KARYA TAHUN 2015 - 2019
Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2014 | III - 1
BAB III
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
SEBAGAI ARAHAN SPASIAL RPI2-JM
Rencana Tata Ruang Wilayah memuat arahan struktur ruang dan pola ruang. Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hirarkis memiliki hubungan fungsional, sedangkan pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Pembangunan bidang Cipta Karya harus memperhatikan arahan struktur dan pola ruang yang tertuang dalam RTRW, selain untuk mewujudkan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan juga dapat mewujudkan tujuan dari penyelenggaraan penataan ruang yaitu keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan, keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia, serta pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.
3.1 RTRW Nasional
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) merupakan pedoman untuk penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional; penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional; pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah nasional; mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antarwilayah provinsi, serta keserasian antarsektor; penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi; penataan ruang kawasan strategis nasional; dan penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota.
Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2014 | III - 2 keseimbangan dan keserasian perkembangan antarwilayah, yang diterjemahkan dalam kebijakan dan strategi pengembangan struktur ruang dan pola ruang wilayah nasional. Struktur ruang wilayah nasional mencakup sistem pusat perkotaan nasional, sistem jaringan transportasi nasional, sistem jaringan energi nasional, sistem jaringan telekomunikasi nasional, dan system jaringan sumber daya air nasional. Pola ruang wilayah nasional mencakup kawasan lindung dan kawasan budi daya termasuk kawasan andalan dengan sektor unggulan yang prospektif dikembangkan serta kawasan strategis nasional.
Arahan yang diemban Kabupaten Bengkulu Selatan di dalam RTRWN adalah Sebagai Salah satu Pusat Pengembangan Wilayahn (PKW) di Provinsi Bengkulu. Sebagai pusat PKW Kabupaten Bengkulu Selatan (Kota Manna) berfungsi sebagai berikut:
1. Simpul yang menunjang kegiatan Pusat Kegiatan Nasional (PKN)
2. Berperan sebagai pusat kegiatan industri dan jasa yapa kabupaten yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten.
3. Berfungsi sebagai simpul transportasi yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten.
3.2 RTRW Kawasan Strategis Nasional (KSN)
Kawasan Strategis Nasional (KSN) ialah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan. Hal ini karena secara nasional, KSN berpengaruh sangat penting terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk wilayah di dalamnya yang ditetapkan sebagai warisan dunia. Di dalam PP No. 26/2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), ditetapkan 76 KSN yang memiliki kepentingan ekonomi, lingkungan hidup, sosial budaya, pendayagunaan sumber daya alam dan teknologi tinggi, serta pertahanan dan keamanan.
KARYA TAHUN 2015 - 2019
Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2014 | III - 3 Dengan adanya penetapan Kawasan Strategi Nasional (KSN) menurut Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Nasional tersebut, wilayah Provinsi Bengkulu yang termasuk didalamnya adalah :
1. Kawasan Lingkungan Hidup Taman Nasional Kerinci Seblat (Provinsi Jambi) (I/B/1), yang didalamnya terdapat bagian wilayah Kabupaten Lebong.
2. Kawasan Perbatasan Negara termasuk 19 pulau kecil terluar yang berhadapan dengan laut lepas (Provinsi Nanggroe Aceh Darusalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Barat) (I/E/2). Pulau yang berhadapan langsung dengan laut lepas di wilayah Propinsi Bengkulu adalah Pulau Enggano, Pulau Mega dan Pulau Tikus.
Keterangan:
I : Tahapan Pengembangan I B/1 : Rehabilitasi/Revitalisasi Kawasan
E/2 : Pengembangan/Peningkatan kualitas kawasan
3.2.1 Sistem Perkotaan Nasional
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) menetapkan 4 (empat) Kota di Wilayah Propinsi Bengkulu sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), yaitu: Kota Bengkulu, Kota Manna, Kota Mukomuko dan Kota Curup. Empat kota tersebut mempunyai 2 (dua) klasifikasi pengembangan, yaitu:
Kota Bengkulu dan Kota manna termasuk kategori II/C/1, yaitu tipikal pengembangan
dalam rangka peningkatan fungsi
Kota Curup dan Kota Mukomuko termasuk kategori II/C/2, yaitu tipikal pengembangan
baru
Selengkapnya tentang Sistem Perkotaan Nasional di wilayah Propinsi Bengkulu yang ditetapkan dalam RTRWN dapat diperlihatkan seperti pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1
Sistem Perkotaan Nasional di Propinsi Bengkulu Menurut RTRW Nasional
No Kabupaten/Kota PKN PKW PKSN Keterangan
1 Kota Bengkulu Kota Bengkulu II/C/1
2 Bengkulu Selatan Kota Manna II/C/1
3 Rejang Lebong Kota Curup II/C/2
4 Mukomuko Kota Mukomuko II/C/2
Sumber : RTRW Nasional
Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2014 | III - 4
C1 = Peningkatan Funsi C2 = Pengembangan Baru
3.2.2 Fungsi-Fungsi Strategis Nasional Linnya
Fungsi-fungsi strategis lainnya yang ditetapkan dalam RTRW Nasional dan terdapat di Wilayah Provinsi Bengkulu adalah: 1). Kawasan Andalan 2). Jalan Bebas Hambatan 3). Pelabuhan sebagai Simpul Transportasi Laut Nasional, 4). Pusat penyebaran tersier; dan 5). Wilayah Sungan (WAS).
1). Kawasan Andalan
Berdasarkan RTRWN, wilayah Provinsi Bengkulu dibagi menjadi tiga kawasan andalan sebagaimana yang diperlihatkan seperti pada Tabel 3.2. Dalam perfektif ini, wilayah Kabupaten Kaur termasuk di dalam kawasan Manna dan sekitarnya dengan fungsi sebagai kawasan pengembangan: pertanian, perkebunan, perikanan, industri dan pariwisata. Sektor/sub sektor tersebut, dalam pengembangannya, secara nasional termasuk kategori tahap II dan III.
Tabel 3.2
Kawasan Andalan Nasional di Wilayah Provinsi Bengkulu Berdasarkan RTRWN
No Klaster Pengembangan Fungsi Kawasan
I
A : Pengembangan dan Pengendalian Kawasan Andalan untuk Sektor Pertanian A/1 : Pengendalian Kawasan Andalan untuk Pertanian Pangan Abadi
A/2 : Pengembangan Kawasan Andalan untuk Pertanian
B : Rehabilitasi dan Pengembangan Kawasan Andalan untuk Perkebunan B/1 : Rehabilitasi Kawasan Andalan untuk Perkebunan
B/2 : Pengembangan Kawasan Andalan untuk Perkebunan
C : Rehabilitasi dan Pengembangan Kawasan Andalan untuk sektor Pertambangan C/1 : Rehabilitasi Kawasan Andalan untuk Pertambangan
C/2 : Pengembangan Kawasan Andalan untuk Pertambangan
D : Rehabilitasi dan Pengembangan Kawasan Andalan untuk industri pengolahan D/1 : Rehabilitasi Kawasan Andalan untuk Industri Pengolahan
D/2 : Pengembangan Kawasan Andalan untuk Industri Pengolahan
KARYA TAHUN 2015 - 2019
Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2014 | III - 5
E/1 : Rehabilitasi Kawasan Andalan untuk Pariwisata E/2 : Pengembangan Kawasan Andalan untuk Pariwisata
F : Rehabilitasi dan Pengembangan Kawasan Andalan untuk sektor Perikanan F/1 : Rehabilitasi Kawasan Andalan untuk Perikanan
F/2 : Pengembangan Kawasan Andalan untuk Perikanan
2). Jalan Bebas Hambatan
Rencana pengembangan jalan bebas hambatan di wilayah Provinsi Bengkulu meliputi Rute; Lubuk Linggau – Curup – Bengkulu. Dalam persfektif ini, wilayah Kabupaten Kaur tidak terkait secara langsung. Namun demikian, rencana tersebut perlu juga diantisipasi berbagai implikasinya, terutama dalam hal arus pergerakan orang dan barang yang lebih efisien bagi wilayah Kabupaten Kaur. Artinya, keberadaan jalan bebas hambatan yang direncanakan tersebut, harus dilihat dalam perfektif sebagai suatu peluang yang dapat mendorong pertumbuhan wilayah.
3). Simpul Transportasi Laut Nasional
Simpul Transportasi Laut Nasional di wilayah Provinsi Bengkulu yang ditetapkan sebagai Pelabuhan Nasional adalah Pulau Baai – Bengkulu (III/3). Artinya bahwa Pulau Baai akan dikembangkan agar mempunyai peran sebagai salah satu simpul transportasi laut nasional.
4). Pusat Penyebaran Tersier
Menurut RTRWN, Bandara Fatmawati, ditetapkan fungsinya sebagai pusat penyebaran tersier. Dengan sendirinya, peran Bandara Fatmawati hanya bersifat melayani teritori terbatas, khususnya hanya wilayah Provinsi Bengkulu dan sekitarnya.
5). Kawasan Lindung Nasional
Kawasan Lindung Nasional yang terdapay di wiayah Provinsi Bengkulu meliputi: Cagar Alam Danau Dusun Besar Register 61 (III/B/3)
Cagar Alam Air Ketebat Danau Tes Register 57 (II/B/3) Cagar Alam Teluk Klowe Register 96 (III/B/3)
Keterangan:
I – IV: Tahapan Pengembangan
B : Pengembangan Pengelolaan Kawasan Lindung Nasional B/3 : Cagar Alam dan Cagar Alam Laut
3.3 RTRW Pulau Sumatera
Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2014 | III - 6 memiliki posisi geografis yang relatif strategis di wilayah barat Indonesia dan berhadapan langsung dengan kawasan Asia Timur yang menjadi salah pusat perekonomian dunia dan memiliki hubungan interaksi paling dekat dengan pulau Jawa sebagai pusat perekonomian di Indonesia.
