Hal
III
-1
BAB III
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
SEBAGAI ARAHAN SPASIAL RPI2-JM
BIDANG CIPTA KARYA
Rencana Tata Ruang Wilayah memuat arahan struktur ruang dan pola ruang. Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hirarkis memiliki hubungan fungsional, sedangkan pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Pembangunan bidang Cipta Karya harus memperhatikan arahan struktur dan pola ruang yang tertuang dalam RTRW, selain untuk mewujudkan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan juga dapat mewujudkan tujuan dari penyelenggaraan penataan ruang yaitu keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan, keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia, serta pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang
3.1
RTRW Nasional
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) disusun melalui Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) yang dijadikan sebagai pedoman untuk:
a. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional, b. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional,
c. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah nasional, d. Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antarwilayah
provinsi, serta keserasian antarsektor,
e. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi, f. Penataan ruang kawasan strategis nasional, dan
Hal
III
-2
1) Penetapan Pusat Kegiatan Nasional (PKN)
Kriteria:
a) kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional,
b) Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa skala nasional atau yang melayani beberapa provinsi, dan/atau
c) Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi.
2) Penetapan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)
Kriteria:
a) Kawasan Perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul kedua kegiatan ekspor-impor yang mendukung PKN,
b) Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten, dan/atau
c) Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten.
3) Penetapan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN)
Kriteria:
d) Pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas batas dengan negara tetangga,
e) Pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu gerbang internasional yang menghubungkan dengan negara tetangga,
f) Pusat perkotaan yang merupakan simpul utama transportasi yang menghubungkan wilayah sekitarnya, dan/atau
g) Pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang dapat mendorong perkembangan kawasan di sekitarnya
4) Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN)
Penetapan kawasan strategis nasional dilakukan berdasarkan kepentingan:
(1) Pertahanan dan keamanan,
a. diperuntukkan bagi kepentingan pemeliharaan keamanan dan pertahanan negara berdasarkan geostrategi nasional,
b. diperuntukkan bagi basis militer, daerah latihan militer, daerah pembuangan amunisi dan peralatan pertahanan lainnya, gudang amunisi, daerah uji coba sistem persenjataan, dan/atau kawasan industri sistem pertahanan, atau
c. merupakan wilayah kedaulatan negara termasuk pulau-pulau kecil terluar yang berbatasan langsung dengan negara tetangga dan/atau laut lepas.
(2) Pertumbuhan ekonomi,
a. memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh,
b. memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi nasional,
c. memiliki potensi ekspor,
Hal
III
-3
f. berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan nasional dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional,
g. berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam rangka mewujudkan ketahanan energi nasional, atau
h. ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal
(3) Sosial dan budaya
a. merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya nasional,
b. merupakan prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya serta jati diri bangsa,
c. merupakan aset nasional atau internasional yang harus dilindungi dan dilestarikan,
d. merupakan tempat perlindungan peninggalan budaya nasional,
e. memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya, atau f. memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial skala nasional.
(4) Pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi a. Diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan ilmu
b. pengetahuan dan teknologi berdasarkan lokasi sumber daya alam strategis nasional, pengembangan antariksa, serta tenaga atom dan nuklir
c. memiliki sumber daya alam strategis nasional
d. berfungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan antariksa e. berfungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir, atau f. berfungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis.
