• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DATA

5.1 Implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara dalam Mendukung Pelayanan Perbendaharaan Negara pada KPPN Medan

5.1.2 Sumber Daya

Selain standard dan sasaran, sumber daya juga merupakan faktor penting lainnya yang mendukung pelaksanaan kebijakan. Dalam implementasi kebijakan, sumber daya menjaga agar kebijakan tersebut dapat berjalan secara efektif. Walaupun isi kebijakan telah dikomunikasikan secara jelas dan tepat, namun apabila implementor masih memiliki kekurangan dari segi sumber daya, maka kebijakan tidak akan bisa terlaksana dengan efektif. Dalam hal ini sumber daya mengatur bagaimana semua aktivitas dapat berlangsung, adapun komponen Sumber Daya Manusia yaitu pegawai yang melaksanakan , dan fasilitas dan peralatan pendukung yang dapat dipakai untuk melakukan pelaksanaan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara.

Setiap kebijakan harus didukung oleh sumber daya yang memadai. Sumber sumber kebijakan mencakup sumber daya manusia maupun non-manusia seperti dana dan fasilitas/peralatan yang dapat mendorong yang dapat mendorong dan memperlancar implementasi kebijakan yang efektif(Widodo,2011:98). Faktor sumber daya memberikan pengaruh penting dalam pengimplementasian suatu program. Ketersediaan sumber daya dalam melaksanakan sebuah program merupakan salah satu faktor yang selalu diperhatikan.

Sumber daya manusia merupakan sumber daya yang penting dalam implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara pada KPPN Medan I. Ketersediaan SDM yang ada di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara sudah cukup untuk mengoperasiakan aplikasi SPAN. Namun terdapat beberapa kendala, seperti sebanyak 54% jumlah pegawai di KPPN Medan I berusia diatas 50 tahun. Dimana pegawai tidak cukup mahir mengorasikan komputer SPAN, dikarenakan pegawai tersebut tidak terbiasa bekerja menggunakan komputer. Tetapi KPPN berhasil menanggulangi masalah tersebut dengan mengadakan Gugus Kendali Mutu (GKM), yang diadakan 2 kali seminggu yaitu Selasa dan Kamis untuk menjamin kinerja pegawai dan meningkatkan kompetensi pegawai. Dan untuk meningkatkan kemampuan pegawai, KPPN Medan I juga mengirim pegawai untuk mendapatkan pendidikan dan pelatihan yang paling sedikit diadakan 2 kali setahun. Sumber Daya Manusia yang berkompeten pada KPPN Medan I berdampak dalam memberikan pelayanan yang baik. KPPN Medan I telah meletakkan pegawai yang ada sesuai dengan kemampuan di bidangnya, sehingga dalam memberikan kinerja tidak ada kendala, atau disebut “the right man on the right place”. Hal ini terbukti dari kepuasan yang didapatkan Satuan Kerja. Dimana segala bentuk pelayanan perbendaharaan negara pada KPPN kepada satker dapat terrealisasi dengan baik.

Untuk fasilitas/peralatan, juga tidak ada masalah. Dalam pelaksaan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara yang dibutuhkan adalah komputer dengan spec tinggi dan wifi . Fasilitas dan Peralatan yang tersedia pada KPPN Medan juga masih dalam kondisi baik, dan dalam pengadaannya, semua berasal dari pusat.Jika ada kekurangan atau kendala dalam fasilitas dan peralatan, KPPN

Medan akan melaporkannya kepada pusat. Dan di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan I, tidak ada kendala akan kebutuhan baik komputer maupun wifi karena pengadaannya berasal dari pusat. Jadi tidak ada penambahan apapun untuk fasilitas dan peralatannya.

Berdasarkan hasil analisis keseluruhan, ketersediaan sumber daya secara keseluruhan baik sumber daya manusia maupun fasilitas dan peralatan sudah memadai untuk mendukung pelaksanaan Sistem Perbendahaan dan Anggaran Negara pada KPPN Medan I. Selain itu kualitas dari pegawai dan fasilitas juga mendukung pelaksanaan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara.

