• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENYAJIAN DATA

4.3 Hasil wawancara

4.3.2 Sumber Daya a Sumber Daya Manusia

Sumber daya merupakan salah sastu aspek penting dalam implementasi sebuah kebijakan atau peraturan. Sumber daya dalam mengimplementasikan sebuah kebijkan bisa berupa sumber daya manusia (SDM ), peralatan, maupun pendanaan (anggaran). Ketersediaan sumber daya mempengaruhi hasil yang ingin dicapai dari sebuah kebijakan dan mendorong atau memperlancar implementasi yang efektif.

Berkaitan dengan sumber daya manusia dalam implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara di KPPN Medan I, peneliti melakukan

wawancara dengan beberapa informan. Adapun pertanyaan peneliti ajukan yaitu dampak Implementasi SPAN terhadap Sumber Daya Manusia pada KPPN Medan I, seperti yang disampaikan oleh Ibu Farida Aryani , selaku Duta SPAN pada KPPN Medan I. Beliau mengatakan SDM pada KPPN Medan I semakin mengerti menggunakan IT, seperti komputer, karena semua diharuskan dengan IT, kemudian kemungkinan ada penyempitan SDM, artinya kebutuhan SDM tidak perlu sebanyak yang dulu, karena sudah tidak perlu mengecek dokumen karena semua sudah langsung ke pusat. Dan nantinya kalau semua satker semua sudah pakai SAKTI, maka front office di didepan akan berkurang, dan beberapa pegawai sekarang dialihkan tugas menjadi menganalisa dokumen.

Hal tersebut juga dibenarkan oleh Bapak Setyadi Kusdianto, selaku Kepala Seksi Pencairan Dana pada KPPN Medan I. Beliai mengatakan bahwa, dengan pelaksanaan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN), maka ada sedikit perubahan dengan Sumber Daya Manusia, seperti peningkatan pengetahuan mengenai komputer, karena ini memang suatu keharusan, dimana komputer SPAN yang digunakan pada KPPN Medan I ini, merupakan komputer yang memiliki spec yang tinggi, dan pengurangan SDM, karena kita tidak terlalu membutuhkan banyak SDM sekarang, karena banyak pekerjaan sudah terkontrol dengan mudah dengan SPAN, terutama di bidang Seksi Bank.

Dalam proses Implementasi suatu kebijakan tentu akan pengaruhnya terhadap Sumber Daya Manusia yang akan memakai Kebijakan tersebut. Kemampuan SDM dapat dilihat dari jenjang pendidikan, pemahaman terhadap tujuan dan sasaran serta kemampuan menyampaikan program dan

mengarahkankan. Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat disimpulkan bahwa Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) sebagai suatu sistem berbasis teknologi informasi yang tentunya dalam menggunakan aplikasi SPAN dibutuhkan komputer, jadi pemahaman SDM pada KPPN Medan I dalam menggunakan komputer akan menggunakan. Implementasi SPAN juga berdampak pada kuantitas pegawai, karena SPAN merupakan aplikasi meliputi penyusunan anggaran, manajemen dokumen anggaran, manajemen komitmen pengadaan barang dan jasa, manajemen pembayaran, manajemen penerimaan negara, manajemen kas dan pelaporan diintegrasikan ke dalam SPAN. Jadi jumlah tenaga kerja/pegawai yang digunakan tidak sebanyak sebelumnya, dikarena banyak pelayanan perbendaharaan yang sudah terintegrasi dengan aplikasi SPAN.

Peneliti juga menanyakan kepada Ibu Farida Aryani , selaku Duta SPAN pada KPPN Medan I persiapan Sumber Daya Manusia pada KPPN Medan I dalam menghadapi SPAN. Beliau mengatakan bahwa dalam menghadapi SPAN , SDM yang ada pada KPPN diberikan pemahaman yang lebih mengenai akuntansi berbasis akrual, karena ini penting dalam memakai aplikasi SPAN. Dan KPPN selalu mengadakan pendidikan dan pelatihan kepada pegawai, yang akan dikirim ke pusat dalam mendapatkan pendidikan dan pelatihan. Dan utusan yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan akan mengajari pegawai yang lainnya.

Hal tersebut juga diperkuat oleh Bapak Danang Supriadi, selaku Kepala Sub Bagian umum. Beliau mengatakan pegawai KPPN akan dikirim ke Pusat atau Balai Dilkat yang ada di Medan , untuk mendapatkan pendidikan dan pelatihan mengenai SPAN, dan untuk intensitasnya biasanya 2 kali setahun ataupun lebih.

