• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kinerja Keuangan

METODE PENELITIAN

3.3. SUMBER DATA

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder (secondary data) yaitu sumber data yang mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari sumber yang telah ada (Sekaran, 2006). Sumber data dari penelitian ini adalah laporan keuangan pemerintah daerah di Indonesia tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 yang didapatkan melalui data yang dikirim oleh BPK maupun data non keuangan yang bersumber dari website lain, seperti data yang dipublikasikan melalui website setiap pemerintah daerah.

3.4. DEFINISI OPERASIONAL DAN PENGUKURAN VARIABEL

Dalam Penelitian ini, terdapat dua variabel yang akan diadakan pengujian secara sistematis, yaitu:

a. Variabel Dependen

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja

keuangan. Kinerja keuangan tersebut dipresentasikan dengan

menggunakan lima rasio keuangan. Kelima rasio keuangan tersebut kemudian difaktorkan menjadi satu faktor dengan menggunakan program SPSS agar tidak terjadi kebiasan dalam pengambilan kesimpulan. Hasil yang diperoleh dari penggabungan tersebut merupakan proksi kinerja keuangan pemerintah daerah yang digunakan sebagai data untuk variabel dependen penelitian. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini mengacu

pada penelitian Suyono (2010). Lima rasio keuangan tersebut adalah sebagai berikut:

1) Current Ratio (CR)

Current ratio merupakan perbandingan antara harta lancar dan kewajiban lancar. Rasio ini menggambarkan kemampuan pemerintah daerah dalam memenuhi kewajiban lancarnya dengan harta lancar yang dimiliki. Data yang digunakan dalam perhitungan ini adalah data yang berasal dari laporan neraca pemerintah daerah. Formula untuk menentukan angka rasio ini adalah seperti berikut ini (Cohen, 2006).

bilities CurrentLia ets CurrentAss io CurrentRat =

2) Debt to Equity (DER)

Debt to Equity rasio merupakan perbandingan antara jumlah total

utang pemerintah dengan total ekuitas dana. Rasio ini

menggambarkan kemampuan pemerintah daerah dalam memberi jaminan pemenuhan seluruh jumlah utang dengan jumlah ekuitas dana yang dimilki oleh pemerintah pada tanggal tertentu. Kedua angka rasio ini ditentukan dengan menggunakan angka dalam neraca pemerintah. Formula untuk menentukan angka rasio ini adalah seperti berikut ini (Cohen, 2006).

Debt to Equity Ratio= Equity

3) Assets Turnover (AT)

Assets turnover merupakan perbandingan jumlah pendapatan asli daerah dengan jumlah total asset yang dimiliki oleh Pemerinta h daerah. Rasio ini menggambarkan kemampuan pemerintah daerah dalam memperoleh pendapatan asli daerah dengan menggunakan total asset yang dimiliki oleh pemerintah daerah yang bersangkutan. Data yang digunakan berasal dari neraca pemerintah. Formula untuk menentukan angka rasio ini adalah seperti berikut ini (Cohen, 2006).

Assets Turnover = s TotalAsset venues ting TotalOpera Re

4) Operating Revenues to Total Revenues (ORTR)

Operating revenues to total revenues adalah perbandingan antara jumlah pendapatan asli daerah dengan jumlah seluruh pendapata n yang diterima oleh pemerintah daerah yang bersangkutan. Kedua angka yang digunakan dalam penghitungan rasio ini diambil dari laporan realisasi anggaran pemerintah. Formula untuk menentuka n angka rasio ini adalah seperti berikut ini (Cohen, 2006).

ORTR = venues Total venues ting TotalOpera Re Re

5) Operating Revenues to Operating Expenses (OROE)

Operating revenues to operating expenses merupakan perbandinga n antara jumlah pendapatan asli daerah dengan jumlah belanja operasi

kemampuan pemerintah dalam memperoleh pendapatan asli daerah dengan belanja operasi yang dikeluarkan dalam suatu periode tertentu.Untuk menentukan jumlah angka rasio ini angka yang digunakan adalah angka dalam laporan realisasi anggaran. Formula untuk menentukan angka rasio ini adalah seperti berikut ini (Cohen, 2006). OROE = xpenses OperatingE venues ting TotalOpera Re b. Variabel Independe n

Variabel independen dalam penelitian ini menggunakan variabel independen sebagaimana digunakan pada penelitian Gilligan dan Matsutaka (2001), Cohen (2006) dan Suyono (2010). Yaitu:

1) Taxes (TAX)

Variabel ini merupakan jumlah penerimaan pajak yang menjadi hak dari pemerintah daerah dalam suatu periode tertentu. Variabel ini diukur berdasarkan jumlah penerimaan pajak oleh suatu pemerinta h daerah yang datanya diambil dari laporan realisasi anggaran pendapatan dan belanja daerah pada periode tertentu. Variabel ini diukur dengan nilai taxes atas jumlah pajak daerah yang tersaji dalam laporan keuangan pemerintah daerah.

