• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sumber Air untuk Minum

Dalam dokumen 3.1. Wilayah Kajian Sanitasi (Halaman 50-55)

B U K U P U T I H S A N I T A S I ( B P S ) T A H U N 2 0 1 4 51 Peta 3.5 : Peta cakupan layanan air bersih (uk.A3) tidak tersedia

3.6.2. Pengelolaan Air Limbah Industri Rumah Tangga

Limbah industri rumah tangga adalah buangan yng dihasilkan oleh hasil produksi usaha kecil/rumah tangga, yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah industri ini terdiri dari bahan kimia organik dan anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas limbah industri adalah:

1. Volume limbah

2. Kandungan bahan pencemar 3. Frekuensi pembuangan limbah

Berdasarkan karakteristiknya, limbah industri dapat digolongkan menjadi 4yaitu :

1. Limbah cair 2. Limbah padat

3. Limbah gas dan partikel

4. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)

Di Kabupaten Pesisir Barat ada beberapa jenis limbah industri rumah tangga antara lain :

1. Limbah industri pangan

Sektor Industri/usaha kecil pangan yang mencemari lingkungan antara lain ; tahu, tempe, tapioka dan pengolahan ikan (industri hasil laut). Limbah usaha kecil pangan dapat menimbulkan masalah dalam penanganannya karena mengandung sejumlah besar karbohidrat, protein, lemak , garam-garam, mineral, dan sisa-sisa bahan kimia yang digunakan dalam pengolahan dan pembersihan.

2. Limbah Industri Sandang

Sektor industri sandang seperti pencucian kain tenun, batik dan kulit dapat mengakibatkan pencemaran karena dalam proses pencucian memerlukanair sebagai mediumnya dalam jumlah yang besar. Proses ini menimbulkan air buangan (bekas Proses) yang besar pula,

B U K U P U T I H S A N I T A S I ( B P S ) T A H U N 2 0 1 4 52 dimana air buangan mengandung sisa- sisa warna, BOD tinggi, kadar minyak tinggi dan beracun (mengandung limbah B3).

3. Limbah Industri Logam

Bahan buangan yang dihasilkan dari sektor industri logam seperti mesin bubut, cor logam dapat menimbulkan pemcemaran lingkungan. Sebagian besar bahan pencemarannya berupa debu, asap dan gas yang mengotori udara sekitarnya. Selain itu sektor industri logam memcemari air karena buanganya dapat mengandung minyak pelumas dan asam-asam yang berasal dari proses pickling untuk membersihkan bahan plat, sedangkan bahan buangan padat dapat dimanfaatkan kembali.

Untuk pengelolan limbah industri dari industri terutama yang mengandung bahan-bahan kimia berbahaya, sebelum dibuang harus diolah terlebih dahulu. Hal tersebut akan mengurangi bahan pencemar di perairan. Dengan demikian, bahan dari limbah pencemar yang mengandung bahan-bahan yang bersifat racun dapat dihilangkan sehingga tidak mengganggu ekosistem.

Untuk lebih jelasnya mengenai jenis industri rumah tangga dan pengolahanya di kabupaten Pesisir Barat dapat dilihat pada tabel 3.35 berikut ini :

Tabel 3.35 : Pengelolaan limbah industri rumah tangga Kabupaten Pesisir Barat

Jenis Industri Rumah Tangga Lokasi industri RT Jumlah Jenis Pengolahan* Kapasitas (m3/hari)*

