• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II DESKRIPSI PROYEK

II.3. Studi Tipologi

II.3.1. Studi Tipologi Pusat Jajanan Kuliner / Food Center

Pusat jajanan kuliner telah menjadi semakin populer di dunia yang dapat kita lihat dari semakin berkembang pesatnya tempat menjual makanan di pinggir jalan. Pusat jajanan mempunyai kesamaan dengan restoran pada umunya yaitu dari segi penyajian makanan dan banyaknya jenis makanan yang tersedia. Perbedaan yang mendasar hanya pada lokasi dan tempat menjajakan makanannya.

Pada proyek Indian Festival Walk ini, terdapat restoran yang menjual makanan khas India dengan berbagai konsep seperti konsep outdoor, formal, dan VIP restaurant dan juga tersedia retail – retail yang menjual makanan khas India bagi pengunjung yang lebih menyukai kegiatan makan sambil jalan. Berikut akan dijabarkan beberapa jenis dan klasifikasi restoran, tata serta persyaratan ruang dalam restoran.

II.3.1.1. Jenis dan Klasifikasi Restoran

Dilihat dari pengolahan dan sistem penyajian, restoran dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu :

1. Formal Restaurant ( Restoran Formal )

Pengertian formal restoran adalah industri jasa pelayanan makan dan minuman yang dikelola secara komersil dan profesional dengan pelayanan yang eksklusif.

Ciri – ciri restoran formal :

» penerimaan pelanggan dengan sistem pemesanan tempat terlebih dahulu » para pelanggan terikat dengan menggunakan pakaian formal

» menu pilihan yang disediakan adalah menu klasik / menu Eropa populer

» sistem penyajian yang dipakai adalah Russian Service / French Service atau modifikasi dari kedua table service tersebut.

» dibuka untuk pelayanan makan malam atau makan siang atau untuk makan malam dan makan siang, tetapi tidak untuk menyediakan makan pagi

» menyediakan berbagai merek minuman bar secara lengkap khususnya wine dan champagne dari berbagai negara penghasil wine di dunia

» menyediakan hiburan musik hidup ( live music ) dan tempat musik untuk pertunjukan dengan suasana romantis dan eksklusif

» harga makanan dan minuman relatif tinggi

» penataan bangku dan kursi memiliki area servis yang luas untuk dapat dilewati

guerdon

» tenaga relatif banyak dengan standar kebutuhan satu pramusaji untuk melayani 4 – 8 pelanggan.

2. Informal Restaurant ( Restoran Infomal )

Pengertian restoran informal adalah industri jasa pelayanan makanan dan minuman yang dikelola secara komersial dan profesional dengan lebih mengutamakan kecepatan pelayanan, kepraktisan, dan percepatan frekuensi yang silih berganti pelanggan.

Ciri – ciri restoran informal :

» harga makanan dan minuman relatif murah

» penerimaan pelanggan tanpa sistem pemesanan tempat

» para pelanggan yang datang tidak terikat untuk mengenakan pakaian formal

» sistem penyajian makan dan minum yang dipakai American Service / Ready Plate bahkan self service ataupun counter service

» tidak menyediakan musik hidup ( live music )

» penataan meja dan bangku cukup rapat antara satu dengan yang lainnya.

» daftar menu oleh pramusaji tidak dipresentasikan kepada tamu / pelanggan namun dipampang di counter / langsung di setiap meja makan untuk mempercepat proses pelayanan

» menu yang disediakan sangat terbatas dan membatasi menu – menu yang relatif cepat selesai dimasak

» jumlah tenaga servis relatif sedikit dengan standar kebutuhan satu pramusaji untuk melayani 12 – 16 pelanggan

3. Specialties Restaurant ( Restoran Khas )

Pengertian specialties restaurant adalah industri jasa pelayanan makanan dan minuman yang dikelola secara komersil dan professional dengan menyediakan makanan khas dan diikuti dengan sistem penyajian yang khas dari suatu negara tertentu.

