• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dari data hasil pengukuran yang diperoleh, dapat diketahui performansi jaringan eksternal Universitas Lampung dengan teknologi existing dan jaringan Metro Ethernet di Universitas Sriwijaya. Dari hasil pengukuran diketahui bahwa delay memiliki variasi yang signifikan. Nilai delay Universitas Lampung relatif lebih kecil ketika terkoneksi ke web server

www.facebook.com, www.hokudai.ac.jp, www.kompas.com, sedangkan relatif lebih besar untuk koneksi ke web server www.its.ac.id, dan relatif lebih stabil untuk koneksi ke web server www.google.com dibandingkan

dengan nilai delay Universitas Sriwijaya untuk koneksi ke www.yahoo.com. Nilai jitter dan packet loss untuk jaringan eksternal Universitas Lampung yang terkoneksi dengan keenam web server memiliki nilai yang relatif lebih kecil dibandingnkan koneksi Universitas Sriwijaya. Throughput Universitas Lampung memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan Universitas Sriwijaya karena bandwidth yang dimiliki Universitas Lampung lebih besar, yaitu 30 MB, sedangkan di Universitas Sriwijaya hanya 20 MB.

Dari standar nilai QoS untuk parameter delay, jitter, packet loss, dan

throughput pada bab II, maka jaringan Universitas Lampung memiliki nilai

parameter QoS yang mendekati batas standar QoS jaringan umumnya jika dibandingkan dengan jaringan di Universitas Sriwijaya dan memiliki nilai parameter QoS yang lebih stabil untuk keempat parameter QoS yang diukur. Hal tersebut dipengaruhi oleh kinerja router di jaringan Universitas Sriwijaya yang tidak bekerja secara optimal, sehingga sering mengalami gangguan dan mempengaruhi performansi jaringan.

Router yang digunakan di Universitas Lampung adalah produk Cisco 7606,

sedangkan di Universitas Sriwijaya yang telah menerapkan jaringan Metro

Ethernet menggunakan router produk Cisco 2800. Perbandingan spesifikasi

kedua perangkat itu juga mempengaruhi performansi jaringan, karena jenis layanan yang dapat diberikan pun berbeda.

Berikut ini gambar 84 yang merupakan topologi jaringan internal Universitas Lampung exsting secara detail.

Konfigurasi jaringan Universitas Lampung secara umum adalah sebagai berikut.

Dari gambar konfigurasi jaringan existing Universitas Lampung secara umum terlihat bahwa Router Cisco 7606 di Universitas Lampung merutekan jaringan internal ke dalam tiga VLAN, yaitu VLAN server, VLAN IP

Public, dan VLAN INHERENT (Indonesian Higher Education Network). Router ini juga terhubung ke dua koneksi jaringan eksternal, yaitu internet

yang terhubung ke PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk, sebagai provider dan INHERENT untuk simpul Propinsi Lampung. Pada tugas akhir ini yang dibahas adalah jaringan eksternal ke internet yang menggunakan teknologi EoMPLS (Ethernet over Multiprotocol Label Switching) dari PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Berikut ini merupakan gambar yang menampilkan konfigurasi jaringan eksternal Universitas Lampung yang terhubung ke internet melalui teknologi EoMPLS dengan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk, sebagai provider.

Gambar 86. Konfigurasi jaringan eksternal Universitas Lampung ke internet.

menyediakan kemampuan membangun lintasan berorientasi koneksi (connection oriented) melalui jaringan IP. Teknologi EoMPLS diterapkan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan dari jaringan IP. Ide dasar dari pengembangan MPLS adalah menggunakan “label” untuk melakukan mekanisme switching di tingkat IP. Hal ini berbeda dengan jaringan IP yang menggunakan pengalamatan IP sebagai dasar mekanisme switching dan jaringan ATM yang menggunakan Virtual Circuit Identifier (VCI) sebagai dasar mekanisme switching. Di dalam jaringan yang menggunakan protokol MPLS, paket yang masuk kedalam jaringan MPLS terlebih dahulu diberi “label”. Label yang diberikan dapat disusun dari berbagai variasi kriteria sesuai dengan yang diinginkan oleh Service Provider ataupun pengguna. Berdasarkan label yang diberikan ini, maka jaringan yang menggunakan protokol MPLS akan memperlakukan paket tersebut sesuai dengan nilai yang melekat pada label tersebut (high priority, low priority, dan lainnya).

