BAB I LATAR BELAKANG
3.2 Sub Direktorat Data
3.2. Sub Direktorat Data
3.2.1. Database Architecture Reengineering
Upaya yang akan dilakukan pada tahun 2012 adalah mencoba melakukan reingineering database architecture di IPB untuk mencapai arsitektur berbasiskan Bussiness Intelligence seperti yang digambarkan pada Gambar 3.5. Dengan berfokus pada integrasi data, data warehousing, dan pembangunan OLAP.
Gambar 3.5. IPB Bussiness Intelligence Architecture.
Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi | 51
Secara garis besar kondisi arsitektur aplikasi pada TI/SI di IPB hingga kini sebagian besar menggunakan model two‐tier (client/server). Dan menurut landasan/framework/arsitektur sistem informasi IPB yang dijadikan acuan pengembangan TI/SI di IPB, terhadap kondisi sekarang sudah sejalan dan terpenuhi. Dalam merumuskan rancangan arsitektur aplikasi untuk kedepan, terdapat beberapa evaluasi yang perlu diperhatikan, salah satunya tentang model two‐tier yang masih diterapkan di IPB. Pada arsitektur two‐tier memiliki tuntutan tinggi dalam hal koneksi database, di mana koneksi harus selalu dijaga untuk masing‐masing client sehingga menghabiskan sumber daya server.
Dalam model two‐tier terdapat pemusatan kerja pada komputer server pada setiap aplikasi. Hal tersebut mengakibatkan server harus melakukan dua pekerjaan sekaligus. Pertama komputer server bertindak sebagai database server, yang jelas hal ini membutuhkan alokasi sumber daya (resource) yang tidak sedikit. Kedua, komputer server juga dituntut untuk melayani permintaan dari pihak client, dalam hal ini bisa berupa transaksi, query, dan manajemen data.
Solusi yang perlu dicoba dalam menghadapi kondisi ini adalah mengubah model two‐ tier menjadi three‐tier/multi‐tier. Menurut Wahyu Pujiono, dkk ”Aplikasi dalam model three‐tier terbukti mampu meningkatkan kinerja sistem, hal ini disebabkan pada model three‐tier ditambahkan sebuah komponen independen di antara aplikasi client dengan aplikasi server yang disebut sebagai middle tier. Komponen ini secara khusus berfungsi untuk melakukan pemrosesan bisnis atau pengolahan data, dengan demikian sumber daya (resource) server dapat dihemat sehingga kinerja database server akan dapat ditingkatkan”. Perbedaan three‐tier dan multi‐tier tidak terlalu mencolok pada model client‐servernya, karena perbedaannya hanya terletak pada penambahan layer services pada multi‐tier.
Arah kedepan untuk arsitektur TI/SI di IPB akan mencoba mengadopsi arsitektur SOA (Service Oriented Architecture).Aplikasi berbasis SOA akan memiliki beberapa lapisan aplikasi multi‐tier. Pemrosesan pada model ini, disebarkan di dalam minimal tiga lapisan, bahkan lebih yang memiliki fungsionalitas khusus. Lapisan tersebut antara lain:
Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi | 52
1. Presentation Tier
Layanan presentasi atau logika antarmuka pengguna ditempatkan pada mesin client. layanan ini berfungsi untuk menangani semua interaksi user dengan aplikasi. Namun demikian, layanan ini tidak langsung mengakses database server.
2. Logic/Business Tier
Lapisan layanan logika berisi application server. Pada model multi‐tier, application server berada pada server/komputer tersendiri.
3. Data Source Tier
Lapisan layanan data berisi database server. Pada model multi‐tier, database server berada pada server/komputer tersendiri.
4. Services tier
Lapisan dalam layer ini meliputi semua services yang di definisi, dimana seluruh fungsi dapat dibentuk ke dalam layanan‐layanan lain. Pada model multi‐tier, semua service yang disajikan/dibuka diletakkan pada application server.
Gambar 3.6. Arsitektur Multi‐Tier
3.2.2. DATA CENTER (Data Source Tier)
Arsitektur pada database server yang diusulkan untuk kedepannya adalah terbentuknya data center, yang terdiri dari server READY dan server DADAKAN. Server ready merupakan server yang harus dimiliki IPB sedangkan server dadakan
Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi | 53
boleh dimiliki atau tidak (tetapi diusahakan untuk menjadi ready pada kondisi tertentu/urgent).
Server ready terdiri dari 5 server, yaitu:
1. ServerMaster
Pada Server ini harus memiliki infrastruktur yang berkualitas tinggi (High Quality). Hal tersebut ditekankan karena pada server ini terdapat Database Master dan juga Heterogen Database (database‐database yang belum dimigrasi ke database master). Jika seluruh heterogen database sudah dimigrasi, maka server ini hanya terdapat database master. Pada server ini perlu adanya penangan dari DBA, Query Designer, Networking dan System Engineer Terkait database lama.
