• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN TIPOLOGI TOWN HOUSE

2.7 Studi Banding

2.7.1 Studi banding kasus sejenis

Dalam penelitian ini, Penulis mengambil beberapa studi bangding, antara lain: 1. Town house Puri Setiabudhi, Bandung Lokasi: J1. Dr. Setiabudhi No.378

Bandung. Dapat kita lihat pada Gambar 2.19.

Gambar 2.19 Entrance Town house Puri Setiabudhi Sumber: Agnes Vitra, Bandung (Surayya, 2001)

Bangunan yang ada di Puri Setiabudhi merupakan tipologi deret, tetapi unit hunian tidak untuk dijual, hanya disewakan.

a. Kompleks Town house ini berdiri di atas lahan seluas ± 20.000 m2 dan terdiri dan 43 unit hunian, lobby & front office, back office, ruang pertemuan, café dan restoran Maximo, ruang house keeping, ruang utilitas, ruang makan karyawan, tempat pembuangan sampah sementara, tempat pembakaran dan penimbunan daun-daun kering, play ground, jogging track, taman, dan 2 pos satpam.

b. Diantara cluster-cluster Town house terdapat taman bersama dan playground.

c. Gaya arsitektur yang diterapkan pada bangunan terlihat simpel dan modern, warna interior bangunan dan furniture yang disediakan didominasi warna hijau dan merah pastel.

d. Harga sewa cukup mahal karena target pasar untuk golongan menengah ke atas. Furniture, perlengkapan rumah tangga dan barang elektronik sudah disediakan dan memiliki kualitas yang baik.

e. Terdiri dari 3 tipe: 1. Tipe Junior.

Terdiri dari 2 lantai. Lantai dasar: living room, dapur, ruang makan, kamar sopir beserta kamar mandinya. Lantai atas: kamar tidur utama beserta kamar mandinya. Tempat parkir di halaman depan.

2. Tipe Executive.

Terdiri dari 3 lantai. Lantai bawah tanah: garasi untuk dua mobil, kamar sopir beserta kamar mandinya, ruang cuci dan setrika, tempat jemuran. Lantai dasar: ruang makan, dapur, living room, kamar tidur. Lantai atas: Kamar tidur utama beserta kamar mandi dan walking closet, ruang kerja.

3. Tipe Family.

Terdiri dari 3 lantai. Lantai bawah tanah: garasi untuk dua mobil, kamar sopir beserta kamar mandinya, ruang cuci dan setrika, tempat jemuran. Lantai dasar: ruang makan, dapur, living room, kamar tidur beserta kamar mandi. Lantai atas: kamar tidur utama beserta kamar mandi dan walking closet di dalamnya dan satu kamar tidur lainnya. Hal ini dapat dilihat pada suasana yang terlihat pada Gambar 2.20, 2.21, 2.22, 2.23, 2.24, dan 2.25.

Gambar 2.20 Ruang Terbuka

Gambar 2.22 Pantry

Sumber: Agnes Vitra, Bandung (Surayya, 2001) Gambar 2.21Tampak Depan Unit Town house Sumber: Agnes Vitra, Bandung (Surayya, 2001)

Gambar 2.23 Interior Unit Town house Sumber: Agnes Vitra, Bandung (Surayya, 2001)

Ruang dalam unit hunian dengan ukuran yang kecil namun masih berkesan lapang.

Gambar 2.24 Denah

Gambar 2.25 Tampak dan Potongan Sumber: Agnes Vitra, Bandung (Surayya, 2001) 2. Setra Duta Town House

a. Kompleks Town house ini berada di pusat kompleks perumahan mewah Setraduta, Bandung.

b. Merupakan kawasan permukiman town house yang memiliki tata lansekap yang menarik.

c. Kompleks perumahan secara umum dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas seperti kolam renang, lapangan tenis, dll.

d. Kebanyakan penggunanya adalah masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah atas.

e. Pada kompleks hunian ini tidak terlihat adanya penambahan ruang dalam kavling hunian. Meskipun begitu, tetap ditemukan adanya variasi pada beberapa unit hunian.

