• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III RENCANA TATA RUANG WILAYAH SEBAGAI ARAHAN SPASIAL RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA - DOCRPIJM 996b7cf588 BAB IIIBAB 3 RTRW ARAHAN SPASIAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB III RENCANA TATA RUANG WILAYAH SEBAGAI ARAHAN SPASIAL RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA - DOCRPIJM 996b7cf588 BAB IIIBAB 3 RTRW ARAHAN SPASIAL"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Hal

III

-

1

BAB III

RENCANA TATA RUANG WILAYAH

SEBAGAI ARAHAN SPASIAL RPI2-JM

BIDANG CIPTA KARYA

Rencana Tata Ruang Wilayah memuat arahan struktur ruang dan pola ruang. Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hirarkis memiliki hubungan fungsional, sedangkan pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Pembangunan bidang Cipta Karya harus memperhatikan arahan struktur dan pola ruang yang tertuang dalam RTRW, selain untuk mewujudkan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan juga dapat mewujudkan tujuan dari penyelenggaraan penataan ruang yaitu keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan, keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia, serta pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang

3.1

RTRW Nasional

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) disusun melalui Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) yang dijadikan sebagai pedoman untuk:

a. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional, b. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional,

c. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah nasional, d. Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antarwilayah

provinsi, serta keserasian antarsektor,

e. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi, f. Penataan ruang kawasan strategis nasional, dan

(2)

Hal

III

-

2

1) Penetapan Pusat Kegiatan Nasional (PKN)

Kriteria:

a) kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional,

b) Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa skala nasional atau yang melayani beberapa provinsi, dan/atau

c) Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi.

2) Penetapan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)

Kriteria:

a) Kawasan Perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul kedua kegiatan ekspor-impor yang mendukung PKN,

b) Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten, dan/atau

c) Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten.

3) Penetapan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN)

Kriteria:

d) Pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas batas dengan negara tetangga,

e) Pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu gerbang internasional yang menghubungkan dengan negara tetangga,

f) Pusat perkotaan yang merupakan simpul utama transportasi yang menghubungkan wilayah sekitarnya, dan/atau

g) Pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang dapat mendorong perkembangan kawasan di sekitarnya

4) Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN)

Penetapan kawasan strategis nasional dilakukan berdasarkan kepentingan:

(1) Pertahanan dan keamanan,

a. diperuntukkan bagi kepentingan pemeliharaan keamanan dan pertahanan negara berdasarkan geostrategi nasional,

b. diperuntukkan bagi basis militer, daerah latihan militer, daerah pembuangan amunisi dan peralatan pertahanan lainnya, gudang amunisi, daerah uji coba sistem persenjataan, dan/atau kawasan industri sistem pertahanan, atau

c. merupakan wilayah kedaulatan negara termasuk pulau-pulau kecil terluar yang berbatasan langsung dengan negara tetangga dan/atau laut lepas.

(2) Pertumbuhan ekonomi,

a. memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh,

b. memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi nasional,

c. memiliki potensi ekspor,

(3)

Hal

III

-

3

f. berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan nasional dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional,

g. berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam rangka mewujudkan ketahanan energi nasional, atau

h. ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal

(3) Sosial dan budaya

a. merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya nasional,

b. merupakan prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya serta jati diri bangsa,

c. merupakan aset nasional atau internasional yang harus dilindungi dan dilestarikan,

d. merupakan tempat perlindungan peninggalan budaya nasional,

e. memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya, atau f. memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial skala nasional.

(4) Pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi a. Diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan ilmu

b. pengetahuan dan teknologi berdasarkan lokasi sumber daya alam strategis nasional, pengembangan antariksa, serta tenaga atom dan nuklir

c. memiliki sumber daya alam strategis nasional

d. berfungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan antariksa e. berfungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir, atau f. berfungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis.

(5) Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.

a. merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati, b. merupakan aset nasional berupa kawasan lindung yang

c. ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora dan/atau fauna yang hampir punah atau diperkirakan akan punah yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan,

d. memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang setiap tahun berpeluang menimbulkan kerugian negara,

e. memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro f. menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup g. rawan bencana alam nasional

(4)

Hal

III

-

4

Tabel 3.1 Penetapan Lokasi Pusat kegiatan Nasional (PKN) dan

Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN

NO PROVINSI PKN PKW

(1) (2) (3) (4)

1 Nanggroe Aceh

Darussalam Lhokseumawe

Sabang, Banda

Aceh, Takengon, Meulaboh

2 Sumatera

Utara

Kawasan Perkotaan Medan-Binjai-Deli Serdang-Karo (Mebidangro)

Tebingtinggi,

Sidikalang, pematang Siantar, Balige, Rantau Prapat, Kisaran, Gunung Balige, Padang