Ciri – ciri Specialties Restaurant :

» menyediakan sistem pelayanan tempat

» menyediakan menu khas suatu negara tertentu, populer, dan disenangi banyak pelanggan secara umum

» sistem penyajian disesuaikan dengan budaya negara asal dan dimodifikasi dengan budaya internasional

» hanya dibuka untuk menyediakan makan siang dan atau makan malam » menu ala carte dipresentasikan oleh pramusaji ke pelelangan

» biasanya menghadirkan musik / hiburan khas negara asal

» harga makanan relatif tinggi dibanding informal restaurant dan lebih rendah dibanding formal restaurant

» jumlah tenaga servis sedang, dengan standar kebutuhan satu pramusaji untuk melayani 8 – 12 pelanggan.

II.3.1.2. Tata Ruang Restoran

Mendirikan restoran tidak terlepas dari persiapan awal yaitu tata ruang dan rancang bangun yang sesuai dengan kebutuhan operasional restoran secara keseluruhan. Bangunan restoran menjadi tempat manusia melakukan aktivitas seperti mempersiapkan bahan makanan dan minuman, memproses bahan mentah manjadi hidangan siap santap. Selain dari pada itu, restoran memerlukan tempat untuk menyajikan dan tempat pelanggan untuk menikmati hidangan.

Ruangan restoran hendaknya didesain sedemikian rupa sehingga peletakan meja dan kursi dapat diatur bervariasi dan dapat berubah susunannya sewaktu – waktu disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan yang menginginkan tempat duduk secara berkelompok dalam satu meja.

Tata ruang restoran sebaiknya memiliki fasilitas ruangan yang memadai agar dapat memberikan dukungan pekerja melakukan aktifitasnya sehingga menghasilkan mutu produk yang berkualitas serta memberikan kenyamanan bagi para pelanggan restoran untuk menikmati produk restoran tersebut.

Tata ruang restoran tentunya dirancang dan dibangun dengan mempertimbangkan siklus kegiatan operasional dimulai dari ruang sebagai tempat melakukan kegiatan awal yakni penerimaan bahan mentah kemudian diproses sampai dengan penyajiannya. Semua tahapan tersebut memerlukan ruangan yang memadai.

Komponen utama restoran antara lain :

1. Restaurant Area ( Area Restoran )

» guest sitting area ( area tempat duduk ) » sideboard area ( papan menu )

» space area / gaa way ( sirkulasi ) » dance floor ( lantai dansa ) » stage area ( panggung ) » dressing room ( ruang ganti )

» lighting room ( ruang pencahayaan ) » operator room ( ruang operator ) » cashier room ( kasir )

» restaurant manager ( ruang manajer ) » cocktail lounge ( tempat koktail ) » guest entrance ( pintu masuk tamu ) » staff entrance ( pintu masuk pegawai ) » emergency exit ( pintu darurat )

2. Kitchen Area ( Area Dapur )

» kitchen office ( kantor dapur ) » cold service ( area pendingin ) » hot service ( area pemanas )

» pastry and bakery ( area pembuat roti ) » garde manager area ( area manager ) » cooking area ( area memasak )

» preparing area ( area persiapan ) » kitchen counter ( kounter ) » blower ( pengeringan ) » pantry area ( area pantri )

» goods and kitchen staff entrance ( pintu masuk barang dan pegawai dapur ) » order and picking food area ( area pemesanan makanan )

» wash up space ( area cuci ) » beverage space ( area minuman )

3. Bar Area

» bar counter ( kounter )

» cocktail lounge ( area koktail ) » bar display ( area pameran )

» bartender table ( meja pelayan bar ) » wine rack ( rak minuman )

» bar refigerator ( kulkas / pendinging minuman ) » bar entrance ( pintu masuk bar )

4. Steward Area ( Area Pelayan )

» steward office ( kantor pelayan ) » equipment office ( gudang peralatan ) » washing area ( area cuci )

» clean equipment area ( area peralatan bersih ) » wash basket area ( area cuci keranjang )

5. Parking Area ( Area Parkir )

» car entrance and exit ( jalur masuk dan keluar ) » car parking area ( area parkir )

» gardening ( taman )

» parking office and ticketing counter ( pos jaga dan loket parkir )

6. Employee Area ( Area Pekerja )

» employee entrance ( pintu masuk pegawai ) » employee locker ( ruang penyimpanan pegawai )

» employee toilet ( kamar mandi pegawai ) » dining employee ( ruang makan pegawai )

7. Storeroom ( Gudang )

» groceries area ( area grosir )

» perishable area ( area barang tanpa pengawet ) » material and supplies area ( tempat peralatan ) » storekeeper office ( kantor penjaga )