Pembangunan wilayah Sumatera diarahkan untuk menjadi pusat produksi dan industri pengolahan hasil pertanian tanaman pangan, perkebunan, perikanan; lumbung energi nasional, pusat perdagangan dan pariwsata sehingga wilayah Sumatera menjadi salah satu wilayah utama dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN. Sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), pengembangaan wilayah Sumatera diarahkan untuk :
(1) Memantapkan interaksi antar-kawasan pesisir timur, kawasan tengah, dan kawasan, pesisir barat Sumatera melalui pengembangan sistem jaringan transportasi darat, laut, dan transportasi udara lintas Sumatera yang handal;
(2) Mendorong berfungsinya pusat-pusat permukiman perkotaan sebagai pusat pelayanan jasa koleksi dan distribusi di Pulau Sumatera;
(3) Mengembangkan akses bagi daerah terisolir dan pulau-pulau kecil di pesisir barat dan timur Sumatera sebagai sentra produksi perikanan, pariwisata, minyak dan gas bumi ke pusat kegiatan industri pengolahan serta pusat pemasaran lintas pulau dan lintas negara;
(4) Mempertahankan kawasan lindung sekurang-kurangnya 40% dari luas Pulau Sumatera dalam rangka mengurangi resiko dampak bencana lingkungan yang dapat mengancam keselamatan masyarakat dan asset-asset sosial-ekonomi yang berbentuk prasarana, baik pusat permukiman maupun kawasan budidaya;
(5) Mengembangkan komoditas unggulan wilayah yang memiliki daya saing tinggi melalui kerjasama lintas sektor dan lintas wilayah provinsi dalam pengelolaan dan pemasarannya dalam rangka mendorong kemandirian akses ke pasar global dengan mengurangi ketergantungan pada negara-negara tetangga;
(6) Menghindari konflik pemanfaatan ruang pada kawasan perbatasan lintas wilayah meliputi lintas wilayah provinsi, lintas wilayah kabupaten dan kota;
KARYA TAHUN 2015 - 2019
Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2014 | III - 7 wilayah nasional, serta dengan pusat-pusat pertumbuhan di kawasan subregional ASEAN, Asia Pasifik dan kawasan internasional lainnya.
Pusat-pusat pengembangan di wilayah Sumatera yang merupakan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) diarahkan untuk :
(1) Mendorong pengembangan kota Lhokseumawe, Dumai dan Batam di wilayah Timur dan kota Padang di wilayah Barat sebagai pusat pelayanan primer;
(2) Mengendalikan pengembangan kawasan perkotaan Medan-Binjai-Deli Serdang, Bandar Lampung dan sekitarnya (dsk), dan Palembang dsk, sebagai pusat pelayanan primer yang sesuai dengan daya dukung lingkungannya; dan
(3) Mendorong pengembangan kota Pekanbaru dan Jambi sebagai pusat pelayanan sekunder.
Berdasarkan Rapat Koordinasi Gubernur Se Sumatera, disepakati berbagai rumusan rekomendasi sebagai berikut:
1. Bidang Pendidikan dan Kebudayaan
Pengembangan Program Pendidikan selain dalam rangka peningkatan kualitas sumberdaya manusia, juga diarahkan untuk peningkatan relevansi guna pemenuhan kebutuhan pasar kerja (link and match), baik domestik maupun pasar kerja luar negeri. Untuk percepatan pelaksanaan program pendidikan, direkomendasikan sebagai berikut:
(a) menyusun road map SDM untuk seluruh wilayah di Sumatera
(b) menyusun program bidang studi unggulan pada masing-masing perguruan tinggi se-Sumatera
(c) mendorong percepatan proses peningkatan status Perguruan Tinggi yang telah dibangun menjadi PTN di Provinsi Kepulauan Riau dan Bangka Belitung
(d) mendorong Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk mendukung anggaran untuk mewujudkan center of excelence perguruan tinggi se-Sumatera
(e) mendorong pembentukan training center peningkatan kompetensi guru/dosen bidang studi sesuai potensi keunggulan masing-masing provinsi
(f) mengembangkan kerjasama penelitian dan pengembangan antar perguruan tinggi se-Sumatera
Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2014 | III - 8 (h) menyusun skema kerjasama antar PTN dan antara PTN dan Pemerintah Provinsi
Se Sumatera
(i) Pengawasan Perguruan Tinggi Swasta untuk tetap dapat menjaga standar mutu (j) Khusus jurusan/Fakultas Bidang Studi Keguruan agar dikelola oleh Perguruan
Tinggi Negeri, guna menjaga standar guru yang berkualitas
(k) Perlu dilakukan studi pengembangan dan event kebudayaan secara reguler dalam rangka memperkuat Common Sense untuk pembangunan lainnya di berbagai bidang serta upaya menciptakan masyarakat kreatif yang tidak krisis identitas dan krisis kepemimpinan.
Untuk lebih menkongkritkan berbagai usulan di Bidang Pendidikan se Wilayah Sumatera, perlu diagendakan rapat teknis bersama Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Depdiknas, Forum Rektor dan Bappeda se Sumatera dalam upaya penyempurnaan rumusan konsep Center of Excelence guna memfungsikan peningkatan mutu sumberdaya manusia.
2. Bidang Infrastrukur dan Perhubungan
Dalam upaya pemenuhan kebutuhan infrastruktur dan Perhubungan Se Wilayah Sumatera direkomendasikan beberapa hal sebagai berikut:
(a) Untuk merealisasikan pembangunan Jembatan Selat Sunda yang telah masuk dalam RTRWN, RTRW Pulau Sumatera, RTRWP Provinsi Lampung dan Provinsi Banten dan Blue Book Tri Partit proyek nasional di Bappenas, diperlukan upaya mendesak Pemerintah (Bappenas dan PU) untuk mempercepat realisasi proyek tersebut melalui jalur strategis, termasuk pembentukan Badan/Pengelola Pengembangan Kawasan/Jembatan Selat Sunda, yang melibatkan Pemerintah Daerah di Sumatera.
KARYA TAHUN 2015 - 2019
Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2014 | III - 9 Tinggi, Pekanbaru–Dumai, Indralaya–Palembang-Betung, Pekanbaru–Padang, Lampung–Palembang, Palembang–Bengkulu dan Medan–Banda Aceh.
(c) Departemen PU diharapkan segera menangani Program Peningkatan Jalan Lintas Sumatera, Feeder Road, Jalan Nasional perkotaan dan Jalan Strategis Nasional/ Jalan Strategis Nasional Rencana di Provinsi-Provinsi Pulau Sumatera, Kepulauan Riau dan Bangka Belitung, untuk itu dapat ditetapkan sebagai Rencana Aksi dalam RPJMN 2010-2014, sesuai dengan skala prioritas dan mengacu kepada RTRW Pulau Sumatera serta arah dan pola pengembangan kawasan strategis di wilayah Sumatera. Khusus untuk jalan lintas barat maka konstruksi pembangunan/ peningkatan jalan perlu memperhatikan kondisi daerah rawan bencana dan konservasi kawasan hutan, sedangkan rencana pembangunan Jembatan Selat Malaka perlu pembahasan yang lebih mendalam antara Pemerintah RI dan Pemerintah/Kerajaan Malaysia.
(d) Tindakan percepatan dalam pembangunan Rail Way Sumatera antara lain (a) Penyusunan Road Map dan Grand Design Pembangunan Jalan Kereta Api Sumatera, (b) setiap Provinsi menyiapkan DED jaringan jalan kereta api sesuai dengan Road Map dan Grand Design secara terintegrasi (c) mendorong pemerintah untuk mempercepat realisasi pembangunan kereta api bagi daerah yang telah memiliki DED sesuai dengan skala prioritas secara berkesinambungan, (d) merevitalisasi Balai Yasa Kereta Api Lahat, Sumatera Selatan sebagai pusat pemeliharaan kereta api Sumatera, dan (e) reorganisasi PT Kereta Api Indonesia dengan membuat PT. Kereta Api Indonesia Wilayah Sumatera dan PT. Kereta Api Indonesia Wilayah Jawa.
(e) Untuk mempercepat pelaksanaan Sumatera Shipping Lines dibutuhkan upaya: (a) penyusunan Grand Design Sumatera Shipping Lines, (b) PT. Sumatera Shipping Lines (SSL ) akan mengadakan Road Show ke masing-masing Provinsi, (c) Dalam rangka implementasi teknis penyediaan kapal, diharapkan dapat
bekerjasama dengan berbagai pihak seperti PT. Jakarta D’lloyd, PT. Krakatau
Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2014 | III - 10 (f) Untuk mempercepat Pembangunan Pelabuhan Samudera disepakati: (a) agar
pemerintah pusat memberikan otoritas pelabuhan kepada provinsi se Sumatera melalui penyempurnaan regulasi, (b) melakukan validasi data untuk menetapkan pelabuhan-pelabuhan utama di wilayah Sumatera serta mempersiapkan Master Plan yang komprehensif.
(g) Untuk peningkatan pengembangan Sumatera Airlines melalui operasional Riau Airlines pada rute penerbangan di wilayah Provinsi Se Sumatera maka diperlukan upaya pengembangan Riau Airlines ke depan: (a) meningkatkan performance kinerja, (b) merealisasikan master plan rute untuk wilayah se Sumatera pada tahun 2010 dan (c) masing-masing Provinsi diharapkan memberikan penguatan melalui penyertaan modal dan block seat pada rute yang memiliki load factor rendah, disamping upaya penyertaan modal dari berbagai investor untuk pengembangan armada dan manajemen pengelolaan usaha.
