• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Banding Tema Sejenis Hazelwood School

BAB III ELABORASI TEMA

3.5 Studi Banding Tema Sejenis Hazelwood School

Gambar 51. Eksterior Hazelwood School (Sumber: www.hazelwoodschool.co.uk)

Arsitek Gordon Murray dan Alan Dunlop berusaha mengikuti projek Hazelwood ini dengan komitmen yang berdasarkan pada pengetahuan, prinsip, dan kapasitas bangunan yang nantinya akan menampung anak-anak yang cacat dengan tingkat yang berbeda. Umumnya murid di sini terbatas dalam kemampuan mendengar dan melihat. Untuk menghadapi masalah ini, desain harus dapat memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kebebasan bergerak anak-anak tersebut.

Sekolah ini berlantai 1 ini terdiri dari 11 ruangan kelas, menyediakan kelas tingkat dasar sampai dengan tingkat menengah. Biasanya murid-murid ke sekolah dengan taxi atau mini bus, untuk mengakomodasi kegiatan ini, maka bagian entrance sekolah ini mempunyai sebuah lengkungan untuk area drop off anak-anak. Ruang belajar berada pada bagian utara site untuk menghindari sinar matahari dan kebisingan secara langsung. Ruang belajar yang besar dilengkapi dengan area penyimpanan built-in yang luas, dan area ini dapat digabungkan denga kelas lain. Ruangan kelas yang rapid an dinding yang bersih memberikan suasana yang tenang dimana anak-anak dapat tumbuh dan berkembang tanpa disuguhi informasi visual yang terlalu banyak.

Lingkungan luar adalah bagian dari lingkungan belajar, ruang belajar yang luas disediakan di sekitar lahan bangunan sekolah. Pohon existing dipertahankan sesuai dengan permintaan pemilik.

Fitur desain universal

• Mempunyai dinding sensor yang dapat membantu anak-anak (yang kurang mampu melihat) berlatih kemampuan mereka bergerak dan berorientasi, di samping itu, ini juga meningkatkan kepercayaann diri mereka,

• Dinding sensor ini dibentuk agar anak-anak tahu mereka sedang berada di bagian yang mana,

Signage dalam bentuk huruf Braille dan gambar-gambar,

• Area penyimpanan yang besar dan dapat digabung dengan ruang kelas lainnya,

• Menggunakan warna yang kontras untuk membedakan ruang penyimpanan dan ruang kelas, dan

• Orientasi utara yang mengambil sinar matahari secara tidak langsung.

Gambar 52. Suasana Eksterior Hazelwood School Pada Malam Hari (Sumber: www.hazelwoodschool.co.uk)

Fitur Sustainable

• Bangunan ini didesan dalam memaksimalkan penggunaan material yang alami dan tahan lama,

• Ventilasi alami,

• Material atap bagian selatan bangunan adalah sumber panas,

• Lingkungan luar dipertimbangkan sebagai ruangan kelas eksternal. Area ini dibiarkan kosong dan tidak ditanami oleh tumbuhan untuk kegiatan belajar dan nantinya akan dibuat taman yang mempunyai sensor untuk tahap selanjutnya.

Gambar 53. Suasana Lorong Hazelwood School yang Mengunakan Dinding Sensor (Sumber: www.hazelwoodschool.co.uk)

Trafacon Office Building

Gambar 54. Eksterior Trafacon Office Building (Sumber: www.wikipedia.com)

Bangunan Kantor Trafacon berada di Jagakarsa, Jakarta Selatan. Bangunan ini adalah kantor pusat untuk perusahaan Trafacon yang bergerak di bidang konstruksi dan berdiri pada tahun 2001 di Jakarta. Bangunan Kantor Trafacon mencoba untuk “bertempur” dengan masalah banjir yang sering terjadi di Jakarta, dan bertujuan untuk membuktikan bahwa arsitektur kontemporer masih dapat diaplikasikan tanpa mengabaikan prinsip dasar arsitektur tropis. Konsep utama dari bangunan ini adalah menyatukan antara bangunan dan

lingkungan sekitarnya. Rumput hijau menutupi permukaan bangunan dari tanah sampai atap.

Gambar 55. Denah Ground Floor Trafacon Office Building (Sumber: www.wikipedia.com)

Gambar 56. Suasana Ruang Dalam Trafacon Office Building (Sumber: www.wikipedia.com)

Si perancang menggunakan teknik “kertas lipat” untuk menciptakan ruang. Yang menjadi perhatian di sini adalah bagaimana menyatukan lanskap dengan bangunan dan membuat sistem pengaturan air, di samping membuat area kantor yang sesuai dengan fungsi dan tujuan. Rancangan ini menggabungkan arsitektur lanskap dan arsitektur “kertas lipat” menjadi sebuah bangunan yang menyatu dengan lingkungan.

Fungsi-fungsi yang sama disatukan untuk meningkatkan efisiensi. Melalui perancangan zoning yang teliti, aktivitas manusia diminimalkan sehingga suhu panas yang

terjadi di dalam ruangan tidak tinggi. Selain dari zona kerja, zona lainnya tergantung pada ventilasi alami. Walaupun ruang kerja menggunakan AC, sistem ini telah dirancang untuk bekerja pada tingkat optimal untuk menghindari pembuangan energi. Dinding dengan

kaca besar membantu mengurangi keperluan pencahayaan buatan.

Air

Metode konvensional dan canggih digunakan untuk mengolah air. Atap hijau/Green Roof digunakan untuk mengumpulkan dan menyaring air hujan, dimana air ini nantinya dialirkan ke tangki bawah tanah untuk keperluan penyiraman di kamar mandi dan tanaman. Sistem penyaringan diadopsi dan dimodifikasi dari cara tradisional yang digunakan di rumah Indonesia.

Selain dari ruang penyaringan berisikan agregat besar, kecil dan serat kelapa, tanah dan rumput digunakan sebagai lapisan filter tambahan. digabungkan dengan penggunaan teknologi air setempat, yang menghilangkan kontaminasi oleh zat besi, mangan, organik dan senyawa amonium, senyawa yang tidak terurai, kekeruhan dan bau, air hujan yang dikumpulkan juga dapat berubah menjadi air minum.

Gambar 57. Sistem Pengaturan Air di Trafacon Office Building (Sumber: www.wikipedia.com)

Material

Material dengan energi rendah seperti beton, kaca, dan rangka anodised aluminum digunakan; material dengan bahan kimia seperti cat beremulsi dihindari, meminimalkan

dampak negative pada lingkungan. Kesehatan dan Kenyamanan Kaca transparan yang berorientasi sepanjang utara-selatan bertujuan menghindari sinar matahri secara langsung. Ini meminimalkan penambahan radiasi dan panas, menurunkan suhu di ruangan. Atap besar berkantilever dibuat untuk tujuan pembayangan, dan atap hijau/green roof menjadi lapisan yang mendinginkan. Pada courtyard terdapat air mancur dan pohon yang membantu untuk mengontrol suhu dan kelembapan sekitarnya. Semua faktor di atas membantu untuk mewujudkan lingkungan kerja yang nyaman. Adanya lanskap hijau yang luas dan berlapis- lapis ini dapat dijadikan sebagai ruang bersosialisasi, tempat berinteraksi di luar ruangan daripada di dalam ruangan, pantry, dan lainnya. Ruang terbuka hijau menciptakan lingkungan yang nyaman, tenang dan ini menghasilkan efek positif bagi psikologis orang yang bekerja di dalam bangunan.

BAB IV ANALISA

4.1 Analisis Kondisi Tapak dan Lingkungan