METODE PENELITIAN
2. Studi Dokumentasi
Dalam studi dokumentasi, yang dilaksanakan peneliti dengan cara mempelajari buku, jurnal, penelitian terdahulu, karya akademis, artikel yang berhubungan dengan penelitian ini, serta dengan melakukan penelusuran melalui internet untuk melakukan pencaraian data dan informasi yang terkait
31
dengan penelitian.
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.9.1 Uji Validitas
Menurut Sugiyono (2014) validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dilaporkan oleh peneliti. Suatu pengukuran instrumen pengukuran dikatakan valid jika instrumen tersebut dapat mengukur construct sesuai dengan tujuan dan harapan peneliti.
Uji validitas digunakan untuk mengukur apakah data yang didapat setelah penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan (kuesioner).
Uji validitas ini dilakukan pada 30 orang pengunjung wisata alam Danau Toba kabupaten samosir di luar sampel penelitian. Jika nilai rhitung ≥ rtabel dan bernilai positif maka pernyataan tersebut dikatakan valid (Ghozali, 2016).
Dengan n = 30; df = n – 2 = 30 – 2 = 28, maka pada α = 0,05 diperoleh rtabel = 0,361. Berdasarkan Tabel 3.3, dapat dilihat bahwa nilai rhitung dari seluruh pernyataan > rtabel (0,361) sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh pernyataan valid.
Tabel 3.3 Uji Validitas
Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan Sosial Media (X1)
X1_1 0,951 0,361 R Hitung > R Tabel (Valid) X1_2 0,964 0,361 R Hitung > R Tabel (Valid)
Servicescape (X2)
X2_1 0,957 0,361 R Hitung > R Tabel (Valid) X2_2 0,947 0,361 R Hitung > R Tabel (Valid) X2_3 0,841 0,361 R Hitung > R Tabel (Valid) X2_4 0,867 0,361 R Hitung > R Tabel (Valid) X2_5 0,934 0,361 R Hitung > R Tabel (Valid)
Minat Berkunjung Kembali (Y)
Y_1 0,977 0,361 R Hitung > R Tabel (Valid) Y_2 0,970 0,361 R Hitung > R Tabel (Valid) Sumber: Lampiran 2
3.9.2 Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas dimaksudkan untuk menguji sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan pengukuran beberapa kali terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama. Sugiyono (2012) mengemukakan bahwa instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama. Kriteria dalam menentukan reliabilitas suatu kuesioner dengan cara One Shot atau pengukuran sekali saja dengan menggunakan SPSS. Menurut Ghozali (2016) One Shot atau pengukuran sekali saja adalah pengukurannya hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,70.
Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s Alpha Jumlah item (n) Keterangan
Media Sosial (X1) 0,904 > 0,7 2 Reliabel
Servicescape (X2) 0,935 > 0,7 5 Reliabel
Minat Berkunjung Kembali (Y) 0,940 > 0,7 2 Reliabel Sumber: Lampiran 2
Diketahui nilai Cronbach’s Alpha pada 9 item lebih besar dari 0,7, maka keseluruhan angket kuesioner bersifat reliabel, sehingga dapat dinyatakan bahwa kuesioner tersebut telah reliabel dan dapat disebarkan kepada responden untuk
33
dijadikan sebagai instrumen penelitian.
3.10 Teknik Analisis Data
3.10.1 Analisis Statistik Deskriptif
Menurut Situmorang (2017) analisis data deskriptif adalah statistik deskriptif yang berusaha menjelaskan atau menggambarkan berbagai karakteristik data, seperti melihat mean, varians, modus, median, serta distribusi frekuensi.
Metode analisis deskripstif merupakan suatau metode analisis dimana data yang telah diperoleh, disusun, dikelompokkan, dianalisis, kemudian interprestasikan secara objektif sehingga diperoleh gambaran tentang masalah yang dihadapi dan menjelaskan hasil perhitungan.
Skor atas pilihan jawaban untuk kuesioner yang diajukan untuk pertanyaan positif dan negatif. Nilai rata-rata yang diperoleh akan disesuaikan dengan range score yang telah dihitung untuk mengetahui keterangan dari butir pernyataan.
