ALAT PENGUMPULAN DATA
1. Studi dokumen (bahan pustaka)
Pengumpulan data yg dilakukan melalui data tertulis. Mengadakan penelahaan bahan pustaka secara mendalam dan luas merupakan suatu kegiatan yang integral dalam penelitian. Akan tetapi bukan berarti bahwa penelahaan bahan pustaka merupakan satu-satunya pekerjaan penelitian. Bahan pustaka perlu ditelaah agar diperoleh bahan teoritis dan konsepsional.
2. Pengamatan (observasi)
Didalam melakukan kegiatan ilmiah seperti penelitian, pengamatan atau observasi merupakan salah satu sarana pengumpulan data yang tertua. Sejak zaman dahulu para ahli filsafat melakukan pengamatan terhadap masyarakat.
Astronom juga melakukan pengamatan tertentu terhadap bintang-bintang.
Demikian juga para penyayang binatang. Ciri pengamatan:
1. Pengamatan mencakup seluruh konteks sosial alamiah dari perilaku manusia yang nyata.
2. menangkap gejala atau peristiwa yang penting, yang mempengaruhi hubungan sosial antara orang-orang yang diamati perilakunya.
3. menentukan apakah yang disebut sebagai kenyataan dari sudut pandangan hidup atau falsafah hidup dari pihak-pihak yang diamati
4. mengidentifikasikan keteraturan perilaku atau pola-pola
Adapun tujuan dari pengamatan tersebut pada umumnya adalah sebagai berikut:
1. mendapatkan data yang menyeluruh dari perilaku manusia atau masyarakat.
2. mendapatkan deskripsi yg relatif lengkap mengenai kehidupan sosial / salah satu aspeknya.
3. mengadakan eksplorasi.
4. untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap mengenai perilaku manusia dan kelompoknya.
Prosedur pengamatan (observasi) dapat dikategorikan kepada dua kategori yaitu:
1. Pengamatan terlibat, dikatakan pengamatan terlibat adalah apabila peneliti menjadi bagian dari obyek yang ditelitinya tersebut.
2. Pengamatan tidak terlibat, dikatakan pengamatan tidak terlibat apabila peneliti hanya mengamati obyek penelitian tersebut dan tidak masuk menjadi bagian di dalam obyek penelitian tersebut.
Dalam memilih pengamatan atau observasi sebagai alat pengumpulan data, harus diperhitungkan beberapa faktor, yakni:
1. Masalah yang akan diteliti atau diamati
2. Ketrampilan pengamat di dalam melakukan pekerjaannya
3. Karakteristik pihak yang diamati seperti ekonomi, politik, kebudayaan, dll.
Pengamatan akan berjalan lancar apabila tidak ada halangan-halangan yang berasal dari pengamat maupun yang diamati. Ada beberapa ciri-ciri dari pihak yang diamati yang perlu diperhitungkan oleh peneliti, seperti:
1. Faktor pekerjaan 2. Faktor ekonomis
3. Faktor politis dan hukum 4. Faktor kebudayaan 5. Faktor normatif
Untuk keadaan di Indonesia, kadang – kadang perlu diperhatikan hal – hal lain, misalnya:
1. Adanya persaingan antara suku – suku bangsa tertentu
2. Kemungkinan bahwa salah satu suku bangsa memaksakan unsur kebudayaan atau unsur – unsur agamanya pada suku bangsa yang lain 3. Ada suku bangsa yang berusaha untuk mendominasi suku bangsa lain secara
politis
4. Adanya konflik yang bersifat tradisional.
3. Wawancara (interview)
Wawancara dipergunakan dengan tujuan sebagai berikut:
1. memperoleh data mengenai persepsi manusia 2. mendapat data mengenai kepercayaan manusia
3. mengumpulkan data mengenai perasaan dan motivasi seseorang
4. memperoleh data mengenai antisipasi atau orientasi masa depan manusia 5. memperoleh informasi mengenai perilaku pada masa lampau
6. mendapatkan data mengenai perilaku yang sifatnya sangat pribadi atau sensitif.
Adapun ciri pokok dari wawancara itu adalah:
1. Di dalam wawancara diperlakukan perilaku yang senantiasa saling menyesuaikan diri terutama dari pewawancara.
2. Wawancara sangat berguna untuk memperoleh data perihal sikap, perasaan, pikiran, kepercayaan, dan lain-lain.
3. Wawancara memberikan kemungkinan-kemungkinan untuk mempergunakan berbagai tipe pertanyaan.
4. Perluasan ruang lingkup dimungkinkan dalam wawancara.
5. Kadang-kadang pewawancara harus dilengkapi dengan data apabila yang diwawancarai pada saat tertentu menghendaki data tersebut.
Keuntungan:
c. Memungkinkan peneliti utk mendapatkan keterangan lebih cepat.
d. Kayakinan bahwa penafsiran responden adalah tepat
e. Pembatasan dapat dilakukan secara langsung apabila jawaban yg diberikan melewati batas ruang lingkup masalah yg diteliti,
f. Kebenaran jawaban dapat diperiksa secara langsung.
