• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

3. Stuktur Organisasi

Suatu struktur organisasi menetapkan cara tugas pekerjaan dibagi, dikelompokan, dan dikoordinasi secara formal. Menurut Robbis ada enam unsur dalam merancang struktur organisasi, yaitu:

a. Spesialisasi kerja, yaitu suatu tingkat dimana tugas dalam organisasi dibagi-bagi menjadi pekerjaan-pekerjaan yang terpisah.

b. Depertemen, yaitu dasar yang dipakai untuk mengelompokkan bersama, sejumlah pekerjaan.

c. Rantai komando, yaitu garis tidak putus dari wawenang yang terantang dari puncuk organisasi ke eselon terbawah dan memperjelas siapa melapor kepada siapa.

d. Rantai kendali, yaitu jumlah dibawah yang dapat diarahkan secara efisien dan efektif oleh seseorang manejer.

e. Sentralisasi dan Desentralisasi, Sentralisasi yaitu sampai tingkat mana pengambilan keputusan dipusatkan pada suatu titik tinggal dalam

organisasi. Desentralisasi yaitu keleluasaan keputusan dialih kebawah ke karyawan tingkat lebih rendah.

f. Formalisasi, yaitu suatu tingkat yan terhadapnya pekerjaan-pekerjaan dalam organisasiitu dilakukan.

“Kami dalam kepengurusan pun berkerjasama untuk menjalankan program kerja kam dengan warga setempat contohnya ketika menggadakan acra di lingkunga warga setempat kami meminta izin kepada ketua rt setempat.”

Kerjasama yang terjalin antara anggota PMIPTI juga dapat kita lihat saat kinerja kepanitiaan dalam suatu kegiatan. Kepanitiaan ini dibentuk ketika akan melakukan suatu kegiatan. Biasanya kepanitiaan ini diambil di luar pengurus PMIPTI. Dalam panitia itu mereka sebaik mungkin bekerjasama demi suksesnya suatu kegiatan. Disini mereka pun bekerjasama memepertahankan kelestarian kebudayaan serta mengenalkan atau mensosialisasikan kebudayaan Patani dengan berbagai cara, salah satunya adalah mengikuti festival-festival kesenian dan kebudayaan yang di undang oleh organisasi mahasiswa lainya yang ada di Bandung. Hal ini seperti yang disebutkan oleh Saudara Ismael :

“Selain itu seperti yang sudah saya katakana tadi kami disini bukan haya seorang pelajar tapi memperkenalkan budaya badikir yang hampir punah Karena didaerah kami serba terbatas untuk melakukanya, jadi

kamipun bekerjasama untuk mengenalkan budaya patani pada lingkungan sekitar.

Kerjasama ini bisa terjalin karena diantara anggota PMIPTI telah memiliki ikatan emosional yang terjalin Karena intensitas pertemuan dan juga karena mereka memiliki perasaan senasib. Rasa senasib itu adalah jauh dari orang tua dan sanak saudara serta senasib dalam hal sama-sama sedang menuntut ilmu di Bandung.

Bentuk interaksi sosial asosiatif juga nampak dalam bentuk akomodasi. Akomodasi merupakan sebuah bentuk usaha untuk mengurangi pertentangan antara orang perorangan atau antar kelompok-kelompok di dalam masyarakat akibat perbedaan paham atau pandangan. Akomodasi ini dapat terlihat ketika terjadi konflik antar anggota PMIPTI, maka akan diadakan akomodasi guna meredakan konflik antar anggota.