f. Akses menuju masing-masing unit hunian adalah dari jalan lingkungan (jalan kendaraan) dan dari belakang unit hunian (jalan setapak).

g. Peletakkan massa mengelilingi sebuah taman yang luas. h. Terdapat ruang terbuka publik yang nyaman.

i. Memiliki hubungan antara bangunan rumah dengan lingkungan alami. j. Masing-masing unit dilengkapi dengan kamar tidur supir dan

pembantu di lantai semi basement.

k. Masing-masing unit mempunyai luas bangunan 250 m2 dan luas tanah 152 m2. Hal ini dapat kita perhatikan pada Gambar 2.26, 2.27, dan 2.28.

Gambar 2.26 Tampak Unit Town House Sumber: Agnes Vitra, Bandung (Surayya, 2001)

Gambar 2.27 Tampak Unit Town house Sumber: Agnes Vitra, Bandung (Surayya, 2001)

Sumber: Agnes Vitra, Bandung (Surayya, 2001)

4. Prapanca Town Houses

Data Proyek:

Nama Proyek : Prapanca Town houses

Lokasi : Jl. Prapanca Raya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan

Pemilik : Keluarga Iwan Tjahjadikarta

Arsitek : Budiman Hendropurnomo

Konsultan : PT. Duta Cermat Mandiri

Desain : Tahun 2000

Konstruksi : Tahun 2002-2003

Luas lahan : 18.637 m2.

Proyek bermula dari keinginan pemilik yakni keluarga Iwan Tjahjadikarta, untuk merenovasi enam rumah berlantai dua yang bergaya jengki di jalan Prapanca Raya dengan level kontur tanah yang memisahkan akses menuju latai dasar dengan lantai di atasnya. Lantai atas seluruh rumah tersebut berhubungan langsung dengan jalan Prapanca Raya, sedang

lantai bawahnya berada di tepi kali Krukut di bagian belakang. Tiga town

house baru disisipkan di antara keenam rumah tersebut yang ternyata pada

saat banjir bandang lantai bawahnya terendam air kali Krukut, sehingga

keenam rumah tersebut harus dinaikkan di atas level banjir. Living area

diletakkan di lantai bawah yang menghadap ke kolam renang di sisi kali dan mendapat sinar matahari pagi. Perletakan kolam renang di bagian

belakang rumah diharapkan bisa mencapai nuansa yang harmonis antara hunian dengan sungai di dekatnya, tampak bangunan pada Gambar 2.29, 2.31 dan 2.32 mencerminkan hal tersebut. Di beberapa unit sisi Utara, taman yang lebih sempit disisi kolam ikan dan pohon kamboja.

Gambar 2.29 Tampak Depan Prapanca Town house Sumber: Agnes Vitra, Bandung (Surayya, 2001)

Gambar 2.31 Potongan Prapanca Town house Sumber: Majalah Indonesia Design Edisi 13, 2005

Gambar 2.32 Tampak dari Jalan Prapanca Raya Sumber: Majalah Indonesia Design Edisi 13, 2005

Pada Gambar 2.30, dapat dilihat Arsitektur town house Prapanca

terbentuk dari permainan bidang-bidang tipis yang disusun secar paralel dan tegak lurus terhadap jalan Prapanca Raya yang melengkung.

Bidang-bidang tersebut diberi sentuhan warna-warni yang memecah gugusan kesembilan unit town house menjadi bagian-bagian yang lebih dinamis dan berskala manusia. Ciri-ciri dari rumah jengki dimunculkan kembali sebagai bagian dari semangat konservasi dan unsur nostalgia. Di seberang sungai terletak rumah utama, sehingga ada dialog menarik antara arsitektur town house yang warna-warni dengan rumah utama yang lebih monochromatic. Demikian pula terdapat perbedaan yang drastis antara

hiruk pikuk kendaraan di sepanjang jalan Prapanca Raya dengan ruang-ruang tenang di tepi kali Krukut yang merupakan bagian belakang town house Prapanca.

