• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRUKTUR PROGRAM KEPRAMUKAAN MODEL REGULER

Dalam dokumen Dokumen 1 Smpn 2 Kumai 2016 K13.pdf (Halaman 32-40)

1. Program kegiatan satuan meliputi program kegiatan Penggalang;

(1) Pencapaian Syarat Kecakapan Umum (SKU) Penggalang Ramu, Rakit, Terap. (2) Pengayaan peningkatan keterampilan Syarat Kecakapan Khusus (SKK). (3) Pelantikan.

(4) Partisipasi dan prestasi: (a) Jambore

(b) Lomba Tingkat atau LT Gladian Pemimpin Regu (Dianpinru). (c) Jota (Jamboree on the air).

(d) Joti (Jamboree on the internet). (e) Pengenalan Saka.

(5) Pengembangan Wawasan: (a) Latihan Gabungan. (b) Orientasi Sosial. (6) Kemah Bakti.

(7) Pencapaian Syarat Pramuka Garuda. (8) Pindah Golongan.

a. Program Latihan

Program pelaksanaan kegiatan Gugus Depan disusun menjadi:

1) Program Latihan Mingguan 2) Program Latihan Bulanan 3) Program Latihan Enam Bulanan b. Pelaksanaan

1) Pelaksanaan Program Kerja Gugus Depan a) Unsur Pelaksana

(1) Majelis pembimbing memberikan bantuan moril, materiil, dan organisatoris.

(2) Ketua gudep memimpin terselenggaranya semua program kerja gugus depan dan program latihan, dibantu Pembina satuan, pembantu pembina satuan dan anggota pandega (jika Gudepnya memiliki).

b) Unsur Pendukung

(1) Orangtua memberikan pengawasan dan bantuan sesuai kesepakatan. (2) Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai pasal 36, UU No. 12 Tahun

2010, tentang Gerakan Pramuka.

c) Materi Kegiatan

Materi kegiatan gugus depan bersumber dari Prinsip dasar dan metode kepramukaan, Nilai Kepramukaan, Keputusan: Munas, Musda, Muscab, Musran, dan Mugus.

d) Sarana, prasarana dan pendanaan.

(1) Sarana prasarana disediakan oleh sekolah

2) Pelaksanaan Program Latihan

3) Program latihan dibuat bersama oleh Ketua Gugus Depan, Pembina dengan melibatkan peserta didik (Dewan: Siaga, Penggalang, Penegak)

a) Unsur pelaksana

(1) Pembina satuan, dan pembantu Pembina melaksanakan seluruh program latihan.

(2) Pemimpin perindukan (sulung) – pemimpin pasukan (pratama) – pemimpin ambalan (pradana) membantu proses pelaksanaan kegiatan latihan.

b) Unsur Pendukung

Majelis pembimbing dan orangtua memberikan motivasi kegiatan latihan.

c) Materi latihan

Semua aspek hidup yang berisikan nilai dan kecakapan, yang disusun oleh Pembina dan peserta didik.

d) Tempat kegiatan (1) Alam terbuka

(2) Tempat khusus (tempat ibadah, tempat bakti, tempat kegiatan pendidikan lainnya)

e) Waktu kegiatan

(1) Sesuai yang ditetapkan dalam program kegiatan mingguan, bulanan, dan 6 bulanan.

(2) Bila tidak tercapai bisa ditetapkan kemudian melalui musyawarah dewan.

Muatan Nilai Sikap dan Kecakapan Pendidikan Kepramukaan yang terkandung dan dikembangkan dalam Syarat Kecakapan Umum (SKU) sebagai berikut:

1. Keimanan kepada Tuhan YME

2. Ketakwaan kepada Tuhan YME

3. Kecintaan pada alam

4. Kecintaan kepada sesama

manusia

5. Kecintaan kepada tanah air

Indonesia

6. Kecintaan kepada bangsa

Indonesia 7. Kedisiplinan 8. Keberanian 9. Kesetiaan 10. Tolong menolong Bertanggungjawab 11. Dapat dipercaya 12. Jernih dalam berpikir 13. Jernih dalam berkata 14. Jernih dalam berbuat 15. Hemat