Dan Pendidikan dan pelatihan ini memang harus dilakukan dengan rutin, mengingat komposisi SDM yang kebanyakan sudah berumur 50 tahun lebih dan jenjang pendidikan yang sebagian besar tamatan SMA dan tentu tidak familiar dengan komputer.

Gambar 4.1

Komposisi Pegawai Berdasarkan Usia & Komposisi Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Dan dari atas diatas kita melihat bahwa komposisi SDM yang ada di KPPN Medan I yang berumur diatas >50 ada sebanyak 54% dan yang berpendidikan SMA ada 35%, sehingga mayoritas pegawai di KPPN yang sudah berusai >50 tahun , tidak begitu terbiasa dengan bekerja dengan komputer, namun KPPN Medan I secara rutin memberikan pendidikan dan pelatihan kepada pegawai dalam meningkatan kemampuannya, sehingga pegawai dapat bekerja dengan maksimal.

Hal tersebut juga diperkuat oleh Bapak Budi Utomo, selaku Kepala KPPN Medan I, yang mengatakan bahwa seluruh Pegawai di KPPN bisa bekerja sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, atau bisa dikatakan “the right man , on the right place” karena kemampuan dan keahlian yang dimiliki setiap pegawai senantiasa ditingkatkan oleh diklat.

Hal senada juga dikatakan dikatakan oleh Ibu Farida Aryani. Beliau mengatakan kita juga mempunyai GKM atau gugus kendali mutu yang menjamin setiap pegawai yang ada dapat bekerja dengan baik. Pelaksanaan Gugus Kendali Mutu (GKM) secara rutin 2 kali dalam seminggu (hari Selasa dan Kamis) untuk meningkatkan kompetensi SDM pegawai KPPN Medan I dalam penguasaan peraturan dan pekerjaan.. Jadi semua pegawai dapat dijamin bekerja sesuai kemampuan yang dimilikinya yang didapatkan dari pendidikan dan pelatihan yang ada.

Untuk mendukung penyataan Ibu Farida Aryani dan Bapak Budi Utomo, peneliti juga melakukan wawancara dengan beberapa satker. Bapak Andri Ihsan , selaku Staff Keuangan Unimed. Beliau mengatakan bahwa pegawai KPPN Medan

I dapat melayani satker dengan baik, karena dari awal KPPN telah memberikan pelayanan prima, seperti halnya dalam pencairan. KPPN akan memberikan pelayanan yang baik kepada seluruh satker dan akan memproses kebutuhan satker kalau dokumen dan datanya lengkap dan benar. Jadi secara keseluruhan Satker tidak mendapatkan kesulitan dalam mendapatkan pelayanan perbendaharaan.

Hal ini diperkuat oleh satker Ibu Friska Siahaan selaku Kanwil BPN Prov Sumut. Beliau mengatakan Secara keseluruhan hampir tidak ada kesulitan dalam mendapatkan pelayanan perbendaharaan pada KPPN Medan I dengan model SPAN, tetapi untuk awal tahun ada sedikit masalah, karena adanya perubahan sistem , peraturan yang berlaku, peraturan menteri, harus menyesuaikan lagi, jadi kesulitannya ada di awal tahun, tetapi ketika data di awal tahun itu sudah akurat dan data yang ada di KPPN dan satker sudah sinkron, maka tinggal ikuti saja, menjadi mudah. KPPN Medan sudah berkompeten dalam memberikan pelayanan kepada satker.

b. Fasilitas dan Peralatan

Terkait ketersediaan fasilitas, Kepala Seksi Pencairan Dana, Bapak Setyadi Kusdianto, mengatakan untuk mendukung kelancaran pelaksanaan SPAN di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan I, yang digunakan hanya komputer SPAN dan Wifi spot. Kantor KPPN Medan sendiri sudah dilengkapi dengan 12 komputer SPAN yang dikatakan sudah cukup dalam pelaksanaan SPAN. Dalam pemanfaatan komputer yang memang sudah tersedia pada KPPN Medan I, yang dilakukan untuk melakukan Pelayanan perbendaharaan mulai dari perencanaan anggaran, pelaksanaan anggaran, manajemen kas, samapi pada

