• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORITIS

D. Unsur- unsur Dakwah

3. Subjek Dakwah

Subjek dakwah bias dikaji dalam sudut pandang Islam yaitu: seorang atau sekelompok orang yang berorganisasi. Manusia diciptakan Allah dalam bentuk tubuh yang indah dan unik, mempunyai tugas memakmurkan bumi yang telah diciptakan-Nya, untuk bekal hidup manusia dalam mencapai kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat. Manusia diciptakan Allah sebagai kholifah (pengganti/wakil) dan harus mengabdi kepada-Nya dengan penuh keikhlasan. Diri manusia terdiri dari fisik dan non fisik, keduanya memerlukan pemeliharaan, peranan dan pungsi untuk menyempurnakan hidup agar mencapai keseimbangan hidup di dunia maupun di akhirat. Mengapa demikian? Karena manusia dituntut menjadi hamba Allah yang sholeh dan harus mempertanggung jawabkan kehidupannya di akhirat nanti. Selain itu, banyak lagi konsep-konsep yang berkenaan dengan subjek dakwah yang terdapat di dalam al-Quran dan hadis yang menyangkut budaya atau akal pikiran, sikap dan prilaku manusia serta pernyataan-pernyataan verbal atau non verbal. Pada setiap unsur manusia yang menjadi Subjek dakwah terdapat permasalahan-permasalahan yang memerlukan pemecahan. Misalnya, mengapa terjadi pebedaan antara pernyataan yang disampaikan kepada obyek dakwah dengan prilaku subjek dakwah itu.

Mengapa tingkat kesejahteraan ekonomi seseorang da`i berada di bawah garis kemiskinan? adakah pengaruh aqidah yang dimiliki da`i terhadap status sosial yang dimilikinya?. Adakah pengaruh aqidah, sikap, prilaku seorang da`i terhadap objeknya?. Masalah-masalah yang mungkin terdapat pada subjek dakwah, adalah pada persepsi karakter, sikap, perilaku, dan hasil dari perilakunya dan mungkin pula terdapat pada sistem organiknya.42

4. Objek Dakwah

Objek dakwah adalah manusia, baik seorang atau lebih (masyarakat). Pemahaman mengenai masyarakat itu bisa beragam, tergantung dari sudut mana memandang. Dipandang dari bidang Sosiologi, bahwa masyarakat itu mempunyai struktur dan mengalami perubahan-perubahan. Di dalam masyarakat terjadi interaksi antara satu orang dengan orang lain, antara satu kelompok dengan kelompk lain, antara individu dengan kelompok. Di dalam masyarakat terdapat kelompok-kelompok, lapisan-lapisan, lembaga-lembaga, nilai-nilai, norma-norma, kekuasaan, proses perubahan. Itulah pandangan Sosiologi terhadap masyarakat. Dan pandangan Psikologi lain lagi, demikian pula pandangan dari bidang Antropologi, Sejarah, Ekonomi, Agama, dsb.

Penelitian objek dakwah adalah berangkat dari permasalahan yang terdapat dalam masyarakat itu, baik masyarakat yang telah memperoleh dakwah Islamiyah maupun masyarakat yang belum memperoleh dakwah Islamiyah itu sendiri. Misalnya; mengapa mengapa umat Islam miskin

42

Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah (Jakarta : Logos, 1997), Cet. ke-1, h.33-34.

harta,padahal potensi untuk memperoleh rezeki telah disediakan oleh Allah Swt?. Mengapa umat Islam ada yang menjadi penjahat?. Mengapa umat Islam melakukan cerai, kawin--cerai, kawin?.43

5. Media Dakwah

Media dakwah adalah peralatan yang dipergunakan untuk menyampaikan materi dakwah, pada zaman modern umpamanya: Televisi, radio, video, kaset rekaman, majalah, dan surat kabar. Dalam semua aktivitas kehidupan manusia, media merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan keberadaannya, bahkan menurut juru media bahwa manusia adalah sasaran media yang sangat dominan, dikarenakan manusia mengkonsumsi berita dalam sehari-harinya, tumbuh dan berpikir dengan berita dan hiburan.44 Disaat ini media telah menjelma dalam berbagai bentuk dan sarana yang dari waktu kewaktu senantiasa mengalami perkembangan dan pembaharuan.

