• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi programming mnctv dalam Mempertahankan program dakwah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi programming mnctv dalam Mempertahankan program dakwah"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh :

ISYANA TUNGGA DEWI

NIM. 1110051000113

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh :

ISYANA TUNGGA DEWI

NIM. 1110051000113

Pembimbing

Dr. H. Sunandar, M.Ag

NIP. 19620626 199403 1 002

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(3)
(4)

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang disajikan utnuk memenuhi

salah satu persyaratan untuk mendapat gelar Sarjana Komunikasi

Penyiaran Islam (S.Kom.I) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya, atau

merupakan plagiat dari karya ilmiah orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, September 2014

(5)

i

Judul: Strategi Programming dalam Mempertahankan Program Dakwah NIM: 1110051000113

Programming (pemrograman) adalah suatu jadwal (schedule) atau perencanaan siaran yang akan diudarakan, merupakan bagian penting dari aktivitas siaran televisi tanpa adanya programming tidak akan ada siaran televisi sebagai media massa berperan dalam mengkomunikasikan pesan-pesan ke khalayak. Pesan seperti apa yang akan ditampilkan melalui sebuah channel

televisi dikendalikan oleh orang-orang dibalik layar televisi atau para

programmers televisi. Dalam skripsi ini, penulis akan mencoba menganalisis strategi programming MNCTV dalam mempertahankan program dakwah.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana strategi

programming MNCTV dalam mempertahankan program dakwah? dan program dakwah apa sajakah yang ada di MNCTV?

Menurut Sydney W. Head strategi programming mencakup lima (5) elemen yaitu: compatibility (kesesuaian), habit formation (membangun kebiasan),

control of audience flow (mengontrol aliran permirsa), conservation of program resource (pemeliharaan sumber daya program), beadth of appeal (daya tarik yang luas). Dimana kelima elemen tersebut perlu diperhatikan dalam programming.

Metodologi penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah menggunakan analisis deskriptif dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif dilakukan melakukan penelitian perpustakaan: teknik pengumpulan data melalui sumber tertulis dilapangan: yaitu teknik menggunkan data metode observasi, wawancara dengan Amie Ristianti, selaku programming

MNCTV.

Hasil dari penelitian dan analisis yang dilakukan menunjukan bahwa MNCTV sudah menerapkan teori tentang strategi programming menurut Sydney W. Head yang mencangkup lima (5) elemen, meski masih perlu pembenahan lagi dalam perencanaan program dakwah dan pemilihan acara agar program acara yang disajikan benar-benar sesuai dengan kebutuhan permirsa. Namun demikian MNCTV sudah berusaha memenuhi kebutuhan permirsa memperoleh informasi, hiburan, dan khususnya program dakwah melalui program-program yang disajikan, meskipun masih perlu pembenahan lagi. Dan adapun program dakwah di MNCTV yaitu Sarapan Hati dan Tabligh Akbar.

(6)

ii

Alhamdulilah, segala puji syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat dan

karunia Nya yang tak terhingga bagi penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyususnan skripsi ini yang berjudul “Strategi Programming

MNCTV dalam Mempertahankan Program Dakwah” ini dengan baik dan lancar.

Skripsi ini di ajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I). dalam penyusunan skripsi ini, penulis

menyadari banyak terdapat kesalahan, kekurangan dan keterbatasan ilmu yang

penulis miliki. Namun karena adanya semangat, doa dan bantuan dari berbagai

pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Sudah sepatutnya

penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak

yang telah membantu. Sebuah kata yang tulus penulis sampaikan kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi H. Dr Arief Subhan,

MA, Wakil Dekan I, Dr Suparto, M.Ed. Ph.D, Wakil Dekan II, Drs Jumroni,

M.Si, Wakil Dekan III, Dr.Sunandar, MA.

2. Rachmat Baihaky, MA selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran

Islam.

3. Fita Fathurokmah, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam.

4. Dr. H. Sunandar, M.Ag. Selaku Dosen Pembimbing yang telah sabar dan

banyak membantu dan meluangkan waktu untuk membimbing penulis

selama proses penyusunan skripsi. Semoga Allah SWT selalu memberikan

(7)

iii

semangat baik materi dan non materi, terimakasih sudah menjadi orang tua

yang sempurna bagi penulis.

6. Adikku Intan atas dukungan materi dan non materi yang telah di berikan

kepada penulis sehingga terselesainya skripsi ini.

7. Seluruh Dosen Pengajar Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi UIN

Syarif Hidyatullah Jakarta.

8. Staff Tata Usaha, Perpustakaan dan Karyawan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

9. Sahabat KPI D angkatan 2010, Icha, Rika, Yusrina, Erfa, Anis, Ibel, Anggy,

Arista, Vivi, Cory, Ita, Intan, Karlia, Nurul terimakasih atas tawa dan tangis

yang diberikan selama ini, semoga kebahagian akan turut serta dalam

langkah kita kedepan nanti.

10.Terimakasih kepada Ibnu Qhoton Anturidu yang telah memberikan

semangat tiada henti, membantu, menemenai kepada penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini.

11.Terimaksih kepada Mas Danang, Ka Dila dan Teman-teman VOC, KKN

Sayaga, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah

memberikan banyak ilmu yang sangat bermanfaat bagi penulis.

12.Redaksi MNCTV yang dengan berbaik hati telah mengizinkan untuk

melakukan penelitian terkait skripsi. Terutama kepada Om Raditya dan Ka

Amie Restianti selaku programming MNCTV yang bersedia meluangkan

(8)

iv

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidyatullah Jakarta.

Demikian pengantar dalam penelitian ini, akhir kata penulis berharap skripsi

ini dapat memberikan manfaat bagi siapapun yang membacanya.

Jakarta, September 2014

(9)

v

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

D. Metodologi Penelitian ... 6

E. Tinjauan Pustaka ... 8

F. Sistematika Penulisan ... 9

BAB II LANDASAN TEORITIS A. Strategi ... 11

1. Pengertian Strategi ... 11

2. Tahapan Strategi ... 12

B. Konsep Programming ... 13

1. Programming Bagian Penting Aktivitas Siaran Televisi ... 13

2. Periode Standar Waktu Televisi ... 14

3. Strategi Programming ... 15

4. Tujuan Programming ... 20

5. Proses Programming ... 21

C. Televisi ... 25

1. Pengertian Televisi ... 26

2. Sejarah Perkembangan Televisi ... 28

(10)

vi

BAB III GAMBARAN UMUM MEDIA NUSANTARA CITRA TELEVISI

A. Gambaran Umum Media Nusantara Citra Televisi (MNCTV) ... 44

B. PROGRAMMING MNCTV ... 54

BAB IV ANALISIS PENELITIAN

A. Pogram-program Acara Dakwah MNCTV ... 59

B. Strategi MNCTV dalam Perencanaan Program untuk

Mempertahankan Program Dakwah ... 65

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 76

B. Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 78

(11)

1 A.Latar Belakang Masalah

Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audiovisual baru merupakan

salah satu media massa yang paling kuat pengaruhnya dalam pembentukan

sikap dan kepribadian seseorang secara luas. Televisi mampu menekan pesan

secara efektif dengan memusatkan pandangan pemirsa melalui ilustrasi visual,

tata gerak, warna dan berbagai bunyi atau suara. Tidak mengherankan televisi

memiliki daya tarik luar biasa jika sajian program acara dapat menyesuaikan

dengan karakter televisi dan pemirsa yang terpengaruh oleh televisi.1

Ciri khas dari produk teknologi komunikasi/informasi, yaitu

menjanjikan kecepatan, ketepatan, kepratisan, dan kualitas dalam mencari,

mengumpulkan, menyeleksi, mengolah, dan menyajikan informasi.2 Pada

televisi hal pengolahan, penyajian informasi dan mata acara TV dilakukan oleh

pihak televisi yaitu praktisi TV, programmer TV, atau para pembuat keputusan

stasiun TV yang bersangkutan.

Adapun orientasi institusional pada televisi dapat berbeda antara yang

satu dengan lainnya. Hal ini akan mempengaruhi kebijakan programming

masing-masing televisi yang bersangkutan. Programming (program)

merupakan sebuah proses dalam menyeleksi dan menjadwalkan program yang

1

Fred Wibowo, Dasar-Dasar Produksi Program Televisi (Jakarta: PT. Grasindo, 1997), h. 1.