5.1.3 Disposisi

Disposisi implementor berkaitan dengan respon implementor terhadap kebijakan yang akan mempengaruhi kemauannya untuk melaksanakan kebijakan, pemahamannya terhadap kebijakan dan preferensi nilai yang dimiliki oleh implementor (Subarsono,2005:99). Sikap penerimaan atau penolakan dari agen pelaksana kebijakan publik. Pemahaman tentang maksud umum dari suatu standar dan tujuan kebijakan adalah penting. Karena, bagaimanapun juga implementasi kebijakan yang berhasil, bisa jadi gagal, ketika para pelaksana, tidak sepenuhnya menyadari terhadap standar dan tujuan kebijakan.

Disposisi berkenaan dengan kesediaaan dari para implementor untuk mewujudkan kebijakan publik.Dalam mengimplementasikan suatu kebijakan, kecakapan yang dimiliki pegawai saja tidak cukup tanpa adanya kesediaan dan komitmen untuk melaksanakan kebijakan.Disposisi atau juga sering disebut kecenderungan merupakan faktor ketiga yang mempunyai konsekuensi-

konsekuensi penting bagi impelemntasi kebijakan yang efektif. Jika para pelaksana memberikan sikap positif terhadap suatu kebijakan dalam hal ini adanya dukungan, kemungkinan besar mereka melaksanakan kebijakan sebagaimana yang diinginkan oleh para pembuat keputusan awal. Kecenderungan- kecenderungan yang dimaksud disini adalah watak dan karakteristik implementor, seperti kejujuran, keikhlasan, komitmen, tanggung jawab dan sikap demokratis.

Sikap pelaksana dari Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara dikatakan sudah baik dan bertanggung jawab. Hal ini terlihat dari respon yang dimiliki oleh pegawai KPPN Medan I terhadap implementasi SPAN yang sangat mendukung pelakasanaan SPAN. Hal ini terlihat pada tanggung jawab KPPN Medan I dengan menunjuk seorang Duta SPAN yang berkompeten dan mempunyai kemampuan pengetahuan tentang SPAN yang cukup, dan komunikasi yang efektif. Dan untuk meningkatkan pemahaman Duta SPAN, maka Duta SPAN akan dibekali pendidikan dan pelatihan mengenai SPAN, atau disebut training of trainers yang akan dikirim ke pusat. Duta SPAN sangat paham apa yang menjadi tugas dan fungsi dalam implementasi SPAN. Melalui Duta SPAN yang ada di KPPN Medan I, sosialisasi mengenai SPAN dapat dilakukan seperti update sistem, ataupun ada peraturan dan prosedur yang baru yang akan dilaksanakan. Sosialisasi yang dilakukan KPPN ada 2 cara, yaitu secara langsung dari front office dan melalui seminar. Pegawai KPPN juga berkomitmen ingin mensukseskan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara pada KPPN Medan I, dan berharap dapat berjalan baik dan tidak ada penolakan dari berbagai pihak baik dari pegawai KPPN Medan I

ataupun Satuan kerja dan berusaha melaksanakan tugas dan fungsinya masing masing secara maksimal dengan memberikan pelayanan prima.

Berdasarkan pengamatan peneliti dilapangan para satker (satuan kerja) merasa puas dan percaya terhadap kinerja dari Duta SPAN, dan tidak merasa kesulitan dalam mendapatkan pelayanan perbendaharaan negara, dimana segala hal yang berkaitan dengan pelayanan perbendaharaan yang menggunakan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara, para satker dapat bertanya dan mencari solusi segala permasalaahan yang dihadapi satker. KPPN Medan I juga memastikan tidak ada masalah atau kendala yang serius dalam implementasi SPAN, karena sudah dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan tahapan yang ada. Bukti tangggup jawab KPPN Medan 1 terhadap kepuasaan satker, KPPN Medan I rutin memberikan kuesioner kepada satker untuk mengukur tingkat kepuasaan pelayanan dan permasalahan satker seputar pelayanan perbendaharaan. Duta SPAN juga menyedia akun media sosial kepada satker seperti Whats App dan LINE, sehingga satker dapat berkoordinasi dan berkomunisi dengan Duta SPAN, sehingga kendala yang dihadapi satker dapat terselesaikan dengan cepat, tanpa harus datang ke KPPN Medan I.

