INDIAN FESTIVAL WALK
(INTEGRASI RUANG LUAR DAN RUANG DALAM)
LAPORAN PERANCANGAN TKA 490 – STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2009/2010
Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur
Oleh
INDRA KURNIADI 060406052
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
INDIAN FESTIVAL WALK
Oleh
INDRA KURNIADI
060406052
Medan, 18 Juni 2010 Disetujui oleh,
Pembimbing I Pembimbing II
Ir. Dwira N Aulia, M.Sc, PhD Ir. Novrial, M.Eng
(NIP : 19630527 199303 2005) (NIP : 19660303 199303 1002) Ketua Departemen Arsitektur
SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK AKHIR ( SHP2A )
Nama : Indra Kurniadi
NIM : 060406052
Judul Proyek Akhir : Indian Festival Walk
Tema Proyek Akhir : Integrasi Ruang Luar dan Ruang Dalam Rekapitulasi Nilai :
Nilai akhir A B+ B C+ C D E
Dengan ini mahasiswa bersangkutan dinyatakan :
No Status Waktu
Medan, 18 Juni 2010
Ketua Departemen Arsitektur Koordinator TKA-490
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan
karunia yang diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir
ini. Tugas akhir ini dibuat sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik,
khususnya Program Studi Arsitektur. Tugas akhir yang penulis susun ini mengambil judul
Indian Festival Walk dengan tema Integrasi Ruang Luar dan Ruang Dalam. Hasil tugas
akhir ini dituangkan dalam bentuk laporan tertulis.
Laporan ini berisi pembahasan mengenai dasar penentuan judul, tema, deskripsi
proyek, analisa lokasi dan bangunan, konseo serta hasil perancangan arsitektur dalam bentuk
gambar perancangan dan maket. Adapun tujuan penulisan laporan ini adalah selain sebagai
persyaratan mendapatkan gelar sarjana teknik, laporan ini dibuat untuk menyempurnakan
hasil tugas akhir sehingga dapat dibukukan dan bisa diambil manfaatnya oleh pembaca.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada orang – orang yang telah mendukung
penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. Adapun orang – orang yang telah mendukung
saya dalam penyelesaian Tugas Akhir ini adalah :
1.Orang tua dan kakak saya
2.Ibu Ir. Dwira N Aulia, MSc, PhD selaku dosen pembimbing pertama dalam tugas akhir 3.Bapak Ir. Novrial, M.Eng selaku dosen pembimbing kedua dalam tugas akhir
4.Teman – teman khususnya stanbuk 2006, yang telah memberi motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini
5.Dan seluruh pihak – pihak yang terlibat dan telah membantu penulis untuk menyelesaikan Studio Tugas Akhir ini
Semoga laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca sekalian, serta dapat menambah wawasan dan pengetahuan para pembaca khususnya mahasiswa arsitektur.
Medan, 18 Juni 2010
Hormat saya,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …...i
DAFTAR ISI …...ii
DAFTAR GAMBAR …...vi
DAFTAR TABEL …...x
DAFTAR DIAGRAM …...xi
DAFTAR GRAFIK …...xii
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang ...1
I.2. Maksud dan Tujuan ...2
I.3. Perumusan Masalah ...3
I.4. Metode Pendekatan ...3
I.5. Lingkup dan Batasan Proyek...4
I.6. Kerangka Berpikir ...4
I.7. Sistematika Penyusunan Laporan...6
BAB II DESKRIPSI PROYEK II.1. Tinjauan Umum ...7
II.1.1. Pengertian Kasus Proyek...7
II.1.2. Pengertian Judul Proyek...9
II.2. Tinjauan Khusus ...9
II.2.1. Kriteria Pemilihan Lokasi...9
II.2.2. Kriteria Pemilihan Tapak...12
II.2.3. Alternatif Lokasi ...13
II.2.4. Landasan Teori Place Of Identity...15
II.2.5. Analisa Pemilihan Lokasi ...16
II.2.6. Analisa Pemilihan Tapak ...17
II.2.7. Lokasi Terpilih ...18
II.3. Studi Tipologi...20
II.3.2. Studi Tipologi Pusat Perbelanjaan ...28
II.3.3. Studi Tipologi Gedung Pertunjukkan ...37
II.4. Studi Kasus Proyek Sejenis...43
II.4.1. Cihampelas Walk ...43
II.4.2. Merdeka Walk ...47
II.4.3. Paris van Java Mall ...48
II.4.4. Orchard Road ...53
II.4.5. Hongkong Festival Walk...56
II.4.6. Beijing Snack Street ...64
BAB III ELABORASI TEMA III.1. Latar Belakang Pemilihan Tema ...66
III.2. Pengertian Tema ...66
III.3. Tinjauan Teoritis ...67
III.3.1. Tinjauan Tentang Arsitektur Lansekap...67
III.3.2. Tinjauan Tentang Ruang Luar ...68
III.3.3. Tinjauan Tentang Ruang Dalam ...71
III.3.4. Kontinuitas Ruang Luar dan Ruang Dalam...72
III.4. Interpretasi Tema ...73
III.5. Studi Banding Tema Sejenis ...74
BAB IV ANALISA IV.1. Analisa Kondisi Tapak ...77
IV.1.1. Analisa Site dan Kota ...77
IV.1.2. Analisa Eksisting Site ...78
IV.1.3. Analisa Tata Guna Lahan ...79
IV.2. Analisa Potensi dan Kondisi Tapak...80
IV.2.1. Analisa Sirkulasi ...80
IV.2.2. Analisa Pencapaian ...82
IV.2.3. Analisa View ...85
IV.2.4. Analisa Matahari ...87
IV.2.6. Analisa Vegetasi ...89
IV.2. Analisa Fungsional ...90
BAB V KONSEP
V.2. Konsep Ruang Dalam ...114
V.3. Sketsa Ide ...115
BAB VI HASIL PERANCANGAN VI.1. Siteplan Kawasan ………..117
VI.2. Siteplan ………..118
VI.3. Groundplan ………..119
VI.4. Denah Lantai 2 ………..120
VI.5. Denah Lantai 3 ………..121
VI.6. Denah Lantai 4 ………..122
VI.7. Denah Lantai Basement ………..123
VI.8. Tampak Depan dan Belakang ………..124
VI.9. Tampak Samping ………..125
VI.10. Potongan Tapak ………..126
VI.11. Potongan Massa ………..127
VI.12. Rencana Pondasi ………..128
VI.13. Rencana Pondasi dan Pembalokan Pujasera………129
VI.14. Detail Pondasi ………..130
VI.15. Rencana Pembalokan Lantai 1………..131
VI.16. Rencana Pembalokan Lantai 2………..132
VI.17. Rencana Pembalokan Lantai 3………..133
VI.18. Rencana Pembalokan Lantai 4………..134
VI.19. Rencana Pembalokan Lantai Basement………..…..135
VI.20. Detail Balok dan Sloof ………..136
VI.22. Rencana Elektrikal Lantai 1 ………..……..138
VI.23. Rencana Elektrikal Lantai 2 ………..……..139
VI.24. Rencana Elektrikal Lantai 3 ………..……..140
VI.25. Rencana Elektrikal Lantai 4 ………..……..141
VI.26. Rencana Sanitasi Air Berat dan Air Kotor………..……...142
VI.27. Rencana Sanitasi Air Bersih dan Basement……….………..143
VI.28. Rencana Fire Protection Lantai 1……….………..144
VI.29. Rencana Fire Protection Lantai 2……….………..145
VI.30. Rencana Fire Protection Lantai 3……….………..146
VI.31. Rencana Fire Protection Lantai 4……….………..147
VI.32. Perspektif Suasana ……….……….………..148
VI.33. Foto Maket ……….……….………..149
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 2.1. Peta Lokasi Alternatif 1……….…....13
GAMBAR 2.2. Peta Lokasi Alternatif 2……….…....14
GAMBAR 2.3. Peta Lokasi Alternatif 3……….…....14
GAMBAR 2.4. Lokasi Site Terpilih ……….…....19
GAMBAR 2.5. Fasade Depan CiWalk……….…....43
GAMBAR 2.6. Suasana Broadway Spot………....43
GAMBAR 2.7. Suasana Fasilitas Bioskop……….…....43
GAMBAR 2.8. Suasana Young Street Spot………....43
GAMBAR 2.9. Merdeka Walk ………...47
GAMBAR 2.10. Suasana Malam Hari Merdeka Walk ……….…....48