2

(12)

dilakukan seorang programmer.3 Saat ini dikenal tiga macam media televisi

berdasarkan sistem penguasaan, yaitu penguasaan pemerintah, publik dan

swasta.4 Media televisi pemerintah digunakan sebagai media organik bagi

birokrasi pemerintah dan ditunjukan untuk mensosialisasikan nilai atau doktrin

yang mendasari kerja birokrasi pemerintah. Begitu pula untuk televisi publik,

memiliki karakter sebagai media masyarakat untuk menjalankan fungsi

institusional yang memiliki tujuan sosial. Sedangkan media televisi swasta,

bertolak dari dorongan komersial, memiliki yang ketat dalam interaksi stasiun

khalayak pemasang iklan.

Bergerak dari orientasi institusional kebijakan programming merupakan

dasar pemikiran yang digunakan setiap kali akan menilai mata program yang

disajikan oleh suatu stasiun penyiaran. Kebijakan programming adalah

landasan untuk membangun penampilan media televisi.5 Di Indonesia, saat ini

televisi yang ada lebih terarah kepada media televisi swasta komersial seperti

RCTI, SCTV, Indosiar, MNCTV, ANTV, Metro TV, Trans TV, TV One dan

Global TV. Ditengah persaingan industri media, isi kualitas program menjadi

semakin mengemukakan, karena kualitas dipandang sebagai syarat penting

untuk memenangkan persaingan tersebut dalam perebutan konsumen

karenannya pengelola stasiun televisi berusaha untuk mengembangkan

kebijakan bersaing dengan menargetkan kelompok penonton yang lebih

spesifik. Dengan berorientasi pada celah-celah penonton tertentu, aktifitas

3

Susan Tyler Eastman Douglas A. ferguston, Broadcast/Cable Programming, Strategies & Practices, 2th Edition ( Wadsworth Publishing Company, 1992), h. 4.

4

Ashadi Siregar, Menyikapi Media Penyiaran: Membaca televisi Melihat Radio, ( Yogya, LP3Y. 2001), h. 11.

5

(13)

dalam perencanaan program (programming) menjadi lebih efisien dan efektif

karena target permirsa menjadi lebih jelas dan spesifik. Hal ini kemudian

dituangkan dalam format target pemirsa terhadap program. Stasiun televisi pun

memerlukan penyusunan program televisi yang tepat ke dalam suatu

penjadwalan. Dalam hal ini, tugas programmer TV menetapkan strategi yang

tepat dalam mencari serta meraih materi-materi program yang ditunjukan untuk

menarik target audiens tertentu dalam pasar, dan dalam penjadwalkan program

sebagai menghasilkan keseluruhan pelayanan program.6

MNCTV merupakan salah satu pelopor stasiun televisi swasta di

Indonesia yang mulai mengudara sejak tanggal 20 Oktober 2010 dengan

tag-line atau slogan 'Selalu di Hati'. Logo dan merek perseroan MNCTV ini

diharapkan dapat memperluas pangsa pasar dan pemirsa dari stasiun ini.

Bersamaan dengan kehadiran MNCTV, publik dapat menyaksikan peningkatan

kualitas dan keragaman tayangan, sebagai hasil dari komitmen untuk

memperbaiki kerja dan budaya perseroan.7

MNCTV sejak awal juga telah membuktikan diri sebagai stasiun

televisi yang paling jeli dalam menangkap selera dan kebutuhan masyarakat

Indonesia, stasiun televisi yang benar-benar menampilkan citra Indonesia,

mengedepankan tayangan-tayangan sopan dan bisa dinikmati seluruh keluarga.

Program-program yang sangat Indonesia inilah yang mampu

mengantarkan MNCTV sebagai stasiun televisi papan atas Indonesia. MNCTV

sendiri senantiasa mengasah diri sebagai partner yang memberikan layanan

6

Susan Tyler Eastman Douglas A. ferguston, Broadcast/Cable Programming, Strategies & Practices, 2th Edition ( Wadsworth Publishing Company, 1992), h. 5.

7

Artikel diakses pada tanggal 4 Mei 2014 pukul 01.00 dari situs

(14)

terbaik bagi seluruh mitra usaha. Dengan dukungan SDM profesional,

MNCTV siap menjadi televisi terdepan yang dapat diandalkan. Dengan

berbagai program yang disajikan MNCTV mencoba untuk tetap eksis di media

penyiaran, ditengah-tengah persaingan yang begitu ketat, dengan cara terus

memperbaiki mutu program agar tetap diminati masyarakat. MNCTV program

adalah salah satu bagian atau saluran dari stasiun MNCTV yang mempunyai

format siaran hiburan, informasi, dan pendidikan. dalam melakukan siaran baik

berupa siaran hiburan, informasi, dan pendidikan MNCTV program tidak

memihak kepada salah satu program yang disajikan, termasuk siaran agama

Islam. Salah satu contohnya adalah program tentang dakwah, program dakwah

ini juga bervariatif seperti program tanya jawab agama, sinetron/film,dan lagu

khas dipandang Islami.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti tertarik untuk

mengkaji permasalahan ini, oleh karena itu peneliti mengangkat judul

“Strategi Programming MNCTV dalam Mempertahankan Program

Dakwah”.

B.Pembatasan dan Perumusan Masalah

Agar pembahasan ini terfokus pada satu permasalahan maka penulis

membatasi kajian ini pada program Tabligh Akbar dan Sarapan Hati. Adapun

perumusan masalahnya sebagai berikut:

1. Program dakwah apa saja yang ditanyangkan oleh MNCTV ?

2. Bagaimana strategi programming MNCTV dalam mempertahankan

(15)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka peneliti ingin

mendeskripsikan bagaimana strategi programming MNCTV dalam

mempertahankan program dakwah, yang pada ahkirnya MNCTV bisa

tetap eksis dan berkembang sebagaimana yang diharapkan.

b. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui strategi programming MNCTV dalam

mempertahankan program dakwah.

2. Untuk mengetahui Program dakwah apa saja yang ditanyangkan

oleh MNCTV.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk

mengembangkan pengetahuan ilmiah bagi mahasiswa UIN Syarif

Hidayatullah khususnya Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

di bidang komunikasi yang berhubungan dengan strategi

programming.

b. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi

mahasiswa komunikasi dan penyiaran Islam dan juga bermanfaat bagi

(16)

D. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian

berdasarkan pendekatan deskriptif analisis. Sedangkan metode penelitian

yang digunakan adalah metode kualitatif. Yang merupakan prosedur

sebagai penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang-orang yang diamati.8

Metode penelitian deskriptif analisis bertujuan mengumpulkan

informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada,

mengidentifikasi masalah atau memberikan kondisi dan praktek-praktek

yang berlaku, membuat perbandingan atau evaluasi, menentukan apa yang

dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar

dari pengalaman mereka untuk menciptakan rencana dan keputusan pada

waktu yang akan datang.9

2. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah Programming MNCTV. Kemudian

yang menjadi objek penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih dalam

strategi programming pada MNCTV dalam mempertahankan program

dakwah.

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data ini penulis menggunakan beberapa

teknik sebagai berikut:

8

Lexi J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), h. 3.

9

(17)

a. Observasi

Observasi yaitu melakukan pengamatan langsung untuk

memperoleh data yang diperlukan.10 Diartikan sebagai kegiatan

mengamati secara langsung tanpa mediator suatu objek untuk melihat

dengan dekat kegiatan yang dilakukan oleh objek tersebut. Observasi

merupakan metode pengumpulan data yang digunakan pada riset

kualitatif. Seperti penelitian kualitatif lainnya, observasi difokuskan

untuk mendefinisikan dan menjelaskan fenomena riset. Observasi yang

peniliti lakukan mencari tahu bagaimana strategi programming dalam

mempertahankan program dakwah.

b. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara

menghimpun data-data yang bersifat teoritis berupa buku-buku, data

dari dokumen yang berupa catatan formal, jurnal, artikel dan

sebagainya. Kemudian peneliti menggunakan analisa deskriptif.