2) Grant (GRANT)

pada suatu periode tertentu. Variabel ini diukur dengan jumla h sumbangan, donasi, hadiah serta subsidi yang diterima oleh pemerintah daerah dalam suatu periode tertentu yang datanya diambil dari laporan realisasi anggaran pendapatan dan belanja daerah. Variabel ini diukur dengan nilai grant atas jumlah sumbangan, donasi, subsidi serta hibah pemerintah daerah yang tersaji dalam laporan keuangan pemerintah daerah.

3) Ukuran Legislatif

Variabel ini merupakan jumlah anggota legislatif yang dimiliki oleh Pemerintah daerah pada periode tertentu. Variabel ini diukur denga n jumlah anggota legislatif yang terpilih pada Pemerintah Daerah. Variabel ini dipilih karena anggota legislatif atau anggota DPRD memiliki peranan pengawasan yang penting terhadap perkembanga n era otonomi daerah (Winarna dan Murni, 2007). Penelitian Gilligan dan Matsusaka (2001) menunjukkan bahwa jumlah anggota legislatif memiliki pengaruh terhadap kebijakan pemasukan dan pengeluaran suatu pemerintah daerah.

3.5. TEKNIK ANALISIS DATA

Metode analisis data yang digunakan adalah model regresi berganda (multiple regression model) untuk menguji pengaruh TAX, GRANT dan UL terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah yang dinyatakan dalam rasio CR, DER, AT, ORTR dan OROE.

Model penelitian ini sebagai berikut:

FP = β0 + β1TAX + β2GRANT+ β3 UL + e

Keterangan :

FP = Financial Performance (CR, DER, AT, ORTR

dan OROE),

β 0 = konstanta,

β 1 – β 3 = koefisien regresi,

TAX = Taxes,

GRANT = Sumbangan atau hadiah, sumbangan dan subsidi,

UL = Ukuran Legislatif.

3.6. PENGUJIAN DATA

Ada beberapa tahapan yang harus dilalui dalam melakukan analisis regresi berganda, tahapannya adalah seperti berikut:

a. Uji Asumsi Klasik

1) Uji Normalitas

Model regresi yang baik adalah yang mempunyai distribusi normal (Ghozali, 2006), sehingga diperlukan uji normalitas untuk mengetahui apakah model regresi, variabel dependen dan independen telah terdistribusi secara normal. Alat uji normalitas yang digunakan adalah one sample Kolmogorov-Smirnov. Data dapat dikatakan terdistribusi

secara normal apabila signifikansi variabel dependen memiliki nilai signifikansi lebih dari 5%.

2) Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi dilakukan bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode yang satu dengan kesalahan penggangu pada periode sebelumnya (Ghozali, 2006). Auto korelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain (Suyono, 2010). Alat uji yang digunakan untuk menguji autokorelasi adalah uji run test. Hasil pengujian dari run test dapat dilihat dari nilai asymp.sig yang apabila nilainya lebih dari 5% maka tidak terjadi gejala autokorelasi, sedangkan apabila nilai asymp.sig lebih kecil dari 5% maka terjadi gejala autokorelasi pada model regresi.

3) Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi memiliki korelasi antar variabel independen (Ghozali, 2006). Apabila terdapat korelasi antar variabel independen, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel sama dengan nol. Hasil dari pengujian multikolinearitas dapat diketahui dengan melihat tolerance value dan value-inflating factor (VIF) dengan nilai yang umumnya dipakai adalah VIF<10, dan tolerance value>0,10.

4) Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2006). Jika terjadi

kesamaan antara variance satu pengamatan dengan pengamatan yang

lain maka disebut homoskedastisitas dan apabila terjadi perbedaan disebut heterokedastisitas. Metode yang digunakan dalam menguji heteroskedastisitas dalam model regresi adalah dengan uji Glejser. Apabila nilai signifikansi >0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas. b. Pengujian Hipotesis

1) Uji Koefisien Regresi Parsial (Uji signifikansi-t)

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Tingkat signifikansi yang digunakan dalam uji signifikansi-t ini adalah 5%.

i. Ho dalam penelitian ini

Ho1: taxes tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah di Indonesia.

Ho2: grant tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah di Indonesia.

Ho3: ukuran legislatif tidak berpengaruh terhadap kinerja

Ha dalam penelitian ini

Ha1: taxes berpengaruh terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah di Indonesia.

Ha2: grant berpengaruh terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah di Indonesia.

Ha3: ukuran legislatif berpengaruh terhadap kinerja keuangan

pemerintah daerah di Indonesia. ii. Kriteria

Ho diterima Ha ditolak (thitung<ttabel)

Variabel independen secara individu tidak berpengaruh terhadap variabel terikat.

Ho ditolak Ha diterima (thitung<ttabel)

Variabel independen secara individu berpengaruh terhadap variabel terikat.

2) Pengujian Koefisien Determinasi (R2)

Pengujian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar variabel independen dapat menjelaskan variabel dependennya. Nilai pengujian Koefisien Determinasi (R2) dapat dilihat dari hasil

pengujian regresi berganda untuk variabel independen berupa taxes, grant dan ukuran legislatif dengan variabel dependen yaitu kinerja keuangan pemerintah daerah. Penelitian ini menggunakan Adjusted R Square (Adj R2) karena menggunakan lebih dari satu variabel independen (Ghozali, 2006).

BAB IV

Dokumen terkait