• Tidak ada hasil yang ditemukan

tahun 2014

akhir tahun 2014

•Tersedianya informasi untuk penyusunan regulasi air limbah domestik pada tahun 2015

•Penyediaan pelayanan dan peningkatan kualitas sistem air limbah domestik untuk mencapai target Standar Pelayanan Minimum (SPM) (Kemen PU no. 14 tahun 2010)

2. Menyediakan sistem pengelolaan air limbah setempat untuk melayani 60 % Penduduk Kabupaten Solok pada tahun 2017

•Optimalnya sistem pengelolaan lumpur tinja dan terdapat sarana dan prasarana yang mendukung dalam pelayanan air limbah

•Prioritas pembangunan pada masyarakat daerah miskin dan rawan penyakit yang berhubungan dengan air (Waterborne disease)

•Mendorong kerjasama antar Kota/Kabupaten dalam upaya melindungi badan air dari pencemaran air limbah

3. Meningkatkan

penggunaan jamban sehat menjadi 80% pada tahun 2017

•Meningkatkan akses jamban sehat

D. Sub Sektor Air Minum/Air Bersih

Dalam sub sektor Air Minum/Air Bersih, terdapat tujuan yang ingin dicapai hingga tahun 2019 (sesuai dengan RAD AMPL Kabupaten Solok Tahun 2016-2019). Tujuan tersebut adalah:

Tabel 3.36. Tujuan, sasarana dan strategi Sanitasi Kabupaten Solok Sub Sektor Air Minum

Tujuan Sasaran Strategi

• Meningkatkan

cakupan akses air minum yang layak dan berkelanjutan

• Meningkatnya cakupan akses air minum yang layak dan berkelanjutan dari 64,95% menjadi 83,01%

• Pembangunan dan Pemeliharaan SPAM Perkotaan dan SPAM Perdesaan • Meningkatkan kinerja teknis dan pengelolaan PDAM • Meningkatnya kapasitas unit produksi

• Peningkatan penyehatan kinerja PDAM

• Menjamin

ketersediaan sumber pasokan air yang berkelanjutan dan dapat diandalkan

• Pasokan air meningkat dari 300 liter/detik menjadi 390 liter/detik

• Perlindungan terhadap sumber mata air

• Peningkatan upaya pengembangan sumber mata air baru

E. Higiene/PHBS

Dalam aspek PHBS Sanitasi, terdapat satu tujuan yang ingin dicapai hingga tahun 2017. Tujuan tersebut adalah:

BAB III-113

Sub Sektor PHBS

Tujuan Sasaran Strategi

• Peningkatan keterpaduan penyelenggaraan PHBS sampai tahun 2017 • Peningkatan kapasitas kader kesling melalui pelatihan pada akhir tahun 2017

• Pemberdayaan masyarakat, bina suasana dan advokasi yang didukung juga dengan kemitraan •

• Berperannya kelompok masyarakat di 74 (Tujuh puluh empat) Nagari dalam peningkatan PHBS pada akhir tahun 2017

• Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya sendiri dan mengembangkan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat

• • Termanfaatkannya media

lokal pilihan masyarakat di lokasi prioritas dalam penyadaran ber - PHBS pada akhir tahun 2017

• Mengembangkan media lokal pilihan masyarakat dalam rangka penyadaran PHBS

• Terselenggaranya

pendidikan kesehatan kepada masyarakat

• Mengupayakan terciptanya PHBS bagi masyarakat untuk mencegah timbulnya masalah kesehatan melalui upaya promotif dan preventif • Meningkatnya kapasitas

SKPD terkait penyampaian informasi PHBS pada akhir tahun 2017

• Integrasi kegiatan promosi PHBS di tingkat Kabupaten, Kecamatan dan Nagari

3.5.3. STRATEGI ASPEK NON TEKNIS

A. Kebijakan Daerah dan Kelembagaan

Dengan mempertimbangkan tujuan pembangunan sanitasi Kabupaten Solok tahun 2017, dan berbagai isu strategis serta tantangan yang dihadapi Kabupaten saat ini, maka dirumuskan serangkaian strategi dalam aspek kebijakan daerah dan kelembagaan yang diarahkan pada tingkatan sistem, organisasi dan individu.

Strategi

Tingkat Sistem • Melakukan peningkatan penguatan kebijakan sanitasi dan penegakkannya di Kabupaten Solok

• Mengembangkan kerjasama Pemerintah Kabupatendengan masyarakat dan swasta serta dengan Pemerintah Daerah lainnya dalam pembangunan dan pengelolaan sanitasi.

• Mengkondisikan integrasi antara sistem perencanaan,

implementasi dan monitoring dan evaluasi dalam pembangunan sanitasi di Kabupaten Solok.

• Mengembangkan sistem pendukung penyediaan layanan sanitasi yang terintegrasi.

BAB III-114 • Mempertahankan dan mengoptimalkan program stimulus

penyediaan sarana dan pra-sarana sanitasi yang bersifat memberdayakan masyarakat miskin.

Tingkatan Organisasi • Memisahkan antara organisasi operator dan regulator

• Memperkuat kapasitas organisasi regulator dan operator layanan sanitasi untuk dapat menyelenggarakan pelayanan sanitasi secara efektif dan efisien.

• Mempertahankan dan meningkatkan efektivitas pelaksanaan peran Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi Kabupaten Solok dalam mengawal proses implementasi SSK secara terintegrasi.

• Mengoptimalkan pengorganisasian kelompok swadaya masyarakat (KSM) pengelola sanitasi guna meningkatkan efektivitas kegiatan operasi dan pemeliharaan sarana sanitasi di tingkat masyarakat. Tingkatan Individu • Peningkatan kesadaran dan tanggungjawab dari masyarakat

sebagai pelaku utama dari kegiatan sanitasi

• Peningkatan koordinasi antar SKPD dan stakeholder terkait sanitasi • Optimalisasi peran Pokja dalam pengelolaan sanitasi yang peka

kebutuhan, jender, dan kemiskinan

Diharapkan Pemerintah Kabupaten Solok dapat mengupayakan penguatan kelembagaan yang dilaksanakan dalam 3 strategi sebagai berikut:

• Memperkuat kebijakan sanitasi kabupaten

• Memperkuat komitmen dalam pendanaan sektor sanitasi

• Memperkuat lembaga yang terkait dengan sektor sanitasi (Pokja Sanitasi) B. Keuangan

Strategi penguatan aspek keuangan yang diarahkan untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan sub sektor sanitasi adalah sebagai berikut :

Sub Sektor Strategi

Persampahan • Mendorong peningkatan pemulihan biaya persampahan • Mengembangkan sistem insentif dan iklim yang kondusif bagi

dunia usaha (swasta)

• Meningkatkan kemitraan pemerintah dan swasta

• Peningkatan peran aktif masyarakat dan dunia usaha/swasta sebagai mitra pengelolaan

Drainase Lingkungan • Mendorong dan memfasilitasi pemerintah Kabupaten dalam pengembangan sistem drainase yang efektif

• Advokasi kepada pemerintah kabupaten untuk meningkatkan prioritas pendanaan dalam pengelolaan drainase.

Air Limbah • Mendorong peningkatan alternatif sumber pembiayaan yang murah dan berkelanjutan

• Mendorong peningkatan prioritas pendanaan pemerintah daerah dalam pengembangan sistem

BAB III-115 swasta

Air Minum/Air Bersih • Meningkatkan komitmen semua pihak terkait dalam penyediaan sarana dan prasarana air minum dalam pengalokasian anggaran baik dari APBN, APBD Provinsi dan APBD Kabupaten.

• Mendorong pengalokasian dana CSR ke sektor air minum seperti dana CSR dari PT. Danone (Aqua)

• Meningkatkan peran aktif dari kelompok masyarakat khususnya untuk pengelolaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana air bersih yang sudah dibangun oleh Pemerintah. PHBS • Memprioritaskan pencanangan Kabupaten sehat dengan

peningkatan alokasi APBD II dengan menjadikan PHBS menjadi salah satu program prioritas dalam KUA dan PPAS, dan selanjutnya dalam RKA.

• Meningkatkan komitmen penentu kebijakan anggaran untuk PHBS.

• Memanfaatkan dana APBN dan APBD I untuk pengelolaan PHBS

C. Komunikasi

Strategi penguatan aspek komunikasi yang diarahkan untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan sub sektor sanitasi adalah sebagai berikut :

Sub Sektor Strategi

Persampahan • Advokasi dalam rangka penyamaan persepsi kepada pengambil keputusan untuk meningkatkan prioritas pendanaan dalam pengelolaan

• Promosi tentang pengelolaan sampah ke masyarakat khususnya ibu rumah tangga

• Memaksimalkan peran dari sekolah-sekolah mulai dari tingkat SD, SMP, SMA dan Universitas dalam rangka advokasi tentang pengelolaan sampah

• Kampanye tentang pemilahan sampah dari sumbernya

• Memanfaatkan media-media sosial, media cetak, dan website kabupaten untuk promosi kebersihan

Air Limbah • Meningkatkan komunikasi antar SKPD sektor air limbah sehingga adanya integrasi program dan kegiatan yang lebih komprehensif

• Memasang iklan berupa spanduk, baliho maupun panflet tentang pengolahan air limbah yang bersih dan sehat.

• Memanfaatkan media-media sosial, media cetak, dan website kabupaten untuk promosi kebersihan

Drainase Lingkungan • Melakukan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat tentang pengelolaan drainase yang baik dan benar

• Memasang baliho ditempat-tempat strategis tentang pengelolaan drainase

• Memanfaatkan peran serta dari tokoh masyarakat untuk penyampaian informasi tentang pengelolaan drainase

BAB III-116