• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

E. Struktur Sosial

Struktur sosial merupakan salah satu materi pelajaran sosiologi pada kelas XI di SMA. Pada materi ini membahas bentuk-bentuk struktur sosial dalam masyarakat dapat dilihat dari dua dimensi yaitu diferensiasi sosial dan stratifikasi sosial.

1. Stratifikasi Sosial

Setiap masyarakat senantiasa mempunyai penghargaan tertentu terhadap sesuatu. Dan penghargaan tersebut dapat mengantarkan seseorang yang memilikinya pada kedudukan yang lebih tinggi atau bahkan rendah. Hal tersebut mengakibatkan adanya suatu lapisan atau stratifikasi dalam masyarakat.

Stratification berasal dari kata stratum, yaitu bentuk jamak dari strata, yang berarti lapisan. Pitirim A. Sorokin dalam Soekanto (2003) menyatakan bahwa stratifikasi sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis).

Terjadinya stratifikasi sosial atau sistem pelapisan dalam masyarakat dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu sistem pelapisan yang terjadi dengan sendirinya dalam proses pertumbuhan masyarakat dan sistem pelapisan yang disusun untuk mengejar tujuan bersama.

Seseorang akan mendapatkan lapisan di atas atau di bawah tergantung pada kepandaian, tingkat umur, kekerabatan ataupun harta yang secara otomatis dimiliki. Dan kerabat yang pertama kali membuka tanah,

24

misalnya, akan mendapatkan lapisan yang tinggi dalam kelompok masyarakat tersebut.

Dasar-dasar yang biasa dipakai untuk menggolongkan anggota-anggota masyarakat ke dalam suatu pelapisan sosial:

a. Ukuran kekayaan: banyak sedikitnya harta benda yang dimiliki.

b. Ukuran kekuasaan dan wewenang: banyak sedikitnya kekuasaan yang dimiliki.

c. Ukuran kehormatan: perilaku yang terpuji dan dihoramati. d. Ukuran ilmu pengetahuan: tingkat pendidikan yang dimiliki.

Ada tiga sifat pelapisan sosial dalam masyarakat, yaitu:

a. Pelapisan sosial terbuka: setiap anggota masyarakat mempunyai kesempatan untuk berusaha dengan kecakapan sendiri untuk naik lapisan, atau sebaliknya.

b. Pelapisan sosial tertutup: membatasi kemungkinan berpindahnya seseorang dari satu lapisan ke lapisan yang lain.

c. Pelapisan campuran: ada kemungkinan di dalam suatu masyarakat terdapat unsur-unsur dari kedua sifat stratifikasi sosial.

Dalam teori sosiologi, unsur-unsur sistem pelapisan sosial dalam masyarakat adalah kedudukan dan status. Kedudukan diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial. Menurut Soekanto, masyarakat pada umumnya mengembangkan dua macam kedudukan, yaitu:

a. Ascribed status (status kelahiran) b. Achieved status (status prestasi)

Di samping kedua kedudukan tersebut di atas, sering kali dibedakan lagi satu macam kedudukan, yaitu Assigned status (status yang diberikan). Assigned status sering mempunyai hubungan yang erat dengan Achieved status. Artinya suatu kelompok atau golongan memberikan kedudukan yang lebih tinggi kepada seseorang berjasa, yang telah memperjuangkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan masyarakat. (Soekanto, 2003:228-241)

2. Diferensiasi Sosial

Adalah perbedaan individu atau kelompok dalam masyarakat yang tidak menunjukan adanya suatu tingkatan (hierarkis).

Masyarakat manusia pada dasarnya bisa dibedakan atau terdiferensiasi menurut berbagai kriteria, secara ciri fisiologi dan ciri kebudayaan.

Wujud diferensiasi sosial dibedakan menjadi 5 (lima) yaitu: a. Diferensiasi Sosial Ras

Menurut A.L. Kroeber dalam Koentjaraningrat (1990:94) ras-ras di dunia dapat digolongkan menjadi lima, yaitu:

1) Austroloid, yaitu penduduk asli australia (Aborigin).

2) Mongoloid, terdiri dari Asiatic Mongoloid, Malayan Mongoloid, dan American Mongoloid.

26

4) Negroid, terdiri dari African, Negrito, dan Malanesia. 5) Ras Khusus, Bushman, Veddoid, Polynesian, dan Ainu. b. Diferensiasi Sosial Suku Bangsa (etnik)

Menurut koentjaraningrat (1990:264), konsep yang tercakup dalam istilah “suku bangsa” adalah suatu golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas tadi seringkali (tetapi tidak selalu) dikuatkan oleh kesatuan bahasa.

Sedang para ahli sosiologi menggunakan istilah kelompok etnik adalah kelompok yang diakui oleh masyarakat dan oleh kelompok etnik itu sendiri sebagai suatu kelompok yang tersendiri. (Narwoko 2006:197)

Di Indonesia sendiri terdapat beberapa kelompok etnik, misalnya etnik Jawa, etnik Batak, etnik Sunda dan lain-lain.

c. Diferensiasi Sosial Agama

Menurut Keesing (1981:93-94) bahwa dalam agama ada 3 hal yaitu: pertama, memberi keterangan di mana agama menjawab pertanyaan-pertanyaan eksistensial: bagaimana asal mula dunia, mengapa manusia mati, dan mengapa usaha manusia bias sukses atau gagal. Setiap masyarakat selalu akan mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ekstensial tersebut. Kedua, agama memberi pengesahan di mana agama menerima adanya kekuatan-kekuatan di dalam alam semesta yang mengendalikan dan menopang tata susila dan tata sosial masyarakat. Ketiga, agama menambah kemampuan manusia unuk

menghadapi kelemahan, kehidupan, kematian, penyakit, kelaparan, banjir, dan kegagalan.

Macam-macam agama di Indonesia antara lain: Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Kong Hu Chu.

Menurut Koentjaraningrat (2002:144-145) dalam bukunya kebudayaan mentalitas dan pembanguanan bahwa agama merupakan suatu sistem yang terdiri dari empat komponen, yaitu: a). emosi keagamaan yang menyebabkan manusia itu bersikap religieus, b). sistem keyakinan yang mengandung segala keyakinan serta bayangan manusia tentang sifat-sifat tuhan, tentang wujud dari alam gaib (supernatural) serta segala nilai dan norma serta ajaran dari religi yang bersangkutan, c). sistem ritus dan upacara yang merupakan usaha manusia untuk mencari hubungan dengan tuhan, dewa-dewa atau makhluk-makhluk halus yang mendiami alam gaib, dan d). umat atau kesatuan sosial yang menganut sistem keyakinan dan yang melaksanakan sistem ritus dan upacara. Keempat komponen tersebut terjalin erat antara satu dengan yang lain menjadi sistem yang terintegrasi secar bulat.

d. Diferensiasi Sosial Jenis Kelamin dan Gender

Perbedaan jenis kelamin di sini adalah perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Sedang perbedaan gender adalah cara berprilaku antara laki-laki dan perempuan yang telah ditentukan oleh budaya yang kemudian menjadi bagian dari kepribadiannya.

28

Sering kali masyarakat tidak bisa membedakan antara jenis kelamin dan gender. Menurut Budiman (dalam Narwoko 2006:198) dalam masyarakat primitif dan tradisional, perbedaan jenis kelamin ini sering kali merefleksikan perbedaan hak dan kewajiban di mana kedudukan wanita dalam banyak hal ditempatkan lebih rendah daripada kaum pria. e. Diferensiasi Sosial Klan

Kesatuan genealogis (keturunan), religio magis (kepercayaan), dan tradisi (adat). Macam-macam klen di Indonesia atas dasar garis keturunan yaitu: berdasarkan garis keturunan ibu (matrilineal) dan berdasarkan garis keturunan ayah (patrilineal).

Dokumen terkait