• Tidak ada hasil yang ditemukan

Struktur Ruang RTRW Kabupaten Toraja Utara

3.4. RTRW Kabupaten Toraja Utara

3.4.1. Struktur Ruang RTRW Kabupaten Toraja Utara

Kebijakan dan strategi pengembangan tata ruang wilayah Kabupaten Toraja Utara dilakukan dengan lebih awal memperhatikan kebijakan dan strategi dalam rencana tata ruang wilayah provinsi dan nasional yang berkaitan dengan wilayah atau bagian dari wilayah Kabupaten Toraja Utara untuk selanjutnya dijabarkan dan dipadukan kedalam rencana tata ruang wilayah Kabupaten Toraja Utara. Dengan demikian aspek sinkronisasi dan keterpaduan tatanan pengelolaan tata ruang wilayah Kabupaten Toraja Utara lebih terbuka dan akomodatif terhadap kegiatan berbagai pemangku kepentingan baik secara nasional, regional dan lokal dengan tetap memperhatikan keseimbangan aspek ekologis (fungsi lindung) maupun aspek ekonomi (fungsi budidaya) kawasan.

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

1. Membangun dan meningkatan aksesibilitas Pusat Kegiatan Lokal (PKL) kabupaten dengan simpul transportasi nasional dan internasional yang berada di sekitar wilayah kabupaten.

2. Meningkatkan aksesibilitas Pusat Kegiatan Lokal (PKL) kabupaten dengan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) secara merata melalui peningkatan jaringan prasarana.

3. Meningkatkan aksesibilitas Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dengan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) melalui peningkatan jaringan prasarana serta pengembangan ekonomi perdesaan terpadu berbasis pertanian.

4. Meningkatkan kualitas peran Pusat Kegiatan Lokal (PKL) kabupaten melalui pemerataan distribusi pelayanan prasarana dan sarana ekonomi dan sosial budaya.

Untuk mewujudkan kebijakan-kebijakan tersebut maka diperlukan adanya strategi pengembangan struktur ruang wilayah Kabupaten Toraja Utara. Strategi tersebut meliputi :

1. Membangun dan meningkatkan prasarana transportasi berupa jaringan jalan yang menjadi akses penghubung Pusat Kegiatan Lokal (PKL) kabupaten dengan prasarana transportasi yang berskala nasional dan internasional yang berada di sekitar wilayah Kabupaten Toraja Utara.

2. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana transportasi secara merata utamanya akses utama penghubung antar PKL kabupaten dengan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK). 3. Meningkatkan kualitas prasarana transportasi utamanya akses

utama penghubung Pusat Kegiatan Lokal (PKL) kabupaten dengan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL), serta meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan dan prasarana ekonomi pedesaan.

4. Meningkatkan jumlah dan mutu prasarana dan sarana ekonomi dan sosial budaya pada Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) sehingga

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

masyarakat tidak selalu harus ke Pusat Kegiatan Lokal (PKL) kabupaten yang mengakibatkan biaya tinggi bagi masyarakat dan berdampak semakin memperbesar kesenjangan pertumbuhan antar PKL kabupaten dengan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK).

Perwujudan kebijakan dan strategi struktur tata ruang wilayah Kabupaten Toraja Utara akan mengarahkan sistem internal pelayanan wilayah yang tersebar dan terhirarki mulai dari Pusat Kegiatan Lokal (PKL) kabupaten, Pusat Pelayanan Kawasan (PPK), hingga Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL). Dimana Pusat Kegiatan Lokal (PKL) kabupaten merupakan kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten atau beberapa kecamatan. Sementara Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) merupakan kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa (disebut Lembang untuk wilayah Kabupaten Toraja Utara). Sedangkan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) adalah merupakan pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa (disebut Lembang untuk wilayah Kabupaten Toraja Utara).

Dengan memperhatikan konstelasi struktur tata ruang wilayah Kabupaten Toraja Utara secara nasional dan regional yang kewenangan penentuannya ada pada pemerintah pusat dan provinsi, kemudian kondisi obyektif wilayah yang secara administratif terdiri dari 21 kecamatan, serta sistem jaringan prasarana eksisting akan menjadi dasar pertimbangan utama dalam mengembangkan struktur tata ruang wilayah Kabupaten Toraja Utara di masa yang akan datang.