Gambar 88. Label pada MPLS domain.

Keterangan label pada gambar 88:

LER : Label Edge Router, yaitu istilah untuk proses Ingress LSR (MPLS node yang mengatur trafik saat memasuki MPLS domain) dan Egress LSR (MPLS node yang mengatur trafik saat meninggalkan MPLS domain).

LSP : Label Switched Path, yaitu lintasan yang melalui serangkaian LSR yang melakukan label swapping untuk meneruskan paket pada jaringan MPLS dan bersifat unidirectional.

LSR : Label Switching Router, yaitu router yang mendukung MPLS

node yang mampu meneruskan paket-paket layer 3.

Prinsip kerja MPLS adalah dengan menghubungkan kecepatan switch pada

layer 2 dengan kemampuan routing dan skalabilitas pada layer 3. Cara

kerjanya adalah dengan menyelipkan label di antara header layer 2 dan

layer 3 pada paket yang diteruskan. Label dihasilkan oleh LSR yang

bertindak sebagai penghubung jaringan MPLS dengan jaringan luar. Label

LER

LER

LER

LER

LSR LSR

LSR

MPLS domain

I

MPLS

LSP

Kemudian paket diteruskan ke node berikutnya, di node ini label paket akan dilepas dan diberi label yang baru yang berisi tujuan berikutnya. Paket-paket diteruskan dalam path yang disebut LSP.

Besar kapasitas maksimal yang dapat disalurkan oleh MPLS tiap interface-nya adalah 10 Gbps. Sistem proteksiinterface-nya (reliabilitas) dilakukan dengan alternatif route dan dual homing, dan metode proteksi path yang umum pada jaringan IP. EoMPLS men-transport paket di layer 2 VLAN (Virtual

Local Area Network) melalui jaringan backbone MPLS. Jaringan backbone

MPLS dapat menerima trafik VLAN layer 2 dengan mengkonfigurasikan LERs (Label Edge Routers) pada kedua sisi akhir backbone MPLS. Layanan EoMPLS memungkinkan ISP (Internet Service Provider) untuk men-transport frames VLAN di layer 2 melalui jaringan MPLS.

Dengan jaringan EoMPLS berbasis jaringan MPLS yang menggabungkan kecepatan switching pada layer 2 dengan kemampuan routing dan skalabilitas pada layer 3 dapat memberikan mekanisme aspek sebagai berikut:

1. Layer 3 routing untuk flexibilitas and skalabilitas

2. Layer 2 switching untuk privacy dan QoS

Jaringan EoMPLS untuk jaringan eksternal Universitas Lampung saat ini menggunakan perangkat untuk aplikasi yang berada antara layer 2 dan layer 3, dengan single fiber optik sebagai media transmisi dan fiber driver yang berfungsi sebagai penyuplai fiber optik dan dapat digunakan sebagai

penghubung dan converter fiber optik ke RJ 45. Fiber driver menggunakan AC power adapter eksternal. Apabila ada gangguan atau kerusakan pada AC power fiber driver, maka akan terjadi gangguan pada transmisi, bahkan putusnya jaringan transmisi karena fiber driver ini bersifat seperti UPS (Uninterrupted Power Supply) dan daya tahannya dipengaruhi oleh catu dayanya.

Jaringan eksternal untuk Universitas Lampung yang disediakan oleh PT. Telekomunikasi, Tbk, saat ini masih menggunakan EoMPLS dan masih memiliki banyak titik poin gangguan karena masih menggunakan fiber

driver di titik-titik tertentu sebagai station untuk menyuplai media transmisi,

seperti terlihat pada gambar 86 di atas. Hal ini akan mempengaruhi proses transmisi dan berpengaruh terhadap delay, jitter, dan packet loss.

Pada jaringan existing dengan EoMPLS fiber driver menggunakan interface

fast ethernet. Kecepatan maksimum fast ethernet dari PT. Telekomunikasi

Indonesia, Tbk, adalah 100 Mbps, tetapi rata-rata untuk kecepatan di jaringan Universitas Lampung adalah 40 Mbps. Fiber driver dari jaringan EoMPLS terhubung ke router Universitas Lampung yang menggunakan perangkat Cisco 7606 melalui converter single fiber optik ke RJ 45. Router Cisco 7606 merupakan perangkat dengan performansi tinggi yang didesain dengan ke dalam 6 slot factor pada network edge untuk layanan MPLS yang dibutuhkan oleh ISP. Perangkat ini menggunakan carrier ethernet dari ISP untuk men-transport jaringan infrastruktur yang mendukung sistem aplikasi IP, WAN, dan juga MAN (Metroplitan Area Network).

digunakan untuk berbagai aplikasi dan menyebar sebagai high-speed WAN

aggregator, sebagai aggregator untuk broadband service, dan juga dapat

digunakan sebagai perangkat pendukung jaringan Metro Ethernet. Tampilan router Cisco 7606 terlihat pada gambar 89 di bawah ini.

Gambar 89. Router Cisco 7606.

Router Cisco 7606 dapat men-transport 240-Mpps distributed forwarding rate dan total throughput mencapai 480 Gbps. Perangkat ini juga

menyediakan performansi dan keandalan untuk rute prosesor yang berlebih dan power supplies. Router jenis ini juga memiliki layanan modul untuk

ethernet dengan kapasitas tinggi, yaitu 10/100 Mbps, Gigabit Ethernet, and

10 Gigabit Ethernet dan layanan IP.

Router Cisco 7606 merupakan perangkat yang ideal dan fleksibel untuk

1. High-end customer premises equipment (CPE)

2. Leased line

3. IP/MPLS provider edge 4. Metro Ethernet access

5. Enterprise WAN aggregation

6. Mobile Radio Access Network (RAN) aggregation

7. Residential subscriber aggregation

Perangkat router Cisco 7606 dapat mendukung teknologi EoMPLS yang berbasis IP/MPLS dan juga Metro Ethernet access. Perangkat ini dapat mendukung Metro Ethernet access karena memiliki layanan modul untuk

ethernet dengan kapasitas tinggi, yaitu 10/100 Mbps, Gigabit Ethernet,

dan 10 Gigabit Ethernet serta mendukung layanan IP.

Dari data hasil pengukuran QoS untuk jaringan Universitas Lampung, diketahui bahwa router Cisco 7606 untuk jaringan Universitas Lampung masih bekerja dengan baik karena nilai-nilai parameter QoS relatif stabil dan saat pengukuran tidak pernah terjadi masalah pada router yang mengganggu transmisi, kecuali disebabkan padamnya listrik. Dengan demikian dalam tugas akhir mengenai perancangan jaringan Metro

Ethernet untuk jaringan eksternal Universitas Lampung ini masih dapat

menggunakan perangkat Cisco 7606 sebagai router untuk menghubungkan jaringan internal Universitas Lampung ke jaringan eksternal .berbasis Metro

802.3 dan merupakan suatu istilah dari Metro Ethernet Forum (MEF), yang merupakan suatu forum beranggotakan para ahli Metro Ethernet dan vendor perusahaan untuk berbagi informasi mengenai semua hal yang berkaitan dengan Metro Ethernet, terutama untuk aplikasi Metro Ethernet di perusahaan.

Secara garis besar, interface Metro Ethernet terbagi dalam dua kelompok, yaitu:

1. Interface antarjaringan atau Network – Network Interface (NNI).

Jika jaringan yang dihubungkan adalah provider yang berbeda, maka disebut eksternal NNI atau E-NNI. Jika jaringan yang dihubungkan terdapat di service provider yang sama, maka disebut internal NNI atau I-NNI.

2. Interface jaringan dengan pengguna atau User Network Interface (UNI).

UNI yang terpasang di jaringan disebut UNI-N. UNI yang terpasang di sisi pelanggan disebut UNI-C.

Hubungan antara suatu UNI dengan UNI lainnya dapat digambarkan sebagai suatu ethernet virtual connection dan disebut EVC. Suatu service model ethernet digambarkan oleh dua karakteristik yang pokok, yaitu UNI dan Ethernet Virtual Connection (EVC). UNI menggambarkan pembatasan titik antara suatu service provider dan suatu service user. EVC merupakan suatu asosiasi dari dua UNI atau lebih. Ada tiga jenis EVC, yaitu:

1. EVC pointi-to-point

2. EVC multipoint-to-multipoint 3. EVC point-to-multipoint

Dalam istilah sederhana sebuah EVC menyajikan 2 fungsi berikut ini: 1. Menyambung dua atau lebih lokasi pelanggan (UNIs) memungkinkan

pengiriman frame dari pelayanan ethernet di antara mereka.

