• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji dan buat perubahan yang dibutuhkan terhadap program, prosedur, dan hardware yang digunakan oleh sistem yang baru.

 Dokumentasi

Catat dan komunikasikan spesifikasi sistem secara rinci, termasuk prosedur untuk pemakai akhir dan personel SI serta contoh-contoh layar input dan tampilan output dan laporan.

 Konversi

Konversi penggunaan sistem saat ini ke operasional sistem yang baru atau yang diperbaiki. Hal ini dapat melibatkan sistem yang lama dan yang baru secara paralel selama periode percobaan, pelaksanaan sistem percontohan untuk percobaan di satu lokasi, menempatkan sistem yang baru dari satu lokasi ke lokasi lainnya secara bertahap, atau langsung menerapkan sistem yang baru.

Gambar 1.15 Proses Implementasi Sistem Baru

2.8 Studi Kasus

Pengembangan Sistem Tracking Kargo Udara Berbasis Web Pada PT. Garuda Indonesia

Arus barang domestik dan internasional dalam era globalisasi & pasar bebas akan semakin meningkat karena wilayah perdagangan dan kebutuhan konsumen akan barang dan produk yang bermutu dan bersaing sudah tanpa batas. Bagi perusahaan jasa angkutan internasional, keadaan itu merupakan suatu peluang besar yang tak terbatas. Perkembangan yang cepat dalam dunia kargo udara ini akan melahirkan banyak perusahaan baru yang saling bersaing untuk memperebutkan pangsa pasar yang semakin meningkat. Dengan semakin banyaknya perusahaan yang terjun dalam bidang kargo udara, persaingan akan semakin ketat karena lahan yang ada terbatas jumlahnya. Yang akan terjadi kemudian, cepat atau lambat keadaan akan menuju suatu ke suatu kompetisi yang semakin ketat sperti halnya sektor usaha lain, dimana dalam suatu lingkup usaha yang telah mengalami saturai dalam siklus hidup sektor tersebut akan mengarah pada persaingan harga, promosi besar-besaran dan diskon volume. Pada akhirnya persaingan akan terhenti setelah masing-masing mencapai marginal cost dan tingkat efisiensi yang berimbang. Sementara, perusahaan dengan marginal cost yang tinggi akan tersingkir dari dunia usaha ini. Menyusul akhirnya persaingan harga diantara perusahaan yang bertahan akan terjadi persaingan dalam perbaikan pelayanan (service refinements) yang

30

digunakan sebagai alat kompetisi untuk menempatkan perusahaan di atas perusahaan lainnya.

Agar dapat memenangkan kompetisi perlu adanya sistem informasi yang akan memberi kemudahan kepada pelanggan untuk mengetahui keberadaan barang yang dikirimnya. Sistem ini disebut sistem tracking kargo. PT. Garuda Indonesia, sebagai perusahaan penerbangan terbesar di Indonesia mempunyai unit yang mengurusi angkutan kargo udara. Sistem tracking kargo udara ini sebenarnya sudah diterapkan. Sistem ini bisa diakses melalui website. Hanya saja yang menjadi kendala adalah sistem tersebut hanya dapat untuk melakukan pelacakan kargo internasional saja. Sedangkan pelacakan kargo domestik belum dapat dilakukan. kelemahan yang kedua adalah sistem ini diakses bukan melalui website milik SITA, yaitu perusahaan yang bergerak di bidang jasa telekomunikasi penerbangan, sehingga secara branding tidak akan menguntungkan bagi Garuda. Sementara itu Garuda mempunyai website yang diharapkan dapat menjadi portal bagi Garuda Indonesia Group. Untuk itu diperlukan sistem pelacakan kargo domestik dan internasional yang terintegrasi dengan website Garuda sehingga segala informasi mengenai pelacakan kargo ini dapat terintegrasi dengan sistem reservasi dan informasi yang lain mengenai PT. Garuda Indonesia.

Tujuan penelitian ini adalah:

1) Investigasi sistem informasi yang digunakan PT. Garuda Indonesia untuk mendukung sistem tracking kargo udara.

2) Melakukan analisa kebutuhan untuk sistem tracking kargo. 3) Membuat prototipe aplikasi sistem tracking kargo berbasis web.

Adapun manfaat yang didapat dengan diterapkannya sistem ini adalah: 1) Sistem akan memberikan informasi kepada pelanggan bahwa barang yang

dikirimnya sudah sampai pada tujuan yang benar dan tepat waktu baik itu untuk penerbangan domestik maupun internasional.

2) Akan menambah fasilitas yang sudah ada pada corporate website milik PT. Garuda Indonesia disamping fasilitas yang sudah ada misalnya, melihat time table, informasi kedatangan dan keberangkatan, melihat adanya seat atau tidak dalam suatu penerbangan dan informasi mengenai Garuda Indonesia yang lainnya.

31

Ruang lingkup penelitian ini dibatasi dalam pembuatan prototipe pelacakan kargo udara berbasis web. Sedangkan metodologi yang dipergunakan adalah System Development Life Cycle (SDLC) dengan pendekatan prototyping. Tahapan yang dipergunakan dalam pengembangan prototipe ini sebagai berikut:

1) Investigasi Sistem

Dalam tahapan ini akan diketahui bagaimana sistem angkutan kargo udara mulai dari pelanggan melakukan reservasi, barang diangkut dengan pesawat dan barang sampai ke tempat tujuan, serta bagaimana pelanggan bisa mengetahui posisi barang yang dikirimkannya. Termasuk didalamnya investigasi teknologi yang digunakan dalam sistem tersebut. Hal yang harus dikerjakan pada tahapan ini adalah:

a) Merumuskan tujuan serta ruang lingkup yang akan dikembangkan dalam sistem tracking kargo udara.

b) Identifikasi permasalahan serta kendala-kendala yang ada. 2) Pengembangan Prototipe

Aktivitas dimulai dengan dibuatnya model yang aktivitasnya meliputi: a) User interface

b) Penentuan kebutuhan untuk software, hardware dan database

Dari data di atas akan dibuat pengembangan prototipe sistem tersebut. Desain yang dihasilkan dari bagian ini meliputi desain user interface, desain basis data dan desain proses.

Dari pengembangan prototipe ini dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu: 1) Awalnya PT. Garuda Indonesia sudah memiliki sistem reservasi kargo (CAREGA) dan website Garuda Indonesia, namun diantara keduanya belum terintegrasi dengan baik. Sementara website PT. Garuda Indonesia baru terintegrasi dengan sistem reservasi penumpang saja, sehingga untuk dapat memberikan pelayanan yang lebih bagi pelanggan sistem tersebut perlu untuk dikembangkan.

2) Basis data dari sistem reservasi kargo sudah tersedia dan website juga sudah tersedia, sehingga yang diperlukan untuk pengembangan sistem tracking kargo ini hanyalah pembuatan interface untuk menjembatani sistem tersebut. Oleh karena itu sistem ini bisa cepat untuk diimplementasikan mengingat biaya yang

32

diperlukan relatif terjangkau dan perusahaan akan mendapatkan manfaat yang besar.

3) Dikembangkannya sistem ini akan memberikan kemudahan bagi pelanggan untuk senantiasa memantau kargo yang akan dikirimkannya. Secara tidak langsung layanan ini akan memberikan rasa aman.

4) Keberhasilan dari sistem tracking ini sangat bergantung pada kedisiplinan petugas lini depan dalam mencatat kargo yang akan dikirimkan ke dalam sistem CAREGA.

5) Dalam pengembangannya sistem ini juga dapat dikembangkan untuk sistem akuntansi kargo yang awalnya masih dilakukan secara manual. Pengembangan sistem untuk sistem akuntansi ini juga hanya merupakan pembuatan interface antara CAREGA dengan sistem akuntansi yang sudah ada.

6) Keberhasilan sistem ini juga sangat bergantung pada kehandalan sistem, yang merupakan tanggung jawab dari Garuda Information System sebagai unit yang melakukan pemeliharaan sistem tersebut.

Hal lain yang harus juga diperhatikan adalah unit kargo hendaknya berkomunikasi dengan unit komunikasi perusahaan untuk mengkomunikasikan pelayanan ini, sehingga peningkatan pelayanan ini bisa terkomunikasikan dengan baik kepada pelanggan serta unit kargo bisa mendapat inputan dari pelanggan untuk dapat lebih memberikan pelayanan yang baik. Sedangkan masukan dari pihak luar sangatlah penting untuk kesempurnaan sistem ini.

33 BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengembangan sistem untuk penyelesaian masalah diterapkan untuk pengembangan solusi sistem informasi terhadap masalah bisnis, maka hal ini disebut pengembangan sistem informasi (information systems development) atau pengembangan aplikasi (application development).

Menggunakan pendekatan sistem untuk mengembangkan solusi sistem informasi dapat dipandang sebagai proses multilangkah yang disebut siklus pengembangan sistem informasi (Information Systems Development Cycle), yang juga dikenal sebagai siklus hidup pengembangan sistem(System Development Life Cycle-SDLC). Siklus pengembangan sistem informasi memiliki beberapa langkah dalam proses ini, yang mencakup investigasi sistem, analisis sistem, desain sistem, implementasi sistem, dan pemeliharaan sistem.

Investigasi sistem merupakan tahap pertama dalam proses pengembangan sistem. Tahap ini bertujuan menghasilkan proposal untuk perencanaan proses pengembangan sistem. Dari tahap ini akan diperoleh informasi mengenai apa saja yang dibutuhkan oleh perusahaan.

Analisis sistem merupakan sebuah studi mendalam mengenai kebutuhan informasi pengguna. Tahapan ini menghasilkan kebutuhan fungsional sebagai dasar atasi desain sistem informasi. Analisis sistem melibatkan studi mendetail atas kebutuhan informasi perusahaan dan pengguna, aktivitas, sumber daya, dan produk dari sistem informasi yang sedang digunakan.

Desain sistem berfokus pada tiga area, yaitu desain User Interface, desain data, serta desain proses. Proses implementasi sistem mencakup perolehan hardware, software, dan service, pengembangan atau modifikasi software, melakukan pelatihan kepada end user. Mengenai metode konversi, pengembang dapat memilih salah satu di antara metode paralel, metode pilot, metode phased, serta metode langsung.

Pemeliharaan sistem dilakukan setelah tahap implementasi berhasil. Tahapan ini berguna untuk memastikan bahwa sistem yang baru diterapkan dapat

34

berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Proses pemeliharaan memperbaiki segala macam error yang mungkin timbul. Dalam tahap ini juga dilakukan pemantauan dan review secara periodik atas sistem baru yang telah berjalan.

3.2 Saran

Penulis sadar bahwa dalam tulisan ini, masih banyak yang perlu diperdalam terutama dalam unsur pendalaman teori dan tinjauan rujukan. Oleh karena itu, perlu adanya saran yang bisa membantu tulisan ini untuk mencapai tujuannya dalam pengembangan sistem bisnis/TI dengan metode System Development Life Cycle (SDLC). Saran tersebut bisa berupa tambahan teori yang lebih kuat, bukti yang lebih konkrit mengenai peran pengembangan sistem.

35

Dalam dokumen SIM Kelompok 6 | Sistem Informasi Manajemen (Halaman 32-38)

Dokumen terkait