Menurut Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang menyebutkan bahwa rencana struktur tata ruang wilayah meliputi rencana sistem pusat permukiman dan rencana sistem jaringan prasarana. Dimana dalam sistem wilayah, pusat permukiman adalah kawasan perkotaan yang merupakan pusat kegiatan sosial ekonomi

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

Dalam mengembangkan sistem pusat permukiman wilayah tentunya harus diselaraskan dengan sistem jaringan prasarana yang antara lain mencakup sistem jaringan transportasi, sistem jaringan energi dan kelistrikan, sistem jaringan telekomunikasi, sistem jaringan persampahan dan sanitasi, serta sistem jaringan sumber daya air. Untuk mencapai efektifitas struktur tata ruang wilayah di masa yang akan datang, maka kedua komponen pembentuk struktur tata ruang wilayah tesebut harus selalu dikembangkan secara paralel secara berkelanjutan.

Gambar 3.18 Rencana Struktur Ruang Kabupaten Toraja Utara 3.4.2. Pola Ruang RTRW Kabupaten Toraja Utara

Kebijakan pengembangan pola ruang wilayah Kabupaten Toraja Utara meliputi kebijakan dan strategi pengembangan kawasan lindung, kebijakan dan strategi pengembangan kawasan budidaya, dan kebijakan dan strategi pengembangan kawasan strategis

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

1. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Kawasan Lindung a) Kebijakan pengembangan kawasan lindung meliputi :

1) Meningkatkan fungsi ekologis kawasan lindung utamanya hutan lindung melalui penanganan lahan kritis.

2) Mencegah terjadinya pengalihfungsian kawasan lindung dalam skala kecil sekalipun.

3) Mendorong partisipasi masyarakat sekitar kawasan lindung untuk mempertahankan keberadaannya, terutama hutan lindung.

b) Strategi pengembangan kawasan lindung meliputi :

1) Meningkatkan pola penanganan lahan kritis baik yang berada dalam kawasan hutan lindung maupun yang berada dalam hutan produksi melalui kegiatan penghijauan/reboisasi.

2) Meningkatkan pengendalian kegiatan dan fungsi pengawasan terhadap areal kawasan lindung.

3) Meningkatkan sosialisasi ke masyarakat sekitar akan fungsi penting keberadaan kawasan lindung, serta melakukan diversifikasi lahan usaha baru di daerah pedesaan sehingga bermanfaat pada peningkatkan pendapatan masyarakat pedesaan.

2. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Kawasan Budidaya a) Kebijakan pengembangan kawasan budidaya meliputi :

1) Meningkatkan keterpaduan dan keterkaitan mutualistis antar kegiatan budidaya.

2) Mengendalikan kegiatan budidaya agar tidak melampauai daya dukung dan daya tampung lingkungannya.

3) Mengoptimalkan nilai ekonomis kegiatan budidaya dengan minimalisasi dampak negatif terhadap lingkungan.

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

1) Menetapkan kawasan budidaya sesuai dengan karakteristik lingkungannya, dan kondisi kekinian yang telah ada.

2) Meningkatkan keterkaitan mutualistis antar kegiatan melalui inovasi kegiatan-kegiatan baru dan peningkatan sinergisitas.

3) Mengintensifkan kegiatan budidaya yang ada saat ini dengan stimulus agar manfaat ekonomisnya optimal, dengan lingkungan yang tetap stabil.

3. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Kawasan Strategis a) Kebijakan pengembangan kawasan strategis meliputi :

1) Melestarikan dan meningkatkan fungsi warisan budaya lokal dan rona alam sebagai obyek wisata dunia.

2) Melestarikan dan meningkatkan fungsi dan daya dukung lingkungan untuk mempertahankan dan meningkatkan keseimbangan ekosistem lingkungan, dan mempertahankan fungsi perlindungan kawasan.

3) Pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan dalam pengembangan perekonomian wilayah.

b) Strategi pengembangan kawasan strategis meliputi :

1) Meningkatkan peran warisan budaya lokal dan rona alam dalam peningkatan pendapatan masyarakat dan pemerintah daerah melalui kegiatan pariwisata.

2) Mengidentifikasi dan mengembangkan obyek-obyek budaya lokal dan rona alam yang menarik yang belum dikelola dengan baik dan belum terpublikasi untuk menambah khasanah daya tarik wisata, melengkapi obyek-obyek yang telah berkembang saat ini.

3) Meningkatan pengendalian aktivitas kegiatan budidaya yang berpotensi merusak keseimbangan ekosistem lingkungan.

4) Melakukan intervensi iptek dalam pengelolaan kawasan budidaya sehingga mampu berkontribusi lebih besar dalam pertumbuhan perekonomian wilayah.

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

4. Kebijakan dan Strategi Pengalokasian Penduduk a) Kebijakan pengalokasian penduduk meliputi :

1) Mengembangkan kawasan permukiman pada pusat-pusat pelayanan wilayah dan sub wilayah dimana lebih tersedia sarana dan prasarana lingkungan permukiman yang layak.

2) Mengendalikan pertumbuhan permukiman pada kawasan yang memiliki resiko rawan bencana alam seperti longsor dan banjir. 3) Mengembangkan sarana dan prasarana lingkungan permukiman

pada kelompok-kelompok permukiman yang tersebar agar kehidupan penduduk setempat menjadi lebih berkualitas.

4) Mengoptimalkan pemanfaatan lahan-lahan dalam kawasan perkotaan baik pada pusat wilayah maupun sub pusat wilayah, guna meminimalisir alihfungsi lahan produktif di daerah-daerah pinggiran yang berarti pula mempertahankan areal resapan air. b) Strategi pengalokasian penduduk meliputi :

1) Mengarahkan perkembangan permukiman penduduk pada level kepadatan tinggi pada kawasan perkotaan, yakni pusat wilayah dan sub pusat wilayah guna memudahkan pencapaian pelayanan sarana dan prasarana lingkungan serta mengefisienkan dan mengefektifkan investasi sarana dan prasarana permukiman. 2) Mengontrol dan mengawasi pertumbuhan permukiman pada

kawasan rawan bencana longsor dan banjir, utamanya pada kawasan dengan kemiringan lahan diatas 40 % dan daerah sempadan sungai.

3) Tetap mengembangkan sarana dan prasarana lingkungan permukiman pada kelompok-kelompok permukiman yang banyak tersebar, terutama pelayanan air bersih, energi listrik, sarana komunikasi guna meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat tersebut, dan mencegah munculnya lingkungan permukiman yang

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

4) Mengembangkan sistem evakuasi bencana alam yang terkoordinasi secara struktural mulai dari tingkat kabupaten hingga ke kecamatan.

5) Memudahkan pemanfaatan lahan-lahan kosong yang belum termanfaatkan dalam kawasan perkotaan pada PKL maupun PPK menjadi areal terbangun permukiman sesuai dengan rencana pola pemanfaatannya sebagaimana yang tertuang dalam rencana tata ruang kota setempat.

Sistem jaringan prasarana wilayah Kabupaten Toraja Utara meliputi sistem prasarana transportasi, energi, telekomunikasi, dan sumber daya air yang mengintegrasikannya dan memberikan layanan bagi fungsi kegiatan yang ada di wilayah Kabupaten Toraja Utara.

Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Toraja Utara berfungsi : 1. Sebagai arahan pembentuk sistem pusat kegiatan wilayah Kabupaten

Toraja Utara yang memberikan layanan bagi kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan di sekitarnya yang berada dalam wilayah Kabupaten Toraja Utara, dan

2. Sistem perletakan jaringan prasarana wilayah yang menunjang keterkaitannya serta memberikan layanan bagi fungsi kegiatan yang ada dalam wilayah Kabupaten Toraja Utara, terutama pada pusat-pusat kegiatan/perkotaan yang ada.

Rencana struktur ruang wilayah Kab. Toraja Utara dirumuskan berdasarkan :

1. Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah Kabupaten Toraja Utara.

2. Kebutuhan pengembangan dan pelayanan wilayah Kabupaten Toraja Utara dalam rangka mendukung kegiatan sosial ekonomi.

3. Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup wilayah Kabupaten Toraja Utara, dan

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Toraja Utara dirumuskan dengan kriteria :

a. Mengakomodasi rencana struktur ruang nasional, rencana struktur ruang wilayah Provinsi Sulawesi Selatan, dan memperhatikan rencana struktur ruang wilayah kabupaten/kota yang berbatasan.

b. Jelas, realistis, dan dapat diimplementasikan dalam jangka waktu perencanaan pada wilayah Kabupaten Toraja Utara.

c. Pusat-pusat permukiman yang ditetapkan oleh pemerintah daerah Kabupaten Toraja Utara memenuhi ketentuan sebagai berikut :

1) Terdiri atas Pusat Pelayanan Kawasan (PPK), Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL), serta pusat kegiatan lain yang berhirarki lebih tinggi yang berada di wilayah Kabupaten Toraja Utara yang kewenangan penentuannya ada pada Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.

2) Memuat penetapan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) serta Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL).

3) Harus berhirarki dan tersebar secara proporsional di dalam ruang wilayah Kabupaten Toraja Utara serta saling terkait menjadi satu kesatuan sistem wilayah Kabupaten Toraja Utara.

Sistem jaringan prasarana Kabupaten Toraja Utara dibentuk oleh sistem jaringan transportasi sebagai sistem jaringan prasarana utama dan dilengkapi dengan sistem jaringan prasarana lainnya sesuai dengan kebutuhan wilayah.

Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Toraja Utara merupakan rencana distribusi peruntukan ruang dalam wilayah Kabupaten Toraja Utara yang meliputi rencana peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan rencana peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Toraja Utara berfungsi :

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

1) Sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan kegiatan pelestarian lingkungan dalam wilayah Kabupaten Toraja Utara.

2) Mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukan ruang.

3) Sebagai dasar penyusunan indikasi program utama jangka menengah lima tahunan untuk dua puluh tahun, dan

4) Sebagai dasar dalam pemberian izin pemanfaatan ruang pada wilayah Kabupaten Toraja Utara.

Rencana pola ruang wilayah Kab Toraja Utara dirumuskan dengan kriteria :

1) Merujuk rencana pola ruang yang ditetapkan dalam RTRWN beserta rencana rincinya.

2) Merujuk rencana pola ruang yang ditetapkan dalam RTRW Provinsi Sulawesi Selatan beserta rencana rincinya.

3) Mengakomodasi kebijakan pengembangan kawasan andalan nasional yang berada di wilayah Kabupaten Toraja Utara.

4) Memperhatikan rencana pola ruang wilayah kabupaten/kota yang berbatasan.

Arahan pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Toraja Utara merupakan perwujudan rencana tata ruang yang dijabarkan ke dalam indikasi program utama penataan/ pengembangan wilayah Kabupaten Toraja Utara dalam jangka waktu perencanaan 5 (lima) tahunan sampai akhir tahun perencanaan tahun 2030 (selama 20 tahun; tahun 2010 - 2030). Arahan pemanfaatan ruang atau perwujudan pemanfaatan ruang melalui program-program kegiatan disusun dengan kriteria :

1) Mendukung perwujudan rencana struktur ruang, rencana pola ruang, dan pengembangan kawasan strategis Kabupaten Toraja Utara; 2) Mendukung program utama penataan ruang nasional dan provinsi; 3) Realistis, objektif, terukur, dan dapat dilaksanakan dalam jangka

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

4) Konsisten dan berkesinambungan terhadap program yang disusun, baik dalam jangka waktu tahunan maupun antar lima tahunan; dan 5) Sinkronisasi antar program harus terjaga dalam satu kerangka

program terpadu pengembangan wilayah Kabupaten Toraja Utara. Arahan pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Toraja Utara disusun dengan prinsip menjaga keterpaduan program lintas sektoral, lintas pemangku kepentingan serta konsistensi kesinambungan program kegiatan hingga akhir masa perencanaan (tahun 2029). Perwujudan pemanfaatan ruang yang merupakan indikasi program dibagi kedalam empat tahapan rencana implementasinya, yakni :

1) Tahap I; tahun 2010 – 2015; 2) Tahap II; tahun 2016 – 2020; 3) Tahap III; tahun 2021 – 2025; 4) Tahap IV; tahun 2026 – 2030.

Untuk lima tahun pertama (Tahap I; tahun 2010 – 2015) dirinci kedalam program tahunan.

Arahan pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Toraja Utara yang merupakan perwujudan dari rencana pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Toraja Utara di susun dan diuraikan sebagai berikut :

1. Perwujudan Perwujudan pusat kegiatan dalam wilayah Kabupaten Toraja Utara, termasuk perwujudan pusat kegiatan dalam sistem nasional, dan sistem pusat kegiatan provinsi di wilayah Kabupaten Toraja Utara;

2. Perwujudan sistem jaringan prasarana Kabupaten Toraja Utara, yang mencakup pula sistem prasarana nasional dan provinsi di wilayah Kabupaten Toraja Utara:

3. Perwujudan sistem prasarana jaringan transportasi di wilayah Kabupaten Toraja Utara yang hanya meliputi sistem prasarana darat;

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

6. Perwujudan sistem jaringan prasarana telekomunikasi;

7. Perwujudan rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Toraja Utara, dengan cakupan :

- sistem jaringan drainase dan air limbah.

8. Perwujudan rencana pola ruang wilayah Kabupaten Toraja Utara, dengan cakupan :

- Perwujudan kawasan lindung; dan - Perwujudan kawasan budidaya.

9. Perwujudan kawasan strategis wilayah Kabupaten Toraja Utara. Rencana perwujudan rencana tata ruang wilayah Kabupaten Toraja Utara disusun melalui indikasi program kegiatan sesuai dengan durasi waktu perencanaan yakni 20 (dua puluh) tahun kedepan, dengan 4 (empat) tahapan rencana pelaksanaan. Indikasi program di susun dengan memperhatikan aspirasi pemangku kepentingan, mulai dari tingkat nasional, provinsi yang berkaitan dengan program kegiatan pemangku kepentingan tersebut di wilayah Kabupaten Toraja Utara. Selanjutnya dipadukan dan disinkronkan dengan program kegiatan pemangku kepentingan yang berada di wilayah Kabupaten Toraja Utara.

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

Indikasi program utama dalam arahan pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Toraja Utara meliputi :

1. Usulan Program Kegiatan; adalah program-program utama pengembangan wilayah Kabupaten Toraja Utara yang diindikasikan memiliki bobot kepentingan utama atau diprioritaskan untuk mewujudkan struktur dan pola ruang wilayah Kabupaten Toraja Utara sesuai tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Toraja Utara.

2. Lokasi; lokasi adalah tempat dimana usulan program utama akan dilaksanakan

3. Besaran; adalah perkiraan jumlah satuan masing-masing usulan program utama pengembangan wilayah yang akan dilaksanakan. 4. Sumber Pendanaan; sumber pendanaan dapat berasal dari APBD

Kabupaten Toraja Utara, APBD Provinsi Sulawesi Selatan, APBN, Swasta, dan/atau masyarakat.

5. Instansi Pelaksana; adalah instansi pelaksana program utama yang meliputi pemerintah (sesuai dengan kewenangan masing-masing pemerintahan), swasta serta masyarakat.

6. Waktu dan Tahapan Pelaksanaan; adalah usulan program utama direncanakan dalam kurun waktu perencanaan 20 (dua puluh) tahun yang dirinci setiap 5 (lima) tahunan. Program utama 5 tahun pertama akan dirinci ke dalam program utama tahunan.

Selengkapnya mengenai perwujudan rencana pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Toraja Utara yang berindikasi program kegiatan mulai tahun 2010 – 2030 (selama 20 tahun) yang dibagi kedalam 4 (empat) tahap rencana pelaksanaan sebagaimana terlihat pada lampiran indikasi program utama.

Arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Toraja Utara digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Toraja Utara. Arahan

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

peraturan zonasi sistem provinsi dan kabupaten; 2) Arahan perizinan; 3) Arahan pemberian insentif dan disinsentif; dan 4) Arahan sanksi.

Indikasi arahan peraturan zonasi sistem nasional dan provinsi digunakan sebagai pedoman bagi pemerintah Kabupaten Toraja Utara dalam menyusun peraturan zonasi. Indikasi arahan peraturan zonasi sistem nasional, provinsi, dan kabupaten meliputi indikasi arahan peraturan zonasi untuk struktur ruang dan pola ruang, yang terdiri atas : 1) Sistem perkotaan nasional, provinsi dan kabupaten; 2) Sistem jaringan transportasi provinsi dan kabupaten; 3) Sistem jaringan energi provinsi dan kabupaten; 4) Sistem jaringan telekomunikasi kabupaten; 5) Sistem jaringan sumber daya air nasional, provinsi dan kabupaten; 6) Kawasan lindung; dan 7) Kawasan budidaya.

