• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 3. Bahan dan Metoda

3.3. Subjek penelitian

Populasi penelitian ini adalah semua data penderita yang dilakukan tindakan biopsi aspirasi jarum halus RSUP H. Adam Malik Medan.

3.3.2. Sampel

Semua data penderita limfadenopati servikalis yang di lakukan tindakan biopsi aspirasi jarum halus di Instalasi Patologi Anatomi RSUP H. Adam Malik Medan selama tahun 2009.

3.4. Jumlah Sampel

Semua data penderita limfadenopati servikalis yang di lakukan tindakan biopsi aspirasi jarum halus di Instalasi Patologi Anatomi RSUP H. Adam Malik Medan selama tahun 2009.

3.5. Kriteria Inklusi dan Eksklusi 3.5.1. Kriteria Inklusi:

Semua data (rekam medik) penderita limfadenopati servikalis yang dilakukan tindakan biopsi aspirasi jarum halus di Instalasi Patologi Anatomi RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2009.

3.5.2. Kriteria Eksklusi:

Data (rekam medik) yang tidak lengkap.

3.6. Kerangka Operasional Penderita Limfadenopati servikalis Proses Inflamasi non spesifik Limfadenitis TB Karakteristik Penderita Metastasis Ca FNAB Keganasan primer

3.7. Definisi Operasional

1. Kelenjar getah bening adalah suatu jaringan yang berperan penting dalam mengatur mekanisme pertahanan tubuh yang tersebar di seluruh tubuh sepanjang jalur limfatik.

2. Biopsi aspirasi jarum halus adalah suatu teknik pengambilan sediaan pada benjolan yang teraba pada saat melakukan palpasi, dengan menggunakan alat pistolet dan spuit 3 cc.

3. Limfadenopati servikalis adalah pembesaran kelenjar getah bening pada daerah leher lebih dengan diameter nodul lebih dari 1 cm.

3.8. Analisa Data

Data yang berhasil dikumpulkan kemudian diolah dan selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel dan dideskripsikan.

3.9. Cara Kerja

Dilakukan penelitian retrospektif dengan cara mengambil data (rekam medik) penderita limfadenopati yang dilakukan tindakan biopsi aspirasi jarum halus di Instalasi Patologi Anatomi RSUP H. Adam Malik tahun 2009. Data diolah dalam bentuk statistik dan dideskripsikan.

3.10. Pengolahan Data

Pengolahan data hasil penelitian ini diformasikan dengan menggunakan langkah-langkah berikut :

Editing: untuk melengkapi kelengkapan, konsistensi dan kesesuaian antara kriteria yang diperlukan untuk menjawab tujuan penelitian.

Coding: untuk mengkuatifikasi data kualitatif atau membedakan aneka karakter. Pemberian kode ini sangat diperlukan terutama dalam rangka pengolahan data, baik secara manual maupun dengan menggunakan komputer.

Cleaning: pemeriksaan data yang sudah dimasukkan ke dalam program komputer guna menghindari terjadinya kesalahan pada pemasukan data.

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Diperoleh sampel penelitian sebanyak 432 sampel yaitu data (rekam medik) penderita limfadenopati yang telah dilakukan tindakan biopsi aspirasi jarum halus di Instalasi Patologi Anatomi RSUP H. Adam Malik Medan selama tahun 2009. Profil penderita tersebut ditampilkan dalam bentuk tabel-tabel di bawah ini:

4.1.1 Karakteristik Penderita

Berdasarkan jenis kelamin, perbandingan jenis kelamin penderita laki-laki dengan perempuan hampir berimbang, yaitu: laki-laki sebanyak 209 orang (48,38%) dan perempuan sebanyak 223 orang (51,62%). Karakteristik penderita berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1. Distribusi Penderita Berdasarkan Jenis Kelamin

NO JENIS KELAMIN J U M L A H PERSENTASE

1 Laki-laki 2 Perempuan JUMLAH TOTAL 209 223 432 48,38 51,62 100,00

Berdasarkan umur penderita dijumpai gambaran sebagai berikut: kelompok usia 0-10 tahun ditemukan sebanyak 23 orang (5,32%), usia 11-20 tahun 57 ditemukan sebanyak orang (13,19%), usia 21-30 tahun ditemukan sebanyak 78 orang 18,05%), usia 31-40 tahun ditemukan sebanyak 102 orang (23,61%), usia 41-50 tahun ditemukan sebanyak 88 orang (20,37%), usia 51-60 tahun ditemukan sebanyak 46 orang (10,65%), usia 61-70 tahun ditemukan sebanyak 26 orang (6,02%) dan usia 71-80 tahun ditemukan sebanyak 12 orang (2,78%).

Tabel 4.2. Distribusi Penderita Bersasarkan Umur

NO USIA (TAHUN) J U M L A H PERSENTASE

1 0 - 10 23 5,32 2 11 - 20 57 13,19 3 21 - 30 78 18,05 4 31 - 40 102 23,61 5 41 - 50 88 20,37 6 51 - 60 46 10,65 7 61 - 70 26 6,02 8 71 - 80 12 2,78 JUMLAH TOTAL 432 100,00

4.1.2.

Diagnosis Penderita

Dari biopsi aspirasi jarum halus yang dilakukan pada penderita dijumpai 6 jenis diagnosis, yaitu: Limfadenitis tuberkulosis ditemukan sebanyak 147 orang (34,03%), Metastasis karsinoma sebanyak 179 orang (41,44%), Radang kronik non-spesifik sebanyak 76 orang (17,59%), Limfoma Non-Hodgkin sebanyak 29 orang (6,71%), Reaktif hiperplasia sebanyak 1 orang (0,23%) dan tidak ditemukan Limfoma Hodgkin (0%) sebagai penyebab limfadenopati.

Tabel 4.3. Diagnosis Biopsi Aspirasi Jarum Halus Limfadenopati Servikalis

NO D I A G N O S I S J U M L A H PERSENTASE

1 Limfadenitis tuberkulosis 34,03 2 Metastasis karsinoma 41,44 3 Radang kronik non-spesifik 17,59

4 Limfoma Hodgkin 0 5 Limfoma Non-Hodgkin 6,71 6 Reaktif hiperplasia 0,23 JUMLAH TOTAL 100,00 147 179 76 0 29 1 432

Apabila diagnosis penderita tersebut didistribusikan berdasarkan jenis kelamin, maka akan dijumpai gambaran seperti yang tercantum dalam tabel 4.4 di bawah ini.

Tabel 4.4. Distribusi Diagnosis Berdasarkan Jenis Kelamin

Dari penelitian ini didapat penderita Limfadenitis tuberkulosis yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 79 orang (53,74%), sedangkan yang berjenis kelamin perempuan didapat sebanyak 68 orang (46,26%). Jumlah penderita Metastasis karsinoma dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 105 orang (58,66%), sedangkan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 74 orang (41,34%). Penderita Radang kronik non-spesifik berjenis kelamin laki-laki sebanyak 26 orang (34,21%), sedangkan yang berjenis kelamin perempuan

J E N I S K E L A M I N NO D I A G N O S I S Laki-laki (%) Perempuan (%) JUMLAH 1 Limfadenitis tuberkulosis 53,74 46,26 2 Metastasis karsinoma 58,66 41,34 3 Radang kronik non-spesifik 34,21 65,79 4 Limfoma Hodgkin 0 0 5 Limfoma Non-Hodgkin 44,83 55,17 6 Reaktif hiperplasia 0 100 JUMLAH TOTAL 68 74 50 0 16 1 209 147 179 76 0 29 1 432 79 105 26 0 13 0 223

sebanyak 50 orang (65,79%). Penderita yang didiagnosis dengan Limfoma Non- Hodgkin sebanyak 29 orang (6,71%) dengan perincian jenis kelamin laki-laki 13 orang (44,83%) dan yang berjenis kelamin perempuan ditemukan 16 orang (55,17%). Hanya 1 orang saja yang didiagnosis dengan Reaktif hiperplasia (0,23%) dengan jenis kelamin perempuan (100%). Dan tidak ditemukan penderita dengan diagnosis Limfoma Hodgkin (0%).

4.1.3. Karakteristik Penderita Limfadenitis Tb Dan Limfadenitis TB Yang Disertai Infeksi HIV/AIDS

Tabel 4.5. Distribusi Penderita Limfadenitis TB Berdasarkan Usia

NO USIA (TAHUN) J U M L A H PERSENTASE

1 0 - 10 2,54 2 11 - 20 11,02 3 21 - 30 43,23 4 31 - 40 28,81 5 41 - 50 9,32 6 51 - 60 3,39 7 61 - 70 1,69 8 71 - 80 0 JUMLAH TOTAL 118 100,00 3 13 51 34 11 4 2 0

Berdasarkan kelompok umur, Penderita limfadenitis tuberkulosis dapat dikelompokkan dalam delapan kelompok umur, seperti yang dapat dilihat pada tabel 4.5.

Dalam penelitian ini dijumpai usia 0-10 tahun sebanyak 3 orang (2,54%), usia 11-20 tahun sebanyak 13 orang (11,02%), usia 21-30 tahun sebanyak 51 orang (43,23%), usia 31-40 tahun sebanyak 34 orang (28,81%), usia 41-50 tahun sebanyak 11 orang (9,32%), usia 51-60 tahun sebanyak 4 orang(3,39%), usia 61- 70 tahun sebanyak 2 orang (1,69%), dan tidak dijumpai penderita limfadenitis tuberkulosis pada kelompok usia71-80 tahun (0%).

Perbandingan penderita Limfadenitis tuberkulosis dengan penderita Limfadenitis tuberkulosis yang disertai infeksi HIV/AIDS dapat dilihat pada tabel 4.6.

Tabel 4.6. Perbandingan Jumlah Penderita Limfadenitis TB dengan Penderita Limfadenitis TB Yang Disertai Infeksi HIV/AIDS

NO DIAGNOSIS JUMLAH PERSENTASE

1 Limfadenitis tuberkulosis 118 80,27 2 Limfadenitis tuberkulosis + HIV/AIDS 29 19,73

JUMLAH TOTAL 147 100,00

Ditemukan sebanyak 29 orang penderita Limfadenitis tuberkulosis yang disertai infeksi HIV/AIDS (19,73%) dari seluruh penderita limfadenitis

tuberkulosis atau 6,71% dari seluruh penderita Limfadenopati servikalis yang dilakukan biopsi aspirasi jarum halus di Instalasi Patologi Anatomi RSUP H. Adam Malik Medan. Sedangkan yang menderita Limfadenitis tuberkulosis tanpa disertai infeksi HIV/AIDS sebanyak 118 orang (80,27%) dari seluruh penderita limfadenitis tuberkulosis.

Tabel 4.7. Distribusi Diagnosis Limfadenitis TB Yang Disertai Infeksi HIV/AIDS Berdasarkan Umur

NO USIA (TAHUN) J U M L A H PERSENTASE

1 0 - 10 3,45 2 11 - 20 0 3 21 - 30 55,17 4 31 - 40 31,03 5 41 - 50 6,70 6 51 - 60 0 7 61 - 70 3,45 8 71 - 80 0 JUMLAH TOTAL 29 100,00

Berdasarkan kelompok umur penderita Limfadenitis tuberkulosis yang disertai infeksi HIV/AIDS dapat dilihat pada tabel 7. Ditemukan 1 orang penderita

1 0 16 9 2 0 1 0

Limfadenitis tuberkulosis yang disertai infeksi HIV/AIDS pada kelompok usia 0- 10 tahun dan usia 61-70 tahun (3,45%), usia 21-30 tahun ditemukan sebanyak 16 orang (55,17%), usia 31-40 tahun ditemukan sebanyak 9 orang (31,03%), usia 41- 50 tahun ditemukan sebanyak 2 orang (6,70%), dan tidak ditemukan penderita dengan kelompok usia 11-20 tahun, 51-60 tahun dan usia 71-80 tahun (0%).

Penderita Limfadenitis tuberkulosis yang disertai infeksi HIV/AIDS ataupun tanpa infeksi HIV/AIDS dapat dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin, seperti yang terlihat pada tabel 4.8 di bawah ini.

