• Tidak ada hasil yang ditemukan

Indian Festival Walk: Integrasi Ruang Luar dan Dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Indian Festival Walk: Integrasi Ruang Luar dan Dalam"

Copied!
159
0
0

Teks penuh

(1)

INDIAN FESTIVAL WALK

(INTEGRASI RUANG LUAR DAN RUANG DALAM)

LAPORAN PERANCANGAN TKA 490 – STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2009/2010

Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Oleh

INDRA KURNIADI 060406052

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

INDIAN FESTIVAL WALK

Oleh

INDRA KURNIADI

060406052

Medan, 18 Juni 2010 Disetujui oleh,

Pembimbing I Pembimbing II

Ir. Dwira N Aulia, M.Sc, PhD Ir. Novrial, M.Eng

(NIP : 19630527 199303 2005) (NIP : 19660303 199303 1002) Ketua Departemen Arsitektur

(3)

SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK AKHIR ( SHP2A )

Nama : Indra Kurniadi

NIM : 060406052

Judul Proyek Akhir : Indian Festival Walk

Tema Proyek Akhir : Integrasi Ruang Luar dan Ruang Dalam Rekapitulasi Nilai :

Nilai akhir A B+ B C+ C D E

Dengan ini mahasiswa bersangkutan dinyatakan :

No Status Waktu

Medan, 18 Juni 2010

Ketua Departemen Arsitektur Koordinator TKA-490

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan

karunia yang diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir

ini. Tugas akhir ini dibuat sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik,

khususnya Program Studi Arsitektur. Tugas akhir yang penulis susun ini mengambil judul

Indian Festival Walk dengan tema Integrasi Ruang Luar dan Ruang Dalam. Hasil tugas

akhir ini dituangkan dalam bentuk laporan tertulis.

Laporan ini berisi pembahasan mengenai dasar penentuan judul, tema, deskripsi

proyek, analisa lokasi dan bangunan, konseo serta hasil perancangan arsitektur dalam bentuk

gambar perancangan dan maket. Adapun tujuan penulisan laporan ini adalah selain sebagai

persyaratan mendapatkan gelar sarjana teknik, laporan ini dibuat untuk menyempurnakan

hasil tugas akhir sehingga dapat dibukukan dan bisa diambil manfaatnya oleh pembaca.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada orang – orang yang telah mendukung

penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. Adapun orang – orang yang telah mendukung

saya dalam penyelesaian Tugas Akhir ini adalah :

1.Orang tua dan kakak saya

2.Ibu Ir. Dwira N Aulia, MSc, PhD selaku dosen pembimbing pertama dalam tugas akhir 3.Bapak Ir. Novrial, M.Eng selaku dosen pembimbing kedua dalam tugas akhir

4.Teman – teman khususnya stanbuk 2006, yang telah memberi motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini

5.Dan seluruh pihak – pihak yang terlibat dan telah membantu penulis untuk menyelesaikan Studio Tugas Akhir ini

Semoga laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca sekalian, serta dapat menambah wawasan dan pengetahuan para pembaca khususnya mahasiswa arsitektur.

Medan, 18 Juni 2010

Hormat saya,

(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …...i

DAFTAR ISI …...ii

DAFTAR GAMBAR …...vi

DAFTAR TABEL …...x

DAFTAR DIAGRAM …...xi

DAFTAR GRAFIK …...xii

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang ...1

I.2. Maksud dan Tujuan ...2

I.3. Perumusan Masalah ...3

I.4. Metode Pendekatan ...3

I.5. Lingkup dan Batasan Proyek...4

I.6. Kerangka Berpikir ...4

I.7. Sistematika Penyusunan Laporan...6

BAB II DESKRIPSI PROYEK II.1. Tinjauan Umum ...7

II.1.1. Pengertian Kasus Proyek...7

II.1.2. Pengertian Judul Proyek...9

II.2. Tinjauan Khusus ...9

II.2.1. Kriteria Pemilihan Lokasi...9

II.2.2. Kriteria Pemilihan Tapak...12

II.2.3. Alternatif Lokasi ...13

II.2.4. Landasan Teori Place Of Identity...15

II.2.5. Analisa Pemilihan Lokasi ...16

II.2.6. Analisa Pemilihan Tapak ...17

II.2.7. Lokasi Terpilih ...18

II.3. Studi Tipologi...20

(6)

II.3.2. Studi Tipologi Pusat Perbelanjaan ...28

II.3.3. Studi Tipologi Gedung Pertunjukkan ...37

II.4. Studi Kasus Proyek Sejenis...43

II.4.1. Cihampelas Walk ...43

II.4.2. Merdeka Walk ...47

II.4.3. Paris van Java Mall ...48

II.4.4. Orchard Road ...53

II.4.5. Hongkong Festival Walk...56

II.4.6. Beijing Snack Street ...64

BAB III ELABORASI TEMA III.1. Latar Belakang Pemilihan Tema ...66

III.2. Pengertian Tema ...66

III.3. Tinjauan Teoritis ...67

III.3.1. Tinjauan Tentang Arsitektur Lansekap...67

III.3.2. Tinjauan Tentang Ruang Luar ...68

III.3.3. Tinjauan Tentang Ruang Dalam ...71

III.3.4. Kontinuitas Ruang Luar dan Ruang Dalam...72

III.4. Interpretasi Tema ...73

III.5. Studi Banding Tema Sejenis ...74

BAB IV ANALISA IV.1. Analisa Kondisi Tapak ...77

IV.1.1. Analisa Site dan Kota ...77

IV.1.2. Analisa Eksisting Site ...78

IV.1.3. Analisa Tata Guna Lahan ...79

IV.2. Analisa Potensi dan Kondisi Tapak...80

IV.2.1. Analisa Sirkulasi ...80

IV.2.2. Analisa Pencapaian ...82

IV.2.3. Analisa View ...85

IV.2.4. Analisa Matahari ...87

(7)

IV.2.6. Analisa Vegetasi ...89

IV.2. Analisa Fungsional ...90

BAB V KONSEP

V.2. Konsep Ruang Dalam ...114

V.3. Sketsa Ide ...115

BAB VI HASIL PERANCANGAN VI.1. Siteplan Kawasan ………..117

VI.2. Siteplan ………..118

VI.3. Groundplan ………..119

VI.4. Denah Lantai 2 ………..120

VI.5. Denah Lantai 3 ………..121

VI.6. Denah Lantai 4 ………..122

VI.7. Denah Lantai Basement ………..123

VI.8. Tampak Depan dan Belakang ………..124

VI.9. Tampak Samping ………..125

VI.10. Potongan Tapak ………..126

VI.11. Potongan Massa ………..127

VI.12. Rencana Pondasi ………..128

VI.13. Rencana Pondasi dan Pembalokan Pujasera………129

VI.14. Detail Pondasi ………..130

VI.15. Rencana Pembalokan Lantai 1………..131

VI.16. Rencana Pembalokan Lantai 2………..132

VI.17. Rencana Pembalokan Lantai 3………..133

VI.18. Rencana Pembalokan Lantai 4………..134

VI.19. Rencana Pembalokan Lantai Basement………..…..135

VI.20. Detail Balok dan Sloof ………..136

(8)

VI.22. Rencana Elektrikal Lantai 1 ………..……..138

VI.23. Rencana Elektrikal Lantai 2 ………..……..139

VI.24. Rencana Elektrikal Lantai 3 ………..……..140

VI.25. Rencana Elektrikal Lantai 4 ………..……..141

VI.26. Rencana Sanitasi Air Berat dan Air Kotor………..……...142

VI.27. Rencana Sanitasi Air Bersih dan Basement……….………..143

VI.28. Rencana Fire Protection Lantai 1……….………..144

VI.29. Rencana Fire Protection Lantai 2……….………..145

VI.30. Rencana Fire Protection Lantai 3……….………..146

VI.31. Rencana Fire Protection Lantai 4……….………..147

VI.32. Perspektif Suasana ……….……….………..148

VI.33. Foto Maket ……….……….………..149

(9)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 2.1. Peta Lokasi Alternatif 1……….…....13

GAMBAR 2.2. Peta Lokasi Alternatif 2……….…....14

GAMBAR 2.3. Peta Lokasi Alternatif 3……….…....14

GAMBAR 2.4. Lokasi Site Terpilih ……….…....19

GAMBAR 2.5. Fasade Depan CiWalk……….…....43

GAMBAR 2.6. Suasana Broadway Spot………....43

GAMBAR 2.7. Suasana Fasilitas Bioskop……….…....43

GAMBAR 2.8. Suasana Young Street Spot………....43

GAMBAR 2.9. Merdeka Walk ………...47

GAMBAR 2.10. Suasana Malam Hari Merdeka Walk ……….…....48

GAMBAR 2.11. Suasana Malam Hari Paris van Java ……….…....48

GAMBAR 2.12. Suasana Siang Hari Paris van Java ……….…....48

GAMBAR 2.13. Suasana Siang Hari Orchard Road ……….…....53

GAMBAR 2.14. Blok Plan Orchard Road ………...54

GAMBAR 2.15. Suasana Malam Hari Orchard Road ……….…....54

GAMBAR 2.16. Suasana Malam Natal Orchard Road ……….…....55

GAMBAR 2.17. Suasana Jalan pada Malam Hari Orchard Road..………….…....55

GAMBAR 2.18. Suasana dalam Hongkong Festival Walk……….…....56

GAMBAR 2.19. Suasana Arena Ice Skating ………...56

GAMBAR 2.20. Suasana Natal di Hongkong Festival Wal………....56

GAMBAR 2.21. Suasana dalam Hongkong Festival Wal………...57

GAMBAR 2.22. Suasana Malam di Bejing Snack Street………....64

GAMBAR 2.23. Aneka Makanan yang Dijual di Beijing Snack Street..………....64

GAMBAR 2.24. Suasana Malam di Beijing Snack Street………...64

GAMBAR 2.25. Suasana Ramai di Beijing Snack Street………....65

GAMBAR 3.1. Ilustrasi Ruang Positif ………....68

GAMBAR 3.2. Ilustrasi Ruang Negatif………...68

GAMBAR 3.3. Ilustrasi Bidang Horizontal 1 ………...69

GAMBAR 3.4. Ilustrasi Bidang Horizontal 2 ………...69

(10)