(5) Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.
a. merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati, b. merupakan aset nasional berupa kawasan lindung yang
c. ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora dan/atau fauna yang hampir punah atau diperkirakan akan punah yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan,
d. memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang setiap tahun berpeluang menimbulkan kerugian negara,
e. memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro f. menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup g. rawan bencana alam nasional
Hal
III
-4
Tabel 3.1 Penetapan Lokasi Pusat kegiatan Nasional (PKN) danPusat Kegiatan Wilayah (PKW) Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN
NO PROVINSI PKN PKW
(1) (2) (3) (4)
1 Nanggroe Aceh
Darussalam Lhokseumawe
Sabang, Banda
Aceh, Takengon, Meulaboh
2 Sumatera
Utara
Kawasan Perkotaan Medan-Binjai-Deli Serdang-Karo (Mebidangro)
Tebingtinggi,
Sidikalang, pematang Siantar, Balige, Rantau Prapat, Kisaran, Gunung Balige, Padang
Sidempuan, Sibolga
3 Sumatera
Barat Padang
Pariaman, Sawahlunto, Muarasiberut, Bukittinggi, Solok
4 Riau Pekanbaru, Dumai
Bangkinang, Teluk
Kuantan, Bengkalis, Bagan Siapiapi, Tembilahan,
Rengat, Pangkalan Kerinci, Pasir Pangarayan, Siak Sri Indrapura
5 Kepulauan
Riau Batam
Tanjung Pinang,
Terempa, Daik Lingga, Dabo – Pulau
Singkep, Tanjung Balai Karimun
6 Jambi Jambi Kuala Tungkal,
Sarolangun, Muarabungo, Muara Bulian
7 Sumatera
Selatan Palembang
Muara Enim,
Kayuagung, Baturaja, Prabumulih, Lubuk Linggau, Sekayu, Lahat
8 Bengkulu Bengkulu, Manna, Muko-Muko, Curup
9 Bangka Belitung
Pangkal Pinang, Muntok, Tanjung Pandan, Manggar
10 Lampung Bandar Lampung Metro, Kalianda, Liwa, Menggala, Kotabumi,
Kota Agung
11 DKI Jakarta –
Jawa Barat - Banten
Kawasan Perkotaan Jabodetabek
12 Banten Serang, Cilegon Pandeglang, Rangkas Bitung
13 Jawa Barat Kawasan Perkotaan
Bandung Raya, Cirebon
Sukabumi,
Cikampek – Cikopo, Pelabuhanratu,
Indramayu, Kadipaten, Tasikmalaya, Pangandaran
14 Jawa Tengah
Surakarta, Kawasan Perkotaan Semarang- Kendal-Demak- Ungaran-Purwodadi (Kedungsepur), Cilacap
Boyolali, Klaten, Salatiga, Tegal, Pekalongan, Kudus, Cepu, Magelang, Wonosobo, Kebumen, Purwokerto
15
Daerah Istimewa Yogyakarta
Yogyakarta Bantul, Sleman
16 Jawa Timur
Kawasan Perkotaan (Gerbangkertosusila), Malang
Probolinggo,
Tuban, Kediri, Madiun, Banyuwangi, Jember, Blitar, Pamekasan, Bojonegoro, Pacitan
17 Bali
Kawasan Perkotaan Denpasar-Bangli- Gianyar-Tabanan (Sarbagita)
Singaraja,
Semarapura, Negara
18 Nusa Tenggara
Hal
III
-5
NO PROVINSI PKN PKW
(1) (2) (3) (4)
19 Nusa Tenggara
Timur Kupang
Soe, Kefamenanu,
Ende, Maumere, Waingapu, Ruteng, Labuan Bajo
20 Kalimantan Barat Pontianak
Mempawah,
Singkawang, Sambas, Ketapang, Putussibau, Entikong, Sanggau, Sintang
21 Kalimantan Tengah Palangkaraya Kuala Kapuas, Pangkalan Bun, Buntok, Muarateweh, Sampit
22 Kalimantan Selatan Banjarmasin Amuntai, Martapura, Marabahan, Kotabaru
23 Kalimantan
Timur
Kawasan Perkotaan Balikpapan- Tenggarong- Samarinda-Bontang, Tarakan
Tanjung Redeb, Sangata, Nunukan, Tanjung Selor, Malinau, Tanlumbis, Tanah Grogot, Sendawar
24 Gorontalo Gorontalo Isimu, Kuandang, Tilamuta
25 Sulawesi Utara Kawasan Perkotaan
Manado-Bitung
Tomohon,
Tondano, Kotamobagu
26 Sulawesi Tengah Palu Poso, Luwuk, Buol, Kolonedale, Tolitoli, Donggala
27 Sulawesi
Selatan
Kawasan Perkotaan Makassar- Sungguminasa- Takalar-Maros (Maminasata)
Pangkajene,
Jeneponto, Palopo, Watampone, Bulukumba, Barru, Parepare
28 Sulawesi Barat Mamuju, Majene, Pasangkayu
29 Sulawesi
Tenggara Kendari
Unaaha, Lasolo, Bau-Bau, Raha, kolaka
30 Maluku Ambon Masohi, Werinama,
Kairatu, Tual, Namlea, Wahai, Bula,
31 Maluku Utara Ternate Tidore, Tobelo,
Labuha, Sanana
32 Papua Barat Sorong Fak-Fak,
Manokwari, Ayamaru
33 Papua Jayapura, Timika
Biak, Nabire,
Muting, Bade, Merauke, Sarmi, Arso, Wamena
Tabel 3.2 Penetapan Lokasi Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN
NO
PUSAT
KEGIATAN STRATEGIS
NASIONAL STATUS PROVINSI
(1) (2) (3) (4)
1 Kota Sabang I / A / 2 : Pengembangan
Baru (Tahap I)
Nanggroe Aceh Darussalam
2 Kota Dumai
I / A/ 1 : Pengembangan / Peningkatan Fungsi
(Tahap I)
Riau
3 Kota Batam
I / A/ 1 : Pengembangan / Peningkatan Fungsi
(Tahap I)
Kep. Riau
4 Ranai (Ibukota
Kab. Natuna)
I / A / 2 : Pengembangan
Hal
III
-6
NOPUSAT
KEGIATAN STRATEGIS
NASIONAL STATUS PROVINSI
(1) (2) (3) (4)
5 Atambua (Ibukota
Kab. Belu)
I / A/ 1 : Pengembangan / Peningkatan Fungsi
(Tahap I)
Nusa Tenggara Timur
6 Kalabahi (Ibukota
Kab. Alor) (Ibukota Kab. Timor
Tengah Utara)
I / A / 2 : Pengembangan
(Kab. Bengkayang)
I / A / 2 : Pengembangan Baru (Tahap I)