GAMBAR 2.11. Suasana Malam Hari Paris van Java ……….…....48
GAMBAR 2.12. Suasana Siang Hari Paris van Java ……….…....48
GAMBAR 2.13. Suasana Siang Hari Orchard Road ……….…....53
GAMBAR 2.14. Blok Plan Orchard Road ………...54
GAMBAR 2.15. Suasana Malam Hari Orchard Road ……….…....54
GAMBAR 2.16. Suasana Malam Natal Orchard Road ……….…....55
GAMBAR 2.17. Suasana Jalan pada Malam Hari Orchard Road..………….…....55
GAMBAR 2.18. Suasana dalam Hongkong Festival Walk……….…....56
GAMBAR 2.19. Suasana Arena Ice Skating ………...56
GAMBAR 2.20. Suasana Natal di Hongkong Festival Wal………....56
GAMBAR 2.21. Suasana dalam Hongkong Festival Wal………...57
GAMBAR 2.22. Suasana Malam di Bejing Snack Street………....64
GAMBAR 2.23. Aneka Makanan yang Dijual di Beijing Snack Street..………....64
GAMBAR 2.24. Suasana Malam di Beijing Snack Street………...64
GAMBAR 2.25. Suasana Ramai di Beijing Snack Street………....65
GAMBAR 3.1. Ilustrasi Ruang Positif ………....68
GAMBAR 3.2. Ilustrasi Ruang Negatif………...68
GAMBAR 3.3. Ilustrasi Bidang Horizontal 1 ………...69
GAMBAR 3.4. Ilustrasi Bidang Horizontal 2 ………...69
GAMBAR 3.6. Ilustrasi Bidang Horizontal 4 ………...69
GAMBAR 3.7. Ilustrasi Bidang Vertikal 1 ………...70
GAMBAR 3.8. Ilustrasi Bidang Vertikal 2 ………...70
GAMBAR 3.9. Siteplan Imperial Katsura ………...74
GAMBAR 3.10. Suasana Alam di Villa Imperial Katsura……….…....75
GAMBAR 4.1. Peta Pulau Sumatera Indonesia………...77
GAMBAR 4.2. Peta Kecamatan Kota Medan ………...77
GAMBAR 4.3. Peta Eksisting Site ………...77
GAMBAR 4.4. Peta Eksisting Site dan Sekitar………...78
GAMBAR 4.5. Batas – batas Eksisting Site ………...78
GAMBAR 4.6. Tata Guna Lahan Eksisting Site dan Sekitar ………....79
GAMBAR 4.7. Keterangan Tata Guna Lahan ………...79
GAMBAR 4.8. Analisa Sirkulasi Kendaraan Sekitar Site………....80
GAMBAR 4.9. Analisa Sirkulasi Pejalan Kaki Sekitar Site…….………....81
GAMBAR 4.10. Analisa Pencapaian dari Jalan Utama dan Sekitar Site………...82
GAMBAR 4.11. Analisa View dari Dalam ke Luar Site………...85
GAMBAR 4.12. Analisa View dari Luar ke Dalam Site……….…....86
GAMBAR 4.13. Analisa Matahari ………....87
GAMBAR 4.14. Analisa Kebisingan dari Sekitar Site ………....88
GAMBAR 4.15. Analisa Vegetasi Sekitar Site ………....89
GAMBAR 5.1. Konsep Sirkulasi Site ………..110
GAMBAR 5.2. Konsep Zoning Tapak ………..111
GAMBAR 5.3. Konsep Bentukan Tapak ………..112
GAMBAR 5.4. Sketsa Bentukan Massa ………..113
GAMBAR 5.5. Ilustrasi Bagian Selasar Dalam ………..114
GAMBAR 5.6. Sketsa Suasana Luar pada Open Space………..115
GAMBAR 5.7. Foto Selasar dengan gaya Arsitektur India ………..116
GAMBAR 5.8. Sketsa Suasana Selasar Luar Massa ………..116
GAMBAR 6.1. Siteplan Kawasan ………..117
GAMBAR 6.2. Siteplan ………..118
GAMBAR 6.4. Denah Lantai 2 ………..120
GAMBAR 6.5. Denah Lantai 3 ………..121
GAMBAR 6.6. Denah Lantai 4 ………..122
GAMBAR 6.7. Denah Lantai Basement ………..123
GAMBAR 6.8. Tampak Depan dan Belakang ………..124
GAMBAR 6.9. Tampak Samping ………..125
GAMBAR 6.10 Potongan Tapak ………..126
GAMBAR 6.11. Potongan Massa ………..127
GAMBAR 6.12. Rencana Pondasi ………..128
GAMBAR 6.13. Rencana Pondasi dan Pembalokan Pujasera ………..129
GAMBAR 6.14. Detail Pondasi ………..130
GAMBAR 6.15. Rencana Pembalokan Lantai 1 ………..131
GAMBAR 6.16. Rencana Pembalokan Lantai 2 ………..132
GAMBAR 6.17. Rencana Pembalokan Lantai 3 ………..133
GAMBAR 6.18. Rencana Pembalokan Lantai 4 ………..134
GAMBAR 6.19. Rencana Pembalokan Lantai Basement………..135
GAMBAR 6.20. Detail Sloof dan Balok ………..136
GAMBAR 6.21. Rencana Atap dan Detail Atap ………..137
GAMBAR 6.22. Rencana Elektrikal Lantai 1 ………..138
GAMBAR 6.23. Rencana Elektrikal Lantai 2 ………..139
GAMBAR 6.24. Rencana Elektrikal Lantai 3 ………..140
GAMBAR 6.25. Rencana Elektrikal Lantai 4 ………..141
GAMBAR 6.26. Rencana Sanitasi Air Berat dan Air Kotor ………..142
GAMBAR 6.27. Rencana Sanitasi Air Bersih dan Basement ………..143
GAMBAR 6.28. Rencana Fire Protection Lantai 1 ………..144
GAMBAR 6.29. Rencana Fire Protection Lantai 2 ………..145
GAMBAR 6.30. Rencana Fire Protection Lantai 3……….…………..146
GAMBAR 6.31. Rencana Fire Protection Lantai 4 .……….………147
GAMBAR 6.32. Perspektif Suasana ………..………148
DAFTAR TABEL
TABEL 2.1. Tabel Peruntukan Lahan ………....10
TABEL 2.2. Tabel Analisa Pemilihan Lokasi ………....16
TABEL 2.3. Tabel Analisa Pemilihan Tapak ………....17
TABEL 2.4. Tabel Tabulasi Nilai Lokasi ………....18
TABEL 2.5. Tabel Pedoman Area Luas Restoran ………....27
TABEL 2.6. Tabel Kebutuhan Ruang dan Kegiatan Penerima………....38
TABEL 2.7. Tabel Kebutuhan Ruang dan Kegiatan Opera Theatre………....38
TABEL 2.8. Tabel Kebutuhan Ruang dan Kegiatan Fasilitas Pendukung ….………....39
TABEL 2.9. Tabel Jenis dan Jumlah Fasilitas Komersil Cihampelas Walk….……...46
TABEL 2.10. Tabel Jenis dan Jumlah Fasilitas Komersil Paris van Java . …………...49
TABEL 2.11. Tabel Jenis dan Jumlah Fasilitas Komersil Hongkong Festival Walk…57 TABEL 3.1. Tabel Keterkaitan Unsur Alami dan Buatan ……….……72
TABEL 4.1. Tabel Analisa Pencapaian Terhadap Inti Kota…………...83
TABEL 4.2. Tabel Jenis Angkutan dan Nomor Trayek dengan Rute Melewati Site...84
TABEL 4.3. Tabel Jumlah Wisatawan yang Berkunjung ke Kota Medan …………...94
TABEL 4.4. Tabel Pedoman Persyaratan Luas Ruang Restoran ………...96
TABEL 4.5. Tabel Pedoman Persyaratan Luas Kamar Mandi dalam Restoran….…....97
TABEL 4.6. Tabel Pedoman Persyaratan Luas Retail Pusat Pebelanjaan .….….98
TABEL 4.7. Tabel Pedoman Persyaratan Luas Ruang Gedung Pertunjukkan .….….98 TABEL 4.8. Tabel Pedoman Persyaratan Luas Kamar Mandi………...99
TABEL 4.9. Tabel Pedoman Persyaratan Luas Ruang Pengelola ………..……...100
TABEL 4.10. Tabel Program Ruang Fasilitas Makan dan Minum ………101
TABEL 4.11. Tabel Program Ruang Fasilitas Berbelanja ………104
TABEL 4.12. Tabel Program Ruang Fasilitas Hiburan ………107
TABEL 4.13. Tabel Program Ruang Fasilitas Pelayanan ………108
DAFTAR DIAGRAM
DAFTAR GRAFIK
GRAFIK 2.1. Grafik Lingkaran Perbandingan Jumlah Fasilitas di Cihampelas Walk……...47
GRAFIK 2.2. Grafik Lingkaran Perbandingan Jumlah Fasilitas di Paris van Java …...53
GRAFIK 2.3. Grafik Lingkaran Perbandingan Jumlah Fasilitas di Hongkong Festival Walk
……….63
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Proyek
Sebagai salah satu kota besar di Indonesia, Medan memiliki penduduk yang
berjumlah 1.993.602 dengan kepadatan penduduk 7.520 / km² yang bersifat heterogen. Kota
Medan yang sedang berkembang menuju “Medan Metropolitan” membuat aktifitas dan
mobilitas masyarakatnya menjadi tinggi. Kegiatan masyarakat menjadi semakin padat dan
beragam. Dengan aktifitas yang padat dan melelahkan tersebut, masyarakat kota banyak yang
merasakan jemu, lelah, dan stress.
