• Tidak ada hasil yang ditemukan

Subkelas Lepidosauria

Dalam dokumen REPTIL.pdf (Halaman 21-35)

Ordo Squamata memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Tuti Kurniati,dkk. 2009 ):  Kulit mempunyai sisik-sisik epidermis bertanduk

 Tulang quadrate dapat bergerak  Organ kopulasi (hemipenis) dobel  Lubang anus transversal

Ciri-ciri dari squamata yang lainnya adalah (Lilis Suhaerah. 2006):

Dibawah sisik terdapat keeping tulang (osteoderm) pada beberapa jenis squamata

 Gigi terdapat pada rahang,kadang pada langit-langit  Kepala diapsid (mempunyai dua lubang temporal)

 Organ Jacobson berkembang dengan baik dan terpisah dari rongga hidung (untuk merasakan rangsang bau)

 Ovovipivar (pada beberapa jenis)

Kinetik diapsid tengkorak kadal modern (biawak, Varanus

sp.)menunjukkan sendi yang memungkinkan moncong dan rahang atas untuk melanjutkansisa tengkorak. kuadrat dapat bergerak pada akhir dorsal danbagian perut di kedua rahang bawah dan pterygoideus tersebut. Bagian depan bagian daritempurung otak juga fl eksibel, memungkinkan moncong yang akan

dibangkitkan. Catatanbahwa pembukaan sementara rendah sangat besar dengan tidak ada batas bawah;modifikasi kondisi diapsid, umum di zaman modernkadal, memberikan ruang untuk ekspansi otot rahang besar. Bagian ataspembukaan sementara terletak dorsal dan medial ke postorbital-squamosallengkungan dan tidak terlihat dalam gambar ini.

a) Subordo Lacertilia/sauria

Subordo Lacertilia umumnya adalah hewan pentadactylus dan bercakar, dengan sisik yang bervariasi. Sisik tersebut terbuat dari bahan tanduk namun ada pula yang sisiknya termodifikasi membentuk

dapat melepaskan ekornya.Contohnya pada Mabouya sp (Zug, 1993).Lidah Lacertilia panjang dan adapula yang bercabang.Pada beberapa spesies lidah ini dapat ditembakkan untuk menangkap mangsa seperti pada Chameleon sp.

Untuk family subordo lacertilian ini banyak ada 16 famili. Dari kesemua famili anggota lacertilia, terdapat 4 famili yang ada di indonesia, yaitu Agamidae, Gekkonidae, Scincidae, Varanidae.

Famili Agamidae

Famili ini memiliki ciri badan pipih, tubuhnya ditutup sisik bentuk bintil atau yang tersusun seperti genting, demikian pula dengan kepalanya penuh tertutup sisik.Lidahnya pendek, tebal, sedikit berlekuk di ujung serta bervilli.Jari-jarinya kadang bergerigi atau berlunas Tipe gigi acrodont. Pada Draco volans memiliki pelebaran tulang rusuk dengan lipatan kulit. Habitatnya di pohon dan semak.

Famili Scincidae

Ciri umum dari famili ini adalah badannya tertutup oleh sisik sikloid yang sama besar, demikian pula dengan kepalanya yang tertutup oleh sisik yang besar dan simetris. Lidahnya tipis dengan papilla yang berbentuk seperti belah ketupat dan tersusun seperti genting.Tipe giginya pleurodont.Matanya memiliki pupil yang membulat dengan kelopak mata yang jelas.Ekornya panjang dan rapuh.Contoh spesies famili ini adalah

Mabouya multifasciata.

Famili Varanidae

Ciri dari famili ini adalah badannya yang besar dengan sisik yang bulat di bagian dorsalnya sedang di bagian ventral sisik melintang dan terkadang terdapat lipatan kulit di bagian leher dan badannnya.Lehernya panjang dengan kepala yang tertutup oleh sisik yang berbentuk

polygonal.Lidahnya panjang bercabang dan tipe giginya pleurodont.Pupil matanya bulat dengan kelopak dan lubang telinga yang nyata (Zug, 1993).