Kalimantan Barat
10 Nangabadau (Kab.
Kapuas Hulu)
I / A / 2 : Pengembangan / Peningkatan Fungsi
(Tahap I)
Kalimantan Barat
12 Jasa (Kab. Sintang) II / A/ 2 : Pengembangan Baru (Tahap II) Kalimantan Barat
13 Nunukan (Ibukota Kab. Nunukan) I / A/ 1 : Pengembangan / Peningkatan Fungsi Kalimantan Timur
14 Simanggaris (Kab.
Nunukan)
(kab. Kutai Barat)
II / A/ 2 : Pengembangan
18 Melonguane
(ibukota Kab. Talaud)
I / A / 2 : Pengembangan (Kab. Maluku Tenggara
Barat)
I / A / 2 : Pengembangan
Baru (Tahap I) Maluku
21
Ilwaki (Kab. Maluku Barat
Daya)
II / A/ 2 : Pengembangan
Baru (Tahap II) Maluku
Hal
III
-7
NOPUSAT
KEGIATAN STRATEGIS
NASIONAL STATUS PROVINSI
(1) (2) (3) (4)
21 Daruba (Kab. Pulau Morotai) I / A / 2 : Pengembangan Baru (Tahap I) Maluku Utara
22 Kota Jayapura
I / A/ 1 : Pengembangan / Peningkatan Fungsi
(Tahap I)
Papua
23
Kota Tanah Merah (Ibukota Kab. Tanah
Merah)
I / A/ 1 : Pengembangan / Peningkatan Fungsi
(Tahap I)
Papua
24 Kota Merauke
(Ibukota Kab. Merauke)
I / A/ 1 : Pengembangan / Peningkatan Fungsi
(Tahap I)
Papua
Tabel 3.3
Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN) Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN
NO KAWASAN STRATEGIS NASIONAL KEPENTINGAN SUDUT
KOTA /
KABUPATEN *) PROVINSI
STATUS HUKUM
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Kawasan Industri
Lhokseumawe Ekonomi
Kota Lhokseumawe
Nanggroe Aceh Darussalam
2
Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang
Ekonomi Kota Sabang
Nanggroe Aceh Darussalam
3
Kawasan Pengembangan Ekonomi
Terpadu Banda Aceh Darussalam
Ekonomi Kota Banda Aceh
Nanggroe Aceh Darussalam
4 Kawasan Ekosistem Leuser
Lingkungan Hidup
13 Kabupaten (Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Barat Daya,
Aceh Selatan, Aceh Singkil, Subulussalam,
Aceh Tenggara, Gayo Lues, Aceh Tengah, Bener Meriah, Aceh Utara, Aceh Timur, dan
Aceh Tamiang)
Nanggroe Aceh Darussalam
5
Kawasan Perbatasan Laut
RI termasuk 2
Pertahanan dan Keamanan
Kota Sabang
Nanggroe Aceh Darussalam pulau kecil terluar (Pulau
Rondo dan Berhala) dengan negara India / Thailand /
Malaysia
dan Sumatera Utara
6
Kawasan Perkotaan Medan
– Binjai – Deli Serdang – Karo (Mebidangro)
Ekonomi
Kota Medan, Binjai, Deli Serdang, Karo
Sumatera Utara
Perpres No. 62 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Medan, Binjai, Deli
Hal
III
-8
NO KAWASAN STRATEGIS NASIONAL KEPENTINGAN SUDUT KABUPATEN *)KOTA / PROVINSI STATUS HUKUM
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
7
Kawasan Danau Toba dan Sekitarnya
Lingkungan Hidup
Kab. Samosir, Kab. Tapanuli Utara,
Kab. Humbang Hasundutan, Kab. Dairi,
Kab. Karo, Kab. Simalungun, Kab. Toba,
Kab. Pakpak Barat
Sumatera Utara
8
Kawasan Stasiun Pengamat Dirgantara
Kototabang
Penggunaan Sumberdaya Alam
dan Teknologi Tinggi
Kab. Agam Sumatera Barat
9 Kawasan Hutan Lindung Bukit Batabuh
Lingkungan Hidup
Kab. Kuantan Singingi
dan Kab. Indragiri Hulu Riau
10 Kawasan Hutan Lindung Mahato
Lingkungan
Perbatasan Laut RI termasuk 20 pulau kecil terluar (Pulau Sentut, Tokong Malang Biru, Damar, Mangkai, Tokong
Nanas, Tokong Belayar, Tokong Boro, Semiun, Sebetul,
Sekatung, Senua, Subi Kecil, Kepala, Batu Mandi, Iyu Kecil, Karimun Kecil, Nipa, Pelampong, Batu Berhanti, dan Nongsa) dengan
negara Malaysia / Vietnam / Singapura
Penggunaan Sumberdaya Alam
dan Teknologi Tinggi
Kab. Bintan, Kab. Natuna, Kab. Kep.
