• Tidak ada hasil yang ditemukan

$'H¿QLVL5RKDQLZDQ

E. Sumbangsih umat kepada Rohaniwan

Rohaniwan agama Khonghucu saat ini masih merupakan panggilan hidup dan bukan sebuah profesi. Rohaniwan agama Khonghucu selain mengurus umat, juga mengurus dan menafkahi keluarganya. Seringkali disela-sela tugas rutin dalam mencari nafkah, mereka harus melayani upacara sembahyang dan pelayanan umat. Meskipun hal ini tidaklah mudah, mereka dengan ketulusan tetap mengabdi memberikan pelayanan umat. Bagaimana cara umat berterima kasih atas pembinaan rohani yang telah diberikan oleh para rohaniwan tersebut? Jawabannya adalah dengan berderma. Bukan saja rohaniwan yang dapat berbuat jasa, umat biasapun dapat berbuat jasa dengan berderma kepada rohaniwan atau majelis agama. Sekecil apapun derma kita, asalkan tulus dan ikhlas akan memberikan berkah dan karunia baik kepada kita yang memberikan maupun

orang yang akan menerimanya. Dalam ajaran agama Khonghucu tidak ada ketentuan jumlah dalam memberikan sumbangan atau derma, melainkan hanya memuliakan tindakan timbal balik. Dalam Liji IA : 6.23 dijelaskan sebagai berikut, “Pada zaman yang paling kuno orang sangat menghargai Kebajikan; pada zaman yang lebih kemudian dituntut adanya pemberian dan balasan. Di dalam Kesusilaan dimuliakan menghargai tindakan timbal balik. Bila memberikan sesuatu tidak mendapatkan balasan, itu bertentangan dengan Kesusilaan; bila ada suatu pemberian dan tidak dibalas, itu juga bertentangan dengan Kesusilaan.

Bila orang berkesusilaan, akan tentram sentosa, bila tidak berkesusilaan, akan menanggung bahaya. Maka dikatakan, ‘Kesusilaan tidak boleh tidak dipelajari.’

Adapun Kesusilaan itu menjadikan orang berendah hati dan memuliakan orang lain. Biar seorang tukang pikul dan penjaja wajib memiliki sikap memuliakan itu; terutama bagi yang kaya dan berkedudukan mulia.

Bila orang yang kaya mulia mengerti betapa wajib menyukai Kesusilaan pasti tidak akan sombong dan tidak berbuat maksiat. Bila orang miskin dan berkedudukan rendah mengerti betapa wajib menyukai Kesusilaan pasti citanya tidak akan dipenuhi keresahan.

Ketulusan rohaniwan dalam mengabdikan dirinya, sudah sepatutnya mendapat sambutan dan dukungan umatnya. Betapa besar jasa rohaniwan, dengan pencerahannya kita dapat mampu hidup selaras dengan Firman Tian, memberikan berkah dalam kehidupan kita.

Dari penjelasan ayat Liji di atas dapat kita simpulkan hal-hal berikut ini :

1. Adanya timbal balik agar sesuai dengan Kesusilaan.

Umat mendapatkan pencerahan batin dan pelayanan rohani dari seorang rohaniwan, maka sepantasnya umat juga memperhatikan kesejahteraan rohaniwan.

2. Pentingnya mempelajari Kesusilaan yakni mendapatkan ketentraman dan kesentosaan (batin), rendah hati dan dapat memuliakan orang lain. Jika tidak mempelajari Kesusilaan akan sombong dan maksiat, serta dalam bahaya.

Dengan mempelajari Kesusilaan kita akan mengenal “batas-batas” bagaimana berperilaku yang sebaiknya sehingga dapat menjaga keharmonisan dengan orang lain dan tidak menjadi takabur.

3. Memuliakan tindakan timbal balik akan memberikan ketentraman dan kesentosaan, rendah hati dan dapat memuliakan orang lain.

Hasil yang diperoleh dengan mempelajari Kesusilaan adalah ketentraman dan kesentosaan batin karena kita telah melakukan yang seharusnya kita lakukan; dapat berperilaku rendah hati dan dapat memuliakan orang lain karena telah menyadari bagaimana menjalankan Cinta Kasih dan Kebenaran.

