• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III : GAMBARAN DATA PAJAK HOTEL

B. Subjek dan Objek Pajak Hotel

Subjek Pajak Hotel adalah orang pribadi atau badan yang melakukan pembayaran kepada orang pribadi atau badan yang mengusahakan Hotel. Sedangkan wajib pajak hotel adalah pengusaha hotel.

Objek Pajak Hotel adalah pelayanan yang disediakan oleh Hotel dengan pembayaran, termasuk jasa penunjang sebagai kelengkapan Hotel yang sifatnya memberikan kemudahan dan kenyamanan, termasuk fasilitas olahraga dan hiburan.

Jasa penunjang sebagaimana dimaksud pada paragraf diatas adalah fasilitas telepon, faksimili, teleks, internet, fotokopi, pelayanan cuci, setrika, transportasi, dan fasilitas sejenis lainnya yang disediakan atau dikelola Hotel.

1. Tarif Pajak Hotel

Dasar dari pengenaan tarif pajak hotel adalah pembayaran yang dilakukan kepada hotel. Dan berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Tarif Pajak Hotel dikenakan sebesar 10% untuk semua jenis hotel. Jadi besarnya Pajak Hotel yang terutang dapat dihitung dengan mengalikan Tarif Pajak Hotel dengan Dasar Pengenaan Pajaknya.

Tarif Pajak dapat digolongkan menjadi 2 yaitu : 1) Tarif Tunggal terdiri dari:

a. Tarif Pajak Tetap adalah jumlah atau angkanya tetap, tidak bergantung besarnya dasar pengenaan pajak.

b. Tarif Proporsional adalah tarif pajak yang persentasenya tetap dan tidak bergantung pada besarnya dasar pengenaan pajak.

2) Tarif Tidak Tunggal terdiri dari:

a. Tarif Proporsional adalah tarif pajak yang persentasenya meningkat sesuai besarnya atau meningkatnya dasar pengenaan pajak.

b. Tarif Degresif adalah tarif pajak yang persentasenya menurun sesuai dengan meningkatnya dasar pengenaan pajak (Siahaan, 2005:245)

2. Perhitungan Pajak Hotel

Besarnya pokok pajak hotel yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak dengan dasar pengenaan pajak. Secara umum Perhitungan Pajak Hotel adalah sebagai berikut:

Pajak Terutang = Tarif Pajak x Dasar Pengenaan Pajak = Tarif Pajak x Jumlah Pembayaran yang

C. Tata Cara Penghitungan, Pemungutan, Pembayaran dan Penagihan Pajak Hotel

1. Pendataan dan Pendaftaran

Wajib Pajak Hotel mengambil formulir pendaftaran ke tempat yang telah ditunjuk, mengisi formulir pendaftaran dengan jelas, benar dan lengkap serta menandatanganinya dan dilampiri dengan fotocopy KTP dan/atau fotocopy SIUP. Dalam hal pendaftaran jika bukan dilakukan oleh subjek pajak yang bersangkutan, maka harus dilampiri surat kuasa dari subjek pajak, terakhir mengembalikan formulir pendaftaran dan pendataan yang sudah diisi ke tempat yang telah ditunjuk dimana formulir diperoleh, selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal diterimanya formulir pendaftaran.

2. Penerbitan

Petuga menerima dan menatausahakan formulir pendaftaran yang disampaikan dan meneliti kebenaran pengisian dan kelengkapannya, kemudian menerbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah (NPWPD). Petugas mencantumkan NPWPD pada setiap SPTPD wajib pajak

3. Pelaporan Pajak

Wajib Pajak MPS wajib mengisi dengan jelas, benar dan lengkap serta menandatangani dan menyampaikan SPTPD setiap masa pajak, paling lambat 15 (lima belas) hari setelah berakhirnya masa pajak.

Wajib Pajak Non MPS diterbitkan SKPD berdasarkan nota perhitungan potensi untuk diusulkan ketetapan.

Penerbitan Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar (SKPDKB) apabila dari hasil pemeriksaan ada selisih kurang bayar maka hasil dari pemeriksaan sebagai dasar penerbitan SKPDKB. Apabila setelah diperiksa ditemukan tambahan pajak (data baru) atau data yang belum terungkap yang menyebabkan penambahan jumlah pajak yang terutang, maka kekurangan pajak tersebut diterbitkan dengan Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan (SKPDKBT).