Anambas, Kab. Karimun, Kota Batam
Kepulauan Riau
12 Kawasan Batam, Bintan, dan Karimun Ekonomi
Kab. Bintan, Kab. Natuna, Kab. Karimun,
Kota Batam
Kepulauan Riau
Perpres No. 87 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Batam, Bintan, dan Karimun
13 Kawasan Lingkungan Hidup Taman Nasional Kerinci Seblat
Lingkungan Hidup
Kab. Kerinci, Kota Padang, Kab. Lubuk Linggau, Kab. Rejang
Lebong
Jambi, Sumatera
Barat, Bengkulu, dan
Sumatera Selatan
14 Kawasan Taman Nasional Berbak
Lingkungan Hidup
Kab. Muaro
Jambi Jambi
15
Kawasan Taman Nasional Bukit
Tigapuluh
Lingkungan Hidup
Kab. Indragiri Hulu, Kab. Indragiri Hilir,
Kab. Tanjung Jabung Barat, Kab. Tebo
Jambi dan Riau
16
Kawasan Taman Nasional Bukit
Duabelas
Lingkungan Hidup
Kab. Soralangu, Kab. Muaratebo, Kab.
Batanghari
Jambi
17 Kawasan Selat
Sunda Ekonomi
Kota Serang, Kota Bandar Lampung
Lampung dan Banten
Perpres No. 86 Tahun 2011 tentang Pengembang an Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda
18
Kawasan Instalasi Lingkungan dan
Cuaca
Penggunaan Sumberdaya Alam
dan Teknologi Tinggi
Kota Jakarta
Hal
III
-9
NO KAWASAN STRATEGIS NASIONAL KEPENTINGAN SUDUT KABUPATEN *)KOTA / PROVINSI STATUS HUKUM
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
19 Kawasan Fasilitas Pengolahan Data dan Satelit
Penggunaan Sumberdaya Alam
dan Teknologi Tinggi
DKI Jakarta
20
Kawasan Perkotaan Jabodetabek- Punjur termasuk Kepulauan
Seribu
Ekonomi
Kota Jakarta (Utara, Selatan, Barat, Timur,
Pusat), Kota Bogor, Kab. Bogor, Kota Depok, Kota Tangerang,
Kab. Tangerang, Kota Tangerang Selatan,
Kota Bekasi, Kab. Bekasi, Kab. Cianjur
DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat
Perpres No. 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur
21 Kawasan
Perkotaan Cekungan Bandung Ekonomi
Kota Bandung,
Kab. Bandung Jawa Barat
22 Kawasan Fasilitas Uji Terbang Roket Pamengpeuk
Penggunaan Sumberdaya Alam
dan Teknologi Tinggi
Kab. Garut Jawa Barat
23
Kawasan Stasiun Pengamat Dirgantara
Pamengpeuk
Penggunaan Sumberdaya Alam
dan Teknologi Tinggi
Kab. Garut Jawa Barat
24
Kawasan Stasiun Pengamat Dirgantara Tanjung
Sari
Penggunaan Sumberdaya Alam
dan Teknologi Tinggi
Kab.
Sumedang Jawa Barat
25 Kawasan Stasiun Telecomand
Penggunaan Sumberdaya Alam
dan Teknologi Tinggi
Jawa Barat
26 Kawasan Stasiun Bumi Penerima Satelit Mikro
Penggunaan Sumberdaya Alam
dan Teknologi Tinggi
Kabupaten
Pangandaran Jawa Barat
27
Kawasan Pangandaran – Kalipuncang – Segara Anakan
– Nusakambangan (Pacangsanak)
Lingkungan Hidup
Kab. Pangancaran, Kab. Ciamis, Kab. Cilacap
Jawa Barat dan Jawa Tengah
28
Kawasan Perkotaan Kendal
– Demak – Ungaran – Salatiga
–
Ekonomi
Kab. Kendal, Kab. Demak, Kab.
Semarang, Kota Salatiga,
Jawa Tengah
Semarang - Purwodadi (Kedung Sepur)
Kota Semarang, Kab. Grobogan
29
Kawasan Borobudur dan
Sekitarnya
30 Kawasan Candi Prambanan Lingkungan Hidup Kab. Sleman Kab. Klaten, Tengah Jawa
31
Kawasan Taman Nasional Gunung
Merapi
Lingkungan Hidup
Kab. Sleman, Kota Yogyakarta, Kab.
Klaten, Kab. Boyolali, Kab. Magelang
Jawa Tengah dan
Daerah Istimewa Yogyakarta
32
Kawasan Perkotaan Gresik
– Bangkalan – Mojokerto – Surabaya – Sidoarjo
– Lamongan (Gerbangkertosusi la)
Ekonomi
Kab. Gresik, Kab. Bangkalan, Kota
Mojokerto, Kota Surabaya, Kab. Sidoarjo, Kab.
