• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.1 ARAHAN RENCANA TATA RUANG DAN WILAHAH KABUPATEN SOLOK (RTRW) - DOCRPIJM 4d4e57c431 BAB III3. BAB III KETERPADUAN STRATEGI PEMBANGUNAN KAB SOLOK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "3.1 ARAHAN RENCANA TATA RUANG DAN WILAHAH KABUPATEN SOLOK (RTRW) - DOCRPIJM 4d4e57c431 BAB III3. BAB III KETERPADUAN STRATEGI PEMBANGUNAN KAB SOLOK"

Copied!
169
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III - 1

3.1 ARAHAN RENCANA TATA RUANG DAN WILAHAH KABUPATEN

SOLOK (RTRW)

3.1.1 TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG

Tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Solok adalah untuk mewujudkan Kabupaten Solok sebagai sentra komoditas pertanian dan pengembangan sektor pariwisata yang ditunjang industri dan pemanfaatan sumber daya alam lainnya dengan memperhatikan keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup serta diselaraskan dengan RTRWP dan RTRWN.

Rencana pola ruang wilayah kabupaten merupakan rencana distribusi peruntukan ruang dalam wilayah kabupaten yang meliputi rencana peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan rencana peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Kebijakan penataan ruang Kabupaten Solok, adalah :

a. pengembangan organisasi ruang yang efisien melalui susunan pusat kegiatan yang berhirarki mencakup seluruh ruang wilayah Kabupaten Solok;

b. pengembangan sistem jaringan prasarana yang mengintegrasikan seluruh pusat kegiatan wilayah Kabupaten Solok dan memberikan layanan sebesar-besarnya bagi permukiman yang ada pada wilayah Kabupaten Solok;

c. pemantapan kawasan lindung di wilayah Kabupaten Solok yang telah ditetapkan dalam RTRWN dan RTRWP dan menambah kawasan lindung sesuai kewenangan daerah;

d. pengelolaan kawasan budidaya mendukung pengembangan ekonomi melalui pengelolaan sumber daya alam berbasis pertanian, pariwisata, dan industri dengan memperhatikan keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup; e. perwujudan usaha untuk perubahan fungsi dari kawasan hutan ke kawasan

bukan hutan untuk kawasan budidaya yang diperlukan untuk kepentingan pembangunan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

f. dan peningkatan fungsi kawasan untuk kepentingan pertahanan dan keamanan negara dalam rangka menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Adapun strategi penataan ruang Kabupaten Solok adalah :

Strategi pengembangan organisasi ruang yang efisien melalui susunan pusat kegiatan yang berhirarki mencakup seluruh ruang wilayah Kabupaten Solok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf a meliputi:

a. mengembangkan PKL sesuai arahan RTRWP dan mempromosikan pusat utama lainnya sesuai dengan potensinya;

ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS

(2)

BAB III - 2

b. menetapkan minimal 1 (satu) pusat kegiatan sebagai PPK pada masing-masing kecamatan;

c. menetapkan pusat permukiman yang memiliki wilayah layanan antar nagari dan/atau lebih dari satu nagari sebagai PPL;

d. dan menetapkan pusat permukiman yang memiliki tingkat layanan mendekati pusat kegiatan di atasnya, dipromosikan menjadi pusat kegiatan di atasnya.

Strategi pengembangan sistem jaringan prasarana yang mengintegrasikan seluruh pusat kegiatan wilayah Kabupaten dan memberikan layanan bagi sebesar-besarnya permukiman yang ada pada wilayah Kabupaten Solok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf b meliputi:

a. mendukung pengembangan jaringan jalan akses ke Kabupaten Solok sesuai kebijakan Nasional dan Provinsi serta pengembangan rintisan jalan baru ke dan/atau dari Kabupaten Solok dengan Kabupaten/Kota lain yang bersebelahan;

b. mengembangkan jalan multi akses dari dan ke pusat kegiatan yang mengintegrasikan seluruh wilayah Kabupaten Solok;

c. mendukung pengembangan sistem jaringan kereta api Nasional dan Provinsi yang melintasi wilayah Kabupaten Solok;

d. mengembangkan sistem transportasi air di Danau Singkarak, Danau Diatas dan Danau Dibawah untuk mendukung kegiatan ekonomi wilayah dan pariwisata; e. mengembangkan sistem jaringan energi untuk memenuhi kebutuhan listrik di

seluruh kecamatan;

f. mengembangkan sistem jaringan telekomunikasi seluler yang melayani seluruh wilayah Kabupaten Solok dan meningkatkan jaringan telekomunikasi kabel terutama untuk layanan kegiatan industri di PKL dan PKLp;

g. mengembangkan sistem jaringan air baku untuk memenuhi kebutuhan air minum di PKL, PKLp, PPK, dan PPL serta untuk wilayah-wilayah yang sulit air, serta mengembangkan jaringan irigasi Kabupaten Solok pada kawasan potensi pertanian lahan basah;

h. mengembangkan TPA Regional bekerjasama dengan Kabupaten/Kota yang berdekatan dan membangunan serta mengembangan TPA lokal dalam memberikan pelayanan persampahan;

i. mengembangkan prasarana ekonomi pada pusat kegiatan dan pusat pelayanan sesuai dengan tingkatan dan wilayah layanannya; dan

j. mengembangkan prasarana sosial budaya, peribadatan, kesehatan, dan olah raga untuk menunjang kehidupan sosial budaya masyarakat yang nyaman dan berkelanjutan.

Strategi pemantapan kawasan lindung di wilayah Kabupaten Solok yang telah ditetapkan dalam RTRWN dan RTRWP dan menambah kawasan lindung sesuai kewenangan daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c meliputi:

a. mempertahankan kawasan lindung yang telah ada dan sesuai RTRWN dan RTRWP;

(3)

BAB III - 3

lindung, sepanjang syarat dan ketentuan sebagai kawasan lindung terpenuhi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

c. mengelola dan mengembangkan potensi fungsi kawasan lindung skala Kabupaten sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan d. mengusahakan terjaganya kawasan hutan paling sedikit 30% pada setiap DAS

dalam keseluruhan wilayah Kabupaten Solok.

Strategi pengelolaan kawasan budidaya mendukung pengembangan ekonomi melalui pengelolaan sumber daya alam berbasis pertanian, pariwisata, dan industri dengan memperhatikan keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf d meliputi:

a. mengembangkan budidaya pertanian diarahkan untuk terjaganya daerah sebagai bagian dari lumbung padi Provinsi dan Nasional serta ketahanan pangan melalui intensifikasi dan ekstensifikasi lahan pertanian;

b. mengembangkan kawasan budidaya perkebunan diarahkan untuk

pengembangan ekonomi produktif wilayah yang memiliki daya dukung tinggi terhadap produktivitas dan pertumbuhan ekonomi wilayah;

c. mengembangkan kawasan peternakan diarahkan untuk tercapainya

swasembada daging dan telur, guna pengembangan ekonomi produktif yang memiliki daya dukung tinggi terhadap produktivitas dan pertumbuhan ekonomi wilayah;

d. mengembangkan kawasan perikanan diarahkan untuk tercapainya kebutuhan protein, guna pengembangan ekonomi produktif yang memiliki daya dukung tinggi terhadap produktivitas dan pertumbuhan ekonomi wilayah;

e. mengembangkan kawasan pariwisata diarahkan untuk pembangunan kepariwisataan dan menghasilkan nilai-nilai agama dan budaya setempat sekaligus menjadi bagian pengembangan ekonomi produktif wilayah yang dapat menstimulasi kegiatan ekonomi produktif di dalam kawasan wisata maupun wilayah yang lebih luas;

f. mengembangkan kawasan peruntukan industri diarahkan untuk industri pengelolaan potensi sumber daya alam dengan mencegah terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan;

g. mengembangkan kawasan permukiman diarahkan untuk mendukung pengembangan pusat-pusat kegiatan dan pusat pelayanan yang tersebar sebagaimana Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Solok;

h. mengembangkan kawasan budidaya kehutanan diarahkan untuk dapat menstimulasi kegiatan ekonomi masyarakat di sekitar kawasan hutan dan peningkatan produktivitas daerah pada sektor kehutanan; dan

i. mengembangkan kawasan pertambangan dengan mempertimbangkan aspek lingkungan hidup secara berkelanjutan sesuai peraturan perundang-undangan.

(4)

BAB III - 4

a. menetapkan kembali kawasan hutan yang termasuk dalam kawasan budidaya di wilayah Kabupaten Solok, sebagaimana dalam RTRWP yang telah disetujui oleh Menteri Kehutanan; dan

b. mewujudkan pengelolaan kawasan sebagaimana dimaksud pada huruf a sebagai kawasan yang dilepaskan statusnya dari kawasan hutan, sebesar-besarnya untuk pengembangan ekonomi produktif masyarakat berbasis pertanian, pariwisata dan industri.

Strategi peningkatan fungsi kawasan untuk kepentingan pertahanan dan keamanan dalam rangka menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf f meliputi:

a. mendukung penetapan kawasan strategis nasional dengan fungsi khusus pertahanan keamanan;

b. mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya tidak terbangun disekitar kawasan khusus pertahanan dan keamanan;

c. mengembangkan budidaya secara selektif di dalam dan di sekitar kawasan khusus pertahanan untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan; dan d. turut serta menjaga dan memelihara aset-aset pertahanan/TNI.

3.1.2. RENCANA STRUKTUR RUANG KABUPATEN SOLOK

Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Solok terdiri atas: a. rencana pengembangan sistem pusat permukiman; dan b. rencana pengembangan sistem jaringan prasarana.

Kawasan peruntukkan permukiman di wilayah Kabupaten Solok meliputi : a. kawasan peruntukkan permukiman perkotaan dan

b. kawasan peruntukkan permukiman perdesaan.

Kawasan peruntukkan permukiman perkotaan di wilayah Kabupaten Solok seluas kurang lebih 1.348 Ha yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Solok khususnya pada masing – masing PKL, PKLp, dan PPK yang ada di wilayah Kabupaten Solok.

