• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III DESKRIPSI PERANCANGAN KAWASAN

III.III Studi Banding

Kota Tua Jakarta

Kota Tua Jakarta juga dikenal dengan sebutan Batavia Lama (Oud Batavia). Kota Tua Jakarta atau yang akrab disebut Kota Tua adalah sebuah wilayah kecil di Jakarta yang memiliki luas 1,3 kilometer persegi yang melintasi

Jakarta Utara dan Jakarta Barat, mencakup daerah Pinangsia, Taman Sari dan Roa Malaka. Jakarta memiliki sejarah panjang, dimulai dari kawasan yang sekarang disebut Kotatua, bercikal bakal Pelabuhan Jayakarta dibawah kerajaan Banten, dengan bentuk, pola dan arsitektur-nya, merupakan hasil dari proses sejarah, politik dan pemerintahan didukung oleh letaknya yang strategis di Nusantara, bahkan di Asia Tenggara. (Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Dr. Ing. H. Fauzi Bowo, Desember 2007). Kawasan Kota Tua Jakarta terkenal sebagai salah satu tempat wisata di Jakarta.

Pada abad ke-18, kawasan ini adalah pusat kota Batavia. Pada masa itu, bangunan yang sekarang menjadi museum sejarah Jakarta adalah Balai Kota.Kini, bangunan-bangunan tua peninggalan jaman Belanda menjadi daya tarik utama Kota Tua.Bangunan-bangunan ini dipertahankan sebagai cagar budaya. Kawasan Kota Tua Jakarta adalah lokasi yang sangat popular untuk berwisata juga sering digunakan sebagai tempat pemotretan dan loksi syuting film. Kondisi sebagian besar bangunan di Kota Tua memang tampak kuno, karena pemerintah sengaja membiarkan bangunan-bangunan itu sesuai aslinya.Akan tetapi, beberapa bangunan tampak memprihatinkan. Beberapa bangunan di kawasan Kota Tua tampak rapuh dan tidak aman bagi wisatawan dan juga penduduk yang berada di sekitar wilayah itu.Kota Tua Jakarta merupakan sebuah kawasan yang masih kental unsur sejarah dan budaya baik itu peninggalan Belanda maupun China. Wilayah Kota Tua ini telah resmi dijadikan sebagai situs warisan oleh Gubernur Jakarta Ali Sadikin pada tahun 1972. Peresmian Kota Tua sebagai situs budaya ini bertujuan untuk menjaga arsitektur yang berada di dalam wilayah Kota Tua.

Arsitektur bangunan yang berada di kawasan ini memang sangat melegenda dan kental dengan nuansa Belanda.

Ada banyak kegiatan yang dapat dilakukan di Kota Tua. Pengunjung yang datang tak hanya bisa menikmati sejarah serta arsitektur kota tempo dulu. Banyak

penjual jasa yang menawarkan „suasana‟ bak Jakarta tempo dulu dengan menyewakan sepeda ontel atau kostum menyerupai orang-orang Belanda seperti

baju atau topi.Tak hanya itu, Kota Tua merupakan tempat yang bagus untuk berfoto, apalagi di malam hari.Selain karena arsitektur bangunannya yang sangat

bersejarah, pemandangan Kota Tua di malam hari dengan lampu-lampu khas Belanda menambah suasana romantis.Selain menjadi tempat wisata, kawasan Kota Tua juga sering menjadi tempat digelarnya berbagai festival budaya.

Revitalisasi Kota Tua Jakarta memiliki visi “Terciptanya kawasan bersejarah Kota Tua Jakarta sebagai daerah tujuan wisata budaya yang

mengangkat nilai pelestarian dan memiliki manfaat ekonomi yang tinggi”. Hal ini menunjukkan Jakarta ingin menghidupkan kawasan bersejarahnya sebagai pariwisata yang diandalkan.

Kawasan yang telah dilakukan revitalisasi adalah sekitar kawasan Taman Beos, Kawasan Museum Fatahillah, Museum Bahari, Meuseum dan Menara Syahbadar, Kawasan Kali Besar, cafe Galangan dan Restoran Padang. Untuk upaya revitalisasi yang menyeluruh hal yang perlu dilakukan adalah:

1. Pengembangan kawasan revitalisasi di Kota Tua Jakarta yang berkelanjutan yaitu mengembangankan wilayah revitalisasi ke beberapa titik zona sekitar area yang telah dilakukan revitalisasi dan dapat dimanfaatkan sebagai obyek wisata budaya.

2. Perbaikan-perbaikan bangunan dan sarana prasarana yang ada di dalam kawasan revitalisasi yang mengalami kerusakan atau butuh percepatan dalam penanganan harus sesegera mungkin untuk dilakukan perbaikan sehingga tidak terjadi kerusakan atau hancurnya bangunan ataupun sarana yang telah dilakukan sebelumnya.

3. Perbaikan dan merencanakan akses-akses yang jelas atar titik pusat pengembangan perlu dilakukan, sehingga pencapaian pengunjung akan lebih mudah. Akses tersebut dapat berupa pedestrian untuk pejalan kaki dengan tujuan agar pengendara motor tidak dapat melewati area tersebut. 4. Penyediaan kantong-kantong parkir yang tidak memanfaatkan badan atau

sisi bangunan tua sehingga tidak menggangu keberadaan bangunan tersebut bahkan untuk menghindari terjadinya kerusakan bangunan tua.

5. Penataan kembali pedagang kaki lima agar tidak memanfaatkan sisi bangunan untuk berjualan, dan tidak terkesan kumuh dan semrawut. 6. Tindakan dan program yang tegas dari pihak pemerintah untuk

memelihara, mengatur dan mengembangkan kawasan Kota Tua sebagai kawasan heritage dan juga sebagai kawasan wisata budaya, dan juga adanya kerjasama dengan berbagai pihak yang konsen ke kawasan Kota Tua.

Kawasan Wisata Sejarah Pasir Salak, Malaysia

Kawasan Wisata Sejarah Pasir Salak adalah kompleks bangunan tradisional Melayu yang membentang di sepanjang Sungai Perak sekitar 50 kilometer selatan dari Ipoh.

a. Sejarah

Pasir Salak merupakan wujud pemberontakan orang Melayu terhadap kekejaman Residen Inggris yang pertama, J.W.W.Birch. Setelah J.W.W.Birch meninggal karena pembunuhan yang dilakukan oleh orang-orang Melayu di sana, Si Puntum dan Dato Sri Maharajalela selaku pemimpin

pemberontakan saat itu dijatuhi hukuman mati oleh pihak Inggris. Sejak saat itu, masyarakat melayu mengangkat Si Puntum dan Dato Maharaja Lela sebagai pahlawan Melayu dan Pasir Salak dianggap sebagai salah satu tempat bersejarah. Atas inisatif yang diambil oleh Kerajaan Negeri untuk menjaga warisan bersejarah, Pasir Salakdibuka untuk memberi kemudahan kepada wisatawan yang ingin menginap sambil menikmati kawasan-kawasan bersejarah di Pasir Salak.Kompleks ini secara resmi dibuka untuk umum pada tahun 2004.

b. Fasilitas - Terowongan Waktu Daya tarik utama di Kawasan Wisata Sejarah Pasir Gambar 3. 8 Mr, JWW Brich

Salak adalah Terowongan Waktu. Terdiri atas bangunan tradisional Melayu dengan serangkaian diorama yang diatur dalam urutan kronologis, yang menggambarkan peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah Melayu dan Malaysia dimulai dengan peristiwa Kuala Selingsing. Gedung ini juga memamerkan banyak koleksi keris.

- Menara jam

- Belotah (panggung tarian panen)

- Lela Rentaka (sejenis meriam yang digunakan oleh orang Melayu) - Rumah Kutai

- Masjid kayu - Resort hotel

RESORT AND HOTEL

Dokumen terkait