» good washing area ( tempat cuci )

8. Garbage Area ( Area Pembuangan Sampah )

» wet garbage space ( tempat sampah basah ) » dry garbage space ( tempat sampah kering )

9. Toilet

» guest toilet : ladies and gentlement ( toilet umum untuk wanita dan pria )

II.3.1.3. Persyaratan Ruangan Restoran 1. Ruangan Depan

Ruangan depan yang dimaksud disini adalah ruangan – ruangan yang mempunyai fungsi dan kegunaan diperuntukkan bagi pelanggan restoran sebagai daerah pelayanan, seperti restoran, bar, cocktail lounge, ruang parkir, tempat ibadah, dan lain – lain sebagainya. Persyaratan ruangan restoran :

» luas area memenuhi standar

» penyekat antara restoran dan dapur harus tahan terhadap api » tersedianya pintu darurat dan tangga darurat

» selalu terpasang alat pendeteksi kebakaran

» pintu keluar / masuk pelanggan, pintu keluar / masuk pegawai dan pintu jalanan harus terpisah

» cukup penerangan

» layout ruangan yang tercipta mudah dirubah 2. Ruangan Belakang

Yang dimaksud dengan ruangan depan adalah ruangan – ruangan yang memiliki fungsi dan kegunaan sebagai area penyimpanan, penyiapan, pengolahan produk makanan dan minuman yang mana sebagai tempat aktivitas kerja bagi karyawan restoran dan sebagai daerah terlarang bagi para pelanggan untuk masuk di dalamnya seperti dapur, gudang, tempat penumpukan sampah, steward area dan lain sebagainya.

Syarat – syarat area belakang : a. cukup penerangan

b. gudang penyimpanan bahan makanan terpisah sesuai jenisnya.

c. lantai tidak licin dan dibuatkan selokan – selokan saluran pembuangan air yang memadai dan lancar

d. terpasangnya alat penghisap dan saluran pembuangan asap dapur

II.3.1.4. Pedoman Luas Area Restoran

Untuk menentukan luas area restoran, bar, dapur, dan ruang – ruang lain yang terkait dengan sarana kebutuhan operasional.

No Jenis Restoran Pedoman Luas

RESTORAN 1 2 3 4 5 6 Supper Club Dining Room Grilled Room Executive Room Coffee Shop Cafe / Canteen 1,6 m2 / orang 1,6 m2 / orang 1,6 m2 / orang 1,6 m2 / orang 1,3 m2 / orang 0,83 m2 / orang BAR

7 8 9

Public Bar Service Bar Snack Bar / Pub

1,5 m2 / orang 1,2 m2 / orang 1,8 m2 / orang FUNCTION ROOM 10 11 12 13 Restoran Style Class Style Theatre Style Standing Buffet 1,4 m2 / orang 1,0 m2 / orang 0,6 m2 / orang 0,9 m2 / orang KITCHEN 14 15 16 Main Kitchen Banquet Kitchen Coffee Shop Kitchen

1,4 m2 / orang 1,4 m2 / orang 1,45 m2 / orang

» luas no 1 – 5 tidak termasuk dapur restoran, sedangkan cafe dan canteen hanya memerlukan tempat penyimpan makanan dengan ruang yang praktis sedangkan luas untuk no 6 sudah termasuk dapur.

» luas bar no 7 dan no 9 belum termasuk bar counter

» luas bar no 7 dan no 9 sudah termasuk tempat penyimpanan minuman dan peralatan servis. » luas no 14 – 16, termasuk tempat penyimpanan makanan panas, ruang penyimpanan makanan dingin, tempat cuci, dan chef office.

II.3.2. Studi Tipologi Pusat Perbelanjaan II.3.2.1. Bentuk – Bentuk Mall

Tabel 2.4. Tabel Pedoman Area Luas Restoran Sumber : Olahan Data dari Food and Beverages Management

Bentuk – bentuk mall dapat dibagi menjadi 4 bentuk menurut pengolahannya : a. Bentuk mall berdasarkan penutup bangunan

1. Mall Terbuka (Open Mall)

Adalah mall tanpa pelingkup, merupakan mall yang terbuka langsung terhadap cahaya matahari sehingga memberi kesan luas dan cocok untuk udara, tetapi berpengaruh pada kenyamanan terhadap gangguan cuaca dan antara retail saling terpisah.