4. Cara Pemungutan Pajak Hotel

Setiap Wajib Pajak wajib membayar pajak yang terutang berdasarkan SKPD atau dibayar sendiri oleh wajib pajak berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Wajib Pajak yang memenuhi kewajiban perpajakan berdasarkan penetapan Walikota atau Pejabat yang ditunjuk dibayar dengan menggunakan SKPD atau dokumen lain yang dipersamakan. Dokumen lain yang dipersamakan berupa karcis atau nota perhitungan.

Wajib Pajak yang memenuhi kewajiban perpajakan sendiri dibayar dengan menggunakan SPTPD, SPKDKB dan/atau SKPDKBT.

5. Pembayaran Pajak Hotel

Bagi wajib pajak atau penanggung pajak dengan cara menghitung pajak sendiri (MPS) wajib mengisi, menandatangani dan menyampaikan SPTPD setiap masa pajak, paling lambat tanggal 15 (lima belas) hari setelah berakhirnya masa pajak dan penyetoran pajak dilakukan paling lambat tanggal 20 (dua puluh) pada bulan berikutnya di Bendahara Penerimaan Dinas Pendapatan atau di Bank Persepsi atau Kantor Pos dan Giro tempat pembayaran lain yang ditunjuk oleh Walikota.

6. Penagihan Pajak Hotel

Pajak yang terutang berdasarkan SKPD, SKPDKB, SKPDKBT, SSPD, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, dan Putusan Banding yang tidak atau kurang dibayar oleh Wajib Pajak pada waktunya dapat ditagih dengan Surat Paksa. Penagihan pajak dengan Surat Paksa dilaksanakan berdasarkan Peraturan Perundang-undangan.

7. Data Pajak Hotel pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Tebing Tinggi

Sampai dengan saat ini jumlah Wajib Pajak Hotel yang terdata di Dispenda Kota Tebing Tinggi adalah sebanyak 10 Hotel.

Tabel 3.1

GOLONGAN HOTEL BANYAKNYA HOTEL

MELATI 2 2

MELATI 1 5

LOSMEN 3

JUMLAH : 10 Hotel

Adapun target penerimaan Pajak Hotel Kota Tebing Tinggi tahun 2012-2014 adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Hotel Tahun 2012-2014

TAHUN TARGET REALISASI %

2012 20.500.000 64.891.889 316,55

2013 50.000.000 62.222.091 124,44

2014 55.000.000 77.602.999 141,10

Sumber data: Dinas Pendapatan Daerah Kota Tebing Tinggi Tahun 2015

Berdasarkan Tabel diatas dapat kita lihat bahwa penerimaan pajak hotel dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 mengalami penurunan di tahun 2013 kemudian mengalami peningkatan yang cukup besar di tahun 2014. Adapun target yang telah dibuat oleh pemerintah daerah yang telah terealisasi menunjukkan optimalnya kinerja dari Dinas Pendapatan Daerah Kota Tebing Tinggi untuk memungut pajak hotel di Kota Tebing Tinggi.

BAB IV

ANALISIS DATA DAN EVALUASI

A. Target, Realisasi, dan Optimalisasi Penerimaan Pajak Hotel Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Tebing Tinggi

Untuk dapat mengoptimalisasikan penerimaan Pajak Hotel, sebelumnya harus ditetapkan target sebagai acuan/patokan kerja. Sebelum target penerimaan Pajak Hotel ditetapkan pada awal tahun anggaran baru, lebih dahulu dilakukan evaluasi terhadap realisasi penerimaan dari keseluruhan objek pajak maupun sumber-sumber pendapatan asli daerah. Evaluasi tersebut akan ditunjukkan untuk menilai kinerja Dinas Pendapatan Daerah dalam satu tahun anggaran sekaligus menetapkan target penerimaan pendapatan asli daerah yang baru.

Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, pada tahun 2012 realisasi penerimaan pajak sangat besar bahkan melebihi target yang cukup jauh sampai dengan 64.891.889 yang dipersentasekan sampai dengan 316,55 %, dimana target yang telah ditentukan adalah 20.500.000. Di tahun 2013 dan 2014 target dan realisasi juga telah tercapai dengan baik dengan persentase masing-masing 124,44 % dan 141,10 % . Disini menunjukkan bahwa penerimaan Pajak Hotel pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Tebing Tinggi sangat optimal dan membuktikan bahwa para fiskus Dinas Pendapatan Daerah Kota Tebing Tinggi telah berhasil dalam upaya mengoptimalisasikan penerimaan Pajak Hotel.