Dalam komunikasi pengertian media adalah sarana yang dipergunakan oleh komunikator sebagai saluran unuk menyampaikan suatu pesan kepada komunikan, yang apabila sikomunikan jauh tempatnya, banyak jumlahnya, atau kedua-duanya.45 Demikian juga dengan dakwah yang juga merupakan bagian dari aktivitas komunikasi, jelas-jelas sangat membutuhkan media itu sendiri yang dapa menunjang proses kegiatan dakwah Islamiyah, sehingga tujuan dakwah untuk

43

Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta : Logos, 1997), Cet. ke-1, h.35-36.

44

Muna Haddad Yakan, Hati-Hati Terhadap Media yang Merusak Anak (Jakarta : Gema Insani Press, 1998), Cet. Ke-8, h.12.

45

mencapai masyarakat yang Islami dapat terwujud. Sedangkan pengertian dari media dakwah itu sendiri adalah alat objektif menjadi saluran untuk menghubungkan ide dengan umat, dan juga membutuhkan suatu elemen yang vital dan itu merupakan urat nadi dalam totalitet dakwah.46

Sebagai suatu elemen yang vital, tentu saja media dakwah harus benar-benar dapat berperan dalam usaha kesuksesan dakwah, dan sudah seyogyanya apabila media dakwah dapat disesuaikan dengan kondisi mad`u yang dalam hal ini masyarakat yang sudah mengalami peradaban yang tinggi. Ada beberapa media dakwah yang lain yang dapat digunakan oleh para aktivis dakwah (da`i) guna menunjang aktifitasnya :

a. Lisan, di mana yang termasuk bentuk ini adalah khutbah, pidato, ceramah, kuliah, diskusi, seminar, musyawarah, Nasihat, ramah tamah, obrolan secara bebas, dan apapun yang dilakukan dengan lidah atau suara.

b. Tulisan, di mana dakwah yang dilakukan di sini dengan perantaraan tulisan, seperti: Majalah, surat kabar, buletin, risalah, pamflet, spanduk, dsb. Da`i yang spesial ini menguasai jurnalistik, yakni keterampilan mengarang dan menulis.

c. Lukisan, di mana dalam media ini adalah gambar-gambar hasil seni lukis, photo, film cerita, dsb. Bentuk seni lukis ini banyak menarik perhatian orang dan banyak dipakai untuk menggambarkan suatu maksud ajaran yang disampaikan kepada orang lain, termasuk komik-komik bergambar yang sangat digemari anak-anak.

46

Hamzah Ya`kub, Publisistik Islam, Tehnik Dakwah dan Leadership (Bandung : CV. Diponogoro, 1992) Cet. ke-4, h.46.

d. Audio visual, di mana di sini dengan menggunakan suatu cara penyampaian yang sekaligus merangsang penglihatan dan pendengaran. Bentuk ini dilaksanakan dalam televisi, sandiwara, ketoprak, wayang, dll.

e. Akhlak, dan ini merupakan suatu penyampaian langsung yang ditujukan dalam perbuatan nyata.47

47

Hamzah Ya`kub, Publisistik Islam, Tehnik Dakwah dan Leadership (Bandung : CV. Diponogoro, 1992) Cet. ke-4, h.47-48.

44

A. Gambaran Umum Media Nusantara Citra Televisi (MNCTV) 1. Sejarah Berdirinya Media Nusantara Citra Televisi (MNCTV)

Pada tanggal 23 Januari 1991 TPI lahir dengan sebuah idealisme besar, yakni memberikan pemerataan pendidikan diseluruh Tanah Air. Untuk itu, pada awalnya TPI. Menyajikan tayangan pendidikan formal dengan menjamin kerja sama dengan TVRI/Deppen dan Pustekom atau Debdikbud. Dengan paket pendidikan formal yang ditayangkan dua kali sehari, yakni setiap pagi dan siang, TPI berharap dapat membantu memeratakan program pendidikan sekolah di bagai wilayah Tanah Air, sampai pelosok-pelosok terpencil yang selama ini belum terjangkau pendidikan formal.1

Pada tahun 1997 adanya perubahan peraturan pemerintah, yang memberikan izin bagi kehadiran TV Swasta lain, seperti RCTI, SCTV, Indosiar dan lain sebagainya. Keadaan ini sejalan dengan biaya operasional yang semakin meningkat, menjadi beban bagi TPI jika tetap membawa misi pendidikan yang sama sekali tidak mengandalkan subsidi dari pemerintah. Untuk dapat tetap bertahan, para profesional pun direkrut untuk menangani manajemen TPI. Sejalan dengan itu, diputuskan bahwa TPI tak lagi merupakan TV pendidikan, melainkan televisi keluarga, yang bersifat komersial sebagaimana TV swasta lainnya. Bersamaan dengan itu

