• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI KEGIATAN

3.2.3 Studi Literatur

Studi literatur merupakan teknik pengumpulan data melalui teks - teks tertulis maupun dengan melakukan pencarian terhadap berbagai sumber tertulis baik berupa buku-buku, artikel, dan jurnal atau dokumen–dokumen yang releven dengan permasalahan pada kegiatan budidaya udang vaname.

18

3.3 Alat dan Bahan 3.3.1 Alat

Alat yang digunakan selama proses pengelolaan kualitas air pada budidaya udang vaname, disajikan pada Tabel 3.1

Tabel 3.1 Alat yang Digunakan Selama Pengelolaan Kualitas Air

No Alat Kegunaan

1 Tambak Wadah budidaya

2 Kincir Digunakan untuk menyuplai oksigen

3 Pompa Memompa air masuk ke dalam wadah budidaya 4 Anco Digunakan untuk mengontrol pakan

5 Ember Sebagai tempat pakan, probiotik dan pengapuran 6 Termometer Mengukur suhu air

7 Handrefraktometer Digunakan untuk mengukur kadar garam (salinitas) 8 pH Meter Digunakan untuk mengukur pH air

9 Timbangan Digunakan untuk menimbang pakan dll.

10 Keranjang basket Digunakan untuk tempat udang

11 Genset Sebagai pembangkit listrik (cadangan) 3.3.2 Bahan

Bahan yang digunakan selama proses pengelolaan kualitas air pada budidaya udang vaname, disajikan pada Tabel 3.2

Tabel 3.2 Bahan yang Digunakan pada Pengelolaan Kualitas Air

No Bahan Kegunaan

1 Udang Vaname Organisme yang dibudidayakan 2 Kapur dolomit Untuk memperbaiki pH air

3 Kapur kaptan Untuk mengikat partikel-partikel kasar dalam air 4 Air Tawar Untuk membersihkan alat-alat yang telah digunakan 5 Air Laut Sebagai media budidaya

6 Dedak dan ragi untuk menumbuhkan pakan alami 7 Kaporit Untuk membunuh bakteri maupun virus 8 Kupri sulfat (CuSO4) Untuk membunuh alga

9 Nuvet plus Untuk membunuh Crustacea

10 Super NB Untuk Mengontrol bakteri bacillus sp

19

3.4 Metode Pelaksanaan 3.4.1 Persiapan

Pengeringan

a. Alat dan bahan disiapkan

b. Pipa pengeluaran dan central drain dibuka c. Tambak didiamkan selama 2-3 hari

Pembersihan Dasar Tambak a. Alat dan bahan disiapkan

b. Lumut yang menempel pada dinding dan dasar tambak disikat c. Dinding dan dasar tambak disemprot dengan air

d. Air yang mengendap dikeluarlkan melalui central drain Perbaikan Wadah

a. Alat dan bahan disiapkan

b. Kebocoran tambak ditambal menggunakan semen agar tertutup Pengapuran

a. Alat dan bahan disiapkan

b. Kapur ditebar merata ke dasar tambak Setting Kincir

a. Kincir disiapkan sesuai kebutuhan dengan jumlah 1 kincir untuk 150 m2 b. Titik kincir ditentukan dan pemberat ditempatkan 4 titik untuk 1 kincir

c. Settingan kincir dipastikan dapat menyentralkan lumpur dan mensuplai oksigen, serta tata letak kincir dapat dilihat pada Gambar 2.

20

Gambar 3.1 Tata Letak Kincir Bororo Jaya Vaname

Pengisian Air

a. Alat dan bahan disiapkan

b. Pompadinyalakandan air dialirkan ke petakan hingga ketinggian 120 cm.

Sterilisasi Air

Tujuan sterilisasi adalah membunuh semua bentuk mikroorganisme hidup termasuk sporanya pada alat –alat yang disterilkan atau untuk mencegah pencemaran organisme luar, untuk mepertahankan keadaan. Prosedur pengapuran sebagai berikut :

a. Alat dan bahan disiapkan

b. Copper sulphate ditebar dengan dosis 5 ppm secara merata dan kincir dioperasikan

c. Nuvet plus ditebar dengan dosis 1.5 – 2 ppm secara merata dan didiamkan selama 24 jam

d. Hari berikutnya, dilakukan penebaran kaporit dengan dosis 20 ppm dan didiamkan selama 2-3 hari sampai residu hilang.

Pembentukan Air Media 1. Alat dan bahan disiapkan

2. Super NB disiapkan sebanyak 2 hingga 3 liter dan dicampur dengan dolomit 20 kg didalam bak yang terdapat pada rakit

21

3. Kemudian berikan air secukupkan dan diaduk secara merata

4. Setelah diaduk secara merata maka siap untuk ditebar didalam tambak 5. Pemberian Super NB dilakukan saat DOC udang 2 hingga 30 hari 6. Pemberian Super NB dilakukan 2 hari sekali.

3.4.2 Pemeliharaan Pengelolaan Air Penggunaan Tandon

a. Air dipompa dari sumur bor

b. Air dikaporit dengan dosis 15-20 ppm dan kincir dioperasikanselama 2-3 jam c. Diendapkan selama 2-3 hari dan selanjutnya air dialirkan ke petakan.