Kawasan peruntukkan permukiman perdesaan di wilayah Kabupaten Solok dengan luas kurang lebih 3.690 Ha yang tersebar di masing – masing PPL di wilayah Kabupaten Solok.

Pengembangan kawasan permukiman diarahkan untuk mendukung pengembangan pusat-pusat kegiatan dan pusat pelayanan yang tersebar sebagaimana Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten. Rencana kawasan permukiman di wilayah Kabupaten Solok hingga tahun 2030, terdiri atas permukiman perkotaan dan permukiman perdesaan. Guna mendukung perwujudan struktur ruang wilayah , maka sebaran kawasan permukiman perkotaan dan perdesaan di Kabupaten Solok dikembangkan seperti pada tabel 3.1.

(5)

BAB III - 5

Tabel 3.1. Pengembangan Kawasan Permukiman pada Pusat-pusat Kegiatan di Kabupaten Solok hingga Tahun 2031

No Kecamatan Pusat Kegiatan Fungsi/Peran Klasifikasi

permukiman

1 Gunung Talang Arosuka PKL Permukiman

Perkotaan

Talang PPK Permukiman

Perkotaan Parak tabu lipek pageh

Aia Dingin Timur

4 Junjung Sirih Paninggahan PPK Permukiman

Perkotaan

Singkarak PPK Permukiman

Perkotaan

Sungai Lasi PPK Permukiman

Perkotaan

Koto Panjang PPL Permukiman

Perdesaan

9 Lembang Jaya Bukit Sileh PPK Permukiman

Perkotaan

Batu banyak PPL Permukiman

Perdesaan

10 Payung Sekaki Sirukam PPK Permukiman

(6)

BAB III - 6

Subarang bancah Koto Ib Pulai

PPL Permukiman

Perdesaan

11 Pantai Cermin Surian PPK Permukiman

Perkotaan

Tanam Batu Lolo PPL Permukiman

Perdesaan

12 Hiliran Gumanti Talang Babungo PPK Permukiman

Perkotaan Talang Timur

Rantau Kimpalan

PPL Permukiman

Perdesaan

13 Tigo Lurah Batu Bajanjang PPK Permukiman

Perkotaan Tanjuan Balik

Garabak data

PPL Permukiman

Perdesaan

14 Danau Kembar Sp Tanjung Nan IV PPK Permukiman

Perkotaan

Paubungan Danau

Diateh

PPL Permukiman

Perdesaan

Sumber : RTRW Kabupaten Solok Tahun 2012 – 2031

Rencana sistem jaringan prasarana Kabupaten Solok, terdiri atas rencana sistem jaringan transportasi sebagai prasarana utama, dan rencana pengembangan prasarana lainnya, meliputi rencana pengembangan sistem jaringan energi/kelistrikan, rencana sistem jaringan telekomunikasi, rencana sistem jaringan sumber daya air, dan rencana sistem Jaringan prasarana wilayah lainnya mencakup prasarana lingkungan, seperti air bersih, drainase, pengelolaan persampahan, air limbah, listrik, dan telepon.

R

ReennccaannaaSSiisstteemmJJaarriinnggaannTTrraannssppoorrttaassii

Rencana pengembangan sistem jaringan transportasi dimaksudkan untuk

meningkatkan keterkaitan kebutuhan dan peningkatan transportasi antar wilayah dan antar kawasan permukiman yang dikembangkan dalam ruang wilayah Kabupaten, serta keterkaitannya dengan sistem jaringan transportasi Provinsi. Selain itu, pengembangannya juga untuk mewujudkan keselarasan dan keterpaduan antar pusat permukiman dengan sektor kegiatan ekonomi daerah.

1

1.. SSiisstteemmJJaarriinnggaannJJaallaann

Rencana pengembangan sistem jaringan jalan, dilakukan melalui peningkatan fungsi jaringan jalan dan pembangunan jaringan jalan baru sesuai dengan kebutuhan pengembangan untuk menunjang perwujudan struktur ruang. Peningkatan fungsi jaringan jalan dapat dilakukan melalui kegiatan peningkatan fungsi, status, maupun kelas jalan, serta kegiatan rehabilitasi atau pemeliharaan jalan. Sedangkan pembangunan jaringan jalan dilakukan pada ruas-ruas jalan yang belum terhubung, untuk mendukung pengembangan pusat-pusat kegiatan dalam sistem perkotaan di Kabupaten Solok untuk mewujudkan struktur ruang wilayah kabupaten yang optimal.

(7)

BAB III - 7

RTRW Provinsi Sumatera Barat, sebagai kebijakan makro dari tata ruang wilayah kabupaten. Dalam merumuskan rencana pengembangan jaringan jalan dalam rencana tata ruang perlu memperhatikan kebijakan UU No 38 Tahun 2004 tentang Jalan, PP 34 Tahun 2006 tentang Jalan, dan PP No 26 Tahun 2008 tentang RTRWN. Mengacu pada UU No 38 Tahun 2004, sistem jaringan jalan terdiri atas sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder.

(1) Sistem Jaringan Jalan Primer

Sistem jaringan jalan primer merupakan jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di tingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan.

Sistem jaringan jalan primer adalah sistem jaringan jalan bersifat menerus yang memberikan pelayanan lalu lintas tidak terputus walaupun masuk ke dalam kawasan perkotaan.

Pusat-pusat kegiatan adalah kawasan perkotaan yang mempunyai jangkauan pelayanan nasional, wilayah, dan lokal

(2) Sistem Jaringan Jalan Sekunder

Sistem jaringan jalan sekunder merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa di dalam kawasan perkotaan. Yang dimaksud dengan kawasan perkotaan adalah kawasan yang mempunyai

kegiatan utama bukan pertanian, dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, serta kegiatan ekonomi.

Berdasarkan kebijakan tersebut, yang akan digunakan untuk rumusan rencana pengembangan jaringan jalan di Kabupaten Solok, dapat diklasifikasikan menjadi: A. Pengembangan Jaringan Jalan yang menghubungkan antar pusat kegiatan,

meliputi: jalan arteri primer, jalan kolektor primer, dan jalan lokal primer

1. Jalan arteri primer diarahkan untuk melayani pergerakan antar kota antar provinsi, dengan kriteria sebagai berikut :

a. Menghubungkan antar-PKN

b. Menghubungkan antara PKN dan PKW;

c. Menghubungkan PKN dan/atau PKW/PKWp dengan bandar udara pusat penyebaran skala pelayanan primer/sekunder/ tersier dan pelabuhan /nasional;

d. Berupa jalan umum yang melayani angkutan utama; e. Melayani perjalanan jarak jauh;

f. Memungkinkan untuk lalu-lintas dengan kecepatan rata-rata tinggi; dan; g. Jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya guna.

2. Jalan kolektor primer dikembangkan untuk menghubungkan antar kota dalam provinsi, dengan kriteria sebagai berikut :

(8)

BAB III - 8

b. Menghubungkan antara PKW/PKWp dengan PKL;

c. Berupa jalan umum yang melayani angkutan pengumpul atau pembagi; d. Malayani perjalanan jarak sedang;

e. Memungkinkan untuk lalu-lintas dengan kecepatan rata-rata sedang; dan;

f. Membatasi jumlah jalan masuk.

3. Jalan Lokal Primer dikembangkan untuk menghubungkan antar kota dalam kabupaten, dengan kriteria sebagai berikut:

a. Menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan; antar ibukota kecamatan; ibukota kabupaten dengan PKL/PKLp; dan antar-PKL/PKLp.

b. Berupa jalan umum yang melayani angkutan setempat; c. Malayani perjalanan jarak dekat;

d. Memungkinkan untuk lalu-lintas dengan kecepatan rata-rata rendah; e. Jumlah jalan masuk tidak dibatasi.

Lebih lengkapnya rencana pengembangan ruas jalan menurut fungsi tersebut diatas dapat dilihat pada Tabel 3.3 dan Gambar 3.2

A. Pengembangan Ruas Jalan “Triple Axis” Utama dan “Feeder” Wilayah Tengah Selatan

Dalam rencana pengembangan jaringan jalan di Kabupaten Solok, juga akan dikembangkan ruas jalan yang disebut sebagai “Triple Axes” atau 3 (tiga) poros utama dan “feeder” atau ruas-ruas penghubungnya untuk menjaga aksesibilitas pada wilayah bagian tengah dan selatan di Kabupaten Solok. Rencana pengembangan ruas jalan ini selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.3 dan Gambar 3.3

.

B. Pengembangan Ruas Jalan/Jalur Evakuasi Bencana Letusan Gunung Api) (Gunung Talang)

Pada letusan gunung api, bencana dapat ditimbulkan oleh jatuhan material letusan, awan panas, aliran lava, gas beracun, abu gunung api, dan bencana sekunder berupa aliran Iahar. Guna menghindari dan meminimalisir dampak bencana tersebut, perlu disiapkan dan dikembangkan rencana jalur evakuasi yang terintegrasi dengan sistem jaringan jalan yang ada di Kabupaten Solok.

