Pada sup kelas archosauria dibagi lagi menjadi 2 Ordo, yaitu Ordo Thecodontia dan Ordo Crocodilia. Namun, pada materi kali ini akan ditekankan pada Ordo Crocodila, karena masih ada spesies yang hidup, sedang spesies dari Ordo Thecodontia sudah punah. Secara umum crocodylia dan alligatoridae tidak dapat mempertahnkan suhu tubuhnya sendiri, untuk itu mereka harus berjemur untuk menjaga suhu tubuhnya (30-35ºC). Hewan ini berkembangbiak secara ovipar, telurnya akan diletakkan disarang yang mereka buat dari ranting, lumpr,
tanah dan pasir dan akan diinkubasi selama 2,5 sampai 3 bulan. telur yang dibuahi akan menetas menjadi pejantan jika suhu inkubai antara 31-32ºC, dengan waktu menetas yang lebih cepat dan menjadi betina jika suhu inkubasi antara 28-29ºC, dengan waktu menetas yang lebih lama.
Phylum : Chordata Subphylum : Vertebrata Class : Reptilia Subclass : Archosauria Ordo : Thecodontia Ordo : Crocodylia 1. Familia : Crocodylidae 2. Familia : Alligatoridae 3. Familia : Gavialidae a. Ordo Thecodontia
Spesies dari ordo ini hidup pada zaman triasic dan sekarang tinggal fosilnya saja. Thecodont ini memiliki karakteristik bentuk primitive,seperti fenestra antorbital. Serta memiliki gigi socket yang tertanam dirahang yang disebut dengan tipe thecodont (Brusatte et al., 2010).
b. Ordo Crocodylia
Ordo ini memiliki ciri, yaitu bentuk badan memanjang dan kuat, tengkorak yang kuat, memanjang (moncong) dan otot-otot rahang yang masif yang tersusun untuk dapat menganga dengan lebar dan dapat ditutup dengan kuat. Giginya tersusun dalam socket dan tipe giginya disebut thecodon yang khas dari semua archosaurus. Terdapat langit-langit sekunder yang sempurna, sehingga buaya dapat bernapas ketika mulut diisi dengan air atau makanan, maupun keduanya. Memiliki 4 ruang jantung dengan foramen panizzae. Dibagian punggung sisik-sisik itu tersusun teratur berderet ke arah tranversal dan mengalami penulangan membentuk perisai dermal. Sisik pada bagian dorsal berlunas, pada bagian lateral bulat dan pada bagian ventral berbentuk segi empat. Kepala berbentuk piramida, keras dan kuat. Mata kecil terletak di bagian kepala yang menonjol ke dorso-lateral. Pupil vertikal dilengkapi selaput mata, tertutup oleh lipatan kulit yang membungkus tulang sehingga lubang tersebut hanya nampak seperti celah. Lubang hidung terletak pada sisi dorsal ujung moncong dan dilengkapi dengan suatu penutup dari otot yang dapat berkontraksi secara otomatis pada saat buaya menyelam. Ekor panjang dan kuat serta memipih. Tungkai relatif pendek tetapi cukup kuat. Tungkai belakang lebih panjang, berjari 4 dan berselaput. Tungkai depan berjari 5 tanpa selaput. Memiliki habitat di perairan tawar, asin, dan air payau (Hickman et al., 2008).
1. Familia Crocodilydae
Secara umum familia ini memiliki karakteristik, yaitu moncong meruncing dengan bentuk yang hampir segitiga, saat mengatup kedua deret gigi terlihat jelas. Kedua tulang rusuk pada ruas tulang belakang pertama bagian leher terbuka lebar. Terdapat baris tunggal sisik belakang kepala yang melintang dibagian tengkuk.
a) Subfamili Mekosuchinae.
Merupakan nenek moyang dari buaya air asin, dan hidup di masa Eosen-Pleistosen.berasal dari australia dan pasifik selatan (Nesbitt, 2013)
Gambar. : Mekosuchus inexpectatus, contoh dari spesies subfamilia Mekosuchinae.
b) Subfamili Crocodylinae
Merupakan buaya sesungguhnya dengan karakteristik utama memiliki moncong yang sempit, ketika mulutnya tertutup gigi keempat dari rahang bawah nampak terlihat. Memiliki empat genus yaitu genus euthecodont, dan rimasuchus yang sudah punah. Serta Ostaelaemus, merupakan buaya kerdil, dan Crocodylus, buaya yang sesungguhnya.
Gambar : Contoh dari spesies genus dari subfamili crocodylinae yang masih hidup :
c) Subfamili Tomistominae
Gambar : Spesies Tomistoma. 2. Familia Alligatoridae
Karakteristik secara umum dari familia ini, yaitu bentuk moncong tumpul. Deretan gigi pada rahang bawah tepat menancap pada gigi yang terdapat pada rongga pada deretan rahang atas. Pada saat mengatup, hanya deretan gigi rahan atas yang terlihat. Tahan terhadap suhu rendah. Memiliki lempeng tulang punggung dan bagian perut bawah memiliki sisik dari bahan tanduk yang lebar berjumlah 6 sisik.
a) Genus Alligator
Genus ini kurang agresif bila dibandingkan dengan buaya. Habitat di perairan yang bersih. Aligator besar dan sangat kuat, kepala lebih pendek dan lebih lebar dari pada buaya, moncongnya tumpul, gigi yang lebih besar. Aligator mampu mengeluarkan suara tertentu, biasanya digunakan pada saat musim kawin pada hewan dewasa. Pada hewan yang baru menetas, suara digunakan untuk memberi tahu induknya bahwa dia menetas sehingga induk akan membuka sarangnya (Hickman et al., 2008). Ketika mulutnya ditutup gigi keempat yang ada pada rahang bawah tidak tampak, memiliki lempeng tulang pada punggung dan bagian perut bawah memiliki sisik dari bahan tanduk yang lebar yang berjumlah 6 sisik atau lebih.
b) Genus Caiman
Tidak memiliki tulang sekat antara lubang hidung dan adanya sisik yang tumpang tindih dan menebal. Caiman lebih lincah dari pada alligator, cara bergerak mirip dengan buaya, giginyalebih panjang an lebih tajam dari pada gigi alligator. Pada saat menutup, gigi yang terlihat hanya gigi bagian atas. Memiliki hidung bulat dan daerah kepala yang pipih, datar dan luas. Garis punggung lebih jelas. Habitatnya adalah lingkungan terestrial, danau, sungai, hutan bakau, rawa. Lebih toleran terhadap kondisi yang lebih dingin.
Gambar :
utama ikan. Habitat aslinya ada di anak benua india, hidup di tepi sungai, dan deplesi sumber daya ikan.
Gambar : Gavialis gangeticus.
Secara keseluruhan Buaya dan Aligator memiliki beberapa perbedaan : Perbedaaan Buaya dan Aligator
Buaya Aligator
Tropikal Subtropikal
Tidak berhibernasi Berhibernasi Pejantan dapat tumbuh hingga 19
kaki atau lebih
Pejantan tumbuh hingga 14 kaki
Agresif Lebih jinak
Moncong lebih lancip (V) Moncong lebih membutal (U) Giginya terlihat lebih banyak ketika
mulut tertutup
Hanya sedikit gigi yang terlihat saat mulut tertutup
Hidup di air payau, air asin Hidup diair tawar
Dewasa : Coklat dan berwarna cerah Dewasa : Hitam keabuan Memiliki Integumentary Sense
Organ diseluruh tubuh
Hanya memiliki Integumentary Sense Organ dibagian mulut
Bersarang di lumpur/pasir disekitar anak sungai payau atau asin.
Bersarang jauh dari vegetasi air tawar.
Buaya dan aligator memiliki small sensory pits di atas dan dibawah rahangnya.
Integumentary Sense Organ berfungsi untuk mendeteksi perubahan tekanan di air dan membantu mendeteksi/menangkap mangsa.