1

TPI juga merangkul mitra strategis, yakni Indosat dan Channel 7. Dan pada waktu yang besamaan, TPI menghentikan kerjasama dengan TVRI. Sejak saat itu, secara bertahap TPI membangun sampai dengan saat ini, jumlahnya dicapai 15 transmisi diberbagai wilayah. Perkembangan TPI mulai dirasakan berbagai pihak, namun tak sebesar yang direncanakan. Hal ini disebabkan adanya krisis moneter yang menimpa negeri ini. Disamping itu, dengan dipertahankannya logo lama, membuat pemirsa masih tetap mengidentikkan TPI dengan misi pendidikan, yang membuat ruang gerak TPI menjadi terbatas.2

Pada tanggal 23 januari 2002, TPI telah memmasuki usia yang ke 11, inilah momentum yang tepat untuk memulai sebuah proses perubahan, yaitu TPI sebelas tahun wajah baru dan semangat baru. Di tengah era kompetisi stasiun televisi yang semakin ketat, management TPI memandang perlu untuk melakukan berbagai langkah yang strategis. Hal ini dilakukan agar pemirsa TPI itu sendiri. Dengan kata lain, TPI mempertegas Positioning dalam dunia broadcast, yakni mempertahankan segmen pemirsa dari kelas ekonomi sosial BCD, bersamaan dengan itu juga mencoba memperluas segmen pemirsa dari kelas ekonomi sosial AB. Tentunya dengan kejelasan ini, TPI dapat melancarkan startegi marketing

yang terarah. Dari segi tampilan layar dan program secara keseluruhan, TPI berusaha menawarkan konsep “One Stop Entertaining”, yang dapat

membuat pemirsa bertahan pada channel TPI, tanpa harus berpindah kesaluran lain, karena semua yang ditawarkan TPI dari jam ke-jam,

2

menarik untuk disimak. Program yang ditawarkan adalah hiburan yang bernilai tambah, dengan kemasan baru yang lebih luas.3

Adapun nama “TPI” dipertahankan untuk tetap menjaga “brand Image” yangs selama ini telah tertanam dikepala pemirsa. Tanpa harus mengidentikan “P” dengan pendidikan. Perubahan lain juga menyangkut

sistem manajement internal guna meningkatkan kinerja, kreatifitas dan kemampuan profesional karyawan sehingga TPI dapat memberikan service

atau pelayanan yang lebih baik kepada para mitra usaha, termasuk kepada para pemasang iklan dan terutama juga tentunya kepada para pemirsa. Dari segi teknologi siaran, TPI saat ini didukukung oleh 15 transmisi, yaitu: Jakarta, Bandung, Garut, Cirebon, Semarang, Surabaya, Madiun, Banda Aceh, Medan, Batam, Makassar, Palu, Yogyakarta, Denpasar, dan Lampung. Dan dalam waktu yang dekat akan menambah transmisi di daerah-daerah lain. TPI berupaya menajdi televisi yang paling berkembang di Indonesia, atau TV yang paling mengerti selera dan memenuhi minat masyarakat Indonesia. Proporsi perbandingan tayangan lokal dan manca negara pada saat ini masih dipertahankan sebanyak 65-35%. Utnuk kemudian secara bertahap ditingkatkan menjadi 70-30% sesuai dengan undang-undang. Pada kesempatan ini pula, TPI akan memperkuat komitmen untuk mengedepankan produk lokal, karena sejak awal berdiri, TPI dikenal karena keunggulan lokalnya yang unik, memiliki kedekatan dengan budaya lokal serta bersentuhan langsung dengan kebutuhan dan selera sebagai masyarakat Indonesia.

3

TPI mempunyai landasan dan falsafah landasan yang dianut TPI adalah mengembangkan dan memanfaatkan sumber dan kemajuan teknologi untuk memperluas dan meningkatkan pelayanan pendidikan. Tujuan penyiaran TPI itu sendiri adalah mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Esa, memiliki budi pekerti yang luhur dan memiliki keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani , kepribadian yang mantap dan mandiri serta bertanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. TPI diselenggarakan sebagai salah satu bentuk peran serta masyarakat, yang didorong oleh semangat untuk memacu kreatifitas dan usahanya memajukan dan meningkatkan kemajuan Bangsa ini dengan membangkitkan pesawat televisi kepada sekolah-sekolah diberbagai daerah mencangkup 27 propinsi.4

TPI mempunyai Motto yang diemban. Televisi Pendidikan Indonesia mengandung makna tersendiri, yaitu melalui TPI di samping

untuk turut “Mencerdaskan Kehidupan Bangsa” juga TPI merupakan katagori sarana hiburan yang tepat dan aman bagi keluarga.5

Pada tanggal 26 Desember 1990, awal mengudaranya Televisi Pendidikan Indonesia dengan siaran percobaan. Kemudian pada tanggal 23 Januari 1991 TPI mengudara secara resmi dengan pola 4jam dalam sehari, tepatnya (pukul 06.00-10.00 WIB) dan pada tanggal 23 Januari 1991 itu dijadikan hari yang secara resmi ditetapkan sebagai hari lahirnya Televisi Pendidikan Indonesia. Kemudian pembenahan dilakukan tahap demi tahap dan pada waktu yang lebih singkat, pada tanggal 8 Juni 1991 jam

4

Company Profile PT. Cipta TPI Dokumentasi dari MNCTV. 2014

5

penayangan TPI ditambah menjadi 6,5 jam yaitu pada pukul 5.30 s/d 13.30 WIB dan sore pukul 16.00-21.00 WIB, bukan hanya itu sektor-sektor yang lain pun semakin ditingkatkan dan pembenahan-pembenahan terus dilakukan di sana-sini, dan penayangan pun semakin ditambah dan ini terbukti setelah beberapa kali dilakukan penyesuaian, kemudia TPI sendiri melakukan penambahan jam tayang, mulai pukul 05.30-13.30 dan sore sampai dengan pukul 23.30 Non stop.

TPI menyelenggarakan siaran Televisi Pendidikan Indonesia atas dasar perjanjian kerja sama antara yayasan televisi Republik Indonesia dengan PT. Cipta Televisi Pendidikan Indonesia, dan mengenai pelaksanaan Televisi Pendidikan Indonesia, penayangannya di mulai pada setiap harinya jam 5.30 s/d 13.30 WIB. Dengan menggunakan channel

VHF. Siaran dilaksanakan secara nasional dan penyelenggaraan jaringan siaran (net work) TPI berpusat di Jakarta yang mempunyai tujuan:

a) Siaran televisi berfungsi untuk memperkuat ikatan kesatuan bangsa. b) Menyatukan pola pikiran seluruh bangsa Indonesia kepada tujuan

nasional.

Kemudian pada tahun 1994, jam siar TPI untuk penayangan siarannya ditetapkan 18 jam sehari, termasuk pada hari libur di luar hari Minggu dan sebagai suatu jaringan televisi nasional TPI pun mampu mencapai 118 juta pemirsa yang secara potensial memperoleh rating

terbesar hampir 70% penduduk Indonesia, yang terbesar seluas 12.500.000 km2.6

Namun, pada tanggal 21 Oktober 2010 ini menjadi sejarah bagi TPI (Televisi Pendidikan Indonesia) karena telah berganti nama jadi MNCTV,

6

tentunya hal ini menjadikan TPI tak terbatas lingkup akan memiliki arti luas tak didefinisikan lagi sebatas TV pendidikan namun akan beragam dan lebih umum seperti televisi lainnya, berganti nama dan berganti logo tentunya seperti yang diberitakan di dunia maya berikut ini.

PT Cipta Televisi (TPI) akan menggunakan logo baru bertuliskan MNCTV mulai 21 Oktober 2010. Pihak PT Media Nusantara Citra Televisi Tbk (MNC) milik Hary Tanoesoedibjo tetap akan melaksanakan pergantian logo tersebut.

MNCTV mulai mengudara sejak tanggal 20 Oktober 2010 dengan tag-line atau slogan 'Selalu di Hati'. Logo dan merek perseroan MNCTV ini diharapkan dapat memperluas pangsa pasar dan pemirsa dari stasiun ini. Bersamaan dengan kehadiran MNCTV, publik dapat menyaksikan peningkatan kualitas dan keragaman tayangan, sebagai hasil dari komitmen untuk memperbaiki kerja dan budaya perseroan.

