• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI KASUS

Dalam dokumen Teori dan Fenomena Interaksi Sosial Stud (Halaman 31-38)

Topik Pembahasan: Kesepakatan Pertukaran Tawanan Perang antara Israel dan Palestina pada 18 Oktober 2011

Perang berkepanjangan antara Israel dan Palestina, pasca-Perang Dunia II, selalu diwarnai dengan berbagai bentuk kekerasan dan perselisihan. Semenjak kaum Yahudi, dibantu oleh pasukan sekutu, melakukan aneksasi terhadap wilayah Palestina dan kemudian mendeklarasikan kemerdekaannya pad 1947, kedua negara sama-sama belum berhasil mencapai titik temu untuk mencapai perdamaian. Jika ditambah dengan berbagai perang lain yang tidak melibatkan Palestina secara langsung, seperti Perang Enam Hari Israel dengan Mesir, maka catatan perselisihan Israel dengan negara-negara di wilayah timur tengah pun sudah tak terhitung jumlahnya.

Meskipun begitu, dalam sejarahnya, pemerintah Israel beberapa kali mencapai kesepakatan dalam konteks pertukaran tawanan perang dengan berbagai negara; diantaranya Lebanon, Suriah, dan tentu Palestina. Dalam catatan sejarah, berikut adalah beberapa kesepakatan pertukaran tawanan perang yang pernah melibatkan Israel:

1983 - 4.600 tahanan berkewarganegaraan Arab ditukar dengan 6 serdadu Israel yang ditahan di Lebanon;

1984 - 291 tahanan dan 72 jenazah warga negar Suriah ditukar dengan 6 serdadu dan 5 jenazah warga negara Israel;

1985 - Pada bulan Mei, 1.150 tahanan berkewarganegaraan Arab ditukar dengan 3 serdadu Israel; serta 331 tahanan Israel ditukar dengan 39 penumpang pesawat milik U. S. TWA yang dibajak pada Juni-Juli;

1996 - 123 jenazah gerilyawan Palestina dan 45 tahanan berkewarganegaraan Lebanon ditukar dengan 2 jenazah serdadu dan 17 anggota milisi South Lebanon Army;

2004 - 331 tahanan warga Syi’ah Lebanon ditukar dengan 3 jenazah serdadu dan

Elhanan Tammenbaum, seorang pengusaha papan atas Israel; 2008 - 5 pria Palestina ditukar dengan 2 jenazah serdadu Israel;

2011 - 1.027 warga Palestina ditukar dengan seorang serdadu Israel, Gilad Shalit, yang ditahan Hamas sejak 2006.27

Lebih lanjut, berikut kutipan beberapa ekspos media massa mengenai pertukaran serdadu Israel, Gilad Shalit, dengan lebih dari seribu warga sipil Palestina:

GAZA — Puluhan ribu warga Palestina yang mengibarkan bendera hijau Hamas kemarin bersorak dalam reli di Kota Gaza atas pembebasan para tahanan Palestina di Israel dalam pertukaran dengan seorang tentara Israel. Di tanah Israel, Sersan Gilad Shalit, 25 tahun, akhirnya kembali pulang setelah ditahun di Jalur Gaza sejak 2006.

, , ,

lelah, dan sesak napas beberapa kali dalam wawancara di stasiun televisi Mesir, Nile.

P ,

kru tank Israel yang sempat cemas akan ditahan bertahun-tahun itu. Pekan lalu, ia baru diberitahu akan dibebaskan.

Shalit dibawa melintasi perbatasan dari Jalur Gaza ke Semenanjung Sinai, Mesir, dan diangkut ke perbatasan Vineyard of Peace di Israel. Di lokasi itu sebuah helikopter menunggu untuk menerbangkannya ke sebuah pangkalan udara Israel guna bertemu dengan kedua orang tuanya.

Pada saat yang bersamaan, warga Palestina menunggu 477 tahanan, termasuk 27 perempuan, yang dibebaskan untuk tahap pertama dari total 1.050 tahanan.

27

Andree Priyanto, disadur dari Associated Press dan Reuters, “ali g Tukar “ejak , Tempo, No. 3682/XI, 20 Oktober 2011, h. A15.

Di Tepi Barat, Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas, berpidato di depan ribuan warga. Abbas memuji mereka sebagai pejuang kebebasan.

Kegembiraan meruap di Israel. Shalit kadung populer sebagai

son of all jajak pendapat terbaru

menunjukkan bahwa mayoritas warga Israel mendukung kesepakatan ribuan-untuk-satu. Meskipun banyak tahanan yang bebas dikutuk karena melakukan aksi serangan mematikan.

Buat Palestina, kini saatnya merayakan apa yang disebut Hamas

seba .

P , -Qawasmeh, yang menunggu putranya, Amer,

yang sudah dibui 24 tahun.