2. Mencegah pengiriman data antara situs pelanggan yang tidak merupakan bagian dari EVC yang sama. Kemampuan ini mencegah EVC untuk menyediakan data yang sifatnya pribadi yang ada hubungannya dengan keamanan kepada frame relay atau ATM Permanent Virtual Circuit (PVC).

Network Metro Ethernet dari PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk, adalah network yang memiliki kemampuan untuk memberikan layanan network

baik itu layanan layer 2 maupun layer 3 di atas IP MPLS network.

Backbone network ini akan menggunakan transport optik secara langsung

(point-to-point) yang memiliki kapasitas sebesar 1 atau 10 Gbps.

Perangkat Metro Ethernet adalah perangkat network yang berfungsi sebagai titik akses dari pengguna layanan yang diberikan. Terdapat 2 macam perangkat dalam network Metro Ethernet ini, yaitu ME tipe 1 yang mampu memberikan layanan sampai layanan layer 3 dan ME tipe 2 yang mampu memberikan layanan sampai layanan layer 2.

SR-7 dan perangkat pendukung, yaitu 7450 ESS-6.

1. Perangkat 7750 SR-7 adalah perangkat router (layer 3 IP) yang diaplikasikan dalam jaringan IP MPLS untuk men-delivery layanan (service) berbasis ethernet pada kawasan Metro. Router ini terdiri dari 7 slot. Lima slot diperuntukkan untuk menampung Input Output Module (IOM) dan dua slot untuk Switch Fabric and Control Processor Module (SF/CPM). Setiap IOM dapat menampung 2 modul Media Dependant

Adaptor (MDA), seperti terlihat pada gambar 4 di Bab II.

2. Perangkat 7450 ESS-6 hanya dapat memberikan layanan layer 2, tetapi jika memiliki neighbour 7750 SR-7 maka dapat memberi service

layer 3 VPNIP. Router ini terdiri dari 6 slot. Empat slot diperuntukkan

untuk menampung Input Output Module (IOM) dan dua slot untuk

Switch Fabric and Control Processor Module (SF/CPM). Setiap IOM

dapat menampung 2 modul Media Dependant Adaptor (MDA), seperti terlihat pada gambar 5 Bab II.

Karena perangkat Alcatel-Lucent 7750 SR adalah router untuk

men-delivery berbagai service berbasis ethernet, sehingga perangkat tersebut

dikenal sebagai service router (SR) dan dapat mendukung perangkat 7450 ESS untuk memberi service di layer 3.

Berikut ini merupakan gambar konfigurasi jaringan Metro Ethernet untuk jaringan eksternal Universitas Lampung.

Gambar 90. Konfigurasi Perancangan Jaringan Metro Ethernet untuk jaringan eksternal Universitas Lampung.

Dalam network Metro Ethernet, router-router memiliki fungsi yang berbeda sesuai dengan posisi router tersebut dalam network. Router P adalah router core, router PE adalah router provider yang terkoneksi ke pelanggan dan Router CE adalah router pelanggan yang terkoneksi langsung ke router PE. Hubungan .antara router P, PE, dan CE, dapat dilihat pada gambar 91 di bawah ini.

Metro Ethernet sebagai jaringan eksternal Universitas Lampung merupakan router Cisco 7606, karena CE merupakan perangkat akhir dari pelanggan

yang terhubung ke PE (Provider Edge), yaitu perangkat dari provider yang langsung terhubung ke router pelanggan. Dalam studi perancangan jaringan

Metro Ethernet ini, yang berfungsi sebagai PE adalah perangkat

Alcatel-Lucent 7450 ESS, yang merupakan Ethernet Service Switch yang terhubung ke router P. P merupakan perangkat router core pada provider, perangkat yang digunakan adalah Alcatel-Lucent 7750 SR, yang merupakan service router dan dapat mendukung aplikasi pada layer 3.

Ada dua tipe service utama dalam service router pada Alcatel Lucent 7750 SR, yaitu:

1. Internet Connectivity

Diwakili oleh Internet Enhanced Service (IES) yang merupakan global

service. Service ini untuk menyediakan koneksi ke dunia global.