Dengan tujuan, setelah data-data terkumpul, kemudian penulis

menjabarkan dengan memberikan analisa-analisa untuk kemudian

diambil kesimpulan akhir

c. Wawancara

Wawancara adalah teknik untuk mencari data dengan menanyakan

pertanyaan kepada sumber yang dianggap tepat untuk memberikan

informasi seputar permasalahan yang akan diteliti. Lebih lanjut bahwa

wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang langsung

10

(18)

secara lisan, dimana dua atau lebih bertatap muka mendengarkan

secara langsung informasi-informasi atau keterangan.11 Penelitian

melakukan wawancara dengan Amie Ristianti karena beliau

merupakan programming MNCTV.

4. Waktu dan Tempat Penelitian

Penulis melakukan penelitian pada bulan 3 Juni 2014 sampai

dengan 27 Juni dilaksanakan. Tempat penelitian adalah PT CIPTA

MNCTV di jalan. Pintu II TMII Jakarta.

5. Teknik Analisis Data

Sebuah data yang terkumpul melalui observasi, dokumentasi, dan

wawancara, maka langkah selanjutnya adalah data tersebut disusun secara

sistematis, kemudian diklasifikasikan untuk dianalisa sesuai dengan

rumusan masalah dan tujuan penelitian, setelah itu disajikan dalam bentuk

laporan ilmiah.

E. Tinjauan Pustaka

Dalam menentukan judul penelitian ini sudah mengadakan tinjauan

pustaka ke perpustakaan yang terdapat di Fakultas Ilmu Dakwah maupun

Perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah. Menurut pengamat peneliti dari

hasil observasi yang penulis lakukan sampai saat ini hanya menemukan,

yakni:

1. Kristiani Retnowati mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Fakultas Dakwah Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam yang berjudul

11

(19)

“Strategi Programming pada RRI Programa (Studi Tentang pemeliharaan

Mutu Program Siaran Agama Islam)”. Pada skripsi ini terdapat perbedaan

objek penelitiannya. Pada skripsi ini objek penelitiannya adalah strategi

programming pada radio RRI yogyakarta. Sedangkan skripsi yang saya

tulis berisikan tentang strategi programming pada MNCTV dalam

mempertahankan program dakwah.

2. Rani Anandayu Wibowo, mahasiswi Universitas Indonesia Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik yang berjudul “Strategi Programming TPI pada

jam jam siaran Prime Time”. Pokok bahasan skripsi ini adalah strategi

programming TPI dalam meraih potensial permirsa terbesar pada jam

prime time.

F. Sistematika Penulisan

Agar pembatasan dalam penulisan skripsi ini sistematis, untuk itu

penulis membaginya menjadi lima bab, yaitu tiap-tiap bab terdiri dari

sub-sub sebagai berikut:

BAB I: PENDAHULUAN

Menjelaskan tentang latar belakang masalah, pembatasan dan

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi

penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika dari sistem penulisan.

BAB II: LANDASAN TEORI

Menjelaskan pengertian Strategi, konsep Programming, Televisi,

(20)

BAB III: GAMBARAN UMUM MNCTV

Menjelaskan tentang Gambaran umum MNCTV yang mencangkup

sejarah dan perkembangan MNCTV.

BAB IV: ANALISIS Strategi Programming MNCTV dalam

Mempertahankan Program Dakwah

Menjelaskan tentang strategi programming beserta Program apa

sajakah yang diproduksi dan ditanyangkan oleh MNCTV.

BAB V: PENUTUP

(21)

11 A. Strategi

1. Pengertian Strategi

Strategi berasal dari bahasa Yunani Kuno yang berarti “seni

berperang” suatu strategi memiliki dasar-dasar atau skema untuk mencapai

sasaran yang dituju. Jadi pada dasarnya strategi merupakan alat untuk

mencapai tujuan. Kata strategi berasal dari Yunani, yaitu stratosgos, yang

berarti memimpin. Dalam konteks awalnya, strategi di artikan sebagai

generalship atau tujuan yang dilakukan oleh para jendral dalam membuat

rencana untuk menaklukan musuh dan memenangkan peperangan.1

Strategi seringkali diartikan sebagai usaha yang dilakukan demi

mencapai suatu tujuan. strategi adalah perencanaan untuk mencapai

tujuan, namun untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi

sebagai jalan yang hanya memberikan arah saja, melainkan harus mampu

menunjukkan taktik operasionalnya.2 strategi adalah cara yang terbaik

untuk mempergunakan dana, daya dan tenaga yang tersedia, sesuai dengan

tuntutan perubahan lingkungan.3

Dengan memahami beberapa devinisi dari para ahli, maka dapat

disimpulkan bahwa pengertian strategi adalah suatu cara dan taktik yang

1

Setiawan hari purwono dan Zalkiflimansyah. Manajemen strategi sebuah Konsep Pengantar (Jakarta: lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2001), h. 20.

2

Onong Effendy, Ilmu komunikasi Teori dan Praktek (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), Cet, ke-21.h. 32.

3

(22)

sudah direncanakan untuk mencapai tujuan yang diharapkan, dengan

memperhatikan peluang dan ancaman yang akan dihadapi.

2. Tahapan Strategi

Dalam melakukan strategi perlu melalui beberapa tahapan dalam

prosesnya, secara garis besar strategi melalui tiga tahap, yaitu:

a. Perumusan Strategi

Langkah pertama yang dilakukan adalah merumuskan strategi

yang akan dilakukan. Sudah termasuk di dalamnya adalah

pengembangan tujuan, mengenai peluang dan ancaman eksternal

menetapkan kekuatan dan kelemahan secara internal, menerapkan

suatu objektivitas, menghasilkan strategi alternatif dan memilih

strategi untuk dilaksanakan.

b. Impelementasi Strategi

Setelah merumuskan dan memilih strategi yang telah ditetapkan,

maka langkah berikutnya melaksanakan strategi yang diterapkan

tersebut. Dalam tahap pelaksanaan strategi yang telah dipilih sangat

membutuhkan komitmen dan kerjasama dalam pelaksanaan strategi,

jika tidak maka proses formulasi dan analisis strategi hanya akan

menjadi impian yang jauh dari kenyataan.

Implementasi strategi bertumpu pada alokasi dan

pengorganisasian sumber daya yang ditempatkan melalui penempatan

struktur organisasi dan mekanisme kepemimpinan yang dijalankan

(23)

c. Evaluasi Strategi

Tahapan terakhir dari strategi adalah evaluasi implementasi

strategi. Evaluasi strategi diperlukan karena keberhasilan yang dapat

dicapai dapat diukur strategi yang akan dilaksanakan kembali oleh

suatu organisasi dan evaluasi sangat diperlukan untuk memastikan

sasaran yang dinyatakan telah dicapai.4

B. Konsep Programming

1. Programming Bagian Penting Aktivitas Siaran Televisi

Siaran sebagai output stasiun penyiaran yang dikelola oleh

organisasi penyiaran, merupakan hasil perpaduan antara kreatifitas

manusia dan kemampuan sarana/alat atau antara perangkat keras dan

lunak. Perangkat keras terdiri dari sarana dan prasarana, pemancar dan

perangkatnya, sedangkan perangkat lunak terbagi atas manusia pengelola

(termasuk di dalamnya manajemen) dan program.5 Jadi, perangkat keras

ini baru dapat berfungsi bila didukung oleh perangkat lunak, yaitu:

manusia dan program siaran.

Program siaran pada sebuah televisi diatur dalam sebuah

Programming televisi yang mengatur perencanaan program dan

penjadwalan program yang akan disebarluaskan ke masyarakat melalui

sebuah chennel. Programming merupakan perangkat lunak yang

menjadikan adanya perangkat keras. Keduanya penting untuk menjalankan

sistem bekerja, namun tanpa adanya Programming tidak akan ada

4

Fred R David, Manajemen Strategi dan Konsep (Jakarta: Perhelalindo, 2002), h. 3.

5

(24)

siaran/broadcasting.6 Sehingga dapat dikatakan bahwa Programming

merupakan bagian penting dari aktivitas siaran televisi.