MNCTV pada awalnya menggunakan nama TPI, di mana TPI sendiri didirikan pada tahun 1990 di Jakarta, sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa penyiaran televisi di Indonesia. TPI merupakan perusahaan swasta ketiga yang mendapatkan izin penyiaran televisi pada tanggal 1 Agustus 1990, dan sebagai stasiun televisi pertama yang mendapat izin penyiaran secara nasional. TPI mulai beroperasi secara komersial sejak tanggal 23 Januari 1991. Dan pada bulan Juli 2006, Media Nusantara Citra (MNC) mengakuisisi 75% saham TPI. Sejak saat itu secara resmi TPI bergabung menjadi salah satu televisi yang dikelola MNC yang juga merupakan induk dari RCTI dan Global TV.7

7

MNCTV sejak awal juga telah membuktikan diri sebagai stasiun televisi yang paling jeli dalam menangkap selera dan kebutuhan masyarakat Indonesia, stasiun televisi yang benar-benar menampilkan citra Indonesia, mengedepankan tayangan-tayangan sopan dan bisa dinikmati seluruh keluarga. Program-program yang sangat Indonesia inilah yang mampu mengantarkan MNCTV sebagai stasiun televisi papan atas Indonesia. MNCTV sendiri senantiasa mengasah diri sebagai partner yang memberikan layanan terbaik bagi seluruh mitra usaha. Dengan dukungan SDM profesional, MNCTV siap menjadi televisi terdepan yang dapat diandalkan.

2. MNCTV INSIGHT8

MNCTV merupakan salah satu pelopor stasiun televisi swasta di Indonesia yang mulai mengudara dengan nama baru sejak 20 Oktober 2010 (sebelumnya TPI) dengan izin Menteri Penerangan No.127/E/RTF/K/VIII/1990, dan menjangkau 158 juta pemirsa di seluruh Indonesia. Berdasarkan riset Nielsen, di tengah persaingan industri pertelevisian yang semakin ketat, MNCTV berhasil mencapai posisi 1 dengan 16,6% audience share pada April 2005.

3. VISI, MISI, SLOGAN

Visi : Pilihan Utama Pemirsa Indonesia

Misi : Menyajikan Tayangan Bercita Rasa Indonesia yang Menghibur dan Inspiratif

Slogan : Selalu di Hati

8

4. DEWAN DIREKSI

Direktur Utama – Sang Nyoman Suwisma

Managing Director - Ella Kartika

Finance & Technology Director - Ruby Panjaitan

Program & Production Director - Endang Mayawati

Sales & Marketing Director - Tantan Sumartana

5. DEWAN KOMISARIS

Komisaris Utama - Hary Tanoesoedibjo Komisaris - Rudijanto Tanoesoedibjo Komisaris – Tarub

Komisaris - David Fernando Audy

6. NEWS

Dari news room dan studio di News Center di jalan Kebon sirih Raya, Jakarta, News Division MNCTV Memproduksi dan menayangkan 3,5 jam tayangan per hari, Terdiri dari kelompok program buletin berita televisi dan magazine televisi.

Di kelompok buletin, ada Lintas Pagi, Lintas Petang, dan Lintas Malam, yang menyajikan berita dan informasi terkini bagi pemirsa MNCTV. Sedangkan di kelompok magazine ada sejumlah program

features, dokumenter dan investigasi menarik dan inspiratif seperti Jendela, Di Antara Kita, Mata pancing dan Sidik Kasus.

Berbagai penghargaan telah diraih, sebut saja KPI Award, Mochtar Lubis Award, Aji Award dan Panasonic Gobel Award. News

MNCTV berusaha memberikan yang terbaik pada khalayak sesuai

dengan motonya, “Lebih Dekat, Lebih Memikat dan Semakin Akurat”.

7. PROGRAM

Programming bertanggung jawab membuat perencanaan strategis untuk pencapaian target audience share yang disesuaikan dengan visi dan misi perusahaan. Dalam prosesnya untuk pencarian dan penemuan materi yang sesuai, akan bekerjasama dengan penyedia program, tujuannya untuk memperluas target pemirsa, tidak hanya keluarga dan anak-anak. Optimalisasi program inhouse (variety, talent scouting, komedi) juga dengan menayangkan program olahraga international seperti Sudirman Cup dan Thomas - Uber Cup. Penguatan slot pendukung dengan memperkuat FTV, Features, Infotaintment, dan Religi-taintment. Juga peningkatan kepedulian dengan awarding

program dan reguler on the ground event. Menjalin kerjasama dengan

Production House terbaik Indonesia dan Luar Negeri merupakan bukti kalau MNCTV selalu menyuguhkan program terbaik untuk keluarga Indonesia.Selain pengaturan dinamika perencanaan, penjadwalan dan penayangan juga harus mampu mengantisipasi kompetisi eksternal antar stasiun tv.