A. Industri Makanan

4. Kerupuk Kab. Lambar 38 -

-5. Dodol Kab. Lambar 5 -

-6. Tahu/tempe Kab. Lambar 72 -

-7. Roti Kab. Lambar 1 -

-8. Gula aren/gula merah Kab. Lambar 55 -

-9. Kopi bubuk Kab. Lambar 72 -

-10. Emping/melinjo Kab. Lambar 8 -

-11. Keripik singkong/pisang Kab. Lambar 40 -

-12. Klanting Kab. Lambar 14 -

-13. Kue kering Kab. Lambar 35 -

-14. Cabe giling Kab. Lambar 20 -

-15. Peyek kacang Kab. Lambar 2 -

-16. Tape singkong Kab. Lambar 7 -

-17. Katering Kab. Lambar 10 -

-18. Abon ikan Kab. Lambar 2 -

-19. Penggilingan padi/kopi Kab. Lambar 37 -

-20. Kecap Kab. Lambar 11 -

-B. Industri Perabotan

B U K U P U T I H S A N I T A S I ( B P S ) T A H U N 2 0 1 4 53

Jenis Industri Rumah Tangga Lokasi industri RT Jumlah Jenis Pengolahan* Kapasitas (m3/hari)*

1. Mebel Kab. Lambar 42 - -

2. Lemari, kusen, pintu,

meja, dipan Kab. Lambar 38

- -

3. Damar Kab. Lambar 13 - -

4. Anyaman Kab. Lambar 14 - -

5. Hasil kayu olahan

(sowmill) Kab. Lambar 7

- -

6. Bakul,tikar rotan Kab. Lambar 17 - -

C. Industri Sandang dan Bahan dari Kulit :

1. Penjahit pakaian Kab. Lambar 52 - -

2. Sulam bordir Kab. Lambar 3 - -

3. Tenun tapis Kab. Lambar 16 - -

Sumber : Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lampung Barat, 2012 Data masih bergabung dengan Kabupaten Induk

*)Data tidak tersedia

3.6.3. Pengelolaan Limbah Medis

Rumah sakit sebagai tempat pelayanan kesehatan diantaranya kegiatan dalam kategori diagnosa dan penobatan,perawatan, bahkan tindakan rehabilitasi. Rumah sakit dari aspek kesehatan lingkungan dapat berpotensi, antara lain :

1. Dapat menjadi media pemaparan atau penularan beberapa penyakit bagi para pasien, petugas maupun pengunjung yang berada di lingkungan rumah sakit.

2. Sebagai penghasil sampah dan limbah yang berdampak bagi kesehatan masyarakat dan lingkungan sekitar.

Menurut Permenkes RI nomor :1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit ruang lingkup kesehatan lingkungan rumah sakit antara lain :

1. Penyehatan ruang bangunan dan halaman rumah sakit 2. Hygiene sanitasi makanan dan minuman

3. Penyehatan air 4. Pengolahan limbah

5. Penyehatan tempat pencucian linen (laundry)

6. Pengendalian serangga, tikus dan hewan pengganggu lainya 7. Dekontaminasi melalui sterilisasi dan disinfeksi

B U K U P U T I H S A N I T A S I ( B P S ) T A H U N 2 0 1 4 54 Upaya kesehatan lingkungan rumah sakit bertujuan untuk mewujdkan lingkungan rumah sakit yang aman, nyaman dan sehat bagi para pengguna dan masyarakat di sekitar rumah sakit. Pencemaran lingkungan yang diakibatkan dari limbah medis berdampak buruk bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Oleh karena itu langkah yang harus dilakukan adalah menekan sekecil mungkin atau bila mungkin dihilangkan timbulan limbah medis.

Limbah medis adalah hasil buangan dari suatu aktifitas medis. Menurut Departemen Kesehatan RI pada tahun 2002, limbah medis dikategorikan berdasarkan potensi bahaya yang terkandung di dalamnya serta volume dan sifat persistensinya yang dapat menimbulkan berbagai masalah. Yang termasuk dalam kategori limbah medis adalah :

 Limbah benda tajam seperti jarum suntik, perlengkapan intravena, pipet Pasteur, pecahan gelas, dan lain-lain.

 Limbah infeksius adalah limbah yang berkaitan dengan pasien yang memerlukan isolasi penyakit menular (perawatan intensif) dan limbah laboratorium. Limbah ini dapat menjadi sumber penyebaran penyakit pada petugas, pasien, pengunjung, maupun masyarakat sekitar. Oleh karena itu, limbah ini memerlukan wadah atau kontainer khusus dalam pengolahannya.

