• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA TATA RUANG WILAYAH SEBAGAI ARAHAN SPASIAL RPI2 JM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "RENCANA TATA RUANG WILAYAH SEBAGAI ARAHAN SPASIAL RPI2 JM"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

BAB 3

RENCANA TATA RUANG WILAYAH SEBAGAI ARAHAN

SPASIAL RPI2JM

3.1. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) PP No. 26

Tahun 2008

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional yang selanjutnya disebut RTRWN adalah arahan kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang wilayah negara. Penataan ruang wilayah nasional bertujuan untuk mewujudkan:

 Ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan;

 Keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan;

 Keterpaduan perencanaan tata ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota;

 Keterpaduan pemanfaatan ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia;

 Keterpaduan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota dalam rangka pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang;

 Pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat;

 Keseimbangan dan keserasian perkembangan antarwilayah;

 Keseimbangan dan keserasian kegiatan antarsektor; dan

 Pertahanan dan keamanan negara yang dinamis serta integrasi nasional.

(2)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

A. Kebijakan Pengembangan Struktur Ruang Wilayah Nasional

1. Meningkatkan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah

 Menjaga keterkaitan antarkawasan perkotaan, antara kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan, serta antara kawasan perkotaaan dan wilayah di sekitarnya

 Mengembangkan pusat pertumbuhan baru di kawasan yang belum terlayani oleh pusat pertumbuhan

 Mengendalikan perkembangan kota-kota pantai sbg pusat pertumbuhan ekonomi kelautan

 Mendorong kawasan perkotaan dan pusat pertumbuhan agar lebih kompetitif dan lebih efektif dalam pengembangan wilayah sekitarnya

2. Meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana

 Meningkatkan kualitas jaringan prasarana dan mewujudkan keterpaduan pelayanan transportasi darat, laut, dan udara, antara lain meliputi jalan tol, pelabuhan internasional/nasional, dan bandar udara;

 Mendorong pengembangan jaringan telekomunikasi, khususnya di kawasan terisolasi

 Meningkatkan jaringan energi dalam mewujudkan keterpaduan sistem penyediaan tenaga listrik, khususnya di kawasan perdesaan, pulau-pulau kecil, dan kawasan terisolasi; dan

 Meningkatkan kualitas dan mewujudkan keterpaduan sistem jaringan sumber daya air.

B. Kebijakan Pengembangan Kawasan Lindung Nasional

(3)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

 Menetapkan kawasan lindung dengan luas paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari luas pulau

2. Mencegah dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan kerusakan kawasanlindung

 Mengembangkan kegiatan budidaya yang dapat

 mempertahankan keberadaan pulau-pulau kecil

C. Kebijakan Pengembangan Kawasan Budi Daya

1.Mewujudkan dan meningkatkan keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatan budi daya

 Mengembangkan dan melestarikan kawasan budi daya pertanian pangan untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional

 Mengembangkan pulau-pulau kecil dengan pendekatan gugus pulau untuk meningkatkan daya saing dan mewujudkan skala ekonomi

2.Mengendalikan perkembangan kegiatan budidaya agar tidak melampui daya dukung dan daya tampung lingkungan

 Membatasi perkembangan kegiatan budi daya terbangun di kawasan rawan bencana;

 Mengembangkan perkotaan metropolitan dengan mengoptimalkan pemanfaaatan ruang secara vertikal dan kompak

 Membatasi perkembangan kawasan terbangun di kawasan perkotaan metropolitan

 Mengembangkan kegiatan budidaya yang dapat mempertahankan keberadaan pulau-pulau kecil

D. Kebijakan Pengembangan Kawasan Strategis Nasional

1. Pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup

(4)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

 Mencegah pemamfaatan ruang kawasan strategis nasional yang berpotensi mengurangi fungsi lindung kawasan

 Mebatasi pemamfatan ruang dis sekitar kawasan strategis nasional yang berpotensi mengurangi fungsi kawasan lindung.

 Membatasi pengembangan prasarana dan sarana didaial dan di sekitar kawasan strategis nasional yang dapat memicu perkembangan kegiatan budidaya

 Pengembangan kegiatan budidaya tidak terbangun dsekitar kawasan strategis nasional yang berfungsi sebagai zona penyangga yang memisahkan kawasan lindung dan kawasan budidaya terbangun.

 Merehabilitas fungsi lndung kawasan yang menurunakibat dampak pemamfaatan ruang yang berkembang didalam dan disekitar kawasan startegis nasional.

2. Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan Negara Pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan dalam pengembanganperekonomian nasional yang produktif, efisien, dan mampu bersaing dalam perekonomian nasional

 Menetapkan kawasan strategis nasional dengan fungsi khusus pertahana dan keamana;

 Mengembangkan kegiatan budidaya secara selsktif di dalam dan dis ekitar kawasan strategis nasional untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamananan;

(5)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

3.1.1. Struktur Ruang Wilayah Nasional

Rencana struktur ruang wilayah nasional meliputi sistem perkotaan nasional, sistem jaringan transportasi nasional, sistem jaringan energi nasional, sistem jaringan telekomunikasi nasional dan sistem jaringan sumber daya air. Sistem perkotaan nasional terdiri atas PKN, PKW, dan PKL yang dapat berupa kawasan megapolitan, kawasan metropolitan, kawasan perkotaan besar, kawasan perkotaan sedang, atau kawasan perkotaan kecil.

PKN ditetapkan dengan kriteria:

1. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional;

2. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa skala nasional atau yang melayani beberapa provinsi; dan/atau

3. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi.

PKW ditetapkan dengan kriteria:

1. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul kedua kegiatan ekspor-impor yang mendukung PKN;

2. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten; dan/atau

3. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten.

(6)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

1. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa yang melayani skala kabupaten atau beberapa kecamatan; dan/atau

2. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang melayani skala kabupaten atau beberapa kecamatan.

PKSN ditetapkan dengan kriteria:

1. Pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas batas dengan negara tetangga;

2. Pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu gerbang internasional yang menghubungkan dengan negara tetangga;

3. Pusat perkotaan yang merupakan simpul utama transportasi yang menghubungkan wilayah sekitarnya; dan/atau

4. Pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang dapat mendorong perkembangan kawasan disekitarnya.

Penetapan Peraturan Pemerintah ini mencakup pula penetapan kawasan strategis nasional yang dimana terdapat di Kabupaten Toraja Utara sebagai Kawasan Strategis Nasional dengan sudut kepentingan sosial budaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (1) huruf d Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Penetapan KSN dalam kepentingan Sosial dan Budaya ditindaklanjuti guna :

a) Merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya nasional,

b) Merupakan prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya serta jati diri bangsa,

(7)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

e) Memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya, atau Memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial skala nasional.

Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan system jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hirarkis memiliki hubungan fungsional, Rencana struktur ruang wilayah nasional meliputi:

1. Sistem Perkotaan Nasional

Strategi pemerataan pengembangan kawasan P.Sumatera-Jawa-Bali dan KalimantanSulawesi-Nusa Tenggara-Maluku-Papua melalui penyebaran pusat-pusat kegiatan nasional dan wilayah serta pengembangan kawasan perbatasan

Gambar 3.1 Rencana Sistem Perkotaan Nasional

2. Sistem Jaringan Transportasi Nasional

(8)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

Gambar 3.2 Rencana Sistem Jaringan Jalan

transportasi jalan bebas hambatan, khususnya di sebagian Lintas Timur Sumatera dan Pantura Jawa, Jaringan lintas penyebrangan laut diarahkan untuk menghubungkan antar pulau-pulau besar serta membentuk gugus pulau-pulau kecil termasuk pulau-pulau terluar untuk menjaga kedaulatan wilayah NKRI

(9)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

Gambar 3.4 Rencana Jaringan Lintas Penyeberangan

Pengembangan jaringan jalur kereta api dilakukan pada pulau besar untuk memfasilitasi kebutuhan angkutan orang dan barang secara massal dan jarak jauh yang menghubungkan kota-kota PKN

(10)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

Sebaran pengembangan pelabuhan laut nasional/internasional diarahkan untuk mendukung aktifitas ekonomi (ekspor-impor) pada kota-kota PKN dan PKW

Gambar 3.6 Rencana Pengembangan Pelabuhan Laut

(11)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

3. Sistem Jaringan Energi Nasional

Sistem Jaringan Tenaga Listrik melayani seluruh Kw.Andalan, PKN dan PKW

Gambar 3.8 Rencana Sistem Jaringan Transmisi Tenaga Listrik

4. Sistem Jaringan Telekomunikasi Nasional

(12)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

5. Sistem Jaringan Sumberdaya Air

Pengembangan jaringan sumber daya air diarahkan dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan nasional serta memenuhi kebutuhan air baku dan bersih pada kawasan perkotaan (PKN dan PKW)

Gambar 3.10 Rencana Pengembangan Jaringan Sumber Daya Air

3.1.2. Pola Ruang Wialayah Nasional

1. Kawasan Lindung Nasional

(13)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

Gambar 3.11 Rencana Kawasan Lindung Nasional

KAWASAN SUAKA ALAM, Kawasan yang memiliki keanekaragaman biota, ekosistem, serta gejala dan keunikan alam yang khas dan fungsi utama sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman jenis biota, ekosistem, serta gejala dan keunikan alam yang terdapat di dalamnya.

PELESTARIAN ALAM Kawasan berhutan atau bervegetasi tetap yang memiliki tumbuhan dan satwa yang beragam serta keadaan alam yang asli untuk dikembangkan sebagai pariwisata alam.

KAWASAN LINDUNG GEOLOGI Kawasan yang memiliki tipe geologi unik atau memiliki satu-satunya batuan dan/atau jejak struktur geologi masa lalu.

KAWASAN LINDUNG LAINNYA, Diantaranya berupa taman buru, yaitu kws. Memiliki luas yang cukup dan tidak membahayakan untuk kegiatanberburu;

2. Kawasan Budi Daya Yang Memiliki Nilai Strategis Nasional (Kawasan Andalan)

(14)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

sekitarnya dalam rangka pemerataan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. “Kebijakan pengembangan kawasan andalan laut diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi bagi kawasan tersebut dan kawasan di sekitarnya dengan pemanfaatan potensi laut Indonesia secara optimal

Gambar 3.12 Rencana Kawasan Andalan Darat

(15)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

KAWASAN ANDALAN DARAT, kawasan budi daya di ruang darat yang pengembangannya diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi bagi kawasan tersebut dan kawasan di sekitarnya.

KAWASAN ANDALAN LAUT, kawasan budi daya di ruang laut yang pengembangannya diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi bagi kawasan tersebut dan kawasan di sekitarnya.

3.2. Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau Sulawesi Perpres No 88 tahun

2011

Rencana Tata Ruang Pulau Sulawesi merupakan perwujudan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional di Pulau Sulawesi. Penetapan RTR Pulau Sulawesi bertujuan untuk:

1. Mencapai keseimbangan pemanfaatan ruang makro antara kawasan berfungsi lindung dan budidaya, antara kawasan perkotaan dan perdesaan, antar wilayah dan antar sektor, dalam satu ekosistem pulau dan perairannya;

2. Meningkatkan kesatuan pengembangan kegiatan ekonomi, sosial dan pengembangan prasarana wilayah pada kawasan perkotaan dan perdesaan dengan memperhatikan kemampuan daya dukung lingkungan;

3. Menjamin efisiensi pelaksanaan pembangunan lintas sektor dan lintas provinsi;

4. Memulihkan daya dukung lingkungan untuk mencegah terjadinya bencana yang lebih besar dan menjamin keberlanjutan pembangunan.

(16)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

3.2.1. Struktur Ruang Wilayah Pulau Sulawesi

Struktur ruang wilayah Pulau Sulawesi disusun berdasarkan arahan pola pengelolaan sistem pusat permukiman dan arahan pola pengelolaan sistem jaringan prasarana wilayah yang meliputi arahan pola pengelolaan sistem jaringan prasarana transportasi, sistem jaringan prasarana energi, sistem jaringan prasarana sumber daya air, dan sistem jaringan prasarana perkotaan.

Pola pengelolaan sistem pusat permukiman di Pulau Sulawesi diarahkan pada terbentuknya fungsi dan hirarki perkotaan sesuai dengan RTRWN. Hirarki perkotaan meliputi Kota PKN, PKW, dan PKL sebagai satu kesatuan sistem. Dalam hirarkinya arahan RTR Pulau Sulawesi terhadap kabupaten Toraja Utara sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yang dimana pusatnya terdapat di Rantepao.

Tabel 3.1

Arahan Sistem Pusat Permukiman di Provinsi Sulawesi Selatan

Menurut RTR PulauSulawesi

(17)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

Gambar 3.14 Rencana Struktur Ruang Pulau Sulawesi

Struktur Ruang Pulau Sulawesi adalah susunan pusat-pusat permukiman (PKN, PKW, PKSN) yang diikat oleh sistem infrastruktur (sistem jaringan transportasi nasional, telekomunikasi, energi, dan sumber daya air) secara hirarkis

3.2.2. Pola Ruang Wilayah Pulau Sulawesi

Arahan pola pengelolaan kawasan yang terkait dengan Kabupaten Tana Toraja dan Toraja Utara yaitu memberikan perlindungan pada kawasan bawahannya yang diprioritaskan penanganannya mencakup :

a. Pencegahan terjadinya erosi dan atau sedimentasi pada kota-kota atau kawasan-kawasan produksi khususnya yang berada pada kelerengan terjal;

(18)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

c. Melakukan penelitian dengan tingkat kedalaman yang lebih rinci dalam rangka penetapan kawasan bergambut;

d. Mempertahankan keberadaan zona-zona resapan air di Sulawesi Selatan yang mencakup puncak G. Lompobattang, Peg. Quarles dengan puncak-puncak G. Rantemario, G. Sinjai, G. Paroreang, G. Gandadiwata, G. Kolonodale, G. Kambuno, G. Kabinturu, dan G. Baleasa

Pola pengelolaan kawasan yang memberikan perlindungan pada kawasan setempat yang diprioritaskan penanganannya mencakup :

a. Penetapan kawasan sempadan pantai sebagai kawasan berfungsi lindung pada RTRW Provinsi, Kabupaten dan Kota;

b. Penetapan kawasan sempadan sungai sebagai kawasan berfungsi lindung pada RTRW Provinsi, Kabupaten dan Kota;

c. Penetapan kawasan sekitar danau/waduk sebagai kawasan berfungsi lindung pada RTRW Provinsi, Kabupaten dan Kota;

d. Penetapan kawasan sekitar danau/waduk secara bijaksana agar proses pendangkalan danau-danau besar dapat dicegah, yang mencakup Danau Limboto, Danau Towuti, Danau Matano, dan Danau Tempe;

e

Arahan pola pengelolaan kawasan yang suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya yang diprioritaskan penanganannya mencakup :