(h) Mengingat program Sumatera On Line tidak berjalan sebagai mana mestinya, maka direkomendasikan untuk menjadi bagian dari program Sumatera Promotion Center.
3. Bidang Penataan Ruang
Perlu dikaji kembali tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Pulau Sumatera terutama tentang penyusunan pola dan struktur ruang dengan memperhatikan ekosistem dan pengamanan DAS, mengakomodir jaringan jalan lintas tengah dari perbatasan Lampung dengan Sumatera Selatan sampai dengan Aceh termasuk berbagai usulan pembangunan infrastruktur strategis, seperti Jalan Tol Sumatera, Jalan Kereta Api Sumatera dan perencanaan kawasan-kawasan yang akan tumbuh sebagai akibat terhubungnya Pulau Sumatera dan Pulau Jawa melalui Jembatan Selat Sunda.
4. Bidang Kelistrikan
KARYA TAHUN 2015 - 2019
Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2014 | III - 11 menerbitkan Peraturan Pemerintah sebagai tindak lanjut UU No. 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan, yang diharapkan berorientasi pada penguatan kewenangan pembangunan dan pengelolaan kelistrikan di daerah.
5. Bidang Perdagangan dan Industri
Untuk mengoptimalkan fungsi dan peran Sumatera Promotion Center (SPC) diusulkan untuk : (a) perlu peningkatan kinerja pengelolaan SPC dalam rangka promosi investasi, trade and tourism, (b) PT. Sumatera Promotion Center diharapkan dapat menambah wawasan melalui studi banding kepada pihak-pihak lain dan c) merencanakan ulang tentang lokasi permanent display dan dikaitkan dengan pengembangan sistem Sumatera On Line,
6. Bidang Khusus
a. Terkait dengan permasalahan tapal batas antar wilayah Se Sumatera, upaya yang telah dan akan dilakukan antara lain: (a) penyelesaian tapal batas beberapa Provinsi telah diselesaikan secara bertahap namun kedepan perlu ditingkatkan penyelesaian-nya serta penguatan kerjasama pembangunan pada kawasan perbatasan dan untuk itu masing-masing Provinsi diharapkan mengalokasikan anggaran untuk penyelesaian tapal batas, (b) Untuk tapal batas beberapa Provinsi di Sumatera yang belum dapat diselesaikan, telah diupayakan penyelesaiannya hingga ke tingkat DPR RI dan mengharapkan pihak Departemen Dalam Negeri lebih meningkatkan peran aktif fasilitasi di dalam penyelesaian tapal batas.
b. Semua usulan rekomendasi yang disepakati Gubernur Se Sumatera menjadi bagian dari RPJM Nasional 2015 – 2019 dan RTRW Nasional.
7. Isu-Isu Aktual
(a) Dana Bagi Hasil Migas (DBH Migas) yang telah dianggarkan pada tahun berjalan agar tetap direalisasikan pada tahun tersebut dan tidak ditunda pembayaran pada tahun berikutnya.
Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2014 | III - 12 (c) Dalam rangka penguatan perencanaan pembangunan Se Sumatera maka perlu
dibentuk Komite Research and Development dan sebagai implementasi perlu dilakukan Studi Potensi Pengembangan dan Pembangunan Regional Sumatera. (d) Dalam rangka meningkatkan potensi penerimaan daerah dari Sektor
Kepariwisataan maka diperlukan penguatan simpul-simpul kepariwisataan melalui kerjasama pengembangan kepariwisataan Se Sumatera.
(e) Mendasari atas potensi sumberdaya alam wilayah Sumatera yang cukup besar baik dari Pertanian, Perikanan, Perkebunan maupun Peternakan, maka perlu dilakukan peningkatan olahan produk menjadi agroindustri dalam bentuk Sentra Industri Hilir serta penguatan Mapping Area dalam rangka mendorong pengembangan ekonomi antar wilayah, sesuai dengan potensi yang dimiliki. (f) Mencermati kondisi geografis Sumatera yang rentan terhadap bencana alam, maka
diperlukan Kerjasama dalam upaya penanggulangan Mitigasi dan Penanggulangan Bencana Alam.
(g) Mendasari atas potensi sumberdaya alam khususnya di Bidang Perkebunan, dan dikaitkan dengan sumber penerimaan daerah dari Dana Bagi Hasil, maka diharapkan agar Pemerintah merealisasikan usulan Dana Bagi Hasil Perkebunan, terutama dari pajak/tarif ekspor bagi daerah penghasil.
Dalam rangka mengoptimalkan implementasi berbagai agenda kerjasama pembangunan Se Sumatera tersebut, maka perlu dibentuk kelembagaan sebagai penanggung jawab secara operasional Kerjasama Gubernur se-Sumatera ke depan dengan komposisi antara lain sebagai berikut:
(1) Komite Infrastruktur, Perhubungan dan Pengembangan wilayah; (2) Komite Kelistrikan;
(3) Komite Perindustrian dan Perdagangan; (4) Komite Pendidikan;
(5) Komite Daerah Perbatasan;
(6) Komite Research and Development (7) Komite Pengembangan Kepariwisataan
KARYA TAHUN 2015 - 2019
Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2014 | III - 13 ini juga mengatur koridor ekosistem yang disebutka dalam RTRWN sebagai kawasan koridor bagi jenis satwa atau biota laut yang dilindungi adalah wilayah yang merupakan bagian dari kawasan lindung dan atau kawasan budidaya yang berfungsi sebagai alur migrasi satwa atau biota laut, yang menghubungkan antar kawasan konservasi.
3.4 Arahan RTRW Provinsi
3.4.1 Rencana Sistem Perkotaan
Rencana pengembangan sistem perkotaan di Provinsi Bengkulu bertujuan untuk mendorong peran dan fungsi setiap kota dalam pengembangan wilayah secara keseluruhan dalam lingkup Provinsi Bengkulu.
A. Rencana Pusat Kegiatan
Rencana pengembangan pusat kegiatan terdiri dari Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dan Pusat Kegiatan Lokal (PKL). Di Provinsi Bengkulu ditetapkan seperti terlihat pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3
a. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional; b. Kegiatan industri dan jasa skala nasional atau yang melayani beberapa provinsi;
dan/atau
c. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi.
2. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)
a. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul kedua kegiatan ekspor-impor yang mendukung PKN;
b. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten/ kota; dan/atau
c. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten/ kota; ditetapkan secara nasional.
3.
Pusat Kegiatan Wilayah yang dipromosikan Provinsi (PKWp)
a. Kawasan Perkotaan yang berpotensi sebagai simpul kedua kegiatan ekspor-impor;
b. Kawasan Perkotaan yang berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten/ kota; dan/atau c. Kawasan Perkotaan yang berpotensi sebagai simpul transportasi yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten/kota;
d. dipromosikan oleh pemerintah provinsi
Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2014 | III - 14 sebagai pusat kegiatan industri dan jasa yang
melayani skala kabupaten/kota atau beberapa kecamatan; dan/atau
b.Kawasan Perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang melayani skala kabupaten/kota atau beberapa kecamatan; c.Diusulkan oleh pemerintah kabupaten/kota
Sumber : PP 26 Tahun 2008 dan Hasil Analisis Tahun 2009
Berdasarkan kriteria dan arahan kebijakan pengembangan tata ruang Provinsi Bengkulu, maka rencana struktur pusat kegiatan di Provinsi Bengkulu sampai tahun 2030 terdiri dari 1 (satu) kota PKNp yaitu ibukota Provinsi Bengkulu yaitu Kota Bengkulu yang dipromosikan menjadi PKN, 3 (tiga) kota PKW, 3 (tiga) Kota Pkl yang diusulkan menjasi PKWpromosi (PKWp) dan 10 (sepuluh Pusat Kegiatan Lokal) Kota PKL. Sistem Perkotaan fungsional wilayah Provinsi Bengkulu diarahkan memiliki 3 hirarki pusat pelayanan, yaitu :
a. Pusat Kegiatan Nasional promosi (PKNp), yaitu pusat yang melayani wilayah Provinsi Bengkulu, dan wilayah nasional/internasional yang lebih luas. Pusat pelayanan ini terletak di kawasan perkotaan Bengkulu (Bengkulu, Sungai Hitam, Betungan dan Nakau). Pengembangan Kota Bengkulu dan sekitarnya ini dipromosikan sebagai pusat pelayanan primer.
b. Pusat Kegiatan Wilayah(PKW), yaitu pusat yang melayani satu atau lebih daerah Kabupaten/Kota. Pusat pelayanan sekunder ini dikembangkan dengan intensitas yang lebih tinggi untuk memacu pertumbuhan perekonomian di wilayah sekitarnya. Berdasarkan PP No 26/ Tahun 2008 ,maka ada tiga Pusat Kegiatan Wilayah yang telah ditetapkan yaitu Kota Curup(ibukota Kabupaten Rejang Lebong), Manna (ibukota Kabupaten Bengkulu Selatan) dan Muko-Muko. ibukota Kabupaten Muko-Muko
KARYA TAHUN 2015 - 2019
Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2014 | III - 15 c. Pusat Kegiatan Lokal(PKL) yaitu kota-kota pusat pelayanan tersier yang
dikembangkan untuk melayani satu atau lebih kecamatan. Pusat pelayanan tersier ini terutama dikembangkan untuk menciptakan satuan ruang wilayah yang lebih efisien sebagai sentra pelayanan kegiatan lokal.