2. ServerSlave
Pada Server ini infrastruktur yang diberikan cukup memiliki kualitas yang standart (Standart Quality). Server ini hanya dikhususkan Database‐database yang ditetapkan DBA sebagai database yang masuk ke‐type slave. Pada server perlu adanya penanganan dari DBA, Query Designer dan Networking.
3. ServerRetensi
Pada Server ini infrastruktur yang diberikan cukup memiliki kualitas yang standart (Standart Quality). Server ini hanya dikhususkan Database‐database yang ditetapkan DBA sebagai database yang masuk ke‐type retensi/penghapusan. Pada server perlu adanya penanganan dari DBA dan Networking.
4. ServerInkubator
Pada Server ini infrastruktur yang diberikan cukup memiliki kualitas yang standart (Standart Quality). Server ini hanya dikhususkan Database‐database yang ditetapkan DBA sebagai database yang masuk ke‐type inkubator /development. Pada server perlu adanya penanganan dari DBA, Query Designer dan Networking.
5. ServerWarehouse
Pada Server ini harus memiliki infrastruktur yang berkualitas tinggi (High Quality). Hal tersebut ditekankan karena pada server ini terdapat Database Warehouse, dimana akan terdapat proses‐proses warehousing untuk mengali data tersembunyi yang bisa dijadikan sumber data yang cantik untuk institusi. Untuk database warehouse sangat dibutuhkan institusi dalam hal‐hal yang
Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi | 54
strategis. Pada server perlu adanya penanganan dari DBA, Peneliti/Ilmuan/Praktisi Datawarehouse dan Networking. Gambar 3.7. Rancangan pada Data Center. Draft SOP Tindakan pada Database: ‐ Database Master merupakan database utama dari seluruh proses bisnis yang ada di IPB. ‐ Proses bisnis yang masih ada pada Heterogen Database secara perlahan‐lahan akan dipindahkan ke Database Master.
‐ Aplikasi yang mengkonsumsi data pada heterogen database, akan di ubah/migrasi SQL‐nya (menyesuaikan struktur baru) jika sudah berhasil memindahkannya ke database master.
‐ Hasil migrasi dari heterogen database ke database master akan menjalani masa test/uji coba kelayakan untuk tetap berada di database master /dipindah ke database slave.
‐ Jika setelah proses migrasi terjadi lock/trafik yang padat pada database master (server master), maka DBA harus tanggap untuk memindahkannya ke server slave.
‐ Jika terdapat pembuatan aplikasi / adanya proses development sistem, maka database yang boleh digunakan hanya yang bertipe inkubator/ pada server inkubator.
‐ Jika proses development selesai dan sudah siap produksi maka database yang ada di incubator akan menjalani masa test/ujicoba kelayakan untuk tetap berada di database master /dipindah ke database slave. SERVER MASTER SERVER WAREHOUSE SERVER SLAVE SERVER RETENSI SERVER INKUBATOR Master Heterogen Warehous Slave Retensi Inkubator
Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi | 55
‐ Untuk aplikasi baru yang gagal ujicoba kelayakan di database master, maka akan dialihkan ke database slave. Dan masuk masa kelayakan di database slave, jika gagal juga di database slave, solusinya adalah menyediakan server dadakan. ‐ Semua data yang mau di backup hanya boleh diletakkan ke server retensi. ‐ Pada data center (database server) tenaga keahlian yang terlibat disini adalah Database Administrator (DBA), Query Designer, Peneliti/Ilmuan/Praktisi Data Warehouse, Networking dan System Engineer Terkait database lama. ‐ Khusus untuk System Engineer Terkait database lama akan berakhir tugasnya jika seluruh heterogen database telah dimigrasi ke database master/database slave/server dadakan.
‐ Pendefinisian seluruh tugas setiap tenaga keahlian pada setiap server database.
3.2.3. Kegiatan Integrasi Data, Pengembangan Data Warehousing, dan OLAP
Pada tahun 2012, IPB menargetkan Prima Prestasi. Untuk mendukung target IPB meraih Prima Prestasi, maka salah satu kegiatan DKSI pada tahun 2012adalah
Integrasi Data, Pengembangan Data Warehousing, dan OLAP. kegiatan
pengembangan ini perlu dilakukan sebagai peningkatan dan keberlanjutan dari kegiatan sebelumnya dengan judul
3.2.4. Pelayanan dan Integrasi Basis Data dan Pengembangan Sistem Integrasi
Manfaat dari kegiatan ini antara lain :
1. Adanya kemudahan dan kecepatan transaksi secara tersistem untuk mendukung kebutuhan institusi melakukan perencanaan, pengambilan keputusan, dan pemantauan berbasis kepada fakta dan informasi.
