• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengelompokan Ruang – Sifat Ruang – Indoor / Outdoor

Pengelompokan ruang berdasarkan aktivitas, sifat dan indoor-outdoor pada kompleks bangunan sekolah dasar luar biasa bagian C adalah sebagai berikut.

Tabel 17. Pengelompokan Ruang – Sifat Ruang – Indoor / Outdoor di SDLB Bagian C

Sumber: Analisis Pribadi Area

Aktivitas

Jenis Ruang Sifat Indoor /

Outdoor

Area Aktivitas Utama

Ruang kelas anak-anak tunagrahita ringan dan anak tunagrahita sedang

Privat Indoor

Ruang kelas anak-anak

tunagrahita berat Privat Indoor Ruang khusus anak-anak

tuna grahita (ruang bina mandiri)

109 Ruang Perpustakaan dan

ruang komputer Privat Indoor

Ruang belajar luar kelas:

Lapangan, playground Privat Outdoor

Area Aktivitas Pengelola

YAYASAN

Ruang ketua yayasan, ruang

rapat, ruang tamu Privat Indoor Ruang wakil ketua yayasan Privat Indoor Ruang kerja administrasi,

Ruang arsip/penyimpanan Privat Indoor Ruang kerja bendahara Privat Indoor Ruang pengurus bagian

pendidikan Privat Indoor

Ruang pengurus bagian

humas Privat Indoor

Ruang pengurus bagian

sosial Privat Indoor

Ruang pengurus bagian

rehabilitasi medik Privat Indoor Ruang pengurus bagian

organisasi Privat Indoor

Ruang kerja pengurus bagian dana menjadi satu dengan ruang kerja

bendahara

Privat Indoor

Ruang pengurus bagian

maintenance Privat Indoor

Ruang pengurus bagian

rehabilitasi medik Privat Indoor SEKOLAH DASAR LUAR BIASA BAGIAN C

Ruang kepala sekolah luar biasa bagian C, ruang rapat, ruang tamu

Privat Indoor

Ruang wakil kepala sekolah luar biasa bagian C (bisa menjadi satu dengan ruang kepala SDLB C)

Privat Indoor

Ruang pengurus bagian

110 Ruang pengurus bagian

kurikulum SDLB C Privat Indoor

Ruang pengurus bagian

kesiswaan SDLB C Privat Indoor

Ruang pengurus bagian

sarana Privat Indoor

Ruang pengurus bagian

administrasi Privat Indoor

Area Aktivitas Penunjang /pendukung

Ruang Guru Privat Indoor

Ruang Tata Usaha Privat Indoor

Ruang konseling / asesmen Privat Indoor Ruang organisasi kesiswaan Privat Indoor

Ruang rapat Privat Indoor

Ruang UKS Privat Indoor

Ruang beribadah Privat Indoor

Aula indoor Privat Indoor

Lapangan / area outdoor Privat Outdoor Playground

Privat Indoor /

Outdoor

Ruang makan umum Privat Indoor

Ruang musik Privat Indoor

Area Servis

Ruang staff maintenance dan gudang peralatan perawatan bangunan

Servis Indoor

Ruang keamanan, CCTV Servis Indoor Gudang penyimpanan

pakaian, gudang makanan dan gudang barang

Servis Indoor

Ruang istirahat staff parkir,

parkir mobil, parkir motor Servis

Indoor dan Outdoor

Ruang penampung sampah

dan ruang staff kebersihan Servis

Outdoor dan Indoor

Dapur Servis Indoor

Ruang parkir ambulan dan

111 Persyaratan Ruang

Persyaratan ruang pada semua ruang yang ada pada sekolah dasar luar biasa bagian C di Semarang adalah sebagai berikut.

Tabel 18. Persyaratan Ruang Sumber: Analisis Pribadi

No. NAMA RUANG PERSYARATAN RUANG

1.

Ruang kelas anak-anak tunagrahita ringan

 Minimal untuk visual pencahayaan 500 lux untuk aktivitas menulis, membaca dan lain-lain dalam kelas (dimungkinkan sebagian cahaya berasal dari cahaya alami)

 Penghawaan alami diperhatikan.

 Memiliki akustik yang tenang ± 60 dB yang berguna untuk konsentrasi dan fokus anak dalam belajar.

