BAB VI ANALISA
6.2. Analisa Ruang
6.2.3. Suasana Ruang
Hal yang paling penting dalam kaitannya dengan persyaratan ruang yang dikaitkan dengan tema pada proyek, adalah kenyamanan thermal pada tiap bangunannya serta kenyamanan pengguna. Usaha untuk menyeimbangkan antara iklim dan arsitektur, dilakukan dengan memanfaatkan unsur-unsur iklim yang ada, seperti angin, suhu udara, dan lain-lain, sehingga akhirnya manusia dapat memperoleh kenyamanan yang diharapkan.
a. Suasana yang Dipengaruhi Iklim Tropis Lembab Indonesia
Ciri-ciri
Tidak ada perbedaan jelas antara musim kemarau (kering) dengan hujan (basah); Suhu uara relatif tinggi dengan amplitudo suhu siang-malam kecil (24-32°C), suhu
udara di daerah pegunungan dapat jauh lebih rendah; Kecepatan angin rendah;
Kelembaban udara tinggi (60–95%);
Radiasi matahari cukup tinggi (>900 W/m²), walau sering juga tertutup mendung (<100 W/m²);
di Kota Batu dengan Tema Arsitektur Bioklimatik
Curah hujan deras dapat turun dalam beberapa hari berturut-turut dan umumnya turun siang atau sore hari;
Hampir selalu berawan.
b. Kenyamanan Termal
Kenyamanan termal memiliki 6 faktor penentu : Faktor Lingkungan
Suhu udara, T ( temperature ), °C Kecepatan Angin, V (Velocity ), m/dtk
Kelembapan Udara, RH ( Relative Humidity ), %
Rata-rata suhu permukaan Ruang, MRT ( Mean Surface Radiant Temperature ), °C
Faktor Manusia
Aktivitas manusia, Met ( Metabolism ), W/m² Pakaian, clo ( Clothing ), m²K/W
Zona Nyaman (comfort zone) adalah daerah dalam bioklimatik chart yang menunjukan kondisi komposisi udara yang nyaman secara termal. Kenyamanan termal tidak dapat diwakili oleh satu angka tunggal karena kenyamanan tersebut nerupakan perpaduan dari enam faktor. Namun, sebagai pedoman kasar, kenyamanan termal untuk tropis lembab dapat dicapai dengan batas-batas 24°C < T< 26° C, 40% < RH < 60%, 0,6 m/s < V < 1,5 m/s. Batas-batas ini berdasarkan kebiasaan yang didasari pula pada iklim tropis lembab yang memiliki suhu rata-rata 27°C - 32°C.
HOTEL RESORT di Kota Batu dengan Tema Arsitektur Bioklimatik
43 37 32 27 21 16/0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Departemen Kimpraswil melalui proses yang panjang telah mempersiapkan
Departemen Kimpraswil melalui proses yang panjang telah mempersiapkan beberapa standar yang berkaitan dengan masalah peningkatan kenyamanan termal ruang dalam bangunan. Standar ini dapat diacu sebagai pedoman dalam perancanaan bangunan gedung. Standar tersebut diantaranya adalah SNI T 03-6572-2001.
Standar kenyamanan termal untuk daerah tropis seperti Indonesia dapat dibagi menjadi :
Sejuk nyaman, antara temperatur efektif 20,5 0C ~ 22,8 0C
Nyaman optimal, antara temperatur efektif 22,8 0C ~ 25,8 0C
Hangat nyaman, antara temperatur efektif 25,8 0C ~ 27,1 0C
Kelembaban udara relatif yang dianjurkan antara 40% ~ 50%, tetapi untuk ruangan yang jumlah orangnya padat seperti ruang pertemuan, kelembaban udara relatif masih diperbolehkan berkisar antara 55% ~ 60%.
Untuk mempertahankan kondisi nyaman, kecepatan udara yang jatuh diatas kepala tidak boleh lebih besar dari 0,25 m/detik dan sebaiknya lebih kecil dari 0,15 m/detik.
Kelembapan Relatif (%) Suhu (°C)
Daerah nyaman untuk udara diam
Batas toleransi untuk kerja sedang Butuh
Tambahan kelembapan
Butuh Bayangan
Daerah yang membutuhkan panas Kondisi di luar toleransi
Gambar 6.1. Kenyamanan di Pengaruhi oleh Kelembaban, Suhu Udara dan Pergerakan Angin
di Kota Batu dengan Tema Arsitektur Bioklimatik
Kenyamanan tiap ruang tergantung pada kebudayaan masing-masing manusia. Iklim dan kelembapan lokasi;
Bau dan pencemaran udara; Radiasi alam dan radiasi buatan; Bahan bangunan;
Bentuk dan struktur bangunan; Warna dan pencahayaan.
Cross-ventilation
Penyegaran udara di dalam ruangan, juga ditentukan oleh pertukaran udara.
Dari data di bawah untuk hunian rumah tinggal kenyamanan pertukaran udara ini dapat menentukan arah orientasi, serta kebutuhan cross-ventilation.
Ruang Pertukaran Udara Minimal
Kamar Keluarga dan Kamar Tidur
Ruang Bergerak Dapur
Kamar Mandi
20 kali isi ruang / jam 10 kali isi ruang / jam 1000 kali isi ruang / jam 40 kali isi ruang / jam
Tabel 6.10.Kebutuhan Pertukaran Udara Tiap Ruangan
Stack Effect
Adalah cross ventilation pada bangunan yang dipengaruhi tekanan udara, sehingga udara bergerak keatas, ini menyebabkan bangunan memperlukan void dimana angin dapat keluar dengan bebas yang membawa kalor
Penggunaan Balkon
Ruang istirahat yang dalam dapat memberikan keteduhan pada sisi panas bangunan. Sebuah jendela dapat dikurangi untuk membentuk suatu balkon atau sebuah skycourt
melayani beberapa fungsi di samping sebagai peneduh. Penempatan balkon pada sisi panas dapat membolehkan penempatan jendela yang lebar dan jalan masuk ke balkon dapat berfungsi sebagai ruang pengungsian, teras untuk menanam dan
untuk taman, dan sebagai daerah yang fleksibel untuk penambahan fasilitas pada masa depan.
Sunshading
Sunshading atau pelindung matahari adalah penting bagi dinding yang langsung terkena sinar matahari, terutama dinding kaca.
(sirip), spandrels, egg crates
konfigurasinya tergantung pada orientasi fasade.
HOTEL RESORT di Kota Batu dengan Tema Arsitektur Bioklimatik
Adalah cross ventilation pada bangunan yang dipengaruhi tekanan udara, sehingga udara bergerak keatas, ini menyebabkan bangunan memperlukan void dimana angin dapat keluar dengan bebas yang
Penggunaan Balkon
Ruang istirahat yang dalam dapat memberikan keteduhan pada sisi panas bangunan. Sebuah jendela dapat dikurangi untuk membentuk suatu skycourt kecil yang dapat melayani beberapa fungsi di samping sebagai peneduh. Penempatan balkon pada sisi panas dapat membolehkan penempatan jendela yang lebar dan jalan masuk ke balkon dapat berfungsi sebagai ruang pengungsian, teras untuk menanam dan
n, dan sebagai daerah yang fleksibel untuk penambahan fasilitas pada masa
atau pelindung matahari adalah penting bagi dinding yang langsung terkena sinar matahari, terutama dinding kaca. Sunshading dapat berupa tins spandrels, egg crates, dan sebagainya yang konfigurasinya tergantung pada orientasi fasade.
Gambar 6.3. Stack Effect
Gambar 6.4. Balkon
Gambar 6.5. Sunshading HOTEL RESORT Arsitektur Bioklimatik
n, dan sebagai daerah yang fleksibel untuk penambahan fasilitas pada masa Gambar 6.3. Stack Effect
Gambar 6.4. Balkon
di Kota Batu dengan Tema Arsitektur Bioklimatik
Ruang Transisi
Ruang transisi disini ditempatkan pada zone antara eksterior dan interior yang berfungsi sebagai ruang-ruang udara dan atrium. Bagian atas atrium dapat dilindungi dengan atap bundar untuk memberi jalan angin masuk (louvered) ke dalam area bangunan yang juga berfungsi sebagai alat untuk memasukkan angin dan mengontrol penghawaan alami pada bagian dalam bangunan.
HOTEL RESORT di Kota Batu dengan Tema Arsitektur Bioklimatik