2. Mall Tertutup (Enclosed Mall)

Adalah mall dengan pelingkup merupakan sutu bangunan lengkap dimana pedagang dan pemilik toko terlindungi dalam bangunan yang tertutup dan terkontrol serta dimungkinkan terjadinya interaksi sosial. Dengan dilengkapi fasilitas rekreasi seperti tempat duduk, taman, ruang pamer, atau promosi serta pelengkap lainnya. Mall tertutup dilengkapi dengan pengkondisian udara sementara untuk pencahayaan alami.

3. Composite Mall

Merupakan gabungan antara mall terbuka dan tertutup, dimana sebagian terbuka dan sebagian lain tertutup. Bentuk ini timbul untuk mengantisipasi terhadap pengaruh pengontrolan penghawaan dan keborosan energi serta mahalnya biaya perawatan.

b. Tipe Mall

1. Full Mall

Terbentuk oleh sebuah jalan yang sebelumnya digunakan untuk lalu lintas kendaraan kemudian diperbaharui menjadi jalur pejalan kaki atau plaza (alun – alun) yang dilengkapi dengan potion, patung, air mancur, paving untuk pejalan kaki. Sebuah full mall dibangun di area dengan jumlah penduduk dan dasar ekonomi bermacam – macam, biasanya dengan jumlah penduduk antara 9725 – 360 000 jiwa. Seperti di negara Lebanon, New Hampshire, dan Louisville.

2. Transit Mall

Transit Mall atau dikembangkannya lalu lintas mobil pribadi dan trek ke jalan lain

dan hanya mengijinkan angkutan umum seperti bis dan taksi. Area parkir direncanakan tersendiri dan menghindari sistem parkir pada jalan (on street parking), jalur pejalan kaki diperlebar dan dilengkapi dengan street furniture.

3. Semi Mall

Semi Mall lebih menekankan pada pejalan kaki, oleh karena itu areanya diperluas dan

dilengkapi dengan pohon – pohon dan taman, bangku – bangku, pencahayaan dan fasilitas buatan lainnya, sedangkan jalur kendaraan dikurangi.

c. Bentuk Mall menurut komposisi ukuran dan bentuk 1. Bentuk L (L Shaped)

2. Bentuk Segitiga (Triangle Shaped) 3. Bentuk Jalur (Stripe Shaped)

4. Dumb Bell Shaped

5. Bentuk U (U Shaped)

6. Bentuk Cluster (Cluster Shaped)

7. Double Dumb Bell Shaped

8. Bentuk T (T Shaped)

d. Bentuk Mall berdasarkan sistem parkir

1. Stripe Center with Curb Parking

2. Stripe Center with Off – Street Parking

3. Double Strip Center with Off – Street Parking

4. Mall Center with Only One Magnet

5. Mall Center with Magnet Centerally Placed

6. Cluster – Type Center

7. “Introverted” Center

II.3.2.2. Prinsip Shopping Mall

Prinsip dasar Shopping Mall terletak pada peran dan pola hubungan antara unit retail dan mall. Lebih sekedar street of shop melainkan sebagai penghubung, pengontrol, pengorganisir unit retail serta mengidentifikasi area (memberikan kejelasan orientasi).

Mencapai komunitas flow melalui efek ping pong sehingga semua ruang bernilai strategis. Control zone dicapai dengan :

1. Pola Mall, linier sederhana, dengan jalur utama tanpa pembagi agar semua ruang sewa strategis dan orientasi sirkulasi jelas.

2. Magnet / Anchor, unit utama sebagai objek penarik pengunjung. Kuncinya adalah

perancangan anchor tenant. Penyewa seperti supermarket, cineplex, restoran,

amusement, dan lainnya, penempatannya harus mampu menjadi magnet bagi

pengunjung.

3. Pembatasan panjang dan lebar, mempertimbangkan kenyamanan pejalan kaki dan komunikasi antara tenant.

4. Pembatasan tinggi bangunan, dilakukan orientasi horizontal tercapai

b. Tenan Mix

Pengelompokkan magnet dan unit retail berdasarkan jenis materi perdagangan dengan sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan persaingan yang mematikan.

