• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Banding Arsitektur dengan Tema Sejenis

Dalam dokumen Stasiun Medan Mass Transit Kwala Bekala (Halaman 59-65)

2.5. Elaborasi Tema

2.5.5. Studi Banding Arsitektur dengan Tema Sejenis

a. Notre Dame du Haut

Notre Dame du Haut merupakan rancangan karya arsitek Le Corbusier yang dibangun pada tahun 1955 dengan langgam ekspresionis modern. Bangunan yang berfungsi sebagai kapel ini dibuat tanpa mementingkan prinsip kebebasan, melainkan mementingkan kemurnian alam. Kapel berlokasi di atas kaki bukit di pegunungan Vosges. Secara keseluruhan, bentuk bangunan ini sederhana tetapi juga rumit. Dikatakan sederhana karena bangunan terbentuk dari bidang atap dan dinding masif dari beton kasar sehingga memberikan citra berani tetapi sederhana. Dikatakan rumit

karena bangunan tidak seperti kapel pada umumnya, pertemuan bidang dinding dan atap tersusun secara diagonal membentuk perbedaan yang sangat kontras.

Sumber:https://upload.wikimedia.org

Gambar 2.45. Notre Dame du Haut

Pada dinding depan bagian selatan dan timur yang cekung seakan tertarik ke suatu titik tertentu di bawah atap yang menggantung (over hang) sangat lebar. Sedangkan pada bagian belakang, dinding utara dan barat berbentuk melengkung hingga ke menara tanpa atap. Antara utara dan barat dipersatukan dengan sebuah pintu di antara dinding yang melengkung. Sedangkan pada bagian dalam, ruanganberbentuk segi empat yang tidak teratur memanjang ke tenggara sampai ke altar. Pada rancangan kapelnya, Le Corbusier memadukan potensi-potensi alam di daerah tersebut dengan memberikan makna-makna keagamaan Kristen sehingga bentuknya mengandung banyak arti dan memberi bermacam-macam simbol.

Sumber:http://www.greatbuildings.com

Sudut dinding yang menjorok ke atas merepresentasikan sebagai haluan kapal. Atapnya diibaratkan sebagai perahu Nabi Nuh yang miring pada sisinya yang bermakna nabi Nuh menyelamatkan umat manusia dari bencana air bah. Kapel yang merupakan perpaduan gaya purbakala dan gaya religi Kristen ini menggunakan sistem struktur dinding pemikul dan atapnya merupakan suatu struktur rongga yang ditopang sebagian kolomnya dan sebagian lagi menopang pada blok di puncak dinding.

Pada bagian interior kapel yang meliputi dinding, atap, dan lantai membentuk kurva menuju altar, mengikuti bentuk alami dari lembah. Bentuk kompleksnya bermula dari tema parabola yang terdapat pada dinding timur untuk memantulkan suara dari luar altar kembali ke lembah.

Kesimpulan:

Bentuk sederhana bangunan ini terbentuk dari bidang atap dan dinding masif dari beton kasar sehingga memberikan citra berani tetapi sederhana. Kerumitan bangunan ini tidak seperti kapel pada umumnya, pertemuan bidang dinding dan atap tersusun secara diagonal membentuk perbedaan yang sangat kontras. Konsep bangunan ini memadukan potensi-potensi alam di daerah tersebut dengan memberikan makna-makna keagamaan Kristen sehingga bentuknya mengandung banyak arti dan memberi bermacam-macam simbol.

b.The Clyde Auditorium

Bangunan ini merupakan rancangan karya Norman Foster dan berlokasi di pinggiran sungai Clyde, sebelah barat jembatan Kingston dan pusat kota. Bangunan ini dijuluki “The Armadillo” karena bentuknya diadaptasi dari wujud binatang Armadillo (Trenggiling). Bangunan ini mampu menampung sekitar 3000 orang untuk kegiatan pertemuan. Bangunan ini terdiri dari auditorium, aula pameran, dan ruang seminar.

Sumber:https://upload.wikimedia.org /

Gambar 2.47. The Clyde Auditorium

Struktur bangunan terbuat dari cangkang yang dilapisi material alumunium yang terpisah-pisah dan diatur secara bertimpa menciptakan bentuk skyline yang unik. Kompleks bangunan memiliki total luas lahan sebesar 25 Ha yang di dalamnya terdapat kompleks pameran, konferensi, dan kompleks hiburan dengan arena berkapasitas 12.500 orang. Sementara bangunanThe Armadillo merupakan bangunan tambahan yang dibuka pada tahun 1997.

Kesimpulan:

Bangunan diadaptasi dari model Trenggiling (Armadillo) yang berlokasi di tepian sungai. Penerapan struktur bangunan menggunakan system struktur cangkang yang dilapiskan oleh material alumunium yang saling terpisah dan disusun saling bertimpa.

c. Sydney Opera House

Bangunan yang dirancang oleh arsitek Jorn Utzon ini merupakan ikon terkenal dari Australia, khsusunya kota Sydney. Bagian cangkang memiliki bentuk spherical, yaitu bentuk yang diadaptasi dari layar kapal yang sering berlabuh kota Sydney. Opera House merupakan panggung bagi pertunjukan Opera Australia, Teater Sydney, dan Sydney Symphony Orchestra.

Sumber:https://upload.wikimedia.org/

Gambar 2.48. Sydney Opera House

Kompleks bangunan ini memiliki luas lahan sebesar 1,8 Ha dan untuk kantor seluas 4,5 Ha. Bangunan ini memiliki ketinggian 183 m dan lebar 120 m. Bangunan didukung oleh 580 pondasi tiang pancang beton yang tertanam sejauh 25 m di bawah laut dan dapat menampung sebanyak 25.000 orang.

Sumber:http://images.adsttc.com/me

Gambar 2.49. Akses masuk ke Sydney Opera House (kiri); tampak dari atas (kanan)

Bangunan ini memiliki jumlah ruangan sebanyak 1000 unit yang didalamnya mencakup 5 teater, 5 studio latihan, 2 aula utama, 4 restoran, 6 bar dan beberapa toko souvenir. Atap Opera House terbuat dari 1.056.000 bermaterialkan lantai granit. Sedangkan interiornya dilapisi granit merah muda dan plywood. Sydney Opera House mulai dibangun tahun 1940. Proyek ini terbagi atas 3 tahap yaitu pembangunan podium atas, pembangunan di luar cangkang dan pembangunan interior dan konstruksi. Bangunan ini dirancang oleh Jorn Utzon.

Kesimpulan:

Bangunan yang memiliki fungsi sebagai opera ini merepresentasikan wujud dari model layar kapal yang berada disekitaran lokasi bangunan sehingga menciptakan sebuah ikon dan kemudahan dalam mengenali kawasan tersebut. Penerapan struktur pada bangunan ini menggunakan sistem struktur cangkang yang memudahkan dalam membentuk model layar kapal.

Tabel 2.15. Kesimpulan studi banding proyek sejenis

No. Studi Banding Kesimpulan

1. Stasiun Dubai Metro Stasiun yang melayani kota Dubai ini memiliki masing –masing zona yang melayani rut eke berbagai tempat di Dubai. Perancangan stasiun mengadaptasikan bentuk urban.

2. Stasiun Lyon-Satolas TGV Stasiun ini berfungsi sebagai penghubung menuju ke bandara. Desain bangunan merepresentasikan model burung dan penggunaan material kaca sebagai pembentuk sayap burung.

3. Stasiun Rotterdam Centraal Stasiun didesain sebagai hub di Belanda dan memadukan antara gaya klasik dan urban. Konstruksinya menggunakan baja stainless sebagai struktur untuk atap bangunan dan penggunaan material kaca pada dinding bangunannya. Konsep Hall dirancang dengan ukuran besar yang dapat mengakomodasi jumlah penumpang yang banyak dengan disertai fungsi-fungsi pendukung didalamnya.

4. Notre Dame du Haut Bangunan dirancang berdasarkan pendekatan terhadap lingkungan sekitar (alam) dan keagamaan yang menjadikan bentuk kapel ini tidak seperti pada umumnya.

5. The Clyde Auditorium Bangunan yang mernggunakan struktur cangkang merepresentasikan dari bentuk sebuah binatang Trenggiling (Armadillo).

6. Sydney Opera House Bentuk bangunan yang menyerupai cangkang diadaptasi melalui lingkungan sekitar sehingga menjadikannya sebagai salah satu ikon kawasan dan juga kota tersebut.

Kesimpulan akhir:

Stasiun sebagai tempat pemberhentian kereta api saat ini tidak hanya difungsikan sebagai sarana alat perpindahan penumpang, melainkan fungsi stasiun juga dapat dibuat menjadi area komersil. Dalam mendesain stasiun, hal utama yang perlu diperhatikan adalah mengenai sistem sirkulasi manusia dan kendaraan bermotor.

Perancangan bentukan massa bangunan disesuaikan dengan lansekap dan kondisi sekitar bangunan. Hal lain yang menentukan bentuk massa adalah tema yang digunakan didalamnya. Sistem rel pada stasiun menggunakan sistem elevated railway atau rel layang sehingga memudahkan kereta melaju dengan aman tanpa mengganggu sirkulasi kendaraan bermotor. Penggunaan konstruksi struktur cangkang umumnya sering digunakan pada bangunan berbentang lebar dan juga bagi bangunan yang mengakomodasi jumlah orang yang banyak.

Dalam dokumen Stasiun Medan Mass Transit Kwala Bekala (Halaman 59-65)

Dokumen terkait