Bentuk interaksi sosial yang juga terdapat dalam PMIPTI adalah bentuk interaksi sosial disosiatif. Hal ini tampak dalam unsur persaingan dan juga konflik antar anggota. Ada beberapa bidang yang bisa menjadi tempat sebuahpersaingan, yakni bidang ekonomi, kebudayaan, kedudukan, dan juga kesukuan/ras. Persaingan yang terjadi diantara anggota PMIPTI adalah persaingan dalam bidang kedudukan, biasanya terjadi ketika pergantian kepengurusan. Beberapa anggota bersaing untuk mendapat kedudukan sebagai ketua PMIPTI Bentuk persaingan ini bisa disebut dengan persaingan kedudukan dan peranan. Kita sadar bahwa disetiap

dalam diri individu ataupun suatu kelompok pasti memiliki rasa keinginan untuk diakui olah banyak orang sebagai orang ataupun kelompok yang memiliki kedudukan serta peranan yang penting dan terpandang. Hal ini seperti yang disebutkan oleh Saudara Ismael :

“Kalau antar individu ada juga dalam mencapai sesutau hal, misalkan dalam mendapat kan kedudukan baik itu sebagai ketua PMIPTI, sekjen dll. Ya karena kami memiliki acuan kalau kami menjadi ketua bisa dikewnal oleh semua anggota dan bias lebih kenal dengan organisasi organisasi mahsiswa lainya”

Setiap individiu atau kelompok pasti memiliki perbedaan baik berupa bentuk fisik, kebudayaan, pola pikir dan sebagainya. Perbedaan-perbedaan tersebut yang sering memicu terjadinya sebuah pertentangan atau konflik antar individu ataupun kelompok. Ada beberapa penyebab terjadinya suatu konflik, antara lain

a. Perbedaan antar individu, perbedaan pendirian dan perasaan dapat juga menimbulkan konflik atau pertentangan.

b. Perbedaan kebudayaan, perbedaan kepribadian juga tergantung pada pola kebudayaan yang melatar belakangi pembentukan serta perkembangan kepribadian itu sendiri. Sedikit banyaknya indivdiu akan terpengaruh oleh pola pikir dan pendirian dari kelompok dimana dia berada. Hal ini pun dapat menyebabkan konflik antar kelompok.

c. Perbedaan kepentingan, wujud kepentingan dapat berbagai macam. Kepentingan ini dapat berupa kepentingan ekonomi, politik, dan lain sebagainya

d. Perubahan sosial. Perubahan sosial yang cepat untuk sementara waktu akan mengubah nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Perubahan ini pun dapat menimbulkan konflik bagi mereka yang berbeda pendirian.

Banyaknya perbedaan diantara anggota suatu kelompok itulah menyebabakan timbulkan sebuah konflik. konflik yang terjadi dalam sebuah kelompok dapat berupa konflik ringan ataupun konflik yang berskala berat. Konflik yang terjadi pada PMIPTI pun tidak hanya terjadi diantara anggota, terjadi dikarenakan beberapa hal, antara lain perbedaan pendapat etika musyawarah, sifat egoisme yang dimiliki masing-masing anggota, dan juga dikarenakan komunikasi yang kurang baik.

Penyelesaian konflik yang sering dilakukan adalah musyawarah bersama bila konflik tersebut masih bias dimusyawarahkan. Apabila konflik yang terjadi telah memperburuk keadaan dan hubungan antar anggota, maka penyelesaian yang ditempuh adalah melibatkan para senior atau sesepuh dari PMIPTI guna mendamaikan individu yang berkonflik,.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis diatas, Sejauh ini perbedaan identitas agama belum menjadi persoalan yang dapat menghambat proses pembauran antara mahasiswa Patani dengan masyarakat setempat. Pengaruh yang positif yang dapat diambil dari pergaulan dengan masyarakat setempat. Pengaruh yang positif yang dapat diambil dari pergaulan dengan masyarakat yang berbeda agama yaitu dapat memperkaya pengetahuan akan ajaran agama-agama pada hakikatnya sama yaitu menuju pada kebaikan umatnya. Dengan demikian kita tidak lagi mendengar berbagai bentuk konflik horizontal yang mengatasnamakan agama.