Anggota famili ini yang terbesar adalah komodo ( Varanus

komodoensis ) yang panjangnya dapat lebih dari 3 meter. Komodo

persebarannya terbatas di beberapa pulau kecil di Nusa Tenggara. Suku varanidae terdiri dari dua kelompok yang sedikit berbeda, yaitu marga Varanus yang besar ( lebih dari 35 spesies di seluruh dunia) dan marga Lanthanous yang sejauh ini berisi spesies tunggal L. Borneensis yang bersalah dari kalimantan. Marga Lanthanous ini merupakan biawak yang bertubuh kecil dan tanpa lubang telinga.

Famili Gekkonidae

Gekkonidae banyak ditemukan di iklim yang hangat. Memiliki keunikan yang berbeda dengan famili yang lain dari vokalisasinya, ketika bersosialisasi dengan gecko yang lain. Kebanyakan gecko tidak

mempunyai kelopak mata, melainkan matanya dilapisi membrane transparan yang dibersihkan dengan cara dijilat. Banyak spesies anggota gekkonidae yang memiliki jari khusus yang termodifikasi untuk

memudahkannya memanjat permukaan vertikal maupun melewati langit-langit dengan mudah

Kebanyakan gecko berwarna gelap namun ada pula yang berwarna terang.Beberapa spesies dapat mengubah warna kulitnya untuk membaur dengan lingkungannya ataupun dengan temperature lingkungannya. Beberapa spesies dapat melakukan parthenogenesis dan juga beberapa spesies betina dapat berkembang biak tanpa pembuahan

Reproduksi Secara Umum

Lacertilia secara umum berkembang biak dengan bertelur dan fertilisasinya secara internal. Biawak berkembang biak dengan bertelur. Sebelum mengawini betinanya, biawak jantan biasanya berkelahi terlebih dahulu untuk memperlihatkan penguasaannya.Telur-telur biawak disimpan di pasir atau lumpur di tepian sungai bercampur dengan daun-daun busuk dan ranting. Panas dari matahari dan proses pembusukan sarasah akan menghangatkan telur sehingga menetas.

b) Subordo Serpentes/ Ophidia

Subordo serpentes dikenal dengan keunikannya yaitu merupakan Reptilia yang seluruh anggotanya tidak berkaki (kaki mereduksi) dari ciri-ciri ini dapat diketahui bahwa semua jenis ular termasuk dalam subordo ini. Ciri lain dari subordo ini adalah seluruh anggoanya tidak memiliki kelopak mata. Sedangkan fungsi pelindung mata digantikan oleh sisik yang transparan yang menutupinya. Berbeda dengan anggota Ordo Squamata yang lain, pertemuan tulang rahang bawahnya dihubungkan dengan ligament elastis (Zug, 1993).

Keunikan lain yang dimiliki oleh subordo ini adalah seluruh organ tubuhnya termodifikasi memanjang. Dengan paru-paru yang asimetris, paru-paru kiri umumnya vestigial atau mereduksi.Memiliki organ perasa sentuhan (tactile organ) dan reseptor yang disebut Organ Jacobson ada pula pada beberapa jenis yang dilengkapi dengan Thermosensor.Ada sebagian famili yang memiliki gigi bisa yang fungsinya utamanya untuk melumpuhkan mangsa dengan jalan mengalirkan bisa ke dalam aliran darah mangsa (Zug, 1993).

Organ Jacobson pada Ular

Ular mengenali bau mangsa atau bau benda yang lain dengan caramenjulurkan lidahnya. Pada saat lidahnya menjulur kemudian ditarik kembali ke dalam mulut, terdapat pertikel-pertikel yang menempel

dipermukaan lidahnya. Kemudian partikel bau tersebut dilewatkanmelalui dua rongga kecil yang mengarah ke organ Jacobson. Ronggayang

mengarah ke organ Jacobson dilapisi dengan jaringan sensitif yang membantu daam proses keseluruhan proses penciuman ular.Setelah partikel dilewatkan ke rongga dan organ Jacobson, komposisipartikel dipecah dan dikirim ke otak melalui serangkaian struktursaraf yang kompleks. Otak kemudian menerjemahkan partikel-partikel ini dan mengidentifikasi apakah partikel tersebut milik mangsa, feromon dari ular yang lain atau bersumber dari benda-benda yang dikenal atau tidak

dikenal. Lidah pada ualr bercabangkarena disesuaikan dengan fungsinya yaitu untuk menyalurkanpartikel ke kedua lubang yang mengarah ke organ Jacobson. Adanyadua lubang itulah yang mengharuskan ular untuk

melewatkanpartikel secara bersamaan ke dalam lubang tersebut (Crawford, 2006).