Kelemahan:
a. Kadang sulit utk mengetahui apabila responden tdk memberikan informasi yg sebenarnya.
b. Kadang sulit utk menjadi pewawancara & pencatat sekaligus.
c. Seringkali memakan waktu lama.
d. Sulit utk mengikuti kehendak para responden yg berbeda sifat & perilakunya.
Dalam wawancara dipergunakan suatu pedoman wawancara yang berisikan pokok-pokok yang diperlukan untuk wawancara.
Wawancara memerlukan beberapa syarat ilmiah, yakni:
1. Sebelum wawancara dilakukan, pewawancara sudah harus tau hal-hal apa yang nantinya akan ditanyakan. Pewawancara tidak boleh mengarang-ngarang pertanyaan seadanya.
2. Sebagai pendahuluan dari wawancara yang sebenarnya, pewawancara harus terlebih dahulu menciptakan hubungan baik. Hal ini penting untuk menghilangkan kecemasan interviewee, memberikan jaminan bahwa jawaban-jawabannya tidak akan menimbulkan konsekwensi yang merugikan dirinya sehingga membangkitkan keinginan kerjasama.
3. Selama wawancara berlangsung, pewawancara harus waspada dalam menemui saat kritis dimana mungkin interviewee menemui kesulitan untuk menjawab karena menyangkut pribadi atau mengancam dirinya.
4. Penutup wawancara harus diusahakan agar interviewee tidak merasa habis manis sepah dibuang.
Tipe wawancara:
1. Wawancara tidak terarah 2. Wawancara terarah 3. Wawancara berfokus
4. Wawancara mendalam
4. Kuisioner
Kuisioner adalah daftar pertanyaan yang dibuat oleh peneliti lalu kemudian disebarkan kepada responden dimana hasil jawaban responden akan diolah untuk mendukung data penelitian.
Kuisioner seringkali dipergunakan untuk mengumpulkan data perihal masyarakat atau golongan-golongan tertentu, kepercayaan, pendapat, pola perilaku dari masyarakat. Suatu kuisioner direncanakan dan dipergunakan untuk memperoleh atau mengumpulkan data dari populasi yang luas, atau yang mempunyai beraneka ragam corak dari kelompok atau golongan masyarakat. Dengan memperoleh suatu gambaran melalui pengunaan kuisioner maka peneliti dapat memperoleh pengetahuan yang mendalam mengenai hal yang ditelitinya tersebut.
Secara sederhana, dapat dikatakan bahwa penggunaan kuisioner mempunyai dua fungsi utama:
1. Untuk mendapatkan deskripsi mengenai suatu gejala (atau beberapa gejala).
2. Untuk kepentingan pengukuran dari berbagai variabel dari individu / kelompok.
Tidak jarang peneliti menghadapi berbagai masalah, seperti:
1. konstruksi kuisioner yang akan dipergunakan.
2. bahasa yang akan dipergunakan 3. kerangka acuan
4. urutan pertanyaan
5. panjang pendeknya kuisioner
Peneliti harus sebanyak mungkin menghindari bahasa yang terlalu mengarah pada jawaban tertentu seperti ya dan tidak. Contohnya:
“Menurut pendapat saudara bukankah perbuatan melanggar hukum merupakan perilaku yang menyeleweng?”
Jawabannya adalah cenderung “YA”
Kecuali itu, maka dianjurkan untuk mempergunakan kalimat yang mempunyai arti sekhusus mungkin. Bandingkan contoh di bawah:
“Berapakah usia bapak/ibu/saudara?”
“Berapakah usia bapak/ibu/saudara pada hari ulang tahun yang terakhir.”
Keuntungan:
1. Lebih mudah membuat score
2. responden tidak perlu menulis atau mengisi dengan tulisan pada daftar pertanyaan tersebut
3. lebih cepat pengisian Kekurangan:
1. Adakalanya peneliti tidak mempunyai kemampuan untuk merumuskan semua alternatif yang ada
2. Responden kadang mengisi sembarangan.
Hal yang perlu diperhatikan:
1. Panjang pendek daftar pertanyaan membuat kecenderungan pada pengisian dari responden.
2. Isi pertanyaan. Responden kadang enggan untuk menjawab pertanyaan yang bersifat pribadi atau sensitif
3. Anonimitas. Responden cenderung ingin identitasnya tidak diketahui
4. Faktor-faktor lain seperti taraf pendidikan responden, status sosial ekonomi responden, latar belakang etnik.
Survey pada umumnya dapat dilakukan apabila tujuan penelitian adalah:
1. mendapatkan pengetahuan tentang gejala hukum tertentu.
2. memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam mengenai suatu gejala hukum tertentu.
3. mendapatkan keterangan tentang frekuensi peristiwa hukum tertentu.
4. memperoleh data mengenai hubungan antara suatu gejala hukum dengan gejala lain.
5. menguji hipotesa.
F. Evaluasi Belajar