Pusat Kegiatan Lokal (PKL) ditentukan berdasarkan analisis kebutuhan ruang kawasan perkotaan di Provinsi Bengkulu hingga akhir tahun perencanaan adalah meliputi Kota Ipuh di Kabupaten Muko-Muko; Ketahun dan Malakoni (P. Enggano) di Kabupaten Bengkulu Utara; Karang Tinggi di Kabupaten Bengkulu Tengah; Kota Padang di Kabupaten Rejang Lebong; Dan selanjutnya Bermani Ilir di Kabupaten Kepahiang, Kota Muara Aman/Tubei di Kabupaten Lebong, Kota Tais di Kabupaten Seluma, Kota Linau di Kabupaten Kaur dan Kota Masat di Kabupaten Bengkulu Selatan. Secara lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 3.4 dan Tabel 3.5.
Tabel 3.4
Sistem Perkotaan Provinsi Bengkulu Sampai Tahun 2030
Sumber : PP 26 Tahun 2008, dan Hasil Rencana, 2030. Keterangan :
PKN dan PKW : ditetapkan sesuai Kebijakan Nasional
PKWp dan PKL : ditetapkan Atas Usulan dan sesuai Potensi dan Arah Kebijakan Provinsi Bengkulu
B. Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Bengkulu
Sesuai pengertian dalam PP Nomor 26 Tahun 2008 bahwa Kawasan Metropolitan adalah Kawasan Perkotaan yang terdiri atas sebuah kawasan perkotaan yang berdiri sendiri atau kawasan perkotaan inti dengan kawasan perkotaan disekitarnya yang saling memiliki keterkaitan fungsional yang dihubungkan dengan sistem jaringan prasarana wilayah yang terintegrasi dengan jumlah penduduk secara keseluruhan
PKNp PKW PKWp PKL
Bengkulu
1.Muko-Muko 1. Ipuh
1. Arga Makmur 2. Ketahun 3. Malakoni 4. Karang Tinggi 5. Muara Aman 2.Kepahiang 6. Bermani Ilir
2.Curup 7. Kota Padang
8. Tais
3.Manna 9. Masat
Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2014 | III - 16 sekurang-kurangnya 1.000.000 (satu juta) jiwa. Sehingga dalam penetapan kawasan metropolitan dapat disampaikan kriteria sebagai berikut :
1) Memiliki jumlah penduduk paling sedikit 1.000.000 (satu juta) jiwa;
2) Terdiri atas satu kawasan perkotaan inti dan beberapa kawasan perkotaan di sekitarnya yang membentuk satu kesatuan pusat perkotaan; dan
3) Terdapat keterkaitan fungsi antar kawasan perkotaan dalam satu sistem metropolitan.
Tabel 3.5
Rencana Sistem Perkotaan di Provinsi Bengkulu Sampai Tahun 2030
No. Nama & Hirarki
Kota Strategi Fungsi
I. PKW dipromosikan menjadi PKNp
1. Kota Bengkulu Pengembangan/Peningkatan Fungsi
Pusat pemerintahan provinsi
Pusat perdagangan dan jasa regional.
Pusat distribusi dan koleksi hasil pertanian, perkebunan dan perikanan
Pusat Industri
Pusat transportasi darat, laut dan udara
Pusat wisata sejarah dan pendukung jasa pariwisata.
Pusat Pendidikan tinggi.
Pusat Industri.
II.A PKW (sesuai PP no.26 Tahun 2008)
1. Manna(Kabupaten Bengkulu Selatan)
Pengembangan/Peningkatan Fungsi
Pusat pemerintahan kab.
Pusat Pelayanan Fasilitas : Pendidikan Tinggi, kesehatan, dll.
Pusat perdagangan dan jasa
Pusat Koleksi dan distribusi hasil Pertanian, Perkebunandan sub sector pertanian,dan Perikanan
Industri Pengolahan Hasil Pertanian & Industri Rumah Tangga (Makanan-Minuman)
Pusat Agroindustri
Pusat Transportasi
Permukiman
Pariwisata bahari dan pariwisata buatan
Pertambangan
Pusat perdagangan dan jasa dengan skala pelayanan beberapa kab.
Pusat koleksi dan distribusi hasil-hasil tanaman pangan, perkebunan, peternakan dan kehutanan
Pusat Industri (antara lain pengolahan Kelapa Sawit)
Pusat Pertambangan (batubara)
Pusat Industri Perikanan
Pusat Pariwisata
3. Curup (Kab. Rejang Lebong) Pengembangan/Peningkatan Fungsi
Pusat pemerintahan kab.
Pusat perdagangan dan jasa dengan skala pelayanan beberapa kab.
Pusat Industri
Simpul transportasi utama penghubung ke jaringan Lintas Tengah Sumatera (PKN :Palembang).
Pusat Kegiatan Pertanian, (tanaman pangan dan perkebunan, peternakan, perikanan darat)
Pusat Pariwisata Alam (perkebunan)
II.B PKWp (promosi) Ibukota-Ibukota Kabupaten Hasil Pemekaran (Pkl) yang diusulkan menjadi PKW
1 Kepahiang Pengembangan/Peningkatan Fungsi
Pusat pemerintahan kab.
Pusat perdagangan dan jasa dengan skala pelayanan beberapa kabupaten .
Simpul transportasi untuk beberapa kabupaten .
KARYA TAHUN 2015 - 2019
Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2014 | III - 17
Pariwisata Alam
2 Arga Makmur Pengembangan/Peningkatan Fungsi
Pusat pemerintahan kab.
Pusat perdagangan dan jasa dengan skala pelayanan beberapa kab .
Pusat Industri
Pusat Pertanian, Perkebunan, Perikanan Laut dan Kehutanan skala wilayah.
Pusat perdagangan dan jasa dengan skala pelayanan beberapa kabupaten .
Pusat Pertanian, Pertambangan(pasir kuarsa, migas, emas, andesit dan marmer), Perkebunan (jahe gajah) dan Perikanan skala wilayah
Industri Minuman Jahe instan
III PKL (Pusat Kegiatan Lokal)
1. Ipuh
(Kab. Muko-Muko) Pengembangan/Peningkatan Fungsi
Pusat Pemerintahan Kecamatan
Pusat Perdagangan dan Jasa Skala Lokal
Simpul transportasi darat yang terletak di Jalinbar Muko-Muko - Bengkulu
Pusat Pertanian, Perikanan laut , Kehutanan dan Perkebunan skala lokal
Pusat Kawasan Agropolitan (KTM)LAGITA
Pusat Pertanian (padi), Perkebunan (Kelapa sawit dan karet) dan pertambangan batubara
Pusat perdagangan dan jasa skala lokal
Pusat perikanan laut
Pusat Kawasan Kegiatan Wisata Laut
Pusat Pertahanan Kemanan (pulau terluar)
4.
Pusat Perdagangan Jasa skala lokal
Simpul transportasi dari arah Timur (Provinsi Sumatera Selatan)menuju Kota Bengkulu
Pusat Pertanian dan Perkebunan skala lokal
5.. Kota Padang (Kab.Rejang Lebong)
Pengembangan/Peningkatan Fungsi
Pusat Pemerintahan Kecamatan
Simpul transportasi jalan rel dan jalan raya (menuju Provinsi Sumatera Selatan dari Kota Bengkulu)
Pusat Perdagangan dan jasa skala lokal
Pusat Pertanian dan Perkebunan skala lokal
6. Bermani Ilir (Kab.Kepahiang)
Pusat Pemerintahan Kecamatan
Simpul transportasi dari Kota Bengkulu menuju Kab. Rejang Lebong
Pusat Perdagangan dan jasa skala lokal
Pusat Pertanian dan Perkebunan karet, kelapa sawit, kopi dan kelapa skala lokal
7 Muara Aman/Tubei (Kab. Lebong)
Pusat Pemerintahan Kabupaten
Pusat Pertanian dan Perkebunan dan Kehutanan
Pusat Konservasi
8. Tais (Kab. Seluma) Pengembangan/Peningkatan Fungsi
Pusat pemerintahan Kabupaten
Simpul transportasi yang terletak di Jalan Lintas barat
Pusat pertanian dan perkebunan
9.
Pusat perdagangan dan jasa skala lokal
Pusat perikanan laut
Pusat wisata
Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2014 | III - 18 Nakau, dapat dikembangkan sebagai kota metropolitan dengan peran masing-masing sebagai berikut :
a. Kota Bengkulu sebagai kawasan perkotaan inti,
b. Sungai Hitam, Betungan dan Nakau sebagai kawasan perkotaan satelit,
C. Rencana Pembangunan dan Peningkatan Jalan
Rencana Pembangunan dan Peningkatan Jalan di Provinsi Bengkulu dimaksudkan untuk mendukung Rencana Struktur Ruang Kota Bengkulu. Sesuai arahan struktur ruang ibukota Provinsi Bengkulu diarahkan sebagai Kota PKNp. Mengingat, bahwa penetapan Kota Bengkulu sebagai Kota PKNp memerlukan kajian dan proses legal yang lama dan sebelum Kota Bengkulu menjadi Kota PKN, maka jalan yang menuju kota Bengkulu belum dapat ditetapkan menjadi jalan Arteri Primer. Rencana pembangunan dan peningkatan jalan dan jembatan sampai dengan tahun 2030 di Provinsi Bengkulu yaitu:
Peningkatan kondisi jalan dan geometrik jalan sesuai dengan fungsinya
Pembangunan dinding penahan abrasi air laut pada ruas jalan Batas Sumbar-Bengkulu
Rencana pengembangan jaringan jalan Nasional Trans Enggano yaitu ruas jalan
Ka’ana-Kahyapu, Kahyapu-Tg.Keramai, Malakoni-Ka’ana, Malakoni-Banjarsari
sebagai pendukung keterbukaan wilayah pulau Enggano
Perbaikan perkerasan pada ruas jalan-ruas jalan Kolektor Primer 2 yang rusak . Perlindungan terhadap kerusakan lingkungan khusunya pada ruas jalan yang meilntasi hutan lindung dan taman nasional.