 Warna perabot dan ruang netral seperti putih, biru muda, hijau muda (jangan terlalu mencolok yang mengakibatkan keagresifan)

 Luas ruang / space kelas normal yaitu tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit agar anak-anak dalam bergerak dapat dikontrol dan tidak tertekan

 Material yang aman, lembut dan dimensi perabot, ruang yang menyesuaikan antropometri anak-anak SD

 Terdapat CCTV untuk keamanan

2.

Ruang kelas anak-anak tunagrahita sedang, berat

 Minimal untuk visual pencahayaan 500 lux untuk aktivitas menulis, membaca dan lain-lain dalam kelas (dimungkinkan sebagian cahaya berasal dari cahaya alami)

 Penghawaan alami diperhatikan.

 Memiliki akustik yang tenang ± 60 dB yang berguna untuk konsentrasi dan fokus anak dalam belajar.

 Warna perabot dan ruang netral seperti putih, biru muda, hijau muda (jangan terlalu

112 mencolok yang mengakibatkan keagresifan)

 Luas ruang / space kelas normal yaitu tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit agar anak-anak dalam bergerak dapat dikontrol dan tidak tertekan

 Material yang aman, lembut dan dimensi perabot, ruang yang menyesuaikan antropometri anak-anak SD

 Terdapat CCTV untuk keamanan

3.

Ruang khusus anak-anak tuna grahita (ruang bina mandiri)

 Visual pencahayaan < 500 lux untuk aktivitas psikomotorik dan kemandirian

 Penghawaan alami diperhatikan.

 Kebisingan rendah ± 60 dB yang berguna untuk konsentrasi dan fokus anak dalam belajar.

 Warna perabot dan ruang netral seperti putih, biru muda, hijau muda (jangan terlalu mencolok yang mengakibatkan keagresifan)

 Luas ruang / space yang memungkinkan integrasi

 Material yang aman, lembut dan dimensi perabot, ruang yang menyesuaikan antropometri anak-anak SD

 Terdapat CCTV untuk keamanan Minimal terdapat ruang latih mandiri dasar pada:

 Ruang makan dan dapur, cuci alat makan

 Ruang rias

 Ruang berpakaian

 Ruang cuci baju

 Ruang pengering dan setrika baju

 Ruang kamar mandi dengan shower dan bathtub

 Ruang toilet dengan jenis WC dank ran berbeda

 Ruang tidur

4. Lapangan Multifungsi

 Luas ruang / space yang memungkinkan digunakan sebagai aktivitas multifungsi sebagai lapangan basket, lapangan voli, lapangan badminton dan area berkumpul

113

 Material yang aman, lembut dan dimensi perabot, ruang yang menyesuaikan antropometri anak-anak SD

 Pencahayaan dan penghawaan alami maksimal serta diusahakan adanya peneduh dan tempat istirahat di sekitar lapangan

5. Playground

 Material yang aman, lembut seperti alas pasir, bahan karet yang mudah dibersihkan, alat bermain tidak tajam dan berbahan plastik sesuai dengan dimensi anak-anak SD

 Suasana yang rindang, berwarna

 Pencahayaan dan penghawaan alami

6. Kolam renang

 Kedalaman kolam renang tidak terlalu dalam yaitu max 1 meter

 Material yang aman, lembut, tidak beracun

 Disediakan ramp dan pegangan untuk sirkulasi dan bantuan

 Material yang aman, lembut, tidak beracun

7.

Ruang ketua yayasan dan ruang tamu

 Visual pencahayaan 400 lux untuk bekerja

 Pencahayaan alami sebagian kecil

 Penghawaan buatan: AC

 Terdapat CCTV untuk keamanan

 Akustik tenang

 Pengamanan kebakaran berupa sprinkler, APAR, fire alarm

8. Ruang wakil ketua yayasan

 Visual pencahayaan 400 lux untuk bekerja

 Pencahayaan alami sebagian kecil

 Penghawaan buatan: AC

 Terdapat CCTV untuk keamanan

 Akustik tenang

 Pengamanan kebakaran berupa sprinkler, APAR, fire alarm

9. Ruang rapat

 Visual pencahayaan 400 lux untuk bekerja, diskusi

 Terdapat alat media presentasi

 Penghawaan buatan: AC

114

 Akustik tenang

 Pengaturan tata ruang yang mengarah pada center untuk diskusi

 Pengamanan kebakaran berupa sprinkler, APAR, fire alarm

10. Ruang kerja administrasi, Ruang arsip/penyimpa nan

 Visual pencahayaan memiliki 350 lux

 Menggunakan penghawaan buatan berupa AC

 Memiliki akustik yang cukup tenang

 Tidak lembab dan tidak berair

 Terdapat CCTV sebagai keamanan

 Pengamanan kebakaran berupa sprinkler, APAR khusus busa (yang tidak merusak arsip), fire alarm