Lamongan
Jawa Timur
33
Kawasan Stasiun Pengamat Dirgantara
Watukosek
Penggunaan Sumberdaya Alam
dan Teknologi Tinggi
Hal
III
-10
NO KAWASAN STRATEGIS NASIONAL KEPENTINGAN SUDUT KABUPATEN *)KOTA / PROVINSI STATUS HUKUM
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
34
Kawasan Taman Nasional Ujung
Kulon
Lingkungan Hidup
Kab.
Pandeglang Banten
35
Kawasan Perkotaan Denpasar
– Badung – Gianyar - Tabanan (Sarbagita)
Ekonomi
Kota Denpasar, Kab. Badung, Kab. Gianyar,
Kab. Tabanan
Bali
Perpres No. 45 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan
36
Kawasan Pengembangan Ekonomi
Terpadu Bima
Ekonomi Kab. Bima, Kab. Dompu
Nusa Tenggara
Barat
37 Nasional Komodo Kawasan Taman Lingkungan Hidup Kab. Manggarai Barat Nusa Tenggara Barat
38 Kawasan Gunung Rinjani
Lingkungan Hidup
Kab. Lombok Utara, Kab. Lombok Tengah, Kab. Lombok
Timur Pengembangan Ekonomi
Terpadu Mbay
Ekonomi Kab. Ngada
Nusa Tenggara
Timur
40
Kawasan
Perbatasan Darat RI dengan negara Timor Leste
Pertahanan dan Keamanan
Kab. Kupang, Kab. Timor Tengah
Utara, Kab. Belu
Nusa Tenggara
Timur
41
Kawasan Perbatasan Laut RI termasuk 5 pulau kecil terluar (Pulau Alor, Batek, Dana,
Ndana, dan Mangudu) dengan negara
Timor Leste/Australia
Pertahanan dan Keamanan
Kab. Kupang, Kab. Timor Tengah Utara,
Kab. Belu
Nusa Tenggara Timur
42
Kawasan Pengembangan Ekonomi
Terpadu Khatulistiwa
Ekonomi Kab. Sanggau Kalimantan Barat
43
Kawasan Stasiun Pengamat Dirgantara
Pontianak
Penggunaan Sumberdaya Alam
dan Teknologi Tinggi
Kawasan Taman Nasional Betung
Kerihun
Lingkungan Hidup
Kab. Kapuas Hulu
Kalimantan Barat
45
Kawasan Perbatasan Darat RI dan Jantung Kalimantan (Heart of
Borneo)
Pertahanan dan Keamanan
Kab. Sambas, Kab. Kapuas Hulu, Kab.
Sanggau, Pengembangan Ekonomi Terpadu Daerah Aliran Sungai
Kahayan Kapuas dan Barito
Ekonomi
Kota Palangkaraya, Kab.
Pulang Pisau, Kab. Kapuas, Kab. Barito
Selatan
Kalimantan Tengah
47
Kawasan Taman Nasional Tanjung
Putting
Lingkungan Hidup
Kab. Kotawaringin Barat, Kabupaten
Seruyan
Kalimantan Tengah
48
Kawasan Pengembangan Ekonomi
Terpadu Batulicin
Ekonomi
Kab. Kotabaru, Kab. Tanah
Bumbu
Kalimantan Selatan
49
Kawasan Pengembangan Ekonomi
Terpadu Samarinda, Sanga-Sanga, Muara Jawa, dan
Balikpapan
Ekonomi Kota Samarinda, Kab. Kutai
Hal
III
-11
NO KAWASAN STRATEGIS NASIONAL KEPENTINGAN SUDUT KABUPATEN *)KOTA / PROVINSI STATUS HUKUM
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
50
Kawasan
Perbatasan Laut RI termasuk 18 pulau kecil terluar (Pulau
Sebatik, Gosong Makasar, Maratua, Sambit, Lingian, Salando, Dolangan, Bangkit,
Mantewaru, Makalehi, Kawalusu, Kawio, Marore, Batu Bawaikang, Miangas,
Marampit, Intata, dan Kakarutan) dengan negara
Pertahanan dan Keamanan
Kab. Nunukan, Kab. Berau, Kab. Tolitoli, Kab. Boolang Mongondow Utara, Kab.
Kep. Sitaro, Kab. Kep. Sangihe, Kab. Sangihe Talaud, Kab. Kep.