akuntansi dan pelaporan. Jadi jumlah komputer SPAN sudah cukup pada KPPN Medan I, dan tidak diperlukan penambahan komputer lagi. Selain itu, KPPN Medan I juga sudah dilengkapi dengan Wifi yang dapat mendukung kelancaran pelaksanaan SPAN pada KPPN Medan I, karena SPAN merupakan aplikasi online yang memerlukan koneksi jaringan internet. Jaringan internet yang digunakan oleh SPAN sepenuhnya didedikasikan untuk jaringan SPAN. Dan ada kejadian yang tidak diinginkan dan jaringan SPAN benar-benar tidak dapat digunakan akan disediakan juga jaringan internet secara dial up sebagai Bussines Contigency Plan (BCP) SPAN. Disamping itu, jaringan Pusintek yang sekarang ada pada KPPN juga dapat digunakan sebagai BCP bila jaringan SPAN mengalami gangguan.

Hal tersebut juga dibenarkan oleh Ibu Farida Aryani, selaku Duta SPAN pada KPPN Medan I. Beliau mengatakan bahwa pelaksanaan SPAN bersifat online, tentu saja yang dibutuhkan komputer yang mempunyai spek tinggi, dan kebutuhan akan komputer tidak ada kendala. Dan komputer SPAN yang sudah ada di KPPN , semua bersumber dari pusat dan semua program yang ada di dalamnya sudah diatur, sehingga pegawai KPPN Medan dapat memakai secara langsung. Dan KPPN Medan I juga tersedia Wifi sebagai pendukungnya.

4.3.3 Disposisi

Disposisi implementor dalam hal ini berkaitan dengan bagaimana respon implementor terhadap kebijakan, pemahamannya dan preferensi nilai yang dimilikinya. Disposisi atau sikap yaitu menunjuk pada karakteristik yang menenpel erat pada implementor kebijakan/program. Sikap para implementor sangat dibutuhkan dalam menjalankan sebuah kebijakan. Untuk mengetahui sikap implementor dalam Implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara

Pada KPPN medan I, peneliti melakukan wawancara dengan beberapa informan. Adapun pertanyaan yang peneliti ajukan berkaitan dengan tanggapan dan komitmen pelaksana terhadap implememtasi SPAN.

Disposisi merupakan watak dan karakteristik yang dimiliki oleh implementor dalam mengimplimentasikan suatu kebijakan. Sikap yang dimiliki oleh implementor sangat berpengaruh pada proses pelaksanaan kebijakan seperti komitmen, kejujuran, dan sifat demokratis. Salah satu faktor yang mempengaruhi efektifitas implementasi kebijakan adalah sikap implementor.

Dalam hal ini penulis ingin menggali bagaimana respon dan sikap implementor peneliti mendapat penyataan dari Bapak Budi Utomo, selaku Kepala Kantor KPPN Medan I. Beliau mengatakan bahwa dalam pelaksanaan SPAN saya sangat mendukung dantentunya seluruh pegawai KPPN Medan I mendukung hal tersebut. Dan hal ini juga terlihat dari respon satker sangat baik, karena SPAN meningkatkan efisiensi, efektivitas, akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan anggaran dan perbendaharaan negara.Selanjutnya Pak Budi Utomo mengatakan komitmennya untuk pelaksanaan SPAN yaitu mensukseskan pelaksanaan SPAN tanpa ada penolakan. Kemudian, Kepala Sub Bagian Umum , Bapak Danang Supriadi mengatakan Aplikasi SPAN merupakan reformasi keuangan negara untuk mempercepat pengelolaan anggaran yang cepat dan akurat dan meningkatkan efisiensi pengelolaan. Beliau menambahkan bahwa SPAN merupakan tuntutan masyarakat yang ingin pengelolaan yang bersih dan transparan, jadi semua harus mendukung pelaksanaan SPAN .

Hal senada juga memberikan pernyataan bahwa Implementasi SPAN merupakan mengintegrasikan database seluruh Indonesia yang sebelumnya terpecah-pecah dalam database berbagai aplikasi pendukung pengelolaan keuangan Negara disetiap satker. Jadi mempermudah kerja sama dan koordinasi antara KPPN Medan I dan Satker , terutama satker satker yang ada diluar Medan , seperti Lubukpakam dan Langkat. SPAN juga sistem yang dapat memberikan kenyamanan dan kemudahan dalam pengelolaan keuangan Negara. Jadi untuk Komitmen , Ibu Farida Aryani mengatakan sangat tinggi, karena semua berharap sistem ini berjalan dengan baik, tidak penolakan dari berbagai pihak baik dari KPPN Medan I maupun satuan kerja. Hal ini juga diperkuat oleh penyataan Bapak Budi Utomo. Beliau mengatakan respon Satuan kerja (satker) terhadap pelaksanaan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara sangat baik. KPPN Medan I selalu berupaya memberikan pelayanan terbaik kepada satuan kerja (Satker), yang disebut pelayanan prima, dan seluruh satker merasakan itu. Dan seluruh proses pelayanan perbendaharaaan dilakukan dengan lebih cepat dengan SPAN karena sekarang sudah proses otomatisasi, sehingga satker tidak perlu menunggu waktu yang lama dapat mendapatkan pelayanan. KPPN Medan I juga terbukti memberikan kepuasaan terbaik pada Kementrian Keuangan Medan.