KPPN Medan I sangat mendukung terlaksananya Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara. Disamping bahwa SPAN bertujuan meningkatkan efisiensi, efektivitas, akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan anggaran dan perbendaharaan negara melalui penyempurnaan proses bisnis dan pemanfaatan teknologi informasi yang terintegrasi yakni untuk mendukung pelayanan perbendaharaan negara pada KPPN Medan I. KPPN Medan I mempunyai target atas pelakasanaan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran

Negarasemua pelayanan perbendaharaan terlaksana, dan dapat memuaskan harapan satker dan memberikan pelayanan yang prima.

Dalam hal ini peneliti dapat melihat bahwa disposisi yang dimiliki pegawai Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Medan I dalam melaksanakan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara sudah cukup baik, dan mempunyai komitmen yang tinggi untuk mensukseskan SPAN. Kinerja yang dimiliki oleh setiap pegawai cukup baik yakni memberikan pelayanan kepada seluruh satker, namun tidak dipungkiri bahwa manusia juga memiliki titik jenuh yang dapat menurunkan semangat kerjanya, tetapi KPPN Medan I dapat mengatasi hal tersebut dengan menerapkan mekanisme reward dan punismentkepada seluruh pegawai KPPN Medan untuk menjaga kinerja pegawai dalam memberikan pelayanan yang prima.

5.2.4 Komunikasi

Komunikasi adalah hal penting dalam penyaluran informasi baik secara internal maupun secara eksternal. Komunikasi di dalam dan antara organisasi- organisasi merupakan suatu proses yang proses yang komopleks dan sulit. Dalam meneruskan pesan-pesan ke bawah dalam suatu organisasi atau dari satu organisasi ke organisasi lainnya, para komunikator dapat menyebarluaskan baik secara sengaja (Winarno, 2002:113). Tujuan dan sasaran dari program atau kebijakan dapat disosialisasikan secara baik sehingga dapat menghindari adanya distorsi atas kebijakan atau program tersebut.

Komunikasi merupakan proses penyampaian informasi secara jelas, konsisten, dan akurat terhadap suatu pesan yang akan disampaikan, maka ketika

suatu komunikasi bermasalah akan mengakibatkan tidak tersampainya pesan. Bila hal ini terjadi pada proses implementasi kebijakan maka dapat dipastikan kebijakan tersebut hanya akan menjadi keputusan dan dokumen yang tidak penting. Dalam pelaksanaan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan I, komunikasi mencakup komunikasi antara pelaksana kebijakan, komunikasi dengan kelompok sasaran atau satker, dan sosialisasi yang dilakukan atas implementasi SPAN.

Dalam Implementasi SPAN ada tiga unit di Kementrian Keuangan yang saling bekerja sama dan berkoordinasi yaitu Direktorat Jenderal Anggaran, Direktorat Jenderal Perbendaharaan dan Pusintek sebagai implementor SPAN. Para pemangku stakeholders dari SPAN adalah unit yang termasuk dalam struktur organisasi SPAN, yaitu Menteri Keuangan, Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan/Pusintek, DJA beserta unit di bawahnya, DJPB beserta unit di bawahnya. Dan selain itu , masih ada Satuan Kerja (SatKer), unit eselon I lain yang terkait dengan Bagian Anggaran , Bank Indonesia dan Perbankan serta pihak-pihak sebagai pengguna database SPAN. Unit yang ada di bawah DJA, DJPB dan unit eselon I disebut sebagai business owner, artinya mereka yang selama menjalankan atau memakai sistem pengelolaan anggaran yang dikembangkan oleh SPAN termasuk KPPN yang memakai sistem ini. Di dalam struktur organisasi KPPN Medan I, komunikasi terjalin baik antara seluruh pelaksana SPAN. Dimana adanya Duta SPAN pada KPPN Medan I yang mendapatkan pelatihan dan pendidikan mengenai Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) yang kemudian akan memberikan pelatihan dan pendidikan kembali kepada seluruh karyawan KPPN Medan I, komunikasi akan

terjalin diantara pegawi untuk menghindari distorsi atau kesalahanpahaman yang mungkin terjadi, yang akan menimbulkan tidak maksimalnya pelayanan perbendaharaan negara kepada Satuan Kerja.