Ada 4 tipe gigi yang dimiliki Subordo Serpentes, yaitu :

Aglypha : tidak memiliki gigi bisa. Contohnya pada Famili Pythonidae, dan Boidae.

Proteroglypha : memiliki gigi bisa yang terdapat di deretan gigi muka (bagian depan). Contohnya pada Famili Elapidae dan Colubridae.

Solenoglypha : memiliki gigi bisa yang bisa dilipat sedemikian rupa pada saat tidak dibutuhkan. Contohnya pada Famili Viperidae.

Ophistoglypha : memiliki gigi bisanya yang terdapat di deretan gigi belakangnya. Contohnya pada Famili Hydrophiidae

Sedangkan untuk bisa ular, terdapat 3 jenis bisa yang digunakan untuk melumpuhkan mangsa, perlindungan diri ataupun untuk membantu pencernaannya, yaitu :

Haemotoxin : bisa yang menyerang sistem peredaran darah yaitu dengan cara menyerang sel-sel darah. Contoh famili yang memiliki bisa tipe ini adalah: Colubridae dan Viperidae.

Cardiotoxin : masih berkaitan dengan sistem peredaran darah, bisa jenis ini menyerang jantung dengan cara melemahkan otot-otot jantung

sehingga detaknya melambat dan akhirnya dapat berhenti. Contoh Famili yang memiliki bisa jenis ini tidak spesifik.Dalam arti, banyak famili yang sebagian anggotanya memiliki bisa jenis ini.

Neurotoxin : bisa yang menyerang syaraf, menjadikan syaraf

mangsanya lemah sehingga tidak dapat bergerak lagi dan dapat dimangsa dengan mudah. Famili Elapidae dan Hydrophiidae adalah contoh famili yang memiliki bisa tipe ini.

Pergerakan Ular

1. Gerakan concertina(Gambar A) memungkinkan ular untuk bergerak di sebuah lorong sempit, seperti ketika memanjat pohon dengan

menggunakan jalur acar. Ular memanjang ke depan membentuk huruf S sisi saluran.

2. Gerakan lateral yang undulasi (Gambar B). Gerakanmengikuti jalan yang berbentuk S, dengan ular mendorong diri dengan

mengerahkankekuatan lateral terhadap penyimpangan permukaan. 3. Gerakan Bujur sangkar yang dihasilkan oleh otot-otot (ditampilkan

dalam warna merah) di yang ditarik kedepan yang berasal dari tulang rusuk dan di bagian ventral.

4. Gerakan berliku adalah bentuk keempat gerakan yangmemungkinkan ular bergerak di gurun dengan kecepatan yang cepat.Permukaan pasir

kontak dengan permukaan minimum ular.Ular bergerak dengan melemparkan tubuhnya ke depan

di loop dengan tubuhnya tergeletak di sudut sekitar 60 derajat kearahnya perjalanan.

Famili Typhlopidae

Typhlopidae atau banyak dikenal dengan sebutan ular buta karena memiliki mata yang vestigial.Kepalanya bulat, dengan ekor yang pendek dan pada ujungnya terdapat sisik yang mengalami penandukan.Secara keseluruhan badannya pun berbentuk bulat dan panjangnya hanya

mencapai kurang lebih 30cm. Hidupnya di bawah tanah, di dalam serasah, atau meliang. Genusnya yang paling dikenal adalah dari Genus Typhlops sedangkan yang lainnya adalah Xenotyphlops, Acutotyphlops,dan lain-lain. Terdiri dari 6 genus dengan 240 spesies. Umumya ditenukan di daeran tropis di Asia, Afrika, dan Amerika.

Famili Boidae

Boidae dikenal sebagai famili ular pembelit, habitatnya biasanya Typhlops sp.

