• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRUKTUR PASAR VALAS DOMESTIK

Dalam dokumen BAGIAN II - PEREKONOMIAN DOMESTIK (Halaman 52-57)

Pada 2015, rupiah mengalami tekanan depresiasi yang cukup tinggi terutama oleh faktor eksternal Sumber utama dari eksternal terkait

5.2. STRUKTUR PASAR VALAS DOMESTIK

Pasar keuangan domestik semakin dalam, tercermin dari volume dan rata-rata harian transaksi yang meningkat. Peningkatan volume transaksi valas terjadi baik pada instrumen spot, forward, dan swap. Rata-rata harian volume transaksi valas naik dari 4,3 miliar dolar AS pada tahun 2014 menjadi 4,5 miliar dolar AS pada 2015, atau meningkat sebesar 11,7% (Grafik 5.10). Peningkatan rata- rata harian volume transaksi valas ini juga tercermin dari

rasio terhadap Produk Domestik Bruto yang meningkat dari 0,48% pada tahun 2014 menjadi 0,52% terhadap PDB pada 2015 (Grafik 5.11).

Struktur pasar valas domestik juga membaik seiring dengan meningkatnya porsi transaksi derivatif

dibandingkan dengan transaksi spot. Komposisi derivatif di pasar valas domestik meningkat dari 33% dari total transaksi pada tahun 2014 menjadi 35% pada 2015 (Grafik 5.12). Peningkatan komposisi derivatif ini sejalan dengan kebijakan Bank Indonesia untuk memberikan fleksibilitas pelaku pasar dalam melakukan transaksi lindung nilai. Hal ini dilakukan melalui relaksasi beberapa ketentuan serta pengaturan penerapan prinsip-prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan utang luar negeri korporasi nonbank (PBI No. 16/21/PBI/2014) yang efektif berlaku sejak 1 Januari 2015. Ketentuan tersebut mewajibkan seluruh korporasi Grafik 5.6. Perubahan Nilai Tukar Rupiah & Peers (2015 vs 2014)

PHP INR KRW THB IDR EUR MYR TRY ZAR BRL

Mata uang Persen

Point-to-point Rata-rata -5 0 -10 -15 -20 -25 -29,3 -26,0 -32,9 -20,4 -18,6 -11,4 -10,2 -8,8 -7,2 -4,7 -4,7 -15,0 -19,6 -16,2 -19,6 -11,3 -5,2 -6,9 -4,8 -2,5 -30 -35

Grafik 5.6. Perubahan Nilai Tukar Rupiah dan Peers Tahun 2015

Grafik 5.7. Volatilitas Nilai Tukar Rupiah & Peers

0 5 10 15 20 25 30 Persen 2014 2015 Rata-rata kawasan BRL 28,3 16,7 13,6 14,5 7,5 9,3 10,2 4,8 4,9 7,2 5,5 19,4 19,1 16,2 12,7 11,1 8,6 7,5 6,9 5,8

ZAR TRY MYR KRW IDR SGD THB INR PHP

Grafik 5.7. Volatilitas Nilai Tukar Rupiah dan Peers

Grafik 5.8. Aliran Dana Nonresiden

Saham SUN SBI -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 Miliar Dolar AS 2013 2014 2015

I II III IV I II III IV I II III IV

Grafik 5.8. Aliran Dana Nonresiden

Grafik 5.9. Proporsi Kepemilikan Nonresiden pada Obligasi Negara

Real Money Trader Lainnya

Desember 2012 Desember 2015 11% 27% 60% 13% 35% 54%

Grafik 5.9. Proporsi Kepemilikan Nonresiden pada Obligasi Negara

1 2 3 4 5 6 Forward Option Spot Swap

Grafik 5.10. Perkembangan Transaksi Valas Domestik

I II III IV

2012 2013 2014 2015

I II III IV I II III IV I II III IV

Miliar dolar AS

Grafik 5.10. Perkembangan Transaksi Valas Domestik

100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Spot Derivatif

Grafik 5.12. Komposisi FX Spot vs FX Derivatif

I II III IV

2012 2013 2014 2015

I II III IV I II III IV I II III IV

Persen

Grafik 5.12. Komposisi FX Spot vs FX Derivatif

0,1 0 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 2012 2013 2014 2015

Grafik 5.11. Perkembangan Transaksi Valas relatif terhadap PDB (%)

Persen

Grafik 5.11. Perkembangan Transaksi Valas Relatif terhadap PDB nonbank yang memiliki ULN valas untuk melakukan lindung nilai atas selisih dari aset valas dan kewajiban valasnya pada jangka waktu sampai dengan enam bulan ke depan. Di sisi lain, kenaikan transaksi derivatif sejalan dengan meningkatnya ekspektasi depresiasi rupiah pada tahun 2015.

Pemberlakuan ketentuan penerapan prinsip kehati- hatian dalam pengelolaan utang luar negeri korporasi nonbank berkontribusi positif dalam perbaikan struktur permintaan valas pelaku korporasi. Volume pembelian valas korporasi pada instrumen derivatif naik menjadi 4,83% dari Produk Domestik Bruto pada 2015 dari 4,13% pada 2014 (Grafik 5.13). Porsi pembelian valas korporasi

di instrumen derivatif juga naik menjadi 25% dari total pembelian valas pada 2015 dari 23% pada 2014 (Grafik 5.14). Dengan perkembangan tersebut, permintaan valas korporasi menjadi lebih terencana di tengah menurunnya pasokan valas dari nonresiden.3 Meningkatnya pembelian

valas korporasi pada instrumen derivatif diikuti oleh lebih terbatasnya permintaan valas pada instrumen spot. Volume pembelian valas korporasi pada instrumen

spot turun dari 10,4 miliar dolar AS per bulan pada 2014

menjadi 9,6 miliar dolar AS pada 2015.