Pengapuran

Tujuan pengapuran adalah untuk meningkatkan kualitas ai tambak ( pH air menjadi netral, bahan organik terurai ), unsur Ca dan Mg pada kapur dibutuhkan untuk pembentukan kulit pada udang, meningkatkan ketersediaan unsur P yang berguna bagi perkembangan plankton, kondisi pH air yang nyaman selain menekan perkembangan hama penyakit juga mempercepat perkembangan dan meningkatkan produktivitas. Prosedur pengapuran sebagai berikut :

a. Alat dan bahan disiapkan.

b. Menimbang kapur dolomit dengan dosis 3 ppm, Kapur dimasukkan ke dalam ember dan dicairkan/dilarutkan dengan menambahkan air

c. Kapur ditebar secara merata di permukaan air

22

Penebaran bakteri nitrifikasi

Tujuan penebaran bakteri nitrifikasi adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian bakteri nitrifikasi terhadap kondisi kualitas air tambak pada saat proses pemeliharaan. Prosedur pengapuran sebagai berikut :

a. Alat dan bahan disiapkan.

b. Bakteri nitrifikasi ditakar menggunakan gelas ukur dengan dosis 0,5–1 ppm.

c. Bakteri nitrifikasi dimasukkan ke dalam ember.

d. Diaduk hingga homogen.

e. Bakteri nitrifikasi ditebar pada permukaan air secara merata Penebaran Fermentasi

Tujuan fermentasi adalah untuk meningkatkan aktivitas bakeri yang menguntungkan didalam tambak dan menumbuhkan plankton. Prosedur pengapuran sebagai berikut :

a. Alat dan bahan disiapkan.

b. Dedak ditimbang menggunakan timbangan digital dengan dosis 3 ppm.

c. Ragi ditimbang menggunakan timbangan analitik dengan dosis 15 gram/ kg dedak.

d. Dedak, ragi dan air dihomogenkan dalam ember sampai kental e. Ember ditutup dan didiamkan selama 48 jam.

f. Fermentasi dicampur dengan air dan ditebar secara merata di permukaan air.

23

Pergantian Air

a. Alat dan bahan disiapkan

b. Air dari tandon di masukkan ke petak budidaya melalui pintu masuk air (inlet) pada saat pagi hari pukul 07.00 pada ketinggian tertentu

c. Pada saat malam hari pada pukul 20.00 saluran pengeluaran (outlet) dibuka selama 4 jam melalui pintu keluar air lalu ditutup.

Pengukuran Parameter Kualitas Air Pengukuran Suhu Air

a. Mengangkat thermometer yang terpasang pada jembatan anco

b. Nilai suhu dilihat pada skala thermometer dan selanjutnya dicatat sesuai pembacaan pada skala.

Pengukuran Salinitas

a. Hand refraktometer disiapkan

b. Kaca prisma hand refraktometer dikalibrasi dengan akuadest sehingga nilai menunjukkan angka 0 (nol)

c. Air tambak diambil dan selanjutnya diteteskan pada permukaan kaca prisma d. Hand refraktometer diarahkan ke cahaya yang terang untuk melihat nilai

salinitas dan mencatat hasil pembacaannya.

Pengukuran Kecerahan a. Secchi disk disiapkan

b. Secchi disk dimasukkan ke dalam media budidaya secara perlahan-lahan

c. Jika piringan secchi disk mulai tidak terlihat lagi maka nilai kecerahan dapat dilihat dari skala sebagai T1dan dicatat.

d. Secchi disk diangkat perlahan-lahan sampai piringan terlihat

24

e. Skala pada secchi disk dilihat dan dicatat sebagai nilai kecerahan T2

f. Selanjutnya nilai kecerahan didapat dengan menjumlahkan T1+T2 Pengukuran pH 2

a. Alat dan bahan disiapkan b. Mengambil air sampel petakan

c. pH meter dicelupkan pada sampel dan muncul nilai pH pada monitor alat

3.5 Analisa Data dan Parameter yang Diukur

Data dianalisa secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk grafik dan tabel.

Rumus yang digunakan dalam analisis parameter yang diamati yaitu:

a. Average Body Weight (ABW)

Average body weight (gr/ekor) dihitung dengan rumus Effendi (1997) : ABW = berat udang tertangkap ( gram ) ……… ( 3.1 )

Jumlah udang tertangkap ( ekor ) b. Average Daily Gain (ADG)

Average daily gain (gr/hari) dihitung dengan rumus Effendi (1997):

ADG = ABW II – ABW I ……….…… ( 3.2 ) t

Keterangan:

ADG : Pertumbuhan harian udang vaname (gram/hari) ABW II : Berat udang kedua pada saat sampling (gram) ABW 1 : Berat udang pertama pada saat sampling (gram)

t : Selisih waktu pada saat sampling (hari)

b. Biomassa

Biomassa (kg) dihitung dengan rumus Effendi (1997):

25

Biomassa = populasi x ABW………( 3.3 ) Keterangan :

Biomassa : Jumlah total berat udang yang ada dalam tambak (kg) Populasi : Jumlah total udang yang hidup selama pemeliharaan (ekor) ABW : Berat rata-rata udang vaname (gram/ekor)

c. Survival Rate (SR)

Survival rate (%) dihitung dengan rumus Effendi (1997):

SR = Wt x 100% ……….. ( 3.4 ) Wo

Keterangan:

SR : Tingkat kelangsungan hidup (%)

Wt : Jumlah hasil panen awal udang vaname (ekor) Wo : Jumlah awal pemeliharaan udang vaname (ekor)

d. Feed convertion ratio (FCR)

feed convertion ratio dihitung dengan rumus Tacon (1987) :

………( 3.5 )

Keterangan :

FCR : Nilai konversi pakan

F : Jumlah pakan yang dikomsumsi (kg) Wt : Biomassa akhir udang (kg)

Wo : Biomassa awal udang (kg) D : Jumlah udang yang mati (kg)

Dokumen terkait