Famili Hydropiidae

Hydrophiidae merupakan famili dari ular akuatik yang memiliki bisa yang tinggi.Tipe gigi bisa yang dimiliki anggota famili ini

kebanyakan Proteroglypha dengan tipe bisa neurotoxin.Biasanya

warnanya belang-belang dan sangat mencolok.Bagian ekor termodifikasi menjadi bentuk pipih seperti dayung yang befungsiuntuk membantu pergerakan di air.Persebaran anggota famili ini di perairan tropis yaitu kebanykan di Samudra Hindia dan Samudra Pasifik bagian barat.Untuk spesies Pelamis platurus persebarannya hingga Samudra Pasifik Timur dan untuk Aipysurus laevis cenderung untuk hidup di daerah terumbu karang. Kebanyakan hidup di dasar laut dengan sesekali naik ke permukaan untuk bernafas

Corallus sp.

Famili Elapidae

Elapidae merupakan famili yang anggotanya kebanyakan ular berbisa yang banyak ditemukan di daerah tropis dan subtropis.terdiri dari 61 genus dengan 231 spesies yang telah diketahui. Biasanya memiliki gigi bisa tipe Solenoglypha dan ketika menutup gigi bisanya akan berada pada cekungan di dasar bucal. Bisa tipe neurotoxin.Dekat kekerabatannya dengan Famili Hydrophiidae.Pupil mata membulat karena kebanyakan merupakan hewan diurnal. Famili ini dapat mencapai ukuran 6m (Ophiophagus hannah) dan biasanya ovipar namun adapula yang ovovivipar (Hemachatus).

Famili Colubridae

Famili ini memiliki ciri yang dapat membedakan dengan famili Ophiophagus hannah

proteroglypha dengan bisa haemotoxinGenusnya antara.lain: Homalopsis, Natrix, Ptyas, dan Elaphe.

Famili Viperidae

Famili ini memiliki gigi bisa solenoglypha dengan bisa jenis haemotoxin.Famili ini kebanyakan merupakan ular terran yang hidup di gurun.Namun ada pula yang hidup di daerah tropis.Tersebar hampir di seluruh dunia.Sisiknya biasanya termodifikasi menjadi lapisan tanduk tebal dengan pergerakan menyamping.Memiliki facial pit sebagai

thermosensor.Kebanyakan anggota familinya merupakan hewan yang

ovovivipar dan beberapa ada yang bertelur.Subfamili yang ada di Indonesia adalah Crotalinae yang terdiri dari 18 genus dan 151 spesies.

Diadophis punctatus

Famili Pythonidae

Python merupakan famili dari ular tidak berbisa.Beberapa mengelompokkannya sebagai subfamili dari Boidae yaitu Pythoninae. Pythonidae dibedakan dari Boidae karena mereka punya gigi di bagian premaxila, semacan tukang kecil di bagian paling depan dan tengah dari rahang atas. Kebanyakan hidup di daerah hutan hujuanTropis.Merupakan ular yang tercatat mampu mencapai ukuran paling besar, 10m (Python

reticulatus).Beberapa spesies menunjukkan adanya tulang pelvis dan

tungkai belakang yang vestigial berupa taji di kanan dan kiri kloaka.Taji ini lebih besar pada yang jantan dan berguna untu merangsang

pasangannya pada saat kopulasi.

Famili Xenopeltidae

Xenopeltidae atau biasa dikenal dengan ular pelangi karena Phyton reticulates

Reproduksi

Kebanyakan jenis ular berkembang biak dengan bertelur. Jumlah telurnya bisa beberapa butir saja hingga puluhan dan ratusan.Ular

meletakkan telurnya di lubang-lubang tanah, gua, lubang kayu lapu, atau di bawah timbunan daun-daun kering.Beberapa jenis ular diketahui menunggui telurnya hingga menetas.

Sebagian ular, seperti ular kadut belang, ular pucuk dan ular bangkai laut, melahirkan anaknya. Melahirkan disini tidak seperti pada mamalia, melainkan telurnya berkembang dan menetas di dalam tubuh induknya (ovovivipar), lalu keluar sebagai ular kecil-kecil.Sejenis ular primitif, yakni ular buta atau ular kawat Rhampotyphlops braminus, sejauh ini hanya diketahui yang betinanya saja. Ular kecil yang seperti cacing ini diduga mampu bertelur dan berkembang biak tanpa ular jantan.

Dalam dokumen REPTIL.pdf (Halaman 21-35)

Dokumen terkait