Bahasa adalah media yang sangat penting dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Bagi mahasiswa Patani yang merasa perbedaan bahasa tidak berpengaruh terhadap pola relasi yang dibangun maka mereka tidak akan merasa terganggu atau tersinggung jika ada teman atau warga yang berkomunikasi dengan menggunakan bahasa daerah mereka. Namun bagi yang menganggap bahwa perbedaan bahasa berpengaruh terhadap pola relasi sosial hal ini disebabkan oleh rasa etnosentrisme yang cukup tinggi. Kecenderungan untuk mempertahankan keseimbangan hubungan ditujukan dengan tidak berfikir negatif jika ada teman atau warga yang berkomunikasi dengan bahasa daerahnya sendiri.

Sebagaimana pluralitas keagamaan dan bahasa untuk pluralitas sosial budaya pada hakikatnya merupakan kodrat hidup manusia sendiri yang tidak mungkin dihindari oleh siapapun.

Dari uraian yang telah dipaparkan diatas terlihat bahwa Interaksi yang dimiliki mahasiswa patani di Cipadung cukup tinggi walaupun bercorak majemuk. Ini menunjukan bahwa ada peluang terjadinya pembauran sosial antara mahasiswa Patani dengan masyarakat setempat. Pergaulan dan wawasan yang luas mampu menciptakan bentuk pergaulan yang seimbang antara mahasiswa Patani dengan masyarakat setempat. Disamping itu mereka akan menumbuhkan sikap menerima segala kelebihan dan kekurangan orang lain serta membuka diri menerima segala ide dari orang lain adalah faktor terpenting bagi terwujudnya interaksi sosial mereka.

Mahasiswa Patani dengan budaya tersendiri dan sebagai kelompok minoritas harus melakukan penyesuaian sebelum melakukan interaksi sosial. Penyesuaian ini dapat dilakukan melalui komunikasi atau berbicara dengan baik. Terutama menggunakan bahasa Indonesia, karena hampir semua mahasiswa Patani belum paham betul dan belum bisa berbicara bahasa jawa, oleh karena itu mereka berkomunikasi dengan masyarakat setempat menggunakan bahasa Indonesia, sehingga bisa mengekspresikan apa yang dirasa dan dipikirkan dengan sesungguhnya.

Kegiatan masyarakat yang ada dilingkungan tempat tinggal mereka, telah memungkinkan mahasiswa Patani yang berbeda culture

tersebut untuk bekerjasama. Kegiatan dan aktivitas yang diikuti mahasiswa Patani di lingkungan masyarakat ternyata juga membawa peranan bagi kehidupan mereka dengan bertambahnya nilai-nilai yang harus di ikuti. Pengetahuan yang diperoleh melalui sosialisasi dan dari lingkungan sosial dimana mereka berada, membuat mereka mampu untuk menyesuaikan diri dengan kelompok lain.

5.2 Saran-saran

Tidak ada bangsa di dunia yang bercorak monokultural, monoreligion, danmonoetnik. Semua bangsa termasuk Indonesia dibangun atas dasar multikultural berdasarkan konsepsi bahwa manusia tidak ada yang sama karena setiap manusia mempunyai identitas, baik yang berkaitan dengan budaya, suku, agama, golongan ras, maupun status sosial.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap para mahasiswa Patani di Cipadung dalam menganalisa, pola interaksi sosial yang dijalankan oleh para mahasiswa Patani, maka penulis memberikan saran sebagai berikut.

1. Hendaklah para mahasiswa Patani yang sedang melakukan studi di Bandung untuk terus menjaga kerukunan antar masyarakat di tempat tinggalnya dengan selalu berkomunikasi dengan baik dan selalu menghargai budaya orang lain.

2. Bagi peneliti yang tertarik pada obyek kajian ini, diharapkan memfokuskan penelitian ini tidak hanya pada tingkat Cipadung melainkan pada tingkat yang lebih luas lagi agar mendapatkan hasil yang lebih baik. Terakhir, penulis panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan skripsi ini. Mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat.