suatu kesatuan politik dan dengan memanfaatkan kekuasaannya untuk memilih bertujuan menguasai pemerintah dan melaksanakan kebijaksanaan umum mereka

.

187

185 Firmanzah. Mengelola Partai Politik, komunikasi dan Positioning Ideologi Politik di Era Demokrasi.( Edisi revisi. Penerbit: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, Jakarta, 2011). hlm. 67.

186 Cari J. Friedrich, Contitutional Government and democracy: Theory and Practice in

Europe and America, (Weltham, Mass, Blaisdeil Plublishing Company, 1976), hlm. 419.

187 Roger F. Soltau, An Introduction To Polkitics, (London, Longmans, Green & Co, 1961), hlm. 199.

96

Oleh karena organisasi partai politik yang dapat menempatkan orang-orangnya dalam jabatan jabatan politis berarti akan menentukan kebijakan publikyang berdampak luas, tidak hanya kepada konstituen mereka. Sehingga, kehadiran partai politik juga perlu diletakan dalam kerangka yang lebih luas dan tidak terbatas pada kelompok ideologis mereka saja. Baik buruknya sistem kaderisasi dan regenerasi dalam tubuh organisasi partai politik akan menentukan kwalitas calon-calon pemimpin bangsa. Untuk dapat menganalisis peran dan konstribusi partai politik dalam konteks yang lebih luas, ada baiknya kita memahami apa itu partai politik. Pemahaman ini diperlukan karena penulis melihat perlunya usaha untuk mengembalikan fungsi dan kedudukan partai politik, ditengah-tengah kepragmatisan para politisi, agar kita tidak mudah terbawa oleh arus popular188

Bentuk keputusan yang diberikan kepada daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah sebagai penyerahan sebagian atau keseluruhan kewewangan pemerintah pusat diatur dalam bentuk ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia penyerahan atau pelimpahan kewenangan urusan pemerintahan diatur oleh undang-undang tentang pemerintahan daerah berupa produk undang-undang yang dibuat oleh dewan perwakilan rakyat pusat sebagai badan legislatif. Salah satu prinsip penyelenggaraan pemerintahan di daerah adalah untuk meningkatkan dayaguna dan hasilguna penyelenggaraan pemerintahan, terutama dalam tujuan otonomi daerah yakni, pelaksanaan pembangunan dan

.

97

layanan terhadap masyarakat serta untuk meningkatkan pembinaan kestabilan politik dan kesatuan bangsa189. Adapun tujuan kebijakan otonomi daerah menurut Joko Widodo antara lain sebagai berikut190

a. Demokratisasi penyelenggaraan pemerintah daerah. :

b. Pemberdayaan masyarakat dan daerah. c. Peningkatatan kualitas layanan masyarakat.

d. Peningkatan kesejahteraan, keadilan, dan pemerataan. e. Terselenggaranya tata kelola kepemerintahan yang baik.

f. Terbebasnya praktek penyelenggaraan pemerintahan dari malpraktek, baik berupa korupsi, kolusi maupun nepotisme.

Selanjutnya secara umum partai politik mempunyai struktur antara lain adalah Pimpinan pusat, pimpinan wilayah, pimpinan daerah, pimpinan cabang, pimpinan kecamatan atau yang sering disebut pimpinan ranting. Struktur diatas mempunyai anggota-anggota yang berbeda latar belakang mulai dari pendidikan, agama, etnis, ekonomi, maupun kelas sosial. Partai politik mempunyai posisi (status) dan peranan (role) yang sangat penting dalam setiap sistem demokrasi. Partai politik memainkan peran penghubung yang sangat strategis antara proses-proses pemerintahan dengan warga negara. Bahkan banyak yang berpendapat bahwa partai politiklah yang sebetulnya menentukan demokrasi (“Political parties created democracy”). Karena itu, partai politik merupakan pilar yang sangat penting untuk diperkuat derajat pelembagaannya (the degree of institutionalization) dalam setiap sistem politik yang demokratis. Bahkan, oleh Schattscheider191

189

HAW Widjaja., Otonomi di…., Op.Cit hlm..208

190 Joko Widodo, Membangun Birokrasi Berbasis Kinerja, (Bayu Media Publishing: Malang, 2008)., hlm. 6.

191 Schattscheider, dalam Robert Michels, Partai Politik: Kecenderungan Oligarkis dalam

Birokrasi, (Penerbit Rajawali: Jakarta, 1984), hlm 23.

dikatakan pula, “Modern democracy is unthinkable save in terms of the parties”. Oleh karena

98

itu, sistem kepartaian yang baik sangat menentukan bekerjanya sistem ketatanegaraan berdasarkan prinsip “checks and balances” dalam arti yang luas. Sebaliknya, jika efektif bekerjanya maka fungsi-fungsi kelembagaan negara itu sesuai prinsip “checks and balances” berdasarkan konstitusi juga sangat menentukan kualitas sistem kepartaian dan mekanisme demokrasi yang dikembangkan di suatu negara. Semua ini tentu berkaitan erat dengan dinamika pertumbuhan tradisi dan kultur berpikir bebas dalam kehidupan bermasyarakat. Tradisi berpikir atau kebebasan berpikir itu pada gilirannya mempengaruhi tumbuh-berkembangnya prinsip-prinsip kemerdekaan berserikat dan berkumpul dalam dinamika kehidupan masyarakat demokratis yang bersangkutan192