Design Criteria

Desain dari masing – masing unit sewa telah ditentukan sebelumnya kepada para tenant, menyangkut perwujudan fisik seperti ketentuan mengenai bahan, warna, desain interior, dll yang mengutamakan kesesuaian bukan kesenangan.

II.3.2.3. Unsur Shopping Mall

Mall merupakan penggambaran dari kota yang terbentuk oleh elemen – elemen :

a. Anchor (Magnet)

Merupakan transformasi dari nodes dapat pula berfungsi sebagai land mark, perwujudannya berupa plaza dalam shopping mall.

b. Secondary Anchor (Magnet Sekunder)

Merupakan transformasi dari distrik perwujudan berupa toko – toko pengecer, retail, supermarket, superstore, dan bioskop.

c. Street Mall

Merupakan transformasi path perwujudannya berupa pedestrian – pedestrian yang menghubungkan magnet – magnet.

Merupakan transformasi dari edges sebagai pembatasan pusat pertokoan di tempat – tempat luar.

II.3.2.4. Sistem Pelayanan

Sistem pelayanan Shopping Mall antara lain :

a. Personal Service System

Pelayanan dengan menggunakan cara tawar menawar antara pedagang dan konsumen dimana pelayanan dilayani dengan pramuniaga.

b. Self Service System

Pelayanan dimana konsumen diberi kebebasan memilih dan mengambil barang yang diinginkan kemudian menyerahkannya ke pramuniaga.

c. Self Select System

Pelayanan dimana konsumen diberi kebebasan memilih dan mengambil barang yang diinginkan kemudian menyerahkannya ke pramuniaga.

d. Vending Machine System

Pelayanan dimana konsumen dilayani dengan menggunakan peralatan mekanis.

e. Order System

Pelayanan diman konsumen dilayani dengan cara memesan barang terlebih dahulu dari contoh yang ada melalui sarana komunikasi pos dan telepon.

II.3.2.5. Pelaku dan Kegiatan

Pelaku dan kegiatan pada pusat perbelanjaan secara garis besar terdiri dari :

a. Kelompok Pengunjung

Yaitu sekelompok orang atau perorangan yang mengunjungi fasilitas ini untuk mencari dan membeli barang kebutuhannya. Kegiatan pengunjung disini ada yang datang dengan tujuan membeli barang, melihat – melihat, mencari hiburan, berekreasi, atau hanya berjalan – jalan.

Yaitu sekelompok orang atau perorangan yang melakukan kegiatan menjual barang kebutuhan atau jasa, sebagai pengecer (retail) akhir, yang memanfaatkan ruang toko atau pertokoan dengan sistem sewa kepada pihak pengelola.

Penyewa (tenant) pada shopping mall terdiri dari penyewa besar, penyewa menengah, dan penyewa kecil yang pada umumnya sering disebut Minimarket, Supermarket, dan

Hypermarket. Perbedaan istilah minimarket, supermarket, dan hypermarket adalah di format,

ukuran, dan fasilitas yang diberikan. Contohnya : minimarket berukuran kecil (100 m2 s/d 999 m2) – supermarket berukuran sedang (1000 m2 s/d 4999 m2) – hypermarket berukuran besar (5000 m2 keatas).

Minimarket

Sebuah minimarket sebenarnya adalah semacam “toko kelontong” atau yang menjual segala macam barang dan makanan, namun tidak selengkap dan sebesar sebuah supermarket. Berbeda dengan “toko kelontong”, mini market menerapkan sistem swalayan, dimana pembeli mengambil sendiri barang yang dibutuhkan dari rak – rak dagangan dan membayarnya di kasir. Sistem ini juga membantu agar pembeli tidak berhutang. Contoh

minimarket : Alfamart, Indomaret, Circle K, dll.

Supermarket

Pada supermarket semua barang ada, dari kelontong, sepeda, TV dan camera, perabot, baju, ikan dan daging, buah – buahan, minuman, dan berbagai jenis kebutuhan sehari – hari. Contoh supermarket : Macan Yaohan Supermarket, Sinat Supermarket, Carrefour Express, dll.