8. KEGIATAN SOSIAL MNCTV

Corporate Social Responsibility (CSR) kegiatan sosial MNCTV sebagai wujud kepedulian dan tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat yang didanai oleh perusahaan. Salah satu bentuk aktivitas yang dilakukan adalah pemberian sumbangan untuk rehabilitasi rumah-rumah ibadah dan fasilitas warga sekitar

kantor dan tranmisi MNCTV. Pemberian bantuan bagi seniman legendaris Bali yang tengah sakit, penanaman 500 pohon di Bandung.

9. MNCTV PEDULI

MNCTV menyalurkan bantuan pemirsa yang dikirimkan ke rekening MNCTV peduli kepada pihak - pihak yang membutuhkan, terutama para korban bencana alam. Namun kegiatan MNCTV Peduli juga melakukan kegiatan sosial non bencana alam lainnya. Salah satu bentuk aktivitas yang dilakukan adalah pemberian bantuan bagi korban tsunami Aceh dan Mentawai, bakti sosial di kampung Ayapo Papua, Malang, dan Jatinangor Bandung.

10.FASILITAS

Gedung pusat MNCTV di kawasan TMII, Jakarta Timur a. Studio

studio production

b. Master Control Room

Pusat operasional siaran yang sudah menggunakan sistem digital

c. Post Production Centre

Terdiri dari 3 unit linier editing, 8 unit non linier editing, 3 unit cut to cut, 4 set QC equipment

d. Technical Outside Broadcast Equipment

Terdiri dari 21 unit camera plus assesoris

e. Outside Broadcast Van (OB Van)

Terdiri dari 3 camera system dan 1 unit mini vang dilengkapi 2 camera

11.IDENTITAS MNCTV Nama Perushaan : MNCTV

Alamat : JL. Pintu II TMII Jakarta-Timur 1380

Telp : 021-8412473 Fax : 021-8412471 http://www.mnctv.com https://twitter.com/program_MNCTV B. PROGRAMMING MNCTV Tim programming MNCTV

Programming merupakan salah satu bagian terpenting dari sebuah stasiun televisi. Bagian programming mengemban suatu tanggung jawab corpore yang sangat besar serta banyak melakukan berbagai analisa yang berhubungan dengan pemograman acara TV bahkan pada pada MNCTV jika terjadi kestabilan dalam perusahaan atau terjadi kegoncangan dalam organisasi maka bagian yang mengalami banyak perubahan atau perbaikan adalah bagian programming. Bagian ini seringkali menjadi kambing hitam dalam berbagai permasalahan yang terjadi padahal sesungguhnya

programming hanyalah merupakan bagian dari struktur organisasi yang tidak terlepas dari bagian lainnya yang saling mendukung.9

9

Wawancara Pribadi dengan Programmer MNCTV Amie Ristianti, Jakarta: 11 Juni 2014

Adapun struktur organisasi pada MNCTV adalah sebagai berikut:

Pada tingkat atas dalam organisasi stasiun MNCTV dipimpin oleh direktur Utama. Di bawah Direktur Utama terdapat Wakil Direktur Utama MNCTV memiliki empat Direktur untuk masing-masing Departemen, seperti direktur Programming & Production, Direktur Marketing & Sales, Direktur Finance & Technology, dan Direktur General Affairs & News.

Tim programming MNCTV berada di Departemen Programming

& Production sebelumnya Bagian Programming dan Marketing berada di bawah satu pimpinan yaitu Direktur Marketing & programming. Baik

Marketing maupun Produksi sangat erat hubungannya dengan

programming. Kerjasama Bagian Programming dan Produksi dapat berupa saling memberi masukan terhadap isi program baik terhadap isi program baik terhadap program yang akan tayang maupun program yang sedang tayang agar program lebih banyak di tonton khalayak. Sedangkan marketing lebih memberi masukan terhadap program yang disesuaikan

Direktur Utama

Wakil Direktur Utama

Direktur Programming & Production Direktur Marketing & Sales Direktur Finance & Technology Direktur General Affairs & News

dengan keinginan klien/pemasang iklan. Misalkan dalam satu episode program Game zone, tim produksi memutuskan akan membuat tema paskah. Tetapi begitu para sponsor program tersebut tidak menghendakinya maka tema pun diganti dengan yang lain. Dengan manajemen seperti ini – produksi dan programming dalam satu departemen – akan lebih mengefektifkan kinerja keduanya karena

Dokumen terkait