GAMBAR 3.6. Ilustrasi Bidang Horizontal 4 ………...69

GAMBAR 3.7. Ilustrasi Bidang Vertikal 1 ………...70

GAMBAR 3.8. Ilustrasi Bidang Vertikal 2 ………...70

GAMBAR 3.9. Siteplan Imperial Katsura ………...74

GAMBAR 3.10. Suasana Alam di Villa Imperial Katsura……….…....75

GAMBAR 4.1. Peta Pulau Sumatera Indonesia………...77

GAMBAR 4.2. Peta Kecamatan Kota Medan ………...77

GAMBAR 4.3. Peta Eksisting Site ………...77

GAMBAR 4.4. Peta Eksisting Site dan Sekitar………...78

GAMBAR 4.5. Batas – batas Eksisting Site ………...78

GAMBAR 4.6. Tata Guna Lahan Eksisting Site dan Sekitar ………....79

GAMBAR 4.7. Keterangan Tata Guna Lahan ………...79

GAMBAR 4.8. Analisa Sirkulasi Kendaraan Sekitar Site………....80

GAMBAR 4.9. Analisa Sirkulasi Pejalan Kaki Sekitar Site…….………....81

GAMBAR 4.10. Analisa Pencapaian dari Jalan Utama dan Sekitar Site………...82

GAMBAR 4.11. Analisa View dari Dalam ke Luar Site………...85

GAMBAR 4.12. Analisa View dari Luar ke Dalam Site……….…....86

GAMBAR 4.13. Analisa Matahari ………....87

GAMBAR 4.14. Analisa Kebisingan dari Sekitar Site ………....88

GAMBAR 4.15. Analisa Vegetasi Sekitar Site ………....89

GAMBAR 5.1. Konsep Sirkulasi Site ………..110

GAMBAR 5.2. Konsep Zoning Tapak ………..111

GAMBAR 5.3. Konsep Bentukan Tapak ………..112

GAMBAR 5.4. Sketsa Bentukan Massa ………..113

GAMBAR 5.5. Ilustrasi Bagian Selasar Dalam ………..114

GAMBAR 5.6. Sketsa Suasana Luar pada Open Space………..115

GAMBAR 5.7. Foto Selasar dengan gaya Arsitektur India ………..116

GAMBAR 5.8. Sketsa Suasana Selasar Luar Massa ………..116

GAMBAR 6.1. Siteplan Kawasan ………..117

GAMBAR 6.2. Siteplan ………..118

(11)

GAMBAR 6.4. Denah Lantai 2 ………..120

GAMBAR 6.5. Denah Lantai 3 ………..121

GAMBAR 6.6. Denah Lantai 4 ………..122

GAMBAR 6.7. Denah Lantai Basement ………..123

GAMBAR 6.8. Tampak Depan dan Belakang ………..124

GAMBAR 6.9. Tampak Samping ………..125

GAMBAR 6.10 Potongan Tapak ………..126

GAMBAR 6.11. Potongan Massa ………..127

GAMBAR 6.12. Rencana Pondasi ………..128

GAMBAR 6.13. Rencana Pondasi dan Pembalokan Pujasera ………..129

GAMBAR 6.14. Detail Pondasi ………..130

GAMBAR 6.15. Rencana Pembalokan Lantai 1 ………..131

GAMBAR 6.16. Rencana Pembalokan Lantai 2 ………..132

GAMBAR 6.17. Rencana Pembalokan Lantai 3 ………..133

GAMBAR 6.18. Rencana Pembalokan Lantai 4 ………..134

GAMBAR 6.19. Rencana Pembalokan Lantai Basement………..135

GAMBAR 6.20. Detail Sloof dan Balok ………..136

GAMBAR 6.21. Rencana Atap dan Detail Atap ………..137

GAMBAR 6.22. Rencana Elektrikal Lantai 1 ………..138

GAMBAR 6.23. Rencana Elektrikal Lantai 2 ………..139

GAMBAR 6.24. Rencana Elektrikal Lantai 3 ………..140

GAMBAR 6.25. Rencana Elektrikal Lantai 4 ………..141

GAMBAR 6.26. Rencana Sanitasi Air Berat dan Air Kotor ………..142

GAMBAR 6.27. Rencana Sanitasi Air Bersih dan Basement ………..143

GAMBAR 6.28. Rencana Fire Protection Lantai 1 ………..144

GAMBAR 6.29. Rencana Fire Protection Lantai 2 ………..145

GAMBAR 6.30. Rencana Fire Protection Lantai 3……….…………..146

GAMBAR 6.31. Rencana Fire Protection Lantai 4 .……….………147

GAMBAR 6.32. Perspektif Suasana ………..………148

(12)

DAFTAR TABEL

TABEL 2.1. Tabel Peruntukan Lahan ………....10

TABEL 2.2. Tabel Analisa Pemilihan Lokasi ………....16

TABEL 2.3. Tabel Analisa Pemilihan Tapak ………....17

TABEL 2.4. Tabel Tabulasi Nilai Lokasi ………....18

TABEL 2.5. Tabel Pedoman Area Luas Restoran ………....27

TABEL 2.6. Tabel Kebutuhan Ruang dan Kegiatan Penerima………....38

TABEL 2.7. Tabel Kebutuhan Ruang dan Kegiatan Opera Theatre………....38

TABEL 2.8. Tabel Kebutuhan Ruang dan Kegiatan Fasilitas Pendukung ….………....39

TABEL 2.9. Tabel Jenis dan Jumlah Fasilitas Komersil Cihampelas Walk….……...46

TABEL 2.10. Tabel Jenis dan Jumlah Fasilitas Komersil Paris van Java . …………...49

TABEL 2.11. Tabel Jenis dan Jumlah Fasilitas Komersil Hongkong Festival Walk…57 TABEL 3.1. Tabel Keterkaitan Unsur Alami dan Buatan ……….……72

TABEL 4.1. Tabel Analisa Pencapaian Terhadap Inti Kota…………...83

TABEL 4.2. Tabel Jenis Angkutan dan Nomor Trayek dengan Rute Melewati Site...84

TABEL 4.3. Tabel Jumlah Wisatawan yang Berkunjung ke Kota Medan …………...94

TABEL 4.4. Tabel Pedoman Persyaratan Luas Ruang Restoran ………...96

TABEL 4.5. Tabel Pedoman Persyaratan Luas Kamar Mandi dalam Restoran….…....97

TABEL 4.6. Tabel Pedoman Persyaratan Luas Retail Pusat Pebelanjaan .….….98

TABEL 4.7. Tabel Pedoman Persyaratan Luas Ruang Gedung Pertunjukkan .….….98 TABEL 4.8. Tabel Pedoman Persyaratan Luas Kamar Mandi………...99

TABEL 4.9. Tabel Pedoman Persyaratan Luas Ruang Pengelola ………..……...100

TABEL 4.10. Tabel Program Ruang Fasilitas Makan dan Minum ………101

TABEL 4.11. Tabel Program Ruang Fasilitas Berbelanja ………104

TABEL 4.12. Tabel Program Ruang Fasilitas Hiburan ………107

TABEL 4.13. Tabel Program Ruang Fasilitas Pelayanan ………108

(13)

DAFTAR DIAGRAM

(14)

DAFTAR GRAFIK

GRAFIK 2.1. Grafik Lingkaran Perbandingan Jumlah Fasilitas di Cihampelas Walk……...47

GRAFIK 2.2. Grafik Lingkaran Perbandingan Jumlah Fasilitas di Paris van Java …...53

GRAFIK 2.3. Grafik Lingkaran Perbandingan Jumlah Fasilitas di Hongkong Festival Walk

……….63

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Proyek

Sebagai salah satu kota besar di Indonesia, Medan memiliki penduduk yang

berjumlah 1.993.602 dengan kepadatan penduduk 7.520 / km² yang bersifat heterogen. Kota

Medan yang sedang berkembang menuju “Medan Metropolitan” membuat aktifitas dan

mobilitas masyarakatnya menjadi tinggi. Kegiatan masyarakat menjadi semakin padat dan

beragam. Dengan aktifitas yang padat dan melelahkan tersebut, masyarakat kota banyak yang

merasakan jemu, lelah, dan stress.

Di lain hal, tingkat ketertarikan masyarakat kota Medan terhadap masakan – masakan

sangatlah tinggi, begtu juga dalam hal memakan masakan dan mencoba masakan – masakan

baru yang tersedia di kota Medan. Hal ini mendorong berkembangnya bisnis restoran –

restoran yang menyajikan masakan – masakan yang beraneka ragam. Kita dapat menjumpai

berbagai jenis kuliner khas suku masyarakat seperti masakan khas Cina, Sunda, Batak,

Melayu, dan lain – lain sebagainya. Di salah satu pusat kota sendiri terdapat tempat yang

banyak menjual makanan khas India baik yang dijual sendiri oleh masyarakat Tamil maupun

bukan. Masakan khas India terkenal akan cita rasanya yang membuat lidah para penikmat

merasakan rasa yang manis, enak, dan bahkan beberapa rasanya pedas.

Sekitar dua tahun yang lalu tepatnya tanggal 17 Juli 2008, Pemerintah Kota Medan

serta DPD Kota Medan telah mensahkan kawasan perkampungan India di kota Medan yang

dahulu disebut sebagai Kampung Keling menjadi Kampung Madras. Bahkan beberapa trayek

angkutan kota yang bertuliskan Kampung Keling telah diubah namanya menjadi Kampung

Madras. Sejak pengesahan nama tersebut, martabat dan nama masyarakat Tamil sendiri telah

terangkat dan banyak dikenal oleh masyarakat dan ini membuat pusat penjualan makanan di

kawasan tersebut meningkat. Sejalan dengan itu, Pemko Kota Medan dan masyarakat

Kampung Madras telah berencana untuk mengubah nama Jalan Teuku Cik Ditiro yang

merupakan anak jalan dari Jalan KH Zainul Arifin menjadi Jalan Little India. Jalan ini

kemudian akan direncanakan untuk ditutup secara umum dan dijadikan pusat kuliner atau

jajanan malam yang menjual makanan khas India.

Beberapa tahun belakangan ini, pusat perbelanjaan di kota Medan yaitu Sun Plaza

(16)

hiburan kota Medan pada tahun 2000. Sun Plaza terletak di lokasi yang cukup strategis yang

berada di kawasan elit kota Medan dengan fungsi bangunan sekitar adalah gedung – gedung

perkantoran yang Hi - Rise dan terletak di pangkal Jalan KH Zainul Arifin.

Sedangkan pada ujung Jalan KH Zainul Arifin, terdapat sebuah bangunan Hi – Rise

pula dengan fungsi hotel, apartemen dan Brand Shopping yaitu Cambridge yang baru selesai

dibangun pada tahun 2008. Cambridge sendiri juga telah menjadi salah satu ikon Hi – Rise

Building pertama di kota Medan dan telah banyak berkembang dan ramai dikunjungi sejak

pendiriannya.

Dengan kedua bangunan dengan fungsi yang berpotensi di ujung dan pangkal Jalan

KH Zainul Arifin, maka mobilitas dan generator aktivitas di sepanjang jalan ini telah tercipta

dengan sendirinya. Hal ini menjadikan kawasan disepanjang jalan ini berpotensi

mendatangkan pengunjung.

Hal – hal yang telah dipaparkan di atas inilah yang melatarbelakangi pemilihan judul

proyek tugas akhir ini, yaitu Indian Festival Walk yang bertemakan arsitektur dengan

integrasi antara ruang luar dengan ruang dalam. Indian Festival Walk dirancang

sedemikian rupa sehingga pengunjung yang datang tidak hanya untuk berwisata kuliner khas

India dan menikmati berbagai sajian pertunjukkan khas Inida tetapi juga bersosialisasi

dengan sesama dengan didukung oleh sarana dan prasarana serta fasilitas yang memadai

sehingga dapat membuat suasana di dalam gedung maupun di luar yang hangat dan menarik.

I. 2. Maksud dan Tujuan

Maksud:

a) Memberikan trend baru pusat hiburan yang menggabungkan antara kuliner dengan

pertunjukan khas India.

b) Menjadikan pemikiran baru tentang pusat hiburan yang identik dengan shopping mall di

kota besar seperti kota Medan menjadi tempat bersosialisasi serta dapat merasakan ruang

luar meskipun berada di dalam gedung.

c) Memberikan suatu wadah rekreasi bagi masyarakat

Tujuan:

a) Menciptakan suatu bangunan rekreasi yang berwawasan lingkungan, berfungsi

(17)

b) Menambah sarana hiburan masyarakat.

I.3. Perumusan Masalah

Masalah perancangan yang timbul dalam kasus proyek ini adalah :

 Bagaimana menciptakan suatu pusat hiburan yang terpadu yang dapat dicapai oleh semua kalangan masyarakat.

 Bagaimana menciptakan suatu gedung dalam pusat hiburan yang dapat membuat nyaman pengunjung yang datang.

 Bagaimana menghubungkan massa-massa bangunan yang berbeda menurut pemakainya menjadi satu kesatuan yang harmonis.

 Bagaimana mewadahi beberapa kegiatan, tidak hanya wisata kuliner, tetapi juga berekreasi, menonton pertunjukan, dll sebagainya.

 Bagaimana menciptakan ruang luar dan ruang dalam yang nyaman serta mengintegrasikan keduanya sehingga pengunjung dapat dengan mudah mengakses ruang dalam dan ruang

luar tanpa merasa bosan.

 Bagaimana merancang bangunan yang nyaman dan aman mengingat bangunan yang akan dirancang nantinya akan ramai dikunjungi oleh masyarakat.

I.4. Metode Pendekatan

Untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang akan dihadapi dalam proses

perencanaan dan perancangan pusat perbelanjaan maka dilakukan berbagai pendekatan

desain yaitu :

a. Studi literatur dari berbagai sumber pustaka yang berkaitan dengan peraturan yang

terkait pusat hiburan, studi banding proyek sejenis, dan studi standar-standar

arsitektural bagi perancangan sebuah pusat hiburan.

b. Studi banding terhadap tema sejenis.

c. Studi lapangan untuk mengetahui konsisi lingkungan dan potensi kawasan di sekitar site

bangunan.

d. Wawancara dengan berbagai pihak yang memiliki kaitan dengan perencanaan proyek

ini.

e. Seleksi, yaitu menyaring, mengolah, dan merumuskan berbagai masukan arsitektural

(18)

I.5. Lingkup dan Batasan Proyek

Adapun batasan perencanaan proyek ini adalah bangunan sebagai wadah kegiatan pusat

kuliner, pertunjukan, hiburan, dan sebagainya.

Lingkup perencanaannya adalah perancangan sarana di bidang hiburan yang hanya

mencakup kegiatan wisata kuliner, kegiatan restoran, kegiatan pertunjukan, kegiatan hiburan,

dan interaksi sosial. Bangunan ini dirancang dengan menggunakan unsur – unsur

perancangan arsitektur antara lain aspek fisik dan perancangan kasus proyek bangunan, yang

menyangkut lingkungan tapak, massa bangunan, pembentukkan ruang, dan arus sirkulasi

dalam dan luar bangunan pada lokasi tapak perancangan bangunan selanjutnya, sehingga

dapat menciptakan suatu bentuk bangunan yang indah, memiliki daya tarik bagi masyarakat

dan terutama dapat menghasilkan banyak keuntungan.

I.6. Kerangka Berpikir

Dalam suatu perancangan arsitektur diperlukan suatu konsep berpikir secara

sistematis dan terarah dalam melaksanakan proses disain. Konsep berpikir ini terangkum

dalam suatu kerangka berpikir yang menjadi acuan berpikir secara sistematis dalam

pemecahan masalah desain atau perancangan arsitektur. Kerangka berpikir merupakan suatu

bagan atau diagram yang menjelaskan proses perancangan dari penemuan kasus proyek atau

latar belakang, maksud dan tujuan, perumusan masalah, hingga proses dan produk disain

perancangan arsitektur. Adapun kerangka berpikir tersebut adalah seperti yang terlampir

(19)

A N A L I S A

• Analisa kondisi lingkungan yaitu ; analisa land use, sirkulasi, pencapaian, matahari, view dan orientasi, vegetasi, kebisingan, dan drainase.

• Analisa fungsional yaitu ; analisa aktifitas, kebutuhan ruang, besaran ruang, hubungan antar ruang. • Analisa penerapan struktur pada bangunan.

KRITERIA dan KONSEP PERANCANGAN

Berdasarkan analisa, peraturan pemerintah, konsep tapak, konsep

bangunan F

LATAR BELAKANG KASUS

• Mulai diangkatnya Identitas masyarakat Tamil / Madras di kota Medan

• Tingginya tingkat ketertarikan masyarakat Medan terhadap kuliner India

• Kurangnya pusat hiburan yang berkonsep street di kota Medan

• Tingginya generator aktivitas di lokasi perencanaan

MAKSUD

•Wisata kuliner sebagai salah satu keunggulan dari Provinsi Sumatera Utara khusunya kota Medan •Sebagai bagian dari upaya meningkatkan pendapatan daerah

•Menyediakan fasilitas makan dan minum khas India

•Peningkatan identitas masyarakat Madras sebagai suku minoritas di antara masyakat kota Medan

PERMASALAHAN

•Menciptakan pusat kuliner dan hiburan yang mampu mencakup semua kalangan tidak hanya terbatas pada masyarakat Madras.

•Menggabungkan serta menyelaraskan antara Ruang Luar dengan Ruang Dalam sebagai perwujudan tema. •Sirkulasi pada bangunan dan ruang terbuka.

•Pemilihan struktur bangunan dan bahan bangunan,

LATAR BELAKANG TEMA • Sesuai dengan kata “walk” pada judul yang

berkonsep kawasan

Ruang luar dan ruang dalam yang menyatu akan

memperkuat desain

• Adaptasi dengan iklim setempat (tropis).

STUDI LITERATUR dan STUDI BANDING • Pusat Jajanan dan Rekreasi • Kajian tema.

• Bentuk bangunan.