2. Periode Standar Waktu Televisi

Dalam siaran televisi, programmers membagi beberapa waktu

siaran televisi ke dalam standar priode waktu televisi (dayparts).Berikut

urutan pembagian standar waktu periode televisi:7

a. Daytime Programming, terbagi atas: early morning, yakni pukul

6.00-9.00, morning, pukul 9.00-12.00, dan efternoon, pukul

12.00-16.00.

b. Evening Programming, terbagi atas: early fringe, yakni pukul

16.00-18.00, early evening atau early news, pukul 18.00-19.00,

prime time access atau prime acsess, pukul 19.00-20.00, dan prime

time pada pukul 20.00-23.00.

c. Late-Night Programming, terbagi atas: late fringe, yakni pukul

23.00-23.30, late-night, pukul 23.30-2.00 pagi, dan overnight,

pukul 2.00-6.00.

Dari sekian banyak priode waktu televisi yang telah disebutkan di

atas, prime time merupakan waktu siaran televisi yang paling banyak

menarik penonton. Selain itu, penonton yang berada pada segmen ini

sangat beragam (tua, muda, anak-anak, dan sebagainya). Stasiun televisi

biasanya akan menempatkan program acara yang paling bagus pada

6

Susan Tyler Eastman Douglas A. ferguston, Broadcast/Cable Programming, Strategies & Practices, 2th Edition ( Wadsworth Publishing Company, 1992), h. 4.

7

(25)

segmen ini karena jumlah audiennya yang besar. Selain itu, acara prime

time juga harus bisa dinikmati semua kalangan termasuk anak-anak.8.

3. Strategi Programming

Programming adalah perorganisasian program radio atau televisi

dalam periode harian, mingguan, atau periode bulanan. Programming

dalam bahasa Indonesia adalah penjadwalan program yang akan

diudarakan (to be aired). Jadi sinonim Programming adalah scheduling.

Lembaga penyiaran umumnya menggunakan strategi, yaitu secara rutin

mengganti ulang penjadwalan ini untuk tetap merebut perhatian pendengar

dan pemirsanya (audience) dengan hadirnya program-program yang

terbarukan.9

Adapun yang dimaksud dengan strategi adalah perencanaan dan

pengarahan suatu operasi dalam skala besar. Dalam Programming, operasi

tersebut mengacu kepada keseluruhan penjadwalan suatu stasiun

penyiaran dan cable sytem.10 Strategi itu sendiri mengacu kepada

perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai

suatu tujuan.11 Dengan demikian strategi Programming merupakan

perencanaan dan manajemen Programming untuk mencapai suatu tujuan.

Hal yang dinikmati oleh masyarakat dari industri televisi adalah

program acara. Salah satu kunci sukses dari program acara terletak pada

8

Morissan, Manajemen Media Penyiaran : Strategi Mengelola Radio &Televisi (Jakarta: Kencana, 2008), h. 344.

9

Hidajanto Djmal dan Andi Fachruddin, Dasar-Dasar Penyiaran: Sejarah, Organisasi, Operasional, dan Regulasi (Jakarta: Kencana, 2011) h. 135.

10

Susan Tyler Eastman Douglas A. ferguston, Broadcast/Cable Programming, Strategies & Practices, 2th Edition ( Wadsworth Publishing Company, 1992), h. 4.

11

(26)

Programmingnya. Pentingnya Programming dalam media penyiaran,

yaitu:12

Once the shows have been produced, where and when to place

them in the schedule must be decided. This task, known as Programming,

is a crucial one. A bad Programming decision might mean failure for a

good show while a shrewd decision might make a mediocre show a hit.

(Ketika suatu pertunjukan telah diproduksi, dimana dan kapan

menempatkannya di dalam jadwal haruslah diputuskan. Tugas ini, dikenal

sebagai Programming, yang rumit. Suatu keputusan Programming yang

buruk mungkin dapat diartikan kegagalan untuk pertunjukkan yang bagus

sedangkan suatu keputusan pintar mungkin membuat suatu pertunjukan

yang cukup untuk suatu pukulan).

Dari penjelasan tersebut, secara sederhana bahwa Programming

dilihat sebagai suatu proses untuk memilih, menyeleksi, menjadwal

program, dan mengevaluasinya. Programming dianggap sangat penting

karena menentukan berhasil atau tidaknya sebuah program berhasil meraih

audiens dalam jumlahbesar.

Programming is the product of broadcasting. Just as a store sells

goods or a law firm sells advice, broadcasting sells Programming. Just as

store owners set prices for their goods and layers set fees for their

services, broadcasters set rates for the commercials that will share time

withProgramming. 13

12

Joseph R Dominick, The Dynamic of Mass Communication (Third Edition) (Boston: Mc Graw- Hill, 1990), h. 304.

13

(27)

(Programming adalah produk penyiaran. Sama halnya dengan

suatu toko menjual barang-barang atau suatu perusahaan hukum menjual

nasihat, penyiaran menjual Programming. Sama halnya dengan pemilik

toko menetapkan harga untuk barang-barangnya dan pengacara

menetapkan pembayaran untuk jasa mereka, penyiar menetapkan tingkat

tarif untuk komersil yang akan berbagi waktu dengan Programming).

Penjelasan di atas memberikan gambaran lain tentang

Programming, yaitu merupakan serangkaian program mata acara stasiun

penyiaran. Dengan demikian Programming memiliki dua pengertian, yaitu

sebagai proses dan hasil.

Program-program acara yang disajikan tidak sembarangan asal

ditampilkan. Programming is war. You are general. The object is to win,

ungkapan Hal ini tersebut menggambarkan bahwa Programming

merupakan strategi untuk memenangkan kompetisi. Untuk dapat meraih

penonton, program-program acara disusun sedemikian rupa sehingga

dengan khalayak sasaran dan target audiens yang telah ditetapkan

sehingga memberikan pemasukan dengan terisinya slot iklan.14 Oleh

karena itu, diperlukan berbagai cara untuk menghasilkan program acara

yang menarik sehingga mampu menarik perhatian banyak pemirsa.

Program-program acara yang dinikmati oleh khalayak tidak bisa

lepas dari peranan programmer. Mereka memakai strategi Programming

tertentu yang membuat acara mereka berbeda dengan acara di stasiun

televisi lain. Program acara hasil olahan programmer telah diatur

sedemikian rupa sehingga diselaraskan dengan tujuan yang hendak dicapai

14

(28)

oleh organisasi penyiaran tersebut dengan melihat sisi kebutuhan dan

keinginan dari khalayak secara luas.

Fokus utama Programming adalah khalayak sebagai pemirsa

televisi. Khalayak sasaran merupakan kunci dari penyajian susunan mata

acara. Riset khalayak dilakukan untuk mengetahui kebutuhan dan

keinginan khalayak. Sehubungan dengan selera khalayak, Sydney W.

Head menguraikan lima (5) elemen yang perlu diperhatikan dalam strategi

Programming, sebagai berikut:15

a) Compatibility (kesesuaian)

Program acara disusun berdasarkan kegiatan sehari-hari khalayak.

Rutinitas khalayak seperti kapan mereka sarapan, kerja, istirahat, dan

sebagainya menjadi acuan televisi dalam menjalankan Programming.

b) Habit formation (membangun kebiasaan)

Kebiasaan khalayak dibentuk melalui program acara yang

ditayangkan. Tidak jarang dari pembentukan kebiasaan ini timbul

sikap fanatik dari khalayak terhadap suatu program acara, sehingga

khalayak pun enggan meninggalkan program acara yang ditayangkan.

c) Control of audience flow (mengontrol aliran pemirsa)

Ketika sebuah program selesai ditayangkan, maka program

berikutnya disajikan. Antara program yang satu dengan berikutnya,

jumlah audiens harus tetap dijaga dengan menyajikan program yang

tetap bisa menjaga aliran penonton agar tidak beralih ke channel lain

atau bahkan menarik penonton channel lain.

15

(29)

d) Conservation of program resources (pemeliharaan sumber daya

program)

Tidak jarang program acara yang sangat terkenal dan digemari

banyak khalayak sekalipun menjadi sangat kuno ketika ditayangkan

kembali untuk kesekian kalinya. Oleh karena itu, stasiun televisi

dituntut untuk kreatif dalam menyajikan materi program yang

ditayangkan.

e) Breadth of appeal (daya tarik yang luas)

Program acara yang ditayangkan dapat menjangkau khalayak

luas, baik secara teknis maupun sosial. Namun demikian, hal ini

bergantung pada status organisasi televisi dan tujuan yang ingin

dicapai melalui program acara yang ditayangkan.

Elemen-elemen ini sangat berguna dalam menyusun schedule

serangkaian mata acara televisi. Program apa saja yang pantas untuk pagi,

siang, sore hingga tengah malam. Dengan demikian keinginan dan

kebutuhan khalayak bisa terpenuhi meskipun tidak semua pihak

terpuaskan. Hal ini dikarenakan setiap stasiun televisi mempunyai target

audiens yang juga dikehendaki pengiklan, walaupun mereka berusaha

meraih audiens sebanyak mungkin.

Namun selalu ada pihak yang tidak terpuaskan dengan

program-program yang disiarkan televisi, karena sangat sulit memuaskan semua

pihak. Dalam menyusun jadwal program ada banyak pihak yang

mempengaruhi Programming, terlepas dari status organisasi penyiaran

tersebut, apakah televisi komunitas, televisi publik ataupun televisi

komersial. Jika televisi publik dan televisi komunitas memiliki aturan dan

(30)

yang berasal dari publik atau komunitas tertentu, bukan berarti televisi

komersial memiliki tekanan dan pengaruh dalam menyusun

program-programnya.16

4. Tujuan Programming

Tujuan utama yang ingin diraih dari Programming televisi adalah

memaksimalkan jumlah pemirsa yang menjadi target bagi pemasang iklan.

Caranya adalah dengan memenuhi kepuasan pemirsa dengan

menayangkan program acara yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan atau

diiginkan mereka.17 Tanpa adanya pemirsa tidak ada pemasang iklan, dan

tidak ada keuntungan serta tidak akan siaran televisi. Dengan begitu

Programming erat kaitannya dengan bagaimana merebut perhatian

khalayak. Dalam meraih perhatian khalayak tersebut, pada model

komunikasi di bawah ini digambarkan sebagai berikut:

Grafik 2.1 Communication as Display and Attentian18

16

Effendi Gazali, dkk, Konstruksi Sosial Industri Penyiaran: Plus Acuan Tentang Penyiaran Publik dan Komunitas (Jakarta: Departemen Ilmu Komunikasi FISIP UI, 2003), h. xiii-x

17

Susan Tyler Eastman, Douglas A. Ferguson, Broadcast/ cable programming, Strategi & Practices, 5th Edition (Wadsworth Publishing Company, 1992), h. 4.

18

Dennis McQuali & Sven Windahl, Communication Models The Study Of Mass Comunication, 2nd, Edition (New York: Longman Publishing, 1993), h. 56-57.

S1

(31)

Dalam menangkap dan menahan perhatian visual darti khalayak,

secara langsung media berusaha mencapai tujuan ekonomi, yaitu

meningkatkan pendapatan permirsa (secara praktis, atensi = konsumsi),

dan secara tidak langsung atensi dari permirsa dipergunakan untuk

menarik pengiklanan. Sehingga media televisi yakni dari atensi yang

diberikan khalayak hingga pada akhirnya mampu menarik sejumlah

pemasang iklan.

Pada gambar diatas menunjukan beberapa sumber (S)

menggunakan media yang berbeda-beda dan saling berkompetitif, untuk

menyampaikan pesan (MD) (dalam grafik atau suara) guna meraih atensi

dan penonton yang berada di „market’ yang sama. Potensial atensi dari

audiens yang tersedia itu sangat terbatas, sehingga peningkatan tontonan

pada satu channel akan merugikan channel lainya.

Ukuran kesuksesan komunikasi sebagai display dalam model

Communication as Display and Attention ini dinyatakan dalam

perhitungan share dari perolehan keseluruhan atensi khalayak. Dalam

dunia industri televisi hal ini diinterpretasikan dengan peningkatan

perolehan rating. Atau peningkatan perolehan raiting atau perolehan iklan

juga digunakan sebagai tolak ukur kesuksesan.

5. Proses Programming

Programming merupakan hasil dari sebuah proses. Adapun proses

atau produser dasar dalam melakukan Programming adalah: pertama,

memilih program yang sesuai dengan kebutuhan atau keinginan audiens,

(32)

program ke program berikutnya, dan terakhir yakni melakukan evaluasi

dari hasil yang diperoleh dan membuat beberapa penyesuaian.19

a. Memilih dan Menyeleksi Program

Adapun atensi yang dilakukan terhadap media massa berhubungan

dengan persepsi dan harapan khalayak terhadap media tersebut.

Khalayak memiliki motivasi yang spesifik dalam menggunakan media

beberapa fungsi media massa.20

1. Surveillance, yaitu menginformasikan dan menyediakan berita.

Berfungsu memberikan peringatan terhadap lingkungan, alat untuk

mendapatkan berita mengenai ekonomi, dan masyarakat, serta

mengekspos nilai-nilai dalam suatu peristiwa atau individu.

2. Correlation, yaitu menyeleksi, mengartikan, dan mengkritik.

Berfungsi memperteguh nilai-nilai sosial, mempengaruhi

kestabilitas sosial, memberikan status, memonitor dan mengatur

opini publik, mengawasi pemerintah.

3. Transmission of culture, yaitu mewariskan. Berfungsi untuk

meningkatkan kohensi sosial, menyebarkan pengalaman umum,

mengurangi anomie (rasa keterasingan), dan melanjutkan

sosialisasi secara terus menerus.

4. Entertaiment atau hiburan. Berfungsi: mengisi waktu luang,

escapism (pelarian diri), menciptakan budaya massa dalam seni

dan musik, serta meningkatkan selera atau pilihan.

19

Susan Tyler Eastman, Douglas A. Ferguson, Broadcast/ cable programming, Strategi & Practices, 5th Edition (Wadsworth Publishing Company, 1992), h 6.

20

(33)

Itulah beberapa fungsi media massa yang menjadi pencarian

tujuan bagi khalayak dalam memberikan atensinya kepada media.

Bagian terpenting dari Programming adalah bagaimana mengerti

keinginan ataupun kebutuhan audiens. Permintaan akan hiburan dapat

berarti campuran antara program drama dan komedi. Sedangkan

information Programming mengacu kepada hal-hal yang bersifat

kebaruan atau novelty. Jenis program informasi lain yang dapat

menarik banyak penonton adalah program infotainment yang

merupakan perpaduan antara unsur hiburan dan informasi.

b. Strategi Penjadwalan Televisi

Stasiun Tv dapat menggunakan beberapa strategi penjadwalan agar

program tersebut ditonton banyak orang. Startegi penjadwalan televisi

yang mendominasi jam siaran prime time network televisi antara lain:

hammocking, tentpoling, counterProgramming, blunting, stunting,

blocking, bridging, lead-off, lead in, seamlessness.21

1. Hammocking, yaitu menempatkan program baru atau program

lemah di antara dua program yang sukses.

2. Tentpoling, yaitu penjadwalan dengan penempatan program yang

sukses di antara kedua program baru atau lemah dengan tujuan

menguatkan ketiganya.

3. Conter Programming, yaitu menjadwalkan program dengan

menyajikan program yang jauh berbeda dari apa yang ditayangkan

komperitor. Strategi ini juga dapat dilakukan dengan tidak

21

(34)

memperhitungkan konsep demografis, melainkan mencoba meraih

sejumlah permirsa yang „terabaikan’ yang bukan mayoritas.

Contoh ABC pada hari senin menyayangkan program yang berbeda

dengan stasiun televisi lain dengan tayangan Monday Night

Football.

4. Blunting, yaitu menayangkan suatu episode yang menampilkan

bintang tamu terkenal untuk melawan program baru, atau dengan

menayangkan program spesial yang dibintangi selebriti terkenal.

5. Stunting, dalam rangka untuk meraih rating yang tingi,

Programming dapat menyimpang dari hal biasa yang dilakukan.

Contoh, serial baru komedi ditayangkan dua episode sekaligus,

atau memindahkan suatu program ke jadwal yang berbeda untuk

sementara waktu, menjadwalkan program spesial, ataupun dengan

menambahkan bintang tamu.

6. Blocking (stacking), strategi ini menggunkan teori audience flow

yaitu menayangkan secara beruntun program sejenis pada suatu

rentang waktu tertentu atau daypart.

