• Tidak ada hasil yang ditemukan

TRANSAKSI MODAL DAN FINANSIAL

Dalam dokumen BAGIAN II - PEREKONOMIAN DOMESTIK (Halaman 35-38)

I II III IV Total * III* IV** Total** A Produk Primer

4.2. TRANSAKSI MODAL DAN FINANSIAL

Perekonomian dunia yang melambat, ketidakpastian di pasar keuangan global yang meningkat, serta perlambatan perekonomian domestik pada 2015 menekan TMF. Namun demikian, membaiknya pertumbuhan ekonomi kembali mendorong peningkatan surplus TMF yang sangat signifikan pada triwulan IV 2015 sehingga TMF masih mencatat surplus di keseluruhan 2015. Upaya reformasi birokrasi dan iklim investasi yang mampu mendorong meningkatnya investasi domestik masih terus berlangsung. Perekonomian yang masih tumbuh positif dan bahkan mulai meningkat pada triwulan IV 2015 mampu menjaga kepercayaan investor bukan penduduk Grafik 4.6 Rasio Freight Jasa Transortasi

*angka sementara **angka sangat sementara ***angka sangat sangat sementara 0 1 2 3 4 5 6

I II III IV I II III IV I II III IV* I* II* III** IV***

2012 2013 2014* 2015***

Freight Export / Ekspor Freight Import/Impor Persen

Grafik 4.6. Rasio Freight Jasa Transportasi

Grafik 4.7. Perkembangan Neraca Pendapatan Primer

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014*

Investasi Langsung Investasi Lainnya

Neraca Pendapatan Primer

Investasi Portofolio * angka sementara

** angka sangat sementara

2015** -35.000 -30.000 -25.000 -20.000 -15.000 -10.000 -5.000 0 Juta dolar AS

Grafik 4.7. Perkembangan Neraca Pendapatan Primer Grafik 4.8 Perkembangan Jumlah dan Remitansi TKI

I II III IV I II III IV I II III IV* I* II* III* IV**

2012 2013 2014* 2015** 0 500 0 500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 3.500 4.000 4.500 5.000 3.000 2.500 2.000 1.500 1.000

Ribu Orang Juta dolar AS

Jumlah TKI di Arab Saudi Jumlah TKI di Hongkong Jumlah TKI di Malaysia

Jumlah TKI di negara lainnya Jumlah TKI di Taiwan Remitansi TKI (skala kanan) * angka sementara

** angka sangat sementara

untuk tetap berinvestasi di Indonesia melalui investasi langsung. Ketidakpastian di pasar keuangan global yang meningkat akibat belum jelasnya waktu dan besaran kenaikan FFR serta depresiasi yuan di tengah melambatnya perekonomian Tiongkok juga sempat menurunkan arus masuk modal bukan penduduk pada instrumen investasi portofolio sampai dengan triwulan III 2015. Namun demikian, menurunnya ketidakpastian kenaikan FFR, membaiknya kondisi ekonomi domestik pada akhir tahun 2015, serta imbal hasil investasi yang menarik mendorong meningkatnya kembali arus masuk modal bukan penduduk pada instrumen investasi portofolio pada triwulan IV 2015. Selain itu, investasi lainnya yang mengalami defisit akibat derasnya arus modal keluar dari sektor swasta pada semester I 2015 kembali surplus sejak triwulan III 2015 sehingga dapat menahan defisit lebih jauh di keseluruhan 2015. Kewajiban neto investasi bukan penduduk di Indonesia pada 2015 berkurang sejalan dengan surplus TMF yang lebih rendah. Kondisi tersebut tercemin pada PII Indonesia yang mengalami penurunan neto kewajiban. Investasi Langsung

Investasi langsung bukan penduduk (sisi kewajiban) masih mencatat neto arus masuk sebesar 18,7 miliar dolar AS akibat masih terjaganya kepercayaan investor bukan penduduk terhadap prospek perekonomian Indonesia. Aliran masuk dana bukan penduduk pada investasi jangka panjang tersebut didukung oleh hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia sepanjang 2015 yang mengindikasikan kegiatan usaha domestik masih ekspansif. Pencapaian tersebut juga sejalan dengan realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) yang dicatat oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang dilaporkan meningkat 17,8% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Namun dampak yang relatif kuat dari perlambatan perekonomian dunia dan domestik menyebabkan arus masuk modal yang masih lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 26,0 miliar dolar AS.

