• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARYA TAHUN 2015

Kebijakan 5 : Pembukaan peluang investasi dalam rangka meningkatkan perekonomian wilayah dengan strategi sebagai berikut :

3.5.2 Arah Pengembangan Struktur Ruang

3.5.2.1 Fungsi dan Peran Kota

1. Kondisi objektif hirarki pusat-pusat permukiman eksisting, kebijakan penataan ruang nasional dan provinsi yang menempatkan Kota Manna sebagai PKW dan Masat sebagai PKL. Hirarki pusat-pusat permukiman saat ini (eksisting) adalah sebagai berikut :

a. Kawasan permukiman perkotaan (ibukota kecamatan) : Kayu Kunyit

Kota Manna Pasar Manna

b. Kawasan permukiman pedesaan (ibukota kecamatan) : Simpang Pino

KARYA TAHUN 2015 - 2019

Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2014 | III - 44 Suka Negeri

Pasar Baru - Seginim Masat

Pasar Pino Gindo Suli Lubuk Ladung

2. Salah satu peranan rencana penataan ruang adalah untuk menciptakan keseimbangan pembangunan antar wilayah (kecamatan) dan sekaligus mengantisipasi pertumbuhan pembangunan yang terkonsentrasi pada pusat kota (ibukota kabupaten) atau pada kawasan tertentu saja. Hal ini juga berkenaan dengan penciptaan sistem pusat-pusat kota yang berjenjang sehingga terbangun suatu sistem perkotaan yang efektif dan efisien. Oleh karena itu terdapat pusat-pusat permukiman yang perlu didorong pertumbuhannya dan ada pula yang hanya cukup dikendalikan sesuai potensinya, bahkan mungkin dibatasi. Untuk sistem perkotaan Bengkulu Selatan, pusat-pusat perkotaan yang perlu didorong ataupun dikendalikan pertumbuhannya adalah :

a. Manna, kawasan perkotaan Manna yang terdiri dari 3 wilayah yaitu Manna, Kota Manna dan Pasar Manna merupakan wilayah yang saat ini pertumbuhannya perlu didorong namun di satu sisi juga perlu dibatasi. Perlu didorong mengingat statusnya sebagai PKW, namun sarana dan prasarana yang ada saat ini belum memadai sebagai kota dengan status PKW. Sementara juga perlu dibatasi agar pembangunan-pembangunan di masa mendatang tidak merusak lingkungan karena pembangunan yang ada harus tetap melihat daya dukung dan daya tampung lingkungannya.

b. Kota dengan status sebagai PPL, kota-kota ini harus didorong pertumbuhannya agar pembangunan lebih merata dan dapat dirasakan oleh semua pihak.

3. Pembangunan jaringan jalan juga dibatasi sedemikian rupa tanpa mengurangi aksesibilitas antar pusat-pusat demi menjaga kualitas dan kelestarian hutan lindung dan cagar alam

4. Untuk mendukung kegiatan pariwisata, mitigasi bencana, mobilisasi hasil produksi laut, pertanian, perkebunan dan kehutanan serta komoditas unggulan lainnya perlu dilakukan percepatan pembangunan prasarana transportasi.

KARYA TAHUN 2015 - 2019

Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2014 | III - 45 3.5.2.2 Arahan Pengembangan Permukiman dan Kependudukan

Pengembangan kawasan permukiman dan kependudukan di Kabupaten Bengkulu Selatan menurut fungsi dan kegiatannya dapat dibagi menjadi dua yaitu kawasan permukiman perkotaan dan kawasan permukiman pedesaan.

A. Kawasan Permukiman Perkotaan

Kawasan permukiman perkotaan pada umumnya berada di wilayah yang telah berkembang dan dengan pola mengikuti jaringan jalan yang telah ada, pusat-pusat pelayanan, dan pemukiman yang telah lama ada dan tumbuh. Kawasan permukiman perkotaan di Kabupaten Bengkulu Selatan terletak di 3 (tiga) kecamatan yaitu di Kecamatan Manna, Kota Manna dan Kecamatan Pasar Manna dan di ibukota kecamatan lain yang ada di Kabupaten Bengkulu Selatan.

Rencana pengembangan kawasan permukiman perkotaan di Kabupaten Bengkulu Selatan seperti diperlihatka pada Tabel 3.14.

Tabel 3.14

Rencana Sistem Perkotaan Kabupaten Bengkulu Selatan

No Ibukota Kecamatan Hirarki Fungsi Fungsi Utama

1. Manna

(Kecamatan Kota Manna) PKW

Pusat Pemerintahan Pusat Perdagangan dan jasa Pusat Pelayanan Pendidikan ,Kesehatan.

Permukiman perkotaan

Industri Pengolahan hasil Pertanian dan Rumah Tangga Pertambangan Batu Hias

2.

Pasar Bawah

(Kecamatan Pasar Manna) PKW

Pariwisata

Permukiman perkotaan

Pengembangan sub sektor Perikanan

Industri pengolahan hasil Pertanian dan Rumah Tangga

3.

Kayu Kunyit

(Kecamatan Manna) PKW

Permukiman perkotaan Pertambangan (golongan c) Perkebunan dan sub sektor pertanian

Pariwisata

Indutri pertanian dan pengolahan rumah tangga. `4.

Masat

(Kecamatan Pino) PKL

Pusat Agro Industri Pusat Agropolitan Perkebunan Pertanian

Permukiman perdeesaan Pertambangan

Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2014 | III - 46

No Ibukota Kecamatan Hirarki Fungsi Fungsi Utama

5.