Talaud
Kalimantan Timur, Sulawesi
Tengah dan Sulawesi Utara)
Malaysia dan Philipina
51
Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Manado – Bitung
Ekonomi Kota Manado, Kota Bitung
Sulawesi Utara
52
Kawasan
Konservasi dan Wisata Daerah Aliran Sungai Tondano
Lingkungan Hidup
Kab. Minahasa,Kab . Minahasa Utara, Kota Tomohon, Kota Manado
Sulawesi Utara
53
Kawasan Pengembangan Ekonomi
Terpadu Batui
Ekonomi Kab. Banggai Sulawesi Tengah
54 Kawasan Poso dan Sekitarnya Sosial Budaya Kab. Poso Sulawesi Tengah
55
Kawasan Kritis Lingkungan
56 Kawasan Kritis Lingkungan Buol - Lambunu Lingkungan Hidup
Kabupaten Buol, Kabupaten Donggala ,
Kabupaten Parigi Moutong , Kabupaten
Toli-Toli Makassar, Kab. Maros,
Kab. Gowa, Kab. 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Makassar, Maros, Sungguminas a, Takalar
58
Kawasan Pengembangan Ekonomi
Terpadu Parepare
Ekonomi Kota Pare- Pare, Kab. Barru
Sulawesi Selatan
59 Kawasan Toraja
dan Sekitarnya Sosial Budaya
Kab. Tana Toraja, Kab. Toraja
Utara
Sulawesi Selatan
60
Kawasan Stasiun Bumi Sumber Alam Parepare
Penggunaan Sumberdaya Alam
dan Teknologi Tinggi
Kota Pare- Pare
Sulawesi Selatan
61 Kawasan Soroako
dan Sekitarnya Sosial Budaya Kab. Luwu
Sulawesi Selatan
62
Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Buton, Kolaka, dan
Kendari
Ekonomi
Kab. Buton, Kab. Kolaka, Kota
Kendari
Sulawesi Tenggara
63
Kawasan Taman Nasional Rawa Aopa - Watumohai dan Rawa Tinondo
Lingkungan Hidup
Kota Kendari, Kab. Kolaka, Kab.
Buton,
Sulawesi Tenggara
64
Kawasan Pengembangan Ekonomi
Terpadu Seram
Ekonomi
Pulau Seram Kab. Maluku
Hal
III
-12
NO KAWASAN STRATEGIS NASIONAL KEPENTINGAN SUDUT KABUPATEN *)KOTA / PROVINSI STATUS HUKUM
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
65 Kawasan Laut Banda Sosial Budaya Kab. Maluku Tengah Maluku
66
Kawasan
Perbatasan Laut RI termasuk 20 pulau kecil terluar (Pulau
Ararkula, Karaweira, Panambulai, Kultubai Utara, Kultubai Selatan, Karang, Enu, Batu Goyang, Larat, Asutubun,
Selaru, Batarkusu, Masela, Miatimiarang, Leti,
Kisar, Wetar, Liran, Kolepon, dan Laag) dengan negara
Timor Leste/Australia
Pertahanan dan Keamanan
Prov. Maluku: Kab. Maluku tenggara,
Kota Tual, Kab. Kep. Aru, Kab. Maluku Tenggara Barat,
Kab. Maluku Barat Daya, Prov. Papua:
Kab. Merauke
Maluku dan Papua
67
Kawasan Perbatasan Laut RI termasuk 8 pulau kecil terluar
(Pulau Jiew, Budd, Fani, Miossu, Fanildo, Bras, Bepondi, dan Liki) dengan
negara Palau
Pertahanan dan Keamanan
Kab. Halmahera, Kab. Sorong, Kab. Biak Numfor, Kab. Jayapura
Maluku Utara, Papua Barat,
dan Papua
68
Kawasan
Konservasi Keanekaragaman Hayati Raja Ampat
Lingkungan
69 Kawasan Pengembangan
Ekonomi Terpadu Biak Ekonomi
Kab. Biak
Numfor Papua
70
Kawasan Stasiun Bumi Satelit Cuaca dan
Lingkungan
Penggunaan Sumberdaya Alam
dan Teknologi Tinggi
Kab. Biak
Numfor Papua
71
Kawasan Stasiun Telemetry Tracking and Command Wahana Peluncur
Satelit
Penggunaan Sumberdaya Alam
dan Teknologi Tinggi
Kab. Biak
Numfor Papua
72 Kawasan Timika Sosial Budaya Kab. Mimika Papua
73 Kawasan Taman Nasional Lorentz
Lingkungan Hidup
Kab. Mimika, Kab. Asmat, Kab. Nduga, Kab. Yahukimo,
Kab. Jayawijaya, Kab. Lanny Jaya, Kab. Puncak Jaya, Kab. Puncak, Kab. Paniai
Papua
74
Kawasan
Konservasi Keanekaragaman Hayati Teluk Bintuni
Lingkungan Hidup
Kab. Tel.
Bintuni Papua
75 Kawasan Perbatasan Darat RI dengan negara Papua Nugini
Pertahanan dan Keamanan
Kota Jayapura, Kab. Keerom, Kab. Pegunungan Bintang, Kab. Boven Digoel, Kab.