Komunikasi dalam Implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara pada KPPN Medan I, hal yang terpenting adalah, komunikasi antara pelaksana dan komunikasi terhadap kelompok sasaran atau satker. Komunnikasi dan koordinasi yang terjadi antara KPPN Medan I dan Satker berjalan baik dan lancar. Hal ini diakibatkan oleh adanya Duta SPAN pada KPPN yang mempunyai tugas menyalurkan informasi serta memberikan pemahaman akan visi, misi, tujuan, dan manfaat implementasi SPAN kepada para pemangku kepentingan, membantu kegiatan komunikasi seputar kemajuan terkini SPAN dan koordinasi kegiatan pelatihan terkait roll out SPAN berdasarkan arahan dari Tim Proyek SPAN Kantor Pusat, mennjadi jembatan penghubung antara Tim SPAN dan para pemangku kepentingan di unit-unit kerja SPAN.Jadi Duta SPAN SPAN memiliki pengetahuan tentang SPAN yang cukup, dan komunikasi yang efektif dan mempunyai bertanggung jawab mensosialisasikan kepada seluruh pegawai maupun satker.

Satuan kerja KPPN juga tidak pernah mengalami kesulitan yang serius dalam mendapatkan pelayanan perbendaharaan karena KPPN Medan I sudah menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik. Untuk menjaga komunikasi yang baik antara KPPN Medan I dan Satuan Kerja , KPPN Medan I selalu memberikan sosialisasi yang cukup kepada satker. Sosialisasi ini dapat berupa seminar atau menyampaikan secara langsung kepada satker. KPPN Medan I juga memanfaatkan media sosial sebagai alat komunikasi dengan Satuan Kerja .

5.2.5 Struktur Birokrasi

Pada dasarnya para pelaksana kebijakan mengetahui apa yang akan dilakukan karena adanya sebuah perencanaan namun dalam pelaksanaannya para pelaksana masih sering dihambat oleh struktur – sruktur organisasi dalam menjalankan kebijakan tersebut. Karena struktur organisasi yang bertugas mengimplementasikan kebijakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap implementasi kebijakan.

Struktur organisasi merupakan faktor lainnya yang sangat penting dalam kelancaran pelaksanaan suatu kebijakan.Apabila pelaksana kebijakan memiliki struktur birokrasi yang panjang dan rumit, maka akan mempersulit implementasi kebijakan. Sebaliknya, jika implementor memiliki struktur birokrasi yang pendek dan jelas, akan lebih mengefektifkan proses implementasi kebijakan. Struktur Birokrasi menunjukkan kejelasan dalam standar prosedur pelaksanaan (Standard Operating Procedures) yang digunakan pada saat proses implementasi berlangsung.

Dalam Implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara dalam Mendukung Pelayanan Perbendaharaan pada KPPN Medan I, terdapat perubahan struktur birokrasi pada KPPN Medan I. Perubahan struktur organisasi ini terlihat pada penambahan unit baru pada struktur organisasi pada KPPN medan I yaitu Manajemen Satuan Kerja dan Kepatuhan Internal. Perubahan ini dipengaruhi oleh penajaman fungsi perbendaharaan dan Implementasi SPAN. Unit MSKI mempunyai tugas melakukan pembinaan dan bimbingan teknis pengelolaan perbendaharaan, fungsicustomer service, supervisi teknisSPAN dan helpdesk

SAKTI, pemantauan standar kualitas layanan KPPN, penyediaan layanan perbendaharaan, manajemen risiko, kepatuhan dan pengendalian internal serta pemantauan kepatuhan terhadap kode etik dan disiplin.

Struktur organisasi yang dimiliki Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Kota Medan I tidak rumit dan jelas karena hanya terdiri dari 5 (lima) bagian yaitu bagian umum yang membantu Kepala Kantor dalam mengelola urusan internal kantor. Antara lain melakukan urusan kepegawaian, keuangan, tatausaha, rumah tangga, penyusunan laporan keuangan, kehumasan, penyelesaian temuan hasil pemeriksaan dan menerbitkan Surat Permintaan Membayar, bagian pencairan dana, bagian seksi bank, bagian verifikasi dan akuntansi, bagian manajemen satuan kerja dan kepatuhan internal. Dalam hal ini dapat dilihat bahwa struktur organisasi Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara menjadikan pembagian fungsi dan tugas pelaksanaan secara jelas di antara masing-masing bagian pelaksana program. Berdasarkan pengamatan penulis pegawai Puskesmas Simalingkar telah menjalankan tugasnya sesuai dengan rincian tugas dan standar operation procedur (SOP) yang ada pada setiap bagian.