(19)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

CA Panua (45.575 ha), CA Gn. Dua Saudara (4.299 ha), CA Tangkoko Batuangus (3.196 ha), CA Gunung Lokon (100 ha), CA Gunung Ambang (8.638 ha), dan CA Putih (615 ha);

b. Pengelolaan Taman Buru meliputi: TB Komara (4.610 ha), TB Landusa Tomata (5.000 ha), TB Padang Mata Osu (8.000 ha), TB Karakelang Utara dan Selatan (24.669 ha);

c. Pengelolaan Taman Nasional meliputi: TN Taka Bone Rate (530.765 ha), TN Lore Lindu (217.991,18 ha), TN Rawa Aopa Watumohai (105.194 ha), TN Laut Kepulauan Wakatobi (1.390.000 ha), TN Bogani Nani Wartabone (287.115 ha), dan TN Laut Bunaken Manado Tua (89.065 ha);

d. Pengelolaan Suaka Margasatwa meliputi: SM Lampoko Mampie (2.000 ha), SM Bontobahari (4.000 ha), SM Komara (3.390 ha), SM Pati-pati (3.103,79 ha), SM Lombuyan I/II (3.069 ha), SM Dolangan (462 ha), SM Bakiriang (12.500 ha), SM Pinjam/Tanjung Matop (1.612,50 ha), SM Tanjung Amolengo (605 ha), SM Buton Utara (82.000 ha), Tanjung Batikolo (4.016 ha), SM Tanjung Peropa (38.000 ha), SM Nantu (31.215 ha), dan SM Gunung Manembo-nembo (6.500 ha);

e. Pengelolaan Taman Wisata meliputi: TW Danau Matano dan Mahalona (30.000 ha), TW Danau Towuti (65.000 ha), TW Bantimurung (118 ha), TW Goa Patunuang (1.500 ha), TW Malino (3.500 ha), TW Sidrap (500 ha), TW Nanggala III (500 ha), TW Cani Sirenrang (3.125 ha), TW Leija (1.265 ha), TW Air Terjun Wera (250 ha), TW Mangolo (5.200 ha), TW Tirta Rimba (500 ha), TW Pulau Padamarang (36.000 ha), TW Batu Angus (635 ha), dan TW Batu (615 ha);

f. Pengelolaan Taman Wisata Laut meliputi: TWL Kepulauan Kapoposang (50.000 ha), dan TWL Teluk Lasolo (81.800 ha);

(20)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

Pola pengelolaan kawasan rawan bencana lingkungan yang diprioritaskan penanganannya mencakup :

a. Penanganan bencana alam berdasarkan siklus bencana melalui tindakan preventif dengan pembuatan peta bencana alam, mitigasi bencana melalui pengawasan terhadap pelaksanaan rencana tata ruang, kesiapsiagaan masyarakat yang berada di kawasan rawan bencana, tanggap darurat, pemulihan dan pembangunan kembali pasca bencana;

b. Peta bencana lingkungan perlu dijadikan acuan dalam pengembangan wilayah provinsi, kabupaten, dan kota;

c. Pengendalian kota-kota dan kawasan-kawasan budidaya dari bencana gempa bumi terutama di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan yakni pada jalur antara Kota Mamuju-Majene-Tana Toraja-Enrekang-Luwu-Poso-Palu-Teluk Tomini

d. Pengendalian kota-kota dan kawasan-kawasan budidaya dari bencana gerakan tanah atau longsor terutama di lereng kaki Gunung Lompobatang bagian utara, Luwu, Mamuju, Tana Toraja, Sidrap, Soppeng, Barru, Sinjai dan Bone.

e. Pengendalian kota-kota dan kawasan-kawasan budidaya dari bencana kenaikan muka air laut akibat fenomena pemanasan global terutama di kawasan pesisir Teluk Makassar;

(21)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

Gambar 3.15 Rencana Pola Ruang Pulau Sulawesi

Pola ruang Pulau Sulawesi adalah distribusi peruntukan ruang di Pulau Sulawesi berupa fungsi lindung dan fungsi budidaya bagi pengembangan ekonomi kelautan, pertanian, dan pertambangan berbasis potensi lestari.

3.3. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Sulsel

Tujuan umum RTRWP Sulsel Tahun 2008-2028 adalah untuk mewujudkan ruang wilayah provinsi yang mengakomodasikan keterkaitan antar kawasan andalan, antar kawasan strategis, antar kabupaten dan kota dalam perwujudan perekonomian dan lingkungan yang berkesinambungan. Tujuan RTRWP Sulsel adalah untuk:

(22)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

Menjadi pedoman bagi aparat terkait dalam hal pengendalian pemanfaatan ruang, baik melalui pengawasan dan atau perizinan maupun tindakan penertiban pemanfaatan ruang lintas kab./kota.

Merupakan dasar bagi penyusunan rencana yang bersifat lebih operasional dalam perencanaan pembangunan dan pemanfaatan ruang di wilayah Provinsi Sulsel.

3.3.1. Struktur Ruang RTRWP Sulsel

Sistem Perkotaan Berdasarkan PP No 26 Tahun 2008 tentang RTRW Nasional sistem perkotaan ditentukan sebagai berikut:

Pusat Kegiatan Nasional (PKN) berupa Kawasan Perkotaan Mamminasata;

Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yang berskala provinsi Pangkajene, Jeneponto, Palopo, Watampone, Bulukumba, Barru dan Parepare;

Pusat Kegiatan Lokal (PKL) merupakan pusat-pusat kegiatan skala kabupaten dan kota, sebagai pusat kegiatan industri dan jasa, serta simpul transportasi yang melayani skala kabupaten atau beberapa kecamatan, sehingga semua kota dan ibukota kabupaten juga berfungsi sebagai PKL.

Pusat kegiatan sub lokal merupakan kawasan pengembangan ekonomi lokal atau Local Economic Development (LED) termasuk sentra-sentra produksi pertanian termasuk kehutanan, perkebunan, tanaman pangan, peternakan dan perikanan, sentra produksi pertambangan, pusat-pusat industri manufaktur, pusat-pusat perdagangan, kawasan wisata, pusat-pusat pelayanan jasa yang tersebar di seluruh wilayah provinsi Sulsel.

(23)

RENCANA PROGRAM INVESTASI

Berdasarkan PP 26 Tahun 2008 tentang RTRWN, kawasan andalan di wilayah Provinsi Sulsel adalah sebagai berikut:

Kawasan andalan Mamminasata dan sekitarnya (Makassar, Maros, Gowa dan Takalar) dengan sektor unggulan pariwisata, industri, pertanian, perikanan, industri umum dan agroindustri serta perdagangan;

Kawasan andalan Palopo dan sekitarnya dengan sektor unggulan pariwisata, perkebunan, pertanian dan perikanan;

Kawasan andalan Bulukumba-Watampone dan sekitarnya dengan sektor unggulan pertanian, perkebunan, agroindustri, pariwisata, perikanan dan perdagangan;

Kawasan andalan Parepare dan sekitarnya dengan sektor unggulan pertanian, perkebunan, perikanan, agroindustri dan perdagangan;

Kawasan andalan laut Kapoposan dan sekitarnya dengan sektor unggulan perikanan dan pariwisata;

Kawasan andalan laut Teluk Bone dan sekitarnya dengan sektor unggulan perikanan, pariwisata dan pertambangan;

Kawasan andalan laut Singkarang-Takabonerate dan sekitarnya dengan sektor unggulan perikanan dan pariwisata;

Kawasan andalan laut Selat Makassar dengan sektor unggulan perikanan dan pariwisata.