Rencana pengembangan ruas jalan sebagai jalur evakuasi bencana gunung api di Gunung Talang dan sekitarnya, diantaranya meliputi:

1. Peningkatan Jalan Arteri Primer (Jalan Nasional) antara Padang-Arosuka-Kota Solok

2. Peningkatan Jalan Kolektor Primer (Jalan Provinsi) antara Lubuk Selasih – Padang Aro (Kab Solok Selatan) – Batas Prov Jambi

(9)

BAB III - 9

a. Ke arah utara, yaitu ke arah Kota Sawahlunto dan atau Kota Solok via Sirukam dan Sungai Lasi

b. Ke arah Selatan, yaitu ke Padang Aro (Kab Solok Selatan) via Alahan Panjang dan Surian

4. Peningkatan ruas jalan lokal primer (Jalan Kabupaten) antara Sukarami – Batu bajanjang (no ruas 74) yang menghubungkan Kec Gn Talang dengan kecamatan Lembang Jaya. Ruas ini juga sekaligus berfungsi sebagai jalan penghubung atau “feeder” antara poros barat dengan poros timur pada ruas “Triple Axis”. Ruas jalan Sukarami – Batu Bajanjang akan menjadi akses/jalur evakuasi dengan tujuan:

a. Ke Arah Utara-Timur, yaitu ke Kota Solok via Muara Panas dan Koto Anau b. Ke Arah Selatan-Timur, yaitu ke Alahan Panjang via Kampung Batu Dalam

(Kec Danau Kembar)

(10)

BAB III - 10

(11)

BAB III - 11

Tabel 3.2. Rencana Pengembangan Jaringan Jalan Kabupaten Solok Tahun 2031

No Ruas Jalan Kota/Simpul Pusat Kegiatan yang

Dihubungkan

Keterangan (Rencana Pengembangan) A Jalan Arteri Primer (Jalan Nasional)

Mengacu pada Kepmen 630 Tahun 2009

1. Bts Kota Solok - Lubuk Selasih (ruas 042) Kota Solok – Kabupaten Solok jaringan jalan arteri primer 2. Lubuk Selasih - Bts Kota Padang (ruas 043) Kabupaten Solok – Kota Padang jaringan jalan arteri primer 3. Bts Kab. Tanah Datar - Bts Kota Solok (ruas 009) Kab Tanah Datar - Kab Solok – Kota Solok jaringan jalan arteri primer

(via Kec X Koto Singkarak,Kab Solok)

4. Bts Kota Solok-Bts Kota Sawahlunto/MA. Kalaban (ruas 010)

Kota Solok – Kab Solok – Kota Sawahlunto jaringan jalan arteri primer

(via Kec X Koto Sungai Lasi, Kab Solok)

B Jalan Kolektor Primer (Jalan Provinsi) Mengacu pada RTRW Prov Sumbar 2009-2029

1. Lubuk Minturun – Paninggahan Kota Padang - Kab. Solok Pembangunan jaringan jalan kolektor primer 2. Pasar Baru - Alahan Panjang Kab. Pesisir Selatan - Kab. Solok Pembangunan jaringan jalan kolektor primer 3. Alahan Panjang - Kiliran Jao Kab. Solok – Kab Sijunjung Pembangunan jaringan jalan kolektor primer 4. Solok - Kubang Duo - Alahan Panjang Kota Solok - Alahan Panjang (Kab. Solok) Peningkatan jaringan jalan kolektor primer 5. Lubuk Selasih – Padang Aro – Batas Prov Jambi Kab Solok-Kab Solok Selatan-Bts.Prov.Jambi Peningkatan jaringan jalan kolektor primer 6. Arteri Ibukota-Pt. Angin Lb. Saiyo (KM 20 Solok) Arteri Ibu Kota Arosuka Peningkatan jaringan jalan By Pass Arosuka

C Jalan Lokal Primer (Jalan Kabupaten)

Menghubungkan pusat-pusat kegiatan di Kabupaten Solok

1. Kec Junjung Sirih:

Sumani (Kec X Koto Singkarak) – Baing (No Ruas 16)

Gando – Tambak (154)

Antara PPK Paninggahan – PPL Parumahan Peningkatan jaringan jalan lokal primer Antara PPK Paninggahan – PPL Marapi Utara Peningkatan jaringan jalan lokal primer

2. Kec X. Koto Singkarak

Koto Sani – Saning Bakar (97) Sumani – Terminal Sumani (170)

(12)

BAB III - 12

No Ruas Jalan Kota/Simpul Pusat Kegiatan yang

Dihubungkan

Keterangan (Rencana Pengembangan) Singkarak – Tj Alai ( 12)

Sp IV Aripan – Tj Alai (98) Aripan – Tikalak (228) Singkarak – Sp Aripan (13)

Antara PKLp Sumani – PPL Pintu Rayo (Tj Alai)

Peningkatan jaringan jalan lokal primer

3. Kec. X Koto Diatas

Tanjung Balit – Sulit Air (3) Antara PPK Tanjung Balit – PPL Sulit Air Peningkatan jaringan jalan lokal primer Sp IV Aripan – Tj Balit (4)

Paninjauan-Kuncir (10)

Antara PPK Tanjung Balit – PPL Kuncir Peningkatan jaringan jalan lokal primer

4. Kec.IX Koto Sungai Lasi

Sei Lasi – Bukit Bais (39) Antara PPK Sungai Lasi – PPL Bukit Bais Peningkatan jaringan jalan lokal primer Sungai Lasi –Indudur (99)

Koto Lawas – Indudur (100) Guguk Sarai – Koto Lawas (101)

Antara PPK Sungai Lasi – PPL Kt Lawas Peningkatan jaringan jalan lokal primer

5. Kec Kubung

Selayo – Gantung Ciri (20) Antara PPK Selayo – PPL Sawah Suduik Peningkatan jaringan jalan lokal primer Selayo – Gantung Ciri (20)

Cupak – Gantung Ciri (26)

Antara PPK Selayo – PPL Lurah Nan Tigo Peningkatan jaringan jalan lokal primer

6. Kec Bukik Sundi

Muaro Panas – Koto Anau(29) Muaro Panas – Parambahan (30) Parambahan – Dilam (104)

Antara PKLp Muaro Panas – PPL Koto Anau Peningkatan jaringan jalan lokal primer Antara PKLp Muaro Panas – PPL Kenari Peningkatan jaringan jalan lokal primer

7. Kec Payung Sekaki

Sirukam – Supayang (41) Tabek – Supayang (35) Koto Tingga – Sirukam (143)

Antara PPK Sirukam – PPL Supayang Peningkatan jaringan jalan lokal primer Antara PPK Sirukam – PPL Koto Ib Pulai Peningkatan jaringan jalan lokal primer

8. Kec Lembang Jaya

(13)

BAB III - 13

No Ruas Jalan Kota/Simpul Pusat Kegiatan yang

Dihubungkan

Keterangan (Rencana Pengembangan) Kayu Aro – Kayu Jao (155)

Sp Kayu Jao – Pabrik Teh (167)

Antara PKL Arosuka – PPL Kayu Jao Peningkatan jaringan jalan lokal primer

Jalan arteri primer Padang – Arosuka – Kota Solok Antara PKL Arosuka – PPL Lubuk Selasih Peningkatan jaringan jalan arteri primer 10. Kec Danau Kembar

Ps Sp Tj Nan IV – Kp Batu (55) Kp Batu – Kp Batu Dalam (177) Sp Tj Nan IV – Air Barak (108)

Antara PPK Sp Tj Nan IV – PPL Kampuang Batu Dalam

Peningkatan jaringan jalan lokal primer

Antara PPK Sp Tj Nan IV – PPL Paubungan Peningkatan jaringan jalan lokal primer

11. Kec Lembah Gumanti

Jalan Kolektor Primer Alahan Panjang –Kb Nan Duo-Kota Solok

Salimpat – Limpet Pageh (59)

Antara PKLp Alahan Panjang – PPL Sungai Nanam

Peningkatan jaringan jalan kolektor dan lokal primer

Jalan kolektor primer Alahan Panjang (via Aia Dingin) – Surian – Padang Aro (Kab Solok Selatan)

Antara PKLp Alahan Panjang – PPL Aia Dingin

Peningkatan jaringan jalan kolektor primer

12. Kec Pantai Cermin

Jln kolektor primer Alahan Panjang(via Lolo)-Surian Antara PPK Surian – PPL Lolo Peningkatan jaringan jalan kolektor primer 13. Kec Hiliran Gumanti

Talang Babungo – Suriak Alahan Tigo (60) Antara PPK Talang Babungo-PPL Surik Alahan III

Peningkatan jaringan jalan lokal primer

Talang Babungo – Suriak Alahan Tigo (60) Suriak Alahan Tigo – Sungai abu (62)

Antara PPK Talang Babungo – PPL Sungaiabu

Peningkatan jaringan jalan lokal primer

14. Kec Tigo Lurah

Rangkiang Tulus – Batu Bajanjang (57) Rangkiang Tulus – Sumiso (109) Sumiso – Garabak Data (111)

Antara PPK Batu Bajanjang – PPL Sumiso Peningkatan jaringan jalan lokal primer

Batu Bajanjang – Sabi Air (162) Sabi Air - Garabak (207) Sumiso – Garabak (111)

(14)

BAB III - 14

No Ruas Jalan Kota/Simpul Pusat Kegiatan yang

Dihubungkan

Keterangan (Rencana Pengembangan) D Ruas Jalan “Triple Axis” Utama Wilayah Tengah Selatan

1 Poros Barat (jalan kolektor primer/jalan provinsi): Lubuk Selasih - Sp Tj Nan IV - Alahan Panjang – Surian – Batas Kab Solok ke Arah Padang Aro (Solok Selatan)

Kec Gunung Talang-Kec Danau Kembar-Kec Lembah Gumanti – Kec Pantai Cermin – Padang Aro (Kab Solok Selatan)

Peningkatan jaringan jalan kolektor primer

2 Poros Tengah (jln kolektor primer/jalan provinsi): Batas Kota Solok – Tabek – Kb Nan Duo –Sei Nanam – Alahan Panjang – Talang Babungo – Sarik Alahan Tigo- Sungai abu

Batas Kota Solok – Kec Kubung – Kec Bukik Sundi – Kec Payung Sekaki – Kec Lembah Gumanti – Kec Hiliran Gumanti

Peningkatan jaringan jalan kolektor primer

3 Poros Timur (jalan lokal primer/jalan kabupaten): Sei Lasi - Bukit Bais (39)

Bukit Bais – Sei Durian (38) Sei Durian – Sp.Subalin (37) Supayang – Sp Subalin (81) Sp Supayang – Sirukam (41) Sirukam - Rangkiang Lulus (42) Rangkiang Lulus – Batu Bajanjang (57) Batu Bajanjang – Sabi Air (162) Sabi Air – Garabak (207)

Kec Sei Lasi – Kec Payung Sekaki – Kec Tigo Lurah

Peningkatan jaringan jalan lokal primer

E Jalan Penghubung (Feeder) dari “Triple Axis” Utama Wilayah Tengah Selatan I Feeder antara poros Barat dengan Poros Tengah

1. Cupak – Muara Panas

Cupak – Muara Panas (27)