Sidempuan, Sibolga

3 Sumatera

Barat Padang

Pariaman, Sawahlunto, Muarasiberut, Bukittinggi, Solok

4 Riau Pekanbaru, Dumai

Bangkinang, Teluk

Kuantan, Bengkalis, Bagan Siapiapi, Tembilahan,

Rengat, Pangkalan Kerinci, Pasir Pangarayan, Siak Sri Indrapura

5 Kepulauan

Riau Batam

Tanjung Pinang,

Terempa, Daik Lingga, Dabo – Pulau

Singkep, Tanjung Balai Karimun

6 Jambi Jambi Kuala Tungkal,

Sarolangun, Muarabungo, Muara Bulian

7 Sumatera

Selatan Palembang

Muara Enim,

Kayuagung, Baturaja, Prabumulih, Lubuk Linggau, Sekayu, Lahat

8 Bengkulu Bengkulu, Manna, Muko-Muko, Curup

9 Bangka Belitung

Pangkal Pinang, Muntok, Tanjung Pandan, Manggar

10 Lampung Bandar Lampung Metro, Kalianda, Liwa, Menggala, Kotabumi,

Kota Agung

11 DKI Jakarta –

Jawa Barat - Banten

Kawasan Perkotaan Jabodetabek

12 Banten Serang, Cilegon Pandeglang, Rangkas Bitung

13 Jawa Barat Kawasan Perkotaan

Bandung Raya, Cirebon

Sukabumi,

Cikampek – Cikopo, Pelabuhanratu,

Indramayu, Kadipaten, Tasikmalaya, Pangandaran

14 Jawa Tengah

Surakarta, Kawasan Perkotaan Semarang- Kendal-Demak- Ungaran-Purwodadi (Kedungsepur), Cilacap

Boyolali, Klaten, Salatiga, Tegal, Pekalongan, Kudus, Cepu, Magelang, Wonosobo, Kebumen, Purwokerto

15

Daerah Istimewa Yogyakarta

Yogyakarta Bantul, Sleman

16 Jawa Timur

Kawasan Perkotaan (Gerbangkertosusila), Malang

Probolinggo,

Tuban, Kediri, Madiun, Banyuwangi, Jember, Blitar, Pamekasan, Bojonegoro, Pacitan

17 Bali

Kawasan Perkotaan Denpasar-Bangli- Gianyar-Tabanan (Sarbagita)

Singaraja,

Semarapura, Negara

18 Nusa Tenggara

(5)

Hal

III

-

5

NO PROVINSI PKN PKW

(1) (2) (3) (4)

19 Nusa Tenggara

Timur Kupang

Soe, Kefamenanu,

Ende, Maumere, Waingapu, Ruteng, Labuan Bajo

20 Kalimantan Barat Pontianak

Mempawah,

Singkawang, Sambas, Ketapang, Putussibau, Entikong, Sanggau, Sintang

21 Kalimantan Tengah Palangkaraya Kuala Kapuas, Pangkalan Bun, Buntok, Muarateweh, Sampit

22 Kalimantan Selatan Banjarmasin Amuntai, Martapura, Marabahan, Kotabaru

23 Kalimantan

Timur

Kawasan Perkotaan Balikpapan- Tenggarong- Samarinda-Bontang, Tarakan

Tanjung Redeb, Sangata, Nunukan, Tanjung Selor, Malinau, Tanlumbis, Tanah Grogot, Sendawar

24 Gorontalo Gorontalo Isimu, Kuandang, Tilamuta

25 Sulawesi Utara Kawasan Perkotaan

Manado-Bitung

Tomohon,

Tondano, Kotamobagu

26 Sulawesi Tengah Palu Poso, Luwuk, Buol, Kolonedale, Tolitoli, Donggala

27 Sulawesi

Selatan

Kawasan Perkotaan Makassar- Sungguminasa- Takalar-Maros (Maminasata)

Pangkajene,

Jeneponto, Palopo, Watampone, Bulukumba, Barru, Parepare

28 Sulawesi Barat Mamuju, Majene, Pasangkayu

29 Sulawesi

Tenggara Kendari

Unaaha, Lasolo, Bau-Bau, Raha, kolaka

30 Maluku Ambon Masohi, Werinama,

Kairatu, Tual, Namlea, Wahai, Bula,

31 Maluku Utara Ternate Tidore, Tobelo,

Labuha, Sanana

32 Papua Barat Sorong Fak-Fak,

Manokwari, Ayamaru

33 Papua Jayapura, Timika

Biak, Nabire,

Muting, Bade, Merauke, Sarmi, Arso, Wamena

Tabel 3.2 Penetapan Lokasi Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN

NO

PUSAT

KEGIATAN STRATEGIS

NASIONAL STATUS PROVINSI

(1) (2) (3) (4)

1 Kota Sabang I / A / 2 : Pengembangan

Baru (Tahap I)

Nanggroe Aceh Darussalam

2 Kota Dumai

I / A/ 1 : Pengembangan / Peningkatan Fungsi

(Tahap I)

Riau

3 Kota Batam

I / A/ 1 : Pengembangan / Peningkatan Fungsi

(Tahap I)

Kep. Riau

4 Ranai (Ibukota

Kab. Natuna)

I / A / 2 : Pengembangan

(6)

Hal

III

-

6

NO

PUSAT

KEGIATAN STRATEGIS

NASIONAL STATUS PROVINSI

(1) (2) (3) (4)

5 Atambua (Ibukota

Kab. Belu)

I / A/ 1 : Pengembangan / Peningkatan Fungsi

(Tahap I)

Nusa Tenggara Timur

6 Kalabahi (Ibukota

Kab. Alor) (Ibukota Kab. Timor

Tengah Utara)

I / A / 2 : Pengembangan

(Kab. Bengkayang)

I / A / 2 : Pengembangan Baru (Tahap I)

Kalimantan Barat

10 Nangabadau (Kab.

Kapuas Hulu)

I / A / 2 : Pengembangan / Peningkatan Fungsi

(Tahap I)

Kalimantan Barat

12 Jasa (Kab. Sintang) II / A/ 2 : Pengembangan Baru (Tahap II) Kalimantan Barat

13 Nunukan (Ibukota Kab. Nunukan) I / A/ 1 : Pengembangan / Peningkatan Fungsi Kalimantan Timur

14 Simanggaris (Kab.

Nunukan)

(kab. Kutai Barat)

II / A/ 2 : Pengembangan

18 Melonguane

(ibukota Kab. Talaud)

I / A / 2 : Pengembangan (Kab. Maluku Tenggara

Barat)

I / A / 2 : Pengembangan

Baru (Tahap I) Maluku

21

Ilwaki (Kab. Maluku Barat

Daya)

II / A/ 2 : Pengembangan

Baru (Tahap II) Maluku

(7)

Hal

III

-

7

NO

PUSAT

KEGIATAN STRATEGIS

NASIONAL STATUS PROVINSI

(1) (2) (3) (4)

21 Daruba (Kab. Pulau Morotai) I / A / 2 : Pengembangan Baru (Tahap I) Maluku Utara

22 Kota Jayapura

I / A/ 1 : Pengembangan / Peningkatan Fungsi

(Tahap I)

Papua

23

Kota Tanah Merah (Ibukota Kab. Tanah

Merah)

I / A/ 1 : Pengembangan / Peningkatan Fungsi

(Tahap I)

Papua

24 Kota Merauke

(Ibukota Kab. Merauke)

I / A/ 1 : Pengembangan / Peningkatan Fungsi

(Tahap I)

Papua

Tabel 3.3

Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN) Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN

NO KAWASAN STRATEGIS NASIONAL KEPENTINGAN SUDUT

KOTA /

KABUPATEN *) PROVINSI

STATUS HUKUM

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Kawasan Industri

Lhokseumawe Ekonomi

Kota Lhokseumawe

Nanggroe Aceh Darussalam

2

Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang

Ekonomi Kota Sabang

Nanggroe Aceh Darussalam

3

Kawasan Pengembangan Ekonomi

Terpadu Banda Aceh Darussalam

Ekonomi Kota Banda Aceh

Nanggroe Aceh Darussalam

4 Kawasan Ekosistem Leuser

Lingkungan Hidup

13 Kabupaten (Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Barat Daya,

Aceh Selatan, Aceh Singkil, Subulussalam,

Aceh Tenggara, Gayo Lues, Aceh Tengah, Bener Meriah, Aceh Utara, Aceh Timur, dan

Aceh Tamiang)

Nanggroe Aceh Darussalam

5

Kawasan Perbatasan Laut

RI termasuk 2

Pertahanan dan Keamanan

Kota Sabang

Nanggroe Aceh Darussalam pulau kecil terluar (Pulau

Rondo dan Berhala) dengan negara India / Thailand /

Malaysia

dan Sumatera Utara

6

Kawasan Perkotaan Medan

– Binjai – Deli Serdang – Karo (Mebidangro)

Ekonomi

Kota Medan, Binjai, Deli Serdang, Karo

Sumatera Utara

Perpres No. 62 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Medan, Binjai, Deli

(8)

Hal

III

-

8

NO KAWASAN STRATEGIS NASIONAL KEPENTINGAN SUDUT KABUPATEN *)KOTA / PROVINSI STATUS HUKUM

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

7

Kawasan Danau Toba dan Sekitarnya

Lingkungan Hidup

Kab. Samosir, Kab. Tapanuli Utara,

Kab. Humbang Hasundutan, Kab. Dairi,

Kab. Karo, Kab. Simalungun, Kab. Toba,

Kab. Pakpak Barat

Sumatera Utara

8

Kawasan Stasiun Pengamat Dirgantara

Kototabang

Penggunaan Sumberdaya Alam

dan Teknologi Tinggi

Kab. Agam Sumatera Barat

9 Kawasan Hutan Lindung Bukit Batabuh

Lingkungan Hidup

Kab. Kuantan Singingi

dan Kab. Indragiri Hulu Riau

10 Kawasan Hutan Lindung Mahato

Lingkungan

Perbatasan Laut RI termasuk 20 pulau kecil terluar (Pulau Sentut, Tokong Malang Biru, Damar, Mangkai, Tokong

Nanas, Tokong Belayar, Tokong Boro, Semiun, Sebetul,

Sekatung, Senua, Subi Kecil, Kepala, Batu Mandi, Iyu Kecil, Karimun Kecil, Nipa, Pelampong, Batu Berhanti, dan Nongsa) dengan

negara Malaysia / Vietnam / Singapura

Penggunaan Sumberdaya Alam

dan Teknologi Tinggi

Kab. Bintan, Kab. Natuna, Kab. Kep.

Anambas, Kab. Karimun, Kota Batam

Kepulauan Riau

12 Kawasan Batam, Bintan, dan Karimun Ekonomi

Kab. Bintan, Kab. Natuna, Kab. Karimun,

Kota Batam

Kepulauan Riau

Perpres No. 87 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Batam, Bintan, dan Karimun

13 Kawasan Lingkungan Hidup Taman Nasional Kerinci Seblat

Lingkungan Hidup

Kab. Kerinci, Kota Padang, Kab. Lubuk Linggau, Kab. Rejang

Lebong

Jambi, Sumatera

Barat, Bengkulu, dan

Sumatera Selatan

14 Kawasan Taman Nasional Berbak

Lingkungan Hidup

Kab. Muaro

Jambi Jambi

15

Kawasan Taman Nasional Bukit

Tigapuluh

Lingkungan Hidup

Kab. Indragiri Hulu, Kab. Indragiri Hilir,

Kab. Tanjung Jabung Barat, Kab. Tebo

Jambi dan Riau

16

Kawasan Taman Nasional Bukit

Duabelas

Lingkungan Hidup

Kab. Soralangu, Kab. Muaratebo, Kab.

Batanghari

Jambi

17 Kawasan Selat

Sunda Ekonomi

Kota Serang, Kota Bandar Lampung

Lampung dan Banten

Perpres No. 86 Tahun 2011 tentang Pengembang an Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda

18

Kawasan Instalasi Lingkungan dan

Cuaca

Penggunaan Sumberdaya Alam

dan Teknologi Tinggi

Kota Jakarta

(9)

Hal

III

-

9

NO KAWASAN STRATEGIS NASIONAL KEPENTINGAN SUDUT KABUPATEN *)KOTA / PROVINSI STATUS HUKUM

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

19 Kawasan Fasilitas Pengolahan Data dan Satelit

Penggunaan Sumberdaya Alam

dan Teknologi Tinggi

DKI Jakarta

20

Kawasan Perkotaan Jabodetabek- Punjur termasuk Kepulauan

Seribu

Ekonomi

Kota Jakarta (Utara, Selatan, Barat, Timur,

Pusat), Kota Bogor, Kab. Bogor, Kota Depok, Kota Tangerang,

Kab. Tangerang, Kota Tangerang Selatan,

Kota Bekasi, Kab. Bekasi, Kab. Cianjur

DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat

Perpres No. 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur

21 Kawasan

Perkotaan Cekungan Bandung Ekonomi

Kota Bandung,

Kab. Bandung Jawa Barat

22 Kawasan Fasilitas Uji Terbang Roket Pamengpeuk

Penggunaan Sumberdaya Alam

dan Teknologi Tinggi

Kab. Garut Jawa Barat

23

Kawasan Stasiun Pengamat Dirgantara

Pamengpeuk

Penggunaan Sumberdaya Alam

dan Teknologi Tinggi

Kab. Garut Jawa Barat

24

Kawasan Stasiun Pengamat Dirgantara Tanjung

Sari

Penggunaan Sumberdaya Alam

dan Teknologi Tinggi

Kab.

Sumedang Jawa Barat

25 Kawasan Stasiun Telecomand

Penggunaan Sumberdaya Alam

dan Teknologi Tinggi

Jawa Barat

26 Kawasan Stasiun Bumi Penerima Satelit Mikro

Penggunaan Sumberdaya Alam

dan Teknologi Tinggi

Kabupaten

Pangandaran Jawa Barat

27

Kawasan Pangandaran – Kalipuncang – Segara Anakan

– Nusakambangan (Pacangsanak)

Lingkungan Hidup

Kab. Pangancaran, Kab. Ciamis, Kab. Cilacap

Jawa Barat dan Jawa Tengah

28

Kawasan Perkotaan Kendal

– Demak – Ungaran – Salatiga

Ekonomi

Kab. Kendal, Kab. Demak, Kab.

Semarang, Kota Salatiga,

Jawa Tengah

Semarang - Purwodadi (Kedung Sepur)

Kota Semarang, Kab. Grobogan

29

Kawasan Borobudur dan

Sekitarnya

30 Kawasan Candi Prambanan Lingkungan Hidup Kab. Sleman Kab. Klaten, Tengah Jawa

31

Kawasan Taman Nasional Gunung

Merapi

Lingkungan Hidup

Kab. Sleman, Kota Yogyakarta, Kab.

Klaten, Kab. Boyolali, Kab. Magelang

Jawa Tengah dan

Daerah Istimewa Yogyakarta

32

Kawasan Perkotaan Gresik

– Bangkalan – Mojokerto – Surabaya – Sidoarjo

– Lamongan (Gerbangkertosusi la)

Ekonomi

Kab. Gresik, Kab. Bangkalan, Kota

Mojokerto, Kota Surabaya, Kab. Sidoarjo, Kab.

Lamongan

Jawa Timur

33

Kawasan Stasiun Pengamat Dirgantara

Watukosek

Penggunaan Sumberdaya Alam

dan Teknologi Tinggi

(10)

Hal

III

-

10

NO KAWASAN STRATEGIS NASIONAL KEPENTINGAN SUDUT KABUPATEN *)KOTA / PROVINSI STATUS HUKUM

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

34

Kawasan Taman Nasional Ujung

Kulon

Lingkungan Hidup

Kab.

Pandeglang Banten

35

Kawasan Perkotaan Denpasar

– Badung – Gianyar - Tabanan (Sarbagita)

Ekonomi

Kota Denpasar, Kab. Badung, Kab. Gianyar,

Kab. Tabanan

Bali

Perpres No. 45 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan

36

Kawasan Pengembangan Ekonomi

Terpadu Bima

Ekonomi Kab. Bima, Kab. Dompu

Nusa Tenggara

Barat

37 Nasional Komodo Kawasan Taman Lingkungan Hidup Kab. Manggarai Barat Nusa Tenggara Barat

38 Kawasan Gunung Rinjani

Lingkungan Hidup

Kab. Lombok Utara, Kab. Lombok Tengah, Kab. Lombok

Timur Pengembangan Ekonomi

Terpadu Mbay

Ekonomi Kab. Ngada

Nusa Tenggara

Timur

40

Kawasan

Perbatasan Darat RI dengan negara Timor Leste

Pertahanan dan Keamanan

Kab. Kupang, Kab. Timor Tengah

Utara, Kab. Belu

Nusa Tenggara

Timur

41

Kawasan Perbatasan Laut RI termasuk 5 pulau kecil terluar (Pulau Alor, Batek, Dana,

Ndana, dan Mangudu) dengan negara

Timor Leste/Australia

Pertahanan dan Keamanan

Kab. Kupang, Kab. Timor Tengah Utara,

Kab. Belu

Nusa Tenggara Timur

42

Kawasan Pengembangan Ekonomi

Terpadu Khatulistiwa

Ekonomi Kab. Sanggau Kalimantan Barat

43

Kawasan Stasiun Pengamat Dirgantara

Pontianak

Penggunaan Sumberdaya Alam

dan Teknologi Tinggi

Kawasan Taman Nasional Betung

Kerihun

Lingkungan Hidup

Kab. Kapuas Hulu

Kalimantan Barat

45

Kawasan Perbatasan Darat RI dan Jantung Kalimantan (Heart of

Borneo)

Pertahanan dan Keamanan

Kab. Sambas, Kab. Kapuas Hulu, Kab.

Sanggau, Pengembangan Ekonomi Terpadu Daerah Aliran Sungai

Kahayan Kapuas dan Barito

Ekonomi

Kota Palangkaraya, Kab.

Pulang Pisau, Kab. Kapuas, Kab. Barito

Selatan

Kalimantan Tengah

47

Kawasan Taman Nasional Tanjung

Putting

Lingkungan Hidup

Kab. Kotawaringin Barat, Kabupaten

Seruyan

Kalimantan Tengah

48

Kawasan Pengembangan Ekonomi

Terpadu Batulicin

Ekonomi

Kab. Kotabaru, Kab. Tanah

Bumbu

Kalimantan Selatan

49

Kawasan Pengembangan Ekonomi

Terpadu Samarinda, Sanga-Sanga, Muara Jawa, dan

Balikpapan

Ekonomi Kota Samarinda, Kab. Kutai

(11)

Hal

III

-

11

NO KAWASAN STRATEGIS NASIONAL KEPENTINGAN SUDUT KABUPATEN *)KOTA / PROVINSI STATUS HUKUM

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

50

Kawasan

Perbatasan Laut RI termasuk 18 pulau kecil terluar (Pulau

Sebatik, Gosong Makasar, Maratua, Sambit, Lingian, Salando, Dolangan, Bangkit,

Mantewaru, Makalehi, Kawalusu, Kawio, Marore, Batu Bawaikang, Miangas,

Marampit, Intata, dan Kakarutan) dengan negara

Pertahanan dan Keamanan

Kab. Nunukan, Kab. Berau, Kab. Tolitoli, Kab. Boolang Mongondow Utara, Kab.

Kep. Sitaro, Kab. Kep. Sangihe, Kab. Sangihe Talaud, Kab. Kep.

Talaud

Kalimantan Timur, Sulawesi

Tengah dan Sulawesi Utara)

Malaysia dan Philipina

51

Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Manado – Bitung

Ekonomi Kota Manado, Kota Bitung

Sulawesi Utara

52

Kawasan

Konservasi dan Wisata Daerah Aliran Sungai Tondano

Lingkungan Hidup

Kab. Minahasa,Kab . Minahasa Utara, Kota Tomohon, Kota Manado

Sulawesi Utara

53

Kawasan Pengembangan Ekonomi

Terpadu Batui

Ekonomi Kab. Banggai Sulawesi Tengah

54 Kawasan Poso dan Sekitarnya Sosial Budaya Kab. Poso Sulawesi Tengah

55

Kawasan Kritis Lingkungan

56 Kawasan Kritis Lingkungan Buol - Lambunu Lingkungan Hidup

Kabupaten Buol, Kabupaten Donggala ,

Kabupaten Parigi Moutong , Kabupaten

Toli-Toli Makassar, Kab. Maros,

Kab. Gowa, Kab. 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Makassar, Maros, Sungguminas a, Takalar