KARYA TAHUN 2015 - 2019
Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2014 | III - 19 Rencana pembangunan Jalan Lintas Tengah Provinsi Bengkulu yaitu pembangunan jalan baru yang berfungsi sebagai jalan kolektor primer meliputi ruas jalan dan jembatan yaitu: Batas Provinsi Lampung - Muara Dua - Muara Sahung - Datar Lebar - Batu Ampar - Palak Bengkerung -Simpang Pino – Sendawar - Padang Capo - Lubuk Sini – Pelajau - Lubuk Durian - Gunung Selan - Giri Mulya Dusun Baru Napal Putih Suka Merindu Talang Gelumbang -Talang Arah – Tunggang - Bunga Tanjung - Lubuk Saung - Lalang Petai - Lubuk Pinang - Batas Sumatera Barat.
Tabel 3.6
Jaringan Jalan Nasional Provinsi Bengkulu Menurut Keputusan Menteri PU No 630/KPTS/M/2009
Nomor Ruas
Baru Nama Ruas Jalan
PanjangJ
alan (km) Fungsi Status Kabupaten
001 Batas Prov. Sumbar - Mukomuko 33.520 K-1 Nasional Muko-Muko 002 Muko-Muko- Bantal 51.420 K-1 Nasional Muko-Muko
008 Lais- Kerkap 20.620 K-1 Nasional Bengkulu Utara, Bengkulu Tengah 013 11 K Jln. Air Sebakul - Betungan(BENGKULU) 6.330 K-1 Nasional Kota Bengkulu 014 11 K Jln. Betungan- Padang Serai(BENGKULU) 4.400 K-1 Nasional Kota Bengkulu
015 11 K Jln. Akses Pelabuhan(BENGKULU) (PG. DEWA – P. BAAI) 5.140 AP Nasional Kota Bengkulu
Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2014 | III - 20 Nomor Ruas
Baru Nama Ruas Jalan
PanjangJ
alan (km) Fungsi Status Kabupaten
021 Sp. Rukis(Manna) – Tanjung Kemuning 40.700 K-1 Nasional Bengkulu Selatan 021 11 K Jln. Iskandar Basir (MANNA) 1.450 K-1 Nasional Bengkulu Selatan 022 Tanjung Kemuning – Linau 44.260 K-1 Nasional Bengkulu Selatan 023 Linau – Batas Prov. Lampung 28.410 K-1 Nasional Bengkulu Selatan 024 Nakau – Batas Kota Kepahyang 48.560 AP Nasiona Kota Bengkulu, Kepahyang 024 11 K Jln. Merdeka(KEPAHYANG) 2.000 AP Nasiona Kepahyang
024 12 K Jln. Santoso(KEPAHYANG) 0.300 AP Nasiona Kepahyang 024 13 K Jln. Lintas Bengkulu(KEPAHYANG) 1.900 AP Nasiona Kephyang
025 Bts Kota Kepahyang – Sp Tabamulan
(CURUP) 21.130 AP Nasiona Kepahyang, Rejang Lebong 026 Sp. Tabamulan – Bts Kota CURUP 5.060 AP Nasiona Rejang lebong
026 11 K Jln. Thamrin(CURUP) 0.900 AP Nasiona Rejang lebong 026 12 K Jln. Merdeka(CURUP) 1.600 AP Nasiona Rejang lebong 026 13 K Jln. A. Yani (CURUP) 1.300 AP Nasiona Rejang lebong
027 Sp. Nangka(CURUP) – Batas Prov .
SUMSEL 42.960 AP Nasiona Rejang lebong
027 11 K Curup – Sp. Nangka (Curup) 6.450 AP Nasiona Rejang lebong 028 Manna – Bts PROV.SUMSEL 40.852 K-1 Nasional Bengkulu Selatan
Tabel 3.7
Jaringan Jalan Kolektor Primer 2 (KP-2) yang menjadi Kewenangan Provinsi Bengkulu Menurut Status dan Fungsi Jalan
Nomor Ruas Nama Ruas Jalan
KARYA TAHUN 2015 - 2019
Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2014 | III - 21
Nomor Ruas Nama Ruas Jalan
Panjang
Sumber : Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah 375/KPTS/M/2004
Tabel 3.8
Usulan Rencana Peningkatan Jaringan Jalan Nasional (KP1 menjadi AP) di Provinsi Bengkulu untuk Mendukung Fungsi Kota Bengkulu sebagai PKNp(romosi)
Nomor Ruas
Baru Nama Ruas Jalan
Panjang
Jalan (km) Fungsi Status Kabupaten
001 Batas Prov. Sumbar – Mukomuko 33.520 AP Nasional Muko-Muko
008 Lais- Kerkap 20.620 AP Nasional Bengkulu Utara, Bengkulu Tengah 013 11 K Jln. Air Sebakul - Betungan(BENGKULU) 6.330 AP Nasional Kota Bengkulu 014 11 K Jln. Betungan- Padang Serai(BENGKULU) 4.400 AP Nasional Kota Bengkulu 018 Betungan – Tais 43.420 AP Nasional Kota Bengkulu, Seluma
019 Tais – Maras 58.120 AP Nasional Seluma
Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2014 | III - 22 Tabel 3.9
Nama Ruas Jalan yang merupakan Rencana Pembangunan Jalan Baru (Jalan Lintas Tengah) di Provinsi Bengkulu Menurut Status dan Fungsi
No Nama Ruas Jalan Fungsi Status Kabupaten
1
Lubuk Pinang - Lalang Luas –Lubuk Pauh-Sungai Jerinjing-Sungai Ipuh-Lubuk Saung - Bukit Makmur - Talang Arah - Gajah Makmur (SP VIII
K-2 Provinsi Muko Muko
2
Suka Baru (PLG) - Air Tenang – Talang Lumpang-Tanjung Dalam-Teluk Kangu- Batu Payung - Talang Benai - Daen Sunraio - Limas Jaya (D IV) – Unit IX - Giri Mulya - Kuro Tidur – Senali – Taba Tembilang - Lubuk Saung – Kemumu - Lubuk Durian - Pematang Tiga – Sekayun – Bajak – Kelindang - Lubuk Sini - Suka Rami
K-2 Provinsi Bengkulu Utara
3 Padang Capo – Ulu Talo - Durian Bubur – Sendawar K-2 Provinsi Seluma 4 Simpang Manna+Tanjung Sakti – Palak Bengkerung –
Batu Ampar K-2 Provinsi Bengkulu Selatan
5
D. Rencana Terminal dan Sarana Angkutan Umum
Terminal penumpang adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan menaikkan/ menurunkan penumpang, perpindahan intra dan atau antar moda transportasi serta pengaturan kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum. Terminal penumpang berdasarkan fungsi pelayanannya dibagi menjadi :
1. Terminal Penumpang Tipe A, berfungsi melayani kendaraan angkutan umum untuk angkutan luar kota antar propinsi, dan/atau angkutan lintas batas negara, angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan kota dan angkutan pedesaan.
2. Terminal Penumpang Tipe B, berfungsi melayani kendaraan angkutan umum untuk angkutan kota dalam propinsi, angkutan kota dan angkutan pedesaan. 3. Terminal Penumpang Tipe C, berfungsi melayani kendaraan angkutan umum
untuk angkutan pedesaan
Persyaratan Lokasi untuk masing-masing tipe terminal adalah sebagai berikut: 1. Terminal Tipe A
Terletak di Ibukota Propinsi, Kota atau Kabupaten dalam jaringan trayek antar kota antar propinsi dan/atau angkutan lintas batas negara
KARYA TAHUN 2015 - 2019
Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2014 | III - 23 Jarak antara dua terminal penumpang, tipe A sekurang-kurangnya 20 km di Pulau Jawa, 30 km di pulau Sumatera dan 50 km di pulau lainnya
Luas lahan yang tersedia sekurang-kurangnya 5 ha untuk terminal di Pulau Jawa dan Sumatera dan 3 ha untuk pulau lainnya
Mempunyai jalan akses masuk atau jalan keluar ke dan dari terminal, sekurang-kurangnya berjarak 100 meter di Pulau Jawa dan 50 meter di pulau lainnya.
2. Terminal Tipe B
Terletak di Kota atau Kabupaten dalam jaringan trayek antar kota dalam propinsi.
Terletak di jalan arteri atau kolektor dengan kelas jalan sekurang-kurangnya kelas III B.
Jarak antara dua terminal penumpang, tipe B atau dengan terminal tipe A sekurang-kurangnya 15 km di Pulau Jawa, dan 30 km di pulau lainnya
Luas lahan yang tersedia sekurang-kurangnya 3 ha untuk terminal di Pulau Jawa dan Sumatera dan 2 ha untuk pulau lainnya
Mempunyai jalan akses masuk atau jalan keluar ke dan dari terminal, sekurang-kurangnya berjarak 50 meter di Pulau Jawa dan 30 meter di pulau lainnya.
Berdasarkan kriteria di atas, maka struktur pengembangan terminal penumpang di Provinsi Bengkulu diarahkan pada pemberdayaan fungsi Terminal tipe A dan Tipe B yang sudah terbangun di Provinsi Bengkulu, seperti disajikan pada Tabel 3.10.
