• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIM Kelompok 6 | Sistem Informasi Manajemen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SIM Kelompok 6 | Sistem Informasi Manajemen"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

MENGEMBANGKAN SISTEM BISNIS/TI DENGAN METODE SYSTEM DEVELOPMENT LIFE CYCLE (SDLC)

MAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Sistem Informasi Manajemen

yang dibina oleh Bapak Drs. Mohammad Arief, M.Si.

oleh

Irma Wulandari (130413615019)

Jazilatur Rosida (130413604685)

Kharisma Swandana (120412423467) Lailatul Masruriyah (130413611637)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN

(2)

i DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR GAMBAR ... ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 2

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Mengembangkan Sistem Bisnis... 3

2.1.1 Pengembangan Sistem Informasi ... 3

2.1.2 Pendekatan Sistem ... 3

2.1.3 Pemikiran Sistem ... 3

2.2 Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SDLC) ... 4

2.2.1 Pembuatan Prototipe ... 5

2.2.2 Proses Pembuatan Prototipe ... 6

2.3 Memulai Proses Pengembangan Sistem dengan Investigasi Sistem ... 8

2.3.1 Studi Kelayakan... 8

2.4 Analisis Sistem ... 11

2.5 Desain Sistem ... 13

2.5.1 Pengembangan Pemakai Akhir... 16

2.6 Mengimplementasikan Sistem Baru ... 18

2.7 Mengevaluasi Hardware, Software, dan Layanan Aktivitas Lainnya ... 20

2.8 Studi Kasus ... 29

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan ... 33

3.2 Saran ... 34

(3)

ii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1 Siklus Pengembangan Sistem Informasi ... 5

1.2 Pengembangan Aplikasi dengan Menggunakan Prototipe ... 7

1.3 Contoh Proses Pengembangan Sistem Berbasis Prototipe Untuk Aplikasi Bisnis ... 7

1.4 Faktor-faktor Kelayakan Organisasional, Ekonomi, Teknis, dan Operasional ... 9

1.5 Contoh-contoh Bagaimana Studi Kelayakan Dapat Mengukur Kelayakan Sistem E-Commerce yang diusulkan Untuk Bisnis ... 10

1.6 Manfaat dari SI yang Baru dengan Contoh-contohnya ... 11

1.7 Desain Sistem Dapat dipandang Sebagai Desain Interface Pemakai, Data, dan Proses... 14

1.8 Petunjuk yang Berguna Untuk Desain Situs Web Bisnis... 15

1.9 Contoh Spesifikasi Sistem Untuk Sistem E-Commerce Baru Bagi Suatu Perusahaan ... 16

1.10 Gambaran Umum Proses Implementasi ... 19

1.11 Contoh Aktivitas dan Jadwal Proses Implementasi ... 19

1.12 Contoh IBM Corp. Mengenai Jenis Hardware, Software, dan Layanan SI yang dievaluasi dan dibeli Oleh Banyak Perusahaan ... 20

1.13 Ringkasan 10 Faktor Utama Evaluasi Hardware ... 22

1.14 Ringkasan Pilihan Faktor-faktor Evaluasi Software ... 23

(4)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pada era globalisasi ini perkembangan Teknologi Informasi (TI) sangat cepat dan menyebar dengan luas, semua masyarakat di dunia memanfaatkan teknologi informasi untuk membantu dalam menyelesaikan persoalan. Tidak hanya itu semua perusahaan dalam bidang apapun memerlukan TI sebagai sumber daya pendukung yang mampu meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja perusahaan.

Dalam pengembangan sistem informasi pendekatan yang dipilih adalah pendekatan sistem. Hal ini dilakukan untuk mengembangkan solusi sistem informasi yang bertahap yakni melalui system development life cycle (SDLC) (O’Brien, 2008). Pada era informasi global, persaingan di dunia bisnis memerlukan kecepatan waktu. Kebutuhan pengambilan keputusan dalam bisnis memerlukan informasi yang cepat dan akurat. Hal ini perlu didukung oleh infrastruktur yang andal dan mudah diimplementasikan.

Pengembangan sistem (System Development) dapat berarti menyusun atau membuat suatu sistem baru untuk menggantikan atau memperbaiki sistem lama, baik secara keseluruhan atau sebagian dari sistem yang telah ada dengan

mengintegrasikan dan memadukan prosedur, sarana dan sumber daya manusia yang dimiliki.

(5)

2 1.2Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara mengembangkan sistem bisnis?

2. Bagaimana konsep siklus hidup pengembangan sistem (SDLC)?

3. Bagaimana proses memulai pengembangan sistem dengan investigasi sistem?

4. Apa yang dimaksud dengan analisis sistem? 5. Apa yang dimaksud dengan desain sistem? 6. Bagaimana mengimplementasikan sistem baru?

7. Bagaimana mengevaluasi hardware, software, dan layanan aktivitas implementasi lainnya?

1.3Tujuan Penulisan

1. Menjelaskan cara mengembangkan sistem bisnis.

2. Mengidentifikasi tentang konsep siklus hidup pengembangan sistem (SDLC).

3. Menjelaskan proses memulai pengembangan sistem dengan investigasi sistem.

4. Mengidentifikasi analisis sistem. 5. Mengidentifikasi desain sistem.

6. Menjelaskan implementasi sistem baru.

(6)

3 BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Mengembangkan Sistem Bisnis

2.1.1 Pengembangan Sistem Informasi

Ketika pengembangan sistem untuk penyelesaian masalah diterapkan untuk

pengembangan solusi sistem informasi terhadap masalah bisnis, maka hal ini disebut pengembangan sistem informasi (information systems development) atau pengembangan aplikasi (application development). Bagian ini akan menunjukkan bagaimana pendekatan sistem dapat digunakan untuk mengembangkan aplikasi dan sistem e-business yang dapat memenuhi kebutuhan bisnis perusahan, karyawan, dan pihak-pihak lain yang berkepentingan terhadap perusahaan (stakeholder).

2.1.2 Pendekatan Sistem

Pendekatan sistem (system approach) untuk penyelesaian masalah menggunakan orientasi sistem untuk merumuskan masalah dan peluang serta mengembangkan solusi. Menganalisis masalah dan memformulasikan solusi melibatkan aktivitas yang saling berhubungan di bawah ini:

1. Kenali dan rumuskan masalah atau peluang dengan menggunakan pemikiran sistem.

2. Kembangkan dan evaluasi alternatif solusi sistem. 3. Pilih solusi sistem yang memenuhi persyaratan. 4. Desain solusi sistem yang dipilih.