11. Ruang kerja bendahara

 Visual pencahayaan memiliki 350 lux

 Menggunakan penghawaan buatan berupa AC

 Memiliki akustik yang cukup tenang

 Tidak lembab dan tidak berair

 Terdapat CCTV sebagai keamanan

 Pengamanan kebakaran berupa sprinkler, APAR khusus busa / CO2 (yang tidak merusak berkas keuangan), fire alarm

12.

Ruang pengurus bagian pendidikan

 Visual pencahayaan memiliki 350 lux

 Menggunakan penghawaan buatan berupa AC

 Memiliki akustik yang cukup tenang

 Tidak lembab dan tidak berair

 Terdapat CCTV sebagai keamanan

 Pengamanan kebakaran berupa sprinkler, APAR khusus busa / CO2 (yang tidak merusak berkas keuangan), fire alarm

13.

Ruang pengurus bagian humas

 Visual pencahayaan memiliki 350 lux

 Menggunakan penghawaan buatan berupa AC

 Memiliki akustik yang cukup tenang

 Tidak lembab dan tidak berair

 Terdapat CCTV sebagai keamanan

 Pengamanan kebakaran berupa sprinkler, APAR, fire alarm

115

14.

Ruang pengurus bagian sosial

 Visual pencahayaan memiliki 350 lux

 Menggunakan penghawaan buatan berupa AC

 Memiliki akustik yang cukup tenang

 Tidak lembab dan tidak berair

 Terdapat CCTV sebagai keamanan

 Pengamanan kebakaran berupa sprinkler, APAR, fire alarm

15. Ruang pengurus bagian rehabilitasi medik

 Visual pencahayaan memiliki 300 lux

 Menggunakan penghawaan buatan berupa AC

 Memiliki akustik yang cukup tenang

 Terdapat CCTV sebagai keamanan

 Pengamanan kebakaran berupa sprinkler, APAR, fire alarm

16.

Ruang pengurus bagian organisasi

 Visual pencahayaan memiliki 350 lux

 Menggunakan penghawaan buatan berupa AC

 Memiliki akustik yang cukup tenang

 Terdapat CCTV sebagai keamanan

 Pengamanan kebakaran berupa sprinkler, APAR, fire alarm

18. Ruang kerja pengurus bagian dana menjadi satu dengan ruang kerja bendahara

 Visual pencahayaan memiliki 400 lux

 Menggunakan penghawaan buatan berupa AC

 Memiliki akustik yang cukup tenang

 Terdapat CCTV sebagai keamanan

 Pengamanan kebakaran berupa sprinkler, APAR, fire alarm

19.

Ruang pengurus bagian maintenance

 Visual pencahayaan memiliki 400 lux

 Menggunakan penghawaan buatan berupa AC

 Memiliki akustik yang stabil

 Terdapat penyimpanan peralatan

 Terdapat CCTV sebagai keamanan

 Pengamanan kebakaran berupa sprinkler, APAR, fire alarm

116

20.

Ruang kepala sekolah luar biasa bagian C dan ruang tamu

 Visual pencahayaan 400 lux untuk bekerja

 Pencahayaan alami sebagian kecil

 Penghawaan buatan: AC

 Terdapat CCTV untuk keamanan

 Akustik tenang

 Pengamanan kebakaran berupa sprinkler, APAR, fire alarm

21. Ruang rapat

 Visual pencahayaan 400 lux untuk bekerja, diskusi

 Terdapat alat media presentasi

 Penghawaan buatan: AC

 Terdapat CCTV untuk keamanan

 Akustik tenang

 Pengaturan tata ruang yang mengarah pada center untuk diskusi

 Pengamanan kebakaran berupa sprinkler, APAR, fire alarm

22. Ruang wakil kepala sekolah luar biasa bagian C (bisa menjadi satu dengan ruang kepala SDLB C)

 Visual pencahayaan 400 lux untuk bekerja

 Pencahayaan alami sebagian kecil

 Penghawaan buatan: AC

 Terdapat CCTV untuk keamanan

 Akustik tenang

 Pengamanan kebakaran berupa sprinkler, APAR, fire alarm

24.