Dengan jumlah hotel yang tidak banyak, Dinas Pendapatan Daerah Kota Tebing Tinggi memaksimalkan penerimaan pajak hotel yang diupayakaan berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).

B. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Pajak Hotel

Beberapa faktor yang mempengaruhi penerimaan Pajak Hotel antara lain: 1. Jumlah Wajib Pajak Hotel

Jumlah wajib pajak hotel sangat berpengaruh dalam penerimaan pajak hotel, jika semakin banyak jumlah wajib pajak hotel maka semakin banyak yang menyetorkan pajak hotelnya. Demikian pula sebaliknya, apabila semakin sedikit hotel yang aktif di kota Tebing Tinggi maka penerimaan pajak hotel tidak akan optimal.

2. Jumlah Pengunjung Hotel

Pengunjung adalah sasaran utama dari pajak hotel. Apabila pengunjung hotel sedikit, maka sangat berpengaruh besar terhadap penerimaan suatu hotel. Sehingga suatu hotel harus menunjukkan kualitas dan juga fasilitas yang berstandar agar para pengunjung hotel tertarik untuk datang dan memakai jasa hotel tersebut.

Hal-hal yang mungkin dapat mempengaruhi penerimaan pendapatan hotel khususnya di Kota Tebing Tinggi, antara lain:

a. Tingkat Kenyamanan dan Kelengkapan Hotel

Faktor ini sangat berpengaruh karena merupakan penunjang jumlah pengunjung hotel. Kebersihan, keamanan dan kelengkapan fasilitas yang dimiliki suatu hotel membuat pengunjung sennag dan berkesan berada di hotel tersebut.

b. Tarif / Biaya Penginapan

Disamping kenyamanan dan kelengkapan fasilitas hotel, hal yang utama bagi pengunjung hotel adalah tarif. Tarif yang terjangkau dengan fasilitas yang cukup lengkap seperti hotel melati 2 mempunyai andil besar dalam penerimaan pajak hotel.

Berikut hasil wawancara dengan beberapa Pegawai di Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Tebing Tinggi.

Pertanyaan yang diajukan kepada Kepala Bidang Pendapatan Pajak Daerah tentang apa saja upaya Dinas Pendapatan Daerah Kota Tebing Tinggi dalam mengoptimalkan penerimaan pajak hotel di kota Tebing Tinggi.

Upaya Dinas Pendapatan Daerah Kota Tebing Tinggi dalam mengoptimalkan penerimaan pajak hotel antara lain dengan:

1) Mengadakan sosialisasi setiap tahunnya agar pengusaha atau wajib pajak hotel mengetahui peraturan-peraturan tentang pajak hotel serta melaksanakan kewajiban-kewajibannya dalam perpajakan daerah; 2) Menerbitkan Peraturan Daerah (PERDA) tentang Pajak Daerah

khususnya Pajak Hotel;

3) Melakukan Pendataan Wajib Pajak Hotel setiap tahunnya; dan

4) Membuat Surat Teguran apabila wajib pajak tidak membayar pajak hotelnya.

Pertanyaan yang diajukan kepada Kepala Seksi Penagihan dan Pembukuan Pajak Daerah tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan pajak hotel di Dinas Pendapatan Daerah Kota Tebing Tinggi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan pajak hotel di Dinas Pendapatan Daerah Kota Tebing Tinggi, antara lain:

1) Wajib Pajak tidak membayar pajak hotelnya atau tidak membayar tepat waktu (menunggak);

2) Wajib Pajak mengalami penurunan omzet yang mengakibatkan pajak hotel yang dibayarkan berkurang dibandingkan bulan sebelumnya; 3) Hotel mengalami kenaikan jumlah pengunjung, maka omzet wajib

pajak naik dan pajak hotel yang dibayarkan juga naik.

Penjelasan singkat oleh Kepala Seksi Penagihan dan Pembukuan Pajak Daerah tentang penerimaan pajak hotel selama 3 (tiga) tahun terakhir, serta tindakan yang dilakukan Dinas Pendapatan Daerah Kota Tebing Tinggi dalam mengatasi masalah wajib pajak yang terlambat atau menunggak membayar kewajiban pajaknya.