5. Implementasikan dan evaluasi kesuksesan sistem yang telah didesain.

2.1.3 Pemikiran Sistem

(7)

4

mental, visi bersama, dan pembelajaran tim) merupakan hal yang vital untuk pemenuhan pribadi dan sukses berbisnis di dunia yang selalu berubah. Inti dari disiplin pemikiran sistem adalah “melihat hutan dan pohon-pohonnya” di situasi apa pun dengan:

 Melihat hubungan internal antarsistem ketimbang mata rantai sebab akibat

ketika sesuatu terjadi.

 Melihat proses perubahan antarsistem ketimbang memisahkan “potret”

perubahan, ketika perubahan terjadi.

Salah satu cara mempraktikkan pemikiran sistem adalah dengan mencoba mencari sistem, subsistem dan komponen sistem dalam setiap situasi. Hal ini juga dikenal dengan istilah menggunakan konteks sistem (system context), atau memiliki pandangan sistemik (systemic view) dari situasi. Sebagai contoh, organisasi bisnis atau proses bisnis di mana peningkatan masalah atau peluang dapat dilihat sebagai sistem input, pemrosesan, output, tanggapan, dan komponen pengendalian. Kemudian untuk memahami masalah dan menyelesaikannya perlu menentukan apakah fungsi sistem dasar bekerja dengan baik.

2.2Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SDLC)

Menggunakan pendekatan sistem untuk mengembangkan solusi sistem informasi dapat dipandang sebagai proses multilangkah yang disebut siklus pengembangan sistem informasi (Information Systems Development Cycle), yang juga dikenal sebagai siklus hidup pengembangan sistem(System Development Life Cycle-SDLC). Gambar 1.1 mengilustrasikan apa yang terjadi pada tiap langkah dari proses ini, yang mencakup langkah (1) investigasi, (2) analisis, (3) desain, (4) implementasi, dan (5) pemeliharaan.

(8)

5

kapan pun untuk mengulang aktivitas sebelumnya jika perlu memodifikasi dan memperbaiki sistem yang sedang dikembangkan.

Gambar 1.1 Siklus Pengembangan Sistem Informasi

2.2.1 Pembuatan Prototipe

(9)

6

pengembangan lebih cepat dan lebih mudah, khususnya untuk proyek di mana persyaratan pemakai akhir sulit dirumuskan. Pembuatan prototipe terkadang disebut juga desain aplikasi cepat (Rapid Application Design-RAD). Pembuatan prototipe juga membuka proses pengembangan aplikasi untuk pemakai akhir karena pembuatan prototipe menyederhanakan dan memepercepat desain sistem. Jadi, pembuatan prototipe telah memperluas peran pemilik kepentingan bisnis yang dipengaruhi oleh sistem yang diusulkan, dan memungkinkan untuk mempercepat proses pengembangan yang lebih tanggap atau disebut juga pengembangan sistem yang lincah (Agile Systems Development-ASD).

2.2.2 Proses Pembuatan Prototipe

Pembuatan prototipe dapat digunakan untuk aplikasi besar dan aplikasi kecil. Umumnya, sistem bisnis besar masih perlu menggunakan pendekatan pengembangan sistem tradisional, tetapi sebagian sistem tersebut sering kali dapat dibuatkan prototipenya. Prototipe aplikasi bisnis yang diperlukan oleh pemakai akhir dikembangkan secara cepat dengan menggunakan berbagai alat software pengembangan aplikasi. Kemudian sistem prototipe tersebut diperbaiki berkali-kali hingga dapat diterima.

Sebagaimana diilustrasikan pada Gambar 1.2, pembuatan prototipe

merupakan proses yang interaktif dan berulang-ulang, yang menggabungkan langkah-langkah siklus pengembangan sistem tradisional. Pemakai akhir yang cukup berpengalaman dengan alat pengembangan aplikasi dapat membuat prototipe sendiri. Atau bekerja sama dengan ahli SI untuk mengembangkan sistem prototipe dalam rangkaian sesi interaktif. Sebagai contoh, dapat mengembangkan, menguji dan memperbaiki prototipe laporan manajemen, layar entri data, atau tampilan output.

(10)

7

operasional. Gambar 1.3 menyebutkan proses pengembangan sistem berbasis prototipe untuk aplikasi bisnis.

Gambar 1.2 Pengembangan Aplikasi dengan Menggunakan Prototipe

Contoh Pengembangan Prototipe

Tim. Beberapa pemakai akhir dan pengembang SI membentuk tim untuk

mengembangkan aplikasi bisnis.

Skematis. Desain skematis prototipe awal dikembangkan.

Protoripe. Skematis diubah menjadi prototipe tunjuk-dan-klik sederhana dengan

menggunakan alat pembuat prototipe.

(11)

8

Tanggapan (feedback). Setelah tim menerima tanggapan dari pemakai, prototipe

diulangi.

Konsultasi. Konsultasi dilakukan dengan konsultan TI untuk mengidentifikasi

perbaikan potensial dan kesesuaian dengan standar yang ada.

Penyelesaian. Prototipe dikonversi menjadi aplikasi akhir.

Penerimaan. Para pemakai meninjau dan menerima sistem bisnis yang baru.  Instalasi. Software bisnis yang baru diinstal pada server jaringan.

Gambar 1.3 Contoh Proses Pengembangan Sistem Berbasis Prototipe untuk Aplikasi Bisnis

2.3Memulai Proses Pengembangan Sistem dengan Investigasi Sistem

2.3.1 Studi Kelayakan

Karena proses pengembangan bisa memakan biaya besar, tahap investigasi sistem biasanya membutuhkan studi awal terlebih dahulu yang disebut studi kelayakan (feasibility study). Studi kelayakan adalah studi awal untuk merumuskan informasi yang dibutuhkan oleh pemakai akhir, kebutuhan sumber daya, biaya, manfaat, dan kelayakan proyek yang diusulkan. Setelah itu tim praktisi bisnis dan ahli SI akan menyajikan temuan dari studi ini dalam laporan tertulis yang mencakup spesifikasi awal dan rencana pengembangan untuk aplikasi bisnis yang diusulkan.

Jika pihak manajemen perusahaan menyetujui rekomendasi studi kelayakan ini, maka proses pengembangan bisa dilanjutkan.

Jadi, tujuan diadakan studi kelayakn adalah untuk mengevaluasi solusi sistem alternatif dan untuk mengusulkan aplikasi bisnis yang paling layak dan paling diinginkan untuk dikembangkan. Kelayakan usulan sistem bisnis dapat dievaluasi dalam empat kategori besar, seperti diilustrasikan pada Gambar 1.4. Perhatikan bahwa kelayakan lebih dari sekedar penghematan biaya atau kesediaan hardware dan software.

(12)

9

yang diusulkan.sebagai contoh, jika usulan sistem sumber daya manusia tidak bisa menutupi biaya pengembangannya, maka usulan itu tidak akan disetujui, kecuali dimandatkan oleh peraturan pemerintah atau pertimbangan bisnis strategi.

Kelayakan Organisasional Kelayakan Ekonomi  Seberapa baik sistem yang

diusulkan mendukung prioritas bisnis perusahaan

 Penghematan biaya  Peningkatan pendapat  Pengurangan investasi yang

diperlukan

 Peningkatan keuntungan

Kelayakan Teknis Kelayakan Operasional

 Kemampuan, keandalan, dan

ketersediaan hardware, software, dan jaringan

 Penerimaan karyawan, pelanggan ,

dan pemasok

 Dukungan manajemen  Persyaratan pemerintah dan

persyaratan lainnya.

Gambar 1.4 Faktor-faktor Kelayakan Organisasional, Ekonomi, Teknis, dan Operasional

(13)

10

Kelayakan organisasional Kelayakan Ekonomi  Seberapa baik sistem e-commerce

yang diusulkan sesua dengan rencana perusahaan untuk

mengembangkan sistem keuangan, pemasaran, dan penjualan berbasis Web

 Penghematan biaya tenaga kerja  Peningkatan pendapatan penjualan  Pengurangan investasi persediaan  Peningkatan keuntungan

Kelayakan Teknis Kelayakan Operasional

 Kemampuan, keandalan, dan

ketersediaan hardware, software, dan layanan manajemen

 Penerimaan karyawan  Dukungan manajemen  Penerimaan pelanggan dan

pemasok

Gambar 1.5 Contoh-contoh Bagaimana Studi Kelayakan Dapat Mengukur Kelayakan Sistem E-Commerce yang diusulkan Untuk Bisnis

Analisis biaya/manfaat. Analisis biaya/manfaat biasanya termasuk dalam

studi kelayakan. Jika biaya dan manfaat bisa dihitung, hal ini disebut berwujud; jika tidak bisa dihitung, hal ini disebut berwujud. Contoh biaya yang terwujud adalah biaya hardware dan software, gaji karyawan dan biaya lain yang dapat dihitung yang dibutuhkan untuk mengembangkan dan menerapkan solusi SI. Biaya tak terwujud adalah biaya yang dulit diukur; biaya itu termasuk hilangnya niat baik pelanggan atau moral karyawan yang disebabkan oleh kekeliruan dan gangguan instalasi sistem baru.

(14)

11

Manfaat Berwujud Contoh

 Peningkatan penjualan dan laba  Pengurangan biaya pemrosesan

informasi

 Pengurangan biaya operasional

 Pengurangan investasi yang

dibutuhkan

 Peningkatan efesiensi operasional

 Pengambangan produk berbasis TI  Penghapusan dokumentasi yang

tidak perlu

 Pengurangan biaya penyimpanan

persediaan

 Pengurangan investasi yang

dibutuhkan untuk persediaan  Lebih sedikit barang yang cacat,

teruang, dan waktu menganggur

Manfaat Tak Berwujud Contoh

 Persediaan ketersediaan informasi  Perbaikan kemampuan analisis  Perbakan layanan pelanggan

 Perbaikan moral karyawan

 Perbaikan pengambilan keputusan

manajemen

 Perbaikan posisi kompetitif  Perbaikan citra bisnis

 Informasi lebih akurat dan tepat

waktu

 OLAP dan pengembangan data  Tanggapan layanan yang lebih tepat

waktu

 Penghapusan tugas kerja yang

merepotkan

 Analisis keputusan dan informasi

yang lebih baik

 Sistem yang mengunci pelanggan  Pelanggan, pemasok , dan investor

memiliki citra yang progresif terhadap perusahaan.

Gambar 1.6 Manfaat dari SI yang Baru dengan Contoh-contohnya

2.4 Analisis Sistem

(15)

12

 Informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan dan pemakai akhir seperti Anda

sendiri.

 Aktivitas, sumber daya, dan produk dari satu atau lebih sistem informasi yang saat ini digunakan

 Kemampuan sistem informasi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan

informasi anda, dan pemilik kepentingan bisnis lannya yang mungkin menggunakan sistem ini.

1) Analisis Organisasional

Analisis organisasional merupakan langkah pertama yang penting dilakukan dalam analisis sistem. Bagaimana orang bisa memperbaiki sistem informasi jika pengetahuan mereka tentang lingkungan organisasional sangat sedikit? Mereka tidak bisa melakukannya. Karena itulah anggota tim pengembangan harus mengetahui tentang organisasinya, struktur manajemennya, orang-orangnya, aktivitas bisnisnya, sistem lingkungan yang terkait, dan sistem informasi terbaru. Anggota tim harus mengetahui informasi ini secara lebih rinci untuk unit bisnis tertentu atau kelompok kerja pemakai akhir yang akan terpengaruh oleh sistem informasi baru atau yang lebih baik yang diusulkana. Sebagai contoh, sistem pengendalian persediaan yang baru untuk jaringan pertokoan tidak bisa

didesain kecuali jika seseorang dalam tim pengembangan tahu banyak tentang perusahaan dan jenis aktivitas bisnis yang mempengaruhi persediaannya. Karena itulah pemakai akhir bisnis sering kali diikutsertakan dalam tim pengembangan

sistem.

2) Analisis Sistem yang Ada

(16)

13

volume, dan kualitas aktivitas input dan output. Aktivitas interface pemakai sangat vital untuk mengefektifkan interaksi antara pemakai akhir dan sistem berbasis komputer. Kemudian, pada tahap desain sistem, anda bisa menspesifikasikan sumber daya, produk, dan aktivitas apa yang harus mendukung interface pemakai di dalam sistem yang sedang anda desain.

3) Analisis Persyaratan Fungsional

Langkah analisis sistem ini adalah salah satu dari yang paling sulit. Anda mungkin perlu bekerja sebagai tim dengan analis SI dan pemakai akhir lainnya untuk menentukan kebutuhan informasi apa yang dibutuhkan oleh setiap aktivitas bisnis; bagaimana formatnya, volummenya, dan frekuensinya; serta waktu responsnya. Kedua, anda harus mencoba menentukan kemampuan pemrosesan informasi yang dibutuhkan untuk setiap aktivitas sistem (input, pemrosesan, output, penyimpanan, pengendalian) untuk memenuhi kebutuhan informasi ini. Yang terakhir, anda harus mencoba mengembangkan persyaratan fungsional. Persyaratan fungsional merupakan persyaratan informasi pemakai akhir yang tidak berkaitan dengan hardware, software, jaringan, data, dan sumber daya manusia yang saat ini digunakan oleh pemakai akhir atau akan digunkan dalam sistem yang baru. Hal ini harus di tentukan dalam tahap desain.

2.5 Desain Sistem

Analisis sistem mendeskripsikan apa yang harus dilakukan oleh sistem untuk memenuhi kebutuhan informasi pemakai. Desain sistem menentukan bagaimana kebutuhan informasi pemakai. Desain sistem menentukan bagaimana sistem akan memenuhi tujuan tersebut. Desain sistem yang memenuhi persyaratan fungsional yang dikembangkan dalam proses analisis sistem.

(17)

14  Desain Layar,

Bentuk, Laporan, dan Dialog

 Desain Struktur Elemen Data

 Desain Program dan Prosedur Desain Sistem

Gambar 1.7 Desain Sistem Dapat dipandang Sebagai Desain Interface Pemakai, Data, dan Proses

1) Desain Interface Pemakai

Mari kita lihat lebih dekat tentang desain interface pemakai, karena hal ini merupakan komponen sistem yang terdekat dengan pemakain akhir bisnis, dan hal yang paling dapat membantu desain. Aktivitas desan interface pemakai berfokus pada dukungan interaksi antara pemakai akhir dan aplikasi berbasis komputer, para perancang memfokuskan pada bentuk desain yang menarik dan efisien dari input dan output pemakai, seperti halaman web intranet dan internet yang mudah

digunakan.

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, desain interface pemakai sering kali merupakan proses pembuatan prototipe, dimana model kerja atau prototipe metode interface pemakai didesain dan dimodifikasi beberapa kali dengan tanggapan dari pemakai akhir. Proses desain interface pemakai menghasilkan spesifikasi desain yang rinci untuk produk informasi seperti layar tampilan, pemakai interaktif/dialog komputer (termasuk juga urutan atau aliran dialognya), respon audio, formulir, dokumen, dan laporan. Gambar 1.8 memberikan contoh elemen desain interface pemakai dan petunjuk lainnya untuk halaman web multimedia dan situs web e-commerce.

Desain Interface Pemakai

(18)

15

Checklist untuk Situs Web Korporat  Ingatlah akan pelanggan: situs web

yang sukses dibangun untuk

pelanggan, bukan untuk menyenangkan wakil direktur perusahaan.

 Kemudahan pencarian: banyak situs yang memiliki mesin pencari

sendiri; namun sangat sedikit yang berguna. Pastikan bahwa mesin pencari anda berguna.

 Estetika: desain yang sukses

menggabungkan grafis yang ditampilkan dengan cepat dan pilihan warna yang sederhana sehingga mudah dibaca.

 Tidak kompatibel: suatu situs yang

kelihatan hebat dikomputer yang menggunakan internet explorer dapat terlihat buruk pada iBook yang dijalankan dengan Netscape.  Isi broadbrand: hal-hal yang paling

bagus dalam web tidak dapat diakses oleh kebanyakan

peselancar web. Penambahan video singkat bukanlah hal yang buruk, namun jangan jadikan hal tersebut sebagai fokus situs anda.

 Formulir registrasi: formulir

registrasi adalah cara yang berguna untuk mengumpulkan data pelanggan. Namun jika anda meminta pelanggan untuk mengisi formulir sebanyak tiga halaman, pasti dia akan pergi.

 Kemudian navigasi: pastikan

kemudahan untuk berpindah dari satu bagian ke bagian yang lain. Menyediakan peta situs yang dapat di akses dari setiap halaman akan membantu.

 Link yang mati: link yang mati

sangat dibenci oleh peselancar web-pastikan link anda selalu diperbarui. Saat ini, banyak alat software desain web yang dapat melakukan hal ini secara otomatis.

Gambar 1.8 Petunjuk yang Berguna Untuk Desain Situs Web Bisnis

2) Spesifikasi Sistem

(19)

16

menunjukkan contoh spesifikasi sistem yang bisa dikembangkan untuk sistem e-commerce perusahaan.

Contoh Spesifikasi Sistem  Spesifikasi Interface Pemakai

Gunakan layar yang di personalisasi untuk menyambut pelanggan web yang kembali dan buat rekomendasi produk.

 Spesifikasi Database

Kembangkan database yang menggunakan software manajemen database objek/relasional untuk mengelola akses ke semua pelanggan dan data persediaan, serta informasi produk multimedia

 Spesifikasi Software

Dapatkan mesin software commerce untuk memproses semua transaksi e-commerce dengan respons yang cepat, yaitu: telusuri data produk yang diperlukan, dan hitung semua jumlah penjualan dalam waktu kurang dari satu menit.

 Spesifikasi Hardware dan Jaringan

Instal server web berjaringan yang berlewa dan jalur telekomunikasi denganbandwith yang cukup tinggi untuk menjadi tuan rumah situs web

e-commerce perusahaan.  Spesifikasi Personel

Pekerjaan manajer e-commerce, ahli e-commerce, serta webmaster dan perancang web untuk merencanakan, mengembangkan, dan mengelola operasional e-commerce.

Gambar 1.9 Contoh Spesifikasi Sistem Untuk Sistem E-Commerce Baru Bagi Suatu Perusahaan

2.5.1 Pengembangan Pemakai Akhir

(20)

17

informasi mengenai sistem bisnis anda yang ada saat ini. Praktisi SI bekerja dengan anda untuk menganalisis masalah anda dan menyarankan solusi alternatif. Saat anda menyetujui elternatif terbaik, maka alternatif, maka alternatif itu didesain dan duterapkan. Di sini anda mungkin terlibat lagi dalam proses desain prototipe atau menjadi tim pengimplentasikan bersama dengan para ahli SI.

Akan tetapi, pada End User Development (pengembangan pemakai akhir), praktisi SI memainkan peran sebagai konsultan, sementar anda melakukan pengembangan aplikasi anda sendiri. Kadang-kadang staf dari konsultan pemakai siap membantu Anda dan pemakai akhir lainnya dalam usaha pengembangan aplikasi anda. Bantuan ini mungkin termasuk pelatihan penggunaan paket aplikasi; pemilihan hardware dan softare; dampingan untuk mendapat akses ke database organisasi; dan, tentu saja, dampingan dalam menganalisis, mendesain, dan mengimplementasikan aplikasi bisnis TI yang anda butuhkan.

1) Fokus Aktivitas SI

Perlu diingat bahwa pengembangan pemakai terakhir harus berfokus pada pemakai terakhir harus berfokus pada aktivitas dasar dari sistem informasi, yaitu: input, pemrosesan, output, penyimpanan, dan pengendalian. Dalam menganalisis aplikasi potensial, Anda pertama-tama harus berfokus pada output yang akan

(21)

18

cocok untuk proyek pengembangan manajemen database daripada aplikasi spreasheet.