2. VPN Services

VPN Services (VPLS dan VPRN) adalah service yang didefinisikan melalui apa yang diizinkan di dalamnya dan bagaimana node-node dalam service tersebut dikoneksikan satu sama lain.

Dalam implementasinya, Metro Ethernet harus dapat terhubung ke BRAS (Broadband Remote Access Server), PE router, IP VPN, dan perangkat-perangkat berbasis IP lainnya. Oleh karena itu, syarat interface yang

diperlukan adalah speed and connection interface elektrik untuk 100 Mbps dan 1000 Mbps.

Pada perancangan jaringan eksternal Universitas Lampung, tidak lagi digunakan fiber driver sebagai penyuplai listrik untuk tranport jaringan fiber optik, karena perangkat yang digunakan adalah Metro Ethernet

Service Lucent 7450 ESS (Ethernet Service Switch) dan

Alcatel-Lucent 7750 SR (Service Router) dengan optical interface ethernet, yang dapat mendukung dan menyuplai listrik secara langsung baik AC maupun DC untuk transport dengan menggunakan fiber optik dual core. Penggunaan fiber optik dual core ini dapat mengantisipasi apabila ada kerusakan pada satu jaringan fiber optik, maka transmisi tidak akan terputus, namun dialihkan ke fiber optik lainnya. Dengan tidak digunakannya fiber driver sebagai penyuplai media transmisi dual core, maka tidak ada titk-titik poin sebagai station yang dapat menyebabkan gangguan.

Perancangan jaringan Metro Ethernet untuk jaringan Universitas Lampung tidak memerlukan perangkat converter, yang dibutuhkan hanyalah perangkat hub, switch, atau router, perangkat-perangkat yang memang sudah ada di dalam Universitas Lampung. Hal ini karena perangkat Alcatel-Lucent 7450 ESS yang akan digunakan di Universitas Lampung memiliki slot untuk transmisi dual core fiber optik sekaligus ada interface untuk

ethernet RJ 45. Penggunaan perangkat Alcatel-Lucent 7450 ESS untuk di

kebutuhan Universitas Lampung langsung secara fleksibel. Hal ini dikarenakan slot yang ada berjumlah 6, dan terdiri dari empat slot sebagai IOM dan dua slot untuk SF/CPM. Setiap slot IOM terdiri dari dua modul. Apabila slot IOM akan digunakan, maka hanya mengisi modul pada slot IOM dengan port sesuai kebutuhan yang diinginkan Universitas Lampung, sehingga tidak perlu dipasang port di seluruh slot jika belum dibutuhkan. Jika dalam jangka waktu pendek hanya sedikit modul yang terisi port, karena belum membutuhkan port yang terlalu banyak, maka untuk jangka waktu tertentu jika membutuhkan port yang lebih banyak pada modul, dapat dilakukan dengan menambahkan port-port pada modul sesuai kebutuhan. Hal tersebut karena perangkat Alcatel-Lucent 7450 ESS bersifat fleksibel sesuai dengan kebutuhan, demikian pula halnya dengan perangkat Alcatel-lucent 7750 SR.

Pada gambar 90 di atas, terdapat aggregator yang merupakan kumpulan dari perangkat Metro Ethernet dari PE, yaitu Alcatel Lucent 7450 ESS maupun 7750 SR masing-masing daerah melalui aggregator switch. Dari

aggregator switch ini, kemudian jaringan menuju ke core switch Divisi

Regional 1 (Divre 1) karena Universitas Lampung berada di area Sumatera. Setelah melalui core switch jaringan menuju backbone internet. Aggregator pada konfigurasi jaringan Metro Ethernet dapat dilihat dengan jelas pada gambar 9 dan 10.

Secara garis besar, perbedaan dalam perancangan Metro Ethernet dengan jaringan existing Universitas Lampung yang menggunakan EoMPLS untuk jaringan eksternal terletak pada perangkat dan konfigurasi jaringan yang dapat dilihat pada gambar 86 dan 90. Apabila EoMPLS hanya menggunakan perangkat EoMPLS biasa dengan media transmisi single fiber optik dan menggunakan fiber driver untuk mendukung kinerja dari single fiber optik, juga sebagai converter fiber optik ke RJ 45 dan sebaliknya. Penggunaan fiber driver menyebabkan banyak titik poin gangguan yang mempengaruhi besarnya nilai delay, jitter, packet loss, dan throughput jaringan. Semakin banyak titik poin gangguan akan menyebabkan nilai

delay, jitter, packet loss akan semakin besar, sehingga mempengaruhi

kualitas jaringan.