B. Kawasan Strategis

Berdasarkan PP 26 Tahun 2008 tentang RTRWN, Kawasan Strategis (Kawastra) Nasional di wilayah Provinsi Sulsel adalah:

Kawasan Perkotaan Makassar – Maros – Sungguminasa - Takalar (Mamminasata);

Kawasan pengembangan ekonomi terpadu Parepare;

Kawasan pariwisata budaya dan alam Toraja dan sekitarnya;

Kawasan Stasiun Bumi Parepare;

(24)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

C. Sistem dan Prasarana Jaringan Transportasi

Sebagai bagian dari sistem nasional dan pulau Sulawesi, sistem transportasi dan prasarana transportasi wilayah Sulsel merujuk pada Sistem Transportasi Nasional dan Rencana Jalan Pulau Sulawesi. Bandara internasional Hasanuddin sangat mendukung akses internasional maupun nasional karena posisinya relatif di tengah-tengah wilayah nusantara. Pelabuhan Makassar merupakan pelabuhan hub utama KTI, pelabuhan Parepare dan Barru potensiil berkembang menjadi pelabuhan nasional.

D. Sistem dan Prasarana Komunikasi dan Informasi

Sistem komunikasi dan informasi direncakan menjangkau sampai pusat-pusat permukiman dan sentra-sentran produksi baik di daerah perkotaan maupun perdesaan, yang akan mendukung arus informasi dari dan ke wilayah hinterland serta wilayah depan. Untuk mendukung sistem interkoneksitas tersebut diarahkan rencana pengembangan jaringan kabel telepon mengikuti pola jalan, sedangkan sistem telekomunikasi nir-kabel didukung dengan menara-menara penerima dan pemancar yang dilokasikan pada bukit-bukit di dekat ibukota provinsi dan di dekat ibukota-ibukota kabupaten.

E. Sistem dan Prasarana Energi

(25)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

F. Sistem dan Prasarana Keairan

Ada empat strategi berbeda sebagai alternatif dalam pengelolaan air, resiko dan pemanfaatannya, (Offringa G., 1987), yang dapat dijadikan pertimbangan penyusunan rancangan yang lebih operasional:

Strategi 1 mengontrol banjir secara total tanpa mengijinkan ada resiko kerusakan di suatu wilayah, dengan pembangunan tanggul lingkar penahan banjir. Perlu diperhatikan bahwa merubah daerah banjir menjadi daerah terlindung banjir berarti mengurangi daerah limpasan dan penyerapan air, sehingga daerah lain akan dialiri air dalam volume yang lebih besar.

Strategi 2 memprioritaskan pada pengurangan volume aliran air pada saat debit air puncak dengan usaha penahanan dan penyimpanan air sungai di wilayah-wilayah tangkapan air (situ) di daerah hulu, sekaligus berfungsi sebagai cadangan air.

Strategi 3 secara kontras lebih memprioritaskan ke pengfungsian

hidraulika alami sungai, dengan pengembangan kawasan ”green river”

yang mengijinkan air sungai membanjiri wilayah tersebut pada saat debit sungai membahayakan daerah hilir tempat aglomerasi penduduk serta kegiatan dan fasilitas perkotaannya. Green river yang dimaksud adalah wilayah sungai dengan berbagai elemen penghijauan seperti hutan, taman, ruang terbuka hijau, rawa dan sebagainya yang mampu menahan banjir dalam waktu tertentu.

Strategi 4 adalah memberlakukan fungsi hidrolika alami sepenuhnya, dengan mengijinkan seluruh wilayah dimasuki banjir. Tata guna lahan dan kegiatan manusia harus menyesuaikan dengan perilaku alami sungai secara total.

G. Sistem dan Prasarana Pengelolaan Limbah

Berdasarkan prinsip umum pengelolaan limbah ”3R” sebisa mungkin

(26)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

i.Reduce, yang maknanya usaha sedapat mungkin meminimalisasi produksi limbah, baik padat, cair maupun gas;

ii.Reuse, yang maknanya usaha mengguna-ulang barang bekas pakai atau limbah;

iii.Recycling, yang maknanya mendaur-ulang limbah.

(27)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

3.3.2. Pola Ruang

1. Kawasan Lindung

(28)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

Gambar 3.17 Rencana Pola Ruang Provinsi Sulawesi Selatan

2. Kawasan Budidaya Strategis Provinsi a. Kawasan Permukiman Perkotaan

(29)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

3.4. RTRW Kabupaten Toraja Utara

Tujuan rencana tata ruang wilayah Kabupaten Toraja Utara adalah mewujudkan Kabupaten Toraja Utara sebagai daerah tujuan wisata internasional yang berkualitas, memiliki daya tarik kuat dan berdaya saing tinggi, serta menjadikan pariwisata sebagai sarana mencapai kesejahteraan masyarakat Toraja Utara melalui sinergitas antar sektor, terintegrasi dan akomodatif secara lintas kebijakan pembangunan, baik nasional, provinsi dan kabupaten.

Kebijakan dan strategi umum pengembangan wilayah Kabupaten Toraja Utara ditempuh dengan memperhatikan kebijakan dan strategi pembangunan nasional dan provinsi, baik berupa kebijakan umum maupun kebijakan sektoral yang relevan sehingga dapat tercapai legalitas struktural maupun keterpaduan kegiatan pembangunan dalam konsteks yang lebih luas. Dengan memperhatikan tujuan-tujuan tersebut, maka kebijakan umum pengembangan wilayah Kabupaten Toraja Utara meliputi :

1. Meningkatkan peran Kabupaten Toraja Utara dalam bidang kepariwisataan nasional.

2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas obyek dan daya tarik wisata untuk lebih memberikan dampak ekonomi yang lebih luas.

3. Meningkatkan peran Kabupaten Toraja Utara sebagai kawasan strategis nasional dari sudut kepentingan budaya.

4. Meningkatkan pemerataan pelayanan sarana dan prasarana sosial ekonomi dan budaya dari perkotaan hingga ke perdesaan.

5. Meningkatkan peran Kabupaten Toraja Utara dalam menunjang kawasan andalan nasional.

6. Meningkatkan peran Kabupaten Toraja Utara dalam melestarikan wilayah sungai yang berskala regional.

(30)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

1. Mengembangkan keunggulan komparatif dan kompetitif kepariwisataan daerah berupa keunikan budaya dan alam dalam upaya peningkatan pangsa pasar pariwisata internasional.

2. Mengembangkan unsur-unsur yang berkaitan dengan upaya peningkatan budaya lokal yang menjadi jati diri masyarakat Toraja Utara menuju penguatan keragaman budaya nasional.

3. Mengembangkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana sosial ekonomi dan budaya merata kesegenap wilayah dibarengi dengan ketersediaan sarana dan prasarana transportasi yang memadai. 4. Mengembangkan upaya-upaya yang berkaitan dengan penguatan

kawasan andalan nasional sesuai dengan potensi unggulan wilayah. 5. Mengembangkan upaya-upaya yang berkaitan dengan konservasi wilayah sungai mempertahankan potensi sumber daya air sebagai salah satu potensi sumber daya alam unggulan wilayah.

