• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penulis merangkum sejumlah sumber kepustakaan dengan harapan untuk dapat mendukung penelitian ini. Beberapa kepustakaan yang penulis pegang adalah seperti buku, artikel ilmiah dan semi ilmiah, laporan penelitian, majalah, Koran dan beserta laman-laman web. Sumber-sumber kepustakaan itu mancakup : a. referensi catatan terdahulu, b. kebudayaan melayu deli, c. sejarah istana

maimoon, d. tinjauan masjid Al-Mashun Medan, e. dasar-dasar teori, f. metode dan teknik penelitian, g. referensi terkait.

Referensi penulis tentang catatan terdahulu yang di teliti oleh sejumlah penulis mengenai ornamen baik dari Strata satu atau lanjutan, maupun penulis lepas dengan dedikasinya dapat dipertimbangkan penulis sebagai sumber pustaka antara lain :

1. Musthofa, melakukan studi penelitian ornamen pada sebuah masjid, yang dijadikan artikel di web, dengan judul Filosofi Seni Bangunan Islam, Ornamentasi Pada Arsitektur “Masjid Turen” Malang. Musthofa mendiskripsikan ornamen yang beda di masjid merupakan kesinambungan antara kreatifitas dan keagungan Tuhan. Penulis mengambil semangat Musthofa dalam melihat masjid sebagai subyek, seperti kesamaan dengan penulis inginkan. Demikianpun tentu banyak perbedaan antara penulis dengan Musthofa melihat sesuatu tentang ornamen sebagaimana alur serta pembedahan yang penulis lalukan di dalam penelitian ini, disamping itu juga wilayah tempat yang diteliti juga berbeda. Penulis memilih jurnal ini karena sangat menarik dan dijadikan salah satu acuan.

2. Ratih Baiduri, penulis buku Masjid Raya Al Ma’shun Medan sebuah tinjauan arsitektural dan ornamental. Inspirasi penulis paling besar adalah terdapat pada buku tersebut. Ratih Baiduri banyak mengemukakan aspek masjid Al Mashun dengan rinci, sehingga penulis banyak mendapatkan informasi berharga didalamnya. Beliau membentang spesifikasi arsitektur dengan rentetan ornamen yang ada di bagian masjid Al-Mashun, sebelumnya

membuka sejarah masuknya agama Islam ke Sumatera serta menarik hubungan pada terbentuknya Pemerintahan suku melayu Deli. Meski demikian Ratih Baiduri belum menjelaskan ornamen-ornamen tersebut sebagai sesuatu titik lain yang harus diperhatikan, kemudian di teliti tersendiri secara terpisah dan mendalam. Dengan demikian penulis mengetahui batasan yang ada sehingga penulis harus memilih kesatu arah sehingga mendapatkan perbedaan terhadap buku Ratih Baiduri sendiri.

1. Buku berjudul Rumah Panggung Melayu Deli karangan Azmi, banyak membantu penulis untuk mendapatkan aspek sosial dalam kalangan suku melayu. Azmi mengemukakan komponen pisik arsitektur tradisionil dari bangunan rumah adat melayu deli, beliau mendiskripsikan pola masyarakat melayu dalam konteks sosial. Azmi juga mengemukakan makna-makna ornamen yang terdapat di bagian rumah adat suku melayu deli. Karena beliau kebetulan pernah sebagai Dosen penulis pada masa penulis belajar di Universitas Medan (S1) jurusan Seni Rupa, sekaligus beliau menerima ketika penulis memintanya sebagai pembimbing dua pada penelitian ini.

1. Ayu Kartini menulis skripsi tentang Analisis Penerapan Ornamen Bernuansa Melayu Ditinjau dari Bentuk dan Warna di kota Medan. Penelitian skripsi ini sangat menarik bagi penulis karena banyak memberikan bentuk-bentuk ornamen melayu, dan itu cukup mempermudah penulis mendapatkan data gambar dengan ragam corak yang ada. Pendekatan Ayu Kartini memberikan struktur dasar seni rupa sebagaimana unsur-unsur seni rupa secara umum. Mungkin wajar saja dengan latar belakang pendidikan yang pernah penulis

tempuh di mana Ayu Kartina belajar di tempat yang sama yakni jurusan seni rupa Universitas Medan, namun demikian pun banyak batasan sehingga begitu banyak perbedaan. Ayu Kartina menjelaskan lebih intens terhadap Desain. Bagaimana rancangan wujud ornamen di bentuk lewat struktur desain seni rupa, namun tidak jauh menelusuri kandungan makna sebagaimana penulis teliti.

1. Sebagai bahan tambahan informasi, buku yang berjudul Kafilah Budaya, pengaruh Persia terhadap Kebudayaan Indonesia karangan Dr. Muhammad Zafar Iqbal. Didalamnya bagaimana bangsa Iran banyak mempengaruhi konsep-konsep budaya Iran sehingga tumbuh subur di Indonesia. Dari proses perdagangan yang di jalin sampai menyebarkan agama Islam di mulai sejak masuknya ke daerah Sumaetra sampai pulau jawa. Meskipun buku ini tidak cukup dalam mengupas lebih jauh tentang peradapan Islam yang berada di Indonesia akan tetapi sangat baik bagi penulis untuk menghubung-hubungkan fakta sejarah yang ada kaitannya dengan penelitian penulis.

1. Bagaimana mengetahui sebuah kondisi masyarakat dalam hubungan antar kelompok, tulisan Drs. P. Hariyanto dalam bukunya Pemahaman Kontekstual, tentang ilmu budaya dasar yang menyinggung banyak tentang kebudayaan, fungsi budaya, struktur budaya dan makna budaya. Penulis cenderung menekankan sasaran penelitian terhadap ornamentasi, namun tentunya pasti menyangkut pautkan hubungan yang tidak terpisah yakni nilai-nilai budaya yang ada pada ornamen itu sendiri. Penulis melihat tulisan buku Pemehaman

Kontekstual tersebut sangat membantu, terutama konsep ideologi yang disinggung didalamnya merupakan cermin bangsa Indonesia.

1. Penulis butuh panduan dalam tata cara membuat tulisan penelitian ilmiah tentang kebudayaan, karangan Suwardi Endraswara, judul bukunya Metodologi Penelitian Kebudayaan dapat menuntun penulis bagaimana menyikapi lingkungan sabagai sumber penelitian, baik teknik pengumpulan data, wawancara bahkan sampai pada melihat motif-motif konteks masyarakat sebagai bahan kajian. Buku ini dapat menjadi nahkoda bagi penulis sehingga efesiensi tepat sasaran di dalam menyimpulkan teknik penelitian.

1. Tambahan bacaan dari karangan Koentjaraningrat dalam dua seri bukunya Sejarah Teori Antropologi I dan II, sebagai mikroskop untuk melihat masyarakat serta kompleks budayanya. Para pakar memiliki sudut pandang untuk mencapai teori-teori yang dikemukakan masing-masing. Koentjaraningrat mengemukakan pandangan sejumlah teoritis dari beberapa konsep yang di temukan oleh para pakar antropologi. Tulisan ini menawarkan segudang pandangan yang dapat melihat masuk jauh ke dalam persoalan budaya. Tentunya penulis terbantu untuk melihat bagaimana masyarakat berprilaku sehingga mekanisme penelitian disesuaikan dengan pandapat dari sejumlah teori yang berhubungan.

. Pedoman penulisan ilmiah sangat penting dalam segala kegiatan akademis, terlebih-lebih dari perguruan tinggi. Kualitas penelitian ditentukan oleh metodologi dan landasan teori yang didukung oleh validitas data, analisis yang tajam serta penulisan standar akademis. Referensi buku ini sangat membantu

penulis bagaimana memulai, menyusun kalimat dan kata, memilih bahasa baku dan lain sebagainya sehingga mempermudah penulis untuk membuat penelitian ini. Buku Pedoman Teknis Penulisan Karya Ilmiah karangan M. Hariwijaya begitu baik sebagai panduan penulis.

10. Karangan Yasraf Amir Piling membuka hal-hal yang rumit tentang sebuah

Dokumen terkait