Indikasi arahan peraturan zonasi untuk sistem perkotaan provinsi dan kabupaten dan jaringan prasarana provinsi dan kabupaten disusun dengan memperhatikan :

1. Pemanfaatan ruang di sekitar jaringan prasarana provinsi dan kabupaten untuk mendukung berfungsinya sistem perkotaan provinsi dan kabupaten dan jaringan prasarana provinsi dan kabupaten;

2. Ketentuan pelarangan pemanfaatan ruang yang menyebabkan gangguan terhadap berfungsinya sistem perkotaan provinsi dan kabupaten dan jaringan prasarana provinsi dan kabupaten;

3. Pembatasan intensitas pemanfaatan ruang agar tidak mengganggu fungsi sistem perkotaan provinsi dan kabupaten dan jaringan prasarana provinsi dan kabupaten.

Indikasi Arahan Peraturan Zonasi untuk Sistem Perkotaan Provinsi dan Kabupaten :

1. Peraturan zonasi untuk Pusat Kegiatan Lokal (PKL) disusun dengan memperhatikan pemanfaatan ruang untuk kegiatan ekonomi berskala

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

kabupaten yang didukung dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya;

2. Peraturan zonasi untuk Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) disusun dengan memperhatikan pemanfaatan ruang untuk kegiatan ekonomi berskala kawasan (lebih dari satu kecamatan) yang didukung dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya;

3. Peraturan zonasi untuk Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) disusun dengan memperhatikan pemanfaatan ruang untuk kegiatan ekonomi berskala lingkungan (lebih dari satu lembang/desa) yang didukung dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya;

Peraturan zonasi untuk jaringan jalan provinsi dan kabupaten disusun dengan memperhatikan :

1. Pemanfaatan ruang di sepanjang sisi jalan provinsi maupun kabupaten dengan tingkat intensitas menengah hingga tinggi yang kecenderungan pengembangan ruangnya dibatasi;

2. Ketentuan pelarangan alihfungsi lahan yang berfungsi lindung di sepanjang sisi jalan provinsi maupun kabupaten; dan

3. Penetapan garis sempadan bangunan di sisi jalan provinsi dan kabupaten yang memenuhi ketentuan ruang pengawasan jalan (ruwasja).

Indikasi Arahan Peraturan Zonasi untuk Sistem Jaringan Energi :

1. Peraturan zonasi untuk pembangkit tenaga listrik disusun dengan memperhatikan pemanfaatan ruang di sekitar pembangkit listrik harus memperhatikan jarak aman dari kegiatan lain;

2. Peraturan zonasi untuk jaringan transmisi tenaga listrik disusun dengan memperhatikan ketentuan pelarangan pemanfaatan ruang bebas di sepanjang jalur transmisi sesuai dengan ketentuan

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

Peraturan zonasi untuk sistem jaringan telekomunikasi disusun dengan memperhatikan pemanfaatan ruang untuk penempatan menara pemancar telekomunikasi yang memperhitungkan aspek keamanan dan keselamatan aktifitas kawasan sekitarnya.

Peraturan zonasi untuk sistem jaringan sumber daya air pada wilayah sungai disusun dengan memperhatikan :

1. Pemanfaatan ruang pada kawasan di sekitar wilayah sungai dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan dan fungsi lindung kawasan; dan

2. Pemanfaatan ruang di sekitar wilayah sungai lintas provinsi dan/atau lintas kabupaten secara selaras dengan pemanfaatan ruang pada wilayah sungai di provinsi/kabupaten yang berbatasan.

Peraturan zonasi untuk sistem prasarana lingkungan berupa lokasi TPA Sampah disusun dengan memperhatikan :

1. Lokasi TPA Sampah tidak diperkenankan berdekatan dengan permukiman;

2. Lokasi TPA Sampah harus didukung dengan studi kelayakan dan studi Amdal yang disepakati oleh instansi yang berwenang dan pemangku kepentingan lainnya;

3. Pengelolaan sampah di TPA sampah dilakukan dengan metode controlled landfill;

4. Dalam lingkungan TPA sampah harus didukung dengan prasarana penunjang pengelolaan sampah.

Indikasi Arahan Peraturan Zonasi untuk Kawasan Lindung :

a. Peraturan zonasi untuk kawasan hutan lindung disusun dengan memperhatikan :

1. Pemanfaatan ruang untuk wisata alam tanpa merubah bentang alam; 2. Ketentuan pelarangan seluruh kegiatan yang berpotensi mengurangi

Dokumen terkait