58

Kawasan Pengembangan Ekonomi

Terpadu Parepare

Ekonomi Kota Pare- Pare, Kab. Barru

Sulawesi Selatan

59 Kawasan Toraja

dan Sekitarnya Sosial Budaya

Kab. Tana Toraja, Kab. Toraja

Utara

Sulawesi Selatan

60

Kawasan Stasiun Bumi Sumber Alam Parepare

Penggunaan Sumberdaya Alam

dan Teknologi Tinggi

Kota Pare- Pare

Sulawesi Selatan

61 Kawasan Soroako

dan Sekitarnya Sosial Budaya Kab. Luwu

Sulawesi Selatan

62

Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Buton, Kolaka, dan

Kendari

Ekonomi

Kab. Buton, Kab. Kolaka, Kota

Kendari

Sulawesi Tenggara

63

Kawasan Taman Nasional Rawa Aopa - Watumohai dan Rawa Tinondo

Lingkungan Hidup

Kota Kendari, Kab. Kolaka, Kab.

Buton,

Sulawesi Tenggara

64

Kawasan Pengembangan Ekonomi

Terpadu Seram

Ekonomi

Pulau Seram Kab. Maluku

(12)

Hal

III

-

12

NO KAWASAN STRATEGIS NASIONAL KEPENTINGAN SUDUT KABUPATEN *)KOTA / PROVINSI STATUS HUKUM

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

65 Kawasan Laut Banda Sosial Budaya Kab. Maluku Tengah Maluku

66

Kawasan

Perbatasan Laut RI termasuk 20 pulau kecil terluar (Pulau

Ararkula, Karaweira, Panambulai, Kultubai Utara, Kultubai Selatan, Karang, Enu, Batu Goyang, Larat, Asutubun,

Selaru, Batarkusu, Masela, Miatimiarang, Leti,

Kisar, Wetar, Liran, Kolepon, dan Laag) dengan negara

Timor Leste/Australia

Pertahanan dan Keamanan

Prov. Maluku: Kab. Maluku tenggara,

Kota Tual, Kab. Kep. Aru, Kab. Maluku Tenggara Barat,

Kab. Maluku Barat Daya, Prov. Papua:

Kab. Merauke

Maluku dan Papua

67

Kawasan Perbatasan Laut RI termasuk 8 pulau kecil terluar

(Pulau Jiew, Budd, Fani, Miossu, Fanildo, Bras, Bepondi, dan Liki) dengan

negara Palau

Pertahanan dan Keamanan

Kab. Halmahera, Kab. Sorong, Kab. Biak Numfor, Kab. Jayapura

Maluku Utara, Papua Barat,

dan Papua

68

Kawasan

Konservasi Keanekaragaman Hayati Raja Ampat

Lingkungan

69 Kawasan Pengembangan

Ekonomi Terpadu Biak Ekonomi

Kab. Biak

Numfor Papua

70

Kawasan Stasiun Bumi Satelit Cuaca dan

Lingkungan

Penggunaan Sumberdaya Alam

dan Teknologi Tinggi

Kab. Biak

Numfor Papua

71

Kawasan Stasiun Telemetry Tracking and Command Wahana Peluncur

Satelit

Penggunaan Sumberdaya Alam

dan Teknologi Tinggi

Kab. Biak

Numfor Papua

72 Kawasan Timika Sosial Budaya Kab. Mimika Papua

73 Kawasan Taman Nasional Lorentz

Lingkungan Hidup

Kab. Mimika, Kab. Asmat, Kab. Nduga, Kab. Yahukimo,

Kab. Jayawijaya, Kab. Lanny Jaya, Kab. Puncak Jaya, Kab. Puncak, Kab. Paniai

Papua

74

Kawasan

Konservasi Keanekaragaman Hayati Teluk Bintuni

Lingkungan Hidup

Kab. Tel.

Bintuni Papua

75 Kawasan Perbatasan Darat RI dengan negara Papua Nugini

Pertahanan dan Keamanan

Kota Jayapura, Kab. Keerom, Kab. Pegunungan Bintang, Kab. Boven Digoel, Kab.

Merauke

Papua

76

Kawasan Perbatasan Negara termasuk 19 pulau kecil terluar (Pulau

Simeulucut, Salaut Besar, Raya,

Rusa, Benggala, Simuk, Wunga, Sibarubaru, Sinyaunyau, Enggano, Mega, Batu Kecil, Deli, Manuk, Nusa Kambangan, Barung, Sekel, Panehan, dan Sophialouisa) yang berhadapan dengan laut

lepas

Pertahanan dan Keamanan

Prov. NAD: Kab. Simelue, Kab. Aceh Barat, Kab. Aceh

Besar, Prov Sumut: Kab. Nias, Prov Sumbar: Kab. Kep.

Mentawai, Prov. Bengkulu: Kab. Bengkulu Utara,

Prov. Lampung: Kab. Tanggamus, Prov.

Banten: Kab. Pandeglang, Prov.

Nanggroe Jawa Barat, Jawa Tengah,

(13)

Hal

III

-

13

NO KAWASAN STRATEGIS NASIONAL KEPENTINGAN SUDUT KABUPATEN *)KOTA / PROVINSI STATUS HUKUM

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Jabar: Kab. Tasikmalaya, Prov. Jateng: Kab. Cilacap,

Prov. Jatim: Kab. Jember, Kab.

Tenggara Barat

Trenggalek, Prov. NTB: Kab. Lombok Barat

Ket: *) Penentuan kabupaten/kota yang menjadi wilayah delineasi KSN masih dapat berubah sebelum Perpres

RTRW KSN ditetapkan

3.2

RTRW Kawasan Strategis Nasional (KSN)

Beberapa arahan yang harus diperhatikan dari RTRW KSN dalam penyusunan RPI2-JM Cipta Karya Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut:

a. Cakupan delineasi wilayah yang ditetapkan dalam KSN. b. Arahan kepentingan penetapan KSN, yang dapat berupa:

 Ekonomi

 Lingkungan Hidup

 Sosial Budaya

 Pendayagunaan Sumberdaya alam dan Teknologi Tinggi

 Pertahanan dan Keamanan

c. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup:

(1) Arahan pengembangan pola ruang:

a. Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya

b. Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH.

(2) Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, dan drainase

(3) Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya.

Adapun RTRW KSN yang telah ditetapkan sampai saat ini adalah sebagai berikut:

a) Perpres No. 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur;

b) Perpres No. 45 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan;

c) Perpres No. 55 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Makassar, Maros, Sungguminasa, Takalar;

d) Perpres No. 62 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Medan, Binjai, Deli Serdang, dan Karo;

e) Perpres No. 86 Tahun 2011 tentang Pengembangan Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda;

(14)

Hal

III

-

14

3.3

Arahan Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau

Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau merupakan rencana rinci dan operasionalisasi dari RTRWN. Adapun arahan yang harus diperhatikan dari RTR Pulau untuk penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten/Kota adalah:

a. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang antara lain mencakup arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya, serta arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH.

b. Arahan pengendalian pemanfaatan ruang yang memberikan arahan batasan wilayah mana yang dapat dikembangkan dan yang harus dikendalikan.

c. Strategi operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, drainase, RTH, rusunawa, agropolitan, dll.

Hingga saat ini RTRW Pulau yang telah ditetapkan adalah:

a. Perpres No. 88 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Sulawesi; b. Perpres No. 3 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Kalimantan; c. Perpres No. 13 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Sumatera; d. Perpres No. 28 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Jawa-Bali.

3.4

Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi ditetapkan melalui Peraturan Daerah Provinsi, dan beberapa arahan yang harus diperhatikan dari RTRW Provinsi untuk penyusunan RPI2-JM Kabupaten/Kota adalah:

a. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup: i. Arahan pengembangan pola ruang:

a) Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya

b) Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH.

ii. Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, dan drainase

b. Strategi operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya.

Hingga saat ini, RTRW Provinsi yang telah memiliki Perda adalah sebagai berikut:

a. Perda No. 16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali;

b. Perda No. 2 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Banten;

c. Perda No. 2 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bengkulu;

d. Perda No. 2 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta;

e. Perda No. 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Daerah Khusus

Ibukota Jakarta;

f. Perda No. 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Gorontalo;

g. Perda 22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat;

h. Perda No. 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah;

i. Perda No. 5 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur;

j. Perda No. 1 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Lampung;

k. Perda No. 3 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara

(15)

Hal

III

-

15

l. Perda No. 1 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara

Timur;

m. Perda No. 9 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi

Selatan;

n. Perda No. 13 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sumatera

Barat.

3.5

Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota

Sesuai dengan amanat UU No. 26 Tahun 2007, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota ditetapkan oleh Peraturan Daerah Kabupaten/Kota. Adapun arahan dalam RTRW Kabupaten/Kota yang perlu diperhatikan dalam penyusunan RPI2-JM Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut:

a. Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) yang didasari sudut kepentingan:

i. Pertahanan keamanan ii. Ekonomi

iii. Lingkungan hidup iv. Sosial budaya

v. Pendayagunaan sumberdaya alam atau teknologi tinggi

b. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup: i. Arahan pengembangan pola ruang:

a) Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya

b) Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH.

ii. Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, drainase, RTH, Rusunawa, maupun Agropolitan

c. Ketentuan zonasi bagi pembangunan prasarana sarana bidang Cipta Karya yang harus diperhatikan mencakup ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan lindung, kawasan budidaya, sistem perkotaan, dan jaringan prasarana.

d. Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya.

Kawasan strategis adalah merupakan kawasan yang membutuhkan pengembangan/ penanganan mendesak atau kawasan yang mempunyai potensi pengembangan yang dapat memajukan perekonomian wilayah, sosial dan budaya dan atau kawasan yang mempunyai permasalahan yang harus segera ditangani

Kawasan Strategis berfungsi :

 Untuk mengembangkan, melestarikan, melindungi dan atau mengkoordinasikan keterpaduan pembangunan dan nilai strategis kawasan yang bersangkutan dalam mendukung penataan ruang wilayah kota

(16)

Hal

III

-

16

Kawasan strategis yang diprioritaskan terkait keberadaan atau untuk mendukung pengembangan sektor yang diprioritaskan didasarkan pada beberapa pertimbangan, antara lain yaitu :

1. Pengembangannya tidak hanya berdampak lokal, tetapi juga mempunyai pengaruh terhadap wilayah yang lebih luas (provinsi bahkan nasional);