3.4.1. Struktur Ruang RTRW Kabupaten Toraja Utara

Kebijakan dan strategi pengembangan tata ruang wilayah Kabupaten Toraja Utara dilakukan dengan lebih awal memperhatikan kebijakan dan strategi dalam rencana tata ruang wilayah provinsi dan nasional yang berkaitan dengan wilayah atau bagian dari wilayah Kabupaten Toraja Utara untuk selanjutnya dijabarkan dan dipadukan kedalam rencana tata ruang wilayah Kabupaten Toraja Utara. Dengan demikian aspek sinkronisasi dan keterpaduan tatanan pengelolaan tata ruang wilayah Kabupaten Toraja Utara lebih terbuka dan akomodatif terhadap kegiatan berbagai pemangku kepentingan baik secara nasional, regional dan lokal dengan tetap memperhatikan keseimbangan aspek ekologis (fungsi lindung) maupun aspek ekonomi (fungsi budidaya) kawasan.

(31)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

1. Membangun dan meningkatan aksesibilitas Pusat Kegiatan Lokal (PKL) kabupaten dengan simpul transportasi nasional dan internasional yang berada di sekitar wilayah kabupaten.

2. Meningkatkan aksesibilitas Pusat Kegiatan Lokal (PKL) kabupaten dengan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) secara merata melalui peningkatan jaringan prasarana.

3. Meningkatkan aksesibilitas Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dengan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) melalui peningkatan jaringan prasarana serta pengembangan ekonomi perdesaan terpadu berbasis pertanian.

4. Meningkatkan kualitas peran Pusat Kegiatan Lokal (PKL) kabupaten melalui pemerataan distribusi pelayanan prasarana dan sarana ekonomi dan sosial budaya.

Untuk mewujudkan kebijakan-kebijakan tersebut maka diperlukan adanya strategi pengembangan struktur ruang wilayah Kabupaten Toraja Utara. Strategi tersebut meliputi :

1. Membangun dan meningkatkan prasarana transportasi berupa jaringan jalan yang menjadi akses penghubung Pusat Kegiatan Lokal (PKL) kabupaten dengan prasarana transportasi yang berskala nasional dan internasional yang berada di sekitar wilayah Kabupaten Toraja Utara.

2. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana transportasi secara merata utamanya akses utama penghubung antar PKL kabupaten dengan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK). 3. Meningkatkan kualitas prasarana transportasi utamanya akses

utama penghubung Pusat Kegiatan Lokal (PKL) kabupaten dengan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL), serta meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan dan prasarana ekonomi pedesaan.

(32)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

masyarakat tidak selalu harus ke Pusat Kegiatan Lokal (PKL) kabupaten yang mengakibatkan biaya tinggi bagi masyarakat dan berdampak semakin memperbesar kesenjangan pertumbuhan antar PKL kabupaten dengan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK).

Perwujudan kebijakan dan strategi struktur tata ruang wilayah Kabupaten Toraja Utara akan mengarahkan sistem internal pelayanan wilayah yang tersebar dan terhirarki mulai dari Pusat Kegiatan Lokal (PKL) kabupaten, Pusat Pelayanan Kawasan (PPK), hingga Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL). Dimana Pusat Kegiatan Lokal (PKL) kabupaten merupakan kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten atau beberapa kecamatan. Sementara Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) merupakan kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa (disebut Lembang untuk wilayah Kabupaten Toraja Utara). Sedangkan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) adalah merupakan pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa (disebut Lembang untuk wilayah Kabupaten Toraja Utara).

Dengan memperhatikan konstelasi struktur tata ruang wilayah Kabupaten Toraja Utara secara nasional dan regional yang kewenangan penentuannya ada pada pemerintah pusat dan provinsi, kemudian kondisi obyektif wilayah yang secara administratif terdiri dari 21 kecamatan, serta sistem jaringan prasarana eksisting akan menjadi dasar pertimbangan utama dalam mengembangkan struktur tata ruang wilayah Kabupaten Toraja Utara di masa yang akan datang.

(33)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

Dalam mengembangkan sistem pusat permukiman wilayah tentunya harus diselaraskan dengan sistem jaringan prasarana yang antara lain mencakup sistem jaringan transportasi, sistem jaringan energi dan kelistrikan, sistem jaringan telekomunikasi, sistem jaringan persampahan dan sanitasi, serta sistem jaringan sumber daya air. Untuk mencapai efektifitas struktur tata ruang wilayah di masa yang akan datang, maka kedua komponen pembentuk struktur tata ruang wilayah tesebut harus selalu dikembangkan secara paralel secara berkelanjutan.

Gambar 3.18 Rencana Struktur Ruang Kabupaten Toraja Utara

3.4.2. Pola Ruang RTRW Kabupaten Toraja Utara

(34)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

1. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Kawasan Lindung

a) Kebijakan pengembangan kawasan lindung meliputi :

1) Meningkatkan fungsi ekologis kawasan lindung utamanya hutan lindung melalui penanganan lahan kritis.

2) Mencegah terjadinya pengalihfungsian kawasan lindung dalam skala kecil sekalipun.

3) Mendorong partisipasi masyarakat sekitar kawasan lindung untuk mempertahankan keberadaannya, terutama hutan lindung.

b) Strategi pengembangan kawasan lindung meliputi :

1) Meningkatkan pola penanganan lahan kritis baik yang berada dalam kawasan hutan lindung maupun yang berada dalam hutan produksi melalui kegiatan penghijauan/reboisasi.

2) Meningkatkan pengendalian kegiatan dan fungsi pengawasan terhadap areal kawasan lindung.

3) Meningkatkan sosialisasi ke masyarakat sekitar akan fungsi penting keberadaan kawasan lindung, serta melakukan diversifikasi lahan usaha baru di daerah pedesaan sehingga bermanfaat pada peningkatkan pendapatan masyarakat pedesaan.

2. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Kawasan Budidaya

a) Kebijakan pengembangan kawasan budidaya meliputi :

1) Meningkatkan keterpaduan dan keterkaitan mutualistis antar kegiatan budidaya.

2) Mengendalikan kegiatan budidaya agar tidak melampauai daya dukung dan daya tampung lingkungannya.

3) Mengoptimalkan nilai ekonomis kegiatan budidaya dengan minimalisasi dampak negatif terhadap lingkungan.

(35)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

1) Menetapkan kawasan budidaya sesuai dengan karakteristik lingkungannya, dan kondisi kekinian yang telah ada.

2) Meningkatkan keterkaitan mutualistis antar kegiatan melalui inovasi kegiatan-kegiatan baru dan peningkatan sinergisitas.

3) Mengintensifkan kegiatan budidaya yang ada saat ini dengan stimulus agar manfaat ekonomisnya optimal, dengan lingkungan yang tetap stabil.

3. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Kawasan Strategis

a) Kebijakan pengembangan kawasan strategis meliputi :

1) Melestarikan dan meningkatkan fungsi warisan budaya lokal dan rona alam sebagai obyek wisata dunia.

2) Melestarikan dan meningkatkan fungsi dan daya dukung lingkungan untuk mempertahankan dan meningkatkan keseimbangan ekosistem lingkungan, dan mempertahankan fungsi perlindungan kawasan.

3) Pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan dalam pengembangan perekonomian wilayah.

b) Strategi pengembangan kawasan strategis meliputi :

1) Meningkatkan peran warisan budaya lokal dan rona alam dalam peningkatan pendapatan masyarakat dan pemerintah daerah melalui kegiatan pariwisata.

2) Mengidentifikasi dan mengembangkan obyek-obyek budaya lokal dan rona alam yang menarik yang belum dikelola dengan baik dan belum terpublikasi untuk menambah khasanah daya tarik wisata, melengkapi obyek-obyek yang telah berkembang saat ini.

3) Meningkatan pengendalian aktivitas kegiatan budidaya yang berpotensi merusak keseimbangan ekosistem lingkungan.

(36)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

4. Kebijakan dan Strategi Pengalokasian Penduduk

a) Kebijakan pengalokasian penduduk meliputi :

1) Mengembangkan kawasan permukiman pada pusat-pusat pelayanan wilayah dan sub wilayah dimana lebih tersedia sarana dan prasarana lingkungan permukiman yang layak.

2) Mengendalikan pertumbuhan permukiman pada kawasan yang memiliki resiko rawan bencana alam seperti longsor dan banjir. 3) Mengembangkan sarana dan prasarana lingkungan permukiman

pada kelompok-kelompok permukiman yang tersebar agar kehidupan penduduk setempat menjadi lebih berkualitas.

4) Mengoptimalkan pemanfaatan lahan-lahan dalam kawasan perkotaan baik pada pusat wilayah maupun sub pusat wilayah, guna meminimalisir alihfungsi lahan produktif di daerah-daerah pinggiran yang berarti pula mempertahankan areal resapan air.

b) Strategi pengalokasian penduduk meliputi :

1) Mengarahkan perkembangan permukiman penduduk pada level kepadatan tinggi pada kawasan perkotaan, yakni pusat wilayah dan sub pusat wilayah guna memudahkan pencapaian pelayanan sarana dan prasarana lingkungan serta mengefisienkan dan mengefektifkan investasi sarana dan prasarana permukiman. 2) Mengontrol dan mengawasi pertumbuhan permukiman pada

kawasan rawan bencana longsor dan banjir, utamanya pada kawasan dengan kemiringan lahan diatas 40 % dan daerah sempadan sungai.

(37)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

4) Mengembangkan sistem evakuasi bencana alam yang terkoordinasi secara struktural mulai dari tingkat kabupaten hingga ke kecamatan.

5) Memudahkan pemanfaatan lahan-lahan kosong yang belum termanfaatkan dalam kawasan perkotaan pada PKL maupun PPK menjadi areal terbangun permukiman sesuai dengan rencana pola pemanfaatannya sebagaimana yang tertuang dalam rencana tata ruang kota setempat.

Sistem jaringan prasarana wilayah Kabupaten Toraja Utara meliputi sistem prasarana transportasi, energi, telekomunikasi, dan sumber daya air yang mengintegrasikannya dan memberikan layanan bagi fungsi kegiatan yang ada di wilayah Kabupaten Toraja Utara.

Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Toraja Utara berfungsi : 1. Sebagai arahan pembentuk sistem pusat kegiatan wilayah Kabupaten

Toraja Utara yang memberikan layanan bagi kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan di sekitarnya yang berada dalam wilayah Kabupaten Toraja Utara, dan

2. Sistem perletakan jaringan prasarana wilayah yang menunjang keterkaitannya serta memberikan layanan bagi fungsi kegiatan yang ada dalam wilayah Kabupaten Toraja Utara, terutama pada pusat-pusat kegiatan/perkotaan yang ada.

Rencana struktur ruang wilayah Kab. Toraja Utara dirumuskan berdasarkan :

1. Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah Kabupaten Toraja Utara.

2. Kebutuhan pengembangan dan pelayanan wilayah Kabupaten Toraja Utara dalam rangka mendukung kegiatan sosial ekonomi.

3. Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup wilayah Kabupaten Toraja Utara, dan

(38)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Toraja Utara dirumuskan dengan kriteria :

a. Mengakomodasi rencana struktur ruang nasional, rencana struktur ruang wilayah Provinsi Sulawesi Selatan, dan memperhatikan rencana struktur ruang wilayah kabupaten/kota yang berbatasan.

b. Jelas, realistis, dan dapat diimplementasikan dalam jangka waktu perencanaan pada wilayah Kabupaten Toraja Utara.

c. Pusat-pusat permukiman yang ditetapkan oleh pemerintah daerah Kabupaten Toraja Utara memenuhi ketentuan sebagai berikut :

1) Terdiri atas Pusat Pelayanan Kawasan (PPK), Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL), serta pusat kegiatan lain yang berhirarki lebih tinggi yang berada di wilayah Kabupaten Toraja Utara yang kewenangan penentuannya ada pada Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.

2) Memuat penetapan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) serta Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL).

3) Harus berhirarki dan tersebar secara proporsional di dalam ruang wilayah Kabupaten Toraja Utara serta saling terkait menjadi satu kesatuan sistem wilayah Kabupaten Toraja Utara.

Sistem jaringan prasarana Kabupaten Toraja Utara dibentuk oleh sistem jaringan transportasi sebagai sistem jaringan prasarana utama dan dilengkapi dengan sistem jaringan prasarana lainnya sesuai dengan kebutuhan wilayah.

(39)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

1) Sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan kegiatan pelestarian lingkungan dalam wilayah Kabupaten Toraja Utara.

2) Mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukan ruang.

3) Sebagai dasar penyusunan indikasi program utama jangka menengah lima tahunan untuk dua puluh tahun, dan

4) Sebagai dasar dalam pemberian izin pemanfaatan ruang pada wilayah Kabupaten Toraja Utara.

Rencana pola ruang wilayah Kab Toraja Utara dirumuskan dengan kriteria :

1) Merujuk rencana pola ruang yang ditetapkan dalam RTRWN beserta rencana rincinya.

2) Merujuk rencana pola ruang yang ditetapkan dalam RTRW Provinsi Sulawesi Selatan beserta rencana rincinya.

3) Mengakomodasi kebijakan pengembangan kawasan andalan nasional yang berada di wilayah Kabupaten Toraja Utara.

4) Memperhatikan rencana pola ruang wilayah kabupaten/kota yang berbatasan.

Arahan pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Toraja Utara merupakan perwujudan rencana tata ruang yang dijabarkan ke dalam indikasi program utama penataan/ pengembangan wilayah Kabupaten Toraja Utara dalam jangka waktu perencanaan 5 (lima) tahunan sampai akhir tahun perencanaan tahun 2030 (selama 20 tahun; tahun 2010 - 2030). Arahan pemanfaatan ruang atau perwujudan pemanfaatan ruang melalui program-program kegiatan disusun dengan kriteria :

1) Mendukung perwujudan rencana struktur ruang, rencana pola ruang, dan pengembangan kawasan strategis Kabupaten Toraja Utara; 2) Mendukung program utama penataan ruang nasional dan provinsi; 3) Realistis, objektif, terukur, dan dapat dilaksanakan dalam jangka

(40)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

4) Konsisten dan berkesinambungan terhadap program yang disusun, baik dalam jangka waktu tahunan maupun antar lima tahunan; dan 5) Sinkronisasi antar program harus terjaga dalam satu kerangka

program terpadu pengembangan wilayah Kabupaten Toraja Utara. Arahan pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Toraja Utara disusun dengan prinsip menjaga keterpaduan program lintas sektoral, lintas pemangku kepentingan serta konsistensi kesinambungan program kegiatan hingga akhir masa perencanaan (tahun 2029). Perwujudan pemanfaatan ruang yang merupakan indikasi program dibagi kedalam empat tahapan rencana implementasinya, yakni :

1) Tahap I; tahun 2010 – 2015; 2) Tahap II; tahun 2016 – 2020; 3) Tahap III; tahun 2021 – 2025; 4) Tahap IV; tahun 2026 – 2030.