 Limbah patologi merupakan limbah jaringan tubuh yang terbuang dari proses bedah atau autopsi.

 Limbah sitotoksik yaitu bahan yang terkontaminasi selama peracikan, pengangkutan, atau tindakan terapi sitotoksik.

 Limbah farmasi, yang merupakan limbah yang berasal dari obat-obatan yang kadaluarsa, obat-obat yang terbuang karena tidak memenuhi spesifikasi atau kemasan yang terkontaminasi, obat-obat yang dibuang pasien atau oleh masyarakat, obat-obatan yang tidak diperlukan lagi oleh institusi bersangkutan, dan limbah yang dihasilkan selama produksi obat-obatan.

 Limbah kimia yang dihasilkan dari penggunaan kimia dalam tindakan medis, laboratorium, proses sterilisasi dan riset.

 Limbah radioaktif, yaitu limbah yang terkontaminasi dengan radioisotop yang berasal dari penggunaan medis atau riset radionukleotida.

Limbah medis bukan hanya bersumber dari rumah sakit melainkan dari semua fasilitas kesehatan yang ada, antara lain : puskesmas, balai pengobatan/klinik, rumah sakit bersalin dan tempat praktik dokter.

B U K U P U T I H S A N I T A S I ( B P S ) T A H U N 2 0 1 4 55 Pengelolaan limbah medis ada 2 macam yaitu menggunakan pengelolaan system IPAL dan Septic Tank, tergantung dari fasilitas kesehatannya. Untuk fasilitas kesehatan dengan skala Rumah Sakit pengelolaan limbah medisnya dengan system IPAL sedangkan skala puskesmas dan/atau Pustu dengan menggunakan Sistem Septic Tank. Di Kabupaten Pesisir Barat belum memiliki Rumah Sakit baik swasta maupun milik Pemerintah (RSUD), mengingat Kabupaten Pesisir Barat yang baru saja terbentuk pada tahun 2012 pemekaran dari Kabupaten Lampung Barat. Saat ini untuk pelayanan kesehatan masyarakat hanya dilayani oleh Puskesmas dan Puskesmas Pembantu (Pustu) yang tersebar di setiap kecamatan. Kabupaten Pesisir Barat memiliki 9 unit Puskesmas dan 21 puskesmas pembantu. Untuk lebih jelas mengena pengelolaan limbah medis di kabupaten Pesisir Barat dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.36 : Pengelolaan limbah medis di fasilitas-fasilitas kesehatan

Nama Fasilitas Kesehatan Jumlah Lokasi Jenis Pengolahan Limbah Medis* Kapasitas (m3/hari)*

Puskesmas (Rawat Inap) Krui 1 Kec. Pesisir Tengah - -

Pustu 1 Kec. Way Krui - -

Pustu 2 Kec. Krui Selatan - -

Puskesmas Karya Penggawa 1

Kec. Karya Penggawa - -

Pustu 1 - -

Puskesmas Pugung Tampak 1

Kec. Pesisir Utara - -

Pustu 2 - -

Puskesmas Pulau Pisang 1 Kec. Pulau Pisang - -

Puskesmas Lemong 1

Kec. Lemong - -

Pustu 2 - -

Puskesmas Biha 1

Kec. Pesisir Selatan - -

Pustu 3 - -

Puskesmas Ngambur 1

Kec. Ngambur - -

Pustu* 5 - -

Puskesmas Bengkunat 1 Kec. Bengkunat - -

Puskesmas Bengkunat Blimbing 1 Kec. Bengkunat

Belimbing

- -

Pustu* 5 - -

Jumlah 30

Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Pesisir Barat tahun 2014 *)Data tidak tersedia

Dalam dokumen 3.1. Wilayah Kajian Sanitasi (Halaman 50-55)

Dokumen terkait