Perhatikan bagaimana Mengzi menjelaskan pertanyaan tentang hal pemberian makan seorang Junzi di zamannya. Penjelasan ini terdapat dalam kitab Mengzi VII A : 32 sebagai berikut.

32.1 Gong Sun Chou berkata, “Di dalam Kitab Sanjak tertulis, ‘Tidak inginkan makan Cuma-Cuma.’ Kalau ada seorang Junzi yang tidak bertanam, tetapi mendapat makan, bagaimana itu? (Meng Zi III B. 4; Shi Jing I. 9. 6).

32.2 Meng Zi berkata, “Bila seorang Junzi berdiam di suatu negeri, lalu digunakan nasehat-nasehatnya oleh seorang raja; akan dapat membawa negara itu damai dan makmur, mulia dan termasyur. Kalau diturut oleh para muda, mereka akan dapat Berbakti, Rendah hati, Satya, dan Dapat Dipercaya. Adakah contoh lain yang lebih besar tentang orang yang tidak inginkan makan cuma-cuma?”

Dalam hal ini, tugas seorang rohaniwan tidak dapat dibandingkan dengan profesi apapun di dunia ini. Rohaniwan dalam menjalankan tugasnya dilandasi dengan ketulusan. Hanya Cinta Kasih tujuannya dan Kebenaran ukurannya.

Jabatan Jiaosheng, Wenshi dan Xueshi pada prinsipnya berlaku selamanya kecuali bila beralih ke lain lapangan yang tidak memungkinkan melaksanakan tugas kerohaniwanan atau jika melakukan perbuatan-perbuatan yang tercela, maka Dewan Rohaniwan Matakin berhak melepaskannya dari jabatan rohaniwannya.

Saat ini jabatan Jiaosheng dan Wenshi tidak mendapatkan kesejahteraan dari Kebaktian dan diperkenankan bekerja di bidang lain asal tidak mengganggu dan bertentangan dengan jabatannya. Xueshi mengabdikan hidupnya kepada agama, maka Kebaktian Majelis Agama berkewajiban menanggung kebutuhan-kebutuhan hidupnya secara layak.

Di masa yang akan datang, peran rohaniwan akan semakin penting dalam menghadapi perubahan zaman. Rohaniwan di masa yang akan datang, memerlukan dedikasi dalam pelayanan umat dan kesiapan setiap saat.

Di masa yang akan datang, totalitas rohaniwan termasuk jabatan Jiaosheng dan Wenshi sangatlah diperlukan. Banyaknya tuntutan dan tantangan yang dihadapi umat di lapangan, menjadikan rohaniwan bukan pengabdian semata, melainkan juga sebuah pilihan profesi mulia yang patut kita apresiasi.

Aku Tahu

Rohaniwan dalam agama Khonghucu adalah orang-orang yang terpanggil hatinya untuk memberikan pelayanan rohani kepada umat. Mereka tertarik untuk mempelajari hal-hal yang bersifat rohani, dan terpanggil untuk memberikan pelayanan rohani bagi umat yang membutuhkannya.

Pelayanan internal rohaniwan Khonghucu.

1. Memimpin upacara sembahyang dan peribadahan. 2 Bersama pengasuh Kebaktian mengurus Kebaktian. 3 Pembimbing dan pembina umat.

4 Teladan umat.

Pelayanan eksternal rohaniwan Khonghucu.

1 Menginformasikan ajaran agama Khonghucu kepada masyarakat dan stakeholder terkait.

2 Mewakili lembaga agama Khonghucu Indonesia di berbagai event nasional dan internasional.

3 Turut aktif memberikan masukan kepada pemerintah dalam pembangunan nasional dan daerah dalam forum lintas pemuka agama.

Tingkatan rohaniwan agama Khonghucu adalah Jiaosheng, Wenshi,dan Xueshi.

Zhanglao adalah sesepuh agama Khonghucu yang telah mengabdikan hidupnya bagi perkembangan agama Khonghucu. Sumbangsih umat terhadap rohaniwan agama Khonghucu adalah dengan berderma sesuai dengan kemampuan dan keikhlasan. Hal ini sesuai dengan Kesusilaan yang memuliakan tindakan timbal balik.

Hikmah Cerita