Dari seluruh keterangan diberikan oleh pegawai KPPN Medan I dapat diketahui bahwa seluruh informan sepakat bahwa Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara sangat bagus dan memang dibutuhkan dalam mendukung pelayanan perbendaharaan negara yang sebelum nya pelayanan yang diberikan secara manual, mereka juga sangat mendukung pelaksanaan program ini karena

banyaknya manfaat yang diberikan SPAN dalam kinerja pegawai maupun dalam memberikan pelayanan.

Lalu peneliti menanyakan bagaimana mengetahui keluhan atau masalah yang dihadapi satuan kerja (satker ) terkait Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara, dan peneliti memperoleh pernyataan dari Ibu Farida Aryani, selaku Duta SPAN KPPN Medan I mengatakan bahwa setiap keluhan dan masalah yang didapatkan satuan kerja (satker) terkait dengan SPAN biasanya disampaikan ke Duta SPAN pada KPPN Medan I atau kita menyebarkan angket atau kuisioner kepada satker , sehingga dari laporan dari Duta SPAN maupun kuisiner kita dapat mengetahui kendala dan masalah yang ada pada satuan kerja , sehingga secara langsung dapat diatasi dan kita mengetahui juga hal hal apa yang perlu ditingkatkan.

Bapak Budi Utomo, selaku kepala KPPN Medan I juga menambahkan bahwa untuk kendala dan masalah tidak ada yang serius, karena semua dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan tahapan yang ada , tetapi kalau ada keluhan dan masalah yang KPPN Medan dapatkan dari satker akan kita diskusikan untuk mencari solusinya, dan kita berusaha memberikan yang terbaik dengan satker. Oleh karena itu kita selalu memberikan sosialisasi kepada satuan kerja apabila ada update sistem ataupun peraturan baru yang mungkin tidak semua Satuan kerja mengetahuinya. KPPN Medan I juga menjalin koordinasi dengan seluruh satker dengan media sosial , sehingga komunikasi yang terjalin baik, dan tidak ada kesalahpahaman. KPPN Medan I biasanya menggunakan media sosial seperti Whats App, atau Line , yang mudah digunakan untuk segala kalangan usia. Jadi seluruh pegawai KPPN Medan I memiliki akun Whats App dan line dan

hampir seluruh satker juga menggunakannya sehingga koordinasi dan komunikasi akan lebih mudah dan bisa kapan saja. Dengan begini , masalah dan kendala yang dihadapi Satker dapat diatasi dengan cepat sehingga pelayanan tidak terkendala.

Dari keterangan yang diberikan informan dapat diketahui bahwa KPPN Medan I sudah berusaha untuk mengetahui masalah dan kendala yang dihadapi dengan memberikan pelayanan perbendaharaan negara dengan model SPAN. KPPN Medan I tidak mendapatkan masalah yang serius, tetapi KPPN Medan I menyebarkan angket atau kuisioner seputar Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara kepada seluruh satker. Jadi, KPPN Medan I akan mendapatkan jawaban atas masalah dan kendala yang dihadapi satker. KPPN Medan I juga berusaha menjaga komikasi dan koordinasi yang baik dengan seluruh satker.