STUDI LOKASI •Ukuran site

•Peraturan pemerintah •Sempadan bangunan •Batas bangunan •Potensi

JUDUL PROYEK dan TEMA

Judul proyek: Indian Festival Walk

Tema: Integrasi Ruang Luar dan Ruang Dalam

PENGUMPULAN DATA •Studi literatur •Survei lapangan •Studi Banding

F

(20)

I. 7. Skematik Penulisan Laporan

BAB I PENDAHULUAN

Berisikan latar belakang kasus proyek, maksud dan tujuan, masalah perancangan, pendekatan, lingkup batasan, kerangka berfikir, dan sistematika laporan.

BAB II DESKRIPSI PROYEK

Berisikan deskripsi proyek; terminologi judul; tinjauan konteks lingkungan yang terdiri atas konteks lingkungan fisik dan non fisik; tinjauan kelayakan proyek; pemilihan lokasi proyek; dan studi banding fungsi sejenis.

BAB III ELABORASI TEMA

Berisikan tentang pengertian dari Arsitektur Tropis, bagaimana menginterpretasikan tema tersebut ke dalam desain, batasan tema, keterkaitan tema dengan judul proyek, dan studi banding tema sejenis.

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

Berisikan tentang analisa area pelayanan dan jumlah daya tampung, analisa pemakai, analisa besaran ruang, dan analisa tapak dari lokasi proyek Akademi Pariwisata.

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Berisikan konsep-konsep dasar yang membahas tentang konsep penerapan tema, konsep penzoningan fungsi dan ruang, konsep perancangan tapak, konsep perancangan struktur, dan konsep utilitas. Hasil perancangan yang berisikan gambar-gambar hasil akhir dari perancangan, yang meliputi site plan, ground plan, tampak, potongan, sketsa maupun lampiran lain yang turut memperjelas gambar hasil rancangan tersebut dan foto-foto maket.

(21)

BAB II

DESKRIPSI PROYEK

II.1. Tinjauan Umum

Data – data umum mengenai proyek meliputi :

» Judul Proyek : Indian Festival Walk

» Kasus Proyek : Pusat Jajanan Kuliner dan Hiburan Khas India

» Tema Proyek : Integrasi Antara Ruang Luar dan Ruang Dalam

» Status Proyek : Fiktif

» Pemilik Proyek : Swasta

» Sumber Dana : Swasta

» Lokasi Proyek : Jl. KH Zainul Arifin – Jl. T.Cik Ditiro Kelurahan Madras Hulu, Medan Polonia

II.1.1. Pengertian Kasus Proyek “Pusat Jajanan Kuliner dan Hiburan Khas India”.

II.1.1.1. Pengertian Pusat

Terdapat beberapa pengertian dari pusat, antara lain sebagai berikut :

» Titik yang terletak di bagian tengah ; Pokok pangkal atau yang menjadi pumpunan (segala

macam kegiatan)1

» Tempat yang utama untuk melakukan kegiatan, aktivitas, urusan, ataupun hal sesuai tujuan2

Kata jajanan berasal dari kata “jajan” yang mempunyai arti membeli sesuatu yang

tidak disajikan di rumah. Kata itu sendiri lahir dari kegiatan siswa sekolah dasar yang suka

membeli sesuatu yang dimakan sewaktu pulang sekolah. Kegiatan jajan ini dipakai pada

proyek ini karena pengunjung yang datang ke Indian Festival Walk ini ingin mencoba

makanan selain makanan di rumah.

II.1.1.2. Pengertian Jajanan

1

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1995

2

(22)

II.1.1.3. Pengertian Kuliner

Kuliner adalah hasil olahan yang berupa masakan. Masakan tersebut berupa lauk

pauk, makanan (penganan), dan minuman. Karena setiap daerah memiliki cita rasa tersendiri,

maka tak heran jika setiap daerah memiliki tradisi kuliner yang berbeda – beda.3

 Tindakan menghibur ; menyenangkan pekerjaan bagi pikiran ; pengalihan ; geli

Pada Indian

Festival Walk ini terdapat masakan khas India yang terdiri dari masakan dari India Utara,

Barat, Selatan, Timur, dan Timur Laut. Selain masakan khas India, terdapat pula masakan

khas Barat, Asia, dan lain – lain yang memperlihatkan kuliner khas negara masing – masing.

II.1.1.4. Pengertian Hiburan

Beberapa pengertian hiburan antara lain sebagai berikut :

 Sesuatu affording kesenangan, hiburan, atau hiburan, esp. kinerja dari beberapa jenis

 Ramah ketentuan untuk kebutuhan dan keinginan tamu

 Sebuah divertingly petualang, komik, atau novel picaresque

 Pemeliharaan dalam jangkauan layanan4

 Segala sesuatu – baik yang berbentuk kata-kata, tempat, benda, perilaku – yang dapat menjadi penghibur atau pelipur hati yang susah atau sedih5

II.1.1.5. Pengertian India

India merupakan singkatan dari kata “Republik India” adalah sebuah negara di Asia

yang mempunyai jumlah penduduk terbanyak kedua di dunia, dengan populasi lebih dari satu

milyar jiwa, dan adalah negara terluas ke tujuh berdasarkan ukuran wilayah geografis di

dunia.6

Jadi Pusat Jajanan India dan Hiburan Khas India merupakan tempat aktivitas

utama sebagai tempat hiburan yang menyenangkan dan mencoba makanan berupa lauk pauk,

penganan, dan minuman khas dari negara India.

(23)

II.1.2.1. Pengertian Indian

Dalam bahasa Inggris merupakan sebutan untuk suku bangsa yang menempati

wilayah negara India.

II.1.2.2. Pengertian Festival

Berasal dari bahasa latin yaitu festa atau pesta. Festival berarti pesta besar atau sebuah

acara meriah yang diadakan dalam rangka memperingati sesuatu.7

1. Rencana Umum Tata Ruang Kota ( RUTRK ) Medan. II.1.2.3. Pengertian Walk

Dalam bahasa Indonesia berarti berjalan merupakan suatu bentuk transportasi tanpa

kendaraan sebagai salah satu penggerak utama untuk berpindah posisi tempat.

Jadi Indian Festival Walk merupakan suatu tempat yang meriah layaknya sebuah

pesta besar dan meriah dimana pengunjung yang datang dapat menikmati pertunjukkan –

pertunjukkan dan makanan / kuliner khas dari negri India hanya dengan moda jalan kaki.

II.2. Tinjauan Khusus

Pada sub bab tinjauan khusus ini akan dibahas mengenai lokasi site untuk fungsi

bangunan Pusat Jajanan Kuliner dan Hiburan Khas India. Dimulai dari penjabaran tentang

kriteria pemilihan lokasi dan tapak, dilanjutkan dengan menganalisa berbagai alternatif lokasi

sesuai kriteria yang telah ditetapkan. Berikut penjelasan masing – masing langkah yang

disebutkan diatas.

II.2.1. Kriteria Pemilihan Lokasi

Sebagai sebuah bangunan publik yang bersifat komersil maka hal pertama yang harus

dilakukan ialah memilih lokasi yang mendukung keberadaan gedung atau tempat kegiatan

Pusat Perbelanjaan ini. Kriteria pemilihan lokasi untuk gedung Pusat Perbelanjaan ini

meliputi faktor – faktor sebagai berikut :

Berdasarkan RUTRK, wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Medan ditetapkan

menjadi 5 wilayah Pengembangan Pembangunan (WPP), yaitu :

7

(24)

Wilayah

Pembangunan

Cakupan Wilayah

adm. Kecamatan

Pusat

Pengembangan Kegiatan Utama

WPP A

Kec. Medan Belawan

Kec. Medan Marelan

Kec. Medan Labuhan

Belawan

Kec. Medan Timur

Kec. Medan

Perjuangan

Kec. Medan Area

Kec. Medan Denai

Kec. Medan Amplas

Aksara

Kec. Medan Baru

Kec. Medan Maimoon

Kec. Medan Polonia

Kec. Medan Kota

Kec. Medan Johor

Inti Kota

- Pusat Pendidikan

WPP E

Kec. Medan Barat

(25)

Kec. Medan Petisah

Kec. Medan Sunggal

Kec. Medan Helvetia

Kec. Medan

Tuntungan

Kec. Medan Selayang

- Perumahan

- Perkantoran

- Lapangan Golf

- Hutan Kota

Berdasarkan ketentuan yang ditetapkan dalam RUTRK di atas, maka lokasi yang tepat

untuk mendirikan pusat hiburan yang bersifat komersil adalah di daerah pusat kota yang

diorientasikan menjadi pusat CBD.

2. Lingkungan

Berada pada lokasi yang strategis, representatif dan cocok untuk fungsi pendukung

skala kota. Lingkungan yang kondusif, seperti : keamanan dan kenyamanan, sangat

mendukung kegiatan Pusat Hiburan yang akan dirancang.

3. Jarak ke pusat kota

Fungsi bangunan adalah sebagai pusat hiburan, dimana orang yang datang

memiliki tujuan untuk menyenangkan diri, sehingga orang tidak orang dapat

bersantai dan melupakan sejenak pikiran yang menggangu selama bekerja seharian.

Dengan keberadaaan bangunan Indian Festival Walk dekat dengan pusat kota,

diharapkan masyarakat dapat menyempatkan diri mengunjungi Indian Festival

Walk agar dapat mengembalikan kesegaran pikiran setelah seharian beraktivitas.

4. Place Of Identity

Pada kriteria penentuan lokasi, faktor Place of Identity dianggap sangat penting untuk

menentukan langkah proses desain berikutnya apakah telah sesuai dengan latar belakang

tempat tersebut karena fungsi bangunan Medan Shop Spot sebagai Pusat Perbelanjaan Tabel 2.1. Tabel Peruntukan Lahan

(26)

dianggap sangat berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan publik secara luas

terutama publik di sekitar lokasi perencanaan.

II.2.2. Kriteria Pemilihan Tapak

Kriteria pemilihan tapak untuk Pusat Perbelanjaan meliputi faktor-faktor sebagai

berikut :

1. Ukuran Lahan

Ukuran lahan harus mencukupi untuk program fungsional dan ruang

pengembangan masa mendatang, biasanya dilakukan untuk mengantisipasi perluasan

gedung parkiran. ( > 1 ha).

2. Fungsi lain di sekitar tapak

Jenis fungsi lain yang berada di sekitar tapak dapat mempengaruhi kegiatan

operasionalnya. .

3. Pencapaian

Karena Pusat Hiburan menekankan hubungan yang erat dengan publik umum

tersebut, maka Pusat Hiburan tersebut harus dengan mudah dicapai dengan baik oleh

pejalan kaki maupun dengan transportasi umum.

4. Kemacetan

Daerah yang memiliki tingkat kemacetan yang tinggi akan mempengaruhi

aksesibilitas ke bangunan. Konsumen kurang berminat untuk mengunjungi Pusat

Hiburan tersebut apabila aksesibilitas/pencapaian ke bangunan kurang baik.

5. Pengenalan entrance

Entrance menuju dan keluar tapak harus semudah mungkin bagi pengunjung,

dengan adanya focal point untuk memudahkan pengunjung berorientasi.

II.2.3. Alternatif Lokasi

Berdasarkan kriteria pemilihan di atas, maka diputuskan untuk memilih tiga alternatif

tapak di kota Medan yang cocok untuk proyek Medan Shop Spot. Alternatif tersebut akan

dianalisa dan kemudian dipilih tapak yang paling sesuai. Lokasi tapak yang terpilih adalah :

» Jl. Rahmadsyah

» Jl. Jend. Ahmad Yani

(27)

» Lokasi Jl. Rahmadsyah

Data Lokasi :

» Jl. Rahmadsyah

» Eksisting : Pasar Sambas

» Kecamatan Medan Kota

» Luas Site : ± 2,2 Ha

» Lokasi Jl. Jend.A.Yani

Data Lokasi :

» Jl. Jend.A.Yani

» Eksisting : Pemukiman Penduduk

» Kecamatan Medan Barat

» Luas Site : ± 1,3 Ha Gambar 2.1. Peta Lokasi Alternatif 1

Sumber : Olahan Data Primer

(28)

» Lokasi Jl. KH Zainul Arifin

Data Lokasi :

» Jl. KH Zainul Arifin

» Eksisting : Pemukiman Penduduk

» Kecamatan Medan Polonia

» Luas Site : ± 2,5 Ha

II.2.4. Landasan Teori Place of Identity

Pada kriteria penentuan lokasi, terdapat faktor place of identity yang penting untuk

menentukan lokasi yang tepat. Pada bab ini akan dibahas mengenai teori place of identity

yang diambil dari beberapa sumber di internet.

Place of Identity terdiri dari dua kata, yaitu “Place” dan “Identity”. Place atau tempat

adalah letak, lokasi, atau posisi. Sedangkan Identity atau identitas adalah simbolisasi ciri khas

yang mengandung diferensiasi dan mewakili citra organisasi. Identitas dapat berasal dari

sejarah, visi atau cita-cita, misi atau fungsi, tujuan, strategi atau program.8

8

Jadi, dapat disimpulkan pengertian dari Place of Identity adalah suatu ciri khas dari

suatu tempat atau lokasi tertentu yang lahir dari sejarah tempat itu sendiri sehingga

menjadikannya simbol bagi wilayah yang mencakup tempat tersebut.

Terdapat tiga alternatif lokasi yang dipilih sebelumnya dan ketiga lokasi tersebut

memiliki place of identity tersendiri yang melahirkan suatu persepsi tersendiri bagi

masyarakat kota Medan maupun wisatawan.

» Lokasi Jl. Jend A.Yani

(29)

Termasuk ke dalam kawasan Pasar Ikan Lama di daerah Kesawan. Kawasan ini

memiliki nilai sejarah yang sudah berumur lebih dari 100 tahun. Pada awalnya, seorang

konglomerat keturunan Tionghoa bernama Cong A Fie yang membangun pasar yang menjual

segala jenis sayur – mayur, ikan, daging, dll. Kemudian oleh pemerintah Belanda dibangun

sebuah pusat pasar terbesar di kota Medan sehingga semua pedagang dipindahkan ke pusat

pasar. Kawasan pasar ikan lama berubah menjadi tempat menjual kain meskipun namanya

tetap tidak berubah hingga sekarang.9

Lokasi ini terletak pada kawasan yang dikenal dengan nama kampung madras

(kampung keling). Nama kawasan ini diambil karena mayoritas jumlah penduduk yang

mendiami kawasan ini adalah keturunan India. Masyarakat tersebut memiliki budaya dan cara

berpikir yang cukup berbeda dengan masyarakat kota Medan lainnya yang keturunan

non-India. Identitas yang tercipta di kawasan ini lebih kepada budaya dan kegiatan

masyarakatnya, masakan – masakan atau kuliner yang terkenal. Dengan mempertimbangkan Bahkan pasar ikan lama telah diketahui luas oleh

masyarakat Medan hingga wisatawan yang datang. Identitas inilah yang menjadi dasar

penetapan Jl. Jend A Yani menjadi salah satu alternatif lokasi karena diharapkan perencanaan

proyek ini dapat menghidupkan kembali serta menata kembali kawasan pasar ikan lama yang

telah lama dan berusia tua.

» Lokasi Jl. Rahmadsyah

Lokasi ini berhubungan langsung dengan Jl.SM Raja yang merupakan salah satu

koridor jalan yang ramai di kota Medan. Lokasi ini dekat dengan kawasan Kesultanan Sri

Deli dan Masjid Raya yang tercatat dalam sejarah lahirnya kota Medan. Akan tetapi bukan

identitas inilah yang menjadi pertimbangan dipilihnya lokasi ini menjadi alternatif melainkan

tipologi fungsi bangunan di kawasan koridor Jl. SM Raja yang mayoritas adalah perhotelan

mulai dari kelas melati hingga berbintang. Banyaknya hotel – hotel yang terdapat di kawasan

ini menjadikan identitas tersendiri bagi masyarakat kota Medan dan wisatawan yang datang.

Perencanaan proyek ini diharapkan dapat menjadi sempurna oleh identitas yang telah tercipta

sebelumnya di kawasan ini.

» Lokasi Jl. KH Zainul Arifin

9

(30)

identitas ini, maka perencanaan proyek ini diharapkan dapat sesuai dengan budaya

masyarakat keturunan India sehingga dapat menjadi satu identitas baru yang tetap mencakup

identitas yang sebelumnya.

II.2.5. Analisa Pemilihan Lokasi

NO KRITERIA PEMILIHAN LOKASI

LOKASI

Jl Rahmadsyah Jl Jend A.Yani Jl KH Zainul Arifin

1 Konteks Peruntukan ( RUTRK ) Cocok

2 Lingkungan Kondusif

(4)

yang datang ke kota Medan. Identitas kawasan

ini erat dengan medan tourism.

(5)

Sejarah berkembangnya kota

Medan dimulai dari kawasan ini. Masih terdapat rumah – rumah tua bekas kolonial sehingga identitas di kawasan

ini sangat erat. (5)

Identitas di kawasan ini lebih kepada masyarakat dominan

yang menempati kawasan ini. Budaya

masyarakat Madras (Keling) sangat berbeda dengan masyarakat lainnya. Sehingga kawasan ini

memiliki identitas budaya yang cukup

menarik. (5)

NILAI AKHIR 13 12 13

II.2.6. Analisa Pemilihan Tapak

NO KRITERIA PEMILIHAN TAPAK

LOKASI

Jl Rahmadsyah Jl Jend A.Yani Jl KH Zainul Arifin

(31)

1 Ukuran Lahan 2,2 Ha

2 Fungsi Lain Sekitar Tapak

UISU,RS Permata Bunda, Masjid Raya

Medan, Yuki Simpang Raya, Perhotelan,dsbnya. Berada dekat dengan

kawasan kesultanan Deli sebagai salah

satu tujuan wisatawan asing. Dan pada kawasan ini banyak di jumpai

hotel – hotel yang diminati oleh wisatawan asing.

(4)

Pasar Ikan Lama,Merdeka Walk,

Rumah Toko, Bank, Hotel,dsbnya. Kawasan yang termasuk dalam sejarah kota Medan, sehingga berpotensi

mendatangkan wisatawan.

(4)

Sun Plaza, Hotel Bintang 5, Apartemen Eksklusif, Jajanan Malam, Gedung

Perkantoran dan Bank,dsbnya. Terkenal dengan sebutan kampung madras (kampung keling) sekaligus dengan kuliner khas India serta terdapat

gedung – gedung bertingkat banyak sebagai ikon kawasan

elit. (5)

3 Pencapaian

Mudah dicapai karena berhubungan

dengan Jl.SM Raja (4)

Mudah dicapai karena terletak di arteri jalan

kota Medan. (4)

Mudah dicapai karena merupakan salah satu kawasan perkantoran yang ramai dilalui

angkutan umum. (4)

4 Kemacetan

Jarang terjadi kemacetan meskipun

lebar jalan kurang besar karena merupakan terusan 1 arah dari Jl SM Raja.

(5)

Sering terjadi kemacetan karena

lebar jalan yang sempit dan tidak sebanding dengan

tingkat aktifitas masyarakat sekitar

jalan tersebut. (3)

Kemacetan di beberapa titik sepanjang jalan tersebut. Akan tetapi lebar jalan yang besar dapat menjadi pemecah

kebuntuan masalah kemacetan di sepanjang

jalan tersebut. (4)

5 Pengenalan Entrance

Cukup mudah diakses jika entrance

diorientasikan di jalan ini. Kekurangannya hanya karena tidak

terletak di jalan utama (Jl. SM Raja).

(4)

Entrance akan mudah diakses karena Jl A Yani merupakan arteri

utama jalan kota Medan sehingga serta kuliner membuat

jalan ini banyak kenal dan ramai dilalui oleh

angkutan umum. Entrance yang diorientasikan pada jalan ini akan sangat mudah di

akses. (5)

NILAI AKHIR 22 20 23

(32)

II.2.7. Lokasi Terpilih

LOKASI Jl. Rahmadsyah Jl. Jend.A.Yani Jl. KH Zainul Arifin NILAI AKHIR KRITERIA

PEMILIHAN LOKASI 13 12 13

NILAI AKHIR KRITERIA

PEMILIHAN TAPAK 22 20 23

TOTAL NILAI AKHIR

35 32 36

Sesuai analisa pemilihan lokasi dan tapak di atas, maka terpilih lokasi site berada di Jalan KH

Zainul Arifin. Tepatnya berada di persimpangan jalan antara Jl. KH Zainul Arifin dan Jl. T.

Cik Ditiro. Berikut adalah gambaran umum lokasi proyek tersebut :

Data Eksisting Lokasi :

Lokasi : Jl. KH Zainul Arifin – Jl. Taruma

Luas Site : ± 2,57 Ha

Batas – batas :

» Utara : Pemukiman Penduduk

Tabel 2.4. Tabel Tabulasi NIlai Lokasi

Sumber : Olahan Data Primer

(33)

» Timur : Jl. Taruma; Pemukiman Penduduk

» Selatan : Jl. KH Zainul Arifin ; Pemukiman Penduduk

» Barat : Sungai Babura

II.3. Studi Tipologi

II.3.1. Studi Tipologi Pusat Jajanan Kuliner / Food Center

Pusat jajanan kuliner telah menjadi semakin populer di dunia yang dapat kita lihat

dari semakin berkembang pesatnya tempat menjual makanan di pinggir jalan. Pusat jajanan

mempunyai kesamaan dengan restoran pada umunya yaitu dari segi penyajian makanan dan

banyaknya jenis makanan yang tersedia. Perbedaan yang mendasar hanya pada lokasi dan

tempat menjajakan makanannya.

Pada proyek Indian Festival Walk ini, terdapat restoran yang menjual makanan khas

India dengan berbagai konsep seperti konsep outdoor, formal, dan VIP restaurant dan juga

tersedia retail – retail yang menjual makanan khas India bagi pengunjung yang lebih

menyukai kegiatan makan sambil jalan. Berikut akan dijabarkan beberapa jenis dan

klasifikasi restoran, tata serta persyaratan ruang dalam restoran.

II.3.1.1. Jenis dan Klasifikasi Restoran

Dilihat dari pengolahan dan sistem penyajian, restoran dapat diklasifikasikan menjadi

tiga yaitu :

1. Formal Restaurant ( Restoran Formal )

Pengertian formal restoran adalah industri jasa pelayanan makan dan minuman yang

dikelola secara komersil dan profesional dengan pelayanan yang eksklusif.

Ciri – ciri restoran formal :

» penerimaan pelanggan dengan sistem pemesanan tempat terlebih dahulu

» para pelanggan terikat dengan menggunakan pakaian formal

» menu pilihan yang disediakan adalah menu klasik / menu Eropa populer

» sistem penyajian yang dipakai adalah Russian Service / French Service atau

(34)

» dibuka untuk pelayanan makan malam atau makan siang atau untuk makan malam

dan makan siang, tetapi tidak untuk menyediakan makan pagi

» menyediakan berbagai merek minuman bar secara lengkap khususnya wine dan

champagne dari berbagai negara penghasil wine di dunia

» menyediakan hiburan musik hidup ( live music ) dan tempat musik untuk

pertunjukan dengan suasana romantis dan eksklusif

» harga makanan dan minuman relatif tinggi

» penataan bangku dan kursi memiliki area servis yang luas untuk dapat dilewati

guerdon

» tenaga relatif banyak dengan standar kebutuhan satu pramusaji untuk melayani 4 – 8

pelanggan.

2. Informal Restaurant ( Restoran Infomal )

Pengertian restoran informal adalah industri jasa pelayanan makanan dan minuman

yang dikelola secara komersial dan profesional dengan lebih mengutamakan kecepatan

pelayanan, kepraktisan, dan percepatan frekuensi yang silih berganti pelanggan.

Ciri – ciri restoran informal :

» harga makanan dan minuman relatif murah

» penerimaan pelanggan tanpa sistem pemesanan tempat

» para pelanggan yang datang tidak terikat untuk mengenakan pakaian formal

» sistem penyajian makan dan minum yang dipakai American Service / Ready Plate

bahkan self service ataupun counter service

» tidak menyediakan musik hidup ( live music )

» penataan meja dan bangku cukup rapat antara satu dengan yang lainnya.

» daftar menu oleh pramusaji tidak dipresentasikan kepada tamu / pelanggan namun

dipampang di counter / langsung di setiap meja makan untuk mempercepat proses

pelayanan

» menu yang disediakan sangat terbatas dan membatasi menu – menu yang relatif

cepat selesai dimasak

» jumlah tenaga servis relatif sedikit dengan standar kebutuhan satu pramusaji untuk

(35)

3. Specialties Restaurant ( Restoran Khas )

Pengertian specialties restaurant adalah industri jasa pelayanan makanan dan

minuman yang dikelola secara komersil dan professional dengan menyediakan makanan khas

dan diikuti dengan sistem penyajian yang khas dari suatu negara tertentu.

Ciri – ciri Specialties Restaurant :

» menyediakan sistem pelayanan tempat

» menyediakan menu khas suatu negara tertentu, populer, dan disenangi banyak

pelanggan secara umum

» sistem penyajian disesuaikan dengan budaya negara asal dan dimodifikasi dengan

budaya internasional

» hanya dibuka untuk menyediakan makan siang dan atau makan malam

» menu ala carte dipresentasikan oleh pramusaji ke pelelangan

» biasanya menghadirkan musik / hiburan khas negara asal

» harga makanan relatif tinggi dibanding informal restaurant dan lebih rendah

dibanding formal restaurant

» jumlah tenaga servis sedang, dengan standar kebutuhan satu pramusaji untuk

melayani 8 – 12 pelanggan.

II.3.1.2. Tata Ruang Restoran

Mendirikan restoran tidak terlepas dari persiapan awal yaitu tata ruang dan rancang

bangun yang sesuai dengan kebutuhan operasional restoran secara keseluruhan. Bangunan

restoran menjadi tempat manusia melakukan aktivitas seperti mempersiapkan bahan makanan

dan minuman, memproses bahan mentah manjadi hidangan siap santap. Selain dari pada itu,

restoran memerlukan tempat untuk menyajikan dan tempat pelanggan untuk menikmati

hidangan.

Ruangan restoran hendaknya didesain sedemikian rupa sehingga peletakan meja dan

kursi dapat diatur bervariasi dan dapat berubah susunannya sewaktu – waktu disesuaikan

dengan kebutuhan pelanggan yang menginginkan tempat duduk secara berkelompok dalam

(36)

Tata ruang restoran sebaiknya memiliki fasilitas ruangan yang memadai agar dapat

memberikan dukungan pekerja melakukan aktifitasnya sehingga menghasilkan mutu produk

yang berkualitas serta memberikan kenyamanan bagi para pelanggan restoran untuk

menikmati produk restoran tersebut.

Tata ruang restoran tentunya dirancang dan dibangun dengan mempertimbangkan

siklus kegiatan operasional dimulai dari ruang sebagai tempat melakukan kegiatan awal yakni

penerimaan bahan mentah kemudian diproses sampai dengan penyajiannya. Semua tahapan

tersebut memerlukan ruangan yang memadai.

Komponen utama restoran antara lain :

1. Restaurant Area ( Area Restoran )

» guest sitting area ( area tempat duduk )

» sideboard area ( papan menu )

» space area / gaa way ( sirkulasi )

» dance floor ( lantai dansa )

» stage area ( panggung )

» dressing room ( ruang ganti )

» lighting room ( ruang pencahayaan )

» operator room ( ruang operator )

» cashier room ( kasir )

» restaurant manager ( ruang manajer )

» cocktail lounge ( tempat koktail )

» guest entrance ( pintu masuk tamu )

» staff entrance ( pintu masuk pegawai )

» emergency exit ( pintu darurat )

2. Kitchen Area ( Area Dapur )

» kitchen office ( kantor dapur )

» cold service ( area pendingin )

» hot service ( area pemanas )

» pastry and bakery ( area pembuat roti )

» garde manager area ( area manager )

(37)

» preparing area ( area persiapan )

» kitchen counter ( kounter )

» blower ( pengeringan )

» pantry area ( area pantri )

» goods and kitchen staff entrance ( pintu masuk barang dan pegawai dapur )

» order and picking food area ( area pemesanan makanan )

» wash up space ( area cuci )

» beverage space ( area minuman )

3. Bar Area

» bar counter ( kounter )

» cocktail lounge ( area koktail )

» bar display ( area pameran )

» bartender table ( meja pelayan bar )

» wine rack ( rak minuman )

» bar refigerator ( kulkas / pendinging minuman )

» bar entrance ( pintu masuk bar )

4. Steward Area ( Area Pelayan )

» steward office ( kantor pelayan )

» equipment office ( gudang peralatan )

» washing area ( area cuci )

» clean equipment area ( area peralatan bersih )

» wash basket area ( area cuci keranjang )

5. Parking Area ( Area Parkir )

» car entrance and exit ( jalur masuk dan keluar )

» car parking area ( area parkir )

» gardening ( taman )

» parking office and ticketing counter ( pos jaga dan loket parkir )

6. Employee Area ( Area Pekerja )

» employee entrance ( pintu masuk pegawai )

(38)

» employee toilet ( kamar mandi pegawai )

» dining employee ( ruang makan pegawai )

7. Storeroom ( Gudang )

» groceries area ( area grosir )

» perishable area ( area barang tanpa pengawet )

» material and supplies area ( tempat peralatan )

» storekeeper office ( kantor penjaga )

» good washing area ( tempat cuci )

8. Garbage Area ( Area Pembuangan Sampah )

» wet garbage space ( tempat sampah basah )

» dry garbage space ( tempat sampah kering )

9. Toilet

» guest toilet : ladies and gentlement ( toilet umum untuk wanita dan pria )

II.3.1.3. Persyaratan Ruangan Restoran

1. Ruangan Depan

Ruangan depan yang dimaksud disini adalah ruangan – ruangan yang mempunyai

fungsi dan kegunaan diperuntukkan bagi pelanggan restoran sebagai daerah pelayanan,

seperti restoran, bar, cocktail lounge, ruang parkir, tempat ibadah, dan lain – lain sebagainya.

Persyaratan ruangan restoran :

» luas area memenuhi standar

» penyekat antara restoran dan dapur harus tahan terhadap api

» tersedianya pintu darurat dan tangga darurat

» selalu terpasang alat pendeteksi kebakaran

» pintu keluar / masuk pelanggan, pintu keluar / masuk pegawai dan pintu jalanan harus

terpisah

» cukup penerangan

(39)

» layout ruangan yang tercipta mudah dirubah

2. Ruangan Belakang

Yang dimaksud dengan ruangan depan adalah ruangan – ruangan yang memiliki

fungsi dan kegunaan sebagai area penyimpanan, penyiapan, pengolahan produk makanan dan

minuman yang mana sebagai tempat aktivitas kerja bagi karyawan restoran dan sebagai

daerah terlarang bagi para pelanggan untuk masuk di dalamnya seperti dapur, gudang, tempat

penumpukan sampah, steward area dan lain sebagainya.

Syarat – syarat area belakang :

a. cukup penerangan

b. gudang penyimpanan bahan makanan terpisah sesuai jenisnya.

c. lantai tidak licin dan dibuatkan selokan – selokan saluran pembuangan air yang memadai

dan lancar

d. terpasangnya alat penghisap dan saluran pembuangan asap dapur

II.3.1.4. Pedoman Luas Area Restoran

Untuk menentukan luas area restoran, bar, dapur, dan ruang – ruang lain yang terkait

dengan sarana kebutuhan operasional.

No Jenis Restoran Pedoman Luas

(40)

7

Coffee Shop Kitchen

1,4 m2 / orang

1,4 m2 / orang

1,45 m2 / orang

» luas no 1 – 5 tidak termasuk dapur restoran, sedangkan cafe dan canteen hanya memerlukan

tempat penyimpan makanan dengan ruang yang praktis sedangkan luas untuk no 6 sudah

termasuk dapur.

» luas bar no 7 dan no 9 belum termasuk bar counter

» luas bar no 7 dan no 9 sudah termasuk tempat penyimpanan minuman dan peralatan servis.

» luas no 14 – 16, termasuk tempat penyimpanan makanan panas, ruang penyimpanan

makanan dingin, tempat cuci, dan chef office.

II.3.2. Studi Tipologi Pusat Perbelanjaan

II.3.2.1. Bentuk – Bentuk Mall

(41)

Bentuk – bentuk mall dapat dibagi menjadi 4 bentuk menurut pengolahannya :

a. Bentuk mall berdasarkan penutup bangunan

1. Mall Terbuka (Open Mall)

Adalah mall tanpa pelingkup, merupakan mall yang terbuka langsung terhadap cahaya

matahari sehingga memberi kesan luas dan cocok untuk udara, tetapi berpengaruh pada

kenyamanan terhadap gangguan cuaca dan antara retail saling terpisah.

2. Mall Tertutup (Enclosed Mall)

Adalah mall dengan pelingkup merupakan sutu bangunan lengkap dimana pedagang

dan pemilik toko terlindungi dalam bangunan yang tertutup dan terkontrol serta

dimungkinkan terjadinya interaksi sosial. Dengan dilengkapi fasilitas rekreasi seperti tempat

duduk, taman, ruang pamer, atau promosi serta pelengkap lainnya. Mall tertutup dilengkapi

dengan pengkondisian udara sementara untuk pencahayaan alami.

3. Composite Mall

Merupakan gabungan antara mall terbuka dan tertutup, dimana sebagian terbuka dan

sebagian lain tertutup. Bentuk ini timbul untuk mengantisipasi terhadap pengaruh

pengontrolan penghawaan dan keborosan energi serta mahalnya biaya perawatan.

b. Tipe Mall

1. Full Mall

Terbentuk oleh sebuah jalan yang sebelumnya digunakan untuk lalu lintas kendaraan

kemudian diperbaharui menjadi jalur pejalan kaki atau plaza (alun – alun) yang dilengkapi

dengan potion, patung, air mancur, paving untuk pejalan kaki. Sebuah full mall dibangun di

area dengan jumlah penduduk dan dasar ekonomi bermacam – macam, biasanya dengan

jumlah penduduk antara 9725 – 360 000 jiwa. Seperti di negara Lebanon, New Hampshire,

dan Louisville.

2. Transit Mall

Transit Mall atau dikembangkannya lalu lintas mobil pribadi dan trek ke jalan lain

dan hanya mengijinkan angkutan umum seperti bis dan taksi. Area parkir direncanakan

tersendiri dan menghindari sistem parkir pada jalan (on street parking), jalur pejalan kaki

(42)

3. Semi Mall

Semi Mall lebih menekankan pada pejalan kaki, oleh karena itu areanya diperluas dan

dilengkapi dengan pohon – pohon dan taman, bangku – bangku, pencahayaan dan fasilitas

buatan lainnya, sedangkan jalur kendaraan dikurangi.

c. Bentuk Mall menurut komposisi ukuran dan bentuk

1. Bentuk L (L Shaped)

2. Bentuk Segitiga (Triangle Shaped)

3. Bentuk Jalur (Stripe Shaped)

4. Dumb Bell Shaped

5. Bentuk U (U Shaped)

6. Bentuk Cluster (Cluster Shaped)

7. Double Dumb Bell Shaped

8. Bentuk T (T Shaped)

d. Bentuk Mall berdasarkan sistem parkir

1. Stripe Center with Curb Parking

2. Stripe Center with Off – Street Parking

3. Double Strip Center with Off – Street Parking

4. Mall Center with Only One Magnet

5. Mall Center with Magnet Centerally Placed

6. Cluster – Type Center

7. “Introverted” Center

II.3.2.2. Prinsip Shopping Mall

Prinsip dasar Shopping Mall terletak pada peran dan pola hubungan antara unit retail

dan mall. Lebih sekedar street of shop melainkan sebagai penghubung, pengontrol,

pengorganisir unit retail serta mengidentifikasi area (memberikan kejelasan orientasi).

(43)

Mencapai komunitas flow melalui efek ping pong sehingga semua ruang bernilai

strategis. Control zone dicapai dengan :

1. Pola Mall, linier sederhana, dengan jalur utama tanpa pembagi agar semua ruang sewa

strategis dan orientasi sirkulasi jelas.

2. Magnet / Anchor, unit utama sebagai objek penarik pengunjung. Kuncinya adalah

perancangan anchor tenant. Penyewa seperti supermarket, cineplex, restoran,

amusement, dan lainnya, penempatannya harus mampu menjadi magnet bagi

pengunjung.

3. Pembatasan panjang dan lebar, mempertimbangkan kenyamanan pejalan kaki dan

komunikasi antara tenant.

4. Pembatasan tinggi bangunan, dilakukan orientasi horizontal tercapai

b. Tenan Mix

Pengelompokkan magnet dan unit retail berdasarkan jenis materi perdagangan dengan

sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan persaingan yang mematikan.

Design Criteria

Desain dari masing – masing unit sewa telah ditentukan sebelumnya kepada para tenant,

menyangkut perwujudan fisik seperti ketentuan mengenai bahan, warna, desain interior, dll

yang mengutamakan kesesuaian bukan kesenangan.

II.3.2.3. Unsur Shopping Mall

Mall merupakan penggambaran dari kota yang terbentuk oleh elemen – elemen :

a. Anchor (Magnet)

Merupakan transformasi dari nodes dapat pula berfungsi sebagai land mark,

perwujudannya berupa plaza dalam shopping mall.

b. Secondary Anchor (Magnet Sekunder)

Merupakan transformasi dari distrik perwujudan berupa toko – toko pengecer, retail,

supermarket, superstore, dan bioskop.

c. Street Mall

Merupakan transformasi path perwujudannya berupa pedestrian – pedestrian yang

menghubungkan magnet – magnet.

(44)

Merupakan transformasi dari edges sebagai pembatasan pusat pertokoan di tempat –

tempat luar.

II.3.2.4. Sistem Pelayanan

Sistem pelayanan Shopping Mall antara lain :

a. Personal Service System

Pelayanan dengan menggunakan cara tawar menawar antara pedagang dan konsumen

dimana pelayanan dilayani dengan pramuniaga.

b. Self Service System

Pelayanan dimana konsumen diberi kebebasan memilih dan mengambil barang yang

diinginkan kemudian menyerahkannya ke pramuniaga.

c. Self Select System

Pelayanan dimana konsumen diberi kebebasan memilih dan mengambil barang yang

diinginkan kemudian menyerahkannya ke pramuniaga.

d. Vending Machine System

Pelayanan dimana konsumen dilayani dengan menggunakan peralatan mekanis.

e. Order System

Pelayanan diman konsumen dilayani dengan cara memesan barang terlebih dahulu dari

contoh yang ada melalui sarana komunikasi pos dan telepon.

II.3.2.5. Pelaku dan Kegiatan

Pelaku dan kegiatan pada pusat perbelanjaan secara garis besar terdiri dari :

a. Kelompok Pengunjung

Yaitu sekelompok orang atau perorangan yang mengunjungi fasilitas ini untuk mencari

dan membeli barang kebutuhannya. Kegiatan pengunjung disini ada yang datang dengan

tujuan membeli barang, melihat – melihat, mencari hiburan, berekreasi, atau hanya

berjalan – jalan.

(45)

Yaitu sekelompok orang atau perorangan yang melakukan kegiatan menjual barang

kebutuhan atau jasa, sebagai pengecer (retail) akhir, yang memanfaatkan ruang toko atau

pertokoan dengan sistem sewa kepada pihak pengelola.

Penyewa (tenant) pada shopping mall terdiri dari penyewa besar, penyewa menengah,

dan penyewa kecil yang pada umumnya sering disebut Minimarket, Supermarket, dan

Hypermarket. Perbedaan istilah minimarket, supermarket, dan hypermarket adalah di format,

ukuran, dan fasilitas yang diberikan. Contohnya : minimarket berukuran kecil (100 m2 s/d 999

m2) – supermarket berukuran sedang (1000 m2 s/d 4999 m2) – hypermarket berukuran besar

(5000 m2 keatas).

Minimarket

Sebuah minimarket sebenarnya adalah semacam “toko kelontong” atau yang menjual

segala macam barang dan makanan, namun tidak selengkap dan sebesar sebuah supermarket.

Berbeda dengan “toko kelontong”, mini market menerapkan sistem swalayan, dimana

pembeli mengambil sendiri barang yang dibutuhkan dari rak – rak dagangan dan

membayarnya di kasir. Sistem ini juga membantu agar pembeli tidak berhutang. Contoh

minimarket : Alfamart, Indomaret, Circle K, dll.

Supermarket

Pada supermarket semua barang ada, dari kelontong, sepeda, TV dan camera, perabot,

baju, ikan dan daging, buah – buahan, minuman, dan berbagai jenis kebutuhan sehari – hari.

Contoh supermarket : Macan Yaohan Supermarket, Sinat Supermarket, Carrefour Express,

dll.

Hypermarket

Disini hypermarket adalah supermarket yang besar termasuk lahan parkirnya. Contoh

hypermarket : Carrefour, Hypermart, Giant Hypermarket, dll.

c. Kelompok Pengelola

Yaitu sekelompok orang atau badan yang mengelola dan bertanggung jawab atas segala

kegiatan yang berlangsung dalam pusat perbelanjaan serta mengatur semua jalannya

(46)

(tenant) atau pemilik usaha, sehingga dapat dicapai suatu kelancaran kegiatan,

kenyamanan, kemudahan, dan keamanan.

Penyusunan ruang dalam perencanaan fisik bangunan menggunakan pengelompokkan

yang bertujuan menciptakan efisiensi dan efektifitas dalam koordinasi hubungan dan fungsi

ruang. Kelompok kegiatan ini dibagi menjadi :

a. Kelompok kegiatan umum

Yaitu kegiatan yang bersifat publik dan sebagai tempat orientasi semua pemakai

bangunan

b. Kelompok kegiatan perbelanjaan

Yaitu kegiatan penjualan untuk berbagai komoditas barang dan jasa, kelompok

kegiatan ini berfungsi sebagai wadah aktifitas utama antara penjual dan penyewa toko

dengan pembeli / konsumen dalam melakukan transaksi. Kelompok kegiatan ini

terdiri dari :

 Kegiatan perdagangan retail atau eceran yang berupa :

Unit – unit toko

Fungsinya menjual kelompok barang kebutuhan berkala yaitu kebutuhan

sekunder dan tersier. Pada umumnya sistem penjualan yang dipakai adalah

personel servis. Semua toko harus mendapatkan kesempatan yang sama untuk

terlewati oleh pengunjung.

Deparment Store

Merupakan kelompok pertokoan yang lengkap yang menyediakan kebutuhan

sekunder dan tersier dengan satu sistem pengelolaan. Departemen store adalah

merupakan magnet dalam pusat perbelanjaan, maka harus diletakkan disisi

bangunan sehingga dapat menarik arus pengunjung ke tiap – tiap ujung

bangunan.

Supermarket

Fungsinya menjual barang kebutuhan sehari – hari dan keperluan rumah

tangga dengan self service.

(47)

Macam kegiatan jasa yang direncanakan adalah Salon dan Barber Shop,

Beauty Care, dll.

c. Kelompok kegiatan hiburan

Merupakan wadah aktifitas pendukung bagi aktifitas umum dan perbelanjaan yang

ditunjukkan sebagai daya tarik pusat perbelanjaan dan meningkatkan kualitasnya.

d. Kelompok kegiatan pengelola

Yaitu kelompok ruang yang merupakan wadah dan aktifitas pengelolaan pusat

perbelanjaan yang menangani bagian administrasi.

e. Kelompok kegiatan servis

Merupakan wadah aktifitas yang dimaksudkan agar seluruh aktifitas operasional yang

ada dapat berjalan sebagaiman mestinya. Kelompok kegiatan ini mencakup parkir,

ruang mechanical dan electrical, ruang P3K, gudang, dan ruang tamu bongkar muat,

Musholla dan ruang keamanan.

II.3.2.6. Karakteristik dan Daya Tarik Pusat Perbelanjaan

Karakteristik dan bangunan pusat perbelanjaan sebagai bangunan komersil adalah

sebagai berikut :

a. Mengundang, dalam arti mampu menarik sebanyak mungkin lapisan masyarakat

dengan mencerminkan sifat menarik dan terbuka untuk umum.

b. Fungsional, dalam arti pemakaian ruangnya terhadap efisiensi ruang dan nilai – nilai

ekonomis

c. Kontinuitas ruang, sangat besar pengaruhnya terhadap aktivitas perbelanjaan.

Mengingat kebiasaan pengunjung berkeliling melihat barang – barang dan satu toko

ke toko lainnya, yang perlu diimbangi dengan pola sirkulasi kontiniu.

Oleh karena itu, dalam perencanaan dan perancangan pusat perbelanjaan perlu

diperhatikan hal – hal sebagai berikut :

Gambar

Tabel 2.2. Tabel Analisa Pemilihan Lokasi  Sumber : Olahan Data Primer
Tabel 2.3. Tabel Analisa Pemilihan Tapak  Sumber : Olahan Data Primer
Tabel 2.5. Tabel Kebutuhan Ruang dan Kegiatan Penerima  Sumber : Olahan Data Primer
Tabel 2.6. Tabel Kebutuhan Ruang dan Kegiatan  Opera Theatre Sumber : Olahan Data Primer
+7

Referensi

Dokumen terkait

Terkait besaran ganti rugi yang akan diterima, dia menyatakan bahwa harga yang ditetapkan untuk pembebasan tanah aset milik Pemkot Pekalongan sama dengan yang ditetapkan

Komisi IV DPR RI meminta Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk melakukan langkah-langkah strategis secara cermat dengan tidak melakukan pemotongan anggaran

Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengambarkan (a) mengambarkan strategi berbicara yang digunakan oleh mahasiswa semester kesembilan program

Pembelajaran yang dapat memfasilitasi siswa untuk berkarya baik secara individual maupun kelompok diantaranya adalah pembelajaran berbasis Proyek dalam standar

• Kombinasi antara apixaban dan klopidogrel (75 mg sekali sehari) atau kombinasi dengan klopidogrel 75 mg dan asam asetilsalisilat 162 mg sekali sehari tidak menunjukkan

wirausaha baru dapat bertambah dengan waktu pencapaian yang relatif singkat.. Salah satu langkah yang dapat dilakukan dengan penciptaan wirausaha

Semakin besar perkembangan teknologi dan semakin besar jumlah produk dan informasi yang dihasilkan, semakin diperlukan menjadi bagi perusahaan untuk memberikan manajemen

Berdasarkan hasil observasi awal yang penulis lakukan di SD Negeri 18 Banda Aceh tepatnya di kelas VI, penulis melihat kurangnya respon siswa terhadap materi pelajaran yang