Untuk lima tahun pertama (Tahap I; tahun 2010 – 2015) dirinci kedalam program tahunan.

Arahan pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Toraja Utara yang merupakan perwujudan dari rencana pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Toraja Utara di susun dan diuraikan sebagai berikut :

1. Perwujudan Perwujudan pusat kegiatan dalam wilayah Kabupaten Toraja Utara, termasuk perwujudan pusat kegiatan dalam sistem nasional, dan sistem pusat kegiatan provinsi di wilayah Kabupaten Toraja Utara;

2. Perwujudan sistem jaringan prasarana Kabupaten Toraja Utara, yang mencakup pula sistem prasarana nasional dan provinsi di wilayah Kabupaten Toraja Utara:

3. Perwujudan sistem prasarana jaringan transportasi di wilayah Kabupaten Toraja Utara yang hanya meliputi sistem prasarana darat;

(41)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

6. Perwujudan sistem jaringan prasarana telekomunikasi;

7. Perwujudan rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Toraja Utara, dengan cakupan :

- sistem jaringan drainase dan air limbah.

8. Perwujudan rencana pola ruang wilayah Kabupaten Toraja Utara, dengan cakupan :

- Perwujudan kawasan lindung; dan - Perwujudan kawasan budidaya.

9. Perwujudan kawasan strategis wilayah Kabupaten Toraja Utara. Rencana perwujudan rencana tata ruang wilayah Kabupaten Toraja Utara disusun melalui indikasi program kegiatan sesuai dengan durasi waktu perencanaan yakni 20 (dua puluh) tahun kedepan, dengan 4 (empat) tahapan rencana pelaksanaan. Indikasi program di susun dengan memperhatikan aspirasi pemangku kepentingan, mulai dari tingkat nasional, provinsi yang berkaitan dengan program kegiatan pemangku kepentingan tersebut di wilayah Kabupaten Toraja Utara. Selanjutnya dipadukan dan disinkronkan dengan program kegiatan pemangku kepentingan yang berada di wilayah Kabupaten Toraja Utara.

(42)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

Indikasi program utama dalam arahan pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Toraja Utara meliputi :

1. Usulan Program Kegiatan; adalah program-program utama pengembangan wilayah Kabupaten Toraja Utara yang diindikasikan memiliki bobot kepentingan utama atau diprioritaskan untuk mewujudkan struktur dan pola ruang wilayah Kabupaten Toraja Utara sesuai tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Toraja Utara.

2. Lokasi; lokasi adalah tempat dimana usulan program utama akan dilaksanakan

3. Besaran; adalah perkiraan jumlah satuan masing-masing usulan program utama pengembangan wilayah yang akan dilaksanakan. 4. Sumber Pendanaan; sumber pendanaan dapat berasal dari APBD

Kabupaten Toraja Utara, APBD Provinsi Sulawesi Selatan, APBN, Swasta, dan/atau masyarakat.

5. Instansi Pelaksana; adalah instansi pelaksana program utama yang meliputi pemerintah (sesuai dengan kewenangan masing-masing pemerintahan), swasta serta masyarakat.

6. Waktu dan Tahapan Pelaksanaan; adalah usulan program utama direncanakan dalam kurun waktu perencanaan 20 (dua puluh) tahun yang dirinci setiap 5 (lima) tahunan. Program utama 5 tahun pertama akan dirinci ke dalam program utama tahunan.

Selengkapnya mengenai perwujudan rencana pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Toraja Utara yang berindikasi program kegiatan mulai tahun 2010 – 2030 (selama 20 tahun) yang dibagi kedalam 4 (empat) tahap rencana pelaksanaan sebagaimana terlihat pada lampiran indikasi program utama.

(43)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

peraturan zonasi sistem provinsi dan kabupaten; 2) Arahan perizinan; 3) Arahan pemberian insentif dan disinsentif; dan 4) Arahan sanksi.

Indikasi arahan peraturan zonasi sistem nasional dan provinsi digunakan sebagai pedoman bagi pemerintah Kabupaten Toraja Utara dalam menyusun peraturan zonasi. Indikasi arahan peraturan zonasi sistem nasional, provinsi, dan kabupaten meliputi indikasi arahan peraturan zonasi untuk struktur ruang dan pola ruang, yang terdiri atas : 1) Sistem perkotaan nasional, provinsi dan kabupaten; 2) Sistem jaringan transportasi provinsi dan kabupaten; 3) Sistem jaringan energi provinsi dan kabupaten; 4) Sistem jaringan telekomunikasi kabupaten; 5) Sistem jaringan sumber daya air nasional, provinsi dan kabupaten; 6) Kawasan lindung; dan 7) Kawasan budidaya.

Indikasi arahan peraturan zonasi untuk sistem perkotaan provinsi dan kabupaten dan jaringan prasarana provinsi dan kabupaten disusun dengan memperhatikan :

1. Pemanfaatan ruang di sekitar jaringan prasarana provinsi dan kabupaten untuk mendukung berfungsinya sistem perkotaan provinsi dan kabupaten dan jaringan prasarana provinsi dan kabupaten;

2. Ketentuan pelarangan pemanfaatan ruang yang menyebabkan gangguan terhadap berfungsinya sistem perkotaan provinsi dan kabupaten dan jaringan prasarana provinsi dan kabupaten;

3. Pembatasan intensitas pemanfaatan ruang agar tidak mengganggu fungsi sistem perkotaan provinsi dan kabupaten dan jaringan prasarana provinsi dan kabupaten.

Indikasi Arahan Peraturan Zonasi untuk Sistem Perkotaan Provinsi dan Kabupaten :

(44)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

kabupaten yang didukung dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya;

2. Peraturan zonasi untuk Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) disusun dengan memperhatikan pemanfaatan ruang untuk kegiatan ekonomi berskala kawasan (lebih dari satu kecamatan) yang didukung dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya;

3. Peraturan zonasi untuk Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) disusun dengan memperhatikan pemanfaatan ruang untuk kegiatan ekonomi berskala lingkungan (lebih dari satu lembang/desa) yang didukung dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya;

Peraturan zonasi untuk jaringan jalan provinsi dan kabupaten disusun dengan memperhatikan :

1. Pemanfaatan ruang di sepanjang sisi jalan provinsi maupun kabupaten dengan tingkat intensitas menengah hingga tinggi yang kecenderungan pengembangan ruangnya dibatasi;

2. Ketentuan pelarangan alihfungsi lahan yang berfungsi lindung di sepanjang sisi jalan provinsi maupun kabupaten; dan

3. Penetapan garis sempadan bangunan di sisi jalan provinsi dan kabupaten yang memenuhi ketentuan ruang pengawasan jalan (ruwasja).

Indikasi Arahan Peraturan Zonasi untuk Sistem Jaringan Energi :

1. Peraturan zonasi untuk pembangkit tenaga listrik disusun dengan memperhatikan pemanfaatan ruang di sekitar pembangkit listrik harus memperhatikan jarak aman dari kegiatan lain;

(45)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

Peraturan zonasi untuk sistem jaringan telekomunikasi disusun dengan memperhatikan pemanfaatan ruang untuk penempatan menara pemancar telekomunikasi yang memperhitungkan aspek keamanan dan keselamatan aktifitas kawasan sekitarnya.