Pasar Baru

(Kecamatan Seginim) PKL

Pertanian Perkebunan

Kawasan Hutan Konservasi Perternakan Pertambangan Pariwisata Permukiman perdesaa Pertambangan Golongan C 6. Pasar Pino

(Kecamatan Pino Raya) PKL

Pertanian Agroindustri Perkebunan Perikanan Pertambangan Peternakan Permukiman pedesaan Pertambangan Golongan C 7. Simpang Pino

(Kecamatan Ulu Pino) PPK

Perkebunan Pariwisata buatan Industri pengolahan hasil pertanian

Permukiman pedesaan Pertambangan Golongan C

8. Lubuk Ladung

(Kecamatan Kedurang Ilir) PPK

Pertanian Perkebunan

Kawasan hutan konservasi Peternakan

Perikanan darat Permukiman pedesaan Pertambangan

9. Gindo Suli

(Kecamatan Bunga Mas)

PPL

Peternakan Perikanan darat

Pertanian tanaman pangan Perkebunan Permukiman pedesaan Pertambangan 10. Tanjung Negara (Kecamatan Kedurang) PPL Perkebunan Kehutanan Pertanian Perikanan darat Permukiman pedesaan Pertambangan 11. Suka Negeri

(Kecamatan Air Nipis)

PPL Perkebunan Pertanian Perikanan Peternakan Kehutanan Permukiman pedesaan Pertambangan Galian C Pertambangan

KARYA TAHUN 2015 - 2019

Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2014 | III - 47  Permukiman perkotaan diarahkan untuk mengisi kawasan belum terbangun di

ibukota kecamatan terutama pada pusat-pusat wilayah pembangunan

 Pengarahan pemanfaatan ruang perkotaan ditinjau agar struktur ruang linier disetiap ibukota kecamatan diubah menjadi struktur ruang konsentris yang lebih terpadu dan kompak

 Secara bertahap agar dilakukan penyusunan RTR Kawasan ibukota kecamatan untuk seluruh ibukota kecamatan dan penyusunan RDTRK untuk ibukota kecamatan yang berfungsi sebagai pusat wilayah pengembangan pembangunan, dan penyusunan RTRK untuk ibukota kecamatan yang mempunyai perkembangan perkotaan yang pesat.

 Pengembangan kawasan permukiman untuk menunjang kawasan pertanian, agro- industri dan lain-lain

 Peningkatan sarana dan prasarana permukiman, terutama sarana sosial, air bersih, drainase, limbah, persampahan, listrik dan telekomunikasi.

B. Kawasan Permukiman Pedesaan

Kawasan pedesaan adalah kawasan yang pemanfaatan ruangnya didominasi oleh kegiatan utama pertanian, bukan perkotaan dan memiliki homogenitas dalam kegiatan usaha ekonominya. terkonsentrasi pada wilayah-wilayah berkembang dan pada umumnya terletak di sekitar wilayah pertanian. Di kabupaten Bengkulu Selatan kawasan permukiman pedesaan berada di desa yang ada di 8 (delapan) wilayah kecamatan yaitu di Kecamatan Bunga Mas, Kedurang, Kedurang Ilir, Seginim, Air Nipis, Pino, Ulu Manna dan Kecamatan Pino Raya.

Pengembangan kawasan permukiman pedesaan dilakukan melalui peningkatan kualitas dan kuantitas permukiman secara terpadu dengan kegiatan ekonomi antara lain pertanian, peternakan, dan perikanan dan meningkatkan prasarana dan sarana penunjang. Pengembangan kawasan permukiman perkotaan dan perdesaan diusahakan agar hanya memanfaatkan lahan-lahan yang kurang produktif.

Rencana pengembangan kawasan pemukiman pedesaan di Kabupaten Bengkulu Selatan adalah sebagai berikut:

 Lebih mengkonsentrasikan pemukiman pedesaan pada kelompok pemukiman perkampungan yang sudah ada, agar tidak terjadi penyebaran pemukiman secara

Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2014 | III - 48 sporadik yang mengakibatkan penggunaan lahan dan penyediaan infrastruktur menjadi tidak efisien.

 Pengembangan desa pusat pertumbuhan

 Peningkatan aksesibilitas antara kawasan pemukiman dengan kawasan pertanian  Peningkatan sarana dan prasarana permukiman

 Untuk mengantisipasi perkembangan kawasan terbangun/permukiman sebagai implikasi dari pembangunan jalan pantai utara, yang tentu akan merangsang perkembangan disekitarnya karena aksesibilitasnya yang tinggi, maka kawasan terbangun pemukiman perlu diarahkan agar perkembangannya tidak sporadik.

Rencana pengembangan kawasan pemukiman baik perdesaan dan perkotaan adalah berdasarkan standar kecukupan dan kelayakan ruang. Kecukupan dan kelayakan jumlah unit perumahan didasarkan pada asumsi bahwa satu keluarga (yang di Kabupaten Bengkulu Selatan rata-rata terdiri dari 5 jiwa) menempati satu unit rumah Dengan menggunakan asumsi Kavling Kecil : Kavling Sedang : Kavling Besar adalah 6 : 3 : 1, dengan masing-masing ukuran tanah 300 : 600 : 900 m2.

Luas areal yang dibutuhkan untuk pengembangan areal permukiman baru secara kasar diperoleh dari selisih angka total yang dibutuhkan luas lahan yang sekarang ini ada untuk pemukiman. Luas lahan total harus juga memperhitungkan areal terbuka, fasilitas sosial ekonomi, jalan, dan kondisi wilayah yang ada.

Dokumen terkait