Tabel 3.10
Terminal Tipe A dan Tipe B di Provinsi Bengkulu
No. Nama Terminal Type Lokasi
1 Betungan A Kota Bengkulu
2 Ketahun B Ketahun
3 Ipuh B Ipuh
4 Lubuk Pinang B Lubuk Pinang 5 Taba Penanjung B Taba Penanjung
Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2014 | III - 24
7 Simpang Nangka B Curup
E. Jalan Rel
Sesuai dengan arahan pola pengelolaan sistem jaringan jalan rel pulau Sumatera, arahan pengembangan jalan rel di Provinsi Bengkulu didasarkan pada strategi pengembangan jaringan transportasi kapasitas tinggi, khususnya untuk angkutan barang atau produk komoditas berskala besar.
Jalan rel kereta api merupakan pengembangan baru yang menghubungkan wilayah Provinsi Bengkulu dengan Provinsi Sumatera Selatan dan Provinsi Sumatera Barat.Lintasan jalan rel kereta api yang dikembangkan adalah :
- Lintasan Tebingtinggi – Bengkulu
- Lintasan Bengkulu – Muko-Muko -Kota Padang- Pariaman dst. - Lintasan Linau(Bintuhan) – Muara Enim
Pengembangan jalan rel kereta api ini masih memerlukan kajian tentang kelayakannya serta perencanaan dan perancangan teknis.Selain itu, karena rencana jalan rel Linau – Muara Enim akan melintasi kawasan lindung Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.
F. Angkutan Penyeberangan
Pengembangan angkutan penyeberangan diarahkan pada peningkatan keterkaitan pulau Enggano dengan wilayah daratan Provinsi Bengkulu. Pengembangan angkutan penyeberangan merupakan peningkatan dari angkutan penyeberangan yang ada sekarang dan pengembangan lintasan baru disertai pembangunan dermaga/terminal penyeberangan.
Pengembangan angkutan penyeberangan di Provinsi Bengkulu meliputi :
KARYA TAHUN 2015 - 2019
Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2014 | III - 25 2. Lintasan Pulau Baai – Pulau Tikus, dengan pembangunan pelabuhan di Pulau
Tikus. Pengembangan angkutan penyeberangan ini adalah untuk mendukung pengembangan kegiatan wisata di Pulau Tikus.
3. Lintasan Linau (Kabupaten Kaur) – Kahyapu (Enggano), dengan pengembangan pelabuhan baru di Linau.
4. Lintasan Ketahun (Kabupaten Bengkulu Utara) – Enggano, dengan pengembangan pelabuhan baru di Ketahun.
G. Transportasi Laut
Pengembangan transportasi laut diarahkan pada peningkatan dukungan transportasi laut dalam keterkaitan pelayanan antar kawasan di Provinsi Bengkulu.
Pengembangan transportasi laut di Provinsi Bengkulu merupakan peningkatan dari prasarana pelabuhan yang ada sekarang dan pengembangan pelabuhan baru, meliputi : 1. Pengembangan Pelabuhan Pulau Baai menjadi pelabuhan pengumpul prioritas
sedang pada jangka Menengah(sebelum Bengkulu menjadi PKN). Apabila Kota Bengkulu disetujui menjadi PKNp, maka Pengembangan Pelabuhan Pulau Baai direncanakan menjadi pelabuhan utama. Pelabuhan Pulau Baai ini akan melayani kegiatan ekspor dan impor bagi Provinsi Bengkulu. Peningkatan prasarana dan sarana di pelabuhan P.Baai meliputi:
a. Peningkatan dermaga Pulau Baai untuk melayani kapal berbobot besar dengan muatan kontainer.
b. Pembangunan lapangan penumpukan peti kemas. c. Perpanjangan break water pelabuhan P. Baai.
d. Pengembangan fasilitas kesyahbandaran dan penjagaan laut dan pantai. e. Pemeliharaan alur dan kolam Pelabuhan Pulau Baai.
2. Pengembangan pelabuhan Malakoni untuk angkutan khusus wisatawan. Sementara untuk mendukung kegiatan perikanan berpeluang dikembangkan pelabuhan perikanan (pelabuhan khusus). Pelabuhan Malakoni diarahkan menjadi Pelabuhan Pengumpan Lokal.
Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2014 | III - 26 4. Peningkatan pelabuhan Mukomuko, di Kabupaten Mukomuko, yang merupakan
peningkatan dari kegiatan pelabuhan yang ada/pernah ada. Pelabuhan ini diarahkan menjadi Pelabuhan Pengumpan Lokal.
5. Pengembangan angkutan laut perintis dari P. Baai ke Pulau Enggano, Muko-Muko, Linau.
6. Pengembangan pelabuhan khusus Ipuh dan Ketahun untuk mendukung kegiatan ekonomi, khususnya perkebunan sawit di kawasan KTM Lagita (pelabuhan Ketahun).
7. Dan pembangunan pelabuhan khusus Putri Hijau di Bengkulu Utara untuk mendukung kegiatan pengangkutan batubara.
H. Transportasi Udara
Seperti halnya pengembangan transportasi laut, pengembangan transportasi udara juga diarahkan pada peningkatan dukungan transportasi udara dalam pelayanan keterkaitan antar kawasan di Provinsi Bengkulu. Pengembangan transportasi udara di Provinsi Bengkulu merupakan peningkatan dan pelengkapan serta pembangunan baru bandar udara, meliputi :
1. Peningkatan jalur pelayanan ke Provinsi lain dan luar negeri untuk mendukung fungsi kota Bengkulu menjadi PKN.
2. Peningkatan pelayanan Bandar Udara Fatmawati (Padang Kemiling) Bengkulu meliputi:
a. perpanjangan landas pacu
b. peningkatan kapasitas dan fasilitas terminal bandara. c. Pengembangan Rute Penerbangan ke luar propinsi d. Peningkatan fasilitas barang/car
e. Pengembangan penerbangan kabupaten ke Muko-muko dam Enggano.
3. Peningkatan Bandar Udara Mukomuko, di Kabupaten Mukomuko dari lapangan terbang yang ada sekarang, dengan kapasitas pelayanan untuk pesawat kecil. 4. Pengembangan Bandar Udara di Enggano, yang akan mendukung pengembangan
Pulau Enggano, terutama untuk mendukung kegiatan pariwisata.
3.4.2 Rencana Sistem Jaringan Energi Listrik
KARYA TAHUN 2015 - 2019
Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2014 | III - 27
mengembangkan sistem jaringan listrik interkoneksi Pulau Sumatera, untuk
mendukung pusat-pusat permukiman, pusat produksi dan distribusi dalam kawasan
pusat kegiatan (nasional(promosi), wilayah(promosi), lokal dan kawasan strategis);
pemanfaatan sumber energi biomassa, mikrohidro dan panas bumi sebagai alternatif
sumber energi terbarukan (renewable);
serta mengembangkan sistem jaringan energi dan listrik terbarukan pada kawasan
tertinggal dan terisolir, termasuk kepulauan dan gugusan pulau-pulau kecil.
Sumber energi listrik yang melayani Provinsi Bengkulu pada saat ini tahun 2009 ada dua
yaitu PLTA Danau Tes dan PLTA Musi. PLTA Danau Tes menghasilkan listrik dengan
kapasitas 18,96 MW. Sedangkan PLTA Musi memiliki kapasitas yang mencapai 210 MW
(efektif melayani provinsi Bengkulu hanya 35 MW, sisanya digunakan untuk melayani
Provinsi Sumatera Selatan melalui jaringan interkoneksi). Dengan demikian maka
kapasitas daya tersedia mencapai total 228,96 MW untuk melayani provinsi Bengkulu
dengan asumsi PLTA Danau Tes dimanfaatkan seluruhnya untuk Provinsi Bengkulu.
Rencana pengembangan jaringan energi listrik di Provinsi Bengkulu dilakukan
berdasarkan perhitungan kebutuhan daya listrik dengan ketentuan sebagai berikut:
Setiap unit rumah tangga harus mendapatkan daya listrik dari PLN atau dari sumber
lain; dan
Setiap unit rumah tangga harus dapat dilayani daya listrik minimum 450 VA per jiwa
dan untuk sarana lingkungan sebesar 40% dari total kebutuhan rumah tangga.
Disediakan gardu listrik untuk setiap 200KVA daya listrik yang ditempatkan pada
lahan yang bebas dari kegiatan umum.
Kebutuhan daya listrik diperkirakan dengan asumsi sebagai berikut:
Kebutuhan listrik perumahan adalah sebesar 40% dari kebutuhan total.
Kebutuhan listrik fasilitas pemerintah dan pelayanan umum adalah 15% dari
kebutuhan total.
Kebutuhan listrik industri adalah 15% dari kebutuhan total.
Kebutuhan listrik fasilitas komersial adalah 10% dari kebutuhan total.
Kebutuhan listrik penerangan jalan adalah 10% dari kebutuhan total.
Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2014 | III - 28
Berdasarkan standar dan asumsi diatas, maka kebutuhan daya listrik untuk Provinsi
Bengkulu sampai dengan tahun 2030 diperkirakan adalah sebesar 2900 Mwatt. Untuk lebih
jelasnya tentang perkiraan kebutuhan daya listrik dapat diLihat Tabel 3.11. Untuk
memenuhi kebutuhan daya listrik sebesar total 2.899,5 MW, maka rencana pengembangan
sistem kelistrikan di Provinsi Bengkulu untuk 20 tahun ke depan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.11
Proyeksi Kebutuhan Daya Listrik Provinsi Bengkulu s/d 2030 (dalam MWatt)
mengembangkan sumber-sumber energi listrik yang diprioritaskan untuk mendukung ketersediaan pasokan tenaga listrik untuk kegiatan permukiman dan jasa pendukungnya, perkantoran dan pariwisata di kawasan perkotaan, perdesaan dan pulau-pulau kecil .
kebijakan, bahwa pasokan sumber energi listrik kegiatan industri swasta diharapkan memenuhi kebutuhannya sendiri melalui berbagai sumber energi alternatif berbasiskan pemanfaatan teknologi tinggi yang mampu menghasilkan energi untuk mengurangi ketergantungan sumber energi tak terbaharukan
meningkatkan kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Air meliputi PLTA Tes ; PLTA Musi dan Pengembangan PLTA lainnya meliputi Air Ketahun, Air Elang, Air Numan Air Nasal, Air Padang dan Air Seginim.
mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan adanya cadangan
batubara yang memadai, serta pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
(PLTP) atau Geothermal di Ulu Lais, PLTG Alam dan PLTD disesuaikan dengan
KARYA TAHUN 2015 - 2019
Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2014 | III - 29
mengembangkan potensi panas bumi di Tambang Sawah, Suban dan Lebong Simpang,
Potensi panas bumi tersebut dapat dikembangkan menjadi pembangkit tenaga listrik
panas bumi.
mengembangkan Pembangkit Listrik Mikrohidro (PLTMH) di daerah perdesaan, yang
didukung dengan adanya sekitar 130 sungai di provinsi Bengkulu, yang sangat
mendukung untuk pengembangan PLTMH.
Jaringan transmisi tenaga listrik yang menghubungkan Provinsi di Sumatera dan Pulau Jawa merupakan transmisi yang terdiri atas Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT);
3.4.3 Rencana Sistem Jaringan Telekomunikasi
Rencana Sistem JaringanTelekomunikasi merupakan prasarana penting dalam mendukung
kegiatan sosial-ekonomi masyarakat, kegiatan pemerintahan serta kegiatan lainnya di
Provinsi Bengkulu.
Berdasarkan RTR Pulau Sumatera, pengembangan sistem telekomunikasi di provinsi
Bengkulu akan diarahkan pada perwujudan sistem telekomunikasi satelit pada kota-kota
PKW. Pengembangan sistem prasarana telekomunikasi di Provinsi Bengkulu adalah:
a. mengembangkan jaringan telekomunikasi untuk meningkatkan keterkaitan antar
wilayah di Provinsi Bengkulu .
b. mengembangkan jaringan telekomunikasi sampai ke desa-desa terutama Desa Pusat
Pertumbuhan (DPP) dalam rangka meningkatkan keterkaitan kota-desa.
c. mengembangkan jaringan telekomunikasi untuk mendukung pengembangan kota-kota
(PKN promosi dan PKW promosi) dan kawasan strategis serta hingga ke pelosok
wilayah yang belum terjangkau prasarana telekomunikasi.
d. mengembangan prasarana telekomunikasi meliputi sistem terestrial yang terdiri dari
sistem kabel,system seluler dan system satelitsebagai penghubung antar pusat-pusat
pertumbuhan.
Rencana Sistem jaringan telekomunikasi berdasarkan perkiraan kebutuhan pelayanan
telepon (menggunakan SNI 03-1733-2004) diarahkan pada penyediaan pelayanan untuk
335.057 sambungan telepon, 10.309 telepon umum, 35 Sentral Telepon Otomat (STO) dan
Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2014 | III - 30
(Nasional(promosi), Wilayah(promosi) dan Lokal) serta kawasan strategis dan prioritas
sebagai salah satu pendorong berkembangnya investasi. Secara lebih rinci dapat dilihat
pada Tabel 3.12.
Tabel 3.12
Kebutuhan Pelayanan Telepon di Provinsi Bengkulu Tahun 2030
No. Kabupaten Sambungan Telepon
Telepon
Umum STO
1. Bengkulu Selatan 27.520 847 3
2. Rejang Lebong 49.042 1.509 5
3. Bengkulu Utara 44.361 1.365 5
4. Kaur 28.397 874 3
5. Seluma 45.239 1.392 5
6. Muko-muko 33.558 1.033 3
7. Lebong 20.006 616 2
8. Kepahiang 25.903 797 3
9. Bengkulu 45.104 1.388 5
10. Bengkulu tengah 15.928 490 2
Jumlah 335.057 10.309 35
Sumber : Analisis Kebutuhan Tahun 2029
3.4.4 Rencana Sistem Jaringan Sumber Daya Air
Rencana pengembangan prasarana sumberdaya air meliputi konservasi sumber daya air,pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air. Konservasi sumberdaya air dilakukan dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber air permukaan dan sumber air tanah melalui optimasi pemanfaatan sumber,pembuatan bendungan, dan penjernihan air. Selain itu juga diperlukan penurapan mata air dan membangun sumur bor, pencegahan pencemaran pada cekungan air tanah (cat) di berbagai sumber. untuk meningkatkan pendayagunaan sumber daya air direncanakan melalui pengembangan jaringan irigasi pada wilayah kabupaten yang memiliki pertanian lahan basah, sedangkan untuk pengendalian daya rusak air dilakukan melalui pembangunan dan/atau pengembangan prasarana pengendalian banjir dan pengamanan pantai.
KARYA TAHUN 2015 - 2019
Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2014 | III - 31 Pengembangan prasarana sumberdaya air untuk air baku diarahkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber air permukaan dan sumber air tanah.
Berdasarkan RTR Pulau Sumatera pengembangan sumber daya air di wilayah Provinsi
Bengkulu dalam kaitannya dengan wilayah yang lebih luas adalah sebagai berikut:
1. Pengelolaan wilayah sungai lintas provinsi beserta DAS yang termasuk di dalamnya
adalah:
a. WS Musi (Sumatera Selatan – Bengkulu – Lampung) yang meliputi DAS Musi,
DAS Lakitan, DAS Kelingi, DAS Rawas, DAS Semangus dan DAS Batanghari
Leko.
b. WS Teramang – Ipuh (Bengkulu – Jambi) yang meliputi DAS Teramang, DAS
Ipuh, DAS Retak, DAS Buluh, DAS Selagan, DAS Bantai, DAS Dikit dan DAS
Manjuto.
c. WS Nasal – Padang Guci (Bengkulu – Sumatera Selatan – Lampung) yang
meliputi DAS Air nasal, DAS Air Sambat, DAS Air Tetap, DAS Air Luas, DAS
Air Kinal, DAS Air Padang Guci, DAS Air Sulau, DAS Air Kedurang, DAS Air
Bengkenang dan DAS Air Manna.
2. Pengembangan sarana/prasarana sumber daya air yang terdiri atas: pemeliharaan
kawasan di sekitar bendung yang meliputi bendung Muko-Muko kiri, bendung Air
Majunto, bendung Air Kesubun, bendung Air Lais Kurotidur, bendung Air Seluma,
bendung Air Selebang Kedurang, bendung Batutegi.
A. Air Tanah dan Air Permukaan (Wilayah Sungai)
Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2014 | III - 32 gunungapi adalah endapan lahar dan lava vesikuler. Tercatat beberapa mata air yang muncul dari akuifer tersebut debitnya mencapai lebih dari 200 l/detik.
Daerah Aliran Sungai (DAS) di Provinsi Bengkulu sangat dipengaruhi oleh kondisi bentuk wilayah, tanah, geologi, geomorphologi, intensitas hujan dan vegetasi. DAS yang termasuk luas dan sedang ada 27 buah, dan DAS yang terluas adalah Air Kungkai mempunyai luas 285.016,31 Ha dan Air Ketahun seluas 263.033,72 Ha.
Aliran air sungai yang deras dan tajam mempunyai potensi untuk dijadikan sebagai sumber pembangkit listrik tenaga air berskala kecil (mikro) terutama pada sungai-sungai yang DAS-nya luas, kondisi topografi bergelombang - berbukit dan kondisi penutupan lahannya didaerah hulu masih baik seperti Air Seblat, Air Ipuh, dan Air Ketahun.
Rencana arahan pengelolaan sumberdaya air di Provinsi Bengkulu adalah sbb: a. Pembangunan prasarana sumber daya air.
b. Semua sumber air baku dari dam, embung, waduk, telaga, bendungan serta sungai-sungai yang airnya dapat dimanfaatkan secara langsung dan dikembangkan untuk berbagai kepentingan.
c. Zona pemanfaatan DAS dilakukan dengan membagi tipologi DAS berdasarkan tipologinya.
d. Penetapan zona pengelolaan sumber daya air sesuai dengan keberadaan wilayah sungai tersebut pada zona kawasan lindung tidak diijinkan pemanfaatan sumber daya air untuk fungsi budidaya, termasuk juga untuk penambangan.
e. Prasarana sumberdaya air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan lintas wilayah administratif kabupaten/kota, dikoordinasikan oleh Pemerintah Provinsi.
B. Air Baku
KARYA TAHUN 2015 - 2019
Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2014 | III - 33 Pengelolaan air permukaan lebih tepat dilakukan melalui pendekatan karakteristik DAS.
Sungai-sungai di Provinsi Bengkulu yang mempunyai potensi untuk dimanfaatkan sebagai sumber air permukaan (air minum) adalah Air Manjuto, Air Selagan, Air Teramang, Air Ketahun, Air Bengkulu, Air Kungkai, Air Manna dan Air Padangguci. Pada lokasi pemrosesan air minum (Intake) sungai-sungai ini mempunyai debit air lebih besar dari 3,38 m3/detik diwaktu musim kemarau yang cukup sebagai bahan baku air minum. Selain itu air sungai-sungai tersebut kualitasnya masih tergolong cukup baik (cemar ringan). Untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas kondisi sungai-sungai tersebut perlu dipertahankannya kondisi penutupan hutan di daerah hulu dan dilakukan pengendalian pemanfaatan lahan DAS-nya. Instalasi pengolahan air permukaan yang dimiliki PDAM di Provinsi Bengkulu saat ini rata-rata mempunyai kapasitas 200 sampai 400 lt/dt.