Ruang pengurus bagian sarana SDLB C

 Visual pencahayaan memiliki 350 lux

 Menggunakan penghawaan buatan berupa AC

 Memiliki akustik yang stabil

 Tidak lembab dan tidak berair

 Terdapat CCTV sebagai keamanan

 Pengamanan kebakaran berupa sprinkler, APAR, fire alarm

25. Ruang pengurus bagian kurikulum SDLB C

 Visual pencahayaan memiliki 400 lux

 Menggunakan penghawaan buatan berupa AC

 Memiliki akustik yang cukup tenang

 Terdapat CCTV sebagai keamanan

 Pengamanan kebakaran berupa sprinkler, APAR, fire alarm

117 26. Ruang pengurus bagian kesiswaan SDLB C

 Visual pencahayaan memiliki 400 lux

 Menggunakan penghawaan buatan berupa AC

 Memiliki akustik yang cukup tenang

 Tidak lembab dan tidak berair

 Terdapat CCTV sebagai keamanan

 Pengamanan kebakaran berupa sprinkler, APAR khusus busa / CO2 (yang tidak merusak berkas keuangan), fire alarm

27. Ruang pengurus bagian administrasi / tata usaha

 Visual pencahayaan memiliki 400 lux

 Menggunakan penghawaan buatan berupa AC

 Memiliki akustik yang cukup tenang

 Tidak lembab dan tidak berair

 Terdapat CCTV sebagai keamanan

 Pengamanan kebakaran berupa sprinkler, APAR khusus busa / CO2 (yang tidak merusak berkas keuangan), fire alarm

28. Ruang guru

 Visual pencahayaan memiliki 500 lux

 Menggunakan penghawaan buatan berupa AC

 Memiliki akustik yang cukup tenang

 Tidak lembab dan tidak berair

 Terdapat CCTV sebagai keamanan

 Pengamanan kebakaran berupa sprinkler, APAR khusus busa / CO2 (yang tidak merusak berkas keuangan), fire alarm

29.

Ruang konseling / asesmen

 Visual pencahayaan memiliki 300 lux

 Menggunakan penghawaan buatan berupa AC

 Memiliki akustik yang cukup tenang, nyaman berkonsultasi

 Tidak lembab dan tidak berair

 Terdapat CCTV sebagai keamanan

 Pengamanan kebakaran berupa sprinkler, APAR, fire alarm

30. Ruang

118 kesiswaan  Menggunakan penghawaan buatan berupa

AC

 Memiliki akustik yang stabil

 Tidak lembab dan tidak berair

 Terdapat CCTV sebagai keamanan

 Pengamanan kebakaran berupa sprinkler, APAR, fire alarm

31. Ruang penerimaan

 Visual pencahayaan memiliki 500 lux

 Menggunakan penghawaan buatan berupa AC

 Memiliki akustik yang cukup tenang

 Tidak lembab dan tidak berair

 Terdapat CCTV sebagai keamanan

 Pengamanan kebakaran berupa sprinkler, APAR, fire alarm

32. Ruang UKS

 Visual pencahayaan memiliki 600 lux

 Menggunakan penghawaan buatan berupa AC, bersih

 Memiliki akustik yang cukup tenang

 Tidak lembab dan tidak berair

 Terdapat CCTV sebagai keamanan

 Pengamanan kebakaran berupa sprinkler, APAR, fire alarm

 Fasilitas kesehatan cukup lengkap

33. Ruang beribadah

 Visual pencahayaan memiliki 350 lux

 Menggunakan penghawaan buatan berupa AC maupun penghawaan alami

 Memiliki akustik yang tenang

 Tidak lembab dan tidak berair

 Terdapat CCTV sebagai keamanan

 Pengamanan kebakaran berupa sprinkler, APAR, fire alarm

34. Aula indoor

 Visual pencahayaan memiliki 400 lux

 Menggunakan penghawaan buatan berupa AC

 Memiliki akustik yang stabil

 Tidak lembab dan tidak berair

 Terdapat CCTV sebagai keamanan

 Pengamanan kebakaran berupa sprinkler, APAR, fire alarm

119

35. Taman dan gardening

 Visual pencahayaan alami

 Menggunakan penghawaan alami

 Memiliki akustik yang stabil

 Kelembaban stabil

 Terdapat CCTV sebagai keamanan

36. Playground

 Visual pencahayaan alami

 Menggunakan penghawaan alami

 Memiliki akustik stabil

 Bersih

 Terdapat CCTV sebagai keamanan

 Peralatan main aman dan lembut

37. Ruang makan umum / kantin

 Visual pencahayaan memiliki 250 lux

 Menggunakan penghawaan buatan berupa AC maupun penghawaan alami

 Memiliki akustik yang cukup stabil

 Tidak lembab dan tidak berair

 Terdapat CCTV sebagai keamanan

 Pengamanan kebakaran berupa sprinkler, APAR, fire alarm

38. Ruang musik

 Visual pencahayaan memiliki 400 lux

 Menggunakan penghawaan buatan berupa AC

 Memiliki akustik yang baik untuk musik

 Tidak lembab dan tidak berair

 Terdapat CCTV sebagai keamanan

 Pengamanan kebakaran berupa sprinkler, APAR khusus busa / CO2 (yang tidak merusak alat musik), fire alarm

 Mempunyai lapisan peredam bunyi pada dinding, lantai dan langit-langit

39.

Ruang

keterampilan: batik

 Visual pencahayaan memiliki 800 lux

 Menggunakan penghawaan buatan berupa AC

 Memiliki akustik yang cukup tenang

 Terdapat tempat membersihkan peralatan batik

 Butuh tempat luas pada meja kerja batik

 Tidak lembab dan tidak berair

120

 Pengamanan kebakaran berupa sprinkler, APAR khusus (yang tidak merusak hasil karya batik), fire alarm

40. Ruang staff maintenance dan gudang peralatan perawatan bangunan

 Visual pencahayaan memiliki 300 lux

 Menggunakan penghawaan buatan berupa AC maupun penghawaan alami

 Memiliki akustik yang stabil

 Tidak lembab dan tidak berair

 Terdapat CCTV sebagai keamanan

 Pengamanan kebakaran berupa sprinkler, APAR, fire alarm

41.

Ruang keamanan, CCTV

 Tingkat pencahayaan 350 lux

 Akustik stabil dan tidak membutuhkan ketenangan

 Penghawaan buatan: AC

 Terdapat CCTV

 Pengamanan kebakaran berupa sprinkler, APAR, fire alarm

42. Gudang penyimpanan pakaian, gudang makanan dan gudang barang

 Visual pencahayaan memiliki 350 lux

 Menggunakan penghawaan buatan berupa AC dan penghawaan alami untuk pertukaran udara

 Tidak lembab dan tidak berair

 Terdapat CCTV sebagai keamanan

 Pengamanan kebakaran berupa sprinkler, APAR khusus (yang tidak merusak barang-barang), fire alarm

 Khusus gudang makanan butuh area khusus pendingin / suhu yang tepat

43. Ruang istirahat staff

 Visual pencahayaan memiliki 200 lux

 Menggunakan penghawaan buatan berupa AC

 Memiliki akustik yang cukup tenang

 Tidak lembab dan tidak berair

 Terdapat CCTV sebagai keamanan

 Pengamanan kebakaran berupa sprinkler, APAR, fire alarm

 Butuh space luas dan nyaman

44. Parkir mobil, parkir motor

 Visual pencahayaan alami

121 pengelola  Memiliki akustik yang stabil

 Terdapat CCTV sebagai keamanan

45.