Di lain hal, tingkat ketertarikan masyarakat kota Medan terhadap masakan – masakan
sangatlah tinggi, begtu juga dalam hal memakan masakan dan mencoba masakan – masakan
baru yang tersedia di kota Medan. Hal ini mendorong berkembangnya bisnis restoran –
restoran yang menyajikan masakan – masakan yang beraneka ragam. Kita dapat menjumpai
berbagai jenis kuliner khas suku masyarakat seperti masakan khas Cina, Sunda, Batak,
Melayu, dan lain – lain sebagainya. Di salah satu pusat kota sendiri terdapat tempat yang
banyak menjual makanan khas India baik yang dijual sendiri oleh masyarakat Tamil maupun
bukan. Masakan khas India terkenal akan cita rasanya yang membuat lidah para penikmat
merasakan rasa yang manis, enak, dan bahkan beberapa rasanya pedas.
Sekitar dua tahun yang lalu tepatnya tanggal 17 Juli 2008, Pemerintah Kota Medan
serta DPD Kota Medan telah mensahkan kawasan perkampungan India di kota Medan yang
dahulu disebut sebagai Kampung Keling menjadi Kampung Madras. Bahkan beberapa trayek
angkutan kota yang bertuliskan Kampung Keling telah diubah namanya menjadi Kampung
Madras. Sejak pengesahan nama tersebut, martabat dan nama masyarakat Tamil sendiri telah
terangkat dan banyak dikenal oleh masyarakat dan ini membuat pusat penjualan makanan di
kawasan tersebut meningkat. Sejalan dengan itu, Pemko Kota Medan dan masyarakat
Kampung Madras telah berencana untuk mengubah nama Jalan Teuku Cik Ditiro yang
merupakan anak jalan dari Jalan KH Zainul Arifin menjadi Jalan Little India. Jalan ini
kemudian akan direncanakan untuk ditutup secara umum dan dijadikan pusat kuliner atau
jajanan malam yang menjual makanan khas India.
Beberapa tahun belakangan ini, pusat perbelanjaan di kota Medan yaitu Sun Plaza
hiburan kota Medan pada tahun 2000. Sun Plaza terletak di lokasi yang cukup strategis yang
berada di kawasan elit kota Medan dengan fungsi bangunan sekitar adalah gedung – gedung
perkantoran yang Hi - Rise dan terletak di pangkal Jalan KH Zainul Arifin.
Sedangkan pada ujung Jalan KH Zainul Arifin, terdapat sebuah bangunan Hi – Rise
pula dengan fungsi hotel, apartemen dan Brand Shopping yaitu Cambridge yang baru selesai
dibangun pada tahun 2008. Cambridge sendiri juga telah menjadi salah satu ikon Hi – Rise
Building pertama di kota Medan dan telah banyak berkembang dan ramai dikunjungi sejak
pendiriannya.
Dengan kedua bangunan dengan fungsi yang berpotensi di ujung dan pangkal Jalan
KH Zainul Arifin, maka mobilitas dan generator aktivitas di sepanjang jalan ini telah tercipta
dengan sendirinya. Hal ini menjadikan kawasan disepanjang jalan ini berpotensi
mendatangkan pengunjung.
Hal – hal yang telah dipaparkan di atas inilah yang melatarbelakangi pemilihan judul
proyek tugas akhir ini, yaitu Indian Festival Walk yang bertemakan arsitektur dengan
integrasi antara ruang luar dengan ruang dalam. Indian Festival Walk dirancang
sedemikian rupa sehingga pengunjung yang datang tidak hanya untuk berwisata kuliner khas
India dan menikmati berbagai sajian pertunjukkan khas Inida tetapi juga bersosialisasi
dengan sesama dengan didukung oleh sarana dan prasarana serta fasilitas yang memadai
sehingga dapat membuat suasana di dalam gedung maupun di luar yang hangat dan menarik.
I. 2. Maksud dan Tujuan
Maksud:
a) Memberikan trend baru pusat hiburan yang menggabungkan antara kuliner dengan
pertunjukan khas India.
b) Menjadikan pemikiran baru tentang pusat hiburan yang identik dengan shopping mall di
kota besar seperti kota Medan menjadi tempat bersosialisasi serta dapat merasakan ruang
luar meskipun berada di dalam gedung.
c) Memberikan suatu wadah rekreasi bagi masyarakat
Tujuan:
a) Menciptakan suatu bangunan rekreasi yang berwawasan lingkungan, berfungsi
b) Menambah sarana hiburan masyarakat.
I.3. Perumusan Masalah
Masalah perancangan yang timbul dalam kasus proyek ini adalah :
Bagaimana menciptakan suatu pusat hiburan yang terpadu yang dapat dicapai oleh semua kalangan masyarakat.
Bagaimana menciptakan suatu gedung dalam pusat hiburan yang dapat membuat nyaman pengunjung yang datang.
Bagaimana menghubungkan massa-massa bangunan yang berbeda menurut pemakainya menjadi satu kesatuan yang harmonis.
Bagaimana mewadahi beberapa kegiatan, tidak hanya wisata kuliner, tetapi juga berekreasi, menonton pertunjukan, dll sebagainya.
Bagaimana menciptakan ruang luar dan ruang dalam yang nyaman serta mengintegrasikan keduanya sehingga pengunjung dapat dengan mudah mengakses ruang dalam dan ruang
luar tanpa merasa bosan.
Bagaimana merancang bangunan yang nyaman dan aman mengingat bangunan yang akan dirancang nantinya akan ramai dikunjungi oleh masyarakat.
I.4. Metode Pendekatan
Untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang akan dihadapi dalam proses
perencanaan dan perancangan pusat perbelanjaan maka dilakukan berbagai pendekatan
desain yaitu :
a. Studi literatur dari berbagai sumber pustaka yang berkaitan dengan peraturan yang
terkait pusat hiburan, studi banding proyek sejenis, dan studi standar-standar
arsitektural bagi perancangan sebuah pusat hiburan.
b. Studi banding terhadap tema sejenis.
c. Studi lapangan untuk mengetahui konsisi lingkungan dan potensi kawasan di sekitar site
bangunan.
d. Wawancara dengan berbagai pihak yang memiliki kaitan dengan perencanaan proyek
ini.
e. Seleksi, yaitu menyaring, mengolah, dan merumuskan berbagai masukan arsitektural
I.5. Lingkup dan Batasan Proyek
Adapun batasan perencanaan proyek ini adalah bangunan sebagai wadah kegiatan pusat
kuliner, pertunjukan, hiburan, dan sebagainya.
Lingkup perencanaannya adalah perancangan sarana di bidang hiburan yang hanya
mencakup kegiatan wisata kuliner, kegiatan restoran, kegiatan pertunjukan, kegiatan hiburan,
dan interaksi sosial. Bangunan ini dirancang dengan menggunakan unsur – unsur
perancangan arsitektur antara lain aspek fisik dan perancangan kasus proyek bangunan, yang
menyangkut lingkungan tapak, massa bangunan, pembentukkan ruang, dan arus sirkulasi
dalam dan luar bangunan pada lokasi tapak perancangan bangunan selanjutnya, sehingga
dapat menciptakan suatu bentuk bangunan yang indah, memiliki daya tarik bagi masyarakat
dan terutama dapat menghasilkan banyak keuntungan.
I.6. Kerangka Berpikir
Dalam suatu perancangan arsitektur diperlukan suatu konsep berpikir secara
sistematis dan terarah dalam melaksanakan proses disain. Konsep berpikir ini terangkum
dalam suatu kerangka berpikir yang menjadi acuan berpikir secara sistematis dalam
pemecahan masalah desain atau perancangan arsitektur. Kerangka berpikir merupakan suatu
bagan atau diagram yang menjelaskan proses perancangan dari penemuan kasus proyek atau
latar belakang, maksud dan tujuan, perumusan masalah, hingga proses dan produk disain
perancangan arsitektur. Adapun kerangka berpikir tersebut adalah seperti yang terlampir
A N A L I S A
• Analisa kondisi lingkungan yaitu ; analisa land use, sirkulasi, pencapaian, matahari, view dan orientasi, vegetasi, kebisingan, dan drainase.
• Analisa fungsional yaitu ; analisa aktifitas, kebutuhan ruang, besaran ruang, hubungan antar ruang. • Analisa penerapan struktur pada bangunan.
KRITERIA dan KONSEP PERANCANGAN
Berdasarkan analisa, peraturan pemerintah, konsep tapak, konsep
bangunan F
LATAR BELAKANG KASUS
• Mulai diangkatnya Identitas masyarakat Tamil / Madras di kota Medan
• Tingginya tingkat ketertarikan masyarakat Medan terhadap kuliner India
• Kurangnya pusat hiburan yang berkonsep street di kota Medan
• Tingginya generator aktivitas di lokasi perencanaan
MAKSUD
•Wisata kuliner sebagai salah satu keunggulan dari Provinsi Sumatera Utara khusunya kota Medan •Sebagai bagian dari upaya meningkatkan pendapatan daerah
•Menyediakan fasilitas makan dan minum khas India
•Peningkatan identitas masyarakat Madras sebagai suku minoritas di antara masyakat kota Medan
PERMASALAHAN
•Menciptakan pusat kuliner dan hiburan yang mampu mencakup semua kalangan tidak hanya terbatas pada masyarakat Madras.