Di sisi aset, ketidakpastian di pasar keuangan global yang meningkat serta perekonomian dunia yang melambat mendorong penurunan investasi langsung penduduk di luar negeri. Pada 2015, investasi langsung sisi aset berkurang dari 10,4 miliar dolar AS pada tahun sebelumnya menjadi 9,4 miliar dolar AS. Penurunan tersebut terutama terjadi dalam bentuk modal ekuitas, sementara investasi dalam bentuk instrumen utang masih meningkat. Dengan perkembangan tersebut, investasi langsung neto pada 2015 mencatat surplus sebesar 9,3 miliar dolar AS, lebih rendah dibandingkan dengan

surplus pada 2014 sebesar 14,8 miliar dolar AS. Sejalan dengan pengurangan surplus investasi langsung tersebut, kewajiban neto investasi langsung pada PII Indonesia juga berkurang dari 202,4 miliar dolar AS pada 2014 menjadi 194,7 miliar dolar AS.

Berdasarkan negara asal investasi, investor Penanaman Modal Asing (PMA) masih didominasi oleh Singapura, disusul investor asal Jepang (Grafik 4.9). Nilai investasi kedua negara tersebut pada 2015 mencapai 12,1 miliar dolar AS atau 84,2% dari total PMA Indonesia. Di sisi lain, negara-negara kawasan ASEAN juga masih menjadi investor utama bagi Indonesia. Hal ini tercermin dari nilai investasi negara-negara ASEAN yang mencapai 8,8 miliar dolar AS atau 61,3% dari total PMA.

Secara sektoral, realisasi PMA pada 2015 terkonsentrasi pada lapangan usaha industri pengolahan (manufaktur) serta pertanian, perikanan, dan kehutanan (Grafik 4.10). Nilai investasi pada lapangan usaha industri pengolahan mencapai 3,7 miliar dolar AS dengan investor utamanya adalah Singapura dan Jepang. Sementara lapangan usaha pertanian, perikanan, dan kehutanan yang selama ini bukan favorit para investor mulai sejak 2013 sampai 2015 menunjukkan tren peningkatan. Nilai investasi pada lapangan usaha tersebut pada 2015 sebesar 4,6 miliar dolar AS, dengan Singapura sebagai investor utamanya. Berdasarkan sebarannya, data BKPM menunjukkan bahwa penyaluran PMA pada 2015 lebih merata di wilayah Indonesia. Pangsa realisasi investasi di luar pulau Jawa meningkat dari 43,1% pada 2014 menjadi 45,6%. PMA di luar pulau Jawa tersebut terutama terkonsentrasi di Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Sumatera Utara, dan Sulawesi Tengah. Sementara berdasarkan koridor

-2 -1.000 0 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 Juta dolar AS

Grafik 4.9. Investasi Langsung Bukan Penduduk menurut Negara

Investor Utama

Jepang Amerika Serikat Eropa

Emerging

Markets Asia ASEAN Lain - lain

Triwulan I 2015* Triwulan III 2014* Triwulan III 2015* Triwulan II 2015* Triwulan IV 2014* Triwulan IV 2015** * angka sementara

** angka sangat sementara

Grafik 4.9. Investasi Langsung Bukan Penduduk menurut Negara Investor Utama

ekonominya, PMA terbesar di luar Jawa berada di koridor Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, Maluku dan Papua serta Bali dan Nusa Tenggara.

Investasi Portofolio

Investasi portofolio bukan penduduk di Indonesia pada tahun 2015 masih mencatat surplus sebesar 17,7 miliar dolar AS, dengan kecenderungan yang semakin baik sejak

triwulan IV 2015 (Grafik 4.11).Surplus tersebut masih

lebih rendah dibandingkan dengan surplus pada tahun sebelumnya sebesar 23,5 miliar dolar AS. Perkembangan perekonomian global, seperti perlambatan ekonomi dunia dan potensi spekulasi dari ketidakpastian kenaikan FFR serta risiko keuangan global yang meningkat seiring kebijakan Bank Sentral Tiongkok yang melakukan devaluasi yuan sampai triwulan III 2015, mendorong investor untuk lebih berhati-hati ketika berinvestasi di negara berkembang. Namun demikian, imbal hasil yang menarik dan persepsi positif investor bukan penduduk terhadap perekonomian Indonesia serta meningkatnya pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV 2015 menyebabkan minat investor global untuk tetap berinvestasi di Indonesia masih terjaga dan bahkan meningkat di akhir 2015. Di sisi aset, investasi portofolio penduduk Indonesia ke luar negeri mencatat defisit 1,0 miliar dolar AS seiring dengan neto beli investor penduduk atas instrumen portofolio asing.

Instrumen portofolio berdenominasi rupiah masih menjadi kontributor utama aliran masuk investasi portofolio. Meskipun lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2014, namun aliran dana bukan penduduk pada instrumen Surat

Utang Negara (SUN) rupiah masih mencatat neto aliran masuk sebesar 7,7 miliar dolar AS. Sementara itu, dana asing pada Sertifikat Bank Indonesia (SBI) secara neto mencatat aliran keluar sebesar 0,1 miliar dolar AS, relatif sama dengan arus keluar pada 2014. Sejalan dengan hal tersebut, posisi kepemilikan investor bukan penduduk pada SUN rupiah meningkat dari 41,6% pada akhir 2014 menjadi 42,9% pada akhir 2015, sementara posisi kepemilikan investor bukan penduduk atas SBI menurun dari 2,1% pada akhir 2014 menjadi 0,0% pada akhir 2015. Adapun di pasar saham, ketidakpastian yang meningkat di pasar keuangan global akibat isu kenaikan FFR, yang mencapai puncaknya pada triwulan III 2015, mendorong investor bukan penduduk untuk melakukan aksi jual saham. Namun demikian, net jual saham oleh asing pada triwulan IV 2015 mulai mereda sehingga transaksi saham oleh investor bukan penduduk sepanjang 2015 hanya mencatat net jual sebesar 1,5 miliar dolar AS.

Di sisi lain, investor bukan penduduk juga masih

meningkatkan kepemilikannya atas surat utang pemerintah berjangka panjang, termasuk dari penerbitan obligasi dan sukuk global. Sepanjang 2015, pemerintah menerbitkan obligasi global dengan total penerbitan sebesar 8,9 miliar

dolar AS yang terdiri atas penerbitan global bond sebesar

7,5 miliar dolar AS, Euro Bond sebesar 1,25 miliar euro

pada Juli 2015, dan Samurai Bond sebesar 100 miliar

yen di Agustus 2015. Di samping itu, pemerintah juga menerbitkan sukuk global senilai 2 miliar dolar AS pada Mei 2015. Dengan perkembangan tersebut, posisi neto kewajiban investasi portofolio pada PII Indonesia 2015 mencapai 189,4 miliar dolar AS, berkurang dibandingkan dengan posisinya pada 2014 sebesar 192,7 miliar dolar AS.

Grafik 4.11 Investasi Portofolio Asing di Indonesia

*angka sementara **angka sangat sementara

I II III IV I III II IV I II III IV* I* II* III* IV**

2012 2013 2014* 2015** 0 -2.000 -4.000 2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 Juta Dolar AS

Publik Swasta Investasi Portfolio (kewajiban), neto Grafik 4.11. Investasi Portofolio Bukan Penduduk di Indonesia

Grafik 4.10. Investasi Langsung Bukan Penduduk menurut Sektor Ekonomi -500 0 500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 3.500 Pertanian, Perikanan dan Kehutanan

Pertambangan Manufaktur Konstruksi Keuangan

(termasuk asuransi) Perdagangan Juta dolar AS Triwulan I 2015* Triwulan III 2014* Triwulan III 2015* Triwulan II 2015* Triwulan IV 2014* Triwulan IV 2015** * angka sementara

** angka sangat sementara

Grafik 4.10. Investasi Langsung Bukan Penduduk menurut Sektor Ekonomi

Investasi Lainnya

Transaksi investasi lainnya mengalami tekanan terutama pada semester I 2015 yang mencatat defisit cukup

signifikan.Pada 2015, transaksi investasi lainnya mencatat

defisit sebesar 8,9 miliar dolar AS, berkebalikan dengan surplus 4,3 miliar dolar AS pada tahun sebelumnya (Grafik 4.12). Defisit tersebut terutama disebabkan oleh defisit investasi Indonesia lainnya ke luar negeri (sisi aset) yang meningkat dari 3,4 miliar dolar AS pada 2014 menjadi 10,5 miliar dolar AS. Defisit tersebut juga didorong oleh penurunan surplus investasi lainnya milik bukan penduduk di Indonesia (sisi kewajiban) dari 7,7 miliar dolar AS pada tahun sebelumnya menjadi 1,6 miliar dolar AS. Surplus investasi lainnya mulai meningkat sejak triwulan III 2015 dan terus melanjutkan tren peningkatan surplus baik di sisi aset maupun kewajiban pada triwulan IV 2015. Dengan perkembangan tersebut, transaksi investasi lainnya tidak mengalami defisit yang lebih dalam serta menurunnya posisi neto kewajiban investasi lainnya pada PII Indonesia dari 111,3 miliar dolar AS pada 2014 menjadi 102,7 miliar dolar AS pada 2015.

