• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

C. Subyek dan Lokasi Penelitian

C. Subyek dan Lokasi Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah aktivitas belajar siswa yaitu keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian dan aktivitas

40

Monica Lidwina Sipatuhar, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA MAGNET MELALUI ANALISIS KESULITAN BELAJAR (LEARNING OBSTACLE) BERBASIS MASALAH DI KELAS V SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam kegiatan pembelajaran IPA pada konsep magnet dengan menggunakan metode Pembelajaran Berbasis Masalah dikelas V SD Negeri Taman Kecamatan Taktakan, Serang-Banten dengan jumlah siswa sebanyak 45 orang, dengan jumlah siswa laki-laki 28 orang dan perempuan sebanyak 17 orang.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi untuk mengumpulakan letak learning obstacle dan mengumpulkan data mengenai hasil belajar siswa dan bagaimana respon serta kerjasama siswa dalam menemukan masalah dan mengatasi masalah pada konsep magnet.

Observasi ditujukan pada bagaimana kemampuan siswa dalam menemukan pemecahan masalah baik secara kelompok atau individu,

kemampuan menyatakan pendapat atau berargumentasi dan

kemampuan membuktikan kebenaran pendapat dan mempertahankan pendapatnya.

Pada setiap tindakan observasi dalam proses kegiatan belajar mengajar mata pelajaran IPA pada konsep magnet peneliti menagacu pada ketentuan observasi yang dijelaskan oleh Nazir dalam Rifkoh (2012:41) yaitu:

Kriteria observasi yang dilakukan adalah a) pengamatan digunakan untuk penelitian dan direncanakan secara sistematik b) pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang

41

Monica Lidwina Sipatuhar, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA MAGNET MELALUI ANALISIS KESULITAN BELAJAR (LEARNING OBSTACLE) BERBASIS MASALAH DI KELAS V SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dirancanakan c) pengamatan tersebut dicatat secara sistematis dan dihubungkan dengan proposisi umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu set yang menarik perhatian saja d) pengamatan dapat dicek dan dikontrol validitas dan reliabilitas.

Menurut Alwasilah dalam (Rifkoh, 2012:41) „„observasi

adalah pengamatan sistematis dan terencana yang diniati untuk

perolehan data yang dikontrol validitas dan reliabilitasnya“.

Berikut adalah pedoman observasi yang disusun oleh peneliti Tabel 3.2

Pedoman Observasi Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah

Fase

Indikator Tingkah Laku Guru keterangan

Ya tidak 1. Orientasi siswa pada masalah 1. Menjelaskan tujuan pembelajaran logistik yang diperlukan,

2. memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah. 2. Mengorganisasi siswa untuk belajar 1. Membantu siswa mendefinisikan dan masalah 2. mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut 3.

42

Monica Lidwina Sipatuhar, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA MAGNET MELALUI ANALISIS KESULITAN BELAJAR (LEARNING OBSTACLE) BERBASIS MASALAH DI KELAS V SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu pengalaman

individual/ kelompok

mengumpulkan

informassis yang sesuai

2. melaksanakan

eksperimen untuk

mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah. 4.

Mengembangkan

dan menyajikan

hasil karya

1. Membantu siswa dalam

merencanakan dan

menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan,

2. membantu mereka untu

berbagi tugas dengan

temannya. 5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

1. Membantu siswa untuk

melakukan refleksi

2. Melakukan evaluasi

terhadap penyelidikan

mereka dan proses yang mereka gunakan.

2. Tes hasil belajar

Tes hasil belajar dilakukan setelah siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran. Langkah-langkah yang ditempuh dalam penyusunan instrument tes hasil belajar adalah sebagai berikut:

a. Membuat kisi-kisi

b. Membuat tes hasil belajar sebanyak 20 soal dalam bentuk pilihan ganda berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat

c. Melakukan uji coba instrument d. Menganalisis tes hasil belajar

43

Monica Lidwina Sipatuhar, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA MAGNET MELALUI ANALISIS KESULITAN BELAJAR (LEARNING OBSTACLE) BERBASIS MASALAH DI KELAS V SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Melakukan analisis tes hasil uji instrument tes yang meliputi validitas dan uji tingkat kesukaran

f. Merevisi tes hasil belajar samapai didapat tes hasil belajar yang valid dan reliabel

g. Melaksanakan tes hasil belajar

h. Mengolah dan menganalisis tes hasil belajar

Dibawah ini adalah tabel kisi-kisi soal tes hasil belajar siswa:

Tabel 3.3 Kisi-kisi soal

1. Standar Kompetensi : antara gaya dan gerak energi

KD Indikator Tingkat

Kesukaran Soal

Kemampuan yang Diuji Jumlah Kognitif 1 Kognitif 2 Kognitif 3 Mendeskri psikan pengaruh gaya magnet dan hubungan antar kutub 1. Menunjukka n bagaimana interaksi gaya magnet 2. Membandin gkan interaksi kutub magnet 3. Menjelaska n hubungan Mudah Sedang Sukar 1,8,11 7,10,14, 17 5,12,16 3 4 3

44

Monica Lidwina Sipatuhar, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA MAGNET MELALUI ANALISIS KESULITAN BELAJAR (LEARNING OBSTACLE) BERBASIS MASALAH DI KELAS V SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu antara magnet yang terbesar dengan magnet buatan 4. Menunjukka n benda-benda yang dapat ditarik magnet dan tidak dapat ditarik magnet 5. Mendemons trasikan cara menentukan kutub magnet 6. Menjelaska n cara membuat magnet 7. Menunjukka n berbagai bentuk magnet Sedang Mudah Sukar Sedang 6,18 3,19 4,15 9,20 2 2 2 2

45

Monica Lidwina Sipatuhar, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA MAGNET MELALUI ANALISIS KESULITAN BELAJAR (LEARNING OBSTACLE) BERBASIS MASALAH DI KELAS V SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Validitas setiap soal diperoleh dengan cara menghitung sensitivitas soal. Untuk menghitung sensitivitas tiap butir soal rumusnya adalah:

Ra-Rb

Sensitivity = (Groundlund, 1982)

T

Keterangan:

Ra = jumlah siswa yang menjawab benar pada tes akhir Rb = jumlah siswa yang menjawab benar pada tes awal T = jumlah siswa yang mengikuti tes

Sementara untuk menghitung tingkat kesukaran digunakan persamaan berikut: B P = (Suharsimi Arikunto 2001:207) JS Keterangan : P = indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar

8. Menjelaska n fungsi magnet dalam kehidupan sehari-hari Sedang 2,13 2

46

Monica Lidwina Sipatuhar, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA MAGNET MELALUI ANALISIS KESULITAN BELAJAR (LEARNING OBSTACLE) BERBASIS MASALAH DI KELAS V SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

Klasifikasi Indeks kesukaran

Nilai Keterangan 1,00- 0,30 Soal sukar 0,31- 0,70 Soal sedang 0,71 – 1,00 Soal mudah Arikunto (2001:201) E. Analisis Data 1. Observasi

Σ nilai semua aspek

Nilai aktivitas siswa = X 100%

Σ aspek

0% - 33% = kurang

33% - 66% = cukup

66 % - 100 = baik

2. Tes

Sedangkan untuk menentukan rata-rata hasil tes hasil belajar pada siswa menggunakan rumus:

Jumlah soal benar

Skor = × 100 Jumlah soal

Jumlah nilai siswa Rata-rata =

47

Monica Lidwina Sipatuhar, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA MAGNET MELALUI ANALISIS KESULITAN BELAJAR (LEARNING OBSTACLE) BERBASIS MASALAH DI KELAS V SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Jumlah siswa Kriteria penilaian: 90 – 100 : baik sekali 75 – 89 : baik 65 – 74 : cukup 0 – 64 : kurang

104 Monica Lidwina Sipatuhar, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA MAGNET MELALUI ANALISIS KESULITAN BELAJAR (LEARNING OBSTACLE) BERBASIS MASALAH DI KELAS V SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian tindakan kelas dalam penerapan desain didaktik dengan metode pembelajaran berbasis masalah dapat disimpulkan bahwa:

1. Metode pembelajaran berbasis masalah yang diterapkan dalam desain pembelajaran konsep magnet dapat membantu kegiatan pembelajaran untuk mengidentifikasi letak kesulitan belajar siswa atau learning obstacle pada mata pelajaran IPA kelas 5 SD konsep gaya magnet.

2. Pembuatan desain pembelajaran konsep magnet dengan menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah pada implementasinya dapat meningkatkan aktivitas guru dan siswa. Hal tersebut terjadi karena pembelajaran berbasis masalah yang dipadukan terhadap sebuah desain pembelajaran dapat menjadikan kegiatan di dalam kelas semakin aktif karena guru akan memiliki persiapan yang matang sebelum memulai aktivitas pembelajaran.

3. Desain pembelajaran konsep magnet dengan menggunakan metode

pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan kreatifitas siswa dalam menemukan sendiri pemecahan masalah yang terjadi saat mempelajari konsep magnet di kelas sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal tersebut dikarenakan langkah-langkah dalam penerapan metode pembelajaran berbasis masalah menuntut siswa untuk aktif memecahkan masalah yang diberikan guru, mendiskusikan dengan teman sebaya dan melaporkan kegiatan yang telah dilaksanakannya.