Upaya pendalaman pasar valas domestik masih menghadapi sejumlah tantangan yang tidak ringan. Meningkatnya permintaan valas seiring semakin aktifnya

3 Penjelasan lebih rinci mengenai perkembangan transaksi lindung nilai korporasi nonbank terdapat dalam Boks 4.1. Evaluasi

Ketentuan Penerapan Prinsip Kehati-hatian Dalam Pengelolaan ULN

Korporasi Nonbank. 0 1 2 3 4 5 6

Vol Beli Option

Vol Beli Forward Vol Beli Swap Grafik 5.13. Volume Beli Valas Korporasi di Derivatif

Persen

2012 2013 2014 2015

Grafik 5.13. Rasio Volume Beli Valas Korporasi di Derivatif terhadap PDB

pasar valuta asing, baik pada instrumen spot maupun derivatif, belum diiringi dengan peningkatan pasokan valas yang memadai. Pasar valas domestik masih sangat tergantung pada pasokan valas dari pelaku nonresiden.

Pada tahun 2015, pasar valas domestik mengalami net

demand yang lebih tinggi dibandingkan dengan 2014. Hal

ini disebabkan oleh menurunnya pasokan valas nonresiden sejalan dengan lebih terbatasnya aliran dana ke aset keuangan rupiah (Grafik 5.15). Sementara itu, pasokan valas dari pelaku dalam negeri juga menurun. Sejalan dengan melambatnya kinerja ekspor, Devisa Hasil Ekspor (DHE) yang ditransfer ke bank domestik juga mengalami penurunan selama 2015 menjadi 117 miliar dollar AS, lebih rendah dibandingkan tahun 2014 yang mencapai 132 miliar dollar AS. Selain itu, proporsi DHE yang dikonversi

Persen 0 40 30 20 10 50 60 70 80 90 100 Derivatif Spot Grafik 5.14. Proporsi Sebaran Demand Valas Korporasi

2012 2013 2014 2015

17% 18% 23% 25%

83% 82% 77% 75%

Grafik 5.14. Proporsi Sebaran Demand Valas Korporasi

-40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Miliar dolar AS Net S(+)/D(-) Total

Net S(+)/D(-) Nonresiden Net S(+)/D(-) Residen

Grafik 5.15. Supply-Demand Valas

Grafik 5.15. Supply-Demand Valas

DHE ke Bank Domestik DHE yg Dikonversikan Rasio Konversi / DHE (skala kanan)

0 5 10 15 20 25 0 2 4 6 8 10 12 14 I II III IV

2012 I II2013III IV I II2014III IV I II2015III IV

Miliar dolar AS Persen

Grafik 5.16. Perkembangan Effective Supply Valas dari DHE

Grafik 5.16. Perkembangan Effective Supply Valas dari DHE

ke mata uang rupiah dan menjadi effective supply pada pasar valas domestik juga menurun menjadi 10% dari total DHE yang ditransfer ke bank domestik dari 13% pada tahun 2014.

Dalam rangka mengantisipasi timbulnya tekanan akibat kesenjangan antara permintaan dan pasokan valas tersebut, Bank Indonesia menempuh kebijakan untuk mendorong peningkatan pasokan valas di pasar domestik. Langkah tersebut dilakukan melalui amandemen terhadap ketentuan transaksi valas terhadap rupiah dengan menaikkan threshold penjualan forward tanpa underlying, memperluas cakupan jenis underlying, dan mengintrodusir transaksi intervensi forward.

Implementasi ketentuan mengenai kewajiban penggunaan rupiah di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia berdampak positif terhadap stabilitas nilai tukar. Sejak diberlakukannya PBI No. 17/3/PBI/2015 tentang Kewajiban Penggunaan Rupiah di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia pada 1 Juli 2015, rata-rata transaksi valuta asing yang dilakukan antar penduduk4 menurun ke 3,46

dolar AS per bulan dari 7,27 dolar AS per bulan pada tahun 2014 (Grafik 5.17). Berkurangnya penggunaan valas dalam transaksi antar penduduk menyebabkan turunnya permintaan terhadap valuta asing. Kondisi ini turut memberikan pengaruh positif terhadap stabilitas nilai tukar rupiah.

4 Pembayaran transaksi dilakukan melalui perbankan di dalam

negeri. Tidak termasuk transaksi dengan bank sentral, perdagangan

valas, simpanan, transaksi yang penyelesaiannya dilakukan melalui

overbooking, transaksi di bawah threshold (USD10.000), dan transaksi

1 0 2 3 4 5 6 7 8 9 10 2014 2015 Miliar dolar AS 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

Lainnya Income Current Transfer Transaksi Jasa Transaksi Barang Implementasi PBI

Kewajiban

Grafik 5.17. Perkembangan Transaksi Valas Antar Penduduk

Keterangan gambar: Pada tahun 2015, terkendalinya inflasi volatile food (VF), sejalan dengan pasokan yang cukup dan penurunan harga komoditas global, berkontribusi terhadap pencapaian sasaran inflasi. Inflasi VF menurun tajam dibandingkan tahun 2014 dan bahkan lebih rendah dibandingkan historisnya empat tahun terakhir. Hal tersebut utamanya disebabkan oleh deflasi harga cabai dan bawang merah serta terbatasnya inflasi beras.

Bab 6

Inflasi

Konsistensi kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas makroekonomi

Dalam dokumen BAGIAN II - PEREKONOMIAN DOMESTIK (Halaman 52-57)