Peraturan zonasi untuk sistem jaringan sumber daya air pada wilayah sungai disusun dengan memperhatikan :

1. Pemanfaatan ruang pada kawasan di sekitar wilayah sungai dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan dan fungsi lindung kawasan; dan

2. Pemanfaatan ruang di sekitar wilayah sungai lintas provinsi dan/atau lintas kabupaten secara selaras dengan pemanfaatan ruang pada wilayah sungai di provinsi/kabupaten yang berbatasan.

Peraturan zonasi untuk sistem prasarana lingkungan berupa lokasi TPA Sampah disusun dengan memperhatikan :

1. Lokasi TPA Sampah tidak diperkenankan berdekatan dengan permukiman;

2. Lokasi TPA Sampah harus didukung dengan studi kelayakan dan studi Amdal yang disepakati oleh instansi yang berwenang dan pemangku kepentingan lainnya;

3. Pengelolaan sampah di TPA sampah dilakukan dengan metode controlled landfill;

4. Dalam lingkungan TPA sampah harus didukung dengan prasarana penunjang pengelolaan sampah.

Indikasi Arahan Peraturan Zonasi untuk Kawasan Lindung :

a. Peraturan zonasi untuk kawasan hutan lindung disusun dengan memperhatikan :

1. Pemanfaatan ruang untuk wisata alam tanpa merubah bentang alam; 2. Ketentuan pelarangan seluruh kegiatan yang berpotensi mengurangi

(46)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

3. Pemanfaatan ruang kawasan untuk kegiatan budidaya hanya diizinkan bagi penduduk asli dengan luasan tetap, tidak mengurangi fungsi lindung kawasan, dan di bawah pengawasan ketat.

b. Peraturan zonasi untuk sempadan sungai disusun dengan memperhatikan :

1. Pemanfaatan ruang untuk ruang terbuka hijau;

2. Ketentuan pelarangan pendirian bangunan kecuali bangunan yang dimaksudkan untuk pengelolaan badan air dan/atau pemanfaatan air;

3. Pendirian bangunan dibatasi hanya untuk menunjang fungsi taman rekreasi; dan

4. Penetapan lebar sempadan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

c. Peraturan zonasi untuk cagar budaya dan ilmu pengetahuan disusun dengan memperhatikan :

1. Pemanfaatan untuk penelitian, pendidikan, dan pariwisata; dan

2. Ketentuan pelarangan kegiatan dan pendirian bangunan yang tidak sesuai dengan fungsi kawasan.

d. Peraturan zonasi untuk kawasan rawan tanah longsor disusun dengan memperhatikan :

1. Pemanfaatan ruang dengan mempertimbangkan karakteristik, jenis, dan ancaman bencana;

2. Penentuan lokasi dan jalur evakuasi dari permukiman penduduk; dan 3. Pembatasan pendirian bangunan kecuali untuk kepentingan

pemantauan ancaman bencana dan kepentingan umum.

(47)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

f. Peraturan zonasi untuk sempadan mata air disusun dengan memperhatikan :

1. Pemanfaatan ruang untuk ruang terbuka hijau; dan

2. Pelarangan kegiatan yang dapat menimbulkan pencemaran terhadap mata air.

Indikasi Arahan Peraturan Zonasi untuk Kawasan Budidaya :

a. Peraturan zonasi untuk kawasan hutan rakyat dan hutan produksi konversi disusun dengan memperhatikan :

1. Pembatasan pemanfaatan hasil hutan untuk menjaga kestabilan neraca sumber daya kehutanan;

2. Pendirian bangunan dibatasi hanya untuk menunjang kegiatan pemanfaatan hasil hutan; dan

3. Ketentuan pelarangan pendirian bangunan selain yang dimaksud pada huruf b.

b. Peraturan zonasi untuk kawasan peruntukan pertanian disusun dengan memperhatikan :

1. Pemanfaatan ruang untuk permukiman petani dengan kepadatan rendah; dan

2. Ketentuan pelarangan alih fungsi lahan menjadi lahan budidaya non pertanian kecuali untuk pembangunan sistem jaringan prasarana utama.

c. Peraturan zonasi untuk kawasan peruntukan perikanan disusun dengan memperhatikan :

1. Pemanfaatan ruang untuk permukiman petani dengan kepadatan rendah;

2. Pemanfaatan sumber daya perikanan agar tidak melebihi potensi lestari;

(48)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

1. Pengaturan kawasan tambang dengan memperhatikan keseimbangan antara biaya dan manfaat serta keseimbangan antara resiko dan manfaat; dan

2. Pengaturan bangunan lain disekitar instalasi dan peralatan kegiatan pertambangan yang berpotensi menimbulkan bahaya dengan memperhatikan kepentingan daerah.

e. Peraturan zonasi untuk kawasan peruntukan industri disusun dengan memperhatikan :

1. Pemanfaatan ruang untuk kegiatan industri baik yang sesuai dengan kemampuan penggunaan teknologi, potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia di wilayah sekitarnya; dan

2. Pembatasan pembangunan perumahan baru sekitar kawasan peruntukan industri.

f. Peraturan zonasi untuk kawasan peruntukan pariwisata disusun dengan memperhatikan :

1. Pemanfaatan potensi alam dan budaya masyarakat sesuai daya dukung dan daya tampung lingkungan;

2. Perlindungan terhadap situs peninggalan kebudayaan masa lampau; 3. Pembatasan pendirian bangunan hanya untuk menunjang kegiatan

pariwisata;

g. Peraturan zonasi untuk kawasan peruntukan permukiman disusun dengan memperhatikan :

1. Penetapan daerah rawan bencana alam, seperti longsor dan banjir; 2. Penetapan tingkat kepadatan bangunan;

3. Ketersediaan prasarana dan sarana lingkungan permukiman; 4. Kelengkapan bangunan dan lingkungan; dan

5. Penetapan jenis dan syarat penggunaan bangunan yang diizinkan.

(49)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

dan pola ruang wilayah kabupaten sebagaimana yang ditetapkan kemudian melalui peraturan daerah. Izin pemanfaatan ruang diberikan oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan kewenangannya. Pemberian izin pemanfaatan ruang dilakukan menurut prosedur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Izin pemanfaatan ruang diberikan untuk :

1. Menjamin pemanfaatan ruang sesuai dengan rencana tata ruang, peraturan zonasi, dan standar pelayanan minimal bidang penataan ruang;

Gambar

Gambar 3.1 Rencana Sistem Perkotaan Nasional
Gambar 3.3 Rencana Jaringan Jalan Bebas Hambatan
Gambar 3.4 Rencana Jaringan Lintas Penyeberangan
Gambar 3.6 Rencana Pengembangan Pelabuhan Laut
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kawasan peruntukan kehutanan (hutan rakyat) direncanakan seluas kurang lebih 8.545 (delapan ribu lima ratus empat puluh lima) Hektar atau 16,86% (enam belas koma delapan

Penataan Penataan Ruang Pulau Sulawesi bertujuan untuk mewujudkan: (a) Pusat pengembangan ekonomi kelautan berbasis keberlanjutan pemanfaatan sumber daya kelautan dan

Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat

Kawasan Lindung Nasional yang terkait dengan wilayah Provinsi meliputi : Suaka Margasatwa Ko’mara (Kabupaten Takalar), Cagar Alam (CA) Faruhumpenai, CA Kalaena, Taman

• Dasar dalam pemberian insentif dan disinsentif, pemberian izin, dan pengenaan sanksi meliputI i PERATURAN ZONASI KABUPATEN BANGKA ditetapkan dengan. Perda RTRW

Strategi pengembangan struktur ruang untuk peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan infrastruktur transportasi, telekomunikasi, energi, dan sumber daya air

Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat

Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat