• Tidak ada hasil yang ditemukan

Seorang filsuf dan sosiolog dari Rumania-Prancis, Lucien Goldmann, mencetuskan pendekatan dan teori strukturalisme genetik. Teori itu disampaikan di dalam bukunya yang berjudul The Hidden God: a Study of Tragic Vision in the Pensees of Pascal and the Tragedies of Racine. Buku ini pertama kali diterbitkan dalam bahasa Prancis. Struktur genetik muncul di dalam penelitian sastra sebagai reaksi dari pendekatan strukturalisme murni yang anti-historis. Goldmann sendiri mulai mengkritik strukturalisme murni sekitar tahun 1960-an.

Dalam perkembangannya, strukturalisme murni atau struktur murni biasa digunakan oleh Formalis Rusia dan penganut aliran New Criticism di Amerika. Strukturalisme murni juga disebut sebagai strukturalisme otonom (Pradopo, 1985: 2-3). Namun dalam perkembangannya aliran strukturalisme murni dianggap kurang valid dalam pemberian makna karya sastra oleh para pengikutnya. Hal di atas diungkapkan oleh Drs. Iswanto (2003: 60) dalam buku karya Jabrohim yang menjelaskan juga apabila suatu karya sastra hanya

dipahami melalui unsur intrinsiknya saja, maka karya sastra tersebut dianggap lepas dari konteks sosialnya. Padahal seharusnya di dalam sebuah karya sastra selalu berkaitan dengan masyrakat dan sejarah yang melingkupi penciptaan karya sastra tersebut. Oleh karenanya, strukturalisme murni banyak mendapat kritikan terutama dari kaum aliran struturalisme genetik. Berdasarkan kelemahan-kelemahan yang terdapat pada strukturalisme murni di atas, beberapa kritikus yang merasa tidak puas dengan pendekatan strukturalisme murni mencoba menggunakan pendekatan strukturalisme genetik sebagai cara baru dalam meneliti suatu karya sastra.

Teori strukturalisme genetik merupakan satu-satunya pendekatan yang dianggap mampu merekontruksikan pandangan dunia pengarang. Genetik karya sastra artinya adalah asal-usul karya sastra. Sedangkan faktor-faktor yang berkaitan dengan asal-usul karya sastra adalah pengarang dan kenyataan sejarah yang turut mengkondisikan karya sastra saat diciptakannya. Latar belakang sejarah, zaman dan sosial masyarakat juga dianggap berpengaruh terhadap proses penciptaan karya sastra dari segi isi maupun segi bentuknya atau strukturnya. Teori strukturalisme genetik memiliki implikasi yang lebih luas dalam kaitannya dengan perkembangan ilmu-ilmu kemanusiaan pada umumnya. Goldmann menyimpulkan bahwa struktur harus disempurnakan menjadi struktur bermakna, dimana setiap gejala memiliki arti apabila dikaitkan dengan struktur

yang lebih luas, demikian seterusnya sehingga setiap unsur menopang totalitasnya.

Dalam menggunakan teori struktural genetik, peneliti diharuskan mengetahui tentang keadaan sosial yang terjadi pada saat karya tersebut diciptakan. Keadaan sosial masyarakat pada saat itu dapat diketahui berdasarkan biografi si pengarang dan sejarah dari kehidupan sosial budaya masyarakat pada zaman Victorian. Dengan mengetahui keadaan sosial saat itu penulis dapat lebih memahami kondisi yang terjadi. Hal ini disebabkan menurut Goldmann terdapat suatu hubungan antara karya sastra dengan kelas sosial dari si pengarang. Pendapat Goldmann tersebut dapat dilihat dari kutipan di bawah ini:

“The relations between the truly important work and the social

group, which – though the medium of the creator – is in the last resort, the true subject of creation, are of the same order as relations between the elements of the work and the work as a

whole”. (Goldmann,; 1975: 158).

Kutipan di atas menjelaskan adanya suatu hubungan yang penting antara karya sastra dengan keadaan sosial. Dalam hubungan ini keadaan sosial adalah sebagai kolektivitas yang menciptakan gaya hidup tertentu dengan struktur yang ketat dan koheren. Keadaan sosial ini dengan jelas berpengaruh terhadap bentuk, fungsi, makna, dan gaya suatu karya seni. Keadaan sosial merupakan salah satu indikator untuk membatasi kenyataan sosial yang dimaksud oleh pengarang. Keterangan di atas memiliki implikasi metodologis dalam kaitannya dengan

penelitan sosiologi sastra pada umumnya; melihat karya sastra sebagai bagian yang tidak terpisahkan dengan pengarangnya ataupun penciptanya.

Menurut Hauser (1985: 139) di dalam buku Teori, Metode, Teknik Penelitian Sastra karya Kutha Ratna (2004: 124), dijelaskan bahwa keterlibatan pengarang lebih bersifat afinitas atau bisa lebih dipahami sebagai bentuk ketertarikan terhadap suatu masalah dibandingkan dengan komitmen. Hal tersebut dapat diketahui atas dasar akar sosial yang sama maka terjadilah simpati terbagi, imajinasi terbagi, kesadaran kesadaran sosial yang dianggap sebagai genesis kreativitas. Dalam hubungan ini karya sastra dimanfaatkan oleh pengarang untuk menyampaikan aspirasi kelompok mereka. Pendapat tersebut juga dijelaskan oleh Goldmann di bawah ini:

“The use of the immediate aspect of his individual experience

in order to create these imaginary worlds is no doubt frequent and possible but in no way essential and its elucidation constitutes only a usefull, secondary task of literary analysis. (Goldmann,; 1975: 159).

Kutipan dari pernyataan Goldmann di atas menunjukkan pengalaman dari si pengarang ikut mempengaruhi karya sastra khususnya dalam novel. Pengalaman si pengarang tidaklah sama dengan karyanya; tetapi hanya merupakan sebuah sintesis dari keseluruhan pengalamannya sebagai seorang individu maupun mahluk sosial. Berdasarkan pengalaman si pengarang tersebut dapat diasumsikan oleh Goldmann sebagai maksud atau tujuan dari si pengarang yang ingin

menceritakan kembali suatu fenomena yang terjadi pada masyarakat saat itu melalui karyanya.

Melihat di dalam teori struktural genetik yang merujuk sebuah karya sastra selalu dikaitkan oleh pengarangnya ataupun penciptanya; maka latar belakang dari si pengarang sangatlah penting untuk diketahui. Latar belakang dari si pengarang dapat dibedakan menjadi dua macam. Pertama adalah latar belakang karena afiliasi; sedangkan yang kedua adalah latar belakang karena kelahiran. Bentuk dari afiliasi bermacam-macam sesuai dengan kompleksitas struktur sosial, seperti: keluarga, profesi, intelektual, religi, ekonomi, hukum, dan sebagainya. Berdasarkan kompleksitas struktur sosial di atas dapat diketahui tentang kehidupan si pengarang dan karya seni yang diciptakannya.

Berdasarkan penjelasan yang disampaikan oleh Kutha Ratna (2004:123) yang merespon tentang definisi “struturalisme genetik adalah sebuah analisis struktur dengan memberikan perhatian terhadap asal-usul karya tersebut” dapat disimpulkan bahwa strukturalisme genetik memberikan perhatian terhadap analisis intrinsik dan ekstrinsik sekaligus. Melihat penjelasan yang disampaikan oleh Kutha Ratna, penulis yang mengunakan teori strukturalisme genetik sebagai teori utama diharuskan mengetahui asal-usul sebuah karya itu diciptakan.

Di bawah ini digambarkan sketsa dari sudut pandang para penganut aliran strukturalisme genetik:

Sumber Gambar: Drs Iswanto (2003: 62)

Berdasarkan sketsa gambar di atas dapat diketahui tentang sudut pandang para penganut aliran strukturalisme genetik. Mereka beranggapan bahwa dengan menggunakan elemen intrinsik dan elemen ekstrinsik dapat mengetahui

pandangan dunia si pengarang tentang sebuah kondisi tertentu pada saat itu. Elemen intrinsik pada novel seperti alur cerita, tema, sudut pandang, latar, penokohan, dan lain-lain diharapkan dapat menjelaskan dan menggambarkan suatu kondisi dalam cerita pada novel tersebut. Sedangkan elemen ekstrinsik diperlukan sebagai sumber informasi tambahan untuk mengetahui suatu kondisi dan situasi yang berkaitan dengan karya tersebut. Dengan menggunakan elemen tersebut dan serta pandang sosial kelompok tertentu dapat menjelaskan tentang maksud dan tujuan dari si pengarang dalam menciptakan karyanya. Hal-hal di atas dapat dijadikan alasan mengapa sebagian kritikus pada saat itu beralih aliran menjadi penganut strukturalisme genetik. Dengan menggunakan struktural genetik penulis berharap dapat mengetahui lebih jelas tentang kondisi governess

34

Pada bab ini, penulis menjelaskan tentang objek penelitian yang diteliti, sumber penelitian, sinopsis, biografi si pengarang, metode penelitian, teknik pengumpulan data dan cara penulis menganalisis data yang didapat.

Dokumen terkait