Hypermarket

Disini hypermarket adalah supermarket yang besar termasuk lahan parkirnya. Contoh

hypermarket : Carrefour, Hypermart, Giant Hypermarket, dll.

c. Kelompok Pengelola

Yaitu sekelompok orang atau badan yang mengelola dan bertanggung jawab atas segala kegiatan yang berlangsung dalam pusat perbelanjaan serta mengatur semua jalannya kegiatan tersebut, termasuk administrasi penyewaan ruang kepada para pedagang

(tenant) atau pemilik usaha, sehingga dapat dicapai suatu kelancaran kegiatan, kenyamanan, kemudahan, dan keamanan.

Penyusunan ruang dalam perencanaan fisik bangunan menggunakan pengelompokkan yang bertujuan menciptakan efisiensi dan efektifitas dalam koordinasi hubungan dan fungsi ruang. Kelompok kegiatan ini dibagi menjadi :

a. Kelompok kegiatan umum

Yaitu kegiatan yang bersifat publik dan sebagai tempat orientasi semua pemakai bangunan

b. Kelompok kegiatan perbelanjaan

Yaitu kegiatan penjualan untuk berbagai komoditas barang dan jasa, kelompok kegiatan ini berfungsi sebagai wadah aktifitas utama antara penjual dan penyewa toko dengan pembeli / konsumen dalam melakukan transaksi. Kelompok kegiatan ini terdiri dari :

 Kegiatan perdagangan retail atau eceran yang berupa :

Unit – unit toko

Fungsinya menjual kelompok barang kebutuhan berkala yaitu kebutuhan sekunder dan tersier. Pada umumnya sistem penjualan yang dipakai adalah personel servis. Semua toko harus mendapatkan kesempatan yang sama untuk terlewati oleh pengunjung.

Deparment Store

Merupakan kelompok pertokoan yang lengkap yang menyediakan kebutuhan sekunder dan tersier dengan satu sistem pengelolaan. Departemen store adalah merupakan magnet dalam pusat perbelanjaan, maka harus diletakkan disisi bangunan sehingga dapat menarik arus pengunjung ke tiap – tiap ujung bangunan.

Supermarket

Fungsinya menjual barang kebutuhan sehari – hari dan keperluan rumah tangga dengan self service.

Macam kegiatan jasa yang direncanakan adalah Salon dan Barber Shop,

Beauty Care, dll.

c. Kelompok kegiatan hiburan

Merupakan wadah aktifitas pendukung bagi aktifitas umum dan perbelanjaan yang ditunjukkan sebagai daya tarik pusat perbelanjaan dan meningkatkan kualitasnya.

d. Kelompok kegiatan pengelola

Yaitu kelompok ruang yang merupakan wadah dan aktifitas pengelolaan pusat perbelanjaan yang menangani bagian administrasi.

e. Kelompok kegiatan servis

Merupakan wadah aktifitas yang dimaksudkan agar seluruh aktifitas operasional yang ada dapat berjalan sebagaiman mestinya. Kelompok kegiatan ini mencakup parkir, ruang mechanical dan electrical, ruang P3K, gudang, dan ruang tamu bongkar muat, Musholla dan ruang keamanan.

II.3.2.6. Karakteristik dan Daya Tarik Pusat Perbelanjaan

Karakteristik dan bangunan pusat perbelanjaan sebagai bangunan komersil adalah sebagai berikut :

a. Mengundang, dalam arti mampu menarik sebanyak mungkin lapisan masyarakat dengan mencerminkan sifat menarik dan terbuka untuk umum.

b. Fungsional, dalam arti pemakaian ruangnya terhadap efisiensi ruang dan nilai – nilai ekonomis

c. Kontinuitas ruang, sangat besar pengaruhnya terhadap aktivitas perbelanjaan. Mengingat kebiasaan pengunjung berkeliling melihat barang – barang dan satu toko ke toko lainnya, yang perlu diimbangi dengan pola sirkulasi kontiniu.