Gambar 2.30 Denah Lantai 1,2,3 Prapanca Town house Sumber: Majalah Indonesia Design Edisi 13, 2005

5. De Oaze Tomang Residence Data Proyek

Nama Proyek : De Oaze Tomang Residence

Lokasi : Jl. Gelong Baru Utara 2, Tomang, Jakarta Barat

Developer : PT. Dwimitra Mugi Sentosa

Konsultan Arisitektur : PT. Archindo Cipta Kreatif Arsitek : Cozmas D. Gozali

Luas Area fase I : + 4000 m2.

Sebuah hunian dengan acuan town house yang ramah lingkungan, de Oaze Tomang Residence mencoba memadukan unsur alam yaitu air, udara dan tumbuhan

yang diharapkan mampu memberi dampak positif terhadap peningkatan kualitas hidup penghuni dan lingkungan sekitarnya. Sedangkan ruang luar diolah maksimal untuk mengakomodasi kegiatan outdoor penghuninya. Ibarat kota kecil dalam sebuah

oase menyediakan taman, kolam renang, kolam refleksi, jogging track sebagai tempat berinteraksi antar sesama penghuni. Sebagai pengendali banjir, dibuat sumur resapan yang mampu mengurangi luapan air tanpa mengganggu aliran air di permukaan tanah. Komposisi ruang terbuka dan area terbangun yang sama besar berkonsekuensi pada pengembangan bangunan ke arah vertikal untuk mengoptimalkan lahan terbuka. Kelompok ruang diletakkan di bagian dasar unit, sedangkan kegiatan utama hunian diletakkan di atasnya. Lantai dasar dibuat sebagai semi basement dengan menurunkan lantai di bawah permukaan jalan, sedengakan taman-taman di sekitar unit diangkat lebih tinggi dari permukaan jalan. Suasana ini dapat kita lihat pada Gambar 2.33 dan 2.34.

Sumber: Majalah Indonesia Design Edisi 13, 2005

Gambar 2.34 Inner Court

Sumber: Majalah Indonesia Design Edisi 13, 2005

Rancangan unit hunian mengambil tema modem minimalis sebagai abstraksi dari arsitektur global. Ini tampak pada fasade bangunan yang didominasi permainan garis-garis vertikal dan horizontal yang biasanya menjadi dari gaya moderminimalis. Tidak lupa pula penggunaan atap beton datar yang diperlakukan secara khusus agar mampu menahan panas matahari.

Agar selaras dengan tema ramah lingkungan yang menjadi moto town house

de Oaze, rancangan per unit difokuskan pada pengudaraan dan pencahayaan alami. Penggunaan bukaan-bukaan lebar pada kulit luar bangunan diharapkan mampu mengalirkan udara segar ke dalam ruangan, sekaligus mendapat cahaya yang maksimal. Kaca khusus digunakan sebagai penutup pada setiap bukaan sehingga

mampu mereduksi panas matahari. Di setiap unit diletakkan dua area terbuka di bagian tengah dan belakang hunian, sebagai pendukung sirkulasi udara.

2.7.2 Perbandingan studi banding

Pada Tabel 2.5 dapat dilihat bagaimana perbandingan dari studi banding. Tabel 2.5 Tabel Perbandingan Studi Banding

Townhouse Setraduta, Bandung Prapanca Town houses Baverly Hills Town house Puri Setiabudhi, Bandung

Unit hunian Jumlah unit 18 9 29 53

Jumlah lantai 2,5 3 3 2,5

Tipe hunian Town house

Rowhouse Maisonette Besaran unit 1 Kmr tdr 2 Kmr tdr 3 Kmr tdr Parkir Pribadi Komunal

Sumber: Hasil Pengkajian Puslitbang Permukiman Dep. Kimpraswil tahun 2000

Townhouse Setraduta, Bandung Prapanca Town houses Baverly Hills Town house Puri Setiabudhi, Bandung Konfigurasi massa Cluster Linier Fasilitas Taman bersama Taman pribadi Rekreasi Olahraga Gol ekonomi Rendah Menengah bawah Menengah atas Perubahan pada unit Struktur Fasade Fungsi ruang Interior

Sumber: Hasil Pengkajian Puslitbang Permukiman Dep. Kimpraswil tahun 2000

Dokumen terkait