7. Bridging, strategi ini tidak umum digunakan pada televisi

komersial, melainkan lebih digunakan bagi televisi publik maupun

televisi kabel. Adapun strategi ini dengan menayangkan program

yang berdurasi panjang dan ditayangkan pada saat prime access

dan berlanjut hingga saat prime time, selain itu, bridging dapat pula

berupa penayangan program pada waktu yang ganjil. Contoh TBS

menayangkan program pada 5 menit setelah satu jam. Dengan

begitu permirsa dipaksa untuk menonton program TBS selanjutnya

(35)

8. Lead-off : strategi penjadwalan yang menempatkan program kuat di

jam siaran pertama pada saat prime time.

9. Lead-in : program yang cukup baguis dan ditempatkan sebelum

program berikutnya agar penonton dari program sebelumnya

mengikuti program berikutnya.

10.Seamiessness: program acara dimulai dengan menampilkan adegan

yang dapat menarik perhatian dan judul serta credit tittle lainya

dipersingkat. Ketika acara akan berakhir diberikan “bloopers

(cuplikan beberapa adegan menarik agar penonton tetap menonton

di stasiun tersebut hingga menonton ke program berikutnya.

c. Evaluasi

Industi penyiaran dan kabel televisi menggunakan beberapa

pendekatan riset dalam mengevaluasi program dan pemirsa. Riset

kualitatif berupaya menjelaskan mengapa orang menonton program

tertentu. Programmers menggunakan data kualitatif untuk membantu

memperbaiki isi program, memilih program dan melihat reaksi orang

terhadap program.

C. Televisi

1. Pengertian Televisi

Televisi berasal dari bahasa yunani “tele” yang berarti jarak jauh

dan “Vision” yang berarti penglihatan. Segi jauhnya sudahakan oleh

prinsip radio dan penglihatannya oleh gambar.22 Dengan demikian televisi

yang dalam bahasa Inggrisnya television diartikan dengan melihat jauh.

22

(36)

Melihat jauh disini yaitu dengan gambar dan suara yang diproduksi di

suatu tempat (studio televisi) dan dapat dilihat dari tempat “lain” melalui

sebuah perangkat penerima (televisi set).23

Pengertian televisi menurut Ensiklopedi Encarta disebutkan bahwa

televisi adalah sistem pengiriman dan penerimaan gambar serta suara

dengan sinyal elektronik yang dikirimkan melalui kawat atau kabel dan

fiber optik atau dengan radiasi elektromagnetik. Sinyal-sinyal tersebut

biasanya disiarkan dari stasiun televisi sebagai tempat produksi pada

alat-alat penerimanya pada televisi yang ada di rumah atau diteruskan oleh

penyedia jasa televisi kabel.

Dengan pengertian di atas, lebih lanjut dapat disimpulkan bahwa

sistem transmisi atau pancaran gambaran dan suara yang dihasilkan oleh

kamera elektronik diubah menjadi gelombang elektro magnetik dan

selanjutnya transmisi dilanjutkan melalui pemancar. Gelombang elektro

magnetik ini diterima oleh sistem antena yang menyalurkan ke pesawat

penerima (pesawat televisi). Di pesawat televisi lalu gelombang elektro

magnetik diubah kembali menjadi gambar dan suara yang dapat kita

nikmati di layar televisi. Sedangkan pada televisi kabel gelombang elektro

magnetik tersebut disalurkan melalui kabel ke pesawat penerima.

Televisi sebagai suatu alat yang merupakan bagian dari suatu

sistem yang besar, sehingga meskipun televisi seperti kotak hitam ajaib,

tapi apabila gelombang elektromagnetik dari suatu pemancar televisi,

berhubungan langsung dengan televisi tadi yang sudah ditekan tombolnya,

23

(37)

maka dengan serta merta akan merubah ke arah fungsi sebenarnya, di

mana kita akan dapat menikmati acara yang ditayangkan langsung dari

stasiun penyiaran yang bersangkutan. Televisi sebagai suatu alat dapat

dimanfaatkan untuk mengkomunikasikan informasi, dengan menggunakan

bayangan gambar dan suara demikian halnya dengan video dan film.24

Kamus besar Indonesia, televisi diberikan pengertian sebagai

berikut: televisi adalah pesawat sytem penyiaran gambar objek yang

bergerak yang disertai dengan bunyi (suara) melalui kabel atau melalui

angkasa dengan menggunakan alat yang mengubah cahaya (gambar) dan

bunyi (suara) menjadi gelombang listrik dengan mengubahnya menjadi

berkas cahaya yang dapat dilihat dan bunyi yang dapat didengar,

digunakan untuk penyiaran, pertunjukan, berita dan sebagainya.25

Televisi merupakan suatu sytem komunikasi yang menggunakan

suatu rangkaian gambar elektronik yang dipancarkan secara cepat

berurutan, dan diiringi unsur audio.26

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa televisi

adalah televisi siaran yang dapat dilakukan melalui transmisi atau

pancaran dan dapat juga disalurkan melalui kabel. Dalam sytem tranmisi

gambar dan suara yang dihasilkan oleh kamera elektronik diubah menjadi

gelombang elektromagnetik dan selanjutnya ditransmisi melalui pemancar,

24

Darwanto Sastro Subroto, Produksi Acara Televisi (Yogyakarta: Duta Wacana University Press, 1994), h. 1-2.

25

Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), h.191.

26

(38)

gelombang elektromagnetik ini diterima oleh sytem antena yang

menyalurkan pesawat penerima.

Dari beberapa definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

televisi adalah alat atau benda untuk menyiarkan siaran-siaran yang

membawa suara dan gambar sekaligus dan dari siaran televisi penonton

dapat mendengar dan melihat gambar yang disajikan.

2. Sejarah Perkembangan Televisi

Televisi secara harfiyah artinya “Melihat dari Jauh”. Dalam

pengertian sederhana meliputi dua bagian utama, yaitu pemancar televisi

yang berfungsi mengubah dan memancarkan sinyal-sinyal gambar (View)

bersama dengan sinyal suara sehingga sinyal tersebut dapat diterima oleh

pesawat televisi penerima pada jarak yang cukup jauh. Kedua televisi

penerima yang menangkap sinyal-sinyal dan mengubahnya kembali

sehingga apa yang dipancarkan oleh transmisi televisi tadi dapat dilihat

dan di dengar seperti keadaan aslinya. Dengan demikian, dapat dikatakan

bahwa pesawat televisi adalah alat yang digunakan untuk melihat dan

mendengar dari tempat yang jauh.27

Televisi merupakan sebuah karya massal yang dikembangkan dari

tahun ketahun. Sebagai sebuah penemuan, televisi tidak hanya ditemukan

oleh satu pihak saja, melainkan melibatkan banyak pihak, penemu maupun

inovator didalamnya. Televisi mulai hadir di Indonesia pada tahun 1953

dari sebuah bagian Departemen penerangan, di dorong oleh perusahaan

AS, Ingris, Jerman, Jepang yang berlomba-lomba menjual hardwer-nya.

27

(39)

Menjelang Asian games ke-4 dijakarta pada 1962, soekarno dan kabinet

akhirnya yakin akan perlunya televisi, dengan alasan reputasi internasional

Indonesia tergantung kepada pekan olah raga yang disiarkan, terutama

kejepang (yang telah memiliki televisi sejak awal 1950-an).28

Sejak pemerintah Indonesia membuka TVRI, maka selama 27

tahun penonton televisi hanya dapat menonton satu saluran televisi saja,

yaitu TVRI. Pada tahun 1989, pemerintah memberikan izin operasi kepada

kelompok usaha Bimantara untuk membuka stasiun televisi RCTI yang

merupakan televisi swasta pertama di Indonesia, yang kemudian disusul

dengan saluran-saluran lain SCTV, Indosiar, ANTV, dan MNCTV.29 Saat

ini sudah pasti banyak kita temukan saluran-saluran televisi di Indonesia

seperti METRO TV, TRANSTV, GLOBAL TV, TV ONE dll. Ditambah

lagi dengan adanya sambungan satelit dan parabola yang menyajikan TV

kabel yang juga memberikan pilihan-pilihan kepada penonton di Indonesia

untuk memilih berbagai jenis salurran televisi yang disiarkan dari luar

negri.

3. Program Siaran Televisi

Dalam Kamus Besar Indonesia, terbit Departemen Pendidikan dan

kebudayaan (1988), program adalah seperti pertunjukan siaran, pegelaran

dan sebagainya.30

28

Muhammad Mufid, M.si, Komunikasi dan Regulasi Penyiaran, (Jakarta: Kencana, 2007), Cet. Ke-2, h. 47

29

Morissan M.A., Manajemen Media Penyiaran; Strategi Mengelola Radio dan Televisi, (Jakarta: Kencana, 2008), Cet, ke-1, h. 10

30

(40)

Program televisi ialah bahan yang telah disusun dalam suatu format

sajian dengan unsur vidio yang ditunjang unsur audio yang secara teknis

memenuhi persyaratan layak siar serta telah memenuhi standar estetik dan

artistic yang berlaku.31

Ada Empat yang harus diperhatikan dan menyiapkan program

siaran televisi, yakni:

1. Pola siaran. Sebelum penata program menyusun acara siaran, terlebih

dahulu harus menyiapkan pola siaran. Programmer akan

mengumpulkan terlebih dahulu harus menyiapkan terlebih dahulu

referensi-referensi yang diperlukan: kebijakan siaran dari pemimpin

stasiun televisi, persoalan sosial budaya yang berkembang ditengah

masyarakat, jangkauan siaran, hasil jarak pendapat penonton,

pemasok-pemasok program, dan tentunya analisis bahan siaran yang

mengacu pada kebijakan umum televisi.

2. Arahan pola siaran. Untuk memoleskan suaru acara siaran dibutuhkan

wawasan arahan penyiaran program. Dari arahan itu diharapkan akan

memperkuat posisi perusahaan atau instansi pertelevisian

bersangkutan.

Ada empat pedoman arahan penyiaran televisi, yaitu:

a) Penyiaran televisi diharapkan dapat menggalang dan menyalurkan

pendapat umum yang konstruktif dalam kehidupan masyarakat,

berbangsa, dan bernegara.

b) Dapat meningkatkan keimanan, ketakwaan, dan kecerdasan

kehidupan bangsa.

31

(41)

c) Mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai budaya bangsa.

d) Dapat menangkal pengaruh buruk terhadap tata nilai prikehidupan

bangsa Indonesia yang beraneka ragam.

3. Peubahan pola acara. Pola acara siaran dapat diubah sesuai keadaan.

Karena, perubahan acara yang sering dilakukan dapat mengurangi

simpati penonton. Penonton bisa menilai bahwa stasiun bersangkutan

tidak professional, dan bisa berakibat penonton bisa meninggalkan

saluran stasiun tersebut untuk berpindah kesaluran lain. Ada dua alasan

mengapa ada perubahan pola acara? Pertama penempatan susunan

acara harian dan mingguan ternyata tidak tepat. Dengan kata lain, ada

kesalahan dalam menganalisis strategi sasaran yang ingin dicapai,

yaitu tepat pada waktu yang sama. Akibat benturan ini acara lain untuk

“bertanding” melawan acara di stasiun lainnya.

4. Sistem penempatan program siaran. Yang dimaksud dengan sistem

penempatan program siaran, masing-masing adalah :

a) Program tahunan, perecanaan program tahunan berpijak pada tahun

berlakunya manajemen stasiun televisi bersangkutan.

b) Program pekanan atau mingguan adalah susunan program siaran

dalam setiap minggunya.

c) Program harian. Penyusunan program harian didasarkan pada

beberapa banyak bahasa siaran jadi, bisa pula bahan siaran yang

harus diproduksi terlebih dahulu.32

32

(42)

Setiap program televisi punya sasaran yang jelas dan tujuan yang

akan dicapai. Ada lima parameter yang harus diperhitungkan dalam

menyusun program siaran televisi, yaitu:

1. Landasan Filosofis yang mendasari tujuan semua program

2. Strategi penyusunan program sebagai pola umum tujuan

program

3. Sasaran program

4. Pola produksi yang menyangkut garis besar isi program

Karakter institusi dan manajemen sumber program untuk mencapai

usaha yang optimum.

4. Media Massa Televisi

Media massa televisi merupakan alat komunikasi massa yang

dapat menjangkau masyarakat dalam jumlah besar dan luas. Komunikasi

massa melalui media televisi mengandung pengertian yaitu proses

komunikasi antara komunikator (organisasi media massa) dengan

komunikan (khalayak) yang tersebar luas, heterogen dan anonim melalui

sarana media televisi.

Proses komunikasi massa (melalui media televisi) terdiri atas

beberapa unsur yaitu: sumber (komunikator), transmitter, saluran (media),

penerima (komunikan), umpan balik dan tujuan, serta gangguan (noise)

yang ada di semua unsur tersebut. Adanya unsur umpan balik (feedback)

adalah yang membedakan model komunikasi ini dengan model

(43)

bahwa dalam proses komunikasi massa tidak ada umpan balik (zero

feedback).

Model komunikasi DeFleur memberikan penjelasan lebih lengkap

tentang fenomena komunikasi massa, namun dalam hal ini, sumber atau

komunikator memperoleh umpan balik yang terbatas dari audiennya.33

Dalam teori ini dikatakan bahwa umpan balik dalam komunikasi massa itu

ada, tapi datangnya terlambat (delayed). Orang (pemirsa televisi) mencoba

memberikan respon terhadap apa yang disajikan media massa, respon itu

berupa komentar, pendapat, saran, kritik, dan sebagainya, yang

disampaikan kepada stasiun penyiaran atau program bersangkutan.

Televisi sebagai salah satu media massa mempunyai fungsi dan

kedudukan yang sama seperti halnya media massa lainnya, di antaranya

sebagai sumber informasi, menghibur, memengaruhi, mendidik, dan

kontrol sosial.

Tiga fungsi utama media massa terhadap masyarakat/audien

yaitu:

1) Media berfungsi untuk memberitahu audien mengenai apa yang

terjadi di sekitar mereka (surveying the environment).

2) Melalui pandangan yang diberikan media terhadap berbagai hal

yang terjadi, maka audien dapat memahami lingkungan sekitarnya

secara lebih akurat (correlation of environment part).

3) Pesan media berfungsi menyampaikan tradisi dan nilai-nilai sosial

kepada generasi audien selanjutnya (transmit social norms and

33

(44)

customs). Menurut Lasswell, penyampaian warisan sosial ini

merupakan fungsi media yang paing kuat.34

Media massa televisi mempunyai keistimewaan dan daya tarik

tersendiri dibandingkan dengan media massa lainnya (surat kabar,

majalah, radio, dan sebagainya). Dengan sifatnya yang audio-visual,

mayoritas masyarakat lebih suka menonton televisi daripada

mendengarkan radio, ataupun membaca surat kabar. Karena sifatnya yang

audio-visual jugalah, pesan-pesan yang disampaikan media televisi lebih

mudah untuk dimengerti, dipahami, dan diterima oleh masyarakat.

Media televisi bisa menciptakan suasana tertentu, yaitu para

pemirsanya dapat melihat sambil duduk santai tanpa kesengajaan untuk

menyaksikan. Penyampaian isi pesan melalui media televisi seolah-olah

langsung dari komunikator ke komunikan. Informasi yang disampaikan

televisi, akan mudah dipahami karena jelas terdengar dan terlihat.35

Daya tarik media televisi begitu besar, sehingga membuat

pola-pola aktivitas kehidupan manusia berubah total sebelum dan sesudah

munculnya salah satu media massa elektronik ini. Media televisi menjadi

panutan baru (news religius) bagi kehidupan masyarakat. Tidak menonton

televisi sama saja dengan makhluk buta yang hidup dalam tempurung.36

Media televisi tampaknya telah diasosiasikan dengan pesan (yang

berbeda dan selalu diingat), organisasi (kompleks dan besar), distribusi

(sumber universal bagi semua), teknologi tinggi dengan profesi baru

34

Morissan, Andy Corry Wardhani dan Farid Hamid, Teori Komunikasi Massa: Media, Budaya dan Masyarakat (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), h. 83.

35

Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa: Sebuah Analisis Media televisi, h. 8.

36

(45)

(pembuat berita/cerita televisi), bintang televisi serta pembawa acara

televisi.37

Kelebihan media televisi dibandingkan media massa lainnya

antara lain: Pertama, televisi bisa menembus jarak dan ruang. Kedua,

sasaran media televisi dapat menjangkau massa cukup besar. Ketiga, daya

rangsang seseorang terhadap media televisi cukup tinggi, hal ini

disebabkan karena kekuatan suara dan gambar yang dimiliki televisi.