Kec Gn Talang – Kec Bukik Sundi Peningkatan jalan lokal primer Muara Panas – Panyakalan (86) Peningkatan jalan lokal primer 2. Arosuka (Sukarami) – Kb Nan Duo – Sirukam

Sukarami – Bt Bajanjang (74)

Kec Gn Talang – Lb Jaya – Payung Sekaki

(15)

BAB III - 15

No Ruas Jalan Kota/Simpul Pusat Kegiatan yang

Dihubungkan

Keterangan (Rencana Pengembangan) 3. Pasar Surian – Sungai Abu :

Belakang Pasar – Kulemban (219)

Kec Pantai Cermin – Kec Hiliran Gumanti Peningkatan jalan lokal primer

Kulemban – Sungai Abu Pembangunan jalan lokal primer

4. Pintu Rimbo/Lolo – Sp Pinti Kayu : Lolo – Pintu Rimbo (63)

Ps Lolo – Lubuk Muaro (82)

Kec Pantai Cermin – Kec Hiliran Gumanti

Peningkatan jalan lokal primer

Lubuk Muaro – Pinti Kayu Pembangunan jalan lokal primer

Pinti Kayu – Sp. Pinti Kayu (201) Peningkatan jalan lokal primer 5. Alahan Panjang– Talang Babungo (53) Kec. Lembah Gumanti - Kec. Hiliran Gumanti Peningkatan jalan kolektor primer

II Feeder antara poros Tengah dengan Poros Timur

6. Talang Babungo – Garabak (112) Kec. Hiliran Gumanti – Kec Tigo Lurah Peningkatan jalan kolektor primer 7. Limau Puruik-Kp Baru-Kapujan-Batu Bajanjang:

Lk Bt Gadang (Llimau Puruik) – Kp. Baru (187) Kp. Baru - Kapujan (46)

Kp Tangah -Kapujan(173) Sp Kapujan - Kapujan(192)

Kec Lembah Gumanti - Kec Payung Sekaki –

Kec Tigo Lurah Peningkatan jalan lokal primer

8. Tabek – Supayang (35) Kec. Payung Sekaki Peningkatan jalan lokal primer

(16)

BAB III - 16

2

2.. PPeennggeemmbbaannggaannSSiisstteemmTTeerrmmiinnaall

Rencana pengembangan terminal di wilayah Kabupaten Solok diarahkan pada pengembangan terminal penumpang regional tipe B hingga tipe C dan terminal barang. Pengembangan terminal tipe B di Kabupaten Solok didasarkan pada kriteria:

1) Lokasi terletak di PKW/ PKWp dan/atau di PKL dalam jaringan trayek antar kota, antar provinsi (AKAP); Dalam hal ini diarahkan pada lokasi di PKL Arosuka, sebagai pusat pelayanan utama kabupaten Solok

2) Terletak di jalan arteri/kolektor primer dengan kelas jalan minimum IIIB;

3) Jarak antara terminal regional tipe B dan/atau antara terminal regional tipe B dengan terminal regional tipe A sekurang-kurangnya 15 km;

4) Luas minimum 3 ha;

5) Mempunyai akses masuk atau keluar jalan dari terminal minimum 50 m;

6) Berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan AKDP, Angkutan Perkotaan, serta Angkutan Pedesaan.

Sedangkan untuk pengembangan terminal tipe C didasarkan pada kriteria berikut:

1) Lokasi terletak di PPK dalam jaringan trayek antar kota, antar provinsi (AKAP);

2) Terletak di jalan arteri atau kolektor primer dengan kelas jalan minimum III C;

3) Jarak antara terminal regional tipe B dan/atau antara terminal regional tipe B dengan terminal regional tipe A sekurang-kurangnya 15 km;

4) Luas minimum 1 ha;

5) Mempunyai akses masuk atau keluar jalan dari terminal minimum 50 m; dan

6) Berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan AKDP, Angkutan Perkotaan, serta Angkutan Pedesaan.

3

3.. SSiisstteemmJJaarriinnggaannKKeerreettaaAAppii

Rencana pengembangan jaringan jalur kereta api di Kabupaten Solok sesuai dengan rencana jaringan kereta api pada lintas barat Sumatera (berdasarkan RTRW Provinsi Sumbar 2009-2029).

Pengembangan jaringan jalur kereta api berikut prasarananya tersebut, melintasi jalur yang menghubungkan antara : Padang (Teluk Bayur) - Lubuk Alung - Padang Panjang

– Solok - Sawahlunto dan Rencana pembangunan jalur short cut Pauh Limo (Padang)

– Solok

4

4.. SSiisstteemmJJaarriinnggaannSSuunnggaaii,,DDaannaauu,,ddaannPPeennyyeebbeerraannggaann

(17)

BAB III - 17

Selain angkutan danau, juga diarahkan pada pengembangan prasarana pelabuhan danau yang lebih ditekankan pada peningkatan dan optimalisasi fungsi pelabuhan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik bagi para wisatawan.

Rencana Pengembangan sistem transportasi air di Danau Singkarak, Danau Diatas dan Danau di Bawah untuk mendukung kegiatan ekonomi wilayah dan pariwisata, dilakukan melalui:

1. Pembangunan Dermaga pelabuhan barang dan penumpang di Kawasan Danau Singkarak, Kecamatan X Koto Singkarak

2. Penyediaan Kapal perintis penyeberangan danau yang melayani rute-rute yang menghubungkan simpul-simpul pusat kegiatan, meliputi:

a. Kabupaten Tanah Datar dengan Kecamatan X Koto Singkarak (via Danau Singkarak)

b. Paninggahan (Kec Junjung Sirih) dengan Sumani (Kecamatan X Koto Singkarak

c. Jorong-jorong (desa) di sebelah barat Danau Diatas dan Danau Dibawah dengan jorong di sebelah timur danau, yang menghubungkan antara Kecamatan Lembah Gumanti dengan Kecamatan Danau Kembar:

3. Pembangunan dermaga pelabuhan wisata di 3 (tiga) kawasan danau, meliputi:

a. Danau Singkarak (Kec.X Koto Singkarak)

b. Danau Diatas (Kec Danau Kembar)

c. Danau Dibawah (Kec Danau Kembar)

5

5.. RReennccaannaaSSiisstteemmJJaarriinnggaannEEnneerrggii//KKeelliissttrriikkaann

Sampai dengan tahun 2008, penyediaan energi listrik yang bersumber dari PLN Cabang Solok memiliki kapasitas terbangkitkan sebesar 94.859.860 Kwh atau sekitar 94.859,86 Mwh. Berdasarkan perhitungan kebutuhan energi listrik hingga tahun 2030, diperkirakan Kabupaten Solok membutuhkan kapasitas energi listrik hingga 127.387.391 Kwh (127.387,39), sehingga terdapat sekitar defisit energi listrik sebesar 32.527,53 Mwh atau sekitar 25,53 % dari prediksi kebutuhan hingga tahun 2030. Arahan pengembangan sistem jaringan energi/kelistrikan di Kabupaten Solok, dilakukan melalui:

a. Dengan meningkatkan pasokan listrik yang bersumber dari PLN Cabang Solok secara bertahap hingga menjangkau seluruh wilayah Kabupaten Solok

b. Peningkatan kapasitas pembangkit listrik eksisiting, meliputi

Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) di Sungaiabu (Kec Hiliran Gumanti) Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) di Surian (Kec Pantai Cermin)

c. Mengembangkan prasarana pembangkit baru dengan alternatif sumber energi yang belum dimanfaatkan secara optimal, yaitu meliputi:

(18)

BAB III - 18

MW. Mengacu pada Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN 2009-2018, akan dikembangkan transmisi 150 KV dari PLTP Gunung Talang ke Solok dengan target pada tahun 2017

Pembangunan pembangkit mikro hidro di Kec. Tigo Lurah Bajanjang, dan Kec. Hiliran Gumanti, serta Kec. X Koto Diatas

d. Peningkatan jaringan distribusi listrik untuk mendukung kegiatan industri pada pusat kegiatan utama Kabupaten (Aro-Suka, Alahan Panjang, Selayo, Sumani, dan Muara Panas )

e. Peningkatan jaringan distribusi listrik utama ke pusat kecamatan di Kab. Solok

Arahan pengembangan sistem jaringan energi listrik mencakup kebijakan pengembangan sistem jaringan listrik/energi untuk meningkatkan ketersediaan energi/ listrik bagi kegiatan permukiman dan kegiatan non permukiman. Sistem jaringan energi listrik dikembangkan untuk mendukung sistem aktivitas pada sentra-sentra kegiatan dan produksi. Oleh karena itu, pengembangannya dilakukan melalui pengembangan kelistrikan yang mampu mendukung kegiatan perekonomian, pengembangan kawasan andalan, kawasan tertentu, dan kawasan tertinggal. Pengembangan sistem jaringan energi untuk peningkatan kapasitas pembangkit listrik dilakukan dengan kriteria :

a. Mendukung ketersediaan pasokan tenaga listrik untuk kepentingan di kawasan permukiman perkotaan dan kawasan permukiman perdesaan;

b. Mendukung pemanfaatan teknologi tinggi yang mampu menghasilkan energi untuk mengurangi ketergantungan sumber energi tak terbaharukan;

c. Berada di lokasi aman dari bencana alam dan aman terhadap kegiatan lain; d. Tidak berada pada kawasan lindung.

Sedangkan pengembangan sistem jaringan energi listrik ditetapkan dengan kriteria : a. Mendukung ketersediaan pasokan tenaga listrik untuk kepentingan di kawasan

permukiman perkotaan dan kawasan permukiman perdesaan;

b. Melintasi kawasan permukiman, wilayah sungai, laut, hutan, pertanian, dan jalur transportasi;

c. Mendukung pemanfaatan teknologi tinggi yang mampu menghasilkan energi untuk mengurangi ketergantungan sumber energi tak terbarukan;

6

6.. RReennccaannaaSSiisstteemmJJaarriinnggaannTTeelleekkoommuunniikkaassii

Telekomunikasi merupakan prasarana penting dalam mendukung kegiatan sosial-ekonomi masyarakat, kegiatan pemerintahan serta kegiatan lainnya. Penyediaan telepon sampai saat ini masih didominasi oleh PT. Telkom Tbk melalui penyediaan beberapa Sentral Telepon Otomatis (STO) yang tersebar pada seluruh Kecamatan.

(19)

BAB III - 19

Arahan pengembangan sistem jaringan telekomunikasi secara umum dapat diuraikan sebagai berikut :

1) Mempertahankan dan memelihara jaringan telekomunikasi melalui integrasi dengan sistem komunikasi lain dan dengan sistem permukiman.

2) Mengembangkan jaringan komunikasi dengan cara :

a. Mengembangkan jaringan telekomunikasi untuk meningkatkan keterkaitan antar wilayah.

b. Mengembangkan jaringan telekomunikasi sampai ke Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) yang merupakan Nagari dan Jorong sebagai pusat kegiatan dan pelayanan antar Nagari atau Jorong (desa), serta dalam rangka meningkatkan keterkaitan kota-desa.

c. Mengembangkan jaringan telekomunikasi untuk mendukung pengembangan kota-kota dan kawasan strategis.

3) Mengembangkan jaringan telekomunikasi secara berkesinambungan untuk pelayanan di seluruh wilayah yang terpadu dengan sistem jaringan telekomunikasi nasional, baik berupa jaringan terestrial maupun jaringan satelit.

Pengembangan jaringan telekomunikasi dengan sistem terestrial memiliki kriteria : a. Jaringan dikembangkan secara berkesinambungan dan terhubung dengan

jaringan nasional;

b. Menghubungkan antar pusat kegiatan; dan c. Mendukung kawasan pengembangan ekonomi.

Sedangkan pengembangan jaringan sistem satelit ditetapkan dengan kriteria : a. Mendukung dan melengkapi pengembangan jaringan terestrial;

b. Mendukung pengembangan telekomunikasi seluler; dan

c. Pemanfaatan bersama menara untuk minimal 3 (tiga) operator setiap menara.

Rencana pengembangan sistem jaringan telekomunikasi di Kabupaten Solok, diantaranya melalui:

(1) Pengembangan Sistem Komunikasi wilayah Kabupaten yang lebih diutamakan pada pengembangan jaringan komunikasi seluler yang mencakup keseluruhan wilayah Kab. Solok, yang diimplementasikan dengan pembangunan Tower BTS Bersama pada semua wilayah Kecamatan. Menara BTS Bersama penunjang Jaringan Telekomunikasi Seluler yang mencakup seluruh wilayah kabupaten (2) Peningkatan jaringan telekomunikasi kabel terutama untuk layanan kegiatan

(20)

BAB III - 20

(21)

BAB III - 21

7

7.. RReennccaannaaSSiisstteemmJJaarriinnggaannSSuummbbeerrDDaayyaaAAiirr

Rencana pengembangan sistem jaringan sumberdaya air di Kabupaten Solok diarahkan melalui :

a. Konservasi dan pengelolaan secara terpadu : Wilayah Sungai (WS)/ Daerah Aliran Sungai (DAS) lintas provinsi yang meliputi : Indragiri (Provinsi Sumatera Barat – Provinsi Riau), Batanghari (Provinsi Sumatera Barat – Provinsi Jambi)

b. Konservasi dan pengelolaan secara terpadu, serta pengamanan abrasi : Danau Singkarak, dan Danau Kembar (D. Diatas dan Dibawah)

c. Rencana pemeliharaan & pengelolaan jaringan irigasi pada Daerah Irigasi (DI) yang ada di Kabupaten Solok, meliputi Daerah Irigasi seperti pada tabel berikut:

Tabel 3.3. Sebaran Daerah Irigasi Kabupaten Solok

No Kecamatan Jumlah DI

(Unit) Luas Areal (HA)

1. Pantai Cermin 17 2.403,00

2. Lembah Gumanti 31 2.519,80

3. Hiliran Gumanti 45 2.053,65

4. Payung Sekaki 16 3.531,00

3. Tigo Lurah 55 2.255,40

6. Lembang Jaya 33 3.258,14

7. Danau Kembar 11 479,00

8. Gunung Talang 56 8.406,00

9. Bukit Sundi 40 3.084,58

10. IX Koto Sungai Lasi 61 1.204,77

11. Kubung 23 3.352,52

12. X Koto Diatas 64 1.494,60

13. X Koto Singkarak 37 2.852,75

14. Junjung Sirih 10 910,59

Total 499 37.805,80

Sumber : Daftar Inventarisasi Daerah Irigasi PU Wewenang Kab Solok Tahun 2010

d. Rencana pengelolaan dan konservasi bendung sebagai bangunan penampung air untuk penyediaan air baku alternatif. Berdasarkan data peta Infrastruktur PU, terdapat 9 (sembilan) bendung yang ada di Kab Solok, yaitu:

Tabel 3.4. Bendung dan Luas Layanannya di Kabupaten Solok

No Bendung Luas Layanan

(Ha) No Bendung

Luas Layanan (Ha)

1. Bdr Halim 638 Ha 2. Bdr Gadang 1.525 Ha

3. Gr Panjang 834 Ha 4. Bdr Kota Gaek 652 Ha

5. Batang Lembang 750 Ha 6. Muara Danau 1068Ha

7. Bdr Ubo 600 Ha 8. Bdr Lawas Sirukam 2890Ha

9. Sopan Ky Manang 1.160 Ha

(22)

BAB III - 22

3

3..11..33.. RReennccaannaaSSiisstteemmPPrraassaarraannaaPPeennggeelloollaaaannLLiinnggkkuunnggaann

Sistem Prasarana lingkungan yang akan dikembangkan di Kabupaten Solok, terdiri atas :

1. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)

2. Prasarana Pengelolaan Air Limbah 3. Prasarana Pengelolaan Persampahan 4. Drainase

Rencana pengembangan sistem prasarana lingkungan akan mengadopsi dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Solok 2009-2013 yang memuat rencana program pengembangan infrastruktur ke-Cipta Karya-an. Secara lebih rinci rencana pengembangan prasarana lingkungan tersebut, akan dipaparkan pada bagian berikut ini.

A

A.. SSiisstteemmPPeennyyeeddiiaaaannAAiirrMMiinnuumm

Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Kabupaten Solok terdiri dari sistem perpipaan dan non perpipaan. Sistem penyediaan air minum perpipaan yang dikelola oleh pemerintah melalui PDAM, bantuan pemerintah pusat melalui WSLIC, SAB, PABPLP dan oleh masyarakat (nagari), sedangkan sistem non perpipaan yang ada merupakan merupakan bantuan pemerintah pusat melalui program WSLIC dan secara individu oleh masyarakat yang pada umumnya tidak dilayani oleh perpipaan.

Pelayanan SPAM di Kabupaten Solok terbagi dalam dua pengelolaan yaitu; pertama, dikelola langsung oleh PDAM Kabupaten Solok dan kedua, dikelola oleh PDAM Kota Solok. Pada prinsipnya untuk wilayah Kota Solok sumber air berasal dari wilayah Kabupaten Solok. Kerjasama pengelolaan air minum antara Pemerintah Kabupaten Solok dengan Pemerintah Kota Solok dituangkan dalam bentuk Perjanjian kerjasama

atau Memorandum of Agreement (MOA).

Tingkat pelayanan SPAM yang ada di Kabupaten Solok saat ini sebesar 39.89% yang meliputi sistem perpipaan sebanyak 23.13% dan non perpipaan yang terlindungi sebanyak 13.71% dengan perincian seperti pada tabel berikut

.

SPAM perpipaan yang dikelola masyarakat berupa kran umum, sedangkan non perpipaan berupa sumur gali, penampungan air hujan (PAH) dan perlindungan mata air (PMA). Daerah pelayanan PDAM Kabupaten Solok pada tahun 2005 baru melayanai 21 nagari dari 74 nagari atau 10 kecamatan dari 14 kecamtan yang ada.

(23)

BAB III - 23

memprihatinkan. Hal tersebut mengakibatkan banyaknya air yang hilang sehingga debit menjadi kurang.

Untuk pendistribusian air, daerah alahan panjang, Surian, Muara Panas dan daerah sebagian Koto Baru air tersedia dalam 24 jam (bersifat kontinu) sedangkan untuk daerah Guguk, Koto Baru, Talang, Cupak dan Singkarak mengalami pergiliran air. Hal ini terjadi karena tekanan air tidak cukup sehingga dilakukan pergiliran. Air didistribusikan secara gravitasi baik yang bersumber dari mata air maupun sungai, kecuali unit pelayanan Sulit Air yang bersumber dari sungai gemuruh hasil olahan yang masuk reservoar produksi dipompakan dulu kereservoar distribusi kemudian didistribusikan ke konsumen secara gravitasi. Sementara itu ada beberapa unit pelayanan yang menggunakan bahan bakar yang menyebabkan biaya operasional menjadi tinggi.

Selain SPAM sistem perpipaan juga ada SPAM non perpipaan komunal yang difasilitasi oleh pemerintah daerah dengan melibatkan masyarakat dalam pengelolaanny. Namun SPAM non perpipaan yang ada pada saat ini baru dapat melayani 5,48% dari total penduduk Kabupaten Solok. Berdasarkan keadaan existing dan permasalahan yang ada, maka beberapa rumusan program untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan sarana air bersih antara lain :

1. Peningkatan akses/kemudahan masyarakat terhadap pemenuhan kebutuhan air bersih.

2. Peningkatan kapasitas pelayanan / cakupan layanan.

3. Pembangunan sarana dan prasarana air bersih bagi masyarakat di pedesaan. 4. Optimalisasi sumber air dengan memanfaatkan kapasitas yang belum terpakai. 5. Meningkatkan kualitas air hasil olahan sesuai dengan standar Menkes RI

Nomor: 907/Menkes/SK/VII/2002 untuk SPAM Perpipaan PDAM.

6. Penurunan kehilangan air pada sistem perpipaan sesuai dengan standar pelayanan bidang air minum (Kementerian PU-Ditjen Cipta Karya).

7. Meningkatkan kontinuitas pelayanan menjadi 24 jam sesuai dengan standar pelayanan bidang air minum (Kementerian PU-Ditjen Cipta Karya).

8. Perlindungan terhadap air baku.

9. Meningkatkan propesional karyawan yang didukung dengan struktur yang efektif dan efisien sesuai dengan Perda Nomor: 9/2005, meningkatkan pendidikan sumber daya manusia di PDAM, SOP organisasi dan rasio karyawan terhadap pelanggan 1 : 100.

10. Pembuatan aturan dari Pemerintah Daerah untuk pengelolaan sistem perpipaan non PDAM dan SPAM Non Perpipaan

(24)

BAB III - 24

Gunung Talang. Sementara itu untuk pembangunan sarana dan prasarana air bersih diprioritaskan pada daerah yang terbilang rawan penyakit yang akses air bersih masih sangat kurang seperti di kecamatan Lembah Gumanti, Hiliran Gumanti, Kecamatan X Koto Singkarak, X Koto Diatas dan Kecamatan Kubung. Untuk peningkatan cakupan pelayanan dengan meminimalkan kehilangan air di bangunan-bangunan diprioritaskan pada daerah-daerah yang memiliki unit pelayanan (11 Unit Pelayanan).

B

B.. PPrraassaarraannaaPPeennggeelloollaaaannAAiirrLLiimmbbaahh

Air limbah yang dimaksud adalah air limbah permukiman (municipal wasterwater) yang terdiri atas air limbah domestik (rumah tangga) yang berasal dari air sisa mandi, cuci, dapur dan tinja manusia dari lingkungan permukiman serta air limbah industri rumah tangga yang tidak mengandung Bahan Beracun dan Berbahaya (B3). Air limbah permukiman ini perlu dikelola agar tidak menimbulkan dampak seperti mencemari air permukaan dan air tanah, di samping sangat beresiko menimbulkan penyakit, seperti: diare, thypus, kolera dll.

Secara umum produksi air limbah di Kabupaten Solok dihasilkan dari limbah rumah tangga, karena masih sedikit industri di Kabupaten Solok. Selain dari Limbah rumah tangga, dikabupaten Solok juga terdapat limbah yang berasal dari rumah sakit (RSUD Arosuka), dan beberapa pabrik teh serta tambang bijih besi. Namun untuk pabrik teh, limbah yang dihasilkan merupakan limbah organik sehingga belum banyak terjadi pencemaran lingkungan.

Pengelolaan prasarana dan sarana air limbah pada setiap daerah mempunyai karakteristik yang berbeda, baik tingkat pelayanan, jenis dan jumlah pelayanannya. Pengelolaan sanitasi dapat dilakukan dengan 2 (dua) sistem yaitu:

a. Sistem Pengolahan Air Limbah Setempat (on-site system); b. Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat (off-site system).

Sistem pengelolaan air limbah di Kabupaten Solok masih banyak menggunakan sistem pengolahan air limbah setempat (on-site system) baik itu secara individu dan di beberapa tempat secara komunal. Di sisi lain masih banyak warga masyarakat yang belum memiliki pengelolaan air limbah dan membuang limbahnya ke saluran atau sungai. Pengelolaan air limbah rumah tangga yang perlu diperhatikan adalah pada daerah permukiman yang padat dan pada perumahan-perumahan.

Di Kabupaten Solok terdapat beberapa perumahan seperti di Kecamatan Kubung, Kecamatan Lembah Gumanti. Secara umum masyarakat diperumahan masih menggunakan sistem air limbah setempat. Sementara itu untuk limbah RSUD, sampai saat ini memang belum ada pengolahan limbah secara baik.

Mengingat masih kurangnya pengelolaan air limbah di Kabupaten Solok, maka program-program yang dapat diusulkan antara lain :

1. Penyehatan Lingkungan Permukiman

(25)

BAB III - 25

Berdasarkan program utama tersebut, kegiatan-kegiatan yang dapat

diimplementasikan antara lain :

1. Pembangunan pengolahan limbah khusus untuk RSUD Arosuka

2. Pembangunan IPAL untuk beberapa wilayah yaitu pada wilayah selatan, wilayah Ibukota, dan Wilayah utara.

3. Peningkatan sarana pengolahan air limbah setempat bagi masyarakat dipedesaan dan pengolahan air limbah secar komunal untuk daerah perkotaan. 4. Sosialisasi tentang sanitasi lingkungan yang sehat kepada masyarakat.

Untuk penanganan masalah air limbah diprioritaskan pada :

1. Kawasan Danau Kembar (wilayah selatan) pada kecamatan Pantai Cermin, Kecamatan Lembah Gumanti, Kecamatan Danau Kembar

2. Kawasan Arosuka/Ibukota (Wilayah Tengah) pada Kecamatan Gunung Talang dan Kecamatan Kubung serta Kecamatan Bukit Sundi. Pada kawasan ini banyak terdapat perumahan-perumahan dan RSUD serta pabrik teh

3. Kawasan Danau Singkarak (Wilayah Utara) pada Kecamatan Junjung Sirih dan Kecamatan X Koto Singkarak

4. Kawasan Daerah Tertinggal yaitu pada Kecamatan Tigo Lurah dan Kecamatan Hiliran Gumanti.

C

C.. PPeennggeelloollaaaannPPeerrssaammppaahhaann

Sistem pembuangan sampah Kabupaten Solok terutama sampah domestik sampai saat ini belum dikelola dengan baik. Pengelolaan sampah oleh Dinas/Instansi terkait hanya terbatas pada daerah-daerah perkantoran dan lingkungan pasar, sedangkan untuk daerah permukiman penanganan masalah persampahan masih dilakukan oleh masyarakat sendiri.

Pengelolan yang dilakukan oleh penduduk saat ini adalah dikelompokan ke dalam tiga cara yaitu; pertama menggali lobang apabila sudah penuh akan ditimbun; kedua, sampah dikumpulkan didalam tanah galian kemudian dibakar; dan ketiga, membuang sampah secara sembarangan (ke selokan, drainase, sungai, dsb).

Sistem pengelolaan yang ada saat ini berupa sistem door to door dan komunal. Sistem door to door diterapkan untuk perumahan/pemukiman yaitu dengan cara sampah dibuang pada kantong plastik dan simpan pada tong/bak sampah di depan rumah dan kemudian diangkut oleh truk sampah ke TPA. Frekuensi pengangkutan sampah ke TPA untuk kawasan Kota Arosuka dilakukan 1 kali seminggu, sementara untuk kawasan Koto Baru dilakukan 2 kali sehari.

(26)

BAB III - 26

Dari data diatas dapat dilihat masih kurangnya sarana persampahan yang dimiliki oleh Kabupaten Solok sehingga timbalan sampah tidak dapat terangkut keseluruhannya ke TPA. Sementara itu kondisi wilayah yang tersebar menyebabkan kebutuhan akan sarana angkutan sampah tidak memadai.

Melihat kondisi eksisting yang ada dapat dirumuskan beberapa arahan program untuk pengelolaan persamapahan diantaranya :

1. Perluasan cakupan layanan bidang persampahan. 2. Pembangunan TPA Regional dan TPA Wilayah. 3. Program pemanfaatan limbah sampah.

Berdasarkan arahan program tersebut, kegiatan yang dapat menunjang program penanggulangan sampah di Kabupaten Solok antara lain :

1. Penambahan jumlah truck sampah

2. Pembangunan TPA di wilayah selatan Kabupaten Solok yaitu di Kecamatan Lembah Gumanti.

3. Pembangunan TPA Regional di Ampang Kualo, dan alternatif di Kecamatan X Koto Diatas bekerja sama dengan Pemerintah Kota Solok.

4. Penambahan jumlah truck tinja 5. Pengadaan Arm Roll.

6. Pembangunan TPS terutama pada daerah pemukiman. 7. Pembangunan pabrik pengolahan sampah (kompos)

Penanganan diprioritaskan pada seluruh Kecamatan di Kabupaten Solok terutama pada pasar-pasar Nagari. Untuk TPA Wilayah Selatan diprioritaskan di Kecamatan Lembah Gumanti karena jumlah timbulan sampah yang bersumber dari sayuran dan buah-buahan sangat tinggi.

D

D.. DDrraaiinnaassee

Pembangunan saluran drainase beton di Kabupaten Solok selama ini terbatas sebagian besar berada di inti kota, Ibukota Kecamatan dan kiri kanan jalan. Pada daerah-daerah yang padat penduduknya masih kurang bangunan drainase seperti pada daerah permukiman dan perumahan, serta pada pasar-pasar di seluruh wilayah Kabupaten Solok. Saluran drainase di Kabupaten Solok pada umumnya masih memanfaatkan sungai yang ada dan saluran pengairan.

Sementara itu drainase yang telah adap kondisinya tidak lagi memadai dan telah banyak yang rusak akibat limpasan air hujan, rembesan air tanah dan buangan air limbah yang menyatu dan akibat sering terjadinya bencana alam.

(27)

BAB III - 27

1. Muka air tanah yang rendah sehingga limpahan air tanah masuk kedalam saluran drainase serta dimensi saluran yang tidak lagi mampu menampung sehingga terjadi genangan.

2. Banyaknya sampah dan sedimentasi pada badan saluran.

3. Operasional dan pemeliharaan drainase belum ada

4. Peningkatan daya tampung dan pertambahan saluran drainase tidak sebanding dengan pertumbuhan penduduk

5. Kesadaran masyarakat yang rendah dan sering membuang sampah kedalam drainase

6. Belum adanya suatu sistim yang terpadu untuk sistim drainase

7. Biaya yang besar dalam pembangunan drainase yang belum terkafer oleh APBD Kabupaten Solok.

Dari permasalahan yang ada pada saat ini, sesuai dengan dokumen RPIJM Kabupaten Solok, untuk 5 tahun ke depan dapat diarahkan pada beberapa program utama seperti:

1. Program antisipsi banjir wilayah perkotaan

2. Peningkatan kapasitas buangan air limbah

3. Operasional dan pemeliharaan saluran pembuangan permukiman

4. Sosialisasi dan perkuatan kelembagaan

Berdasarkan arahan program tersebut, dapat dijabarkan ke dalam beberapa kegiatan pokok, diantaranya:

1. Pembangunan saluran drainase permukiman

2. Perbaikan dan pemeliharaan drainase

3. Penyediaan dan perbaikan bak kontrol

4. Penyesuaian elevasi drainase dan saluran

5. Pengangkatan sampah dan sedimentasi serta pembersihan drainase.

6. Operasional dan Pemeliharaan jaringan drainase

7. Sosialisasi pencegahan banjir

Penanganan drainase diprioritaskan pada pembangunan saluran drainase yang terpisah dengan saluran limbah masyarakat. Karena selama ini drainase memang sangat kurang sekali dan bercampur dengan limbah masyarakat atau limbah rumah tangga, sehingga sering terjadi banjir dan diare.

3

3..11..44.. RReennccaannaaSSiisstteemmJJaarriinnggaann//PPrraassaarraannaaLLaaiinnnnyyaa

(28)

BAB III - 28

1. Prasarana Kesehatan

2. Prasarana Pendidikan

3. Prasarana Peribadatan

4. Prasarana Olahraga

5. Prasarana Sosial Budaya lainnya

1. Rencana Pengembangan Prasarana Kesehatan

Rencana pengembangan prasarana kesehatan di Kabupaten Solok didasarkan pada perhitungan proyeksi kebutuhan dengan menggunakan pendekatan standar jumlah penduduk yang akan dilayani dari masing-masing jenis prasarana kesehatan. Rencana pengembangan prasarana kesehatan di Kabupaten Solok hingga tahun 2030, diantaranya meliputi:

a. Peningkatan pelayanan Rumah Sakit, yaitu RSUD Arosuka yang termasuk ke dalam klasifikasi tipe C menjadi tipe B

b. Pengembangan/pembangunan Rumah Sakit tipe C di :

Alahan Panjang (Kecamatan Lembah Gumanti)

Sumani (Kecamatan X Koto Singkarak)

Muara Panas (Kecamatan Bukik Sundi)

c. Pengembangan dan peningkatan pelayanan prasarana puskesmas di setiap ibukota kecamatan dan atau Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) sesuai dengan apa yang telah ditetapkan dalam Rencana Struktur Ruang Kabupaten Solok

d. Pengembangan prasarana kesehatan pendukung lainnya, meliputi Balai Pengobatan/Klinik, BKIA/Rumah Bersalin, Praktek Dokter dan Apotek sesuai dengan kebutuhan dan standar pemenuhan fasilitas kesehatan. Beradasarkan hasil perhitungan kebutuhan dan standarnya, hingga tahun 2030, Kabupaten Solok akan minimal perlu menyediakan 17 unit Puskesmas, 166 unit Balai Pengobatan/Poliklinik, 50 unit BKIA/Rumah Bersalin, 99 Tempat Praktik Dokter dan 50 unit untuk membeli obat-obatan yang berupa apotek/toko obat.

2. Rencana Pengembangan Prasarana Pendidikan

Jumlah prasarana pendidikan di Kabupaten Solok relatif sudah tersedia di seluruh wilayah kecamatan dari tingkat sekolah dasar hingga SLTA. Sampai akhir tahun 2009, di Kabupaten Solok terdapat 151 Taman Kanak-kanak, 340 sekolah setingkat SD, 95 sekolah setingkat SLTP dan 39 sekolah setingkat SLTA. Rencana pengembangan prasarana pendidikan di Kabupaten Solok hingga tahun 2030, mulai dari TK sampai Perguruan Tinggi, diantaranya meliputi:

(29)

BAB III - 29

hasil perhitungan, kebutuhan Taman Kanak-kanak di wilayah Kabupaten Solok hingga akhir tahun perencanaan (2030) adalah 497 unit.

b. Untuk prasarana pendidikan setingkat Sekolah Dasar (SD), hingga tahun 2009 mencapai 340 unit. Berdasarkan standar minimum penyediaan prasarana SD, penduduk pendukung yang dapat dilayani oleh 1 unit Sekolah Dasar adalah 1.600 jiwa penduduk dengan radius pencapaian maksimal 1.000 m. Dengan asumsi tersebut, hingga tahun 2030, Kabupaten Solok harus mempunyai SD sebanyak 310 unit. Ini berarti jumlah sarana Sekolah Dasar telah tercukupi hingga akhir tahun rencana (2030). Rencana pengembangan lebih diarahkan pada pemeliharaan dan rehabilitasi prasarana pendidikan yang ada.

c. Rencana penambahan prasarana pendidikan setingkat SLTP di Kabupaten Solok hingga tahun 2030 sebanyak 8 unit. Berdasarkan standar minimum penyediaan prasarana pendidikan setingkat SLTP, penduduk pendukung yang dapat dilayani oleh 1 unit Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama adalah 4.800 jiwa penduduk. Hingga tahun 2030, Kabupaten Solok harus memiliki SLTP sebanyak 103 unit, sehingga memerlukan penambahan sebanyak 8 unit dari jumlah sebelumnya (Tahun 2009) yaitu 90 unit.

d. Rencana pengembangan prasarana pendidikan setingkat SLTA di Kabupaten Solok hingga tahun 2030 sebanyak 64 unit. Pada tahun 2009, jumlah SLTA di Kabupaten Solok sebanyak 39 unit SLTA. Standar minimum penyediaan SLTA adalah 4.800 jiwa per 1 unit-nya, sehingga pada tahun 2030 kebutuhan SLTA di Kabupaten Solok adalah sejumlah 103 unit. Artinya perlu penambahan sekitar 64 unit SLTP.

e. Rencana pengembangan prasarana pendidikan setingkat Perguruan Tinggi di Kawasan Perkotaan Arosuka (PKL Arosuka)

3. Rencana Pengembangan Prasarana Peribadatan

Prasarana peribadatan yang ada di Kabupaten Solok didominasi oleh Masjid, dikarenakan lebih dari 90% dari jumlah total penduduk memeluk agama Islam. Adapun jumlah bangunan ibadah umat Islam di Kabupaten Solok adalah 302 unit mesjid, langgar 865 unit, dan mushalla 296 unit.

Sarana peribadatan yang ada pada saat ini rata – rata telah cukup untuk melayani penduduk secara keseluruhan dengan demikian berdasarkan hasil analisis proyeksi kebutuhan sarana peribadatan hingga 20 tahun mendatang belum diperlukan adanya penambahan karena sarana yang ada saat ini diperkirakan masih mencukupi. Rencana pengembangan prasarana ini diarahkan pada pemeliharaan dan rehabilitasi prasarana peribadatan yang telah ada. Guna mendukung pengembangan kawasan perkotaan Arosuka, perlu dikembangkan Mesjid Raya di perkotaan Arosuka dengan skala pelayanan untuk seluruh wilayah Kabupaten Solok.

4. Rencana Pengembangan Prasarana Olah Raga dan Rekreasi

(30)

BAB III - 30

fungsi utamanya sebagai taman, tempat bermain anak-anak dan lapangan olah raga, juga akan memberikan kesegaran pada kota. Dikarenakan fungsinya yang sangat penting, maka sarana ini harus benar-benar dijaga seperti yang seharusnya, baik dalam besarannya maupun kondisinya.

Untuk skala wilayah kabupaten, perlu dikembangkan prasarana olah raga berbentuk kawasan stadion atau kawasan sport center yang dapat melayani penduduk untuk seluruh wilayah Kabupaten Solok, dan diarahkan untuk dikembangkan di Kawasan Perkotaan Arosuka (PKL Arosuka).

Sedangkan untuk skala lingkungan dapat dikembangkan taman dan lapangan olahraga pada masing-masing PPL (Pusat Pelayanan Lingkungan) di seluruh wilayah Kabupaten Solok

5. Rencana Pengembangan prasarana Sosial Budaya

Rencana pengembangan prasarana sosial budaya di Kabupaten Solok diarahkan pada pengembangan/pembangunan Gedung Kesenian atau Gedung Serbaguna yang dapat melayani penduduk dalam skala pelayanan hingga seluruh wilayah Kabupaten Solok.

Standar minimal penyediaan Gedung Serbaguna, mensyaratkan jumlah penduduk pendukung adalah 30.000 jiwa, dengan luasan minimum 1.000 m2. Hingga tahun 2030, rencana pengembangan prasarana ini diarahkan pada penyediaan Gedung Kesenian atau Gedung Serbaguna sebanyak 2 (dua) unit, masing-masing di j kawasan perkotaan Arosuka dan di PKLp Alahan Panjang atau dapat juga dikembangkan di Kawasan pariwisata Danau Diatas dan Danau Dibawah, yang ada di Kecamatan Danau Kembar, guna mendukung pengembangan kegiatan pariwisata di kecamatan tersebut

3.1.5. RENCANA POLA RUANG KABUPATEN SOLOK

Rencana pola ruang untuk wilayah Kabupaten Solok, dirumuskan berdasarkan kriteria:

a. merujuk pada rencana pola yang ditetapkan dalam RTRW Nasional, yang tertuang dalam PP No 26 Tahun 2008.

b. merujuk pada rencana pola yang ditetapkan dalam RTRW Provinsi Sumatera Barat 2009-2029

c. mengakomodasi kebijakan pengembangan kawasan andalan nasional yang berada di wilayah kabupaten bersangkutan;

d. memperhatikan rencana pola ruang wilayah kabupaten/kota yang berbatasan;

(31)

BAB III - 31

mengacu pada klasifikasi pola ruang wilayah kabupaten yang terdiri atas kawasan lindung dan kawasan budi daya.

Kawasan Lindung

1. Kawasan Hutan Lindung

Dalam menentukan alokasi ruang untuk peruntukan rencana kawasan hutan lindung di Kabupaten Solok, harus mempertimbangkan acuan penetapan luas dan sebaran kawasan hutan lindung dalam RTRW Provinsi Sumatera Barat 2009-2029.

Luas kawasan hutan lindung yang direncanakan di Provinsi Sumatera Barat hingga tahun 2029 seluas 719.989 Ha atau sekitar 17,02% luas wilayah provinsi. Luas tersebut didasarkan pada hasil penilaian ulang (rescorring) hutan lindung. Berdasarkan rescorring tersebut maka akan terjadi pengurangan luas hutan lindung sekitar 190.544 Ha atau 20,93% dari luas hutan lindung yang ditetapkan Menteri Kehutanan melalui SK No. 422 Tahun 1999.

Penilaian ulang terhadap hutan lindung didasarkan pada kriteria penilaian sebagai berikut :

Kawasan hutan yang memiliki faktor kelerengan, jenis tanah, dan intensitas hujan dengan jumlah hasil perkalian bobotnya 175;

Kawasan hutan yang memiliki kemiringan lereng 40%; dan/atau

Kawasan hutan yang berada pada ketinggian ≥ 2.000 meter di atas permukaan

laut.

2. Kawasan yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya

Beberapa tempat di Kabupaten Solok yang memiliki kemampuan untuk menyerap air tanah dengan baik, dimana lokasi tersebut sebagai hulu dari sungai-sungai yang mengalir menuju ke pantai. Saat ini, kawasan tersebut sedang dimanfaatkan untuk lahan perkebunan dan pertanian (lahan budidaya). Sebagian besar di lahan ini terjadi kegiatan intensif masyarakat sehingga terjadi pengolahan-pengolahan tanah yang mengakibatkan berkurangnya kemampuan tanah dalam menyerap dan menyimpan air. Bahkan beberapa jenis tanaman yang ditanam tidak memiliki kemampuan untuk menyimpan cadangan air tanah. Akibatnya adalah berkurangnya debit air yang dialirkan melalui sungai-sungai.

(32)

BAB III - 32

Sedangkan sungai utama yang termasuk dalam DAS Batang Hari berupa Sungai Gumanti dan sungai yang ada di Kecamatan Tigo Lurah mengalir sepanjang tahun ke arah selatan atau ke arah Kabupaten Solok Selatan.

Daerah resapan air tanah pada umumnya terdapat di daerah hulu dari DAS yang mengalir di wilayah Kabupaten Solok. Berdasarkan kondisi ini maka kawasan resapan air tanah berada pada bagian tengah dan selatan wilayah perencanaan yang meliputi Kecamatan Gunung Talang, Lembang Jaya, Payung Sekaki, Bukit Sundi, Hiliran Gumanti dan KecamatanTigo Lurah.

Dari pengamatan lapangan kawasan resapan air tanah umumnya berada pada daerah hutan lindung, hal ini sangat baik karena alih fungsi lahan di wilayah tersebut akan sangat sulit sehingga kelestariannya akan mudah terjaga. Litologi atau batuan penyusun kawasan ini dominannya berupa batuan gunungapi tua dan muda, sedimen dan metamorfik, retakan, tanah pelapukan dari kelompok batuan tersebut akan mampu menjadi resapan air tanah dan mataair yang berada di bawahnya

3

3.. KKaawwaassaannPPeerrlliinndduunnggaannSSeetteemmppaatt

Menurut klasifikasi pola ruang wilayah kabupaten, kawasan perlindungan setempat meliputi kawasan sempadan pantai, sempadan sungai, kawasan sekitar danau atau waduk, kawasan sekitar mata air, dan kawasan lindung spiritual dan kearifan lokal lainnya. Untuk wilayah Kabupaten Solok, kawasan perlindungan setempat diarahkan pada kawasan sempadan sungai, kawasan sekitar danau atau waduk, kawasan sekitar mata air.

a

a.. KKaawwaassaannSSeemmppaaddaannSSuunnggaaii

Untuk melindungi dan melestarikan fungsi sungai sebagai sumberdaya alam maka berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 32 tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung ditetapkan bahwa kawasan sempadan sungai adalah kawasan sepanjang kiri kanan sungai, termasuk sungai buatan/kanal/saluran irigasi primer, yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai.

Kriteria sempadan sungai adalah (1) sekurang-kurangnya 100 meter di kiri kanan sungai besar dan 50 meter di kiri kanan anak sungai yang berada di luar pemukiman; (2) untuk sungai di kawasan permukiman sempadan sungai diperkirakan cukup untuk dibangun jalan inspeksi antara 10-15 meter; (3) daratan sepanjang aliran sungai tidak bertanggul di luar kawasan permukiman dengan lebar sempadan minimal 50 meter dari tepi sungai, sedang untuk sungai bertanggul lebar sempadan minimal 100 meter dari tepi sungai.

(33)

BAB III - 33

merupakan bagian dari dua Daerah Aliran Sungai (DAS) yang mengalr ke arah timur yatu DAS Agam Kuantan-Indragiri dan DAS Batang Hari.

Untuk lebih jelasnya jumlah dan sebaran sungai yang ada di Kabupaten Solok dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 3.5. Sebaran Lokasi Sungai di Kabupaten Sungai

No Kecamatan Nama Sungai Lokasi

1. Pantai Cermin Batang Lolo Lolo Batang Indarung Surian Batang Kulemban Surian Batang Kayu Manang Surian

2. Lembah Gumanti Batang Gumanti Alahan Panjang

Batang Hari Lembah Gumanti, Sangir dan Sungai Pagu

3. Payung Sekaki Batang Kipat Air Luo Batang Luo Air Luo 4. Tigo Lurah Batang Pelangki Tigo Lurah

Batang Kapujan Batu Bajanjang

5. Lembang Jaya Batang Lembang Lembang jaya, Bukit Sundi, Kubung, X Koto Singkarak 6. Gunung Talang Batang Talang Talang

Batang Barus Lubuk Selasih 7. Bukit Sundi Batang Air Halim Kinari

8. IX Koto Sei Lasi Sungai Lasi Sungai Lasi Batang Pamo Pianggu

Batang Lawas Lembah Gumanti dan Payung Sekaki

9. Kubung Air Ganting Gantung Ciri Sungai Saring Koto Hilalang Air Gawan Selayo

Batang Inang Tanjung Bingkuang 10. X Koto Singkarak Air Kuek Saning Bakar

Air Sumani Sumani 11. Junjung Sirih Air Paninggahan Paninggahan

Air Muara Pingai Muara Pingai 12. X Koto Diatas Batang Katialo Katilo Tj Balik

Sumber: Kab Solok Dalam Angka 2014

Arahan penetapan kawasan sempadan sungai di Kabupaten Solok adalah bagi seluruh aliran sungai yang ada di wilayah kabupaten sesuai kriteria di atas.

b

b..KKaawwaassaannsseekkiittaarrDDaannaauu

(34)

BAB III - 34 Kecamatan Nama Sungai

Bt Lolo

Kecamatan Nama Sungai

Bukit Sundi Bt Air Halim

Singkarak Air Sumani Air Paninggahan Junjung Sirih

Air Muara Pingai X Koto Diatas Bt Katialo

Tabel 3.6. Kondisi dan Sebaran Danau di Kabupaten Solok

No Nama Danau Kecamatan Luas (km2)

1 Danau Diatas Lembah Gumanti dan Danau Kembar 17,2

2 Danau Dibawah Danau Kembar 16,9

3 Danau Talang Gunung Talang 1,3

4 Danau Singkarak X Koto Singkarak dan Junjung Sirih 129,7 Sumber: Kab Solok Dalam Angka 2014

Kriteria penetapan kawasan sempadan sekitar danau/waduk adalah :

Daratan dengan jarak 50 – 100 meter dari titik pasang tertinggi air danau/waduk; atau

Daratan sepanjang tepian danau/waduk yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik tepian danau/waduk.

Tabel 3.7. Kawasan Sempadan di Kabupaten Solok

No Kawasan Perlindungan

Setempat Sebaran Lokasi (Kecamatan)

1 Kawasan Sempadan Sungai

Seluruh aliran sungai yang ada di wilayah Kabupaten Solok, meliputi:

2 Kawasan Sekitar Danau Danau Singkarak (Kec. X Koto Singkarak dan Junjung Sirih) Danau Diatas (Kec. Lembah Gumanti dan Danau Kembar) Danau Dibawah (Danau Kembar)

Danau Talang (Gunung Talang) 3 Kawasan Sempadan Mata

Air

Nagari Selayo dan Nagari Gaung (Kec. Kubung) Nagari Sulit Air (Kec. X Koto Diatas)

Nagari Kacang dan Koto Sani (Kec. X Koto Singkarak) Nagari Koto Anau (Kec Lembang Jaya)

Mengacu pada penetapan Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya dalam rencana pola ruang RTRW Provinsi Sumatera Barat, terdapat beberapa kawasan di wilayah Kabupaten Solok yang termasuk dalam klasifikasi kawasan lindung tersebut, seperti pada tabel berikut ini

Tabel 3.8. Kawasan Suaka Alam dan Pelestarian Alam di Kabupaten Solok

No Kawasan Luas (Ha) Lokasi Keterangan

1 Cagar Alam Barisan I

74.821 Kota Padang, Kab. Padang Pariaman, Kab. Tanah Datar

Gambar

Gambar 3.1 Peta Rencana Jalur Evakuasi Bencana Letusan Gunung Api (Gn Talang).
Tabel 3.2. Rencana Pengembangan Jaringan Jalan Kabupaten Solok Tahun 2031
Gambar 3.2. Peta Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Telekomunikasi
Tabel 3.4. Bendung dan Luas Layanannya di Kabupaten Solok
+7

Referensi

Dokumen terkait

b) Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH.. Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti

Pada rencana kawasan budidaya terbagi menjadi 2 (dua), yaitu kawasan budidaya yang ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional yang terkait dengan wilayah

 Penataan kawasan permukiman perkotaan melalui konsolidasi tanah. Rencana pengembangan kawasan permukiman yang terkait dengan pengembangan industri, pertambangan,

Berdasarkan penetapan dalam rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah ditetapkan sistem pusat kegiatan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) selain dari yang

Optimalisasi pemanfaatan ruang kawasan strategis untuk mendukung pembangunan permukiman dan infrastruktur dalam kerangka menanggulangi kawasan permukiman kumuh.dan

Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat

Dari RP2KP yang telah disusun kemudian diturunkan ke dalam suatu rencana operasional berupa Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di Kawasan Strategis Kabupaten/Kota

Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai kebijakan dan strategi dokumen rencana seperti Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Rencana Pembangunan Jangka Menengah