• Tidak ada hasil yang ditemukan

Suka Duka Mudik di Dermaga Bakauhen

Dalam dokumen Mediakom Edisi 26 Oktober 2010 - [MAJALAH] (Halaman 53-56)

P

elabuhan penyeberangan Bakauheni selalu

menjadi saksi hiruk pikuk arus mudik lebaran. Masyarakat yang menggunakan jalur darat dari Sumatera menuju Pulau Jawa atau sebaliknya akan menyeberangi Selat Sunda melalui penyeberangan Bakauheni. Ia beroperasi 24 jam, tak pernah henti. Silih berganti penumpang datang dan pergi.

Bakauheni banyak menyisakan kenangan manis dari dulu hingga kini. Ketika tahun delapan puluh limaan terminal tersebut masih sepi dan gelap. “Bakau” begitu penumpang sering menyebutnya. Penumpang yang akan

menyeberang ke Merak, bila sudah tengah malam memilih menginap di Bakau, demikian pula sebaliknya. Mereka akan melanjutkan perjalanan menjelang pagi. Hal ini dilakukan demi keamanan. Mengurangi kemungkinan gangguan para penodong dan copet.

Banyak cara menginap di Bakau. Ada yang tidur di lantai ruang tunggu beralaskan koran dan berbantal tas. Ada juga penumpang yang menyewa tiker dan bantal, tapi ada juga yang tidur sambil duduk di kursi, banyak juga yang mengobrol ditemani kopi panas dan cemilan sampai pagi menjelang perjalanan

berikutnya.

Setelah turun dari Bakau menuju Tanjung Karang, pasti akan berebut Bus. Begitu juga sebaliknya setelah turun dari Merak menuju terminal Kalideres. Waktu itu, Bus jurusan Merak-Kalideres yang favorit bernama Arimbi. Setiap penumpang mendapat teh botol dan roti. Penumpang yang beruntung akan mendapat hadiah. Setelah kondektur mengundi karcis penumpang.

Sayang, kini pelayanan bus Arimbi itu tak sebagus yang dulu. Armadanya sudah tua dan sedikit, sementara pelayanannya buruk. Entah apa penyebabnya. Mungkin, mereka kalah bersaing dengan Bus langsung, seperti Damri. Armada yang melayani Jakarta-Bandar Lampung PP ini Full AC, terjadwal, aman dan nyaman.

Khusus Bus Bakau- Tanjung Karang yang dulu ramai, kini juga telah tiada, entah kemana. Penggantinya mobil-mobil pribadi yang beroperasi menjadi travel. Mereka mengantar setiap penumpang di wilayah Bandar Lampung sampai tujuan dengan harga bervariasi. Untuk memilih salah satu travel, sering kali penumpang harus berhubungan dengan para calo yang menawarkan travelnya. Bagi yang belum

mengenal medan, tentu tingkah para

calo itu sangat menyebalkan. Menggunakan kapal penyeberangan, penumpang disajikan banyak pilihan sesuai jadwal. Kapal favorit bernama Jatra I dan II. Kapalnya masih baru, besar, bersih dan nyaman. Biasanya beroperasi menjelang tengah malam. Siang hari biasanya yang beroperasi kapal-kapal tua dan kecil, seperti Feri, Kambuna, dll.

Menurut Kasie PKSP, KKP Kelas II kepada para pengguna jasa

penyebarangan Bakauheni. Letak Pos Kesehatan Bakauheni berada disamping jalur keluar masuk penumpang pengguna jasa penyeberangan. Terdiri dari ruang periksa yang dilengkapi tempat tidur, lemari obat dan peralatan kesehatan. Terdapat ruang tunggu yang

dilengkapi dengan berbagai pamflet promosi kesehatan, terpasang pada dinding.

KKP Panjang mempunyai 4 Wilker. Wilker Bakauheni berjarak 90 km dari Kantor induk. Wilker Bandara Radin Intan berjarak 40 km, Wilker Pelabuhan Teluk Semangka berjaran 100 km dan yang paling jauh Wiker

Rawa Jitu berjarak 200 km. Menurut Suherman dari Dinas Kesehatan Lampung Selatan, terdapat 6 pos kesehatan yang tersebar disepanjang lintas sumatera yang berawal dari pelabuhan penyeberangan Bakauheni sampai Bukit Kemuning Lampung Utara. n

pra

Daerah

M

endidik arus mudik harus cerdik. Sebab para pemudik memiliki aneka rangan latar belakang pendidikan. Mulai dari yang paling rendah sampai perguruan tinggi. Untuk itu pola pendidikan harus menyesuaikan dengan pemudik yang paling rendah pengetahuannya. Banyak kecelakaan

disebabkan karena ketidaktahuan para pemudik. Untuk itu diperlukan promosi kesehatan bagi pemudik.

Mudik, sebagai siklus pulang kampung tahunan menjelang lebaran Idul Fitri, seperti sudah menjadi hajat nasional yang harus mendapat perhatian semua pihak. Sehingga prosesi arus mudik dapat berjalan sehat, lancar dan aman. Kelancaran dan kemanan pemudik

tidak serta merta tanggung jawab pemerintah, tapi juga menjadi tanggung jawab para pemudik. Oleh sebab itu, mendidik para pemudik menjadi bagian penting dalam pelaksanaan arus mudik.