Merauke
Papua
76
Kawasan Perbatasan Negara termasuk 19 pulau kecil terluar (Pulau
Simeulucut, Salaut Besar, Raya,
Rusa, Benggala, Simuk, Wunga, Sibarubaru, Sinyaunyau, Enggano, Mega, Batu Kecil, Deli, Manuk, Nusa Kambangan, Barung, Sekel, Panehan, dan Sophialouisa) yang berhadapan dengan laut
lepas
Pertahanan dan Keamanan
Prov. NAD: Kab. Simelue, Kab. Aceh Barat, Kab. Aceh
Besar, Prov Sumut: Kab. Nias, Prov Sumbar: Kab. Kep.
Mentawai, Prov. Bengkulu: Kab. Bengkulu Utara,
Prov. Lampung: Kab. Tanggamus, Prov.
Banten: Kab. Pandeglang, Prov.
Nanggroe Jawa Barat, Jawa Tengah,
Hal
III
-13
NO KAWASAN STRATEGIS NASIONAL KEPENTINGAN SUDUT KABUPATEN *)KOTA / PROVINSI STATUS HUKUM
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Jabar: Kab. Tasikmalaya, Prov. Jateng: Kab. Cilacap,
Prov. Jatim: Kab. Jember, Kab.
Tenggara Barat
Trenggalek, Prov. NTB: Kab. Lombok Barat
Ket: *) Penentuan kabupaten/kota yang menjadi wilayah delineasi KSN masih dapat berubah sebelum Perpres
RTRW KSN ditetapkan
3.2
RTRW Kawasan Strategis Nasional (KSN)
Beberapa arahan yang harus diperhatikan dari RTRW KSN dalam penyusunan RPI2-JM Cipta Karya Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut:
a. Cakupan delineasi wilayah yang ditetapkan dalam KSN. b. Arahan kepentingan penetapan KSN, yang dapat berupa:
Ekonomi
Lingkungan Hidup
Sosial Budaya
Pendayagunaan Sumberdaya alam dan Teknologi Tinggi
Pertahanan dan Keamanan
c. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup:
(1) Arahan pengembangan pola ruang:
a. Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya
b. Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH.
(2) Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, dan drainase
(3) Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya.
Adapun RTRW KSN yang telah ditetapkan sampai saat ini adalah sebagai berikut:
a) Perpres No. 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur;
b) Perpres No. 45 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan;
c) Perpres No. 55 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Makassar, Maros, Sungguminasa, Takalar;
d) Perpres No. 62 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Medan, Binjai, Deli Serdang, dan Karo;
e) Perpres No. 86 Tahun 2011 tentang Pengembangan Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda;
Hal
III
-14
3.3
Arahan Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau
Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau merupakan rencana rinci dan operasionalisasi dari RTRWN. Adapun arahan yang harus diperhatikan dari RTR Pulau untuk penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten/Kota adalah:
a. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang antara lain mencakup arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya, serta arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH.
b. Arahan pengendalian pemanfaatan ruang yang memberikan arahan batasan wilayah mana yang dapat dikembangkan dan yang harus dikendalikan.
c. Strategi operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, drainase, RTH, rusunawa, agropolitan, dll.
Hingga saat ini RTRW Pulau yang telah ditetapkan adalah:
a. Perpres No. 88 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Sulawesi; b. Perpres No. 3 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Kalimantan; c. Perpres No. 13 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Sumatera; d. Perpres No. 28 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Jawa-Bali.
3.4
Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi ditetapkan melalui Peraturan Daerah Provinsi, dan beberapa arahan yang harus diperhatikan dari RTRW Provinsi untuk penyusunan RPI2-JM Kabupaten/Kota adalah:
a. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup: i. Arahan pengembangan pola ruang:
a) Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya
b) Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH.
ii. Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, dan drainase
b. Strategi operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya.
Hingga saat ini, RTRW Provinsi yang telah memiliki Perda adalah sebagai berikut:
a. Perda No. 16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali;
b. Perda No. 2 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Banten;
c. Perda No. 2 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bengkulu;
d. Perda No. 2 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta;
e. Perda No. 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Daerah Khusus
Ibukota Jakarta;
f. Perda No. 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Gorontalo;
g. Perda 22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat;
h. Perda No. 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah;
i. Perda No. 5 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur;
j. Perda No. 1 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Lampung;
k. Perda No. 3 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara
Hal
III
-15
l. Perda No. 1 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara
Timur;
m. Perda No. 9 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi
Selatan;
n. Perda No. 13 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sumatera
Barat.
3.5
Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota
Sesuai dengan amanat UU No. 26 Tahun 2007, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota ditetapkan oleh Peraturan Daerah Kabupaten/Kota. Adapun arahan dalam RTRW Kabupaten/Kota yang perlu diperhatikan dalam penyusunan RPI2-JM Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut:
a. Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) yang didasari sudut kepentingan:
i. Pertahanan keamanan ii. Ekonomi
iii. Lingkungan hidup iv. Sosial budaya
v. Pendayagunaan sumberdaya alam atau teknologi tinggi
b. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup: i. Arahan pengembangan pola ruang:
a) Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya
b) Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH.
ii. Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, drainase, RTH, Rusunawa, maupun Agropolitan
c. Ketentuan zonasi bagi pembangunan prasarana sarana bidang Cipta Karya yang harus diperhatikan mencakup ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan lindung, kawasan budidaya, sistem perkotaan, dan jaringan prasarana.
d. Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya.