2. Terpeliharanya keutuhan integritas dan kebaharuan serta konsistensi database institusi pada sistem informasi IPB. 3. Kemudahan pemeliharaan sistem transaksi institusi dalam mencapai keunggulan kompetitif secara berkelanjutan. Tujuan secara umum dari kegiatan‐kegiatan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:
Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi | 56
1. Tercapainya keandalan kecepatan, keamanan, dan keberlangsungan data dan informasi.
2. Meningkatnya jangkauan dan keterbukaan akses informasi bagi semua pemangku kepentingan (stakeholders) IPB.
3. Meningkatnya pemanfaatan sistem dan teknologi yang dikembangkan dengan lebih optimal oleh masyarakat internal dan eksternal IPB. 4. Terwujudnya keterpaduan, kesesuaian, keterhubungan, kompatibilitas, validitas dan keutuhan aplikasi, data dan informasi di lingkungan IPB. 5. Sebagai implementasi dari Grand Design TIK IPB yang telah disusun pada tahun anggaran 2011.
Tujuan khusus dari kegiatan‐kegiatan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1. Teridentifikasinya seluruh kebutuhan data institusi untuk kebutuhan transaksional dan manajerial. 2. Terbangunnya basis data terpadu dari keseluruhan data yang teridentifikasi dari keluaran pertama. 3. Terbangunnya aplikasi bisnis transaksional yang menggunakan basis data yang telah dikembangkan. 4. Terbangunnya sistem analisis dan laporan online.
Integrasi data merupakan serangkaian proses yang melakukan ekstrak atau penangkapan data, restrukturisasi, pemindahan, dan pemuatan atau publikasi data, baik dalam penyimpanan data operasional ataupun analisis, dalam mode real time atau mode batch. Dalam bidang manajemen informasi, integrasi data adalah pekerjaan yang paling rumit. Kerumitan ini merupakan hasil dari keharusan menggabungkan data yang serupa dari sistem sumber yang berbeda ke dalam satu simpanan data yang konsisten dan umum untuk digunakan oleh pengguna bisnis dan teknologi.
Terdapat beberapa metode/pola yang berbeda dalam mengintegrasikan data, yaitu: 1. Integrasi data transactional : berfokus pada bagaimana transaksi dibuat,
Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi | 57
2. Integrasi data bussinees intelligence: Berfokus pada koleksi transaksi dan membentuk mereka menjadi struktur basis data yang memfasilitasi analisis.
Dalam proses melakukan integrasi database akan dianut Reference Architecture seperti yang tergambar pada Gambar3.8. Data Integration Reference Architecture dibuat dalam upaya merancang lingkungan untuk integrasi data, dan menyajikan cetak biru dalam hal pengembangan dan operasional.
Gambar 3.8. Data integration reference architecture.
Reference architecture untuk data integrasi yang terlihat pada Gambar 3.9. mendefiniskan proses dan lingkungan yang mendukung penangkapan, pengecekan kualitas, pemrosesan, dan pergerakan data baik berbentuk transaksional atau bulk terhadap satu atau banyak target.
Data integration reference architecture menyajikan dasar atau cetak biru untuk memecah proses‐proses yang ada menjadi komponen yang bersifat diskret, modular, dan fleksibel. Salah satu prinsip kunci arsitektural yang digunakan untuk meningkatkan modularitas dan fleksibilitas adalah dengan mengenkapsulasi data dan fungsi dalam staging layers menggunakan file format umum menggunakan data subject areas pada target data model.
Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi | 58 Gambar 3.9. Penggunaan subject area files untuk menyajikan layer enkapsulasi Pemilihan arsitektur ini didasarkan juga pada kemampuannya melakukan skalabilitas dengan pola seperti yang tergambar pada Gambar 3.10. Gambar 3.10. Perluasan lingkungan integrasi data menggunakan platform hardware majemuk.
Arsitektur integrasi data mengandung layer konseptual proses dan landing zones yaitu Proses Extract/Subscribe Æ Initial Stage, Proses Data Quality Æ Clean Staging, Proses Transformation Æ Load Ready Publish, dan Proses Load.
a. Proses Extract/Subscribe
Merupakan proses menangkap data, transaksional atau bulk, terstruktur atau tidak terstruktur, dari berbagai sumber dan menempatkannya pada initial
Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi | 59
staging area. Tahapan ini merupakan tahapan terlama karena melibatkan banyak pihak. Prinsip‐prinsip yang akan dilakukan pada tahapan ini adalah
1. Read Once, Write Many
Tujuan dari prinsip ini adalah memiliki hanya satu komponen data integrasi untuk tiap sumber data seperti pada Gambar 3.11. dengan memilih Best‐Practice Extract Approach Gambar 3.11. Pendekatan tradisional vs best‐practice extract 2. Grab Everything Ketika mengembangkan kebutuhan ekstraksi, memang lebih mudah untuk fokus hanya mengekstrak field yang dibutuhkan untuk aplikasi atau database. Namun praktik terbaiknya adalah mengevaluasi sumber data dan keseluruhannya dengan mempertimbangkan pengekstrakan data‐data yang potensial memiliki relevansi untuk saat ini dan untuk kebutuhan masa mendatang. Hal ini digunakan untuk mengantisipasi jika aplikasi yang ada perlu dikembangkan. Gambar 3.12. memberikan gambaran proses pada tahapan ini.
Gambar 3.12. Staging keseluruhan file, dan mengeluarkan data yang hanya
Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi | 60
b. Initial Staging
Tahapan ini merupakan tahapan awal landing zone, di mana salinan data sumber ditempatkan sebagai hasil dari proses extract/subscribe. Tujuan obyektif dari tahapan ini adalah menempatkan sumber data dalam simpanan nonvolatile untuk mencapai tujuan “pull it once from source”.
Gambar 3.13 Initial Staging
c. Proses Data Quality
Pada proses ini dilakukan integrasi data yang mengkualifikasi dan membersihkan data, berbasis pada aturan teknis dan bisnis proses yang ada. Aturan atau kriteria kualitas data dibentuk sesuai dengan aturan yang dibentuk oleh proses bisnis dan kebijakan institusi. Beberapa hal yang menyebabkan lemahnya kualitas data antara lain: data yang tidak valid, data hilang, data tidak akurat, dan definisi yang tidak konsisten, seperti contoh pada Gambar 3.14. Gambar 3.14. Contoh tipe data berkualitas buruk. Proses data quality akan menghasilkan tiga tipe yaitu cleansed data files, reject data files, dan reject reports yang dapat dilihat pada Gambar 3.15.
Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi | 61
Gambar 3.15. Checkpoint process Data Quality.
d. Clean Staging Landing Zone
Clean staging area merupakan landing zone berikutnya, dan didalamnya sudah mengandung clean data, flagged data, atau rejected data. Data yang ada bisa digunakan untuk proses transformasi atau dimuatkan langsung ke aplikasi tujuan.
Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi | 62
e. Proses Transformasi
Transformasi merupakan fungsi integrasi data yang memodifikasi data yang telah ada atau menciptakan data baru melalui fungsi semacam penghitungan atau agregasi
f. LoadReady Publish Landing Zone
Tahapan ini merupakan area staging yang mengolah file yang sudah target‐ specific, load‐ready seperti pada Gambar 3.17. Gambar 3.17. Area staging yang mengolah file yang sudah target‐specific g. Load/Publish Processes Pada tahapan ini ditetapkan proses‐proses standar yang memuatkan pembaruan data secara transactional maupun bulk.
3.2.5 Pengembangan dan Pengelolaan IIRC (IPB Integrated Resources Center)
http://iirc.ipb.ac.id sebagi pusat arsip digital IPB menggunakan DSpace sebagai
mesinnya. Lebih difokuskan untuk penyimpanan arsip digital non ilmiah, dan merupakan salah satu upaya peningkatan ranking IPB dalam penilaian kinerja website universitas berbasis Webometrics.
3.2.6 Pengembangan dan Pengelolaan Repository Karya Ilmiah IPB, lokasi situs
http://repository.ipb.ac.id. Salah satu upaya peningkatan rangking IPB di dunia yaitu
dengan mengembangkan Repository Karya Ilmiah yang tersimpan secara digital antara lain berupa :
Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi | 63 a. Disertasi b. Tesis c. Skripsi d. Artikel Penelitian baik yang dipublikasikan oleh IPB maupun oleh pihak lain e. Jurnal Ilmiah f. Buku Panduan g. Karya Tulis Mahasiswa h. Orasi Ilmiah Guru Besar i. Tugas Akhir Mahasiswa Diploma
3.2.7. Authorize Testing Center
DKSI perlu mempersiapkan diri menjadi salah satu ATC di Indonesia yang melayani Sertifikasi Internasional untuk pengoperasian perangkat lunak Microsoft office 2003‐ 2010 dan beberapa software lain seperti AutoDesk, Adobe, dll. Hal ini merupakan bagian dari upaya Prima Akreditasi yang diprogramkan IPB pada tahun 2011.