16. Cermat 17. Bersahaja 18. Rajin 19. Terampil

2) Ekstrakurikuler Pilihan

Kegiatan ekstrakurikuler pilihan yang diselenggarakan SMP Negeri 2 Kumai meliputi : 1. UKS 2. PKS 3. PMR 4. PRAMUKA 5. PASKIBRA 6. JURNALIS

7. Bimbingan Olimpiade Matematika 8. Bimbingan Olimpiade Fisika 9. Bimbingan Olimpiade Biologi 10. Bimbingan Olimpiade IPS 11. Seni Musik

12. Bimbingan Ilmiah 13. Kaligrafi

14. Rebana 15. Seni Sastra

Kegiatan ekstrakurikuler pilihan tersebut di atas dilakukan dengan jadwal sebagai berikut :

No Jenis Ekstrakurikuler Pelaksanaan Hari Waktu 1. UKS Kamis 15.00-17.00 2. PKS Sabtu 15.00-17.00 3. PMR Sabtu 15.00-17.00 4. PRAMUKA Sabtu 15.00-17.00 5. PASKIBRA Sabtu 15.00-17.00 6. Drumband Sabtu 15.00-17.00

7. Bimbingan Olimpiade Matematika Sabtu 12.55-13.50

8. Bimbingan Olimpiade Fisika Sabtu 12.55-13.50

9. Bimbingan Olimpiade Biologi Sabtu 12.55-13.50

10 Bimbingan Olimpiade IPS Sabtu 12.55-13.50

11 Seni Musik Jumat 15.00-17.00

12 Bimbingan Ilmiah Sabtu 15.00-17.00

13 Kaligrafi Sabtu 15.00-17.00

14 Rebana Selasa 15.00-17.00

15 Seni Sastra Sabtu 15.00-17.00

5. Ketuntasan Belajar

a. Ketuntasan Belajar Berdasarkan Kurikulum 2006

Ketuntasan belajar setiap indikator yang dikembangkan sebagai suatu pencapaian hasil belajar dari suatu kompetensi dasar di kelas IX berdasarkan kurilkulum 2016 berkisar antara 0-100%. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) idealnya mencapai 75%. Namun, dengan memperhatikan tingkat kerumitan (kompleksitas), tingkat kemampuan rata-rata yang dimiliki siswa dan tingkat kemampuan sumber daya dukung sekolah maka sekolah menetapkan KKM di bawah kriteria ideal. KKM tersebut secara berjenjang akan ditingkatkan sehingga sama dengan atau melebihi kriteria ketuntasan ideal. KKM untuk setiap mata pelajaran bervariasi sesuai dengan tingkat kesulitan mata pelajaran tersebut.

Berikut ini deskripsi kriteria ketuntasan minimal masing-masing mata pelajaran SMP Negeri 2 Kumai tahun pelajaran 2016/2017.

No. Mata Pelajaran KKM Kelas VIII dan IX

Smt I Smt II

1 Pendidikan Agama a. Pend. Agama Islam b. Pend. Agama Kristen c. Pend. Agama Katolik d. Pend. Agama Hindu e. Pend. Agama Budha

75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 2 PKn 70 70 3 Bahasa Indonesia 70 70 4 Bahasa Inggris 67 67 5 Matematika 67 67 6 IPA 65 65 7 IPS 70 70 8 Seni Budaya 70 70 9 Pendidikan Jasmani 70 70 10 TIK 70 70 11 Mulok 70 70

b. Ketuntasan Belajar Berdasarkan Kurikulum 2013

Ketuntasan belajar untuk kelas VII berdasarkan kurikulum 2013 adalah sebagai berikut :

1) KKM pengetahuan dan keterampilan

a. Pend. Agama : 65

b. Mata pelajaran lain : 65

(PPKn, B.Indonesia, Matematika, Bhs. Inggris, IPA, IPS, Seni Budaya, PJOK, dan Prakarya)

Penetapan KKM tersebut berpedoman pada tabel penilaian berikut ini:

No.

Predikat

Nilai Sikap Max 100 Nilai Pengetahuan

dan Keterampilan 1 86 - 100 A Sangat Baik (SB) 2 71 - 85 B 3 56 - 70 C Baik (B) 4 ≤ 55 D

6. Kreteria Kenaikan Kelas, Kelulusan dan Mutasi Siswa

a. Kriteria Kenaikan Kelas

Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran. Kriteria kenaikan kelas di SMP Negeri 2 Kumai berlaku hanya untuk kelas VII yang menggunakan kurikulum 2013 setelah siswa memenuhi persyaratan berikut, yaitu:

1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester pada tahun pelajaran yang diikuti.

2. Deskripsi sikap sekurang-kurangnya BAIK sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh satuan pendidikan.

3. Nilai ekstrakurikuler pendidikan kepramukaan minimal BAIK.

4. Tidak memiliki LEBIH DARI dua mata pelajaran yang masing-masing nilai kompetensi pengetahuan dan/atau kompetensi keterampilannya di bawah KBM/KKM. Karena ketuntasan belajar yang dimaksud pada kenaikan kelas adalah ketuntasan dalam konteks kurun waktu belajar 1 (satu) tahun, apabila ada mata pelajaran yang tidak mencapai KBM/KKM pada semester ganjil atau genap, nilai mata pelajaran dihitung dari rerata nilai semester ganjil dan genap pada tahun pelajaran tersebut. Sebagai contoh, nilai mata pelajaran Bahasa Inggris siswa X pada semester ganjil kelas VII adalah 56 (KBM/KKM 60).

Nilai siswa tersebut pada mata pelajaran yang sama pada semester genap di kelas yang sama adalah 70. Rerata nilai siswa tersebut adalah (56+70):2 = 63. Dengan KBM/KKM 60, siswa X tersebut dinyatakan tuntas pada mat a pelajaran Bahasa Inggris.

5. Ketuntasan belajar minimal sekurang-kurangnya 60. Satuan pendidikan dapat menetapkan KBM/KKM lebih dari 60 sesuai dengan memperhatikan kemampuan awal siswa, kerumitan kompetensi, dan keadaan sumber daya pendidikan di satuan pendidikan tersebut.

6. Seorang siswa naik kelas atau tidak didasarkan pada hasil rapat pleno dewan guru dengan mempertimbangkan kebijakan sekolah, seperti minimal kehadiran, ketaatan pada tata tertib, dan peraturan lainnya yang berlaku di sekolah tersebut.

Penetapan kenaikan kelas dihitung dari hasil nilai semester 1 dan 2 dengan ketentuan sebagai berikut:

a) Jika semester 1 dan 2 nilai suatu mata pelajaran tuntas, mata pelajaran tersebut dinyatakan tuntas.

b) Jika semester 1 dan 2 nilai suatu mata pelajaran tidak tuntas, mata pelajaran itu dinyatakan tidak tuntas.

c) Jika salah satu dari semester 1 atau 2 nilai suatu mata pelajaran tidak tuntas, harus dilakukan perhitungan pada mata pelajaran tersebut.

1) Jika nilai rata-rata mata pelajaran tersebut sama atau lebih besar dari KKM, mata pelajaran tersebut dinyatakan tuntas

2) Jika nilai rata-rata mata pelajaran tersebut lebih kecil dari KKM, mata pelajaran tersebut dinyatakan tidak tuntas

b. Kriteria kelulusan

Kriteria kelulusan berpedoman kepada kurikulum 2006 sesuai dengan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik dinyatakan lulus dari SMP Negeri 2 Kumai setelah memenuhi persyaratan berikut, yaitu:

1) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;

2) Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan;

3) Lulus ujian sekolah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;

4) Lulus Ujian Nasional;

Strategi penanganan siswa yang tidak naik dan tidak lulus adalah sebagai berikut:

a) Penanganan siswa yang tidak naik kelas :

Ketika mengulang di kelas yang sama, nilai peserta didik untuk semua indikator, KD, dan KI yang ketuntasan belajar minimumnya sudah dicapai, minimal sama dengan yang dicapai pada tahun sebelumnya.

b) Penanganan peserta didik yang tidak lulus sekolah : 1. Siswa yang bersangkutan mengikuti ujian paket B 2. Siswa yang bersangkutan mengulang di kelas IX

Bila terjadi perubahan kebijakan Kemendikbud tentang kelulusan, maka penentuan kelulusan SMPN 2 Kumai mengacu pada ketentuan Kemendikbud terbaru

c. Mutasi Siswa

Sekolah memfasilitasi adanya peserta didik yang pindah sekolah karena alasan tertentu. Untuk pelaksanaan pindah sekolah (masuk atau keluar) lintas Provinsi dan Kabupaten/Kota disesuaikan dengan peraturan yang berlaku pada masing-masing Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota. Untuk proses mutasi dari sekolah lain digunakan pertimbangan nilai laporan capaian kompetensi atau laporan nilai hasil belajar (LCK/LHB) peserta didik sekolah asal, nilai KKM sekolah asal, serta pertimbangan lain yang dirasakan perlu untuk menjamin akuntabilitas proses mutasi.

7. Pendidikan Kecakapan Hidup

Kecakapan yang dimiliki seseorang untuk berani menghadapi dan mengatasi permasalahan hidup dan kehidupan dengan wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif, kritis, dan kreatif mencari dan menemukan solusi yang tepat.

a. Tujuan Pendidikan Kecakapan Hidup

1) Mengaktualisasikan potensi peserta didik sehingga dapat digunakan untuk memecahkan berbagai masalah.

2) Memberikan bekal dengan latihan dasar tentang nilai-nilai yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

3) Memberikan kesempatan kepada pihak sekolah untuk mengembangkan pembelajaran fleksibel sesuai prinsip pendidikan berbasis luas (broad – based education).

4) Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya di lingkungan sekolah dan di masyarakat sesuai dengan prinsip manajemen berbasis sekolah.

b. Sasaran Pendidikan Kecakapan Hidup 1. Personal, meliputi :

Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berfikir rasional, memahami diri sendiri, percaya diri, bertanggung jawab, menghargai dan menilai diri.

2. Sosial, meliputi :

Kecakapan bekerja sama, menunjukkan tanggung jawab sosial, mengendalikan emosi, berinteraksi dalam budaya lokal di masyarakat, meningkatkan potensi fisik, membudayakan sikap sportif, membudayakan sikap disiplin dan sikap hidup sehat.

3. Akademik, meliputi:

Menguasai pengetahuan, mengembangkan kapasitas sosial untuk belajar sepanjang hayat, membudayakan berfikir dan berperilaku kreatif untuk mengambil keputusan yang tepat.

4. Kecakapan hidup pra-vokasional

Kecakapan hidup pra-vokasional yang diterapkan sekolah pada tahun pelajaran 2016/2016 ini bertujuan memberikan bekal keterampilan kepada kelompok siswa yang diprediksi tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

c. Pelaksanaan Pendidikan Kecakapan Hidup

Pendidikan kecakapan hidup personal, sosial, dan akademik diintegrasikan ke dalam beragam mata pelajaran yang ada ditingkat satuan pendidikan. Misalnya : dalam pembelajaran matematika tidak hanya konsep yang diajarkan tetapi juga kecakapan lainnya seperti bekerjasama dan berkomunikasi.

Pendidikan kecakapan hidup pra-vokasional dilaksanakan dalam kegiatan pengembangan diri.

8. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global

Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam aspek ekonomi, budaya, teknologi, yang bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik agar mampu bersaing di tingkat lokal dan nasional.

Penerapannya merupakan bagian dari mata pelajaran IPS, Ketrampilan/TIK, Seni Budaya dan Muatan Lokal.

Potensi lokal daerah kabupaten Kotawaringin Barat sebagai produsen “kayu, batu aji, sawit, lada, rotan, dsb” dan kaya dengan berbagai seni budaya daerah dapat dijadikan sumber belajar pada mata pelajaran IPS, Seni Budaya, dan Muatan Lokal.

Perkembangan teknologi dan tersedianya layanan komputer dan internet yang dimanfaatkan sebagai sumber belajar untuk semua mata pelajaran.

BAB IV

BEBAN BELAJAR PESERTA DIDIK DAN BEBAN BELAJAR

Dalam dokumen Dokumen 1 Smpn 2 Kumai 2016 K13.pdf (Halaman 32-40)

Dokumen terkait