Kawasan strategis adalah merupakan kawasan yang membutuhkan pengembangan/ penanganan mendesak atau kawasan yang mempunyai potensi pengembangan yang dapat memajukan perekonomian wilayah, sosial dan budaya dan atau kawasan yang mempunyai permasalahan yang harus segera ditangani
Kawasan Strategis berfungsi :
Untuk mengembangkan, melestarikan, melindungi dan atau mengkoordinasikan keterpaduan pembangunan dan nilai strategis kawasan yang bersangkutan dalam mendukung penataan ruang wilayah kota
Hal
III
-16
Kawasan strategis yang diprioritaskan terkait keberadaan atau untuk mendukung pengembangan sektor yang diprioritaskan didasarkan pada beberapa pertimbangan, antara lain yaitu :
1. Pengembangannya tidak hanya berdampak lokal, tetapi juga mempunyai pengaruh terhadap wilayah yang lebih luas (provinsi bahkan nasional);
2. Pengembangan sarana dan prasarana di kawasan itu akan membutuhkan lahan dalam skala besar;
3. Pengembangannya mempunyai prospek ekonomi yang cerah;
4. Pengembangannya dapat memacu perkembangan wilayah sekitarnya yang miskin dan terbelakang;
5. Pengembangannya dapat mengurangi permasalahan di wilayah sekitarnya;
6. Sektor yang akan diakomodasikan mempunyai prioritas tinggi dalam lingkup provinsi/ nasional;
7. Adanya minat dan kecenderungan investasi swasta dan pemerintah yang cukup tinggi.
Kesepakatan para pemangku kepentingan dan kebijakan yang ditetapkan terhadap nilai kepentingan Ekonomi, Sosial Budaya, Sumber Daya Alam /Teknologi Tinggi dan lingkungan hidup pada kawasan yang akan ditetapkan.
Kawasan Strategis Kota Ambon
Penetapan Kawasan Strategis Kota Ambon didasarkan pada : Kepentingan Ekonomi, Kepentingan Sosial Budaya dan Kepentingan Lingkungan Hidup.
3.5.1 Kawasn Strategis Kepentingan Ekonomi
Kawasan Strategis Kepentingan Ekonomi direncanakan pada :
a. Kawasan Pusat Kota Ambon, diarahkan pengembangnnya sebagai kawasan pusat pelayanan jasa perhubungan, jasa perdagangan, pemerintahan provinsi, pemerintahan kota, dan penempatan fasilitas umum dengan skala pelayanan provinsi dan kota
b. Kawasan pelabuhan laut Yos Sudarso yang diarahkan pengembangannya sebagai kawasan pelabuhan internasional
c. Kawasan sekitar bandara udara Pattimura diarahkan pengembangannya sebagai kawasan permukiman berkepadatan rendah dengan memperhatikan fungsi Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan (KKOP)
d. Kawasan Passo diarahkan pengembangannya sebagai kawasan pelayanan jasa perhubungan, jasa perdagangan, sentra industri, dan penempatan fasilitas umum dengan skala pelayanan kota
e. kawasan pesisir Teluk Ambon diarahkan pengembanganya sebagai kawasan produk unggulan perikanan dan pariwisata bahari
f. Kawasan pesisir Kota Ambon diarahkan pengembangannya sebagai kawasan produk unggulan pertanian, perikanan, dan pariwisata bahari
3.5.2 Kawasan Strategis Kepentingan Sosial Budaya
Kawasan Strategis Kepentingan Sosial Budaya direncanakan pada :
a. kawasan pendidikan tinggi untuk pengembangan teknologi tinggi di bidang Kelautan dan Perikanan diarahkan di Desa Poka dan Negeri Rumah Tiga
Hal
III
-17
3.5.3 Kawasan Strategis Kepentingan Lingkungan Hidup
Kawasan Strategis Kepentingan Lingkungan Hidup direncanakan pada :
a. Kawasan hutan lindung di wilayah kota Ambon, diarahkan di : kawasan hutan lindung Gunung Sirimau, kawasan hutan lindung Gunung Nona; dan kawasan hutan lindung di Leihitu dan Salahutu di Jazirah Leihitu.
b. kawasan hutan mangrove diarahkan di Waiheru, Poka, Negeri Lama, Passo, Lateri, Laha, Tawiri, Rutong dan Leahari.
c. Kawasan ekosistem terumbu karang, yang diarahkan di: Teluk Ambon Luar yaitu di Negeri Eri sampai dengan pesisir Negeri Seilale, Negeri Laha , pesisir sebelah timur kecamatan Leitimur Selatan dan di sepanjang pesisir Selatan pulau Ambon