Perkiraan kebutuhan air bersih untuk permukiman di Provinsi Bengkulu adalah
sebagai berikut. Kebutuhan penyediaan air bersih/minum di kecamatan dan
pemukiman secara ideal didekati dengan penggunaan angka standar yang telah
ditetapkan yaitu minimal 60 l/hari/kapita dan maksimal 120 l/hari/kapita. Dari angka
standar tersebut dapat dihitung perkiraan volume air bersih/minum yang perlu
diproduksi oleh instansi pengelola air bersih/minum. Selain angka standar tersebut,
guna menetapkan proporsi angka persentase pendistribusian volume air bersih/minum
yang diproduksi, digunakan pendekatan dengan ketentuan yang telah ada diaplikasikan
di beberapa konsep rencana di Indonesia, yaitu :
Kebutuhan rumah tangga dihitung berdasarkan jumlah penduduk dengan rata-rata
minimum 60 l/hari/kapita dan optimum 120 l/hari/kapita.
Kebutuhan untuk pelayanan sosial/pelayanan umum (kesehatan, pendidikan,
peribadatan, dan lain-lain) yaitu 5% - 10% dari kebutuhan total rumah tangga.
Kebutuhan untuk komersil (perdagangan, jasa, dan industri) yaitu 10% - 20% dari
kebutuhan total rumah tangga.
Kebutuhan cadangan air minum minimal 10% dari kebutuhan total (rumah tangga
dan fasilitas)
Kebutuhan untuk menanggulangi kebocoran dalam pendistribusian pada instalasi
Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2014 | III - 34
Berdasarkan standar kebutuhan minimal untuk provinsi, maka kebutuhan penyediaan
air bersih untuk Provinsi Bengkulu adalah sebagai berikut: Lihat Tabel 3.13.
Tabel 3.13
Perkiraan Kebutuhan Penyediaan Air Bersih Provinsi Bengkulu Tahun 2028 (liter/hari)
No. Kabupaten Domestik 60 l/k/h
Pelayanan
Umum/ Sosial Komersial Cadangan Kebocoran Total 10% dom 20% dom 10% dom 25% tot
1. Bengkulu Selatan 12.701.370 1.270.137 2.540.274 1.270.137 4.445.480 22.227.398 2. Rejang Lebong 22.634.760 2.263.476 4.526.952 2.263.476 7.922.166 39.610.830 3. Bengkulu Utara 20.474.278 2.047.428 4.094.856 2.047.428 7.165.997 35.829.987 4. Kaur 13.106.400 1.310.640 2.621.280 1.310.640 4.587.240 22.936.200 5. Seluma 20.879.700 2.087.970 4.175.940 2.087.970 7.307.895 36.539.475 6. Muko-muko 15.488.220 1.548.822 3.097.644 1.548.822 5.420.877 27.104.385 7. Lebong 9.233.400 923.340 1.846.680 923.340 3.231.690 16.158.450 8. Kepahiang 11.955.030 1.195.503 2.391.006 1.195.503 4.184.261 20.921.303 9. Bengkulu 20.817.330 2.081.733 4.163.466 2.081.733 7.286.066 36.430.328 10. Bengkulu tengah 7.351.382 735.138 1.470.276 735.138 2.572.984 12.864.918 Jumlah 154.641.870 15.464.187 30.928.374 15.464.187 54.124.655 270.623.273 Sumber : Analisis Kebutuhan Tahun 2030
C. Rencana Pengembangan Daerah Irigasi
Rencana pengembangan jaringan irigasi dimaksudkan untuk mendukung pengembangan kegiatan pertanian(khususnya pertanian lahan basah) pada pusat kegiatan yang direncanakan sebagai Pusat Kegiatan Pertanian sesuai arahan struktur ruang yang diharapkan.
Rencana pengembangan prasarana pengairan/irigasi, selain pemeliharaan prasarana yang sudah ada ditujukan pula untuk meningkatkan kapasitas yang sudah ada, sehingga dapat mengairi area yang lebih luas.
Sumber air irigasi tersebut adalah sungai-sungai yang mengalir di wilayah Propvnsi Bengkulu, dengan pembuatan dam dan saluran induk irigasi yang diutamakan untuk mengairi areal pertanian potensial yaitu antara lain adalah wilayah Kabupaten Muko-Muko, Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Kepahiang, dan Kabupaten Rejang Lebong, Kabupaten Lebong, Kabupaten Seluma dan Kabupaten Bengkulu Selatan dan Kabupaten Kaur. Pengembangan jaringan irigasi dapat dilakukan secara terpadu dengan program penyediaan air;
KARYA TAHUN 2015 - 2019
Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2014 | III - 35 maupun pengembangan prasarana baru pada kab./kota yang ada di Provinsi Bengkulu adalah sebagai berikut :
a. Kabupaten Mukomuko, dengan memanfaatkan sumber-sumber :
Air Manjunto, di Kecamatan Mukomuko Utara;
Air Selagan dan Air Dikit, di Kecamatan Teras Terunjam dan di bagian hilir di Kecamatan Mukomuko Utara;
Air Bantal dan Air Teramang, di Kecamatan Pondok Suguh; Air Ipuh dan Air Retak, di Kecamatan Mukomuko Selatan.
b. Kabupaten Bengkulu Utara, dengan memanfaatkan sumber-sumber :
Air Sebelat, di Kecamatan Putri Hijau;
Air Ketahun dan anak sungainya, di Kecamatan Ketahun dan Napal Putih; Air Bintunan, di Kecamatan Batik Nau dan Girimulya;
Air Padang dan Air Lais, di Kecamatan Lais, Argamakmur, dan Padang Jaya; Air Palik, di Kecamatan Kerkap, Air Napal;
Air Lemau, di Kecamatan Pondok Kelapa, Pematang Tiga dan Pagar Jati; Air Bengkulu dan anak sungainya, di Kecamatan Talang Empat, Karang Tinggi, dan Taba Penanjung.
c. Kabupaten Lebong, dengan memanfaatkan sumber :
Air Ketahun dan anak sungainya, untuk pengairan di Kecamatan Lebong Utara, Lebong Tengah, dan Lebong Selatan.
d. Kabupaten Rejang Lebong, dengan memanfaatkan sumber-sumber :
Air Musi, dan anak sungainya, untuk Kecamatan Curup dan Bermani Ulu; Air Kelingi, Air Kati, Air Beliti dan anak sungainya, untuk Kecamatan Padang Ulak Tanding, Kota Padang, dan Sindang Kelingi.
e. Kabupaten Kepahiang, dengan memanfaatkan sumber :
Air Musi dan anak sungainya, terutama di Kecamatan Ujan Mas, dan dapat dikembangkan selanjutnya di Kecamatan Bermani Ilir, Tebat Karai dan Kepahiang.
Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2014 | III - 36 fungsi maka disediakan lahan areal baru yang menggantikannya dengan luasan minimal sama agar prasarana dan sarana irigasi yang ada tetap berfungsi dengan baik.
Sungai-sungai di Bengkulu yang cenderung berbentuk dentritik dengan pengaliran yang mengarah ke satu titik. Bentuk semacam ini memungkinkan waktu kedatangan banjir (time of arrival) terjadi bersamaan yang akan berakibat banjir pada daerah hilirnya.
Di Provinsi Bengkulu kawasan yang rawan terhadap bahaya banjir, sehingga perlu dilakukan pembangunan dan/atau pengembangan prasarana pengendalian banjir dan pengamanan pantai.adalah di Kabupaten Muko-Muko pada dataran aluvial hilir Air Manjuto, Air Selagak, Air Teramang dan Air bantal, di Kabupaten Bengkulu Utara pada hilir Air Ketahun, di Kota Bengkulu, hilir air Bengkulu, Air Kungkai dan di Kabupaten Bengkulu Selatan pada hilir Air Manna dan Air Padangguci. Kawasan lainnya yang rawan banjir adalah hulu air Ketahun di Kabupaten Lebong selain merupakan kawasan rawan banjir juga rawan erosi tebing sungai.
Kawasan yang rawan terhadap bahaya banjir ini disebabkan luas DAS sungai bersangkutan luas, kondisi daerah hulu berbukit sampai bergunung sehingga apabila terjadi hujan air langsung dialirkan dan bentuk wilayah hilirnya datar. Meskipun demikian ditinjau dari intensitas dan lamanya genangan berlangsung, masih layak untuk pengembangan kawasan budidaya, terutama untuk pertanian.
3.4.5 Rencana Sistem Prasarana Lingkungan
Rencana sistem prasarana lingkungan ini, terutama digunakan untuk mengarahkan perencanaan sistem prasarana lingkungan yang bersifat antar wilayah melalui berbagai mekanisme kerjasama. Pengembangan sistem prasarana lingkungan ini sebagai upaya bersama dalam menghadapi dampak lingkungan, maka perlu di kembangkan lokasi yang digunakan bersama antar kabupaten dengan sistem pengelolaan yang berwawasan lingkungan.prasarana lingkungan terdiri atas :
a. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) terpadu;
b. Tempat pengolahan dan atau pengolahan limbah industri Bahan Beracun dan Berbahaya (B3) dan non B3 ;
c. Sistem drainase ;