Tabel 4.8. Distribusi Diagnosis Limfadenitis TB dan Limfadenitis TB yang Disertai HIV/AIDS Berdasarkan Jenis Kelamin

Jumlah penderita Limfadenitis tuberkulosis yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 78 orang (66,10%) atau 53,06% dari seluruh penderita Limfadenitis tuberkulosis, sedangkan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 40 orang (33,90%) atau 27,21% dari seluruh penderita Limfadenitis tuberkulosis.

NO D I G N O S I S JENIS KELAMIN Laki-laki (%) Perempuan (%) JUMLAH 1 Limfadenitis tuberkulosis 78 66,10 40 33,90 118 2 Limfadenitis TB + HIV/AIDS 25 86,21 4 13,79 29 JUMLAH TOTAL 103 44 147

Jumlah penderita Limfadenitis tuberkulosis yang disertai infeksi HIV/AIDS yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 25 orang (86,21%) atau 17,01% dari seluruh penderita Limfadenitis tuberkulosis, sedangkan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 4 orang 13,79% atau 2,72% dari seluruh penderita Limfadenitis tuberkulosis.

4.2. Pembahasan

Penderita limfadenopati servikalis yang dilakukan biopsi aspirasi jarum halus di Instalasi Patologi Anatomi RSUP H. Adam Malik terbanyak pada kelompok umur 31-40 tahun yaitu ditemukan sebanyak 102 orang (23,61%). Bila kelompok umur penderita ini dikaitkan dengan penyebab limfadenopati dalam penelitian ini yang terbanyak adalah Metastasis karsinoma, maka hal ini tidak sesuai dengan literatur yang menyebutkan bahwa penderita limfadenopati usia >40 tahun memiliki risiko keganasan lebih tinggi yaitu 4% dibandingkan dengan penderita limfadenopati usia <40 tahun yang memiliki risiko keganasan hanya sekitar 0,4%. 1-3 Oleh karena penyebab Limfadenopati yang terbanyak adalah Metastasis karsinoma, maka mestinya usia terbanyak adalah diatas 40 tahun.

Dari penelitian ini didapati penyebab dari limfadenopati servikalis yang terbanyak adalah Metastasis karsinoma, yaitu sebanyak 179 orang (41,44%). Berbeda dengan penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat yang menyebutkan bahwa penyebab terbanyak limfadenopati adalah infeksi.

Sedangkan penelitian di Belanda hanya menemukan 1,1% keganasan sebagai etiologi limfadenopati. 1,3 Hal ini mungkin disebabkan sudah baiknya deteksi dini kanker di Negara maju sehingga penderita kanker yang datang berobat belum dalam stadium lanjut yang sudah bermetastasis ke kelenjar getah bening servikalis.

Penyebab terbanyak kedua dari limfedenopati servikalis adalah Limfadenitis tubekulosis yaitu sebanyak 147 orang (34,03%), dimana dijumpai kelompok usia terbanyak adalah usia 21-30 tahun yaitu 63 orang (42,86%), dengan jenis kelamin terbanyak adalah laki-laki sebanyak 78 orang (66,10%) dan perempuan sebanyak 40 orang (33,90%). Hasil ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan di India dimana insiden limfadenitis tuberkulosis terbanyak pada usia 11-20 tahun. Dengan rasio laki-laki dan perempuan adalah 1:1,3. 19,24

Pada penelitian ini tidak dijumpai diagnosis Limfoma Hodgkin, hal ini mungkin disebabkan kurang akuratnya teknik biopsi aspirasi jarum halus untuk mendiagnosis suatu limfoma. Literatur juga menyebutkan diagnosis defenitif suatu limfoma membutuhkan tindakan biopsi eksisi, oleh karena itu diagnosis subtipe limfoma dengan menggunakan biopsi aspirasi jarum halus masih merupakan kontroversi. 1,2,4

Ditemukan sebanyak 29 orang penderita limfadenitis tuberkulosis yang disertai HIV/AIDS (19,73%).

Literatur hanya menyebutkan bahwa penderita HIV/AIDS memiliki resiko 10 kali untuk mendapatkan infeksi M. tuberculosis. 19,24 Tidak ditemukan literatur atau penelitian sebelumnya yang menyebutkan persentase penderita HIV/AIDS yang menderita limfadenitis tuberkulosis sehingga tidak ada data pembanding dengan hasil penelitian ini.

Dokumen terkait