Range score yang telah dihitung dapat dilihat pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5 Mean Range Score
Interval Mean Kategori
1,00 -1,79 Sangat Tidak Setuju (STS) 1,80 – 2,59 Tidak Setuju (TS) 2,60 – 3,39 Kurang Setuju (KS)
3,40 – 4,19 Setuju (S)
4,20 – 5,00 Sangat Setuju (SS)
3.10.2 Analisis Regresi Linear Berganda
Menurut Hair, Black, Babin, & Anderson (2010), regresi linear berganda adalah teknik statistik umum yang digunakan untuk menganalisis hubungan antara variabel terikat dan beberapa variabel bebas. Hubungan fungsional antara variabel
terikat dan variabel bebas, persamaan regresinya dinyatakan sebagai berikut:
Y = a + β1X1 + β 2X2 + Ɛ Keterangan:
Y = Minat Berkunjung Kembali X1 = Marketing Social Media X2 = Servicescape
β0 = Koefisien Konstanta
β1- β2 = Koefisien regresi X1 dan X2 Ɛ = Residual
Analisi regresi linear berganda memerlukan pengujian secara serempak dengan menggunakan F hitung. Signifikansi ditentukan dengan membandingkan F hitungan dengan F tabel atau melihat signifikansi pada output SPSS. Dalam analisis regresi linear berganda memerulukan pengujian asumsi klasik unutk mengetahui apakah hasil estimasi regresi yang dilakukan benar-benar bebas dari adanya gejala heterokedastisitas, gejala multikolinearitas, gejala autokorelasi.
3.11 Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan analisis regresi, agar dapat diperkirakan yang tidak bias dan efisiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik. Ada beberapa kriteria persyaratan asumsi klasik yang harus dipenuhi.
3.11.1 Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2016), uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah variabel dalam model regresi memiliki distribusi normal. Uii
35
normalitas dilakukan dengan menggunkan pendekatan Kolmogorov-smirnov, yaitu jika nilai signifikan atau Sig atau probabilitas < 0,05 maka distribusi data dikatakan tidak normal, sebaliknya jika nilai signifikan atau Sig atau Probabilitas
> 0.05, distribusi data dikatakan normal.
3.11.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama di antara anggota grup. Artinya, jika varians variabel independen adalah konstanta untuk menilai tertentu variabel independen disebut homoskedastisitas (Ghozali, 2016). Sedangkan heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji glejser dengan pengambilan keputusan jika variabel dependen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi hereroskedastitas. Jika probabilitas signifikan diatas tingkat kepercayaan 5 persen (0.05) dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah pada heteroskedastisitas.
3.11.3 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk megetahui ada tidaknya korelasi yang sangat kuat atau sempurna antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel bebas. Untuk mengetahui apakah ada multikolinearitas atau tidak dapat digunakan dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF) serta nilai tolerance. Jadi nilai tolerance rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/tolerance) dan menunjukkan adanya kolinearitas yang tinggi. Nilai cut off yang umum dipakai adalah nilai tolerance < 0,1 atau sama dengan nilai VIF > 10, untuk menyatakan terdapat masalah multikolinearitas. Bila
tolerance ≥ 0,1 atau VIF ≤ 10, maka tidak terdapat masalah multikolinearitas (Ghozali, 2016).
3.12 Koefisien Determinasi (R2)
Menurut Ghozali (2016), koefisien determinasi (R2) merupakan alat untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.Koefisien Determinasi (R2) pada dasarnya mengukur proporsi atau persentase sumbangan variabel bebas terhadap variasi naik turunnya variabel terikat secara serempak, dimana 0≤ R2 ≤ 1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
3.13 Uji Hipotesis
3.13.1 Uji Serempak (Uji – F)
Menurut Ghozali (2016) uji F menunjukkan apakah semua variabel independen atau variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama atau serempak terhadap variabel dependen atau variabel terikat. Dalam penelitian ini hipotesis yang digunakan adalah :
1. H0 : β1 = β2 = β3 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variael bebas terhadap terikat.
2. Ha : Minimal satu βi ≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
37
Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:
1. H0 diterima jika F hitung ≤ F tabel atau sig. F ≥ α (0,05)
2. H0 ditolak (Ha diterima), jika F hitung > F tabel atau sig. F < α (0,05)
3.13.2 Uji Parsial (Uji t)
Menurut Ghozali (2016), menyatakan uji t bertujuan untuk menguji bagaimana pengaruh secara parsial dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Penelitian ini dilakukan dengan tingkat signifikansi 5 persen atau 0,05. Model hipotesis yang digunakan dalam uji statistik-t ini adalah :
1. H0 : βi ≤ 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifkan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
2. H0 : βi > 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Kriteria pengambilan keputusannya adalah:
1. H0 diterima jika thitung ≤ ttabel atau sig. t ≥ ɑ (0,05)
2. H0 ditolak (Ha diterima), jika thitung > ttabel atau sig. t < ɑ (0,05)
38 BAB IV