Pada Metro Ethernet perangkat yang dapat digunakan, yaitu Alcatel-Lucent 7450 ESS dan sebagai service router adalah Alcatel-Lucent 7750 SR, dengan media transmisi dual core fiber optik, tanpa menggunakan fiber

driver, sehingga sedikit titik poin gangguan yang mempengaruhi kualitas

jaringan. Perangkat yang digunakan bersifat fleksibel karena dapat digunakan sesuai kebutuhan dengan berbagai service. Standar QoS Metro

Ethernet dari PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk pada tabel 101 di

lampiran B menawarkan service dengan standar QoS tinggi dibandingkan dengan standar QoS jaringan umumnya yang terlihat pada tabel 100, sehingga dapat meningkatkan kualitas jaringan dengan teknologi Metro

Gambar 92. Konfigurasi jaringan Metro Ethernet untuk jaringan eksternal Universitas Lampung dalam suatu area secara umum. UNILA UNILAUNILA UNILA CISCO 7606 CISCO 7606CISCO 7606 CISCO 7606

Gambar studi perancangan Metro Ethernet di atas merujuk pada konfigurasi

Metro Ethernet pada gambar 10 di Bab II. Dengan konfigurasi perangkat di

atas, diharapkan Universitas Lampung dapat mengaplikasikan teknologi

Metro Ethernet yang mendukung teknologi NGN untuk layanan triple play

yang menyediakan satu media pembawa, yaitu carrier ethernet untuk transmisi voice, video, dan data.

NGN merupakan suatu teknologi yang dapat men-transport layanan informasi berupa voice, data, dan video dalam satu jaringan melalui proses enkapsulasi ke bentuk paket-paket berbasis IP dengan satu media pembawa. ITU-T mendefinisikan Next Generation Network (NGN) adalah “a

packet-based network able to provide services including telecommunication services and able to make use of multiple broadband, QoS-enabled transport technologies and in which service-related functions are independent from underlying transport-related technologies. It offers unrestricted access by users to different service providers. It supports generalized mobility which will allow consistent and ubiquitous provision of services to users”. Dari definisi tersebut dapat diidentifikasi karakteristik

NGN meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. “All IP” atau jaringan berbasis paket switched. 2. Pemisahan layanan aplikasi dari jaringan transport. 3. Jaringan terbuka (open networks).

mudah, terhubung kapan saja, dimana saja dengan perangkat apa saja untuk setiap orang).

6. Distribusi dari network intelegence.

Untuk menciptakan sebuah teknologi komunikasi NGN yang dapat melayani kebutuhan triple play dibutuhkan kerja sama yang erat antara layer fisik dan layer logika. Layer fisik atau carrier yang dapat menghantarkan data, voice, dan video ke pelanggan dengan sangat cepat dan bebas gangguan harus dibarengi dengan teknologi layer 2 atau layer 3 yang memiliki algoritma dan manajemen yang baik dalam melakukan forwarding dan routing data tersebut. Perpaduan yang paling cocok dan efektif dari ketiga layer unsur tersebut (physical layer, datalink layer, dan network

layer) akan menciptakan sebuah jaringan NGN yang mampu mendukung

kebutuhan triple play dengan baik.

Media fisik untuk mendukung koneksi berkecepatan tinggi tersedia berbagai macam bentuk dan teknis, mulai dari kabel tembaga sampai serat optik sebenarnya dapat dijadikan media berkecepatan tinggi. Teknologi pembawa datanya pun tersedia banyak jenis, mulai dari ATM, ethernet, DSL, SONET/SDH, Passive Optical Network (PON), sampai WDM. Semua teknologi fisik pembawa tersebut dapat digunakan untuk mendukung triple

play. Untuk manajemen transportasi data dan pengaturannya, dapat

menggunakan sistem VLAN atau MPLS. Kedua sistem ini populer untuk

Dokumen terkait