• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.4 Instalasi Farmasi RSUD dr. Pirngadi Kota Medan

3.4.1 Subinstalasi Kesekretariatan

Merupakan bagian dari instalasi farmasi rumah sakit yang bertugas melaksanakan kegiatan administrasi kefarmasian di instalasi farmasi.

Kesekretariatan dipimpin oleh seorang Apoteker yang disebut dengan sekretaris instalasi farmasi.

Tugas pokok dari kesekretariatan ada 4, yaitu: 1. Umum dan kepegawaian, tugasnya adalah:

a) Mencatat surat-surat yang masuk ke instalasi farmasi dan mengarsipkannya dengan rapi. Pada buku agenda, surat-surat yang masuk dicatat tanggal, asal surat, isi ringkas, nomor surat dan sebagainya

b)Mencatat surat-surat yang keluar dari instalasi farmasi dan menyampaikan ke alamat yang dituju dengan pertanggung jawaban yang jelas dan mengarsipkannya

c) Mengarsipkan data-data pegawai di instalasi farmasi d)Membalas surat yang masuk ke instalasi farmasi

e) Mengatur mutasi pegawai di lingkungan instalasi farmasi f) Mengarsipkan resep dan kuitansi penjualan resep

g)Mengurus permintaan keperluan rumah tangga di instalasi farmasi misalnya alat tulis dan mengurus kerusakan alat-alat rumah tangga

2. Akuntansi, laporan dan statistik, tugasnya adalah:

a) Mencatat semua data-data pengeluaran dan pemasukan obat-obatan dan alat kesehatan

b)Melakukan pemeriksaan silang (cross check) dengan gudang dan subinstalasi distribusi setiap bulan dan menyesuaikannya dengan kartu administrasi persediaan farmasi

c) Membuat laporan bulanan penjualan obat-obatan yang terjual melalui resep setiap bulan

d) Membuat laporan pengeluaran obat-obatan dan alat kesehatan yang dikeluarkan instalasi farmasi dalam bentuk laporan tahunan

e) Menyesuaikan jumlah uang hasil penjualan dengan kuitansi penjualan resep yang akan disetor ke bagian keuangan setiap hari

f) Membuat neraca rugi laba berdasarkan data dari semua bagian instalasi farmasi rumah sakit setiap akhir tahun. Berdasarkan data yang dikumpulkan tersebut dapat diketahui persediaan akhir setiap bulan dan setiap tahun.

Selain tugas-tugas di atas, subinstalasi administrasi juga bertugas membuat, mengatur dan mengevaluasi perhitungan unit cost. Unit cost adalah biaya yang dikeluarkan oleh instalasi farmasi rumah sakit untuk keperluan pemeriksaan, perawatan dan tindakan medis bagi pasien, yang dalam penggunaannya tidak dapat ditentukan jumlah satuannya seperti reagen, kapas, plesterdan lain-lain.

Penentuan besarnya biaya unit cost untuk pasien rawat jalan, operasi dan rawat inap dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

a. Pasien rawat jalan

bulan setiap berkunjung pasien Jumlah bulan setiap n dikeluarka yang farmasi perbekalan biaya Jumlah farmasi perbekalan cost Unit =

Keterangan:Data diambil minimal selama 3 bulan berturut-turut kemudian dihitung rata-ratanya.

b. Pasien rawat inap

bulan setiap rawatan hari Jumlah bulan setiap n dikeluarka yang farmasi perbekalan biaya Jumlah farmasi perbekalan cost Unit =

Biaya unit cost untuk pasien Medan Sehat, Pemprovsu, PBI, Non PBI dan umum besarnya sama. Jumlah biaya unit cost ini diproses menggunakan sistem

komputerisasi, dihitung jumlahnya oleh petugas instalasi farmasi dan pembayarannya langsung diklaim oleh instalasi farmasi ke keuangan rumah sakit. Contoh rekapitulasi perhitungan unit cost dapat dilihat pada lampiran 15, halaman 82.

Setiap bulan dibuat neraca rugi/laba untuk unit cost sehingga dapat dievaluasi secara berkala dan dapat segera disesuaikan jika terdapat perubahan yang signifikan.

3. Pelatihan dan Pendidikan di Instalasi Farmasi

Pelatihan yang dilakukan di instalasi farmasi adalah pelatihan terhadap staf instalasi farmasi untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan dibidang kefarmasian. Sedangkan pendidikan dilakukan untuk mendapatkan wawasan, pengetahuan dan keterampilan di bidang farmasi rumah sakit. Pendidikan dilakukan terhadap mahasiswa dari program studi Apoteker, D3 Farmasi dan AA (Asisten Apoteker).

4. Farmasi Klinis

Pelayanan farmasi klinis merupakan praktik kefarmasian yang berorientasi kepada pasien. Bermanfaat untuk mengidentifikasi masalah terkait penggunaan obat dan meningkatkan kepatuhan pasien.

Pelayaan farmasi klinis yang telah berjalan adalah :

a. Pengkajian resep rawat inap/rawat jalan pasien jaminan kesehatan.

Tujuan pengkajian pelayanan dan resep untuk menganalisis adanya masalah terkait obat, jika ditemukan masalah terkait obat harus dikonsultasikan kepada dokter penulis resep. Kegiatan yang dilakukan yaitu apoteker harus melakukan

pengkajian resep sesuai persyaratan administrasi, persyaratan farmasetik dan persyaratan klinis baik untuk pasien rawat inap maupun rawat jalan.

Persyaratan administrasi meliputi:

1. Nama, umur, jenis kelamin, dan berat badan serta tinggi badan pasien, Nama, nomor ijin, alamat dan paraf dokter

2. Tanggal resep

3. Ruangan/unit asal resep

Persyaratan farmasetik meliputi:

1. Nama obat, bentuk dan kekuatan sediaan 2. Dosis dan jumlah obat

3. Stabilitas

4. Aturan dan cara penggunaan Persyaratan klinis meliputi:

1. Ketepatan indikasi, dosis dan waktu penggunaan obat 2. Duplikasi pengobatan

3. Alergi, interaksi dan efek samping obat 4. Kontraindikasi

b. Pemberian Informasi Obat (PIO) kepada pasien rawat jalan.

Pemberian informasi obat dilakukan terhadap pasien yang mengambil obatnya di unit pelayanan farmasi rawat jalan. Dengan adanya informasi, diharapkan pasien mengerti tentang cara penggunaan obat, mewaspadai efek samping obat yang mungkin timbul selama penggunaan obat, mengetahui manfaat pengobatan sehingga dapat meningkatkan kepatuhan pasien dan tujuan

pengobatan yang optimal dapat tercapai. PIO dilakukan di ruang konseling farmasi rawat jalan.

Adapun PIO yang diberikan meliputi:

- pola hidup yang seharusnya dilaksanakan oleh pasien untuk menunjang pengobatan yang sedang dijalaninya,

- memberikan informasi akan pentingnya kepatuhan dalam mengkonsumsi obat dan

- memberikan informasi tentang cara penggunaan obat.

c. Melakukan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit (PKMRS) yang merupakan bagian dari PIO. Kegiatan ini dilakukan di ruang tunggu rawat jalan.

d. Konseling pada pasien rawat jalan.

Konseling merupakan suatu proses yang sistematik untuk mengidentifikasi dan penyelesaian masalah pasien yang berkaitan dengan penggunaan obat-obatan pada pasien rawat jalan dan pasien rawat inap. Konseling bertujuan memberikan pemahaman yang benar mengenai obat kepada pasien dan tenaga kesehatan mengenai nama obat, tujuan pengobatan, jadwal pengobatan, cara menggunakan obat, lama penggunaan obat, efek samping obat, tanda-tanda toksisitas, cara penyimpanan obat dan penggunaan obat-obat lain.

Kegiatan yang dilakukan dalam konseling meliputi: 1. Membuka komunikasi antara apoteker dengan pasien.

2. Mengidentifikasi tingkat pemahaman pasien tentang penggunaan obat melalui three prime questions.

3. Menggali informasi lebih lanjut dengan memberi kesempatan kepada pasien untuk mengeksplorasi masalah penggunaan obat.

4. Memberikan penjelasan kepada pasien untuk menyelesaikan masalah penggunaan obat.

5. Mengedukasi pasien tentang gaya hidup (life style) yang sehat.

6. Melakukan verifikasi akhir dalam rangka mengecek pemahaman pasien. 7. Dokumentasi.

Dokumen terkait