Struktur organisasi KPPN Medan I yang sederhana dan jelas memungkinkan organisasi dapat berkoordinasi dengan mudah, karena setiap pegawai sudah mengetahui tugas dan fungsinya masing masing. Namun, walaupun SOP setiap bagian sudah ditetapkan, semua pegawai dapat membantu pegawai lainnya yang mengalami kekosongan, seperti untuk pegawai yang tidak masuk, atau beberapa kasus pegawai memerlukan bantuan lebih di beberapa bagian. Jadi bisa dikatakan struktur organisasi di KPPN fleksibel karena pegawai Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan I dapat malakukan improvisasi

diluar dari ketentuan yang ada di SOP . untuk menampilkan kinerja terbaik KPPN Medan I memotivasi pegawai dengan menerapkan mekanisme reward dan punishment.

Struktur birokrasi dalam implementasi Sistem Perbendaharaaan dan Anggaran Negara (SPAN) di KPPN Medan I tentunya melibatkan beberapa elemen atau bagian organisasi pelaksana program. Setiap bagian dari pelaksana tersebut memiliki fungsi dan tugas yang berbeda sesuai dengan pedoman dan petunjuk pelaksanaan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) yang telah ditetapkan. Perbedaan fungsi dan tugas di antara berbagai elemen pelaksana tersebut diintegrasikan ke dalam bentuk koordinasi yang dilakukan secara jelas, efektif, dan efisien. Koordinasi tersebut diperlukan untuk menciptakan kondisi kerja yang sama baik dan selaras antara berbagai pihak pelaksana SPAN sehingga pelaksanaan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) dapat berjalan baik mengarah kepada tujuan yang dicapai.

BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan yang dilakukan penulis, dapat disimpulkan bahwa :

1. Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) telah berjalan selama lebih 2 (dua) tahun di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara, Kota Medan sejak program ini dikeluarkan oleh pemerintah pusat, dimana program ini memiliki landasan hukum dalam pelaksanaannya yaitu berdasarkan ketentuan Pasal 7 ayat (2) huruf a Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara telah menetapkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor154/PMK.05/2014 tentang Pelaksanaan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara.

2. Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) merupakan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Negara yang Terintegrasi, dan menyempurnakan seluruh proses yang terkait dengan pengolahan APBN yang meliputi modul penganggaran, modul komitmen, modul pembayaran, modul penerimaan, modul kas, dan modul akuntansi dan pelaporan Adapun yang menjadi sasaran Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) yaitu pengguna SPAN dan seluruh satuan kerja untuk meningkatkan efisiensi layanan. SPAN bertujuan untuk meningkatkan efektifitas, efisiensi, akuntabilitas, dan transparansi di dalam pengelolaan

keuangan negara. Efektifitas diperoleh melalui akurasi data sedangkan efisiensi diperoleh melalui integrasi sistem sehingga pengelolaan keuangan negara menjadi akuntabel dan transparan.

3. Pelaksanaan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) dalam mendukung Pelayanan Perbendaharaan Negara di KPPN Medan I telah berjalan cukup baik, hal ini terlihat pelaksanaan SPAN sudah mengacu pada peraturan dan SOP yang telah ditetapkan dan berupaya untuk merealisasikan tujuan Pelaksanaan SPAN semaksimal mungkin. Sehingga seluruh Satuan kerja tidak mendapatkan kesulitan dalam pelayanan perbendaharaan negara dan seluruh proses perbendaharaan negara dapat diselesaikan secara bertanggung jawab dan tepat waktu.

4. Seiring dengan berjalannya implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara di KPPN Medan I, terdapat berbagai hambatan yang ditemukan baik yang berasal dari dalam/internal dan luar/eksternal, seperti , kondisi sumber daya manusia yang tidak cukup maksimal menguasai komputer dan aplikasi SPAN, dikarena mayoritas pegawai sudah berumur >50 tahun, dan lambannya satuan kerja memahami SPAN yang memiliki akurasi yang tinggi, mengakibatkan pelayanan perbendaharaan dapat terhambat akibat kesalahan data.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil pengamatan penulis terhadap Implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) dalam Mendukung Pelayanan Perbendaharaan Negara pada KPPN Medan I menunjukkan bahwa pelaksanaan program tersebut sudah cukup baik, namun tidak dipungkiri masih belum maksimal di beberapa aspek. Maka daripada itu penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut:

Dokumen terkait