Berdasarkan sektor institusinya, defisit investasi lainnya pada tahun 2015 terutama bersumber dari sektor swasta sebesar 8,4 miliar dolar AS, berkebalikan dengan kondisi pada tahun sebelumnya dimana sektor swasta mengalami surplus 8,5 miliar dolar AS. Defisit sektor swasta tersebut disebabkan oleh peningkatan penempatan aset penduduk di luar negeri dari defisit 3,4 miliar dolar AS pada 2014 menjadi defisit 10,5 miliar dolar AS. Peningkatan aset tersebut terutama dalam bentuk kenaikan simpanan sektor swasta di perbankan luar negeri. Selain karena peningkatan aset, defisit investasi lainnya sektor swasta juga disumbang oleh penurunan surplus di sisi kewajiban

dari 11,9 miliar dolar AS pada tahun sebelumnya menjadi 2,1 miliar dolar AS. Penurunan surplus tersebut terutama bersumber dari penurunan penarikan ULN swasta non-afiliasi sejalan dengan perlambatan perekonomian domestik. Sumber lain penurunan surplus tersebut adalah berkurangnya simpanan bukan penduduk di perbankan domestik.

Defisit lebih lanjut dari investasi lainnya tertahan oleh perbaikan defisit investasi lainnya di sektor publik. Investasi lainnya sektor publik pada 2015 mengalami defisit 0,5 miliar dolar AS, lebih rendah dibandingkan dengan defisit pada tahun sebelumnya yang mencapai 4,2 miliar dolar AS. Perbaikan defisit tersebut didorong oleh peningkatan penarikan pinjaman luar negeri pemerintah sebagai sumber pembiayaan defisit fiskal. Penarikan ULN pemerintah mengalami peningkatan dari 4,0 miliar dolar AS pada 2014 menjadi 4,8 miliar dolar AS yang sebagian besar berupa pinjaman program. Sementara itu, pembayaran ULN pemerintah justru sedikit berkurang dari 5,3 miliar dolar AS pada tahun sebelumnya menjadi 4,9 miliar dolar AS.

Utang Luar Negeri

Berdasarkan jangka waktu, posisi ULN Indonesia pada 2015 meningkat akibat meningkatnya ULN jangka panjang, baik di sektor publik maupun swasta. Sementara itu, ULN jangka pendek di sektor publik maupun swasta mengalami penurunan ditengah perlambatan kegiatan ekonomi domestik. Struktur posisi ULN tersebut menunjukkan perkembangan yang sehat sebagaimana tercermin dari dominasi posisi ULN jangka panjang dibandingkan dengan posisi ULN jangka pendek baik pada sektor publik maupun sektor swasta. Posisi ULN tersebut meningkat dari 293,8 miliar dolar AS pada 2014 menjadi 310,7 miliar dolar AS. Sejalan dengan peningkatan posisi ULN yang disertai dengan perlambatan pertumbuhan PDB, rasio posisi ULN terhadap PDB pada 2015 meningkat dari 33,0% pada 2014 menjadi 36,1%. Rasio tersebut masih relatif aman dan berada dalam kisaran negara peer group (Grafik 4.13 dan Grafik 4.14). Selain itu, seiring dengan melambatnya perekonomian Indonesia, pertumbuhan ULN Indonesia pada 2015 melambat dari 10,4% pada tahun sebelumnya menjadi 5,8%.

Posisi ULN pada 2015 masih didominasi oleh sektor swasta

dengan pangsa sebesar 54,0% dari total posisi ULN dan

sebagian besar merupakan ULN jangka panjang (pangsa

72,5% dari total posisi ULN swasta).Posisi ULN sektor

swasta sampai akhir 2015 mencapai 167,7 miliar dolar AS, lebih tinggi dibandingkan dengan posisi pada 2014 Juta dolar AS

Dalam dokumen BAGIAN II - PEREKONOMIAN DOMESTIK (Halaman 35-38)