Fungsi pengukuran kontrol untuk aplikasi pemakai akhir sangat bervariasi bergantung pada ruang lingkup dan durasi aplikasi, jumlah dan sifat alami pemakai aplikasi, dan sifat alami dari data yang terlibat. Sebagai contoh, pengukuran pengendalian diperlukan agar terlindung dari hilangnya data secara mendadak atau kerusakan file pemakai akhir. Perlindungan yang paling dasar untuk menjaga dari hilangnya data ialah dengan embuat salinan dari file aplikasi secara berturut-turut dan sistematis. Contoh lainnya ialah fitur perlindungan sel spreasheet yang melindungi sel utama jika pemakai secara tidak sengaja menghapusnya.

2) Melakukan Pengembangan Pemakai Akhir

Dalam pengembangan pemakai akhir, anda dan praktisi bisnis lainnya daat mengembangkan cara baru atau cara yang lebih baik untuk melakukan tugas anda tanpa keterlibatan langsung dari ahli SI. Kemampuan pengembangan aplikasi yang dibangun ada berbagai paket software pemakai akhir telah menjadikannya lebih mudah digunakan bagi banyak pemakai untuk mengembangkan solusi berbasis komputer. Gambar berikut mengilustrasikan alat pengembang situs Web yang bisa digunakan untuk membantu anda mengembangkan, memperbarui, dan mengelola

situs Web intranet untuk unit bisnis Anda. Atau anda bisa menggunakan paket spreasheet elektronik sebagai alat untuk mengembangkan cara mempermudah analisis hasil penjualan mingguan untuk manajer penjualan di perusahaan. Atau anda bisa menggunakan paket pengembangan situs Web untuk mendesain halaman Web untuk toko Web bisnis kecil atau situs Web intranet departemen.

2.6 Mengimplementasikan Sistem Baru

(22)

19

Implementasi dapat menjadi proses yang sulit dan memerlukan banyak waktu. Akan tetapi, hal ini vital dalam memastikan kesuksesan sistem yang baru dikembangkan, karena meskipun sistem tersebut didesain dengan baik, sistem tersebut akan gagal jika tidak diimplementasikan dengan baik. Oleh sebab itu, proses implementasi biasanya memerlukan usaha manajemen proyek (project management) dari para manajer unit bisnis. Mereka harus mendukung rencana proyek yang mencakup tanggungjawab kerja. Gambar 1.11 mengilustrasikan aktivitas dan jadwal proses implementasi di suatu perusahaan yang menginstal sistem tunjangan karyawan berbasis intranet di departemen manajemen sumber daya manusia.

Gambar 1.10 Gambaran Umum Proses Implementasi

Aktivitas Implementasi Intranet Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Dapatkan dan install software dan

hardware server

Latih administrator

Dapatkan dan instal software browser

Dapatkan dan instal software publikasi

(23)

20 Buat tutorial berbasis Web untuk Intranet

Adakan pertemuan

Gambar 1.11 Contoh Aktivitas dan Jadwal Proses Implementasi

2.7 Mengevaluasi Hardware, Software, dan Layanan Aktivitas Lainnya Perusahaan besar dapat meminta pemasok untuk menyajikan tawaran dan proposal berdasarkan spesifikasi sistem yang dikembangkan pada saat tahap desain pengembangan sistem. Karakteristik minimum untuk kinerja dan fisik semua hardware dan software ditentukan dengan membuat daftarnya dalam dokumen pemintasan proposal (request for proposal-RFP).

Kemudian mereka mengirim RFP atau RFQ ke pemasok yang sesuai, yang menggunakannya sebagai dasar untuk menyiapkan usulan persetujuan pembelian. Perusahaan dapat menggunakan sistem evaluasi skor jika ada beberapa proposal yang bersaing untuk akuisisi hardware dan software. Hal ini juga memperlihatkan kekuatan dan kelemahan setiap proposal.

Hardware

Berbagai penawaran, termasuk xSeries, server skala menengah iSeries untuk bisnis skala menengah dan kecil, server RS6000 untuk pelanggan UNIX dan mainframe z900 untuk perusahaan besar. Juga memiliki berbagai pilihan penyimpanan.

Software

Server Web: Server Web Lotus DominoGo Strorefront: WebSphere Commerce Suite

Layanan transaksi/skala menengah: Server Aplikasi WebSphere untuk mengelola transaksi

Database: DB2 Universal Database

(24)

21

Aplikasi lainnya mencakup: IBM Payment Suite untuk mengurus kartu kredit dan mengelola sertifikat digital.

Layanan

IBM global service, yang mencakup kelompok-kelompok yang diatur oleh industri, termasuk intel dan keuangan. Dapat mendesain, membangun, dan menjadi tuan rumah aplikasi e-commerce.

Gambar 1.12 Contoh IBM Corp. Mengenai Jenis Hardware, Software, dan Layanan SI yang dievaluasi dan dibeli Oleh Banyak Perusahaan

1) Faktor-faktor Evaluasi Hardware

Ketika anda mengevaluasi hardware yang dibutuhkan oleh aplikasi bisnis yang baru, anda harus meneliti karakteristik kinerja dan fisik tertentu untuk setiap sistem computer atau komponen pariferal yang dibutuhkan.

Banyak hal alin yang harus dievaluasi, misalnya, keusangan harus diajukan dengan membuat evaluasi teknologi, factor orgonomi juga sangat penting, factor orgonomi memastikan bahwa software dan hardware computer ramah pakai.

2) Faktor-faktor Evaluasi Software

Anda harus mengevaluasi software menurut factor kinerja, biaya, keandalan, ketersediaan, kompatibilitas, modularitas, teknologi, ergonomic, dan pendukung harus digunakan untuk mengevaluasi akuisisi software yang diusulkan.

3) Evaluasi Layanan SI

Kebanyakan pemasok produk hardware dan software dan banyak perusahaan lainnya menawarkan berbagai layanan SI (IS services) ke pemakai akhir dan organisasi.

(25)

22

Faktor Evaluasi Handware Nilai

Kinerja

Berapa kecepatannya, kapasitas, dan outputnya?

Biaya

Berapa harga sewa atau belinya? Berapa biaya operasional dan pemeliharaannya?

Keandalan

Apa resiko kesalahan fungsi dan persyaratan pemeliharaannya? Apa fitur diagnostic dan pengendali kesalahannya?

Kompatibilitas

Apakah kompatibel dengan software dan hardware yang ada? Apakah kompatibel dengan software dan hardware yang disediakan oleh pemasok lainnya?

Teknologi

Berapa tahun siklus hidup produk tersebut? apakah menggunakan teknologi yang belum diuji atau apakah memiliki resiko keusangan?

Ergonomi

Apakah telah “direkayasa sesuai factor manusia” dengan pandangan pemakai? Apakah ramah pemakai (user-friendly), dirancang dengan aman, nyaman, dan mudah digunakan?

Konektivitas

Apakah mudah dihubungakan dengan WAN dan LAN yang menggunakan jenis teknologi jaringan yang berbeda dan alternative bandwith?

Keluasan (scalability)

Dapatkah menyelesaikan permintaan pemrosesan dari banyak pemakai akhir, transaksi, pertanyaan, dan persyaratan pemrosesan informasi lainnya?

Softwere

(26)

23 Dukungan

Apakah layanan yang dibutuhkan untuk dukungan dan pemeliharaan tersedia?

Nilai Keseluruhan

Gambar 1.13 Ringkasan 10 Faktor Utama Evaluasi Hardware

Faktor Evaluasi Software Nilai

Kualitas

Apakah bebas kecacatan (bug), atau apakah banyak kesalahan dalam kode program?

Efisiensi

Apakah software tersebut memiliki sistem kode program yang dikembangkan dengan baik yang tidak menggunakan banyak waktu CPU, kapasitas, memori, atau disk space?

Fleksibilitas

Apakah dapat melakukan proses bisnis kita dengan mudah, tanpa banyak modifikasi?

Keamanan

Apakah ada prosedur pengendalian kesalahan, kerusakan fungsi, dan penggunaan yang tidak tepat?

Konektivitas

Apakah Web-enabled sehingga dapat dengan mudah mengakses Internet, intraner, dan ekstranet dengan sendirinya, atau dengan bekerja sama dengan browser Web atau software jaringan lainnya. Pemeliharaan

Apakah fitur-fitur baru dan perbaikan kecacatan (bug) dapat dengan mudah diimplementasikan oleh pengembang software kita

sendiri? Dokumentasi

Apakah software didokumentasi dengan baik? Apakah mencakup layar batuan dan agen software yang membantu?

(27)

24

Apakah hardware yang ada memiliki fitur yang dibutuhkan agar software ini dapat berfungsi dengan baik?

Faktor-faktor lainnya

Apakah karakteristik kinerja, biaya, keandalan, ketersediaan, kompatibilitas, modularitas, teknologi, ergonomic, keluasan (scalability), dan pendukung software tersebut?

Nilai Keseluruhan

Gambar 1.14 Ringkasan Pilihan Faktor-faktor Evaluasi Software

Faktor-faktor Evaluasi untuk Layanan SI Nilai

Kinerja

Bagaimana kinerja mereka di waktu lampau jika dilihat dari janji-janji mereka di waktu lampau?

Pengembangan Sistem

Apakah ada situs Web dan pengembang e-business lainnya? Bagaimana kualitas dan biayanya?

Pemeliharaan

Apakah peralatan pemeliharaan tersedia? Bagaimana kualitas dan

biayanya? Konversi

Apa pengembangan sistem dan layanan instalasi yang kan merekan sediakan selama periode konversi?

Pelatihan

Apakah tersedia pelatihan yang dibutuhkan oleh para personel? Bagaimana kualitas dan biayanya?

Cadangan (backup)

Apakah tersedia fasilitas computer yang serupa dalam jarak yang dekat untuk tujuan cadangan darurat?

Kemampuan Akses

(28)

25

pendukungapelanggan di situs Web pemasok? Apakah telepon khusus pelanggan (customer hot line) tersedia?

Posisi Bisnis

Apakah pemasok kuat secara keuangan dan memiliki prospek pasar industry yang baik?

Hardware

Apakah mereka menyediakan banyak pilihan aksesories dan peralatan hardware yang kompatibel?

Software

Apakah mereka menawarkan berbagai paket aplikasi dan software e-business yang berguna?

Nilai Keseluruhan

Gambar 1.15 Faktor-faktor Evaluasi Untuk Layanan SI

Aktivitas Implementasi Lainnya

Yaitu meliputi pengujian, konversi data, dokumentasi, dan pelatihan adalah kunci utama agar implementasi sistem bisnis yang baru dapat berhasil.

1) Pengujian

Pengujian sistem (system testing) dapat melibatkan pengujian dan debugging software, pengujian situs Web, dan pengujian hardware baru. Bagian penting dalam pengujian adalah peninjauan tampilan, laporan dan output lainnya dari prototype. Prototype harus ditinjau oleh pemakai akhir dari sistem tersebut untuk mengetahui kemungkinan kesalahan. Pengujian pemakai akhir dengan segera merupakan salah satu manfaat dari proses pembuatan prototype.

2) Konversi Data

Saat ini, implementasi sistem informasi baru bagi banyak organisasi sering

melibatkan penggantian software, database, dan sistem yang lama. Salah satu aktivitas implementasi yang penting yang dibutuhkan ketika menginstal software

(29)

26

data ke dalam format data yang baru, seperti database, data-mart, dan gudang data. Proses konversi data yang baik merupakan hal yang penting karena data yang diformat atau disusun dengantidak tepat sering dilaporkan sebagai salah satu penyebab utama dari kegagalan dalam implementasi sistem baru.

3) Dokumentasi

Pengembangan dokumentasi pemakai merupakan bagian yang penting dalam proses implementasi. Layar tampilan entri data, formulir, dan laporan adalah contoh dokumentasi. Ketika metode rekayasa sistem berbantuan computer digunakan, dokumentasi dapat diciptakan dan diubah dengan mudah karena disimpan dan dapat diakses dengan menggunakan disket di tempat penyimpanan sistem. Dokumentasi merupakan media komunikasi antara orang-orang yang bertanggung jawab untuk mengembangkan, mengimplementasikan, dan memelihara sistem berbasis computer. Dokumentasi sangat penting dalam mengdiagnosis kesalahan dan membuat perubahan, khususnya jika pemakai akhir atau analis sistem yang mengembangkan suatu sistem tidak lagi bekerja di organisasi tersebut.

4) Pelatihan

Pelatihan (training) merupakan aktivitas implementasi yang vital. Personel SI, seperti konsultan pemakai, harus memastikan bahwa para pemakai akhir terlatih untuk menjalankan sistem bisnis yang baru atau implementasinya akan gagal. Pelatihan dapat melibatkan banyak entri data, atau dapat juga melibatkan semua aspek dari penggunaan sistem yang baru. Selain itu, manajer dan pemakai akhir harus dididik mengenai dampak teknologi yang baru terhadap manajemen dan operasional bisnis perusahaan.

5) Metode Konversi

(30)

27

konversi dapat mempermudah pengenalan teknologi informasi yang baru kedalam organisasi. Empat bentuk utama dari konversi sistem, yang mencakup:

a) Konversi paralel

b) Konversi bertahap (phased) c) Konversi percontohan (pilot) d) Konversi langsung

6) Pemeliharaan SI

Pemeliharaan sistem (system maintance) asalah pengawasan, evaluasi, dan modifikasi sistem bisnis operasional untuk menghasilkan perbaikan yang lebih diinginkan. Pemeliharaan juga perlu untuk kegagalan dan masalah lainya yang muncul selama operasional sistem. Pemakai akhir dan personel sistem informasi kemudian melakukan fungsi pemecahan masalah untuk menentukan penyebab dan solusi atas masalah-masalah tersebut.

Aktivitas pemeliharaan mencakup proses tinjauan pasca implementasi untuk memastikan bahwa sistem yang baru diimplementasikan memenuhi tujuan bisnis yang diterapkan. Pemeliharaan juga mencakup modifikasi terhadap sistem yang telah dibentuk karena perubahan dalam organisasi bisnis atau lingkungan bisnis.

Mengelola Perubahan Organisasional

Implementasi strategi bisnis/TI yang baru memerlukan pengelolaan pengaruh perubahan utama dalam dimensi organisasi kunsi seperti proses bisnis,struktur organisasi, peran manajerial, penugasan kerja karyawan, dan hubungan diantara pemilik kepentingan yang muncul dari penyebaran sistem informasi bisnis yang baru.

Keterlibatan dan Resistensi Pemakai Akhir

(31)

28

organisasi, dan dalam pengembangan sistem informasi yang baru. Hal ini akan membantu memastikan bahwa pemakai akhir merasa memiliki sistem tersebut, dan bahwa desainnya memenuhi kebutuhan mereka.

Manajemen Perubahan

Orang adalah fokus utama dari manajemen perubahan organisasi. Ini mencakup aktivitas seperti pengembangan cara yang inovatif untuk mengukur, memotivasi, dan memberi penghargaan atas kinerja. Manajemen perubahan juga melibatkan analisis, dan definisi semua perubahan yang dihadapi oleh organisasi, dan mengembangkan program untuk mengurangi resiko dan biaya, serta memaksimalkan manfaat perubahan.

Berikut beberapa taktik utama yang direkomendasikan oleh para ahli perubahan:

1. Libatkan sebanyak mungkin orang dalam perencanaan bisnis/TI dan pengembangan aplikasi

2. Buat perubahan konstan menjadi bagian yang diharapkab dari budaya.

3. Beritahukan ke setiap orang sebanyak mungkin mengenai segala sesuatu sesering mungkin, sebaiknya secra pribadi.

4. Berikan insetif keuangan, dan pengakuan.

5. Bekerjalah di dalam budaya perusahaan, bukan disekitarnya.

Implementasi Sistem Baru  Akuisi

Evaluasi dan dapatkan sumber daya software dan hardware serta layanan sistem informasi yang dibutuhkan.

 Pengembangan Software

Kembangkan software yang tidak akan diperoleh dari pihak luar sebagai paket software. Lakukan modifikasi yang diperlukan terhadap paket software yang dibeli.

 Konversi Data

Konversi data di database perusahaan ke format data yang baru dan pengelompokan yang diisyaratkan oleh software yang baru di-instal.

 Pelatihan

Didik dan lihat manajemen, pemakai akhir, pelanggan, dan pemilik kepentingan bisnis lainnya. Gunakan konsultan atau program pelatihan untuk mengembangkan kompetensi pemakai.

(32)

29

Uji dan buat perubahan yang dibutuhkan terhadap program, prosedur, dan hardware yang digunakan oleh sistem yang baru.

 Dokumentasi

Catat dan komunikasikan spesifikasi sistem secara rinci, termasuk prosedur untuk pemakai akhir dan personel SI serta contoh-contoh layar input dan tampilan output dan laporan.

 Konversi

Konversi penggunaan sistem saat ini ke operasional sistem yang baru atau yang diperbaiki. Hal ini dapat melibatkan sistem yang lama dan yang baru secara paralel selama periode percobaan, pelaksanaan sistem percontohan untuk percobaan di satu lokasi, menempatkan sistem yang baru dari satu lokasi ke lokasi lainnya secara bertahap, atau langsung menerapkan sistem yang baru.

Gambar 1.15 Proses Implementasi Sistem Baru

2.8 Studi Kasus

Pengembangan Sistem Tracking Kargo Udara Berbasis Web Pada PT. Garuda Indonesia

(33)

30

digunakan sebagai alat kompetisi untuk menempatkan perusahaan di atas perusahaan lainnya.

Agar dapat memenangkan kompetisi perlu adanya sistem informasi yang akan memberi kemudahan kepada pelanggan untuk mengetahui keberadaan barang yang dikirimnya. Sistem ini disebut sistem tracking kargo. PT. Garuda Indonesia, sebagai perusahaan penerbangan terbesar di Indonesia mempunyai unit yang mengurusi angkutan kargo udara. Sistem tracking kargo udara ini sebenarnya sudah diterapkan. Sistem ini bisa diakses melalui website. Hanya saja yang menjadi kendala adalah sistem tersebut hanya dapat untuk melakukan pelacakan kargo internasional saja. Sedangkan pelacakan kargo domestik belum dapat dilakukan. kelemahan yang kedua adalah sistem ini diakses bukan melalui website milik SITA, yaitu perusahaan yang bergerak di bidang jasa telekomunikasi penerbangan, sehingga secara branding tidak akan menguntungkan bagi Garuda. Sementara itu Garuda mempunyai website yang diharapkan dapat menjadi portal bagi Garuda Indonesia Group. Untuk itu diperlukan sistem pelacakan kargo domestik dan internasional yang terintegrasi dengan website Garuda sehingga segala informasi mengenai pelacakan kargo ini dapat terintegrasi dengan sistem reservasi dan informasi yang lain mengenai PT. Garuda Indonesia.

Tujuan penelitian ini adalah:

1) Investigasi sistem informasi yang digunakan PT. Garuda Indonesia untuk mendukung sistem tracking kargo udara.

2) Melakukan analisa kebutuhan untuk sistem tracking kargo. 3) Membuat prototipe aplikasi sistem tracking kargo berbasis web.

Adapun manfaat yang didapat dengan diterapkannya sistem ini adalah: 1) Sistem akan memberikan informasi kepada pelanggan bahwa barang yang

dikirimnya sudah sampai pada tujuan yang benar dan tepat waktu baik itu untuk penerbangan domestik maupun internasional.

(34)

31

Ruang lingkup penelitian ini dibatasi dalam pembuatan prototipe pelacakan kargo udara berbasis web. Sedangkan metodologi yang dipergunakan adalah System Development Life Cycle (SDLC) dengan pendekatan prototyping. Tahapan yang dipergunakan dalam pengembangan prototipe ini sebagai berikut:

1) Investigasi Sistem

Dalam tahapan ini akan diketahui bagaimana sistem angkutan kargo udara mulai dari pelanggan melakukan reservasi, barang diangkut dengan pesawat dan barang sampai ke tempat tujuan, serta bagaimana pelanggan bisa mengetahui posisi barang yang dikirimkannya. Termasuk didalamnya investigasi teknologi yang digunakan dalam sistem tersebut. Hal yang harus dikerjakan pada tahapan ini adalah:

a) Merumuskan tujuan serta ruang lingkup yang akan dikembangkan dalam sistem tracking kargo udara.

b) Identifikasi permasalahan serta kendala-kendala yang ada. 2) Pengembangan Prototipe

Aktivitas dimulai dengan dibuatnya model yang aktivitasnya meliputi: a) User interface

b) Penentuan kebutuhan untuk software, hardware dan database

Dari data di atas akan dibuat pengembangan prototipe sistem tersebut.

Desain yang dihasilkan dari bagian ini meliputi desain user interface, desain basis data dan desain proses.

Dari pengembangan prototipe ini dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu: 1) Awalnya PT. Garuda Indonesia sudah memiliki sistem reservasi kargo (CAREGA) dan website Garuda Indonesia, namun diantara keduanya belum terintegrasi dengan baik. Sementara website PT. Garuda Indonesia baru terintegrasi dengan sistem reservasi penumpang saja, sehingga untuk dapat memberikan pelayanan yang lebih bagi pelanggan sistem tersebut perlu untuk dikembangkan.

(35)

32

diperlukan relatif terjangkau dan perusahaan akan mendapatkan manfaat yang besar.

3) Dikembangkannya sistem ini akan memberikan kemudahan bagi pelanggan untuk senantiasa memantau kargo yang akan dikirimkannya. Secara tidak langsung layanan ini akan memberikan rasa aman.

4) Keberhasilan dari sistem tracking ini sangat bergantung pada kedisiplinan petugas lini depan dalam mencatat kargo yang akan dikirimkan ke dalam sistem CAREGA.

5) Dalam pengembangannya sistem ini juga dapat dikembangkan untuk sistem akuntansi kargo yang awalnya masih dilakukan secara manual. Pengembangan sistem untuk sistem akuntansi ini juga hanya merupakan pembuatan interface antara CAREGA dengan sistem akuntansi yang sudah ada.

6) Keberhasilan sistem ini juga sangat bergantung pada kehandalan sistem, yang merupakan tanggung jawab dari Garuda Information System sebagai unit yang melakukan pemeliharaan sistem tersebut.

Hal lain yang harus juga diperhatikan adalah unit kargo hendaknya berkomunikasi dengan unit komunikasi perusahaan untuk mengkomunikasikan pelayanan ini, sehingga peningkatan pelayanan ini bisa terkomunikasikan dengan baik kepada pelanggan serta unit kargo bisa mendapat inputan dari pelanggan untuk

(36)

33 BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengembangan sistem untuk penyelesaian masalah diterapkan untuk pengembangan solusi sistem informasi terhadap masalah bisnis, maka hal ini disebut pengembangan sistem informasi (information systems development) atau pengembangan aplikasi (application development).

Menggunakan pendekatan sistem untuk mengembangkan solusi sistem informasi dapat dipandang sebagai proses multilangkah yang disebut siklus pengembangan sistem informasi (Information Systems Development Cycle), yang juga dikenal sebagai siklus hidup pengembangan sistem(System Development Life Cycle-SDLC). Siklus pengembangan sistem informasi memiliki beberapa langkah dalam proses ini, yang mencakup investigasi sistem, analisis sistem, desain sistem, implementasi sistem, dan pemeliharaan sistem.

Investigasi sistem merupakan tahap pertama dalam proses pengembangan sistem. Tahap ini bertujuan menghasilkan proposal untuk perencanaan proses pengembangan sistem. Dari tahap ini akan diperoleh informasi mengenai apa saja yang dibutuhkan oleh perusahaan.

Analisis sistem merupakan sebuah studi mendalam mengenai kebutuhan informasi pengguna. Tahapan ini menghasilkan kebutuhan fungsional sebagai dasar atasi desain sistem informasi. Analisis sistem melibatkan studi mendetail atas kebutuhan informasi perusahaan dan pengguna, aktivitas, sumber daya, dan produk dari sistem informasi yang sedang digunakan.

Desain sistem berfokus pada tiga area, yaitu desain User Interface, desain data, serta desain proses. Proses implementasi sistem mencakup perolehan hardware, software, dan service, pengembangan atau modifikasi software, melakukan pelatihan kepada end user. Mengenai metode konversi, pengembang dapat memilih salah satu di antara metode paralel, metode pilot, metode phased, serta metode langsung.

(37)

34

berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Proses pemeliharaan memperbaiki segala macam error yang mungkin timbul. Dalam tahap ini juga dilakukan pemantauan dan review secara periodik atas sistem baru yang telah berjalan.

3.2 Saran

(38)

35

DAFTAR RUJUKAN

O’Brien, James A., Marakas, George M. 2014. Sistem Informasi Manajemen (Management System). Jakarta: Salemba Empat.

Hestiadi, Ajar Purnawan. 2002. Pengembangan Sistem Tracking Kargo Udara

Berbasis Web Pada PT. Garuda Indonesia, (Online),

Gambar

Gambar
Gambar 1.1
Gambar 1.2 Pengembangan Aplikasi dengan Menggunakan Prototipe
Gambar 1.3 Contoh Proses Pengembangan Sistem Berbasis Prototipe untuk
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan merujuk pada penelitian sebelumnya yang telah dilakukan terhadap daging ikan bandeng yang terkontaminasi logam berat timbel (Pb) pada Kecamatan Labakkang

Kelemahan pada penelitian ini adalah faktor-faktor risiko yang dapat memicu terjadinya kecemasan seperti usia, jenis kelamin tingkat pendidikan, tempat tinggal,

Penelitian ini mengkaji mengenai Peranan Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Kompetensi Pembelajaran PAI Di SDN 2 Palembapang Kecamatan Kalianda Lampung

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG.. NILAI AKHIR SEMESTER

Hasil penelitian yang dilakukan pada 84 responden didapatkan hasil yang memiliki kategori tinggi dalam melakukan penyalahgunaan minuman keras yaitu 42 orang (50%) data

Menentukan ingkaran suatu pernyataan Ingkaran dari pernyataan “ Jika Samy mendapat nilai 10, maka ia diberi hadiah” adalah ..... Jika Samy tidak mendapat nilai 10, maka ia

Setelah melaksanakan PPL 2, mahasiswa praktikan mendapatkan pengalaman yang telah diberikan oleh pihak sekolah terutama guru pamong tentang bagaimana seorang guru ketika

Pendekatan yang digunakan untuk metode Insertion adalah pendekatan tipologi, dengan menganalisis elemen visual bangunan eksisting yang ada pada Komplek Istana Bogor