Selanjutnya, peneliti menanyakan kepada Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan I, Bapak Budi Utomo, mengenai target yang ingin dicapai dengan implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara dalam mendukung pelayanan perbendaharaan. Beliau mengatakan bahwa Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara sangat mendukung pelayanan perbendaharaan, karena program SPAN mewujudkan pengelolaan keuangan negara efisien efektif , transparan, dan akuntabel sebagaimana sesuai dengan UU dengan Keuangan Negara yang ada. SPAN dapat dikatakan medukung pelayanan perbendaharaan negara karena dapat memanusiakan pegawai KPPN yang ada , karena mempermudah segala kegiatan pelayanan yang ada, tidak seperti sistem sebelumnya yang manual yang mempersulit kinerja seluruh pegawai KPPN Medan I , sangat jauh lebih efektif dan efisien dari segi tenaga, waktu, dan pemakain kertas. Pelayanan baik juga harus sejalan dengan kinerja pegwai yang

baik. Oleh karena ini, untuk memberikan pelayanan yang prima kepada satker, KPPN juga membuat mekanisme reward dan pinishment kepada seluruh pegawai sehingga seluruh berusaha sebaik mungkin memberikan pelayanan terbaik mereka

Pernyataan ini diperkuat oleh pernyataan Ibu Farida Aryani, selaku Duta SPAN pada KPPN Medan I, yang mengatakan pelaksanaan SPAN sangat mendukung pelayanan perbendaharaan negara, karena mempermudah pelayananan, seperti mengecek dokumen dokumen yang masuk dari satuan kerja, karena SPAN dilengkapi oleh aplikasi monitoring, jadi pengecekan dokumen semakin jauh lebih mudah. Implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara yang sesuai tujuannya memperlancar proses pengelolaan anggaran dan meningkatkan efektifitas dan efisiensi. Jadi target KPPN Medan I dengan implementasi SPAN adalah semua pelayanan perbendaharaan terrealisasi, dan semua harapan satker kepada KPPN bisa terlaksana semua seperti pelayanan dengan cepat.

Dari hasil keterangan yang didapat , bahwa pegawai KPPN Medan I dengan implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara sangat mendukung dengan adanya SPAN karena mewujudkan pengelolaan anggaran negara yang efektif, efisien, akuntabel dan transparan dan mempermudah segala pelayanan perbendaharaan negara. Dan targer yang ingin dicapai KPPN medan I adalah semua pelayanan perbendaharaan terlaksana, dan dapat memuaskan harapan satker dan memberikan pelayanan yang prima. Hal ini sangat didukung oleh Sistem Perbendaharaan dan Anggaran yang memberikan keunggulan diantaranya: otomatisasi dan audit trail, single database (rekonsiliasi data),

paperless, mendukung akuntansi yang akrual , serta user define report dalam rangka proses akuntansi dan pelaporannya.

4.3.4 Komunikasi

Dalam implementasi kebijakan, diperlukan komunikasi dan kerja sama di dalam instansi dan dengan instansi lain bagi keberhasilan suatu kebijakan. Selain itu, komunikasi juga merupakan hal penting yang mempengaruhi keberhasilan dalam suatu pengimplementasikan suatu kebijakan. Komunikasi kebijakan berati merupakan roses penyampaian informasi kebijakan kepada pelaksana kebijakan.

Untuk mengetahui komunikasi dalam implementasi SPAN pada KPPN Medan I mengajukan pertanyaan Kepada Bapak Budi Utomo selaku Kepala KPPN Medan I dan juga Ketua Implementasi SPAN mengenai siapa saja implementor yang terlibat dalam implementasi SPAN. Bapak Budi Utomo menyatakan ada tiga unit eselon I di Kementrian Keuangan yang terdiri dari Direktorat Jenderal Anggaran, Direktorat Jenderal Perbendaharaan dan Pusintek. Dan Ibu Farida, selaku Duta SPAN pada KPPN Medan I menambahkan pihak pihak yang terlibat dalam pengembangan SPAN adalah Kementerian Keuangan adalah Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan, Direktorat Jenderal Anggaran dan Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Dan saya juga mengajukan pertanyaan mengenai siapa saja yang menjadi kelompok sasaran dalam Implementasi SPAN, Ibu Farida mengatakan kelompok sasaran pada Implementasi SPAN adalah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPBN), Direktorat Jenderal Anggaran (DJA), Pusat Informasi dan Teknologi Keuangan (Pusintek) Sekretariat

Kementrian Keuangan, Satuan Kerja, Unit Eselon I , Bank Indonesia/ Perbankan, dan pihak-pihak sebagai pengguna database SPAN yang memakai SPAN ini.

Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat disimpulkan dalam Implementasi SPAN ada tiga unit di Kementrian Keuangan yang saling bekerja sama dan berkoordinasi yaitu Direktorat Jenderal Anggaran, Direktorat Jenderal Perbendaharaan dan Pusintek sebagai implementor SPAN. Para pemangku stakeholders dari SPAN adalah unit yang termasuk dalam struktur organisasi SPAN, yaitu Menteri Keuangan, Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan/Pusintek, DJA beserta unit di bawahnya, DJPB beserta unit di bawahnya. Dan selain itu , masih ada Satuan Kerja (SatKer), unit eselon I lain yang terkait dengan Bagian Anggaran , Bank Indonesia dan Perbankan serta pihak-pihak sebagai pengguna database SPAN. Unit yang ada di bawah DJA, DJPB dan unit eselon I disebut sebagai business owner, artinya mereka yang selama menjalankan atau memakai sistem pengelolaan anggaran yang dikembangkan oleh SPAN termasuk KPPN yang memakai sistem ini.

Lalu peneliti juga menanyakan bagaimana komunikasi yang dilakukan KPPN Medan I dengan Satker terkait dengan SPAN. Berdasarkan pernyataan dari Duta SPAN KPPN Medan I yang merupaakan bagian penting dalam komunikasi antara KPPN dan Satker, Ibu Farida Aryani, beliau mengatakan KPPN Medan I punya Duta SPAN, Duta SPAN berfungsi sebagai untuk menyampaikan kebijakan dari pusat , karena fungsi Duta SPAN adalah melakukan komunikasi dan koordinasi program kegiatan SPAN yang dimulai dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan , hingga pelaporannya. Jadi dari pusat itu setiap ada perubahan atau kebijakan baru , jadi duta span yang wajib sosialisasi ke seluruh karyawan KPPN,

maupun ke satker , seperti kaitannya dengan SPAN , seperti ada maintance , jadi awal pemberitahuan itu melalui duta SPAN , Hal ini diperkuat oleh Bapak Budi Utomo, selaku Kepala KPPN Medan. Beliau mengatakan bahwa komunikasi antara KPPN dengan satuan kerja (satker) cukup baik. Dan dalam Implementasi SPAN, Duta SPAN harus memiliki pengetahuan tentang SPAN yang cukup, dan komunikasi yang efektif. Dan untuk meningkatkan pemahaman Duta SPAN, maka Duta SPAN akan dibekali pendidikan dan pelatihan mengenai SPAN, atau disebut training of trainers yang akan dikirim ke pusat. Berikut merupakan tujuan Duta SPAN:

1. Menyalurkan informasi serta memberikan pemahaman akan visi, misi, tujuan, dan manfaat implementasi SPAN kepada para pemangku kepentingan.

2. Membantu kegiatan komunikasi seputar kemajuan terkini SPAN dan koordinasi kegiatan pelatihan terkait roll out SPAN berdasarkan arahan dari Tim Proyek SPAN Kantor Pusat.

3. Menjadi jembatan penghubung antara Tim SPAN dan para pemangku kepentingan di unit-unit kerja SPAN.

Jadi Duta SPAN bertanggung jawab mensosialisasikan kepada seluruh pegawai maupun satker. Sosialisasi ini dilakukan kepada pegawai KPPN biasanya secara langsung, tetapi kalau kepada satker, biasanya KPPN Medan I membuat forum formal atau seminar mengenai SPAN, yang pembicaranya Duta SPAN, yang mengetahui dan pemahamanan yang baik mengenai SPAN.

Hal ini juga dibenarkan oleh ibu Deliana yang merupakan satker dari Dinan Perindustrian dan Perdagangan ProvSU. Beliau mengatakan sosialisasi yang dilakukan KPPN Medan I kalau ada sistem terbaru yang akan dipakai,seperti halnya SPAN, dan sosialisasi ini biasanya dilakukan pada akhir tahun untuk sistem yang terbaru di tahun depannya. Dan Ibu Deliana menambahkan sosialisasi yang dilakukan KPPN Medan I sudah berjalan dengan baik, begitu juga dengan SPAN, kalau ada update sistem terbaru atau peraturan maupun prosedur terbaru KPPN akan cepat mensosialisaikan dengan satker. Dan Bapak Sugianto, selaku staff Keuangan Unimed menambahkan sosialisasi biasanya dilakukan kalau ada sistem atau peraturan baru dari pusat. Dan itu biasanya terjadi awal tahun, dan KPPN memberikan langsung memberikan sosialisasi langsung dari ftont office ataupun memberikan informasi kepada seluruh satker melaluimedia sosial.

Dari keterangan yang didapat dari informan dapat diketahui bahwa sosialisasi secara rutin dilakukan oleh pegawai KPPN Medan I kepada satker.

Dokumen terkait