Untuk itu, Kementerian Kesehatan telah melakukan koordinasi

dengan Gubernur, Kepala Dinas Kesehatan, RS Vertikal, Kantor Kesehatan Pelabuhan dan Balai Panjang, H. Asrul Hudaira, Spd, MM

di Bakauheni Bandar Lampung, awalnya, arus mudik hanya terjadi dari kota-kota besar menuju kampung masing-masing di pulau jawa. Sebab, sebagian besar orang tua dan saudara mereka berdomisili di Pulau Jawa. Perkembangan berikutnya, tujuan mudik bukan hanya Pulau Jawa, tapi sudah

merambah Sumatera.

“Mulai H-7 penyeberangan Bakauheni Bandar Lampung terjadi mobilisasi kendaraan dan penumpang dari pulau Jawa menuju pulau Sumatera lebih banyak di banding sebaliknya” kata H. Asrul.

Kini, Bakauheni telah berbenah, menjadi ramai, terang, bersih dan tertib. Kapal cepat menjadi pilihan

penyeberangan cepat dengan harga tiket terjangkau. Penumpang hilir mudik tanpa rasa khawatir. Sebab aparat keamanan berjaga setiap saat. Lebih lengkap lagi telah tersedia Pos Kesehatan terpadu disebelah pintu masuk dermaga. Mereka siap memberi pelayanan kesehatan kepada para penumpang dengan sepenuh hati.npra

Mendidik

Daerah

Besar Teknik Kesehatan Lingkungan- Pemberantasan Penyakit Menular (BTKL-PPM) untuk melakukan promosi kesehatan.

Promosi dilakukan melalui publikasi media, talkshow di TV dan RRI, pemasangan spanduk ditempat strategis, penyebaran leaflet, peta mudik dan penyampaian informasi kesehatan mudik di seluruh Pos Kesehatan yang berada di terminal, stasiun, pinggir jalan raya, bandar udara dan penyeberangan laut atau sungai.

Selain itu, juga melakukan kegiatan preventif berupa pemeriksaan faktor risiko bagi pengemudi, termasuk test

penggunaan alkohol, amphetamine dan tekanan darah, serta

pemeriksaan sanitasi restoran, rumah makan dan tempat umum.

Untuk memberi layanan kesehatan kepada yang jatuh sakit atau kelelahan disediakan pelayanan kesehatan 24 jam di Pos Kesehatan, Puskesmas, rumah sakit disepanjang jalur mudik lebaran yang didukung ketersediaan obat dan alat

kesehatan.

Penyakit arus mudik

Informasi proporsi penyakit arus mudik terbanyak hingga h+7 pada kunjungan di KKP adalah ISPA dan gangguan pernafasan (32%), Gastrisis dan dispesia (12%), Cephalgia (8%), Myalgia-fatique (5%) dan arthritis (2%). Sedangkan kunjungan kesehatan di Pos Kesehatan dinas kesehatan adalah ISPA dan gangguan pernafasan (42%), Gastrisis dan dispesia (15%), Diare (9%), Cedera ringan (8%), Dermatitis (6%) Cephalgia (4%), Myalgia-fatique (6%) dan arthritis (4%), febris (2%) dan conjungtivitis (1%).

Khusus informasi dari 802 pengemudi yang sudah diperiksa oleh Direktorat Penyakit Tidak Menular dan BTKL-PPM Surabaya, 801 dinyatakan negatif dan 1 orang positif pada pemeriksaan amphetamine, 800 orang negatif dan 2 orang positif pada pemeriksaan alkohol, serta ditemukan 27% menderita hipertensi.

Terkait hasil pemeriksaan bakteriologi pada makanan, minuman dan sanitasi tempat-

tempat umum yang dilakukan BTKL-PPM Surabaya di 12 kabupaten dari 48 sampel, 48 negatif Salmonella sp, 48 negatif Shigella, 43 negatif Staphylococus dan 3 positif (dilakukan pembinaan), 48 negatif vibrio colera, Sianida negatif dan 16 positif nitrit (dibawah baku mutu).

Kegiatan mudik lebaran 2010, terdapat 438 Tenaga Kerja Indonesia Bermasalah (TKIB) yang dipulangkan melalui pelabuhan lintas batas Nunukan, 250 orang lintas batas darat Entikong, 1.686 orang melalui pelabuhan Tanjung Pinang, 62 orang sakit dan 1 orang dirujuk. Sedangkan 973 orang melalui pelabuhan Tanjung Priok, 332 orang sakit dan 1 orang di rujuk, meninggal di rumah sakit.

Secara umum, penyelenggaraan arus mudik tahun 2010 relatif lebih baik dibanding tahun sebelumnya, dengan membandingkan indikator: jumlah kasus meninggal, kasus cidera, tidak terdapat indikasi KLB atau peningkatan kasus potensi KLB dan lokasi pos kesehatan dapat diidentifikasi, sehingga diketahui masyarakat secara luas. npra

Suasana penumpang dalam kapal penyeberangan Merak - Bakauheni.

Dalam dokumen Mediakom Edisi 26 Oktober 2010 - [MAJALAH] (Halaman 53-56)

Dokumen terkait