•Menggabungkan serta menyelaraskan antara Ruang Luar dengan Ruang Dalam sebagai perwujudan tema. •Sirkulasi pada bangunan dan ruang terbuka.
•Pemilihan struktur bangunan dan bahan bangunan,
LATAR BELAKANG TEMA • Sesuai dengan kata “walk” pada judul yang
berkonsep kawasan
• Ruang luar dan ruang dalam yang menyatu akan
memperkuat desain
• Adaptasi dengan iklim setempat (tropis).
STUDI LITERATUR dan STUDI BANDING • Pusat Jajanan dan Rekreasi • Kajian tema.
• Bentuk bangunan.
STUDI LOKASI •Ukuran site
•Peraturan pemerintah •Sempadan bangunan •Batas bangunan •Potensi
JUDUL PROYEK dan TEMA
Judul proyek: Indian Festival Walk
Tema: Integrasi Ruang Luar dan Ruang Dalam
PENGUMPULAN DATA •Studi literatur •Survei lapangan •Studi Banding
F
I. 7. Skematik Penulisan Laporan
BAB I PENDAHULUAN
Berisikan latar belakang kasus proyek, maksud dan tujuan, masalah perancangan, pendekatan, lingkup batasan, kerangka berfikir, dan sistematika laporan.
BAB II DESKRIPSI PROYEK
Berisikan deskripsi proyek; terminologi judul; tinjauan konteks lingkungan yang terdiri atas konteks lingkungan fisik dan non fisik; tinjauan kelayakan proyek; pemilihan lokasi proyek; dan studi banding fungsi sejenis.
BAB III ELABORASI TEMA
Berisikan tentang pengertian dari Arsitektur Tropis, bagaimana menginterpretasikan tema tersebut ke dalam desain, batasan tema, keterkaitan tema dengan judul proyek, dan studi banding tema sejenis.
BAB IV ANALISA PERANCANGAN
Berisikan tentang analisa area pelayanan dan jumlah daya tampung, analisa pemakai, analisa besaran ruang, dan analisa tapak dari lokasi proyek Akademi Pariwisata.
BAB V KONSEP PERANCANGAN
Berisikan konsep-konsep dasar yang membahas tentang konsep penerapan tema, konsep penzoningan fungsi dan ruang, konsep perancangan tapak, konsep perancangan struktur, dan konsep utilitas. Hasil perancangan yang berisikan gambar-gambar hasil akhir dari perancangan, yang meliputi site plan, ground plan, tampak, potongan, sketsa maupun lampiran lain yang turut memperjelas gambar hasil rancangan tersebut dan foto-foto maket.
BAB II
DESKRIPSI PROYEK
II.1. Tinjauan Umum
Data – data umum mengenai proyek meliputi :
» Judul Proyek : Indian Festival Walk
» Kasus Proyek : Pusat Jajanan Kuliner dan Hiburan Khas India
» Tema Proyek : Integrasi Antara Ruang Luar dan Ruang Dalam
» Status Proyek : Fiktif
» Pemilik Proyek : Swasta
» Sumber Dana : Swasta
» Lokasi Proyek : Jl. KH Zainul Arifin – Jl. T.Cik Ditiro Kelurahan Madras Hulu, Medan Polonia
II.1.1. Pengertian Kasus Proyek “Pusat Jajanan Kuliner dan Hiburan Khas India”.
II.1.1.1. Pengertian Pusat
Terdapat beberapa pengertian dari pusat, antara lain sebagai berikut :
» Titik yang terletak di bagian tengah ; Pokok pangkal atau yang menjadi pumpunan (segala
macam kegiatan)1
» Tempat yang utama untuk melakukan kegiatan, aktivitas, urusan, ataupun hal sesuai tujuan2
Kata jajanan berasal dari kata “jajan” yang mempunyai arti membeli sesuatu yang
tidak disajikan di rumah. Kata itu sendiri lahir dari kegiatan siswa sekolah dasar yang suka
membeli sesuatu yang dimakan sewaktu pulang sekolah. Kegiatan jajan ini dipakai pada
proyek ini karena pengunjung yang datang ke Indian Festival Walk ini ingin mencoba
makanan selain makanan di rumah.
II.1.1.2. Pengertian Jajanan
1
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1995
2
II.1.1.3. Pengertian Kuliner
Kuliner adalah hasil olahan yang berupa masakan. Masakan tersebut berupa lauk
pauk, makanan (penganan), dan minuman. Karena setiap daerah memiliki cita rasa tersendiri,
maka tak heran jika setiap daerah memiliki tradisi kuliner yang berbeda – beda.3
Tindakan menghibur ; menyenangkan pekerjaan bagi pikiran ; pengalihan ; geli
Pada Indian
Festival Walk ini terdapat masakan khas India yang terdiri dari masakan dari India Utara,
Barat, Selatan, Timur, dan Timur Laut. Selain masakan khas India, terdapat pula masakan
khas Barat, Asia, dan lain – lain yang memperlihatkan kuliner khas negara masing – masing.
II.1.1.4. Pengertian Hiburan
Beberapa pengertian hiburan antara lain sebagai berikut :
Sesuatu affording kesenangan, hiburan, atau hiburan, esp. kinerja dari beberapa jenis
Ramah ketentuan untuk kebutuhan dan keinginan tamu
Sebuah divertingly petualang, komik, atau novel picaresque
Pemeliharaan dalam jangkauan layanan4
Segala sesuatu – baik yang berbentuk kata-kata, tempat, benda, perilaku – yang dapat menjadi penghibur atau pelipur hati yang susah atau sedih5
II.1.1.5. Pengertian India
India merupakan singkatan dari kata “Republik India” adalah sebuah negara di Asia
yang mempunyai jumlah penduduk terbanyak kedua di dunia, dengan populasi lebih dari satu
milyar jiwa, dan adalah negara terluas ke tujuh berdasarkan ukuran wilayah geografis di
dunia.6
Jadi Pusat Jajanan India dan Hiburan Khas India merupakan tempat aktivitas
utama sebagai tempat hiburan yang menyenangkan dan mencoba makanan berupa lauk pauk,
penganan, dan minuman khas dari negara India.
II.1.2.1. Pengertian Indian
Dalam bahasa Inggris merupakan sebutan untuk suku bangsa yang menempati
wilayah negara India.
II.1.2.2. Pengertian Festival
Berasal dari bahasa latin yaitu festa atau pesta. Festival berarti pesta besar atau sebuah
acara meriah yang diadakan dalam rangka memperingati sesuatu.7
1. Rencana Umum Tata Ruang Kota ( RUTRK ) Medan. II.1.2.3. Pengertian Walk
Dalam bahasa Indonesia berarti berjalan merupakan suatu bentuk transportasi tanpa
kendaraan sebagai salah satu penggerak utama untuk berpindah posisi tempat.
Jadi Indian Festival Walk merupakan suatu tempat yang meriah layaknya sebuah
pesta besar dan meriah dimana pengunjung yang datang dapat menikmati pertunjukkan –
pertunjukkan dan makanan / kuliner khas dari negri India hanya dengan moda jalan kaki.
II.2. Tinjauan Khusus
Pada sub bab tinjauan khusus ini akan dibahas mengenai lokasi site untuk fungsi
bangunan Pusat Jajanan Kuliner dan Hiburan Khas India. Dimulai dari penjabaran tentang
kriteria pemilihan lokasi dan tapak, dilanjutkan dengan menganalisa berbagai alternatif lokasi
sesuai kriteria yang telah ditetapkan. Berikut penjelasan masing – masing langkah yang
disebutkan diatas.
II.2.1. Kriteria Pemilihan Lokasi
Sebagai sebuah bangunan publik yang bersifat komersil maka hal pertama yang harus
dilakukan ialah memilih lokasi yang mendukung keberadaan gedung atau tempat kegiatan
Pusat Perbelanjaan ini. Kriteria pemilihan lokasi untuk gedung Pusat Perbelanjaan ini
meliputi faktor – faktor sebagai berikut :
Berdasarkan RUTRK, wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Medan ditetapkan
menjadi 5 wilayah Pengembangan Pembangunan (WPP), yaitu :
7
Wilayah
Pembangunan
Cakupan Wilayah
adm. Kecamatan
Pusat
Pengembangan Kegiatan Utama
WPP A
Kec. Medan Belawan
Kec. Medan Marelan
Kec. Medan Labuhan
Belawan
Kec. Medan Timur
Kec. Medan
Perjuangan
Kec. Medan Area
Kec. Medan Denai
Kec. Medan Amplas
Aksara
Kec. Medan Baru
Kec. Medan Maimoon
Kec. Medan Polonia
Kec. Medan Kota
Kec. Medan Johor
Inti Kota
- Pusat Pendidikan
WPP E
Kec. Medan Barat
Kec. Medan Petisah
Kec. Medan Sunggal
Kec. Medan Helvetia
Kec. Medan
Tuntungan
Kec. Medan Selayang
- Perumahan
- Perkantoran
- Lapangan Golf
- Hutan Kota
Berdasarkan ketentuan yang ditetapkan dalam RUTRK di atas, maka lokasi yang tepat
untuk mendirikan pusat hiburan yang bersifat komersil adalah di daerah pusat kota yang
diorientasikan menjadi pusat CBD.
2. Lingkungan
Berada pada lokasi yang strategis, representatif dan cocok untuk fungsi pendukung
skala kota. Lingkungan yang kondusif, seperti : keamanan dan kenyamanan, sangat
mendukung kegiatan Pusat Hiburan yang akan dirancang.
3. Jarak ke pusat kota
Fungsi bangunan adalah sebagai pusat hiburan, dimana orang yang datang
memiliki tujuan untuk menyenangkan diri, sehingga orang tidak orang dapat
bersantai dan melupakan sejenak pikiran yang menggangu selama bekerja seharian.
Dengan keberadaaan bangunan Indian Festival Walk dekat dengan pusat kota,
diharapkan masyarakat dapat menyempatkan diri mengunjungi Indian Festival
Walk agar dapat mengembalikan kesegaran pikiran setelah seharian beraktivitas.
4. Place Of Identity
Pada kriteria penentuan lokasi, faktor Place of Identity dianggap sangat penting untuk
menentukan langkah proses desain berikutnya apakah telah sesuai dengan latar belakang
tempat tersebut karena fungsi bangunan Medan Shop Spot sebagai Pusat Perbelanjaan Tabel 2.1. Tabel Peruntukan Lahan
dianggap sangat berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan publik secara luas
terutama publik di sekitar lokasi perencanaan.
II.2.2. Kriteria Pemilihan Tapak
Kriteria pemilihan tapak untuk Pusat Perbelanjaan meliputi faktor-faktor sebagai
berikut :
1. Ukuran Lahan
Ukuran lahan harus mencukupi untuk program fungsional dan ruang
pengembangan masa mendatang, biasanya dilakukan untuk mengantisipasi perluasan
gedung parkiran. ( > 1 ha).
2. Fungsi lain di sekitar tapak
Jenis fungsi lain yang berada di sekitar tapak dapat mempengaruhi kegiatan
operasionalnya. .
3. Pencapaian
Karena Pusat Hiburan menekankan hubungan yang erat dengan publik umum
tersebut, maka Pusat Hiburan tersebut harus dengan mudah dicapai dengan baik oleh
pejalan kaki maupun dengan transportasi umum.
4. Kemacetan
Daerah yang memiliki tingkat kemacetan yang tinggi akan mempengaruhi
aksesibilitas ke bangunan. Konsumen kurang berminat untuk mengunjungi Pusat
Hiburan tersebut apabila aksesibilitas/pencapaian ke bangunan kurang baik.
5. Pengenalan entrance
Entrance menuju dan keluar tapak harus semudah mungkin bagi pengunjung,
dengan adanya focal point untuk memudahkan pengunjung berorientasi.
II.2.3. Alternatif Lokasi
Berdasarkan kriteria pemilihan di atas, maka diputuskan untuk memilih tiga alternatif
tapak di kota Medan yang cocok untuk proyek Medan Shop Spot. Alternatif tersebut akan
dianalisa dan kemudian dipilih tapak yang paling sesuai. Lokasi tapak yang terpilih adalah :
» Jl. Rahmadsyah
» Jl. Jend. Ahmad Yani
» Lokasi Jl. Rahmadsyah
Data Lokasi :
» Jl. Rahmadsyah
» Eksisting : Pasar Sambas
» Kecamatan Medan Kota
» Luas Site : ± 2,2 Ha
» Lokasi Jl. Jend.A.Yani
Data Lokasi :
» Jl. Jend.A.Yani
» Eksisting : Pemukiman Penduduk
» Kecamatan Medan Barat
» Luas Site : ± 1,3 Ha Gambar 2.1. Peta Lokasi Alternatif 1
Sumber : Olahan Data Primer
» Lokasi Jl. KH Zainul Arifin
Data Lokasi :
» Jl. KH Zainul Arifin
» Eksisting : Pemukiman Penduduk
» Kecamatan Medan Polonia
» Luas Site : ± 2,5 Ha
II.2.4. Landasan Teori Place of Identity
Pada kriteria penentuan lokasi, terdapat faktor place of identity yang penting untuk
menentukan lokasi yang tepat. Pada bab ini akan dibahas mengenai teori place of identity
yang diambil dari beberapa sumber di internet.
Place of Identity terdiri dari dua kata, yaitu “Place” dan “Identity”. Place atau tempat
adalah letak, lokasi, atau posisi. Sedangkan Identity atau identitas adalah simbolisasi ciri khas
yang mengandung diferensiasi dan mewakili citra organisasi. Identitas dapat berasal dari
sejarah, visi atau cita-cita, misi atau fungsi, tujuan, strategi atau program.8
8
Jadi, dapat disimpulkan pengertian dari Place of Identity adalah suatu ciri khas dari
suatu tempat atau lokasi tertentu yang lahir dari sejarah tempat itu sendiri sehingga
menjadikannya simbol bagi wilayah yang mencakup tempat tersebut.
Terdapat tiga alternatif lokasi yang dipilih sebelumnya dan ketiga lokasi tersebut
memiliki place of identity tersendiri yang melahirkan suatu persepsi tersendiri bagi
masyarakat kota Medan maupun wisatawan.
» Lokasi Jl. Jend A.Yani
Termasuk ke dalam kawasan Pasar Ikan Lama di daerah Kesawan. Kawasan ini
memiliki nilai sejarah yang sudah berumur lebih dari 100 tahun. Pada awalnya, seorang
konglomerat keturunan Tionghoa bernama Cong A Fie yang membangun pasar yang menjual
segala jenis sayur – mayur, ikan, daging, dll. Kemudian oleh pemerintah Belanda dibangun
sebuah pusat pasar terbesar di kota Medan sehingga semua pedagang dipindahkan ke pusat
pasar. Kawasan pasar ikan lama berubah menjadi tempat menjual kain meskipun namanya
tetap tidak berubah hingga sekarang.9
Lokasi ini terletak pada kawasan yang dikenal dengan nama kampung madras
(kampung keling). Nama kawasan ini diambil karena mayoritas jumlah penduduk yang
mendiami kawasan ini adalah keturunan India. Masyarakat tersebut memiliki budaya dan cara
berpikir yang cukup berbeda dengan masyarakat kota Medan lainnya yang keturunan
non-India. Identitas yang tercipta di kawasan ini lebih kepada budaya dan kegiatan
masyarakatnya, masakan – masakan atau kuliner yang terkenal. Dengan mempertimbangkan Bahkan pasar ikan lama telah diketahui luas oleh
masyarakat Medan hingga wisatawan yang datang. Identitas inilah yang menjadi dasar
penetapan Jl. Jend A Yani menjadi salah satu alternatif lokasi karena diharapkan perencanaan
proyek ini dapat menghidupkan kembali serta menata kembali kawasan pasar ikan lama yang
telah lama dan berusia tua.
» Lokasi Jl. Rahmadsyah
Lokasi ini berhubungan langsung dengan Jl.SM Raja yang merupakan salah satu
koridor jalan yang ramai di kota Medan. Lokasi ini dekat dengan kawasan Kesultanan Sri
Deli dan Masjid Raya yang tercatat dalam sejarah lahirnya kota Medan. Akan tetapi bukan
identitas inilah yang menjadi pertimbangan dipilihnya lokasi ini menjadi alternatif melainkan
tipologi fungsi bangunan di kawasan koridor Jl. SM Raja yang mayoritas adalah perhotelan
mulai dari kelas melati hingga berbintang. Banyaknya hotel – hotel yang terdapat di kawasan
ini menjadikan identitas tersendiri bagi masyarakat kota Medan dan wisatawan yang datang.
Perencanaan proyek ini diharapkan dapat menjadi sempurna oleh identitas yang telah tercipta
sebelumnya di kawasan ini.
» Lokasi Jl. KH Zainul Arifin
9
identitas ini, maka perencanaan proyek ini diharapkan dapat sesuai dengan budaya
masyarakat keturunan India sehingga dapat menjadi satu identitas baru yang tetap mencakup
identitas yang sebelumnya.
II.2.5. Analisa Pemilihan Lokasi
NO KRITERIA PEMILIHAN LOKASI
LOKASI
Jl Rahmadsyah Jl Jend A.Yani Jl KH Zainul Arifin
1 Konteks Peruntukan ( RUTRK ) Cocok
2 Lingkungan Kondusif
(4)
yang datang ke kota Medan. Identitas kawasan
ini erat dengan medan tourism.
(5)
Sejarah berkembangnya kota
Medan dimulai dari kawasan ini. Masih terdapat rumah – rumah tua bekas kolonial sehingga identitas di kawasan
ini sangat erat. (5)
Identitas di kawasan ini lebih kepada masyarakat dominan
yang menempati kawasan ini. Budaya
masyarakat Madras (Keling) sangat berbeda dengan masyarakat lainnya. Sehingga kawasan ini
memiliki identitas budaya yang cukup
menarik. (5)
NILAI AKHIR 13 12 13
II.2.6. Analisa Pemilihan Tapak
NO KRITERIA PEMILIHAN TAPAK
LOKASI
Jl Rahmadsyah Jl Jend A.Yani Jl KH Zainul Arifin
1 Ukuran Lahan 2,2 Ha
2 Fungsi Lain Sekitar Tapak
UISU,RS Permata Bunda, Masjid Raya
Medan, Yuki Simpang Raya, Perhotelan,dsbnya. Berada dekat dengan
kawasan kesultanan Deli sebagai salah
satu tujuan wisatawan asing. Dan pada kawasan ini banyak di jumpai
hotel – hotel yang diminati oleh wisatawan asing.
(4)
Pasar Ikan Lama,Merdeka Walk,
Rumah Toko, Bank, Hotel,dsbnya. Kawasan yang termasuk dalam sejarah kota Medan, sehingga berpotensi
mendatangkan wisatawan.
(4)
Sun Plaza, Hotel Bintang 5, Apartemen Eksklusif, Jajanan Malam, Gedung
Perkantoran dan Bank,dsbnya. Terkenal dengan sebutan kampung madras (kampung keling) sekaligus dengan kuliner khas India serta terdapat
gedung – gedung bertingkat banyak sebagai ikon kawasan
elit. (5)
3 Pencapaian
Mudah dicapai karena berhubungan
dengan Jl.SM Raja (4)
Mudah dicapai karena terletak di arteri jalan
kota Medan. (4)
Mudah dicapai karena merupakan salah satu kawasan perkantoran yang ramai dilalui
angkutan umum. (4)
4 Kemacetan
Jarang terjadi kemacetan meskipun
lebar jalan kurang besar karena merupakan terusan 1 arah dari Jl SM Raja.
(5)
Sering terjadi kemacetan karena
lebar jalan yang sempit dan tidak sebanding dengan
tingkat aktifitas masyarakat sekitar
jalan tersebut. (3)
Kemacetan di beberapa titik sepanjang jalan tersebut. Akan tetapi lebar jalan yang besar dapat menjadi pemecah
kebuntuan masalah kemacetan di sepanjang
jalan tersebut. (4)
5 Pengenalan Entrance
Cukup mudah diakses jika entrance
diorientasikan di jalan ini. Kekurangannya hanya karena tidak
terletak di jalan utama (Jl. SM Raja).
(4)
Entrance akan mudah diakses karena Jl A Yani merupakan arteri
utama jalan kota Medan sehingga serta kuliner membuat
jalan ini banyak kenal dan ramai dilalui oleh
angkutan umum. Entrance yang diorientasikan pada jalan ini akan sangat mudah di
akses. (5)
NILAI AKHIR 22 20 23
II.2.7. Lokasi Terpilih
LOKASI Jl. Rahmadsyah Jl. Jend.A.Yani Jl. KH Zainul Arifin NILAI AKHIR KRITERIA
PEMILIHAN LOKASI 13 12 13
NILAI AKHIR KRITERIA
PEMILIHAN TAPAK 22 20 23
TOTAL NILAI AKHIR
35 32 36
Sesuai analisa pemilihan lokasi dan tapak di atas, maka terpilih lokasi site berada di Jalan KH
Zainul Arifin. Tepatnya berada di persimpangan jalan antara Jl. KH Zainul Arifin dan Jl. T.
Cik Ditiro. Berikut adalah gambaran umum lokasi proyek tersebut :
Data Eksisting Lokasi :
Lokasi : Jl. KH Zainul Arifin – Jl. Taruma
Luas Site : ± 2,57 Ha
Batas – batas :
» Utara : Pemukiman Penduduk
Tabel 2.4. Tabel Tabulasi NIlai Lokasi
Sumber : Olahan Data Primer
» Timur : Jl. Taruma; Pemukiman Penduduk
» Selatan : Jl. KH Zainul Arifin ; Pemukiman Penduduk
» Barat : Sungai Babura
II.3. Studi Tipologi
II.3.1. Studi Tipologi Pusat Jajanan Kuliner / Food Center
Pusat jajanan kuliner telah menjadi semakin populer di dunia yang dapat kita lihat
dari semakin berkembang pesatnya tempat menjual makanan di pinggir jalan. Pusat jajanan
mempunyai kesamaan dengan restoran pada umunya yaitu dari segi penyajian makanan dan
banyaknya jenis makanan yang tersedia. Perbedaan yang mendasar hanya pada lokasi dan
tempat menjajakan makanannya.
Pada proyek Indian Festival Walk ini, terdapat restoran yang menjual makanan khas
India dengan berbagai konsep seperti konsep outdoor, formal, dan VIP restaurant dan juga
tersedia retail – retail yang menjual makanan khas India bagi pengunjung yang lebih
menyukai kegiatan makan sambil jalan. Berikut akan dijabarkan beberapa jenis dan
klasifikasi restoran, tata serta persyaratan ruang dalam restoran.
II.3.1.1. Jenis dan Klasifikasi Restoran
Dilihat dari pengolahan dan sistem penyajian, restoran dapat diklasifikasikan menjadi
tiga yaitu :
1. Formal Restaurant ( Restoran Formal )
Pengertian formal restoran adalah industri jasa pelayanan makan dan minuman yang
dikelola secara komersil dan profesional dengan pelayanan yang eksklusif.
Ciri – ciri restoran formal :
» penerimaan pelanggan dengan sistem pemesanan tempat terlebih dahulu
» para pelanggan terikat dengan menggunakan pakaian formal
» menu pilihan yang disediakan adalah menu klasik / menu Eropa populer
» sistem penyajian yang dipakai adalah Russian Service / French Service atau
» dibuka untuk pelayanan makan malam atau makan siang atau untuk makan malam
dan makan siang, tetapi tidak untuk menyediakan makan pagi
» menyediakan berbagai merek minuman bar secara lengkap khususnya wine dan
champagne dari berbagai negara penghasil wine di dunia
» menyediakan hiburan musik hidup ( live music ) dan tempat musik untuk
pertunjukan dengan suasana romantis dan eksklusif
» harga makanan dan minuman relatif tinggi
» penataan bangku dan kursi memiliki area servis yang luas untuk dapat dilewati
guerdon
» tenaga relatif banyak dengan standar kebutuhan satu pramusaji untuk melayani 4 – 8
pelanggan.
2. Informal Restaurant ( Restoran Infomal )
Pengertian restoran informal adalah industri jasa pelayanan makanan dan minuman
yang dikelola secara komersial dan profesional dengan lebih mengutamakan kecepatan
pelayanan, kepraktisan, dan percepatan frekuensi yang silih berganti pelanggan.
Ciri – ciri restoran informal :
» harga makanan dan minuman relatif murah
» penerimaan pelanggan tanpa sistem pemesanan tempat
» para pelanggan yang datang tidak terikat untuk mengenakan pakaian formal
» sistem penyajian makan dan minum yang dipakai American Service / Ready Plate
bahkan self service ataupun counter service
» tidak menyediakan musik hidup ( live music )
» penataan meja dan bangku cukup rapat antara satu dengan yang lainnya.
» daftar menu oleh pramusaji tidak dipresentasikan kepada tamu / pelanggan namun
dipampang di counter / langsung di setiap meja makan untuk mempercepat proses
pelayanan
» menu yang disediakan sangat terbatas dan membatasi menu – menu yang relatif
cepat selesai dimasak
» jumlah tenaga servis relatif sedikit dengan standar kebutuhan satu pramusaji untuk
3. Specialties Restaurant ( Restoran Khas )
Pengertian specialties restaurant adalah industri jasa pelayanan makanan dan
minuman yang dikelola secara komersil dan professional dengan menyediakan makanan khas
dan diikuti dengan sistem penyajian yang khas dari suatu negara tertentu.
Ciri – ciri Specialties Restaurant :
» menyediakan sistem pelayanan tempat
» menyediakan menu khas suatu negara tertentu, populer, dan disenangi banyak
pelanggan secara umum
» sistem penyajian disesuaikan dengan budaya negara asal dan dimodifikasi dengan
budaya internasional
» hanya dibuka untuk menyediakan makan siang dan atau makan malam
» menu ala carte dipresentasikan oleh pramusaji ke pelelangan
» biasanya menghadirkan musik / hiburan khas negara asal
» harga makanan relatif tinggi dibanding informal restaurant dan lebih rendah
dibanding formal restaurant
» jumlah tenaga servis sedang, dengan standar kebutuhan satu pramusaji untuk
melayani 8 – 12 pelanggan.
II.3.1.2. Tata Ruang Restoran
Mendirikan restoran tidak terlepas dari persiapan awal yaitu tata ruang dan rancang
bangun yang sesuai dengan kebutuhan operasional restoran secara keseluruhan. Bangunan
restoran menjadi tempat manusia melakukan aktivitas seperti mempersiapkan bahan makanan
dan minuman, memproses bahan mentah manjadi hidangan siap santap. Selain dari pada itu,
restoran memerlukan tempat untuk menyajikan dan tempat pelanggan untuk menikmati
hidangan.
Ruangan restoran hendaknya didesain sedemikian rupa sehingga peletakan meja dan
kursi dapat diatur bervariasi dan dapat berubah susunannya sewaktu – waktu disesuaikan
dengan kebutuhan pelanggan yang menginginkan tempat duduk secara berkelompok dalam
Tata ruang restoran sebaiknya memiliki fasilitas ruangan yang memadai agar dapat
memberikan dukungan pekerja melakukan aktifitasnya sehingga menghasilkan mutu produk
yang berkualitas serta memberikan kenyamanan bagi para pelanggan restoran untuk
menikmati produk restoran tersebut.
Tata ruang restoran tentunya dirancang dan dibangun dengan mempertimbangkan
siklus kegiatan operasional dimulai dari ruang sebagai tempat melakukan kegiatan awal yakni
penerimaan bahan mentah kemudian diproses sampai dengan penyajiannya. Semua tahapan
tersebut memerlukan ruangan yang memadai.
Komponen utama restoran antara lain :
1. Restaurant Area ( Area Restoran )
» guest sitting area ( area tempat duduk )
» sideboard area ( papan menu )
» space area / gaa way ( sirkulasi )
» dance floor ( lantai dansa )
» stage area ( panggung )
» dressing room ( ruang ganti )
» lighting room ( ruang pencahayaan )
» operator room ( ruang operator )
» cashier room ( kasir )
» restaurant manager ( ruang manajer )
» cocktail lounge ( tempat koktail )
» guest entrance ( pintu masuk tamu )
» staff entrance ( pintu masuk pegawai )
» emergency exit ( pintu darurat )
2. Kitchen Area ( Area Dapur )
» kitchen office ( kantor dapur )
» cold service ( area pendingin )
» hot service ( area pemanas )
» pastry and bakery ( area pembuat roti )
» garde manager area ( area manager )
» preparing area ( area persiapan )
» kitchen counter ( kounter )
» blower ( pengeringan )
» pantry area ( area pantri )
» goods and kitchen staff entrance ( pintu masuk barang dan pegawai dapur )
» order and picking food area ( area pemesanan makanan )
» wash up space ( area cuci )
» beverage space ( area minuman )
3. Bar Area
» bar counter ( kounter )
» cocktail lounge ( area koktail )
» bar display ( area pameran )
» bartender table ( meja pelayan bar )
» wine rack ( rak minuman )
» bar refigerator ( kulkas / pendinging minuman )
» bar entrance ( pintu masuk bar )
4. Steward Area ( Area Pelayan )
» steward office ( kantor pelayan )
» equipment office ( gudang peralatan )
» washing area ( area cuci )
» clean equipment area ( area peralatan bersih )
» wash basket area ( area cuci keranjang )
5. Parking Area ( Area Parkir )
» car entrance and exit ( jalur masuk dan keluar )
» car parking area ( area parkir )
» gardening ( taman )
» parking office and ticketing counter ( pos jaga dan loket parkir )
6. Employee Area ( Area Pekerja )
» employee entrance ( pintu masuk pegawai )
» employee toilet ( kamar mandi pegawai )
» dining employee ( ruang makan pegawai )
7. Storeroom ( Gudang )
» groceries area ( area grosir )
» perishable area ( area barang tanpa pengawet )
» material and supplies area ( tempat peralatan )
» storekeeper office ( kantor penjaga )
» good washing area ( tempat cuci )
8. Garbage Area ( Area Pembuangan Sampah )
» wet garbage space ( tempat sampah basah )
» dry garbage space ( tempat sampah kering )
9. Toilet
» guest toilet : ladies and gentlement ( toilet umum untuk wanita dan pria )
II.3.1.3. Persyaratan Ruangan Restoran
1. Ruangan Depan
Ruangan depan yang dimaksud disini adalah ruangan – ruangan yang mempunyai
fungsi dan kegunaan diperuntukkan bagi pelanggan restoran sebagai daerah pelayanan,
seperti restoran, bar, cocktail lounge, ruang parkir, tempat ibadah, dan lain – lain sebagainya.
Persyaratan ruangan restoran :
» luas area memenuhi standar
» penyekat antara restoran dan dapur harus tahan terhadap api
» tersedianya pintu darurat dan tangga darurat
» selalu terpasang alat pendeteksi kebakaran
» pintu keluar / masuk pelanggan, pintu keluar / masuk pegawai dan pintu jalanan harus
terpisah
» cukup penerangan
» layout ruangan yang tercipta mudah dirubah
2. Ruangan Belakang
Yang dimaksud dengan ruangan depan adalah ruangan – ruangan yang memiliki
fungsi dan kegunaan sebagai area penyimpanan, penyiapan, pengolahan produk makanan dan
minuman yang mana sebagai tempat aktivitas kerja bagi karyawan restoran dan sebagai
daerah terlarang bagi para pelanggan untuk masuk di dalamnya seperti dapur, gudang, tempat
penumpukan sampah, steward area dan lain sebagainya.
Syarat – syarat area belakang :
a. cukup penerangan
b. gudang penyimpanan bahan makanan terpisah sesuai jenisnya.
c. lantai tidak licin dan dibuatkan selokan – selokan saluran pembuangan air yang memadai
dan lancar
d. terpasangnya alat penghisap dan saluran pembuangan asap dapur
II.3.1.4. Pedoman Luas Area Restoran
Untuk menentukan luas area restoran, bar, dapur, dan ruang – ruang lain yang terkait
dengan sarana kebutuhan operasional.
No Jenis Restoran Pedoman Luas
7
Coffee Shop Kitchen
1,4 m2 / orang
1,4 m2 / orang
1,45 m2 / orang
» luas no 1 – 5 tidak termasuk dapur restoran, sedangkan cafe dan canteen hanya memerlukan
tempat penyimpan makanan dengan ruang yang praktis sedangkan luas untuk no 6 sudah
termasuk dapur.
» luas bar no 7 dan no 9 belum termasuk bar counter
» luas bar no 7 dan no 9 sudah termasuk tempat penyimpanan minuman dan peralatan servis.
» luas no 14 – 16, termasuk tempat penyimpanan makanan panas, ruang penyimpanan
makanan dingin, tempat cuci, dan chef office.
II.3.2. Studi Tipologi Pusat Perbelanjaan
II.3.2.1. Bentuk – Bentuk Mall
Bentuk – bentuk mall dapat dibagi menjadi 4 bentuk menurut pengolahannya :
a. Bentuk mall berdasarkan penutup bangunan
1. Mall Terbuka (Open Mall)
Adalah mall tanpa pelingkup, merupakan mall yang terbuka langsung terhadap cahaya
matahari sehingga memberi kesan luas dan cocok untuk udara, tetapi berpengaruh pada
kenyamanan terhadap gangguan cuaca dan antara retail saling terpisah.
2. Mall Tertutup (Enclosed Mall)
Adalah mall dengan pelingkup merupakan sutu bangunan lengkap dimana pedagang
dan pemilik toko terlindungi dalam bangunan yang tertutup dan terkontrol serta
dimungkinkan terjadinya interaksi sosial. Dengan dilengkapi fasilitas rekreasi seperti tempat
duduk, taman, ruang pamer, atau promosi serta pelengkap lainnya. Mall tertutup dilengkapi
dengan pengkondisian udara sementara untuk pencahayaan alami.
3. Composite Mall
Merupakan gabungan antara mall terbuka dan tertutup, dimana sebagian terbuka dan
sebagian lain tertutup. Bentuk ini timbul untuk mengantisipasi terhadap pengaruh
pengontrolan penghawaan dan keborosan energi serta mahalnya biaya perawatan.
b. Tipe Mall
1. Full Mall
Terbentuk oleh sebuah jalan yang sebelumnya digunakan untuk lalu lintas kendaraan
kemudian diperbaharui menjadi jalur pejalan kaki atau plaza (alun – alun) yang dilengkapi
dengan potion, patung, air mancur, paving untuk pejalan kaki. Sebuah full mall dibangun di
area dengan jumlah penduduk dan dasar ekonomi bermacam – macam, biasanya dengan
jumlah penduduk antara 9725 – 360 000 jiwa. Seperti di negara Lebanon, New Hampshire,
dan Louisville.
2. Transit Mall
Transit Mall atau dikembangkannya lalu lintas mobil pribadi dan trek ke jalan lain
dan hanya mengijinkan angkutan umum seperti bis dan taksi. Area parkir direncanakan
tersendiri dan menghindari sistem parkir pada jalan (on street parking), jalur pejalan kaki
3. Semi Mall
Semi Mall lebih menekankan pada pejalan kaki, oleh karena itu areanya diperluas dan
dilengkapi dengan pohon – pohon dan taman, bangku – bangku, pencahayaan dan fasilitas
buatan lainnya, sedangkan jalur kendaraan dikurangi.
c. Bentuk Mall menurut komposisi ukuran dan bentuk
1. Bentuk L (L Shaped)
2. Bentuk Segitiga (Triangle Shaped)
3. Bentuk Jalur (Stripe Shaped)
4. Dumb Bell Shaped
5. Bentuk U (U Shaped)
6. Bentuk Cluster (Cluster Shaped)
7. Double Dumb Bell Shaped
8. Bentuk T (T Shaped)
d. Bentuk Mall berdasarkan sistem parkir
1. Stripe Center with Curb Parking
2. Stripe Center with Off – Street Parking
3. Double Strip Center with Off – Street Parking
4. Mall Center with Only One Magnet
5. Mall Center with Magnet Centerally Placed
6. Cluster – Type Center
7. “Introverted” Center
II.3.2.2. Prinsip Shopping Mall
Prinsip dasar Shopping Mall terletak pada peran dan pola hubungan antara unit retail
dan mall. Lebih sekedar street of shop melainkan sebagai penghubung, pengontrol,
pengorganisir unit retail serta mengidentifikasi area (memberikan kejelasan orientasi).
Mencapai komunitas flow melalui efek ping pong sehingga semua ruang bernilai
strategis. Control zone dicapai dengan :
1. Pola Mall, linier sederhana, dengan jalur utama tanpa pembagi agar semua ruang sewa
strategis dan orientasi sirkulasi jelas.
2. Magnet / Anchor, unit utama sebagai objek penarik pengunjung. Kuncinya adalah
perancangan anchor tenant. Penyewa seperti supermarket, cineplex, restoran,
amusement, dan lainnya, penempatannya harus mampu menjadi magnet bagi
pengunjung.
3. Pembatasan panjang dan lebar, mempertimbangkan kenyamanan pejalan kaki dan
komunikasi antara tenant.
4. Pembatasan tinggi bangunan, dilakukan orientasi horizontal tercapai
b. Tenan Mix
Pengelompokkan magnet dan unit retail berdasarkan jenis materi perdagangan dengan
sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan persaingan yang mematikan.
Design Criteria
Desain dari masing – masing unit sewa telah ditentukan sebelumnya kepada para tenant,
menyangkut perwujudan fisik seperti ketentuan mengenai bahan, warna, desain interior, dll
yang mengutamakan kesesuaian bukan kesenangan.
II.3.2.3. Unsur Shopping Mall
Mall merupakan penggambaran dari kota yang terbentuk oleh elemen – elemen :
a. Anchor (Magnet)
Merupakan transformasi dari nodes dapat pula berfungsi sebagai land mark,
perwujudannya berupa plaza dalam shopping mall.
b. Secondary Anchor (Magnet Sekunder)
Merupakan transformasi dari distrik perwujudan berupa toko – toko pengecer, retail,
supermarket, superstore, dan bioskop.
c. Street Mall
Merupakan transformasi path perwujudannya berupa pedestrian – pedestrian yang
menghubungkan magnet – magnet.
Merupakan transformasi dari edges sebagai pembatasan pusat pertokoan di tempat –
tempat luar.
II.3.2.4. Sistem Pelayanan
Sistem pelayanan Shopping Mall antara lain :
a. Personal Service System
Pelayanan dengan menggunakan cara tawar menawar antara pedagang dan konsumen
dimana pelayanan dilayani dengan pramuniaga.
b. Self Service System
Pelayanan dimana konsumen diberi kebebasan memilih dan mengambil barang yang
diinginkan kemudian menyerahkannya ke pramuniaga.
c. Self Select System
Pelayanan dimana konsumen diberi kebebasan memilih dan mengambil barang yang
diinginkan kemudian menyerahkannya ke pramuniaga.
d. Vending Machine System
Pelayanan dimana konsumen dilayani dengan menggunakan peralatan mekanis.
e. Order System
Pelayanan diman konsumen dilayani dengan cara memesan barang terlebih dahulu dari
contoh yang ada melalui sarana komunikasi pos dan telepon.
II.3.2.5. Pelaku dan Kegiatan
Pelaku dan kegiatan pada pusat perbelanjaan secara garis besar terdiri dari :
a. Kelompok Pengunjung
Yaitu sekelompok orang atau perorangan yang mengunjungi fasilitas ini untuk mencari
dan membeli barang kebutuhannya. Kegiatan pengunjung disini ada yang datang dengan
tujuan membeli barang, melihat – melihat, mencari hiburan, berekreasi, atau hanya
berjalan – jalan.
Yaitu sekelompok orang atau perorangan yang melakukan kegiatan menjual barang
kebutuhan atau jasa, sebagai pengecer (retail) akhir, yang memanfaatkan ruang toko atau
pertokoan dengan sistem sewa kepada pihak pengelola.
Penyewa (tenant) pada shopping mall terdiri dari penyewa besar, penyewa menengah,
dan penyewa kecil yang pada umumnya sering disebut Minimarket, Supermarket, dan
Hypermarket. Perbedaan istilah minimarket, supermarket, dan hypermarket adalah di format,
ukuran, dan fasilitas yang diberikan. Contohnya : minimarket berukuran kecil (100 m2 s/d 999
m2) – supermarket berukuran sedang (1000 m2 s/d 4999 m2) – hypermarket berukuran besar
(5000 m2 keatas).
Minimarket
Sebuah minimarket sebenarnya adalah semacam “toko kelontong” atau yang menjual
segala macam barang dan makanan, namun tidak selengkap dan sebesar sebuah supermarket.
Berbeda dengan “toko kelontong”, mini market menerapkan sistem swalayan, dimana
pembeli mengambil sendiri barang yang dibutuhkan dari rak – rak dagangan dan
membayarnya di kasir. Sistem ini juga membantu agar pembeli tidak berhutang. Contoh
minimarket : Alfamart, Indomaret, Circle K, dll.
Supermarket
Pada supermarket semua barang ada, dari kelontong, sepeda, TV dan camera, perabot,
baju, ikan dan daging, buah – buahan, minuman, dan berbagai jenis kebutuhan sehari – hari.
Contoh supermarket : Macan Yaohan Supermarket, Sinat Supermarket, Carrefour Express,
dll.
Hypermarket
Disini hypermarket adalah supermarket yang besar termasuk lahan parkirnya. Contoh
hypermarket : Carrefour, Hypermart, Giant Hypermarket, dll.
c. Kelompok Pengelola
Yaitu sekelompok orang atau badan yang mengelola dan bertanggung jawab atas segala
kegiatan yang berlangsung dalam pusat perbelanjaan serta mengatur semua jalannya
(tenant) atau pemilik usaha, sehingga dapat dicapai suatu kelancaran kegiatan,
kenyamanan, kemudahan, dan keamanan.
Penyusunan ruang dalam perencanaan fisik bangunan menggunakan pengelompokkan
yang bertujuan menciptakan efisiensi dan efektifitas dalam koordinasi hubungan dan fungsi
ruang. Kelompok kegiatan ini dibagi menjadi :
a. Kelompok kegiatan umum
Yaitu kegiatan yang bersifat publik dan sebagai tempat orientasi semua pemakai
bangunan
b. Kelompok kegiatan perbelanjaan
Yaitu kegiatan penjualan untuk berbagai komoditas barang dan jasa, kelompok
kegiatan ini berfungsi sebagai wadah aktifitas utama antara penjual dan penyewa toko
dengan pembeli / konsumen dalam melakukan transaksi. Kelompok kegiatan ini
terdiri dari :
Kegiatan perdagangan retail atau eceran yang berupa :
• Unit – unit toko
Fungsinya menjual kelompok barang kebutuhan berkala yaitu kebutuhan
sekunder dan tersier. Pada umumnya sistem penjualan yang dipakai adalah
personel servis. Semua toko harus mendapatkan kesempatan yang sama untuk
terlewati oleh pengunjung.
• Deparment Store
Merupakan kelompok pertokoan yang lengkap yang menyediakan kebutuhan
sekunder dan tersier dengan satu sistem pengelolaan. Departemen store adalah
merupakan magnet dalam pusat perbelanjaan, maka harus diletakkan disisi
bangunan sehingga dapat menarik arus pengunjung ke tiap – tiap ujung
bangunan.
• Supermarket
Fungsinya menjual barang kebutuhan sehari – hari dan keperluan rumah
tangga dengan self service.
Macam kegiatan jasa yang direncanakan adalah Salon dan Barber Shop,
Beauty Care, dll.
c. Kelompok kegiatan hiburan
Merupakan wadah aktifitas pendukung bagi aktifitas umum dan perbelanjaan yang
ditunjukkan sebagai daya tarik pusat perbelanjaan dan meningkatkan kualitasnya.
d. Kelompok kegiatan pengelola
Yaitu kelompok ruang yang merupakan wadah dan aktifitas pengelolaan pusat
perbelanjaan yang menangani bagian administrasi.
e. Kelompok kegiatan servis
Merupakan wadah aktifitas yang dimaksudkan agar seluruh aktifitas operasional yang
ada dapat berjalan sebagaiman mestinya. Kelompok kegiatan ini mencakup parkir,
ruang mechanical dan electrical, ruang P3K, gudang, dan ruang tamu bongkar muat,
Musholla dan ruang keamanan.
II.3.2.6. Karakteristik dan Daya Tarik Pusat Perbelanjaan
Karakteristik dan bangunan pusat perbelanjaan sebagai bangunan komersil adalah
sebagai berikut :
a. Mengundang, dalam arti mampu menarik sebanyak mungkin lapisan masyarakat
dengan mencerminkan sifat menarik dan terbuka untuk umum.
b. Fungsional, dalam arti pemakaian ruangnya terhadap efisiensi ruang dan nilai – nilai
ekonomis
c. Kontinuitas ruang, sangat besar pengaruhnya terhadap aktivitas perbelanjaan.
Mengingat kebiasaan pengunjung berkeliling melihat barang – barang dan satu toko
ke toko lainnya, yang perlu diimbangi dengan pola sirkulasi kontiniu.
Oleh karena itu, dalam perencanaan dan perancangan pusat perbelanjaan perlu
diperhatikan hal – hal sebagai berikut :