Parkir mobil, parkir motor umum

 Visual pencahayaan yang alami

 Menggunakan penghawaan alami

 Memiliki akustik yang stabil

 Terdapat CCTV sebagai keamanan

46 Ruang penampung sampah dan ruang staff kebersihan

 Visual pencahayaan alami

 Menggunakan penghawaan alami

 Memiliki control terhadap bau busuk

 Terdapat satpam sebagai keamanan

47 Dapur

 Visual pencahayaan memiliki 600 lux

 Menggunakan penghawaan buatan berupa AC maupun penghawaan alami

 Memiliki akustik yang stabil

 Terdapat pertukaran udara untuk pembuangan asap masakan

 Terdapat CCTV sebagai keamanan

 Pengamanan kebakaran berupa sprinkler, APAR khusus (yang tidak merusak makanan), fire alarm

48 Ruang Genset

 Visual pencahayaan memiliki 300 lux

 Menggunakan penghawaan buatan berupa AC dan penghawaan alami

 Memiliki akustik yang memiliki peredaman bunyi pada mesin

 Tidak lembab dan tidak berair

 Terdapat CCTV sebagai keamanan

 Pengamanan kebakaran berupa sprinkler, APAR khusus (yang tidak merusak mesin), fire alarm

49 Ruang Pompa

 Visual pencahayaan memiliki 300 lux

 Menggunakan penghawaan buatan berupa AC dan penghawaan alami

 Memiliki akustik yang diredam kebisingannya

 Kelembaban stabil

122

 Pengamanan kebakaran berupa sprinkler, APAR khusus (yang tidak merusak mesin), fire alarm

50

Ruang parkir ambulan dan loading dock

 Visual pencahayaan alami

 Menggunakan penghawaan alami

 Memiliki area khusus dan jelas

 Sirkulasi mudah dan cepat

 Terdapat CCTV sebagai keamanan

 Pengamanan kebakaran berupa sprinkler, APAR), fire alarm

123 Pola Hubungan Ruang

a. Pola Hubungan Ruang Mikro

Pola hubungan mikro merupakan pola hubungan ruang yang dimana masing-masing aktivitas dalam SDLB C maupun yayasan memiliki keterkaitan dengan hubungan ruang yang berbeda-beda, tertentu dan berskala mikro (lingkup kecil).

Area Aktivitas Utama (Anak-anak tuna grahita dan para guru)

Berikut ini merupakan pola hubungan antar ruang pada area aktivitas anak-anak tuna grahita dan para guru.

Diagram 15. Pola Hubungan Ruang Aktivitas Utama Sumber: Analisis Pribadi

Area Aktivitas Pengelola Yayasan

Berikut ini merupakan pola hubungan antar ruang pada area aktivitas antar pengelola yayasan

124 Diagram 16. Pola Hubungan Ruang Aktivitas Pengelola Yayasan

Sumber: Analisis Pribadi

Area Aktivitas Pengelola SDLB Bagian C

Berikut ini merupakan pola hubungan antar ruang pada area aktivitas antar pengelola di SDLB bagian C.

Diagram 17. Pola Hubungan Ruang Aktivitas Pengelola SDLB C Sumber: Analisis Pribadi

125

Area Aktivitas Orang tua, pembantu

Berikut ini merupakan pola hubungan antar ruang pada area aktivitas orang tua dan pembantu pada saat mengantar peserta didik SDLB C ke sekolah sampai pulang menjemput anak-anaknya.

Diagram 18. Pola Hubungan Ruang Aktivitas Orang tua, pembantu Sumber: Analisis Pribadi

Area Aktivitas Pengunjung

Berikut ini merupakan pola hubungan antar ruang pada area aktivitas pengunjung datang ke SDLB C.

126 Diagram 19. Pola Hubungan Ruang Aktivitas Pengunjung SDLB C

Sumber: Analisis Pribadi

Area Aktivitas Maintenance

Berikut ini merupakan pola hubungan antar ruang pada area aktivitas maintenance dan perawatan bangunan SDLB C dan lingkungan sekitar.

Diagram 20. Pola Hubungan Ruang Aktivitas Maintenance SDLB C Sumber: Analisis Pribadi

127

Area Aktivitas Darurat

Berikut ini merupakan pola hubungan antar ruang pada area aktivitas darurat terhadap bahaya bencana maupun darurat medik.

Diagram 21. Pola Hubungan Ruang Aktivitas Darurat Sumber: Analisis Pribadi

Area Aktivitas Loading dock

Berikut ini merupakan pola hubungan antar ruang pada area aktivitas loading dock (bongkar muat barang).