Keempat, informasi yang diberikan televisi disampaikan lebih singkat,

jelas, dan sistematis, sehingga pemirsa tidak perlu lagi mempelajari isi

pesan dalam menangkap siaran televisi.

Namun, kehadiran televisi sebagai media komunikasi massa bisa

membawa dampak positif maupun negatif bagi penikmatnya, tergantung

dari bagaimana mereka (para pemirsa televisi) bisa memanfaatkan media

massa tersebut.

D. Unsur- unsur Dakwah

1. Arti Dakwah Menurut Istilah

Dakwah menurut arti istilahnya mengandung beberapa arti yang

beraneka ragam. Banyak para ahli ilmu dakwah dalam memberikan

pengertian atau definisi terhadap istilah dakwah, dan terdapat beraneka

ragam pendapat. Hal ini tergantung pada sudut pandang mereka di dalam

memberikan pengertian kepada istilah tersebut. Sehingga antara definisi

37

(46)

menurut ahli yang satu dengan yang lainnya senantiasa terdapat perbedaan

dan kesamaan, diantaranya:

Menurut Hamzah Yakub dalam bukunya: Beliau memberikan

pengertian tentang dakwah dalam Islam adalah “Mengajak umat manusia

dengan hikmah kebijaksanaan untuk mengikuti petunjuk Allah dan

Rasulnya”.

Dalam al-Quran surat An-Nahl ayat 125, juga disebutkan:

yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik”.

Dari ayat di atas dapatlah diambil kesimpulan bahwa dakwah

adalah mengajak umat manusia kejalan Allah dengan cara yang bijaksana,

nasehat yang baik, serta berdebat dengan cara yang baik pula.

Kedua pengertian dakwah tersebut di atas, bila ditelaah sedetail

mungkin terdapat beberapa kesamaan yang mana hal ini penulis

berprasangka bahwasanya Drs. Hamzah Yakub kemungkinan didalam

memberikan pengertian istilah dakwah berstandar pada ayat al-Quran

tersebut sehingga antara kedua definisi itu terdapat kesamaan.38

Definisi yang lain, seperti definisi dakwah menurut Team Proyek

Penerangan Bimbingan dan Dakwah/Khotbah Agama Islam (pusat)

Departemen RI dalam bukunya “Metodologi Dakwah Kepada Suku

Terasing“. Dakwah yaitu: Setiap usaha yang mengajak untuk memperbaiki

38

(47)

usaha kehidupan yang lebih baik dan layak, sesuai dengan kehendak dan

tuntunan kebenaran.39

Dan banyak pakar yang mendefinisikan dakwah ini, diantaranya

adalah Thoha Yahya Umar M.A., Yang membagi dakwah dari dua segi :

a. Pengertian dakwah secara umum : Ialah suatu pengertian yang berisi

cara-cara, tuntunan-tuntunan bagaimana seharusnya menarik

perhatian untuk menganut, menyetujui, melaksanakan suatu ideologi,

pendapat, pekerjaan tertentu.

b. Pengertian dakwah menurut ajaran agama Islam: Ialah mengajak

manusia dengan cara bijaksan pada jalan yang benar sesuai dengan

perintah Tuhan, untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di

dunia dan di akhirat.40

2. Tujuan Dakwah

Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat diambil kesimpulan

bahwasanya dakwah adalah proses penyampaian mengajak, menyerukan,

serta menarik perhatian manusia kejalan Allah SWT. untuk melaksanakan

perintahnya dan menjauhkan larangannya dalam upaya mencapai

kebahagiaan di dunia maupun di akhirat.

Dan bahwasanya dakwah dilaksanakan untuk mencapai suatu

tujuan, dan sudah termasuk dalam pengertian dakwah itu sendiri, dan

tujuan dakwah merupakan salah salah satu faktor yang sangat penting

39

Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya Indonesia, Penerbit: Al-Ikhlas,), h.20.

40

(48)

dalam proses dakwah. Oleh karena itu dibawah ini akan dijelaskan tujuan

dakwah itu sendiri.

M. Natsir menulis dakwah dan tujuannya pada Serial Tujuan

Dakwah. Dalam brosur tersebut, beliau memberikan beberapa ulasan

tentang dakwah, terutama tujuannya. Menurut M. Natsir tujuannya

adalah:

a. Memanggil kita kepada syari`at, untuk memecahkan persoalan hidup

perorangan dan dan persoalan berumah tangga,

berjama`ah-bermasyarakat, berbangsa-bersuku bangsa, bernegara dan berantar

negara.

b. Memanggil kita kepada fungsi hidup sebagai hamba Allah di atas

dunia yang terbentang luas ini, berisikan berbagai jenis manusia,

bermacam pola pendirian dan kepercayaannya, yakni pungsi sebagai

syuhadâ `ala an-nâs menjadi pelopor dan pengawas bagi umat

manusia.

c. Memanggil kita kepada tujuan hidup yang hakiki, yakni menyembah

Allah. Demikianlah, kita hidup mempunyai fungsi dan tujuan yang

tertentu.41

Adapun tujuan dakwah menurut Asmuni Syukir sebagai berikut :

a. Mengajak manusia yang sudah memeluk agama untuk selalu

meningkatkan taqwanya kepada Allah SWT.

b. Membina mental orang Islam yang masih Muallaf.

41

(49)

c. Mengajak umat manusia yang belum beriman, agar beriman kepada

Allah (memeluk agama Islam).

d. Mendidik anak-anak agar tidak menyimpang dari fitrahnya.

3. Subjek Dakwah

Subjek dakwah bias dikaji dalam sudut pandang Islam yaitu:

seorang atau sekelompok orang yang berorganisasi. Manusia diciptakan

Allah dalam bentuk tubuh yang indah dan unik, mempunyai tugas

memakmurkan bumi yang telah diciptakan-Nya, untuk bekal hidup

manusia dalam mencapai kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat.

Manusia diciptakan Allah sebagai kholifah (pengganti/wakil) dan harus

mengabdi kepada-Nya dengan penuh keikhlasan. Diri manusia terdiri dari

fisik dan non fisik, keduanya memerlukan pemeliharaan, peranan dan

pungsi untuk menyempurnakan hidup agar mencapai keseimbangan hidup

di dunia maupun di akhirat. Mengapa demikian? Karena manusia dituntut

menjadi hamba Allah yang sholeh dan harus mempertanggung jawabkan

kehidupannya di akhirat nanti. Selain itu, banyak lagi konsep-konsep yang

berkenaan dengan subjek dakwah yang terdapat di dalam al-Quran dan

hadis yang menyangkut budaya atau akal pikiran, sikap dan prilaku

manusia serta pernyataan-pernyataan verbal atau non verbal. Pada setiap

unsur manusia yang menjadi Subjek dakwah terdapat

permasalahan-permasalahan yang memerlukan pemecahan. Misalnya, mengapa terjadi

pebedaan antara pernyataan yang disampaikan kepada obyek dakwah

Gambar

gambaran lain
Grafik 2.1 Communication as Display and Attentian18
gambar diatas
gambar dan suara yang dihasilkan oleh kamera elektronik diubah menjadi
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, ditemukan bahwa strategi programming yang dilakukan divisi programming TransTV dalam meningkatkan rating dan share

Tujuan penelitian mengetahui tentang Strategi Produser Dalam Mempertahankan Eksistensi Program Musik Inbox di Stasiun Televisi SCTV (Studi Kasus Pada Program Musik

Dengan demikian hasil penelitian sesuai permasalahan yang ada di stasiun televisi khususnya program “Seputar iNews Siang” di RCTI adalah bagaimana sebuah produser

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa strategi yang dilakukan Way Out dengan membuat perencanaan program (jangka pendek, menengah, dan panjang), produksi

Berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan mengenai strategi pemrograman TATV, dapat disimpulkan bahwa : TATV dalam mempertahankan program berbahasa Jawa

Hidup bermasyarakat akhlak sangat penting karena merupakan pekerjaan dan tingkah laku yang diterapkan tanpa adanya pemikiran terlebih dahulu dengan maksud sudah

Program informasi dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu berita keras (hard news) dan berita lunak (soft news). 1) Berita keras atau hard news adalah segala

Berikut gambaran tabel Strategi berita lokal pada program pemberitaan “Kabar temanggung” dalam mempertahankan eksistensinya sebagai televisi lokal ; Tabel 4.1 Gambaran tabel