Secara umum, penerimaan pajak hotel dapat dikatakan sukses. Realisasi penerimaan pajak hotel dalam 3 (tiga) tahun terakhir selalu melebihi target yang telah ditetapkan oleh Kepala Daerah (over target). Dan untuk wajib pajak yang menunggak membayar pajaknya akan diberikan Surat Teguran dan dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% setiap bulannya.

C. Upaya Dinas Pendapatan Daerah Kota Tebing Tinggi Untuk Mengoptimalisasikan Penerimaan Pajak Hotel

Adapun masalah-masalah yang dihadapi fiskus Dinas Pendapatan Daerah Kota Tebing Tinggi antara lain, wajib pajak yang terlambat melaporkan atau membayar pajaknya, dan masoih ada wajib pajak yang berusaha mengelakkan pajak terutangnya. Dan dikarenakan tidak adanya mesin Cash Register pada hotel-hotel yang ada di kota Tebing Tinggi, menyulitkan pihak Dinas Pendapatan Daerah dalam melakukan pendataan pengunjung secara spesifik, karena bon penjualan (bill) pembayaran tarif menginap di hotel masih dilakukan secara manual. Masalah lain yang dihadapi pihak Dinas Pendapatan Daerah Kota Tebing Tinggi yaitu, ada beberapa pengusaha hotel baru yang tidak mendaftarkan usahanya, maka pihak Dinas Pendapatan Daerah Kota Tebing Tinggi melakukan pendataan langsung ke lapangan dan menghimbau subjek pajak baru untuk segera melakukan pendaftaran agar dikukuhkan menjadi Wajib Pajak Hotel.

Seperti hasil wawancara diatas, upaya Dinas Pendapatan Daerah Kota Tebing Tinggi dalam mengoptimalisasikan Penerimaan Pajak Hotel antara lain:

1) Melakukan Verifikasi (Pemeriksaan)

Tujuan verifikasi adalah untuk menguji kepatuhan wajib pajak daerah dalam memenuhi kewajiban perpajakan daerah. Apabila ditemukan oleh fiskus kejanggalan atau hal yang tidak benar dalam data yang dilaporkan oleh wajib pajak, maka segera diadakan pemeriksaan. Dalam hal ini, pemeriksaan dapat dilakukan di kantor atau di tempat wajib pajak yang lingkup pemeriksaannya dapat meliputi tahun-tahun yang lalu maupun tahun yang berjalan. Dalam hal ini, wajib pajak yang diperiksa wajib:

a. Memperlihatkan catatan atau dokumen yang menjadi dasar yang berhubungan dengan objek pajak atau subjek pajak yang terutang

b. Memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruangan yang dianggap perlu dan memberikan bantuan guna kelancaran pemeriksaan. c. Memberikan keterangan yang diperlukan.

2) Melakukan Pengawasan

Hal ini bertujuan agar fiskus dapat bekerja semaksimal mungkin, serta efektif dan efisien, supaya target yang telah ditetapkan dapat tercapai.

3) Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pajak

Intensifikasi pajak adalah usaha perluasan penerimaan pajak dengan mencari wajib pajak baru. Caranya dengan melakukan pendataan langsung ke lapangan, kemudian bagi subjek pajak baru dihimbau untuk melakukan pendaftaran agar dikukuhkan menjadi Wajib Pajak Hotel. Sedangkan yang dimaksud dengan Ekstensifikasi Pajak adalah memaksimalkan penerimaan pajak hotel dari Wajib Pajak Hotel yang telah terdaftar dalam catatan dinas pendapatan.

4) Mengadakan Penyuluhan Pajak Hotel

Kegiatan ini untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya membayar Pajak Hotel dalam upaya pembangunan Kota Tebing Tinggi dan untuk kesejahteraan masyarakat. Dengan meningkatnya kesadaran Wajib Pajak Hotel membayar pajaknya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka akan meningkatkan penerimaan pajak hotel.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Dinas Pendapatan Daerah merupakan salah satu unit kerja yang berperan aktif dalam melaksanakan pemungutan Pajak Daerah.

2. Pajak Hotel adalah pajak yang dikenakan atas pelayanan yang disediakan oleh hotel.

3. Penerimaan Pajak Hotel merupakan salah satu penerimaan pajak daerah yang cukup besar bagi Dinas Pendapatan Daerah Kota Tebing Tinggi, dan memberikan kontribusi bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD).

4. Kepala Daerah telah menetapkan target penerimaan dan realisasi sebagai berikut: Tahun 2012 Target Penerimaan : 20.500.000 Realisasi : 64.891.889 Tahun 2013 Target Penerimaan : 50.000.000 Realisasi : 62.222.091

Tahun 2014

Target Penerimaan : 55.000.000 Realisasi : 77.602.999

Rincian diatas menunjukkan bahwa upaya fiskus di Dinas Pendapatan Daerah Kota Tebing Tinggi dalam mengoptimalisasikan penerimaan Pajak Hotel telah berhasil.

5. Ada beberapa hal yang mempengaruhi Penerimaan Pajak Hotel antara lain, jumlah wajib pajak hotel dan jumlah pengunjung hotel. Semakin banyak jumlah wajib pajak hotel maka semakin banyak sumber penerimaan wajib pajak hotel, begitu juga sebaliknya. Dan apabila jumlah pengunjung hotel meningkat, maka semakin besar pendapatan yang diperoleh wajib pajak, yang berarti akan membuat jumlah Pajak Hotel yang harus dibayar pun semakin besar.

6. Dinas Pendapatan Daerah Kota Tebing Tinggi melakukan upaya-upaya berupa pemeriksaan, pengawasan, intensifikasi, ekstensifikasi, serta mengadakan penyuluhan pajak hotel agar tercapai penerimaan pajak hotel yang optimal untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), dalam rangka menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan daerah Kota Tebing Tinggi. Dalam hal ini Penerimaan Pajak Hotel selama tahun 2014 menambah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebesar 77.602.999 .

B. Saran

1. Agar fiskus Dinas Pendapatan Daerah Kota Tebing Tinggi menjalankan tugasnya baik sewaktu melaksanakan penagihan pajak atau pemeriksaan dapat bertindak tegas kepada setiap wajib pajak sesuai dengan peraturan yang berlaku, terutama bagi wajib pajak yang berusaha mengelakkan kewajiban perpajakannya. Selain itu fiskus juga harus bersifat netral terhadap semua wajib pajak, sekalipun ada wajib pajak yang masih merupakan kerabat atau keluarga sehingga fiskus dapat jauh dari tindakan nepotisme.

2. Agar Pihak Dinas Pendapatan Daerah Kota Tebing Tinggi khususnya bidang Pajak Daerah lebih banyak melalukan sosialisasi kepada pengusaha atau wajib pajak hotel agar wajib pajak hotel lebih memahami peraturan-peraturan tentang pajak hotel & agar pengusaha atau wajib pajak hotel lebih bijak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Serta meningkatkan pengawasan dan pemeriksaan pajak, dikarenakan masih ada wajib pajak yang berusaha mengelakkan pajak terutangnya, mengingat pajak sebagai pengurang laba bagi perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud, 1995, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka. Mardiasmo, 2011, Perpajakan Edisi Revisi 2011 , Yogyakarta: Penerbit Andi. Resmi, Siti, 2011, Perpajakan Teori dan Kasus, Jakarta: Salemba Empat.

Siahaan, Marihot P., 2005, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Jakarta: PT. Grafindo Persada.

Suandy, Erly, 2011, Hukum Pajak Edisi 5, Jakarta: Salemba Empat.

UNDANG-UNDANG :

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah.

Peraturan Pemerintah Nomor 91 Tahun 2010 Tentang Jenis Pajak Daerah yang Dipungut Berdasarkan Penetapan Kepala Daerah atau Dibayar Sendiri Oleh Wajib Pajak.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 Tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah.

Peraturan Daerah Kota Tebing Tinggi Nomor 13 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas-dinas Daerah Kota Tebing Tinggi.

Peraturan Walikota Tebing Tinggi Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Tebing Tinggi Nomor 13 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas-dinas Daerah Kota Tebing Tinggi.

Peraturan Walikota Tebing Tinggi Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Tugas, Fungsi, Tata Kerja, dan Rincian Tugas Jabatan Dinas Pendapatan Daerah Kota Tebing Tinggi.

Dokumen terkait