Oleh karena itu, dalam perencanaan dan perancangan pusat perbelanjaan perlu diperhatikan hal – hal sebagai berikut :

b. Lokasi mudah dicapai dengan entrance dan jalan keluar kendaraan yang jelas dan menyediakan jalur pejalan kaki (pedestrian)

c. Penyediaan tempat parkir yang cukup, sesuai yang dibutuhkan dan diatur sedemikian rupa untuk mendistribusikan pembeli. Jarak tempat parkir tidak terlalu jauh dan entrance bangunan dan muka masing – masing toko.

d. Fasilitas servis untuk pengiriman bangunan

e. Penggolongan penyewa sehingga memungkinkan terjadinya interaksi antar toko – toko dan penyediaan barang yang selengkap mungkin sesuai dengan area perdagangan.

f. Lingkungan sekitar menunjang dan nyaman untuk berbelanja

g. Suatu hal yang penting dan pusat perbelanjaan adalah menciptakan satu kesatuan dan penyewa – penyewa itu selain karena mereka berada di bawah suatu pengelolaan, selain itu pemilik dan penyewa bekerja sama untuk mengembangkan pusat perbelanjaan tersebut.

h. Setiap unsur dari pusat perbelanjaan harus sesuai untuk menciptakan suatu keadaan yang serasi dengan lokasi dan lingkungan sekitarnya.

Daya tarik sebuah pusat perbelanjaan selain barang – barang yang diperjualbelikan, juga mencakup :

a. Kelengkapan barang dan harga yang pantas

b. Parkir yang lapang dan mudah dicapai pengunjung c. Kenyamanan berbelanja dan keamanan terjamin

d. Hubungan dari satu toko ke toko lainnya mudah dicapai e. Tempat pejalan kaki (pedestrian) yang terlindungi f. Adanya sarana rekreasi yang memadai

II.3.2.7. Fungsi Shopping Mall

Ada beberapa fungsi dari shopping mall antara lain :

 Sebagai wadah untuk berbelanja

 Menyediakan fasilitas penunjang lainnya untuk sarana rekreasi ataupun untuk sarana santai

 Sebagai magnet kawasan untuk menarik perhatian pengunjung datang dan menggunakan fasilitas yang disediakan

II.3.3. Studi Tipologi Gedung Pertunjukan II.3.3.1. Deskripsi Pengguna dan Kegiatan

Berdasarkan pengguna dan kegiatan dibagi kedalam tiga pelaku utama : Pelaku Seni

a. Pelaku seni adalah orang yang melaksanakan kegiatan seni yang tergabung kedalam sanggar seni yang disediakan oleh pengelola gedung, maupun sanggar lain diluar program gedung, dengan sistem sewa.

b. Usia pelaku seni adalah 7 – 30 tahun tergabung kedalam sanggar teater, sanggar tari, sanggar seni musik. Masing – masing sanggar melaksanakan latihan dengan kurang lebih 20 orang diluar para pengajar, kecuali paduan suara.

c. Kegiatan yang dilakukan :

 Latihan, frekuensi latihan setiap hari

 Diskusi, dan

 Pertunjukkan Pengunjung

a. Pengunjung adalah warga yang berdomisili di kota Medan serta turis dalam dan luar negeri

b. Diprediksi pengunjung adalah warga yang berusia 5 – 50 tahun c. Kegiatan yang dilakukan pengunjung :

 Menonron pertunjukkan

 Membeli / melihat – lihat produk yang disediakan oleh retail – retail penunjang

 Rekreasi Pengelola

Pengelola adalah profesional yang akan mengedalikan kegiatan bangunan. Terdiri dari manajer, staf (promosi dan publikasi), teknisi (pada pencahayaan, sound system, dan penataan panggung) serta bagian servis yang membersihkan, dan merawat peralatan utilitas.

TABEL

DESKRIPSI KEBUTUHAN RUANG DAN KEGIATAN Penerima

No Nama Ruang Pengguna Kegiatan

1

Lobby

Informasi

Pengunjung Mendapatkan informasi tentang pertunjukkan yang akan / sudah berlangsung

Petugas informasi Memberikan informasi kepada pengunjung

Ruang keamanan Petugas keamanan Mengawasi kegiatan yang berlangsung di lobby

Toilet

Pengunjung

Buang air besar / kecil, cuci tangan, membasuh muka, dan memperbaiki penampilan

Petugas keamanan

Petugas informasi

Petugas kebersihan Membersihkan kamar mandi

2

Hall

Hall

Pengunjung Menunggu jadwal pertunjukkan dimulai

Ticketing Booth

Pengunjung Membeli tiket

Petugas penjual tiket Melayani pembelian tiket

Open Theatre

No Nama Ruang Pengguna Kegiatan

1

Auditorium

Ruang duduk

Pengunjung Datang, duduk, dan menonton pertunjukkan

Dokumen terkait