Proses pertukaran yang difasilitasi Mesir itu mendapat restu dari Mahkamah Agung Israel.28

Lebih lanjut, pihak Israel pun mengklaim bahwa kesepakatan ini sama sekali tidak memengaruhi upaya perdamaian di Timur Tengah. Ia menyampaikan bahwa pihak Hamas, Palestina, tidak memiliki sedikitpun itikad untuk menyelesaikan sengketa yang ada melalui jalut damai. Berikut kutipan wawancara sebuah media massa dengan Juru Bicara Pemrerintah Israel, Yigal Palmor:

Sersan Gilad Shalit, serdadu Israeli Defense Forces berusia 24 tahun, berharap pembahasan dirinya bisa mendorong terciptanya proses perdamaian di Timur Tengah. Shalit kemarin dibebaskan setelah disekap oleh fraksi garis keras Palestina, Hamas, sejak 2006. Hal itu dikatakan Shalit dalam wawancara pertamanya dengan media Mesir setelah dibebaskan.

w ,

ditonton ju .

28 Dwi Arjanto, disadur dari Associated Press, Reuters, dan British Broadcasting Channel, Gilad Shalid Bebas , Tempo, No. 3682/XI, 19 Oktober 2011, h. A15.

. P cungkring yang diculik lima tahun lalu ketika berusia 19 tahun ini mengaku gembira bisa kembali ke tengah keluarga.

Juru bicara pemerintah Israel, Yigal Palmor, berpendapat pertukaran tahanan ini tak memiliki pengaruh sama sekali atas upaya perundingan damai dengan Palestina.

, kata Palmor menjawab pertanyaan Andre Priyanto dari Tempo via surat

. M

. w w

yang dilakukan kemarin via surat elektronik:

Tempo: Apa yang membuat Israel sepakat melepas tahanan Palestina? Palmor: Tentu ini keputusan yang sulit; sebab kami mesti melepaskan

teroris teroris yang telah divonis bersalah di pengadilan

kaena membunuh ratusan warga tak berdosa. Tapi,

penyanderaan Shalit, yang mengabaikan hak paling dasar manusia, membuat pemerintah bertekad menyelamatkan dia sekalipun ongkosnya mahal. Kami sangat menghormati hak asasi manusia. Oleh karena itu, kami merasa sangat buruk bilamana mesti membiarkan Shalit tewas di penjara bawah tanah ketimbang melepaskan para terdakwa terorisme ini. Tempo: Bagaimana menanggapi warga yang tak puas atas keputusan

ini?

Palmor: Benar sekali banyak warga yang berkeras agar para terdakwa pelaku pembunuhan ini tak dibebaskan. Mereka ingin terpidana menjalani masa hukuman secara penuh; sebab negara kami tak punya hukuman mati. Sejumlah keluarga yang kehilangan orang yang dicintai karena dibunuh para terpidana yang dibebaskan ini merasa tertekan dan cemas. Namun opini publik mendukung pertukaran tahanan ini seperti tampak dalam jajak pendapat.

Tempo: Apa ini semacam tawaran untuk berdamai dengan Otoritas Palestina?

Palmor: Kami sangat ingin merundingkan perdamaian dengan Presiden (Mahmoud) Abbas selekas mungkin tanpa syarat; tapi Hamas menolak berunding. Mereka lebih menyukai aksi kekerasan, penolakan, dan ekstrimisme. Saya percaya kami mesti melanjutkan upaya untuk memperbarui pembicaraan-pembicaraan damai dengan Otoritas Palestina. Jadi, menurut hemat kami, pertukaran tahanan ini tak akan memiliki pengaruh pada pembicaraan-pembicaraan perdamaian.

Tempo: Israel akan membuat kesepakatan baru dengan Hamas atau Otoritas Palestina?

Palmor: Hamas tak pernah sekali pun mengubah pandangan mereka; terus menolak berdamai dengan Israel dan hanya menyerukan kekerasan untuk menghancurkan Israel. Tapi kebanyakan warga Palestina mulai aham bahwa cara-cara seperti ini tak akan memberi perubahan apa-apa. Kebanyakan warga Palestina menolak versi fanatik ajaran Islam. Karena itu, ketika Hamas kembali menguasai Jalur Gaza, mereka kerap menjadi masalah buat Israel dan Otoritas Palestina. Oleh karena itu, kami senantiasa waspada dalam mengawasi perbatasan kami. Kami tak mengizinkan Hamas menyelundupkan senjata, misil, dan bahan peledak; yang kebanyakan datang dari Iran.29

Dari keterangan-keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa kesepakatan pertukaran tawanan antara Israel dan Palestina pada Selasa, 18 Oktober 2011 lalu, dapat digolongkan sebagai suatu bentuk interaksi sosial asosiatif. Terlepas dari fakta-fakta sejarah dan keadaan secara umum yang menggambarkan suatu bentuk disosiatif, kesepakatan ini tetaplah merupakan suatu langkah yang baik.

29

Andree Priyanto, Yigal Palmor, Juru Bicara Pemerintah Israel: Israel Menghormati Hak Asasi , Tempo, Edisi No. 3682/XI, 20 Oktober 2011, h. A15.

Bagi masyarakat banyak, pertukaran tahanan ini boleh jadi dianggap tidak berimbang dilihat dari segi kuantitas. Akan tetapi, hasil yang muncul dari kesepaktan ini, secara teoritis, tidaklah mempengaruhi situasi yang berlangsung. Hal yang perlu diperhatikan disini adalah kenyataan bahwa proses kesepakatan yang terjadi merupakan suatu hasil akhir dari kontak dan komunikasi sosial yang dijalin kedua belah pihak.

Interaksi yang terjalin antara Israel dan Hamas, sebagai perwakilan Palestina, dapat disebut sebagai sebuah hasil dari kerja sama. Kerja sama ini dapat disempitkan lagi jenisnya kepada kerja sama yang bersifat tawar-menawar atau bargaining. Kedua belah pihak, yang merasa perlu melindungi warga negaranya, membuat keputusan yang dianggap sebagai sama-sama menguntungkan bagi kedua belah pihak.

Hamas, sebagai aliansi warga Palestina, memegang kendali penuh atas tawar-menawar yang terjadi karena memiliki posisi yang lebih kuat; meskipun hanya mengandalkan satu orang untuk dipertukarkan. Sementara Israel, sebagai pihak yang menahan ribuan warga Palestina di penjara-penjaranya, memiliki bargaining position yang lebih lemah karena hanya bisa mengimbangi penawaran yang diberikan oleh pihak Hamas.

Secara singkat, ada beberapa kesimpulan yang dapat diperoleh:

 Proses kesepakatan yang terjalin adalah suatu bentuk kerja sama, dimana pihak Israel dan Palestina melakukan tawar-menawar sehubungan jumlah tawanan yang akan dipertukarkan (bargaining)

 Dalam proses perundingan kesepakatan, terjadi bentuk interaksi arbitrasi (arbitration) dengan Mesir sebagai pihak ketiga yang tidak berhak dan berwenang membuat keputusan; hanya memfasilitasi;

 Kesepakatan yang dihasilkan dapat digolongkan sebagai suatu akomodasi kompromi (compromise) karena kedua pihak harus sama-sama mengorbankan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain

 Bentuk kesepakatan yang dicapai adalah sebuah kerja sama kontak atau Contract Cooperation; karena kedua pihak mencapai kesepakatan melalui penandatanganan suatu kontrak mengenai pertukaran tawanan.■

BIBLIOGRAFI

Arjanto, Dwi. Disadur dari Associated Press, Reuters, dan British Broadcasting Channel. “Gilad Shalid Bebas”. Tempo, 19 Oktober 2011, A15.

Asnaldi, Ari. “Teori Behavioristik”. http://www.scribd.com/doc/8210451/Behavi oristik-vs-Konstruktivistik-3 (14 Februari 2009)

Dakir, Dakir. Dasar-Dasar Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1993.

Dwi, Dwi. “Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial”. http://klikbelajar.com/pelajaran -sekolah/bentuk-bentuk-interaksi-sosial/ (25 Oktober 2011)

Gizzary, Gizzary. “Pengertian Perjanjian Internasional”. http://id.shvoong.com/ law-and-politics/politics/2158086-pengertian-perjanjian-internasional/#ixzz 1bmrHQUAQ (25 Oktober 2011)

Jurnal Manajemen Sumber Daya Manusia. “Interaksi Sosial: Definisi, Bentuk, dan

Ciri-Cirinya”. http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/05/interaksi-sosial-defin isi-bentuk-ciri.html (24 Oktober 2011)

Kohoe, E. J. Associative Theory versus Cla ssical Conditioning: Their Proper Relationship. 2004.

Maryati, Kun., dan Juju Suryawati. Sosiologi untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Erlangga Esis, 2007.

Pasya, R., dan Gurniwan Kamil. “Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial”. http://file.upi. edu/Direktori/FPIPS/JUR.PEND._GEOGRAFI/196103231986031-R._GUR NIWAN_KAMIL_PASYA/P_Sosiologi/bentuk2_interaksi.pdf (25 Oktober 2011)

Priyanto, Andree. Disadur dari Associated Press dan Reuters. “Saling Tukar Sejak 1983”, Tempo, 20 Oktober 2011, h. A15.

——. “Yigal Palmor, Juru Bicara Pemerintah Israel: Israel Menghormati Hak

Asasi”. Tempo, 20 Oktober 2011, A15.

Ramdhani, Suci. “Interaksi Sosial Asosiatif dan Disosiatif”. http://www.scribd. com/doc/43122167/Interaksi-Sosial-Asosiatif-Dan-Disosiatif (25 Oktober 2011)

Riyanto, Bambang. “Teori Asosiasi Thorndike dan Penguatan Skinner”. http://ba mbangriyantomath.wordpress.com/2009/05/29/teori-asosiasi-thondike-dan-pe nguatan-skinner/teori-belajar-thondike-dan-skinner/ (24 Oktober 2011) Schwarzenberger, G. International La w as Applied by International Courts and

Tribunal. Sweet & Maxwell, 1976.

Ujan, A. A. Filsafat Hukum: Membangun Hukum, Membela Keadilan. Jakarta: Kanisius, 2009.

Dalam dokumen Teori dan Fenomena Interaksi Sosial Stud (Halaman 31-38)

Dokumen terkait