105

105 Monica Lidwina Sipatuhar, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA MAGNET MELALUI ANALISIS KESULITAN BELAJAR (LEARNING OBSTACLE) BERBASIS MASALAH DI KELAS V SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Saran

1. Bagi para guru

Dalam kegiatan pembelajaran diharapkan guru tidak terpaku pada metode konvensional atau ceramah. Guru hendaknya memiliki inovasi-inovasi baru dalam menyajikan materi ajar terhadap siswa, serta memiliki perencanaan yang baik sebelum mengajar dan memberikan siswa kesempatan untuk lebih berani dalam mengungkapkan pendapat dan hasil temuannya. Guru juga diharapkan mampu membuat siswa senang dalam mempelajari suatu konsep bahan ajar, sehingga siswa merasa tertarik dan semakin penasaran terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung dan desain pembelajaran ini diharapkan dapat disosialisasikan dan diterapkan melalui kegiatan pelatihan guru atau kegiatan keorganisasian guru (KKG) pada tingkat sekolah dasar.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Penelitian ini hanya terbatas kepada desain pembelajaran yang diterapkan, analisis hasil belajar siswa, analisis learning obstacle pada konsep magnet terbatas pada penemuan kesulitan belajar yang belum diklasifikasikan pada jenis learning obstacle. Pada saat implementasi desain berlangsung masih banyak siswa yang belum bisa berkoordinasi didalam kelompok dengan baik, karena tidak semua siswa mampu menyatakan pendapatnya didepan umum. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan desain pembelajaran konsep magnet yang belum diuji coba dengan lebih kreatif dan inovatif sehingga dapat bermanfaat untuk perkembangan kualitas pendidikan tingkat sekolah dasar.

106

106 Monica Lidwina Sipatuhar, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA MAGNET MELALUI ANALISIS KESULITAN BELAJAR (LEARNING OBSTACLE) BERBASIS MASALAH DI KELAS V SD

Monica Lidwina Sipatuhar, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA MAGNET MELALUI ANALISIS KESULITAN BELAJAR (LEARNING OBSTACLE) BERBASIS MASALAH DI KELAS V SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Astuti, I.M.J. (2013). Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sd/MI kelas V. Jakarta: Erlangga.

Asulihati. (2014). Desain Didaktik Kemampuan Komunikasi Matematis

Melalui Model Pembelajaran Tipe Talking Stik Dalam Mengatasi Learning Obstacle Pokok Bahasan Luas Daerah Segi Tiga.

Serang: UPI.

Barlia, L. (2010). Teori Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup di

Sekolah Dasar.Subang: Royyan Press.

Ebert, E. D & Richard C. Culyer.(2011). School An Introduction to

Education. USA:Wadsworth cengage learning.

Depdiknas. (2013). Kurikulum 2013 Pedoman Penilaian IPA di Sekolah

Dasar. Jakarta

Leng, P.H. (2008). I Sciennce Interactions. Singapore: Mashall Cavendish. May, P. (2011). Child Development In Practice. USA-Canada:Routledge. Moedjiono & Hasibuan, J.J. (2009). Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT

Remaja Rosda Karya.

Mulyasa. (2012). Praktik Penelitian Tindakan Kelas.Bandung: Rosda. Rifkoh. (2012). Meningkatkan Kerja Sama dan Hasil Belajar Siswa Melalui

Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Bidang Studi Materi Kemajuan Teknologi. Serang: UPI

Rusman. (2012). Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. Sanjaya. (2011). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan.Jakarta: Kencana.

Monica Lidwina Sipatuhar, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA MAGNET MELALUI ANALISIS KESULITAN BELAJAR (LEARNING OBSTACLE) BERBASIS MASALAH DI KELAS V SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ibtidaiyah.Klaten : Sahabat.

Schmoker, M. (2012). Menjadi Guru yang Efektif. Jakarta: Erlangga. Shea, M. (2011). Parallel Learning of Reading and Writing in Early

Chilhood. New York:Routledge.

Silberman, L.M. (2013). Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung:Nusamedia.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta.

Suratno, T. (2012). Emerald Article:Lesson Study in Indonesia: an Indonesia University of Education Experience. Internasional Jurnal for

Lesson and Learning Studies , 1 (3), hlm.196-215.

Suratno, T. (2012). Lesson Study as Practice: An Indonesian Elemtary

School Experience. US-China Education Review A, 2 (7), hlm.627-638.

Suratno, T.dkk. (2012). Mengkaji Pengajaran Konsep Perpindahan Panas di kelas VI SD: Pengalaman Implementasi SIP-Lesson Study di sekolah Avicenna. Jurnal Pendidikan Dasar, 17, hlm. 8-17.. Yousnelly, P.dkk. (2010). IPA kelas V. Jakarta: Yudhistira.

Yusuf, S. (2011). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Dokumen terkait