• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 HASIL KERJA PRAKTIK

4.1 Studi Kasus

Semasa periode kerja praktik, peneliti melangsungkan wawancara untuk menjalankan penelitian di bagian gudang penyimpanan bahan baku pendukung (material warehouse) yang digunakan untuk menyimpan material pembungkus (material packaging) untuk memproduksi pelumas seperti botol, capper, karton, stiker label, pail, dan BiOPP tape atau biasa disebut sebagai material non-hydro. Di Pertamina Lubricant PUJ, kegiatan pengadaan, penerimaan, penimbunan, dan penyerahan bahan baku pendukung (material non-hydro) dilakukan oleh Pertamina Lubricant PUJ sedangkan kegiatan pengadaan bahan baku utama (material hydro) seperti base oil dan additive dilakukan oleh PT Pertamina Persero. Sebelum melaksanakan kegiatan poduksi pelumas, Pertamina Lubricants PUJ dan Pertamina Persero bekerjasama dalam merancang program produksi bulanan menjadi program produksi harian. Kemudian program produksi bulanan itu dijadikan sebagai acuan oleh Pertamina Lubricants PUJ untuk melakukan pengadaan bahan baku pendukung sedangkan program produksi harian dijadikan sebagai acuan untuk memproduksi produk pelumas.

Alur pada Gambar 14 menjelaskan bahwa Pertamina Persero memberikan program produksi bulanan kepada Pertamina Lubricants PUJ lalu Pertamina Lubricants PUJ mengolah program produksi bulanan menjadi program produksi harian dan menganalisa kebutuhan bahan baku pendukung berdasarkan program produksi bulanan untuk melangsungkan kegiatan pengadaan ke vendor. Seluruh bahan baku pendukung yang disimpan di material warehouse sudah dilakukan pengecekan kualitas oleh operator material

quality control (MQC). Jika terdapat bahan baku pendukung yang tidak lolos uji kelayakan

dari operator MQC maka bahan baku pendukung dikembalikan ke vendor.

UNIVERSITAS PERTAMINA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI TEKNIK LOGISTIK

20

Pada Gambar 15 menjelaskan alur proses di material warehouse yang dimulai dari proses penerimaan sampai proses penyerahan bahan baku pendukung ke area lini produksi. Dimulai dari proses penerimaan, dimana asisten logistik dan asisten material warehouse sebagai pelaksana melakukan koordinasi dengan vendor untuk menerbitkan release order (RO) sesuai kebutuhan bahan baku pendukung dari program produksi. Pelaksana membuat

release order menggunakan MySAP dan mengirimkan release order kepada vendor.

Operator material warehouse mencatatkan release order ke dalam SiAP. Kemudian vendor mengirimkan bahan baku pendukung secara bertahap sesuai release order dari pelaksana. Pelaksana melakukan pemeriksaan kesesuaian antara dokumen berupa surat jalan dan

release order yang diterbitkan dan pelaksana membuat surat permintaan pemeriksaan bahan

baku pendukung di surat jalan kepada operator MQC.

Lalu operator bongkar-muat melakukan pembongkaran dan penyusunan bahan baku pendukung ke atas pallet setelah menunggu 30 menit hasil pengecekan kualitas bahan baku pendukung yang telah dinyatakan ON specification oleh operator MQC. Operator material

warehouse melakukan pencatatan spesifik jumlah, item, dan lokasi penyimpanan bahan baku

pendukung yang datang sesuai surat jalan ke dalam sistem administrasi produksi (SiAP). Operator bongkar-muat memasukkan hasil penerimaan ke dalam stock card yang berlaku sesuai jumlah bahan baku pendukung yang datang. Lalu pelaksana melakukan good receipt penerimaan bahan baku pendukung di dalam sistem MySAP.

Proses penimbunan bahan baku pendukung dimulai dengan operator forklift menyimpan bahan baku pendukung di dalam material warehouse pada lokasi yang terdata di SiAP dan memperbarui setiap bahan baku pendukung yang masuk ke material warehouse. Dalam keadaan tertentu, jika bahan baku pendukung yang di dalam material warehouse kosong maka bahan baku pendukung yang baru saja diterima dapat langsung diserahkan ke area lini produksi sesuai program produksi tanpa dilakukan penimbunan atau penyimpanan terlebih dahulu.

Proses penyerahan bahan baku pendukung dimulai dari operator produksi membuat permintaan bahan baku pendukung menggunakan SiAP kepada operator material warehouse lalu operator material warehouse menyerahkan bahan baku pendukung ke area lini produksi sesuai dengan jumlah pada permintaan dan mencatatkan data bahan baku pendukung yang keluar dari material warehouse pada SiAP.

21

UNIVERSITAS PERTAMINA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI TEKNIK LOGISTIK

22

4.1.1 Material Handling PT Pertamina Lubricants Production Unit Jakarta

Penanganan material di Pertamina Lubricants umumnya masih dilakukan secara

manual ketika bahan baku pendukung ingin dilakukan proses penerimaan bahan baku

pendukung di area MQC, proses penyerahan bahan baku pendukung ke material warehouse, penimbunan bahan baku pendukung ke racking, pengiriman atau penyerahan bahan baku pendukung ke area lini produksi. Gambar 16 menjelaskan bahwa pada proses penerimaan bahan baku pendukung di MQC, sampel material non-hydro dari moda transportasi vendor dibawa oleh operator MQC secara manual ke area material quality control (MQC) dengan jumlah sampel yang diambil mengacu pada ASTM D 4057. Tahap pengecekan kualitas bahan baku pendukung dilakukan sesudah proses penerimaan bahan baku pendukung di MQC. Hasil dari pengecekan kualitas tersebut dikeluarkan oleh operator MQC dalam bentuk

form checklist incoming. Jika hasil pengecekan kualitas dinyatakan ON specification maka

bahan baku pendukung akan diserahkan ke material warehouse sedangkan jika dinyatakan OFF specification maka bahan baku pendukung dikembalikan ke vendor.

Gambar 16. Alur Proses Material Handling di MQC

Setelah bahan baku pendukung selesai dilakukan pengecekan kualitas dan dinyatakan ON specification, seluruh bahan baku pendukung tersebut diserahkan ke material warehouse.

23

Pada proses penerimaan di material warehouse, bahan baku pendukung yang sampai di material warehouse akan dilakukan kegiatan pembongkaran oleh operator bongkar-muat, seperti Gambar 17. Operator bongkar-muat melakukan penyusunan bahan baku pendukung dari moda transportasi vendor ke atas pallet satu per satu. Bahan baku pendukung yang sudah selesai disusun di atas pallet akan dilakukan penyimpanan atau penimbunan oleh operator

forklift dan operator bongkar-muat. Operator forklift akan melakukan penimbunan bahan

baku pendukung ke lorong yang masih kosong atau ke atas racking level 2 sampai level 3 sedangkan operator bongkar-muat akan melakukan penimbunan bahan baku pendukung ke

racking level 1, seperti Gambar 18.

Gambar 18. Proses Penimbunan

Jenis racking yang digunakan pada material warehouse Pertamina Lubricants PUJ adalah single deep racking dengan 3 level. Berdasarkan hasil wawancara, biasanya racking

level 1 diutamakan untuk menyimpan stiker label yang beralas triplek dengan tujuan

memperluas kapasitas penyimpanan. Jika ada permintaan berdasarkan program produksi maka bahan baku pendukung tersebut dikirimkan ke area lini produksi, seperti Gambar 19.

UNIVERSITAS PERTAMINA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI TEKNIK LOGISTIK

24

Pengiriman bahan baku pendukung ke area lini produksi dilakukan secara forklift

handling dan manual handling. Forklift handling digunakan untuk memindahkan seluruh

bahan baku pendukung kecuali botol dari racking atau lorong langsung ke area lini produksi sedangkan botol akan dikirimkan ke area conveyor menggunakan forklift yang dilanjutkan dengan memindahkan botol tersebut satu per satu ke atas conveyor secara manual.

Gambar 20. Proses Produksi Pelumas di Area Lini Produksi

Kemudian bahan baku pendukung tersebut dialirkan secara kontiniu menggunakan

conveyor selama proses produksi pelumas. Tahap pengecekan kualitas bahan baku

pendukung dilakukan sebelum proses pengiriman atau penyerahan bahan baku pendukung ke area lini produksi dan sesudah proses produksi pelumas selesai. Hasil pengecekan kualitas bahan baku pendukung tersebut dikeluarkan oleh operator MQC dalam bentuk form checklist

inprocess.

Gambar 21. Alur Proses Material Handling di Material Warehouse

Dokumen terkait