128 Diagram 22. Pola Hubungan Ruang Aktivitas Loading Dock

Sumber: Analisis Pribadi b. Pola Hubungan Ruang Makro SDLB C

Pola hubungan makro merupakan pola hubungan ruang yang dimana masing-masing aktivitas dalam SDLB C maupun yayasan memiliki keterkaitan dengan hubungan ruang yang berbeda-beda dan tertentu dijadikan satu kesatuan yang utuh menjadi hubungan ruang makro (lingkup besar) kompleks sekolah dasar luar biasa bagian C.

129 Diagram 23. Pola Hubungan Ruang Makro SDLB C

Sumber: Analisis Pribadi

c. Pola Hubungan Ruang Indoor - Outdoor SDLB C

Pola hubungan ruang indoor-outdoor merupakan pola hubungan ruang yang menunjukkan penataan ruang dalam dan ruang luar di kompleks SDLB C berada

Diagram 24. Pola Hubungan Ruang Indoor-Outdoor SDLB C Sumber: Analisis Pribadi

130 Studi Ruang Khusus

a. Ruang Khusus Anak-Anak Tunagrahita (Ruang Bina Mandiri)

Merupakan 1 area ruang yang dikhususkan bagi anak-anak tunagrahita dengan tuntunan ahli terkait dan guru pendamping untuk membantu melatih kemandirian dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari.

1. Ruang untuk Melatih Aktivitas Tidur

Merupakan area latihan di ruang tidur dengan konfigurasi bed yang bermacam – macam yaitu 1 bed, 2 bed dan ranjang susun. Dalam hal ini, anak-anak tunagrahita dilatih untuk bergerak (psikomotorik) untuk melakukan aktivitas tidur yaitu berbaring, duduk, naik, turun, merapikan tempat tidur, menata bantal, guling dan selimut, mematikan dan menyalakan lampu tidur dan lain-lain supaya mereka dapat mandiri dalam melakukan aktivitas ini.

Gambar 23. Konfigurasi ranjang susun untuk anak-anak SD Sumber: Buku Dimensi Manusia dan Ruang Interior halaman 155

131 Gambar 24. Ruang Latih Tidur

Sumber: Analisis Pribadi

Area latih mandiri di ruang tidur ini memiliki dimensi ruang berdasarkan antropometri anak-anak SD tunagrahita dan orang difabel yaitu dengan ukuran ruang 4,6 m x 6,8 m : 31,3 m2 yang memiliki fasilitas perabot ranjang susun, 1 bed jenis 2 bed, 1 bed jenis 1 bed, 4 set bantal guling, rak-rak, 2 night table beserta 2 lampu tidur, 3 lemari selimut, sprei dan kebutuhan tidur lain. Sirkulasi antar ruang memiliki ukuran minimal 50% dari besaran ruang tidur yaitu 15,7 m2.

2. Ruang untuk Melatih Aktivitas Merias Diri

Merupakan area latihan kemandirian bagi anak-anak tunagrahita untuk dapat merias dirinya sendiri dengan baik dan benar menggunakan alat-alat make up yang mempunyai fungsi bermacam-macam.

132 Gambar 25. Ruang Latih Merias

Sumber: Analisis Pribadi

Area latih mandiri di ruang rias ini memiliki dimensi ruang berdasarkan antropometri anak-anak SD tunagrahita dan orang difabel yaitu dengan ukuran ruang 4,3 m x 3,1 m : 13,4 m2 yang memiliki fasilitas perabot peralatan rias, 2 set meja dan kursi rias, rak-rak, cermin. Sirkulasi antar ruang memiliki ukuran minimal 50% dari besaran ruang rias yaitu 6,7 m2.

3. Ruang untuk Melatih Berpakaian

Merupakan area latihan kemandirian bagi anak-anak tunagrahita untuk dapat memakai sendiri pakaian dengan berbagai jenis dan fungsi yaitu pakaian pesta, seragam (punya kesulitan dalam mengancing baju), jas, kaos, celana, celana panjang jeans, kain dan pakaian lainnya.

133 Gambar 26. Ruang Berpakaian

Sumber: Analisis Pribadi

Area latih mandiri di ruang berpakaian ini memiliki dimensi ruang berdasarkan antropometri anak-anak SD tunagrahita dan orang difabel

Dokumen terkait