2. Pengembangan sarana dan prasarana di kawasan itu akan membutuhkan lahan dalam skala besar;

3. Pengembangannya mempunyai prospek ekonomi yang cerah;

4. Pengembangannya dapat memacu perkembangan wilayah sekitarnya yang miskin dan terbelakang;

5. Pengembangannya dapat mengurangi permasalahan di wilayah sekitarnya;

6. Sektor yang akan diakomodasikan mempunyai prioritas tinggi dalam lingkup provinsi/ nasional;

7. Adanya minat dan kecenderungan investasi swasta dan pemerintah yang cukup tinggi.

Kesepakatan para pemangku kepentingan dan kebijakan yang ditetapkan terhadap nilai kepentingan Ekonomi, Sosial Budaya, Sumber Daya Alam /Teknologi Tinggi dan lingkungan hidup pada kawasan yang akan ditetapkan.

Kawasan Strategis Kota Ambon

Penetapan Kawasan Strategis Kota Ambon didasarkan pada : Kepentingan Ekonomi, Kepentingan Sosial Budaya dan Kepentingan Lingkungan Hidup.

3.5.1 Kawasn Strategis Kepentingan Ekonomi

Kawasan Strategis Kepentingan Ekonomi direncanakan pada :

a. Kawasan Pusat Kota Ambon, diarahkan pengembangnnya sebagai kawasan pusat pelayanan jasa perhubungan, jasa perdagangan, pemerintahan provinsi, pemerintahan kota, dan penempatan fasilitas umum dengan skala pelayanan provinsi dan kota

b. Kawasan pelabuhan laut Yos Sudarso yang diarahkan pengembangannya sebagai kawasan pelabuhan internasional

c. Kawasan sekitar bandara udara Pattimura diarahkan pengembangannya sebagai kawasan permukiman berkepadatan rendah dengan memperhatikan fungsi Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan (KKOP)

d. Kawasan Passo diarahkan pengembangannya sebagai kawasan pelayanan jasa perhubungan, jasa perdagangan, sentra industri, dan penempatan fasilitas umum dengan skala pelayanan kota

e. kawasan pesisir Teluk Ambon diarahkan pengembanganya sebagai kawasan produk unggulan perikanan dan pariwisata bahari

f. Kawasan pesisir Kota Ambon diarahkan pengembangannya sebagai kawasan produk unggulan pertanian, perikanan, dan pariwisata bahari

3.5.2 Kawasan Strategis Kepentingan Sosial Budaya

Kawasan Strategis Kepentingan Sosial Budaya direncanakan pada :

a. kawasan pendidikan tinggi untuk pengembangan teknologi tinggi di bidang Kelautan dan Perikanan diarahkan di Desa Poka dan Negeri Rumah Tiga

(17)

Hal

III

-

17

3.5.3 Kawasan Strategis Kepentingan Lingkungan Hidup

Kawasan Strategis Kepentingan Lingkungan Hidup direncanakan pada :

a. Kawasan hutan lindung di wilayah kota Ambon, diarahkan di : kawasan hutan lindung Gunung Sirimau, kawasan hutan lindung Gunung Nona; dan kawasan hutan lindung di Leihitu dan Salahutu di Jazirah Leihitu.

b. kawasan hutan mangrove diarahkan di Waiheru, Poka, Negeri Lama, Passo, Lateri, Laha, Tawiri, Rutong dan Leahari.

c. Kawasan ekosistem terumbu karang, yang diarahkan di: Teluk Ambon Luar yaitu di Negeri Eri sampai dengan pesisir Negeri Seilale, Negeri Laha , pesisir sebelah timur kecamatan Leitimur Selatan dan di sepanjang pesisir Selatan pulau Ambon

Gambar

Tabel 3.1 Penetapan Lokasi Pusat kegiatan Nasional (PKN) dan
Tabel 3.2 Penetapan Lokasi Pusat Kegiatan Strategis Nasional  (PKSN) Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN
Tabel 3.3

Referensi

Dokumen terkait

mengenai “ Pengaruh iklim organisasi dan motivasi mengajar terhadap kinerja profesional guru di SMK,SMA,MA Muhammadiyah di Kabupaten.

Mengucap syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas penyertaan di setiap detik dalam hidup penulis, yang membuat penulis kuat dan bertahan dalam menghadapi segala hal, sehingga

Menurut Widodo (2015: 244), “Kesehatan kerja adalah suatu kondisi kesehatan yang bertujuan agar masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik

Prosedur pelaksanaan teknik tersebut adalah setelah data terkumpul maka data direduksi, artinya proses berpikir sensitif yang memerlukan kecerdasan dan keluasan dan

Untuk lebih mengetahui sejauhmana status penggunaan napza memengaruhi profil kognitif, orientasi masa depan serta prestasi belajar maka dalam penelitian ini akan ada

Syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yesus atas kekuatan yang diberikan sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “Faktor pendukung dan

5 Desember Hari Leo Internasional – Mengadakan kegiatan bersama Leo Clubs MD 307 Indonesia dengan serentak di seluruh kota. 22 Desember: Hari Ibu Nasional, Hari Kesejahteraan

Aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang